POLA KOMUNIKASI GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM MEMBANGUN PRESTASI ANAK-ANAK DI TK PGRI DESA PRUPUH
KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh:
ERRIS JULY YALVIANSYAH NIM. B06212048
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
ix
ABSTRAK
Erris July Yalviansyah, B06212048, 2017. Pola Komunikasi Guru Taman Kanak-Kanak dalam membangun prestasi anak-anak di TK PGRI desa prupuh kec. panceng kab. gresik). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Kata Kunci : Pola Komunikasi, Guru Taman Kanak-Kanak
Penelitian ini mengkaji tentang “ Bagaimana Pola komunikasi yang dilakukan guru TK dalam membangun prestasi anak-anak di TK PGRI desa prupuh kecamatan panceng kabupaten gresik “
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai pola komunikasi yang dilakukan guru taman kanak-kanak dalam meningkatkan prestasi anak didik, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pola komunikasi yang yang berjalan dan dilakukan oleh para guru di TK PGRI Prupuh ini adalah lebih kepada pola bintang dan pola roda. Dalam hal ini peneliti juga menemukan bahwasanya pendekatan komunikasi yang tepat untuk meningkatkan prestasi setiap anak didik yakni dengan menggunakan komunikasi persuasif, begitu juga dalam hal ini penggunaan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil sangat berdampak terhadap prestasi anak-anak.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL ...
PERNYATAAN KEASLIAAN PENULISAN SKRIPSI ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 14
A. Deskripsi Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian ... 49
xiii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan usia dini merupakan suatu proses pembinaan tumbuh
kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang
mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi
perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikiran,
emosional dan sosial yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal.1
Pada usia tersebut anak-anak mengalami proses perkembangan
yang pesat karena pada fase tersebut merupakan fase yang unik dengan
karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral.
Pada usia lima hingga enam tahun, anak-anak berada di bangku
Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu, selain orangtua, guru mempunyai
peranan penting dalam tumbuh kembang anak-anak. Baik dalam segi
prestasi maupun emosional.
Sering kita melihat lomba-lomba yang ditujukan untuk anak
Taman Kanak-Kanak diadakan di sekolah ataupun di luar sekolah, seperti
lomba menggambar, lomba mewarnai, lomba melukis, lomba menyanyi,
dan lomba senam ceria. Hal itu dilakukan untuk mengembangkan bakat
dan syaraf motorik anak-anak.
2
TK PGRI Desa Prupuh Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik
memiliki banyak prestasi yang ditorehkan anak-anaknya. Seperti Juara 3
Lomba Senam Ceria Hari Anak Nasional Tahun 2011, Juara 1 Melukis
Anak TK Tahun 2011, Juara 3 Lomba Finger Painting HAN IGTKI PGRI
Kec. Panceng Tahun 2016 dan masih banyak lainnya.
Peneliti memilih judul “Pola Komunikasi Guru TK dalam
Membangun Prestasi Anak-Anak di TK PGRI Desa Prupuh Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik” ini sebagai pokok bahasan karena peneliti
ingin mengkaji pola komunikasi yang terjadi antara guru dan anak-anak
dalam meningkatkan prestasi di TK PGRI Desa Prupuh Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik.
Terdapat satu Kepala Sekolah dan tiga tenaga guru, TK PGRI Desa
Prupuh Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik ini mampu membuat
anak-anak memiliki prestasi yang membanggakan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas tersebut peneliti dapat
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana Pola komunikasi yang dilakukan guru TK dalam
membangun prestasi anak-anak di TK PGRI Desa Prupuh Kecamatan
3
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan peneliti membahas tentang Pola komunikasi guru
taman kanak-kanak dalam membangun prestasi anak-anak di TK PGRI
Desa Prupuh Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik sehingga nantinya
dapat mengetahui pola komunikasi yang dilakukan guru taman
kanak-kanak dalam membangun prestasi anak usia dini.
D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah disebutkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini,
maka peneliti berharap ada sebuah manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini, khususnya bagi peneliti dan juga bagi pembaca pada
umumnya. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Keuntungan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pola komunikasi yang dilakukan oleh guru Taman Kanak-Kanak
2. Keuntungan Praktis
Keuntungan praktis dalam penelitian ini yakni antara lain :
a. Bagi kalangan akademis: menjadi tambahan kajian dalam bidang
penelitian komunikasi khususnya pada bidang teori serta menjadi
referensi bagi penelitian sejenisnya.
b. Bagi pihak yang diteliti: menjadi sumbangan dan masukan bagi
pelaku komunikasi khususnya bagi pengajar di Lembaga
4
c. Bagi peneliti: penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti
serta paham tentang pola komunikasi yang terjadi antara guru dan
anak-anak.
E. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
Dari hasil kajiam penelitian terdahulu maka peniliti menjadikan
hasil penelitian tersebut sebagai referensi untuk mengkaji topik dalam
penelitian ini, dan sebagai perbandingan dari penelitian yang telah peneliti
lakukan. Adapun kajian penelitian yang telah di lakukan oleh saudara/i.
Skripsi Kualitatif (2009) oleh Rosalina, Judul : POLA
KOMUNIKASI GURU DAN MURID PADA LEMBAGA BIMBINGAN
BELAJAR BINTANG PELAJAR.
Skripsi ini lebih mengutamakan penelitian terhadap pola
komunikasi guru dan murid saja. Lebih meneliti terhadap bagaimana pola
komunikasi yang dilakukan oleh guru dan murid. Tidak ada tujuan dalam
meneliti untuk apa pola komunikasi tersebut. Kemudian dalam hal Tempat
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini juga berbeda, sedangkan
adapun juga teori yang digunakan juga berbeda.
Skripsi Kualitatif (2013) oleh Safira Rachma Riskika, Judul :
POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN SISWA SD
PENYANDANG DOWN SYNDROM DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI AKADEMIK DI SEKOLAH INKLUSIF GALUH
5
Skripsi ini lebih meneliti tentang pola komunikasi guru dengan
anak down syndrom. Sedangkan untuk Tempat dan teori yang digunakan
dalam skripsi ini juga berbeda.
F. DEFINISI KONSEP
Sehubungan dengan hal di atas, maka sekiranya peneliti
memberikan pembahasan konsep dalam skripsi yang berjudul Pola
Komunikasi Guru TK Dalam Membangun Prestasi Anak-Anak Di TK
PGRI Desa Prupuh Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan
dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara
yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami2
2. Peranan Guru
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
belajar-mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan.3
3. Prestasi Anak-Anak
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang artinya
hasil usaha. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan dan
dikerjakan oleh seseorang.4
2 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga, Sebuah
Perspektif Pendidikan Islam, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004) hlm. 1
6
Prestasi setiap orang tidak selalu sama dalam berbagai bidang.
