• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. bahan dirjen ppi raker 16 febr 2016 rev2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "8. bahan dirjen ppi raker 16 febr 2016 rev2"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI

PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DALAM RANGKA

PERCEPATAN PENYEBARAN INDUSTRI

Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian

Jakarta, 16 Pebruari 2016

Oleh :

(2)

DAFTAR ISI

I

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEBAGAI STRATEGI

PERWILAYAHAN INDUSTRI

3

II

KEWAJIBAN BERLOKASI DI DALAM KAWASAN INDUSTRI

5

III

PERKEMBANGAN,

ISU

STRATEGIS

DAN

ARAH

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

6

IV

TUJUAN DAN PERANAN KAWASAN INDUSTRI DALAM

MENDORONG HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI

9

V

PROFIL KAWASAN INDUSTRI

11

LAMPIRAN

PROGRESS

PEMBANGUNAN

14

KAWASAN

INDUSTRI

PRIORITAS DI LUAR PULAU JAWA

16

(3)

Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri

Pengaturan: (Pasal 14 UU No.3/2014 tentang Perindustrian)

1.

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan percepatan penyebaran

dan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia melalui Perwilayahan Industri.

2.

Perwilayahan industri dilakukan dengan paling sedikit memperhatikan:

a. Rencana tata ruang wilayah.

b. Pendayagunaan potensi sumber daya wilayah secara nasional.

c. Peningkatan daya saing industri berlandaskan keunggulan sumber daya yang

dimiliki daerah.

d. Peningkatan nilai tambah sepanjang rantai nilai.

3.

Perwilayahan industri dilaksanakan melalui:

a. Pengembangan wilayah pusat pertumbuhan industri;

b. Pengembangan kawasan peruntukkan industri;

c. Pembangunan kawasan industri;

d. Pengembangan sentra industri kecil dan industri menengah.

4.

Ketentuan lebih lanjut mengenai perwilayahan industri diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

I. PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEBAGAI

STRATEGI PERWILAYAHAN INDUSTRI

(4)

4

LATAR BELAKANG : KETIMPANGAN EKONOMI JAWA DAN LUAR JAWA (%)

11. 35

2.78

3.45

7.98

8.65

2.23

1.65

6.07

KTI

Sumber : BPS, diolah Kemenperin (2015)

Catatan : KTI (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi)

71,99 83,91 58,18

64,67 74,11

83,04 72,78 58,29

28,01 16,09 41,82

35,33 25,89

16,96 27,22 41,71

0 20 40 60 80 100

Luas Lahan Kawasan Industri Impor Sektor Industri Ekspor Sektor Indutri Investasi Sektor Industri (PMDN) Investasi Sektor Industri (PMA) Jumlah Unit Usaha Industri Besar Sedang Kontribusi Sektor Industri Non Migas Kontribusi Ekonomi

(5)

II. KEWAJIBAN BERLOKASI DI DALAM KAWASAN INDUSTRI

5

Dasar Hukum (Pasal 106 UU No.3/2014 tentang Perindustrian)

(1) Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri wajib berlokasi di Kawasan

Industri.

(2) Kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikecualikan bagi Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri dan berlokasi

di daerah kabupaten/kota yang:

a. belum memiliki Kawasan Industri;

b. telah memiliki Kawasan Industri tetapi seluruh kaveling Industri dalam Kawasan

Industrinya telah habis;

(3) Pengecualian terhadap kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi: a. Industri kecil dan Industri menengah

yang tidak berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang berdampak

luas; atau b. Industri yang menggunakan Bahan Baku khusus dan/atau proses

produksinya memerlukan lokasi khusus.

(4) Perusahaan Industri yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

Perusahaan Industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a wajib

berlokasi di kawasan peruntukan Industri.

(5) Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Menteri.

(6)

III. PERKEMBANGAN, ISU STRATEGIS DAN ARAH

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

6

G-1

1970-1989

Permendagri No. 5/1974 ttg penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan

Kawasan industri hanya dapat dimiliki dan dikelola oleh BUMN/BUMD

G-2

1989-2009

Keppres No.53/1989 diperbaharui menjadi Keppres No. 41/1996 ttg kawasan industri

Membuka kesempatan kepada swasta nasional/asing berusaha kawasan industri

Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian

G-3

Mulai tahun 2010

PP No.24/2009 ttg Kawasan Industri, diperkuat dengan UU No.3/2014 tentang Perindustrian

Mewajibkan industri berlokasi di kawasan industri, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW)

Berorientasi bukan pada penjualan lahan, tetapi ke arah pelayanan (

services

)

Fokus pada pengembangan industri tertentu

Didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu

Berwawasan lingkungan

Inovatif dengan ketersediaan lembaga litbang industri

Didukung lembaga pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia

(7)

Infrastrutkur

Tata Ruang

SDM

Minat Pembangunan

ISU STRATEGIS KAWASAN INDUSTRI DI LUAR JAWA

Infrastruktur pendukung seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasa kurang

memadai.

Belum semua Kabupaten/Kota telah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

khususnya kawasan peruntukan industri

Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang baik

Minat swasta untuk membangun kawasan industri masih kurang

(8)

ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

8

LUAR JAWA

Kawasan industri berbasis sumberdaya alam (terbarukan dan tidak

berbarukan)

Meningkatkan efisiensi sistem logistik

Kawasan

industri

sebagai

penggerak

utama

pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi baru

JAWA

Kawasan industri berbasis teknologi tinggi

Kawasan industri padat karya

(9)

Penyediaan sumber

daya tenaga listrik, air

bersih, pengolahan limbah,

dengan kapasitas besar dan

terpadu di kawasan

industri, yang mampu

menyediakan kebutuhan

industri di dalam KI

Lokasi pemusatan kegiatan industri yang

tertata rapi, nyaman, aman, asri dan

berwawasan lingkungan, sehingga

mampu menarik minat investor untuk

berinvestasi di dalam kawasan industri

Mengintegrasikan

pembangunan industri

hulu dan hilir, hingga

terjadi efisiensi yang

berdampak meningkatnya

perekonomian suatu

wilayah

IV. TUJUAN DAN PERANAN KAWASAN INDUSTRI DALAM MENDORONG

HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS SDA

No

Kawasan

Industri

Fokus Industri

1 Teluk Bintuni

Industri Pupuk dan

Petrokimia

2 Buli, Haltim Industri Ferronikel

3 Bitung

Industri Agro dan Logistik

4 Konawe

Industri Ferronikel

5 Morowali

Industri Ferronikel

6 Palu

Industri Rotan, Agro, dan

Industri Lainnya

7 Bantaeng

Industri Ferronikel

8 Ketapang

Industri Alumina

9 Mandor

Industri Pengolahan Karet

10 Batulicin

Industri Besi Baja

11 Jorong

Industri Besi Baja dan

Industri Agro

12 Tanggamus

Industri Maritim

13 Kuala Tanjung Industri Alumina

14 Sei Mangkei Industri Pengolahan CPO

(10)

