• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TE 0904106 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TE 0904106 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peningkatan kualitas

pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas pembelajaran dan

peningkatan kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan meningkatkan

pengetahuan tentang merancang metode-metode pembelajaran yang lebih efektif,

efisien dan memiliki daya tarik.

Guru sebagai pelaku pendidikan dituntut seprofesional mungkin, utamanya

dalam mengorganisasi dan memformulasikan model pembelajaran yang dinilai

dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa yang tentunya berimplikasi

langsung pada pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini merupakan masalah yang

cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan siswa bukan

hanya sebagai individu dengan segala keunikannya tetapi mereka juga sebagai

mahluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.

Sudah menjadi keyakinan semua orang bahwa masing-masing individu

mempunyai karakteristik yang berbeda. Ungkapan tersebut juga berlaku dalam

dunia pendidikan sebab menurut tinjauan psikologis setiap anak memiliki

perbedaan satu dengan yang lain. Tak ada dua orang di dunia ini yang benar-benar

sama dalam segala hal, sekalipun mereka kembar (Syah, Muhibbin, 2006).

Setiap siswa bersifat individu, setiap individu memang tidak ada yang

sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tingkah

laku dan kemampuan dikalangan anak didik, sehingga guru harus mampu

memberikan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut (Ahmadi,

2004, hlm. 77)

Adanya perbedaan individu tersebut memberikan implikasi pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan praktek pembelajaran di sekolah. Dari

kenyataan yang ada di lapangan diketahui bahwa di antara siswa terdapat

perbedaan individu, terutama perbedaan dalam kemampuan sehingga dijumpai di

(2)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan rendah. Untuk mengakomodasi dan mengapresiasi perbedaan individual siswa

dalam pembelajaran dan dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau

hasil belajar, maka seorang guru harus pandai-pandai memilih model

pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran merupakan hal penting sebagai

solusi dari masalah peningkatan hasil belajar.

Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti pada saat

melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 1 Cirebon, guru

masih menerapkan pembelajaran secara konvensional. Kegiatan pembelajaran

masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga menjadikan peserta didik

masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi karena

komunikasi yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah yaitu dari guru ke peserta

didik. Peserta didik cenderung masih takut untuk bertanya kepada guru apabila

ada materi yang kurang dimengerti. Adanya anggapan bahwa mata pelajaran

Teknik Listrik adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik menyebabkan

peserta didik tidak termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Akibatnya, pembelajaran menjadi kaku, terlalu serius dan kurangnya sikap kerja

sama tiap masing-masing individu peserta didik. Hal ini berimbas pada nilai

ulangan beberapa peserta didik yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) individu dalam pelajaran Teknik Listrik kelas X TEI yaitu 75

sebagai nilai terendah dalam pencapaian hasil belajar dan menetapkan KKM

klasikal sebesar 75%. Jika terdapat peserta didik yang mendapat hasil nilai

ulangan belajar di bawah 75, maka peserta didik tersebut wajib mengikuti ujian

remedial pada waktu yang sudah ditentukan oleh guru.

Kondisi pembelajaran yang demikian menyebabkan perlu adanya

penggunaan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat lebih mengembangkan

kemampuan peserta didik. Adapun, rendahnya hasil belajar tersebut kemungkinan

besar diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah model pembelajaran

yang digunakan guru di sekolah ini masih belum mampu mengapresiasikan dan

mengakomodasikan perbedaan individual siswa. Para guru pada umumnya masih

menerapkan sistem pengajaran secara konvensional. Dapat kita bayangkan

sebagai akibat pengajaran klasikal ini guru tidak memperhatikan adanya

(3)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(pandai) akan terhambat kemajuannya oleh teman-temannya yang lain sebab

mereka sekelas harus maju bersama-sama. Sebaliknya anak yang lambat (kurang

pandai) seolah-olah dipaksa untuk berjalan cepat mengikuti suatu bahan pelajaran,

karena pelajaran yang kemarin belum lagi ia kuasai guru sudah melangkah

memberikan bahan baru. Belum lagi setiap anak memiliki perbedaan dalam

kondisi jasmaninya. Hal ini mendorong belajar tidak efektif dan tidak

menyenangkan.