Misalnya prestasi dalam bidang kesenian, olahraga, sastra,
kepemimpinan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sebagainya.
Sedangkan akademik merupakan segala hal yang berkaitan dengan
keilmuan.
Seperti prestasi yang didapat dari anak-anak di TK PGRI ini yang
mana banyak menghasilkan prestasi yang membanggakan seperti
misalnya dari menyanyi, melukis dll.
Dari segi faktor banyak faktor yang dapat membuat atau menjadi
halangan dari terciptanya sebuah prestasi baik dari prestasi akademik
maupun non akademik. Yakni faktor yang terkadang sangat
menghambat prestasi itu sendiri faktor eksternal dan internal.
7
G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Dengan penguraian tentang masalah pola komunikasi Guru TK
dalam meningkatkan prestasi anak-anak, peneliti dalam hal ini mencoba
menggambarkan kerangka sebagai berikut :
Dalam bagan kerangka tersebut peneliti mencoba menggunakan
teori persuasif dalam hal ini dimaksudkan agar dapat menganalisis pola
komunikasi yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan prestasi.
Teori persuasif sendiri yakni teori yang menekankan sebuah upaya
untuk mengubah sikap dari penerima pesan, tepatnya ia mengemukakan
tiga unsur dasar proses komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan
(message) dan pendengar (listener).5
5 Deddy Mulyana , Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 145
Pola Komunikasi
Komunikasi Interpersonal
Teori Persuasif
8
Dalam hal ini teori ini sangat memungkinkan digunakan dalam
proses pendidikan dikarenakan dalam dunia pendidikan peranan sebuah
komunikasi sangat diperlukan apalagi dalam dunia pendidikan anak usia
dini yang sangat diperlukan tenaga ekstra dari tenaga pendidik.
Penggunaan komunikasi interpersonal sendiri digunakan karena
yang mana komunikasi interpersonal atau bisa disebut juga dengan
komunikasi antar pribadi ialah komunikasi antara seseorang dengan orang
lain bisa berlangsung tatap muka maupun dengan bantuan sebuah media.6
H. METODE PENELITIAN
Metode dalam suatu penelitian berarti cara pengumpulan data dan
analisis.7 Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa
dan bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, Obyek penelitian, jenis
dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan teknik keabsahan sebuah data.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Disini peneliti akan menggunakan pendekatan Deskriptif
dengan Menggunakan metode Kualitatif, penelitian ini memberikan
gambaran pola komunikasi yang dilakukan oleh Guru TK untuk
meningkatkan prestasi anak-anak.
Dalam hal ini pendekatan deskriptif dipilih karena peneliti
ingin menggambarkan suasana yang ada tentang pola komunikasi
6 Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 5 7 Dr.J.R.Raco,M.E, M.Sc, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
9
yang selama ini dilakukan oleh Guru TK dalam meningkatkan
prestasi dari anak-anak.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Taman
Kanak–Kanak PGRI yang berada Desa Prupuh Kecamatan Panceng
Kabupaten Gresik. Sasaran peneliti adalah Guru Taman
Kanak-Kanak yang ada di TK PGRI Prupuh tersebut. Tempat yang akan
peneliti telaah sebagai tempat sumber data yang sesuai adalah di
TK PGRI Desa Prupuh Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
Alasan peneliti memilih Taman Kanak-Kanak PGRI Prupuh
sebagai tempat penelitian adalah karena Taman Kanak-Kanak
PGRI ini memliki jumlah guru hanya tiga orang pendidik beserta
kepala sekolahnya, akan tetapi prestasi yang dihasilkan oleh
anakanak dari TK ini sangat banyak dan membanggakan.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini selama dua bulan. Sebelum memasuki
tahap penelitian, terlebih dahulu peneliti meminta surat izin
penelitian skripsi dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
setelah mendapatkan surat izin penelitian skripsi dari Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi barulah menyerahkan surat izin
tersebut kepada kepala sekolah dari TK PGRI, setelah
10
lokasi keadaan dikampus, lalu menyusun pedoman wawancara
guna mencari data yang diperlukan dalam penelitian ini.
c. Subyek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Guru TK yang berada di TK PGRI selaku pemberi arahan
terhadap anak-anaknya, sedangkan objek dari penelitian ini adalah
pola komunikasi yang digunakan guru kepada anak-anak dalam
meningkatkan prestasi anak-anak di TK PGRI Prupuh ini.
3. Jenis Dan Sumber Data
Berdasarkan jenis data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Berikut pejelasannya:
a. Data Primer
Data primer atau data utama adalah data yang diperoleh secara
langsung dari lapangan atau sumber asli (tidak melalui perantara)
berupa keterangan informasi dan wawancara. Pernyataan yang
dikemukakan oleh Guru TK PGRI bisa memberikan informasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari peneliti secara tidak langsung dan
melalui media perantara atau bisa dikatakan dan dicatat oleh pihak
lain.
Data sekunder merupakan data pendamping dari data primer
yang telah di dapat di lapangan. Data sekunder dari penelitian ini
diambil dari catatan dan laporan penelitian yang telah dilakukan
11
4. Tahapan Penelitian a. Tahap Pra Lapangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra-lapangan adalah
peneliti menyusun rancangan penelitian yang memuat latar
belakang masalah dan alasan pelaksaan penelitian, studi pustaka,
penentuan lapangan penelitian, penentuan jadual penelitian,
pemilihan alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan
prosedur analisa data, dan rancangan perlengkapan yang diperlukan
di lapangan, dan rancangan pengecekan kebenaran data.
b. Tahap Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan, pada tahap awal peneliti
memahami situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan
penampilan fisik serta cara berperilaku peneliti dengan
norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat-istiadat tempat penelitian.
Selanjutnya setelah mengetahui situasi lapangan yang akan
diteliti dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menerapkan
teknik pengamatan (observasi) dan wawancara terhadap
lingkungan Guru TK dan anak-anak.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian ini peneliti memikirkan
beberapa hal agar dapat memperoleh data yang benar dan valid .
12
menggunakan teknik observasi, wawancara (interview) dan
dokumentasi.
a. Observasi
Teknik Observasi Adalah pemilihan, pengubahan,
pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisme institut, sesuai tujuan-tujuan empiris.8
Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat
dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang
sedang dilakukan.