PERANAN KAWASAN INDUSTRI DALAM MENDUKUNG HILIRISASI

PEMBANGUNAN INDUSTRI

1. Kawasan industri dapat berperan dalam mendorong tumbuhnya industri

besar dan industri lainnya yang memiliki keterkaitan yang kuat

2. Kawasan industri dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas

perusahaan yang berlokasi di kawasan industri sehingga mampu

menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi

3. Kawasan industri dapat berperan dalam meningkatkan efisiensi dan

kemudahan penyediaan infrastruktur, dan menyediakan lapangan kerja

yang luas serta menarik investasi

(11)

Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri

V. PROFIL KAWASAN INDUSTRI

11

LUAS LAHAN KAWASAN INDUSTRI DI

BEBERAPA PULAU BESAR INDONESIA PADA TAHUN 2014

Sumber : Hasil Survey 2014

Kawasan industri terkonsentrasi di Pulau Jawa …………..………!

No Kawasan Industri

Luas Lahan

Kawasan Industri

(Ha)

Jumlah Kawasan

Industri

Persentase

Luas (%)

1 Jawa

50

26,127.40

71.99

2 Sumatera

19

7,019.10

19.34

3 Sulawesi

2

2,203.00

6.07

4 Kalimantan

3

946.00

2.61

(12)

Sumber : Hasil Survey 2013

PERSEBARAN KAWASAN INDUSTRI MENURUT PROVINSI

Kawasan industri terkonsentrasi di Provinsi Jawa Barat, Banten dan Kepulauan

Riau …..………..………!

No.

Propinsi

Jumlah Luas Area (Ha) Persentase Luas

(%)

1

DKI Jakarta

3

1,078.00

2.97

2

Banten

10

5,064.20

13.95

3

Jawa Barat

24

14,303.20

39.41

4

Jawa Tengah

8

1,920.00

5.29

5

Jawa Timur

5

3,762.00

10.36

6

Riau

2

1,590.00

4.38

7

Kepulauan Riau

11

1,950.00

5.37

8

Sumatera Utara

3

1,403.00

3.87

9

Sumatera Barat

1

214.30

0.59

10 Bangka Belitung

1

1,735.00

4.78

11 Lampung

1

126.80

0.35

12 Sulawesi Selatan

1

703.00

1.94

13 Sulawesi Tengah

1

1,500.00

4.13

14 Kalimantan Timur

3

946.00

2.61

Total

74

36,295.50

100.00

(13)

13

(14)

LUAS LAHAN, INVESTASI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

DI 14 KAWASAN INDUSTRI

No.

Nama KI

Luas

(Ha)

Investasi

(Rp.

Triliun)

Tenaga

Kerja

(Jiwa)

Anchor Industry

Fokus Industri

1 Teluk Bintuni, Papua Barat

2,112

31.4

51,500 PT. Pupuk Indonesia

Industri Pupuk dan Petrokimia

2

Buli, Halmahera Timur, Maluku

Utara

300

4.4

10,000 PT. Feni Haltim

Industri Ferronikel

3 Bitung, Sulawesi Utara

534

2.5

90,000 PT. Pelindo

Industri Agro dan Logistik

4 Konawe, Sulawesi Tenggara

5,500

28.7

18,200

Jiangsu Delong Nickel Industry Co.

Ltd

Industri Ferronikel

5 Morowali, Sulawesi Tengah

1,200

49.7

80,000 PT. Sulawesi Mining Investment

Industri Ferronikel

6 Palu, Sulawesi Tengah

1,500

12.5

165,000 PT. Bangun Palu Sulteng

Industri Rotan, Agro, dan Industri

Lainnya

7 Bantaeng, Sulawesi Selatan

3,000

24.4

163,200

PT. Hwadi dan Bantaeng Sigma

Energi

Industri Ferronikel

8 Ketapang, Kalimantan Barat

1,000

4

10,000

PT. Well Harvest Winning Alumina

Refinery

Industri Alumina

9 Mandor, Landak, Kalimantan Barat

306

1.22

33,600

Industri Pengolahan Karet

10

Batulicin, Tanah Bumbu,

Kalimantan Selatan

530

2.12

10,000 PT. Meratus Jaya Iron and Steel

Industri Besi Baja

11

Jorong, Tanah Laut, Kalimantan

Selatan

6,370

22.3

30,000 PT. Semeru Surya, PT. Delta Prima

Industri Besi Baja dan Industri

Agro

12 Tanggamus, Lampung

3,500

17.5

104,800 PT. Repindo Jagat Raya

Industri Maritim

13

Kuala Tanjung, Batu Bara,

Sumatera Utara

1,000

4.5

113,200 PT. Inalum

Industri Alumina

14

Sei Mangkei, Simalungun,

Sumatera Utara

2,002

9.5

83,300 PT.Unilever Oleochemical Indonesia Industri Pengolahan CPO

(15)

Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

Gedung Kementerian Perindustrian Lt. 13-14

(16)
(17)

Uraian Satuan Kawasan Industri

KI Teluk Bintuni KI Bitung KI Palu KI Morowali KI Konawe KI Buli Haltim KI Bantaeng

Lokasi Desa Onar Baru, Distrik Sumuri Kelurahan Tanjung Merah Bitung Kecamatan Tawaeli, Kota Palu Kecamatan Bahodopi Kecamatan Bondoiala dan Kapoiala Kecamatan Buli Kecamatan Pajukukang

Fokus Industri

Basis Industri Pupuk dan Petrokimia

Basis Industri Kelapa, Perikanan dan Logistik

Basis Industri Rotan, Rumput laut, kakao dan Mineral

Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya

Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya

Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya

Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya

Luas Ha ±2112 Ha ±534 Ha ±1500 Ha ±1200 Ha ±5500 Ha ±300 Ha ±3000 Ha

Pengelola/Calon Pengelola

BUMN (PT Pupuk Indonesia)

Pemda (PT Sulut Membangun)

Pemda (PT Bangun Palu Sulteng)

Swasta (Tsinghang Industrial Morowali Industrial Park)

Swasta (PT Konawe Putra Propertindo)

1. Pembebasan Lahan Ha (tahun)

-

10 (APBD)

2016 - - - - -

2. Pematangan Lahan Ha (tahun)

-

92,96 2017

100

2016-2019 - - - -

3. Pembangunan Jalan Poros dan Lingkungan

- Penambahan Panjang jalan poros/lingkungan (2017)