Untuk itu, salah satu strategi pembelajaran yang mungkin digunakan

adalah strategi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Model

pembelajaran ATI merupakan model pendekatan pembelajaran yang berupaya

sedemikian rupa untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa,

dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar (Hermawan,

2004, hlm. 14) (Syafruddin Nurdin, 2005, hlm. 37).

Strategi pembelajaran ATI memberikan keuntungan dalam memperbaiki

suasana belajar dalam kelas, khususnya pada kelas-kelas yang kemampuan

siswanya bervariasi. Model ini memberikan kesempatan pada guru untuk

mengembangkan kinerja profesionalnya dengan menggunakan bermacam-macam

metode mengajar pada tiga bentuk perlakuan (treatment). Pertama, perlakuan

(treatment) belajar mandiri (self learning) dengan menggunakan handout materi

untuk siswa yang berkemampuan awal tinggi. Kedua, perlakuan (treatment)

belajar reguler (regular teaching) untuk siswa yang berkemampuan awal sedang

dan ketiga, perlakuan khusus (special treatment) dalam bentuk re-teaching atau

tutorial untuk siswa yang berkemampuan rendah. Model pembelajaran ini

merupakan salah satu jawaban terhadap tuntutan yang menghendaki adanya

layanan pembelajaran yang dapat mengapresiasi perbedaan kemampuan siswa

(Syafruddin Nurdin, 2005, hlm. 42).

Alasan penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran Aptitude

Treatment Interaction (ATI) adalah adanya penelitian terdahulu yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Diny Rachnavia Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Aptitude

(4)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematik Peserta Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri

6 Tasikmalaya). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan

model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dapat meningkatkan

kreatifitas dan prestasi belajar siswa.

Sejalan dengan uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat

memecahkan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran

Aptitude Treatment Interaction (ATI) sebagai salah satu model pembelajaran yang

menangani individu tertentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk

menyelidiki hal itu, peneliti mencoba mengadakan suatu penelitian lebih lanjut

guna mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di ruang lingkup

pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam hal ini, peneliti

mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment

Interaction (ATI) Dalam Pembelajaran Pengukuran Rangkaian Elektronika Di SMK Negeri 1 Kota Cirebon”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah mengenai penerapan model

pembelajaran ATI) dalam pembelajaran pengukuran rangkaian elektronika di

SMKN 1 Kota Cirebon, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ATI terhadap siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari ranah kognitif?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ATI terhadap siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari ranah afektif?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ATI terhadap siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dilihat dari ranah psikomotor?

1.3 Batasan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka peneliti membatasi

beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

hanya dilakukan di kelas eksprerimen.

2. Materi dalam penelitian ini yaitu mengukur resistor seri-paralel, mengukur

(5)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesa, dan evaluasi.

4. Sikap yang diamati pada ranah afektif meliputi kedisiplinan, antusias dan

inisiatif ketika praktikum, kejujuran saat pengumpulan data, kerjasama,

dan tanggung jawab.

5. Aspek yang diamati pada ranah psikomotor meliputi mempersiapkan

kebutuhan praktikum, persiapan praktikum, mengoperasikan alat ukur,

mengukur nilai tegangan, arus resistor, daya, mencatat data hasil

praktikum, dan membuat laporan hasil praktikum.

6. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X TEI SMK Negeri 1

Kota Cirebon semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan

tinggi melalui penerapan pembelajaran ATI dengan perlakuan belajar

mandiri (self learning) menggunakan handout materi pada Kompetensi

Mata Pelajaran Teknik Listrik di kelas X TEI SMK Negeri 1 Kota

Cirebon.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan

sedang melalui penerapan pembelajaran ATI dengan perlakuan belajar

reguler (regular teaching) pada Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Listrik

di kelas X TEI SMK Negeri 1 Kota Cirebon.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan

rendah melalui penerapan pembelajaran ATI dengan perlakuan khusus

(special treatment) pada Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Listrik di

kelas X TEI SMK Negeri 1 Kota Cirebon.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan wawasan baru dan dapat meningkatkan mutu pendidikan kejuruan

serta memperluas kajian ilmu tentang pendekatan pembelajaran ATI siswa yang

(6)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih dan

manfaat:

1) Bagi guru khususnya guru bidang studi Teknik Listrik, pendekatan ATI

dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

2) Bagi penulis menambah wawasan dan pandangan dalam lingkungan

pendidikan.

3) Sedangkan bagi murid penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan

daya pikir dan tumbuh kompetisi terhadap prestasi belajar peserta

didik.

4) Untuk Sekolah penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan budaya

kerjasama dan meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas guru dan

pada akhirnya kualitas sekolah

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah penafsiran mengenai judul penelitian ini,

maka penulis merasa perlu untuk memberikan penjelasan pada istilah yang

terdapat dalam judul. Adapun penjelasan istilah dalam judul tersebut sebagai

berikut:

1. Teknik Listrik

Mata pelajaran Teknik Listrik merupakan mata pelajaran dasar yang

penting pada bidang elektronika karena mata pelajaran tersebut adalah alat utama

dalam melakukan pengukuran, pengujian, dan perbaikan alat-alat elektronika.

2. Model Pembelajaran ATI

Secara subtantif dan teoritik ATI dapat dijadikan sebagai suatu konsep

atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif

digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing

(Sutomo, 2008, hlm. 27). Dipandang dari sudut pembelajaran teoritik, pendekatan

ATI merupakan sebuah konsep yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran

yang sedikit banyaknya efektif digunakan untuk siswa tertentu dengan

karakteristik kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa optimalisai hasil

belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran treatment dengan

(7)

Sunandar, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian dengan tujuan untuk

mempermudah penelaahan kandungan skripsi ini, yaitu: bagian awal, bagian isi,

dan bagian akhir.

1.7.1 Bagian Pendahuluan

terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan Pada bagian awal

penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang, halaman motto dan

persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

1.7.2 Bagian Isi

Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi

operasioanl serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II landasan teoritis berisi tentang teori yang melandasi permasalahan

skripsi serta penjelasan yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam

skripsi pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, kerangka

berpikir, dan hipotesis.

Bab III metodologi penelitian berisi tentang penjelasan jenis penelitian,

waktu penelitian, desain dan variabel penelitian, alur penelitian, paradigma

penelitian, tahapan-tahapan model pembelajaran ATI, subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, dan instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian,

teknik analisis data, dan kisi-kisi instrumen penelitian.

Bab IV hasil pnelitian dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dalam penelitian.

1.7.3 Bagian Akhir Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Persentase yang ditunjukkan untuk hasil belajar tinggi sebesar 57,1%, sedangkan persentase untuk hasil belajar rendah sebesar 42,9 % ini berarti bahwa siswa kelas V SDN Melayu

Penyebab tingginya kadar logam berat dalam sedimen pada musim penghujan kemungkinan disebabkan oleh tingginya laju erosi pada permukaan tanah yang terbawa ke dalam badan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan PEMASANGAN JARINGAN INTERNET SEKOLAH, dengan ini kami undang

• Bank card adalah “ kartu plastik”atau yang biasa kita sebut dengan ATM, yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan kepada nasabahnya untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran

[r]

Terdapat permasalahan umum pada keseluruhan kawasan, yaitu: tidak terdapat kesinambungan hubungan seluruh jalur pejalan kaki, jalur pejalan kaki tidak dapat memberi

Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan PNS yang telah menduduki Jabatan Akademik pada Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Masyarakat dengan Pangkat Pegawai Negeri

Pembahasan berkaitan dengan kepastian hukum wajib pajak, kepastian hukum objek pajak, dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi ekstensifikasi WPOP dalam