Salah satu peranan pokok dalam melakukan observasi ialah
untuk menemukan interaksi yang kompleks dengan latarbelakang
sosial yang alami.9
b. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data)
kepada informan, dan jawaban-jawaban informan dicatat atau
direkam dengan alat perekam (tape recorder).10 Dalam hal ini
peneliti akan mewawancara informan secara mendalam tentang
pola komunikasi Guru TK dan anak-anak.
c. Dokumentasi
8 Jalaludin Rakhmat , Metode Penelitian Komunikasi hlm.83 9Ibid, hlm. 224
10 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
13
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang
diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.
Dokumentasi dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika
dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa, dan dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada
orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini.11
6. Teknik Analisis Data
Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada
adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti.
Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan
variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang
dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting
karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan
angka-angka seperti pada analisis kuantitatif.
Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan
menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik,
teratur, terstruktur dan mempunyai makna.12
Analisis data adalah proses mencari dan mengatur wawancara dan
catatan yang diperoleh di lapangan serta bahan-bahan lain yang telah
dihimpun sehingga dapat merumuskan hasil dari apa yang telah
ditemukan di lapangan. Sesuai dengan jenis penelitian yaitu penelitian
11 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001) hm. 62
14
kualitatif yang menggunakan wawancara sebagai salah satu teknik
pengumpulan data.
7. Teknik Keabsahan Data
Menurut Moleong untuk menetapkan keabsahan data diperlukan
teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik:
a. Keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang
dalam penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang
telah dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan
keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun
maksudnya adalah untuk mengecek kebenaran data yang diberikan
baik dari informan utama maupun informan penunjang.
Karena teknik ini menghendaki pengenalan secara mendalam,
maka waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan data atau
informasi menjadi lama. Semakin lama peneliti berbaur dengan
yang diteliti, maka peneliti akan dapat mempelajarai pola dan
perilaku hidup obyek yang diteliti.13
b. Triangulasi untuk pemeriksaan keabsahan data yang telah
dikumpulkan agar memperoleh kepercayaan dan kepastian data,
maka peneliti melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari
informasi dari sumber lain. Menurut Patton dan Moleong tiangulasi
dengan sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat
15
dilakukan dengan; (1) membandingkan data hasil dari informan
utama dengan informasi yang diperoleh dari informan lainnya. (2)
membandingkan data informasi hasil observasi dengan informasi
dari hasil wawancara kemudian menyimpulkan hasilnya. (3)
membandingkan hasil wawancara dengan didukung dokumentasi.
Triangulasi sumber adalah langkah pengecekan kembali data-data
yang diperoleh dari informan dengan cara menanyakan kebenaran
data atau informasi kepada informan yang satu dengan informan
16
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam membahasa suatu penelitian diperlukan sistematika
pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah –
langkah pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Yaitu pendahuluan, pada bab ini terdiri atas delapan sub
bab antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep,kajian penelitian
terdahulu,metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : Yaitu kajian teoritis,yakni berisi tentang dua sub bab yaitu
tentang kajian pustaka dan tentang kajian teori
BAB III : Yaitu Paparan Data Penelitian,yakni berisi dua sub bab
dengan sub bab yang pertama tentang profil data menjelaskan tentang
profil informan,objek penelitian dan lokasi penelitian sedangkan sub bab
yang kedua berisi tentang deskripsi hasil dari penelitian.
BAB IV : Yaitu Interpresentasi penelitian,yakni berisi dua sub bab
yakni tentang analisis data dan konfirmasi temuan dengan teori yang
digunakan.
17
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin mempunyai
banyak pengertian dan makna sesuai dengan latar belakang bidang
ilmu yang memberi pengertian.sehingga komunikasi dapat
diartikan dalam perspektif sosiologi, psikologi, psikologi social,
politik dan sebagainya.14
Yang perlu diingat bahwa istilah komunikasi berasal dari
bahasa inggris yaitu communication yang berasal dari bahasa latin
communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama, yaitu sama makna. Kesamaan makna ini mengandung
pengertian bahwa antara komunikator dan komunikan memiliki
persepsi yang sama tentang apa yang sedang dikomunikasikan
atau dibicarakan. Pihak komunikator dan komunikan memiliki
sifat komunikatif. Sedangkan sifat komunikatif didapatkan jika
kedua belah pihak mempunyai sifat empati.15
Adapun beberapa ahli banyak memberikan definisi tentang
komunikasi agar komunikasi tidak dipandang dengan pengertian
14Ali Nurdin (ed) ,
Pengantar Ilmu Komunikasi , (Surabaya : CV. Mitra Media Nusantara, 2013), hlm. 6
18
yang sempit karena sesungguhnya komunikasi memiliki arti yang
luas.
Beberapa Ahli komunikasi memberikan definisi yang
beragam tentang komunikasi, diantaranya adalah :
1) Carl I Hovland
Komunikasi Adalah Proses yang memungkinkan
sesorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah
perilaku orang lain.16
2) William Albig
Komunikasi adalah proses pengoperan
lambang-lambang yang berarti bagi individu- individu.
3) Wilbur Schramm
Komunikasi ialah suatu usaha untuk mengadakan
persamaan dengan orang lain.17
4) Onong Uchjana Effendi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.18
Dengan demikian , Komunikasi ialah proses penyampaian
sesuatu mengandung arti,lewat media maupun tidak yang yang
berupa gagasan, ide , perasaan, pernyataan dan sebagainya dalam
16 Ali Nurdin (ed) , Pengantar Ilmu Komunikasi , …..., hlm. 8
17 A.W.Widjaja , Ilmu Komunikasi Pengantar Studi , (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 15
19
upaya mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan apa
yang dikehendaki.19
Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya
timbul saling pengertian yaitu jika kedua belah pihak si pengirim
informasi dapat memahami.20 Hal ini tidak berarti bahwa kedua
belah pihak harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut. Yang
penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami gagasan
tersebut. Dalam hal inilah baru dikatakn bahwa komunikasi telah
berhasil baik (komunikatif).21
b. Fungsi Dan Tujuan Komunikasi
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih
luas,tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan
tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap system
sosial adalah sebagai berikut:22
1) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,
penyebaran berita data, gambar, fakta dan pesan opini dan
komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar
dapat mengambil keputusan yang tepat.
2) Sosialisasi (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu
pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan
19 Yoyon Mudjiono , Ilmu Komunikasi,..., hlm. 7
20 A.W. Widjaja , Komunikasi Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat , (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hlm. 8
20
bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia
sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam
masyarakat.
3) Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka
pendek maupun jangka panjang , mendorong kegiatan individu
dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
4) Perdebatan dan Diskusi : menyediakan dan saling menukar
fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau
menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.
5) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga
mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan
pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada
semua bidang kehidupan.
6) Memajukan Kebudayaan : Penyebaran hasil kebudayaan dan
seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu,
perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon
sesorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas
dan kebutuhan estetikanya,
7) Hiburan : penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan image dari
drama, tari, kesenian, kesusateraan, music, olahraga,
permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok
dan individu.
8) Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu
21
perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan
menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
Sementara itu mudjito dalam Teknik Komunikasi
menyatakan bahwa fungsi komunikasi adalah :23
1) Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh
kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan (dipersatukan)
untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para
anggota dalam organisasi.
3) Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan
kepada seluruh anggota organisasi.
Adapun komunikasi sendiri memiliki tujuannya akan tetapi
banyak beberapa ahli yang memberikan pendapat tentang tujuan
dari komunikasi itu sendiri seperti Hans Traub mengemukakan
tujuan komunikasi untuk mempengaruhi jiwa dalam artian
tertentu.24
Pendapat Lain datang dari ahli komunikasi indonesua yang
bukan menitik beratkan pada rasa kebersamaan saja, tetapi lebih
lanjut Astrid S. Susanto menegaskan “ Bahwa tujuan akhir
komunikasi adalah pembentukan kepribadian, perlunya pendidikan
untuk penduduk dewasa dan remaja (adult education atau
non-formal education) adalah tidak lain dari pada itu adalah
penggunaan suatu ilmu pengetahuan baru dari orang lain yang
23 A.W.Widjaja , Ilmu Komunikasi Pengantar Studi , (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 66
22
bertindak dengan bijaksana, sehingga terbetuklah manusia
bijaksana.25
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwasanya tujuan
komunikasi sendiri yakni menitik beratkan terhadap intgrasi sosial
yakni yang mana bila terjadi sebuah komunikasi maka disitu dapat
disimpulkan bahwa terjadi sebuah kontak sosial antara satu dengan
yang lainnya.
c. Unsur – Unsur Komunikasi
Untuk dapat mencapai sebuah komunikasi yang efektif dan
dapat memahami tentang pengertian komunikasi diperlukan
sebuah unsur yang tepat agar proses komunikasi dapat berjalan
lancar dan menimbulkan feedback yang tepat terhadap orang yang
melakukan komunikasi.
Menurut Harold D. Laswell guna memahami dan mengerti
tentang unsur unsur tersebut dibuatlah pertanyaan who say what
wich channel to whorm and with what effect (siapa, mengatakan
apa, medianya apa, kepada siapa, dan apa efeknya).
Adapun beberapa unsur tersebut yakni sumber,
komunikator, pesan, saluran atau media, Komunikan sebagai
penerima pesan dan efek.
23
1) Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam
penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang lembaga, buku dan sejenisnya.26
2) Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara
menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat
kabar, radio, televisi dan sebagainya. Dalam komunikasi
komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya
komunikan dapat menjadi komunikator.27
Komunikator sebagai unsur yang sangat menentukan proses
komunikasi harus mempunyai persyaratan dan menguasai
bentuk, model dan strategi komunikasi untuk mencapai
tujuannya. Faktor- Faktor tersebut akan dapat
menimbulkankepercayaan dan daya tarik komunikan kepada
orang lain. Orang yang menerima pesan ini adalah komunikan
dan berfungsi sebagai decoder yaitu
menerjemahkanlambang-lambang pesan kedalam konteks pengertian sendiri.28 Syarat
yang diperlukan komunikator, diantaranya :
a) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannya
b) Kemampuan berkomunikasi
c) Mempunyai pengetahuan luas
26 A.W.Widjaja , Ilmu Komunikasi Pengantar Studi , (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 93
27Ibid , hlm. 93
24
d) Sikap
e) Memiliki daya tarik dalam arti memiliki kemampuan untuk
melakukan perubaha sikap atau perubahan pengetahuan
pada diri komunikan.29
Dari beberapa persyaratan dan pengertian tersebut tentunya
komunikator harus paham betul tentang situasi dan kondisi dari
komunikan dan juga tkomunikator dapat memposisikan dirinya
senhingga nantinya terjadi komunikasi yang efektif.
3) Pesan
Unsur yang lain dari komunikasi ialah pesan (massage).
Schramm dan Berlo menyebutkan sebagai “The Message”.
Schramm dan Berlo menyebutkan sebagai “The Messagge“.
Sementara Laswell mengatakan sebagai “Says What”. Adapun
Message adalah suatu perbuatan atau materi yang disampaikan
berupa ide. Perasaan ataupun sikap.30
Ada pula yang beranggapan bahwasanya pesan dalam
proses komunikasi adalah suatu informasi yang akan dikirimkan
kepada si penerima.31
Pesan yang disampaikan ini dapat berupa verbal maupun
non verbal. Pesan verbal dapat secara tertulis seperti : surat,
buku, majalah, memo sedangkan pesan yang secara lisan dapat
berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon,
25
radio dan sebagainya. Pesan yang non verbal dapat berupa
isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.32
Bentuk dari pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan sendiri memilik bentuk yakni informatif,
persuasive dan koersif. Informatif bersifat memberikan
keterangan-keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan
mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri. Persuasif bersifat
bujukan yakni membangkitkab pengertian dan kesadaran
manusia bahwa yang kita sampaikan akan memberikan
perubahan sikap sedangkan koersif yakni penyampaina pesan
yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi
apabila tidak dilaksanakan.33 Adapun pesan yang disampaikan
harus tepat dan mengena. Pesan yang tepat dan mengena harus
memnuhi syarat-syarat :34
a) Umum
Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh audiens atau
komunikan bukan soal-soal yang cuma berarti atau dipahami
oleh seseorang atau kelompok tertentu.
32 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, …..., hlm 18
33 A.W.Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi , (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 32
26
b) Jelas dan Gamblang
Pesan haruslah jelas dan gambling tidak samar-samar.
Jika mengambil perumpamaan hendaklah perumpamaan yang
senyata mungkin.
c) Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindarilah menggunakan istilah-istilah
yang tidak dipahami oleh audiens atau khalayak. Penggunaan
bahasa jelas dan cocok dengan komunikan, situasi daerah dan
kondisi dimana berkomunikasi.
d) Positif
Secara kodrati manusia tidak ingin mendengar dan
melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh
karena itu setiap pesan agar diusahkan?diutarakan dalam
bentuk positif.
e) Seimbang
Pesan yang disampaikan hendaklah tidak ekstrem dan
tidak selalu menentang (mempertentangkan dua kutub yang
berbeda) yaitu baik dan buruk, karena hal ini cenderung
ditolak atau tidak diterima oleh komunikan.
f) Sesuakian dengan keinginan komunikan
Orang-orang yang menjadi sasaran/komunikan dari
komunikasi yang kita lancarkan mempunyai
27
ini komunikator dapat menyesuaikan dengan keadaan, waktu
dan tempat.