- Panjang 1,686 Km dan lebar 30m (ROW 36m) (2015)

- Penambahan Panjang jalan poros/lingkungan (2016)

- - - -

4. Pembangunan Gedung

Pengelola/Administrator KI tahun

-

Politeknik/Akademi Komunitas tahun

- - -

6. Traning Center Building &

Workshop tahun - - - 2017

7. Pembangunan Pusat Layanan

KI tahun - - - - - - -

Tahapan Pembangunan Infrastruktur di Dalam 14 Kawasan Industri Prioritas

(18)

Uraian Satuan Kawasan Industri

KI Batu Licin KI Ketapang KI Landak KI Kuala Tanjung KI Sei Mangkei KI Tanggamus KI Jorong

Lokasi

Kecamatan Mandor Kabupaten Batubara Kabupaten Simalungun

Kec. Kota Agung Timur, Kec. Limau dan Kec. Cukuh Balak

Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut

Fokus Industri

Industri Besi Baja Industri Alumina Industri Pengolahan Karet

Basis Industri Alumina Basis Industri Pengolahan CPO

Basis Industri Maritim Industri Agro dan Besi Baja

Luas Ha 530 Ha 1.000 Ha 306 Ha 1.000 Ha 2.002 Ha ±3500 Ha ± 6370 Ha

Pemrakarsa Utama

Swasta (PT Meratus Jaya Iron and Steel)

Swasta (PT. Well Harest Winning Alumina Refinery)

Swasta (PT. Cakrawala Energi Nusantara)

1. Pembebasan Lahan Ha (tahun)

2017-2019

2. Pematangan Lahan Ha (tahun)

2017 2018-2019

3. Pembangunan Jalan Poros dan Lingkungan poros sepanjang 1,9 km (2018)

Pembangunan jalan poros sepanjang 1,9

km (2015) 2018

4. Pembangunan Gedung

Pengelola KI tahun 2018 2016

5. Pembangunan Politeknik tahun 2018 2017

6. Traning Center Building &

Workshop tahun

7. Pembangunan Pusat Layanan KI tahun 2019 2018

8. Pembangunan rel kerata api tahun 2015

9. Pembangunan Dry Port tahun 2015

10. Pembangunan Tank Farm CPO

& CPKO tahun 2018 2015

11. WTP tahun 2018 2016

12. WWTP tahun 2018 2016

(19)

Uraian Satuan Kawasan Industri

KI Teluk Bintuni KI Bitung KI Palu KI Morowali KI Konawe KI Buli Haltim KI Bantaeng

Dukungan Sarana & Prasarana di

Luar Kawasan Industri

1. Jalan

Dari ke, p dan L (tahun)

Akses jalan sepanjang 30 Km dari Jalan Lintas Provinsi ke Kawasan Industri (Sudah masuk dalam Renstra Kemen PUPERA)

-- Pembangunan Jalan Tol Bitung Minut Manado sepanjang 39 KM . Saat ini telah terealisir sepanjang 13,5km.

(2016-2018) - Pembangunan Jalan Nasional akses ke Tol Manado – Bitung dari pintu tol Km 28,5 ke KEK sepanjang 2,5 KM Saat ini sedang penyusunan

Detail Engineering Design (DED) oleh Kemen PUPERA (2017) -Beberapa

pembangunan jalan nasional telah akses ke Kawasan Industri Bitung :

1.Batas Kota Bitung – Kauditan (6,53km) 2.Kauditan (by pass)-Air

Madidi (7,20km) sehingga akses dari Kawasan Industri ke Pelabuhan Pantoloan penuh milik Industri. (2016)

--Pembangunan Jalan Lingkar luar tersambung ke Parigi Moutong -(2016-2019)

-Pelebaran dan peningkatan jalan dari Pelabuhan Bungku ke lokasi Kawasan Industri (40 Km) (2016-2017) - Pelebaran dan peningkatan jalan dari Bandara ke lokasi Kawasan Industri (5 Km) (2016-2017)

-

- Peningkatan kualitas jalan dari Maba ke Buli (Alternatif Jalan Provinsi) kurang lebih 8 km (2016-2018)

Pembangunan jalan provinsi penganti jalan lama yang memotong kawasan industri. Saat ini sedang disusun Detail Engineering Design

(DED) untuk jalan pengganti tersebut. (2017)

Tahapan Pembangunan Infrastruktur Pendukung di Luar 14 Kawasan Industri Prioritas

(20)

Uraian Satuan Kawasan Industri

KI Teluk Bintuni KI Bitung KI Palu KI Morowali KI Konawe KI Buli Haltim KI Bantaeng

Dukungan Sarana & Prasarana di Luar Kawasan Industri sepanjang 5 km dengan kapasitas 50.000 DWT Pantoloan dan Terminal Peti Kemas (2015-2017)

sepanjang 250 m (2016-2018) oleh PT. Antam. Yang sudah selesai dibangun adalah pelabuhan jetty solid dengan panjang wharf 154m, panjang trestle 210m, panjang causeway 242m, untuk kapasitas hingga 35.000 DWT ((2014) 10.000-20.000 DWT (2017-2018)

3. Pembangkit Listrik MW

(tahun)

Jaringan listrik dan power plant ±200 MW (2018-2019) oleh PT. Pupuk

- Penyelesaian pembangunan PLT Panas bumi Lahendong V daya 1x20MW (2016-2017)

- Penyelesaian pembangunan PLT Uap Kema daya 2x25MW

Pembangunan Pembangkit Listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 250 – 350 MW

(2016-2018) oleh Pengelola KI

- Kebutuhan listrik untuk awal konstruksi industri sebesar 10 MW (2017-2018)

- Perizinan Pembangunan Pembangkit Listrik 1000 MW

(21)

Uraian Satuan Kawasan Industri

KI Batu Licin KI Ketapang KI Landak KI Kuala Tanjung KI Sei Mangkei KI Tanggamus KI Jorong Dukungan Sarana & Prasarana di Luar

Kawasan Industri

- Peningkatan akses jalan industri menuju pelabuhan sekitar 20 km (2016-2017) - Pembangunan jalan akses ke kawasan industri dari ketapang ke Sungai Jawi - Pagar Mentimun (2016-2017)

Pembangunan Jalan akses dari kawasan industri menuju ke pelabuhan Pontianak 34 km. (2016-2017)

- Peningkatan kapasitas jalan dari Perdagangan - Simpang Kawat - Limapuluh 15 Km (2016-2017)

- Peningkatan kapasitas jalan dari Pematang Siantar ke Perdagangan 35 Km (2017-2019)

Peningkatan jalan akses dari Tanggamus menuju Kawasan Industri kedalaman 22 m (2017-2018)

Pengembangan pelabuhan sebagai akses masuk ke kawasan dan untuk bongkar muat industri (2016-2017) pelabuhan Jeti di Kawasan Industri (2017-2018)

3. Pembangkit Listrik MW (tahun)

Pembangunan Listrik 150 MW (2016-2017)

Pembangunan energi listrik power plant (2017-2018)

Pembangunan PLTU Asam-Asam unit 3 dan 4 dengan kapasitas 2x65MW yang terhubung dengan jaringan SUTT 150 KV Gardu Induk Asam-Asam di Kec. Jorong (2016-2018)

4. Rel Kereta Api Dari ke dan

p (tahun)

Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi Pantibalan - Kuala Tanjung (22,15 km)

(2015-2017)

- Pembangunan Jalur KA KEK Sei Mangkei - Sepur Simpang (2,9 Km) (2016-2017)

- Peningkatan rel Jalur KA Gunung Bayu -

Tahapan Pembangunan Infrastruktur Pendukung di Luar 14 Kawasan Industri Prioritas

(22)

Profil

1.

Desa Onar Baru, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat

2.

Luas Lahan ±2112 Ha

3.

Basis Industri Pupuk dan Petrokimia

4.

Nilai Investasi ± Rp 31,4 T

5.

Pengelola kawasan PT Pupuk Indonesia

Progres

1.

Status lahan sudah dalam bentuk APL (Area Penggunaan Lain);

2.

Sudah dilakukan pengukuran lahan oleh BPN Propinsi Papua Barat;

3.

Rencana pembangunan akses jalan ke Kawasan industri ± 35 Km

telah masuk dalam Renstra Kementerian PU-PERA

Masalah

1.

Belum adanya kepastian harga gas untuk PT. Pupuk Indonesia.

PT. Pupuk Indonesia tidak dapat menggunakan skema yang sedang

dibuat oleh Pemerintah melalui Peraturan Presiden tentang

Penetapan Harga Gas Bumi Tertentu karena belum melakukan

kontrak hingga kini.

2.

Kemeneg BUMN meminta untuk pengelolaan kawasan industri

sebaiknya dilakukan oleh Kementerian Perindustrian.

3.

Belum selesainya Perda mengenai penetapan tanah hak ulayat

marga Agofa akan berdampak pada saat pelepasan tanah.

4.

Relokasi Penduduk setempat sebanyak 88 KK.

5.

Belum ada ketersediaan jaringan listrik dan power plant ±200 MW.

6.

Belum ada ketersediaan air baku ± 2000 L/detik .

Perkemb

2015

1.

Sudah diselesaikannya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

sekitar kawasan industri

Rencana

Kegiatan

2016

1.

Koordinasi dalam rangka penyelesaian harga gas dan pelepasan

tanah hak ulayat lokasi kawasan industri.

PRODUK

TENAGA KERJA

LANGSUNG TDK

LANGSUNG PENDUKUNG

Polipropilena

3.000

4.500

15.000

Urea

4.000

5.000

20.000

Jumlah

7.000

9.500

35.000

(23)

Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. RTRW v Pemerintah Daerah

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan v Kemenperin (2013)

4. Studi Kelayakan - -

5. Renstra v Kemenperin (2013)

6. DED 2017 Pengelola KI

7. AMDAL - Pengelola KI

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2018 Kemenperin/Pengelola

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2018 Kemenperin/Pengelola

3. Pembangunan Politeknik - Kemenperin/Pengelola

4. Traning Center Building & Workshop 2018 Kemenperin/Pengelola

5. Pembebasan Lahan 2016-2019 Pengelola

6. Pematangan Lahan 2017-2019 Pengelola

7. Pembangunan Dry Port - Kemenperin/Pengelola

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) Kebutuhan debit air ± 2000 L/detik (2017) Kemenperin/Pengelola 9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) - Kemenperin/Pengelola Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

Prasyarat Utama: Kebijakan Harga Gas untuk industri dalam

negeri 2015-2016 Kemen ESDM

1. Jalan Akses jalan sepanjang 30 Km dari Jalan Lintas Provinsi ke Kawasan Industri (2017) Kementerian PUPR

2. Pelabuhan Pelabuhan Trestle sepanjang 5 km dengan kapasitas 50.000 DWT (2017)

PT Pupuk Indonesia

3. Pembangkit Listrik Jaringan listrik dan power plant ±200 MW (2018-2019) PT Pupuk Indonesia

4. Rel Kereta Api n.a. Kemenhub

5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2019 Pemda

7. Gudang Logistik - Kemenhub & Kemendag

8. Balai Latihan Kerja - Kementerian Tenaga Kerja

9. Pendirian PTSP - BKPM

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Teluk Bintuni

(24)

2. Kawasan Industri Bitung

Penyerapan tenaga kerja sebanyak

90.000 TK

Profil 1. Kelurahan Tanjung Merah Bitung 2. Luas Lahan ±534 Ha

3. Basis Industri Kelapa, Perikanan dan Logistik 4. Nilai Investasi ± Rp 2 T

5. Pengelola kawasan PT Sulut Membangun

Progres 1. Pembangunan Kantor Administrator KEK, Pos Jaga, Pintu Gerbang dan Lampu Jalan Dalam Kawasan Industri Bitung seluas 1708 m2 (2 lantai).

2. Pembangunan Jalan Masuk dan Poros Kawasan Industri Bitung sepanjang 275m dari rencana 500m dengan lebar 24m (ROW 40m) dan ketebalan 30cm.

3. Status lahan 92,6 Ha Ex HGU milik Propinsi Sulawesi Utara sedang dalam proses dari HGU ke HPL oleh BPN.

4. Telah dilakukannya pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 39km dan saat ini telah diselesaikan sepanjang 13,5km.

5. Sedang disusun Detail Engineering Design (DED) Jalan akses dari pintu KEK ke jalan tol Manado-Bitung kurang lebih 2,5km, sehingga KEK Bitung mendapat pintu khusus ke jalan tol Manado-Bitung.

6. Penyelesaian penyediaan tenaga listrik ±150 MW 7. Penyelesian rencana reklamasi seluas ±247 Ha

Masalah 1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara maupun Pemerintah Kota Bitung belum mensterilkan lahan ex-HGU seluas 92,96ha yang menjadi lokasi pembangunan dari keberadaan penghuni liar.

2. Kajian Amdal di bakal areal reklamasi untuk perluasan Kawasan Industri seluas 247 Ha pada DIPA APBD Kota Bitung belum dilakukan.