Dalam penyampaian pesan seringkali kita mendapati bahwa
apa yang kita sampaikan tidak tertuju kepada komunikan
ataupun seringkali kita mengalami hal yang tidak sesuai dengan
yang kita inginkan dalam penyampaian pesan. Hal ini
disebabkan adanya hambatan-hambatan terutama adalah :35
a) Hambatan Bahasa ( Language Factor)
Pesan akan disalah artikan sehingga tidak mencapai
apa yang diinginkan apabila bahasa yang digunakan tidak
dipahami oleh komunikan.
b) Hambatan Teknis (Noise Factor)
Pesan dapat tidak utuh diterima komunikan karena
gangguan teknis. Misalnya suara tidak sampai karena
pengeras suara rusak. Gangguan teknis ini sering dijumpai
pada komunikasi yang menggunakan medium seperti dalam
rapat umum dan sebagainya.
Pada Intinya pesan yang disampaikan oleh
komunikator ini mencoba untuk mempengaruhi si penerima
pesan atau komunikan baik itu melalui media maupun tidak
melalui media.
28
4) Saluran atau Media (chanel)
Media yang dimaksud disini adalah alat komunikasi seperti
berbicara, gerak badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi,
surat kabar, buku dan gambar. Media komunikasi ini sengaja
dipilih oleh komunikator agar dapat mempermudah dalam
menyampaikan sebuah pesan kepada komunikan.
Saliuran Komunikasi Selalu menyampaikan pesan yang
dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media.36
Dalam hal ini menyangkut semua peralatan mekanik yang
digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi.
Tanpa saluran /media, pesan-pesan tidak dapat menyebar secara
luas.37
Dengan begitu media dapat dibedakan menjadi dua yakni
media massa dan media personal. Media massa digunakan
dalam jumlah komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak
dan bertempat tinggal jauh. Media massa sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar,
majalah, telepon dan televisi. Sedangkan media personal kurang
bila dibandingkan dengan media massa akan tetapi untuk
kepentingan tertentu media personal tetap efektif karena itu
banyak digunakan.38
36 A.W. Widjaja, Komunikasi Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hlm. 17
37 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa (Jakarta : PT. Grasindo , 2000), hlm. 7
29
5) Komunikan
Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari
komunikator kemudian komunikan menganalisis dan
menginterpresentasikan isi pesan yang diterima.39 Perlu
diketahui bahwasanya komunikan kadang sangatlah berbeda
dari segi pengalaman, usia dan kondisi dari komunikator oleh
karena itu komunikator perlu memahami si penerima pesan baik
dari segi usia , pengalaman dan sebagainya.
Dalam hal ini komunikan dan komunikator diharapkan
dapat bersifat dinamis dalam artian bahwasanya komunikan
dapat berubah peran dengan komunikator sehingga nantinya
dapat tercapai komunikasi dua arah yang efektif.
6) Efek (effect)
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh atau efek ini bisa terjadi
pada sikap dan tingkah laku seseorang.40
Salah satu hal yang terpenting dalam komunikasi ialah
bagaimana pesan yang disampaikan oleh komunikator itu dapat
menimbulkan eefek kepada si penerima pesan atau komunikan.
Pengaruh atau Efek sendiri dapat dibedakan menjadi :41
39 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hlm 18 40 Ali Nurdin (ed), Pengantar Ilmu Komunikasi (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2013), hlm. 112
30
a) Response : Menunjukkan pesan yang dikirimkan kembali dari
seseorang penerima kepada sumber, menerangkan kepada
sumber tentang reaksi penerima dan memberikan landasan
pada sumber untuk men-encoding messege.jadi komunikasinya
cenderung searah.
b) Feed Back : Merupakan response balik dengan kemana
komunikasi membuat encoding terdapat messege yang telah
disampaikan komunikator. Jadi komunikasinya dua arah
c) Efek Itu Sendiri : Hasil positif atau negative dari komunikasi
sesuai dengan tujuan dan target komunikasi itu dilakukan
sehingga komunikasinya searah.
d. Bentuk Komunikasi
Dalam kehidupan sehari hari manusia sering melakukan
komunikasi yang mana komunikasi sudah menjadi suatu aspek
yang sangat penting dalam manusia, apabila tanpa adanya
komunikasi maka manusia tidak dapat melakukan suatu interaksi
sosial terhadap manusia yang lain. Sehingga dapat disimpulkan
bahwasnya komunikasi sudah menjadi salah satu kelangsungan
hidup bagi seseorang atau manusia dalam mengembangkan
dirinya. Dalam proses perkembangan diri tersebut sekiranya
seseorang atau manusia dapat melakukan berbagai bentuk
komunikasi.
Ditinjau dari konteks dan tingkatannya adapun bentuk
31
Intrapersonal, Komunikasi Massa, Komunikasi Kelompok (kecil
dan besar) dan Komunikasi Organisasi
1) Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi
sangatpenting bagi kebahagiaan hidup kita. Adapun beberapa
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang
disumbangkan oleh komunikasi antar pribadi. Pertama
komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual
dan sosial kita. Kedua identitas atau jati diri kita terbentuk
dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Ketiga dalam
rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji
kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia
sekitar kita dan yang terakhir kesehatan mental kita sebagian
besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan
kita sengan orang lain.42
2) Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)
adalah komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri ini
merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi bahkan
saat bersama orang lain.43
Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi
antarpribadi dan komunikasi dalam konteks lain-lainnya,
42 A. Suprayitna, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi (Yogyakarta : Kanisius, 2003), hlm. 9-10
32
meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahs secara rinci
Dan Tuntas.44
3) Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah
komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat
kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi).45 Ada pula
yang berpendapat bahwa komunikasi massa sebagai
komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika
antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara
langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima
melalui saluran-saluran media massa seperti surat kabar ,
majalah, radio , film atau televisi.46
4) Komunikasi Kelompok Kecil dan Besar
Komunikasi kelompok kecil terdiri atas beberapa orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian
mengenai kelompok kecil berfokus pada kelompok kerja,
berlawanan dengan pertemanan dan kelompokkeuarga dalam
konteks interpersonal.47
Sedangkan Konmunikasi kelompok besar cenderung
lebih kepada jumlah komunikan yang besar seperti contoh
pidato ,ceramah dan sebagainya yang bersifat publistik.