3. Belum ada ketersediaan air baku ± 1200 L/detik

4. Belum selesainya pembebasan seluruh lahan sesuai kebutuhan Masterplan

Perkembang an 2015

1. Telah diselesaikannya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sekitar Kawasan Industri Bitung

2. Telah disusunnya dokumen Detail Engineering Design (DED) Jalan Poros dan Jalan Lingkungan di Kawasan Industri Bitung

3. Telah disusunnya dokumen Detail Engineering Design (DED) Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kawasan Industri Bitung

Rencana Kegiatan 2016

(25)

Tingkat Kesiapan Keterangan

1. RTRW v Pemerintah Daerah

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan v Kemenperin (2008)

4. Studi Kelayakan v Pemerintah Daerah (2011)

5. Renstra v Kemenperin (2011)

6. DED V Kemenperin (2012)

7. AMDAL V Kemenperin (2009)

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2015 – 2016 Kemenperin

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2015 Kemenperin

3. Pembangunan Politeknik - -

4. Traning Center Building & Workshop - -

5. Pembebasan Lahan 2015-2019 Kemenperin dan Pemda

6. Pematangan Lahan Seluas 92,95 ha di Tahun 2017 Kemenperin

7. Pembangunan Dry Port - -

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)/embung Kebutuhan debit air ± 1200 L/detik (2016-2017) Kementerian PUPR 9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Kemenperin Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

- Peningkatan fisik Ruas Jalan Nasional Girian – Kema sepanjang 5 Km (2016-2018) - Pembangunan Jalan Nasional akses ke Tol Manado – Bitung dari pintu tol Km 28,5 ke KEK sepanjang 5 KM (2015-2018)

- Peningkatan Jalan Tol Bitung Minut Manado sepanjang 43 KM (2015-2018)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan - Kemenetrian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik

- Penyelesaian pembangunan PLT Panasbumi Lahendong V daya 1x20MW (2016-2017) - Penyelesaian pembangunan PLT Uap Kema daya 2x25MW

Penyelesaian pembangunan PLT Gas Likupang daya 3x25MW (2016-2017)

- Penyelesaian pembangunan Gardu Induk Paniki 150 KV dan Tanjung Merah 150 KV (2016-2017)

Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api Manado – Bitung (2019) Kemenetrian Perhubungan

5. Kebutuhan Air Baku ± 1200 L/detik (2017) Kementerian PUPR

6. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR

7. Rumah Sakit - Pemda

8. Gudang Logistik Pusat Distribusi Regional (2016) Kemenhub dan Kemendag 9. Balai Latihan Kerja Pembangunan Workshop Baru (2016) Kemen. Tenaga Kerja

10. Pendirian PTSP 2016 BKPM

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Bitung

(26)

Profil 1. Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. 2. Luas Lahan ±1500 Ha

3. Basis Industri Rotan, Rumput laut, kakao dan Mineral 4. Nilai Investasi ± Rp 12,5 T

5. Pengelola kawasan PT Bangun Palu Sulteng

Progres 1. Pembangunan Jalan Poros dan Jalan Lingkungan dalam Kawasan Industri Palu sepanjang 1686m dengan lebar 20m (ROW 36m) dan ketebalan 30cm. 2. Pembangunan Komplek Manajemen Perkantoran Pengelola dalam Kawasan

Industri Palu 1332m2 (2 lantai).

3. Dibangunnya jalan layang (flyover) pada tahun anggaran 2016 untuk

kepentingan masyarakat umum sehingga akses dari KEK Palu menuju Pelabuhan Pantoloan menjadi khusus untuk kepentingan industri.

4. Status lahan seluas 110 Ha telah dikuasai oleh Pemkot Palu , namun tidak satu hamparan.

5. Telah dilakukannya groundbreaking pembangunan konstruksi pabrik industri karet dan minyak atsiri, saat ini sedang dilakukan pemindahan pabrik. 6. Sudah ada interkoneksi jaringan listrik Sulawesi

Masalah 1. Belum selesainya pembebasan seluruh lahan sesuai kebutuhan Masterplan, sehingga sangat menyulitkan dalam pelaksanaan pembangunan gedung dan jalan di KEK Palu terhambat oleh beberapa lahan yang belum dibebaskan oleh Pemerintah Kota Palu.

2. Belum ada ketersediaan air baku.

Perkemba ngan 2015

1. Telah diselesaikannya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sekitar Kawasan Industri Palu

2. Telah diselesaikannya penyusunan Dokumen Detail Engineering Design Jalan Poros dan Jalan Lingkungan di Kawasan Industri Palu (lanjutan)

Rencana kegiatan 2016

1. Melanjutkan pembangunan jalan dalam kawasan industri.

2. Mengkordinasikan mekanisme mengenai pembiayaan pembangunan KEK sesuai dengan UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus untuk mengakomodasi keinginan beberapa investor yang akan ikut serta dalam pembiayaan pembangunan.

3. Kawasan Industri Palu

(27)

Tingkat Kesiapan Keterangan

1. RTRW v Pemerintah Daerah

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan v Kemenperin (2007)

4. Studi Kelayakan v Pemerintah Daerah (2011)

5. Renstra v Kemenperin (2011)

6. DED v Kemenperin (2009)

7. AMDAL v Kemenperin (2008)

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2015-2016 Kemenperin

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2015 Kemenperin

3. Pembangunan Akademi Komunitas - Kemenperin/Pengelola

4. Traning Center Building & Workshop - Kemenperin/Pengelola

5. Pembebasan Lahan 2015-2019 Pemda/Pengelola

6. Pematangan Lahan 2016-2019 (100 ha) Pemda/Pengelola

7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)/embung 2016-2017 Kementerian PUPR 8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Pengelola KI Palu Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

Jalan Lingkar luar (Moda Transportasi Barang) 4.5 km (2017-2018)

Fly over dari Kawasan Industri ke Pelabuhan (2016)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan Peningkatan Pelabuhan Pantoloan dan Terminal Peti Kemas (2015-2017)

Kemenetrian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik Pembangunan Pembangkit Listirk (2016-2019) Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api - Kemenetrian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit - Pemda

7. Gudang Logistik 2017 Kemenhub dan Kemendag

8. Balai Latihan Kerja 2016 Kemen. Tenaga Kerja

9. Pendirian PTSP 2016 BKPM

Legend : V = sudah dilaksanakan

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Palu

(28)

Profil 1. Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali 2. Luas Lahan ±1200 Ha

3. Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya 4. Nilai Investasi ± Rp 49,7 T

5. Pengelola kawasan Tsinghan Indonesia Morowali Industrial Park

Progres 1. Status lahan seluas 1200 Ha telah dikuasai oleh TIMIP

2. Pembangunan konstruksi pabrik ferronikel tahap I kapasitas 300.000 ton/tahun sudah produksi dan Tahap II kapasitas 600.000 ton/tahun telah dilakukan pemancangan dan konstruksi dasar 3. Pembangunan power plant 65x2 MW sudah 90%

4. Pembangunan pelabuhan dan bandara sedang dalam proses perijinan

Masalah Lokasi Kawasan Industri yang terletak di daerah terpencil (remote area) menyulitkan pelaksanaan pembangunan pusat inovasi dan politeknik khususnya dalam pengadaan bahan baku bangunan.