44 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 80
45Ibid , hlm. 83
46 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa (Jakarta : PT. Grasindo , 2000), hlm. 3
33
5) Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi
organisasi sendiri dapat bersifat formal maupun informal.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri sedangkan informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial dan orientasinya cenderungbukan
pada organisasi tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.48
2. Pola Komunikasi Menurut H.A.W Widjaja
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pola sendiri berarti
bentuk, system atau cara kerja sedangkan komunikasi diartikan
sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dipahami,49
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pola komunikasi
adalah pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman
dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.50
Dalam hal ini pola komunikasi bisa saja dapat disebut sebagai
model dari sebuah komunikasi itu sendiri yang mana dengan
banyaknya model dari sebuah komunikasi nantinya dapat diperoleh
48 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta : Grasindo , 2004), hlm. 54-55 49 http://kbbi.web.id/ diakses pada tgl 17 mei 2016 pukul 00.58
34
sebuah komunikasi yang tepat. Pola komunikasi sendiri identik
dengan sebuah proses komunikasi yang bahwasanya apabila proses
dari komunikasi itu tidak berjalan efektif maka pean yang
disampaikan tidak dapat diterima oleh si penerima pesan sehingga
feedback dari komunikasi itu tidak didapat dengan baik. Hal tersebut
bisa dikatakan sebagai kegagalan dari sebuah komunikasi.
Menurut Widjaja, pola komunikasi dibagi menjadi 4 (empat)
model51, yaitu :
a). Pola Komunikasi Roda
Pola komunikasi roda menjelaskan pola komunikasi
satu orang kepada orang banyak, yaitu (A) berkomunikasi
kepada (B), (C), (D), dan (E).
B
E A C
D
Contoh Ilustrasi :
Seseorang, biasanya pemimpin menjadi fokus
perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota
51H. A. Widjaja,
35
kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa
berhubungan dengan pemimpinnya.
b). Pola Komunikasi Rantai
Pola komunikasi ini, seseorang (A) berkomunikasi
dengan orang lain (B) seterusnya ke (C), (D) dan (E).
A B C D E
Contoh Ilustrasi :
A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat
berkomunikasi dengan C, C dapat berkomunikasi dengan D dan
begitu seterusnya.
c). Pola Komunikasi Lingkaran
Pola komunikasi ini hampir sama dengan pola
komunikasi rantai , namun terakhir (E) berkomunikasi kembali
pada orang pertama (A).
A
E B
D C
36
Setiap orang hanya bisa berkomunikasi dengan dua
orang , disamping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain,
dalam model ini tidak ada pemimpin.
d) Pola Komunikasi Bintang
Pada pola komunikasi bintang ini , semua anggota
saling berkomunikasi satu sama lainnya.
A
E B
D C
Contoh Ilustrasi :
Disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all
channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua
anggota kelompok yang lain.
Pola Komunikasi yang dimaksud disini adalah gambaran tentang
bentuk atau cara yang digunakan seseorang atau sekelompok orang
dalam menyampaikan pesan baik secara langsung maupun melalui
media dalam konteks hubungan dan interaksi yang berlangsung di
37
3. Pola Komunikasi Menurut T. Hani Handoko
Menurut T. Hani Handoko, dalam bukunya manajemen
mengemukakan bahwa ada 4 (empat) pola komunikasi (atau yang
disebut dengan jaringan komunikasi), yakni :
a). Pola Lingkaran
A
B E
C D
Dimana B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C
, Untuk Berkomunikasi dengan E maka B harus melalui A atau
melaui C dan seterusnya. Pola lingkaran adalah bentuk yang
tidak terpusat atau desentralistik.
b) Pola Rantai
C
B D
38
Pada pola ini menunjukkan dua bawahan A dan E yang
melapor kepada atasan mereka B dan D, yang selanjutnya oleh
B dan D dilaporkan ke C. Garis koordinasi secara struktural
yang melibatkan komunikasi antara bawahan dengan atasan.
c) Pola Bintang
A B
C
D E
Dimana C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D
dan E. Garis koordinasi ini melibatkan semua komponen yang
dapat berkomunikasi, dimana C sebagai centralnya komunikasi
dengan yang lainnya, begitu juga sebaliknya.
d) Pola Y
A B
C
D
39
Dimana E berkomunikasi dengan D, Kemudian dari D ke
C dan disampaikan kepada A dan B. Garis koordinasi yang
terpusat pada satu titik C, Kemudian dari C langsung sampai ke
A dan B.
4. Profesi Guru TK
Kosa kata “guru” berasal dari kosa kata yang sama dalam
bahasa india yang artinya “ orang yang mengajarkan tentang
kelepasan dari sengsara sedangkan dalam bahasa arab kosa kata guru
dikenal dengan al mu’alim atau al ustadz yang bertugas memberikan
ilmu dalam majelis taklim.52
Dengan demikian pengertian guru adalah seseorang yang
memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau
mengembangkan potensi dasar kemampuannya secara optimal,
melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta.53
Peranan guru dalam dunia pendidikan sangatlah penting pagi
perkembangan anak didik.tanpa adanya seorang guru anak didik
takkan bisa memahami dan mengerti tentang sebuah pendidikan.
Karena guru sebagai figure sentral dalam pendidikan, haruslah
dapat diteladani akhlaknya disamping kemampuan dan keilmuan dan
akademisnya.54
52 Suparlan, Guru Sebagai Profesi (Yogyakarta : Hikayat Publishing , 2006), hlm. 9 53Ibid , hlm. 10
40
Akan tetapi dalam hal ini tugas seorang guru tidak hanya
sebagai penyuplai informasi saja akan tetapi juga guru disini berperan
sebagai organisasi, direktor, inisiator dan fasilitator. Yang mana
seorang guru dalam tugasnya sebagai pembimbing disini guru juga
berperan untuk mengorganisasikan berbagai faktor yang mendukung
jalannya proses belajar mengajar dan juga berbagai faktor lain yang
dapat mendukung berjalannya proses belajar dan mengajar itu sendiri.
Disamping hal tersebut seorang guru disini berperan sebagai
pencetus sebuah ide baik itu dalam menyampaikan materi pelajaran
maupun dalam kegiatan belajar mengajar yang lainnya, sehingga
dalam hal ini seorang guru dapat dengan mudah mengarahkan para
anak didiknya ke arah terciptanya sebuah tujuan secara optimal. Ada
satu lagi peran seorang guru yang tidak dapat dihindarkan dari proses
belajar mengajar baik itu didalam maupun diluar kelas yakni sebagai
seorang motivator yang mana peran guru seperti ini digunakan untuk
memotivasi setiap anak didik agar nantinya tujuan akhir dan ide ide
yang diungkapkan oleh para guru dapat berjalan secara optimal dan
juga dapat merubah fikiran anak didik tersebut. Berubah dalam hal
inibukan hanya dari segi pengetahuannya saja akan tetapi dari segi
perasaannya juga. Sehingga perrubahan tersebut nantinya dapat di
analisis oleh setiap guru untuk dijadikan evaluasi kedepannya
sehingga dalam hal ini disamping sebagai motivator seorang guru juga
41
sebagai acuan bagi setiap guru untuk mengetahui sampai mana
seorang murid dapat memahami apa yang disampaikan oleh para guru.
TK sendiri adalah kepanjangan dari Taman Kanak-Kanak atau
salah satu bentuksatun pendidikan yang berfokus pada pendidikan
anak usia dini bagi anak yang berusia empat sampai enam tahun akan
tetapi di beberapa tempat berasumsi bahwasanya TK itu satuan
pendidikan yang berada diatas PAUD yang berfokus kepada anak usia
enam tahun sampai 8 tahun untuk mendidik anak sebelum masuk ke
jenjang sekolah dasar.
5. Prestasi Akademik dan Non Akademik
Keberhasilan adalah dambaan dan impian dari setiap orang baik
itu dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua. Keberhasilan
identik dengan sebuah kata yakni prestasi. Keberhasilan ini tentunya
tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak selalu posisi teratas atau
nomer satu, melainkan melalui proses pengenalan diri sehingga
mengetahui serta menyadari kelebihan dan kekurangan.
Kemudian itu memanfaatkan kelebihan yang terpendam yang
berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan
pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa
yang tidak semua orang bisa melakukannya. Setiap manusia apapun
profesinya dan pendidikannya tentu mempunyai keinginan untuk
berprestasi. Karena dengan sebuah prestasi orang dapat menilai
42
Pengertian Prestasi sendiri yakni berasal dari Bahasa Belanda
yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah
dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi
diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat
dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual,emosional dan
spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek
kehidupan.
Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan,
memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan
tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut
menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja
keras.55
Dalam dunia pendidikan sendiri prestasi sangatlah tidak asing
hal tersebut dikarenakan dalam dunia pendidikan sebuah prestasi
dapat digunakan sebagail penilaian atau tolak ukur dari sebuah
lembaga pendidikan untuk mengetahui apa potensi yang dimiliki oleh
seorang anak didik hal tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh
seseorang yang mendapatkan prestasi tersebut untuk menilai potensi
apa yang dimiliki oleh dirinya. Tidak terkecuali hal tersebut terjadi di
pendidikan anak usia dini yang mana rata-rata anaknya berusia 10
tahun.
Pada hakikatnya seorang manusia memiliki potensi diri yang
berbeda yakni melukis, berolahraga, puisi, musik dll. Itu sebabnya
43
para ahli berpendapat bahwasanya setiap individu memiliki sesuatu
hal yang unik dalam dirinya. Berdasarkan pengertian tentang prestasi
bahwasanya dapat disimpulkan prestasi ialah hasil yang di capai
seseorang atau individu, prestasi tersebut merupakan sebuah
pengoptimalan dari setiap individu terhadap pengembangan yang
dimiliki.
Adapun dalam dunia pendidikan prestasi anak didik bisa
dikategorikan menjadi dua hal yakni prestasi akademik dan prestasi
non akademik yaitu :
a) Prestasi Akademik
Berbicara Mengenai pengertian prestasi akademik yakni
kemampuan, kecakapan atau sebuah hasil usaha yang semakin
bertambah dari waktu ke waktu karena proses pembelajaran
artinya pengetahuan tersebut bertambah karena adanya
pembelajaran di kelas bukan pertumbuhan. Contohnya seperti
mendapatkan rangking di kelas menguasai mata pelajaran dan
lain sebagainya.56
b). Prestasi Non Akademik
Sedangkan pengertian prestasi akademik yakni kebalikan
dari prestasi akademik yakni kemampuan yang tidak ada
hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Sederhananya pengertian non akademik yakni kemampuan yang
56 Academica, Pengertian akademik beserta contoh pretasinya
44
diperoleh dari hal hal yang bersifat diluar ilmiah seperti
contohnya juara lomba menari, juara puisi dan lain sebagainya.
Adapun dalam setiap aktivitas pasti ada saja faktor yang dapat
mempengaruhi baik itu yang memperlambat maupun mempercepat.
Hal tersebut juga dialami dalam pencapaian sebuah prestasi dalam
akademik maupun non akademik. Faktor yang mempengaruhi prestasi
tersebut yakni:
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
anak didik tersebut yang terdiri dari :
1) Faktor intelegensi
Dalam hal sempit faktor ini diartikan sebagai kemampuan
untuk mencapai sebuah prestasi. Faktor ini sendiri memegang
peranan penting dalam pencapaian sebuah prestasi tersebut.
2) Faktor Minat
Minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan dirinya sendiri.57
3) Faktor Keadaan Fisik Dan Psikis
Keadaan fisik dan psikis ini berkaitan dengan perkembangan
dan pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat indera dan
sebagainya.
b) Faktor Eksternal
45
Dalam hal ini faktor eksternal adalah faktor dari luar diri anak
didik yang mempengaruhi prestasinya tersebut adapun sebagai berikut:
1) Faktor Guru
Guru disini ditugaskan melatih membimbing agar potensi anak
yang dimilik dapat berkembang kedepannya.
2) Faktor Lingkungan Keluarga
Keterlibatan orang tua atau keluarga sangatlah berpengaruh
terhadap prestasi anak didik dikarenakan kebanyakan waktu yang
dimiliki anak didik yakni berada di rumah sehingga keterlibatan
orang tua atau keluarga diperlukan utuk memotivasi anak agar
dapat berprestasi
3) Faktor Sumber Belajar
Sumber belajar yang dimaksut ini adalah alat bantu atau
sarana untuk meunjang perkembangan prestasi anak didik tersebut.
Sehingga nantinya akan dapat cepat dipahami dan dimengerti oleh
setiap anak didik.
B. Kajian Teori
1. Teori Persuasif
Istilah persuasi (persuasion bersumber pada perkataan latin
persuasio. Kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk,
mengajak atau merayu.