Perkembanga n 2015

1. Pembangunan Gedung Pusat Inovasi Logam di Kawasan Industri Morowali (workshop 400m2)

2. Pembangunan Gedung Politeknik Industri di Kawasan Industri Morowali (ruang kelas 468m2,

workshop 898m2)

3. Pengadaan Peralatan Workshop untuk Politeknik dan Pusat Inovasi 4. Penyusunan RDTR sekitar Kawasan Industri Morowali

5. Penyusunan Dokumen DED Water Treatment Plant untuk Gedung Politeknik dan Pusat Inovasi di Kawasan Industri Morowali

Rencana kegiatan 2016

1. Lanjutan Pembangunan Politeknik di Kawasan Industri Morowali: a. Pembangunan Gedung Pusat Inovasi dan Kantor Politeknik Industri b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih untuk Kompleks Politeknik

c. Pembangunan Gedung Perpustakaan, Gedung Laboratorium (Kimia dan Fisika, Listrik dan Instrumen, Komputer dan Bahasa), Gapura dan Jalan Masuk

d. Peralatan Laboratorium (Kimia dan Fisika, Listrik dan Instrumen, Komputer dan Bahasa) 2. Penyusunan Perencanaan Pembangunan:

a. Gedung Perpustakaan, Gedung Laboratorium (Kimia dan Fisika, Listrik dan Instrumen, Komputer dan Bahasa)

b. Gedung Auditorium, Penambahan Ruang Kelas, dan Rumah Dosen dan Guest House. 3. Kementerian PUPERA akan:

a. Melakukan pembangunan tambahan perumahan buruh 2 tower untuk buruh industri dan 1 tower untuk mahasiswa.

4. Indonesia Morowali Industrial Park

(29)

Tingkat Kesiapan Keterangan

1. RTRW v Pemerintah Daerah

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan v Pengelola KI

4. Studi Kelayakan v Pengelola KI

5. Renstra v Pengelola KI

6. DED v Pengelola KI

7. AMDAL v Pengelola KI

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan oleh pengelola KI Pengelola KI 2. Pembangunan Gedung Pengelola KI oleh pengelola KI Pengelola KI

3. Pembangunan Politeknik 2015 - 2017 Kemenperin

4. Traning Center Building & Workshop - -

5. Pembebasan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI

6. Pematangan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI

7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) oleh pengelola KI Pengelola KI 8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) oleh pengelola KI Pengelola KI Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

- Pelebaran dan peningkatan jalan dari Pelabuhan Bungku ke lokasi Kawasan Industri (40 Km) (2016-2017)

- Pelebaran dan peningkatan jalan dari Bandara ke lokasi Kawasan Industri (5 Km) (2016-2017)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan Kemenetrian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 250 – 350 MW (2016-2018) oleh Pengelola KI (Bantuan Perizinan )

Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api - Kemenetrian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2015 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit Tipe C 2016 Pemda

7. Pembangunan Embung 16.500 Liter/detik (2016) Kementerian PUPR

8. Gudang Logistik - Kemenhub dan Kemendag

9. Balai Latihan Kerja - Kemen. Tenaga Kerja

10. Pendirian PTSP 2016 BKPM

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Morowali

(30)

Penyerapan tenaga kerja sebanyak

10.000 TK

Profil

1.

Kecamatan Buli, Kabupaten Halmahera Timur

2.

Luas Lahan ±300 Ha

3.

Integrated Industri Ferronikel, Stainless Steel dan Produk hilirnya

4.

Nilai Investasi ± Rp 4,4 T

5.

Sudah terdapat pelabuhan jetty solid dengan panjang wharf 154m, panjang

trestle 210m, panjang causeway 242m, untuk kapasitas hingga 35.000 DWT

6.

Pengelola kawasan PT FeNi Haltim

Progres

1.

Status lahan seluas 300 Ha telah dikuasai oleh PT Antam Persero

2.

Terselesaikannya pembangunan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan

industri.

3.

Telah terbangunnya fasilitas kawasan industri antara lain: mess, kantor pengelola

dan oxygen plant.

4.

Permohonan tax holiday PT FeNi Haltim dalam proses pembahasan di tim fiskal

Kementerian Keuangan.

Masalah

1.

Fasilitasi Pembangunan Kawasan Industri dari Kementerian Perindustrian kepada

PT Antam Tbk merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang harus

mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) yang akan

mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi saham sehingga PT Antam Tbk

harus menerbitkan saham baru (right issue). Proses persetujuan RUPS

memerlukan waktu yang cukup lama serta prosedur penerbitan saham baru

cukup kompleks. Selanjutnya PMN tersebut harus ditetapkan melalui Peraturan

Pemerintah.

2.

Alternatif lainnya yaitu dengan pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) di

bawah struktur Kemenperin untuk mengelola infrastruktur yang telah dibangun di

KI Buli, Haltim.

Perkemban

gan 2015

1. Studi Potensi Sumber Air di Kawasan Industri Buli, Haltim

2. Dokumen Detail Engineering Design Jalan Poros dan Jalan Lingkungan di Kawasan

Industri Halmahera Timur

3. Dokumen Detail Engineering Design Kompleks Kantor Pengelola di Kawasan

Industri Halmahera Timur

4. Perencanaan pembangunan gedung dan peralatan Training Centre

Rencana Kegiatan 2016 : Tidak ada

(31)

Tingkat Kesiapan Keterangan

1. RTRW v Pemerintah Daerah

2. RDTR 2015 Pemerintah Daerah

3. Master Plan V Kemenperin (2013)

4. Studi Kelayakan V Pengelola KI

5. Renstra v Kemenperin (2013)

6. DED v Pengelola KI

7. AMDAL - Pengelola KI

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2017 Pengelola KI 2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2017 Kemenperin/Pengelola KI

3. Pembangunan Politeknik - Kemenperin/Pengelola KI

4. Traning Center Building & Workshop 2017 Kemenperin

5. Pembebasan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI

6. Pematangan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI

7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) ± 1.000 L/dtk (2017) Kemenperin/Pengelola KI 8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Kemenperin/Pengelola KI Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

Peningkatan kualitas jalan dari Maba ke Buli (Alternatif Jalan Provinsi) kurang lebih 8 km (2016-2018)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan

Pembangunan Pelabuhan 2 jeti dengan kapasitas masing-masing 14000 DWT dan 35000 DWT sepanjang 2.5 km (2016-2018) oleh PT Antam

Kemenetrian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik Pembangunan Pembangkit Listrik (PLTU) 2 x 110 MW (2016-2018) oleh PT Antam Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api - Kemenetrian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2017 Pemda

7. Gudang Logistik - Kemenhub dan Kemendag

8. Balai Latihan Kerja - Kemen. Tenaga Kerja

9. Pendirian PTSP 2017 BKPM

Legend : V = sudah dilaksanakan

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Buli Haltim

(32)

Profil

1.