Para ahli komunikasi sering kali menekankan bahwa persuasi
adalah kegiatan psikologis. Penegasan ini dimaksudkan untuk
46
dan koersi adalah sama, yakni mengubah sikap ,pendapat atau
perilaku.58
Berbicara tentang persuasi dalam komunikasi ada sebutan
sebuah istilah tentang komunikasi persuasif yang mana makna dan
pengertiannya sama antara keduanya. Pengertian komunikasi persuasif
sendiri yakni komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau
mempengaruhi kepercayaan ,sikap dan perilaku seseorang sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan sesuai dengan yang
diharapkan oleh komunikator.59
Pada masa yunani kuno studi tentang komunikasi persuasif ini
sudah ada yang mana studi komunikasi persuasi ini disebut oleh
banyak orang sebagai studi tentang retorika. Yang mana pada masa
tersebut retorika ini digunakan sebagai pembuatan pidato (speech
making ) yang umumnya digunakan untuk penampilan umum,
terutama untuk keperluan tiga peristiwa penting yakni pada saat itu
warga masyarakat menggunakannya untuk mengadukan
maalah-masalah mereka di ruang pengadilan (forensic oratory) dan ikut serta
dalam perdebatan mengenai masalah-masalah kebijakan umum
(delibarative oratory).60
Bagi aristoteles sendiri yang mana sebagai cendekiawan yunani
pada masanya mengatakan bahwasanya retorika sebagai seni persuasi,
58 Onong Uchjana Effendy,
Dinamika Komunikasi ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), Hlm. 21
59 Wiki, Komunikasi Persuasif (https://id.m.wikipedia.org/wiki/komunikasi_persuasif diakses pada tanggal 10 januari 2017 pukul 19.56)
47
suatu uraian yang harus singkat,jelas dan meyakinkan, dengan
keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat
memperbaiki (corrective), memerintah (instructive), mendorong
(suggestive) dan mempertahankan (defensive).61
Komunikasi persuasif sendiri sudah menjadi pusat dan menjadi
bagian penting dalam kehidupan sehari hari baik itu pada masa
sekarang maupun masa yunani kuno dulu seperti halnya apa yang
sudah di uraikan dia atas tentang persuasif.
Penggunaan komunikasi persuasif sendiri tidaklah mudah, agar
seseorang dapat mengubah sikap,perilaku dan pendapat orang lain
disini seorang persuader harus banyak mempertimbangkan kejelasan
tujuan dengan hal tersebut dimaksutkan agar dapat dengan mudah
mengubah sikap dari sasaran persuasi tersebut. Hal ini juga berlaku
dalam hal keanekaragaman sasaran yang sangat banyak sehingga
dalam hal ini seorang persuader harus mempelajari terlebih dahulu
keanekaragaman yang dimiliki oleh sasaran persuasi tersebut.dalam
hal ini pemilihan strategi komunikasi yang digunakan juga sangat
berperan penting dalam pengubahan sikap, perilaku dan pendapat
sasaran persuasi tersebut dikarenakan dengan penggunaan strategi
yang tepat pengubahan sikap, perilaku dan pendapat tersebut dapat
berjalan dengan baik. Hal yang dipentingkan dalam komunikasi
persuasif yakni siapa sasaran komunikasi tersebut, tempat ,waktu, apa
yang disampaikan dan juga mengapa hal itu harus disampaikan.
48
Adapaun juga dalam hal inipada umumnya sikap – sikap
individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga
komponen yakni
1. Kognitif – Perilaku dimana individu mencapai tingkat tahu pada
objek yang diperkenalkan
2. Afektif – Perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan
untuk suka atau tidak suka kepada objek
3. Konatif – perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu
49
BAB III
PAPARAN DATA PENELITIAN
A. Deskripsi Subyek,Obyek dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan TK PGRI
yang bertempat di Desa Prupuh Panceng Gresik. Di TK PGRI ini memiliki
Waktu belajar yakni pada pukul 07.00-10.00. Karena di dunia anak masih
lekat dengan permainan jadi di TKI PGRI Ini juga diterapkan pembelajaran
yang berbasis permainan agar anak dapat memahami dengan cepat dan
tanggap.
DI TK PGRI Prupuh ini memiliki gedung yang campur dengan
Yayasan PAUD yang bernama PAUD Nawa Kartika akan tetapi meskipun
memiliki satu gedung yang campur pengelolaan dan kepala seolah berbeda.
Di TK PGRI ini sendiri memiliki jumlah kelompok kelas yang berjumlah dua
kelompok kelas yakni Kelompok Kelas A yang memiliki rataan usia 4-5
Tahun dan Kelompok Kelas B yang memiliki rataan usia 5-6 Tahun.
a. Sejarah TK PGRI Prupuh Panceng Gresik
Lembaga Pendidikan anak usia dini yang berfungsi
membina,mendidik,menumbuhkan serta mengembangkan potensi seluruh
potensi yang dimiliki anak usia dini secara optimal dan sehingga
nantinya terbentuk sebuah perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan
50
kesiapan dalam peningkatan ke jenjang pendidikan yang selanjutnya
yang lebih tinggi.
Keberadaan Lembaga Pendidikan anak usisa dini di
tengah-tengah masyarakat tentu saja sangat memiliki arti dan manfaat yang tidak
sedikit karena pada dasarnya pendidikan anak usia dini menjadi wadah
bagi masyarakat umum sebagai kebutuhan yang khusus bagi anak-anak
untuk menumbuhkan potensi yang maksimal dan optimal. Dengan latar
belakang tersebut berdirilah TK PGRI yang berdiri di desa Prupuh Kec.
Panceng Kab. Gresik
TK PGRI PRUPUH Merupakan Satu satunya Sekolah yang
berada di Desa Prupuh pada tahun 1983. TK PGRI PRUPUH pertama
kali di dirikan tanggal 25 Juli 1983 oleh Bapak Sadiq (Alm). Pada
awalnya, TK PGRI PRUPUH ini belum memiliki Gedung sekolah secara
pribadi sehingga Pemerintah Desa memberikan fasilitas tempat belajar
mengajar di Balai desa Prupuh oleh Bapak Tamat Noloprawiro (Alm).
Kepala sekolah yang pertama kali memimpin TK PGRI PRUPUH adalah
Ratmiasih yang merupakan tenaga bantu dari SD. Beliau juga di bantu
oleh seorang Guru yang bernama Winarti. Keduanya merupakan cikal
bakal di TK PGRI PRUPUH Yang berjuang dan terus memperjuangkan
keberadaan TK PGRI PRUPUH.
Namun silih berjalannya waktu, seorang warga yang bernama
Bapak Dasmani (Alm) mewakafkan tanahnya seluas 503 m2 untuk di