Kecamatan Bondoiala dan Kapoiala Kabupaten Konawe

2.

Luas Lahan ±5500 Ha

3.

Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya

4.

Nilai Investasi ± Rp 28,7 T

5.

Telah dibangun sarana dan sarana perkantoran pengelola kawasan,

jalan penghubung areal tambang dan kawasan sepanjang 42 Km

serta land clearing beberapa areal kawasan

6.

Pengelola kawasan PT Konawe Putra Propertindo (KPP)

Progres

1.

Sudah dilakukan tahap land clearing dan kontruksi awal berupa

pembangunan kantor dan mess serta penyelesaian pelabuhan

2.

Telah ada surat dukungan Gubernur Sultra dan Bupati Konawe

Masalah

1.

KPP sedang melakukan pembenahan manajemen dan terdapat

masalah dengan PT VDNI terkait proses jual beli lahan untuk

pembangunan pabrik VDNI dan jual beli saham PT Pelabuhan Muara

Sampar selaku pengelola dan operator terminal pelabuhan khusus

di Kawasan Industri Konawe

2.

Pembebasan lahan seluas 640 Ha, dimana lahan seluas 500 Ha telah

dilakukan jual beli dengan PT VDNI, tetapi belum memberikan

legalisasi jual beli tersebut (Akta Jual Beli dan SHM). Belum

dikeluarkannya rekomendasi dari kantor wilayah BPN Provinsi

Sulawesi Tenggara, karena rencana luas lahan Kawasan Industri

Konawe seluas 5.500 Ha (melebihi ketentuan sesuai Peraturan

Menteri Agraria dan Tata ruang No. 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi

bahwa peruntukan lahan kawasan industri maksimal seluas 400Ha)

6. Kawasan Industri Konawe

(33)

Masalah

3.

Belum terselesaikannya status daerah irigasi tambak dan derah

irigasi rawa oleh Kementerian PU-Pera sebagaimana yang

dipermasalahkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

4.

Proses pembangunan VDNI telah mencapai 40-60%, namun saat ini

dihentikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara karena

menganggap kajian AMDAL untuk Rencana Pembangunan Smelter

belum selesai, setelah ditelusuri tenyata izin AMDAL yang telah

dikeluarkan diambil oleh manajemen PT KPP

5.

PT PMS terhenti pembangunannya oleh Polda setempat atas

perintah Gubernur Sulawesi Tenggara karena menganggap izin lokasi

belum dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan namun PT PMS

menganggap bahwa aktifitas pembangunan terminal pelabuhan

khusus telah dapat dilakukan karena telah mendapat surat izin

tambat sementara PP 00/31/16/DP.15 tanggal 29 Oktober 2015 oleh

Direktur Pelabuhan dan Pengerukan atas nama Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut

Perkemba

ngan

2015

1. Pengembangan SDM Industri Lokal di Kawasan Industri di Konawe

2. Penyusunan RDTR sekitar Kawasan Industri Konawe

Rencana kegiatan 2016: Tidak ada

(lanjutan)

6. Kawasan Industri Konawe

Penyerapan tenaga kerja sebanyak

18.200 TK

(34)

Tingkat Kesiapan Keterangan

1. RTRW v Pemerintah Daerah

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan v Pengelola KI

4. Studi Kelayakan V Pengelola KI

5. Renstra V Pengelola KI

6. DED - Pengelola KI

7. AMDAL 2016 Pengelola KI

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan oleh pengelola KI Pengelola KI 2. Pembangunan Gedung Pengelola KI oleh pengelola KI Pengelola KI

3. Pembangunan Akademi Komunitas 2016 Kemenperin

4. Traning Center Building & Workshop - Kemenperin/Pengelola KI

5. Pembebasan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI

6. Pematangan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI

7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)/embung oleh pengelola KI Pengelola KI 8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) oleh pengelola KI Pengelola KI Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan Pembangunan jalan dari Bandara ke Kawasan Industri sepanjang 20 km (2016)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan Pembangunan pelabuhan oleh Pengelola KI (2016) (Bantuan Perizinan )

Kemenetrian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik Kebutuhan listrik untuk awal konstruksi industri sebesar 10 MW (2017-2018) Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api - Kemenetrian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2016 Pemda

7. Gudang Logistik - Kemenhub dan Kemendag

8. Balai Latihan Kerja - Kemen. Tenaga Kerja

9. Pendirian PTSP - BKPM

(35)

Profil

1.

Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng

2.

Luas Lahan ± 3000 Ha

3.

Integrated Industri Ferronikel, Stainles Steel dan Produk hilirnya

4.

Nilai Investasi ± Rp 24,4 T

5.

Pengelola kawasan PT Bantaeng Industrial Persada

Progres

1.

Telah diselesaikannya penyusunan Masterplan dan Renstra Kawasan

Industri untuk lahan perencanaan seluas 3000 ha.

2.

Telah dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan PLTU

2x300MW oleh PT Hwadi (China-Malaysia) dan PT Bantaeng Sigma

Energi.

3.

Telah dilakukan

Land Clearing

oleh PT Titan untuk industri

Ferronickel seluas 300 Ha

Masalah

Lahan kawasan industri belum dibebaskan seluruhnya.

Perkemba

ngan

2015

1.

Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi:

a.

Pelatihan Pengembangan SDM Industri Lokal di Kawasan

Industri di Bantaeng

b.

Penyusunan Dokumen Detail Engineering Design Jalan Poros

dan Jalan Lingkungan di Kawasan Industri Bantaeng

c.

Penyusunan RDTR sekitar Kawasan Industri Bantaeng

2.

Kementerian PUPERA memfasilitasi:

a.

Pengalihan jalan nasional melingkari di luar kawasan industri

Rencana

kegiatan

2016

1.

Pembangunan Akademi Komunitas (Politeknik) di Kawasan Industri

Bantaeng (Gedung dan Peralatan)

2.

Penyusunan AMDAL Kawasan Industri oleh Pengelola Kawasan

Industri

7. Kawasan Industri Bantaeng

Penyerapan tenaga kerja sebanyak

163.200 TK

(36)

Tingkat Kesiapan

Keterangan

1. RTRW

v

Pemerintah Daerah

2. RDTR

2015

Kemenperin

3. Master Plan

V

Kemenperin (2014)

4. Studi Kelayakan

V

Pemerintah Daerah

5. Renstra

V

Kemenperin (2014)

6. DED

-

Pengelola KI

7. AMDAL

2016

Pengelola KI

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan

-

Pengelola KI

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI

-

Pengelola KI

3. Pembangunan Akademi Komunitas

2016

Kemenperin

4. Traning Center Building & Workshop

-

Kemenperin/Pengelola

5. Pembangunan Pusat Layanan KI

-

Kemenperin/Pengelola

6. Pembebasan Lahan

-

Pengelola KI

7. Pematangan Lahan

-

Pengelola KI

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)

-

Pengelola KI

9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP)

-

Pengelola KI

Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

Pengalihan jalan provinsi yang memotong

kawasan industri Bantaeng (2016)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan

Pembangunan Pelabuhan dapat

menampung kapal dengan kapasitas

10.000-20.000 DWT (2017-2018) (Bantuan

Perizinan )

Kementerian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik

Pembangunan pembangkit listrik (Bantuan

Perizinan )

Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api

-

Kementerian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri

2016

Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit

-

Pemda

7. Gudang Logistik

-

Kemenhub dan Kemendag

8. Balai Latihan Kerja

-

Kemen. Tenaga Kerja

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Bantaeng

(37)

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja 10.000 TK

Profil 1. Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Karang Bintang 2. Luas lahan 530 Ha

3. Fokus Industri Besi Baja 4. Nilai Investasi 2,12 T

5. Anchor Industry PT Meratus Jaya Iron and Steel 6. Badan Pengelola diperkirakan milik Pemerintah Daerah

Progres 1. Sudah disusun dokumen perencanaan berupa Masterplan (2008), Renstra pengembangan Kawasan Industri (2012), dan Kajian Pusat Inovasi (2013).

Pemerintah Daerah:

1. Menyelesaikan penyusunan Tim Percepatan Pembangunan Kawasan Industri

2. Menyelesaikan pembentukan Badan Pengelola Kawasan Industri 3. Menyelesaikan penyusunan Perda RTRW Kabupaten Tanah Bumbu 4. Menyelesaikan status lahan Kawasan Industri Batu Licin antara

Pemkab Tanah Bumbu dan Provinsi Kalimantan Selatan

5. Meniyiapkan SDM Industri lokal yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan Kawasan Industri

Anchor:

1. PT. Meratus mengolah abu bijih besi menjadi PVC paralon.

Masalah 1. Kualitas SDM kawasan industri belum optimal

Perkembang an 2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan, infrastruktur logistik dan penunjang kawasan industri seluas 530 Ha

2. Penyusunan DED Kawasan Industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industri

4. Sudah membentuk pengelola kawasan industri Batulicin,dengan nama PT. Batulicin Bangun

Rencana kegiatan 2016

1. Mengusulkan pembangunan politeknik di Kawasan Industri Batulicin

2. Penyelesaian lahan KAPET yang diduduki masyarakat di Desa Sari Gadung dan Mekar Sari

8. Kawasan Industri Batulicin

(38)

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Batulicin

Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. RTRW Pemda

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan 2008 Kemenperin

4. Studi Kelayakan Pemda/Pengelola

5. Renstra 2012 Kemenperin

6. DED 2015 Kemenperin

7. AMDAL 2017 Pemda/Pengelola

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2017 Kemenperin/Pengelola 2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2017 Kemenperin/Pengelola

3. Pembangunan Politeknik 2016 Kemenperin/Pengelola

4. Traning Center Building & Workshop 2018 Kemenperin/Pengelola

5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2018 Kemenperin/Pengelola

6. Pembebasan Lahan 2016 Pemda/Pengelola

7. Pematangan Lahan 2016 Pemda/Pengelola

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)

2018 Kemenperin/Pengelola

9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP)

2018 Kemenperin/Pengelola

Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

Jaringan jalan alternatif ke pelabuhan sepanjang 15 km dari jalan lingkar (2016-2018)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan

Pelabuhan dermaga dengan Jeti 750 m kedalaman 22 m (2017-2018)

Kementerian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik 2017 Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api 2017 Kementerian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2017 Pemda

7. Gudang Logistik

2018

Kementerian Perhubungan/ Kementerian Perdagangan

8. Balai Latihan Kerja 2018 Kementerian Tenaga Kerja

(39)

Profil

1. Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten

Ketapang

2. Luas kawasan 1.000 Ha

3. Fokus industri Alumina

4. Nilai Investasi 4 T

5. Anchor Industry PT. Borneo Alumino Prima

6. Pengelola PT. Ketapang Bangun Sarana

Progres

Groundbreaking akan dilakukan pada September

2015

Kemenperin:

Sudah disusun dokumen perencanaan berupa

Masterplan (2014).

Pemerintah Daerah:

Menyelesaikan penyusunan Perda RTRW

Kabupaten Ketapang

Masalah

1. Kualitas SDM yang mendukung kawasan

industri belum optimal

Perkemba

ngan 2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan,

infrastruktur logistik dan penunjang kawasan

industri seluas 1000 Ha

2. Penyusunan DED kawasan industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industri

Rencana

kegiatan

2016

Anchor:

1. Melanjutkan land clearing lahan kawasan

industri (pematangan lahan)

Pemerintah Daerah:

1. Menyelesaikan HPL KI

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja 10.000 TK

04

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) 01

TAMAN, MEDIAN, JALUR HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN

9. Kawasan Industri Ketapang

(40)

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Ketapang

Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. RTRW Pemda

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan 2014 Kemenperin

4. Studi Kelayakan Pengelola

5. Renstra Kemenperin

6. DED 2015 Kemenperin

7. AMDAL 2016 Pengelola

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2017 Pengelola

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2017 Pengelola

3. Pembangunan Politeknik 2017 Kemenperin

4. Traning Center Building & Workshop 2017 Kemenperin

5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2018 Kemenperin

6. Pembebasan Lahan 2016 Pengelola

7. Pematangan Lahan 2016 Pengelola

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2017 Pengelola

9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Pengelola Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

- Peningkatan kapasitas jalan provinsi di sekitar kawasan (2016-2017) - Peningkatan akses jalan industri

menuju pelabuhan sekitar 20 km (2016-2017)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan

Pengembangan pelabuhan sebagai akses masuk ke kawasan dan untuk bongkar muat industri (2016-2017)

Kementerian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik 2017 Kementerian ESDM

4. Rel Kereta Api - Kementerian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2018 Pemda

7. Gudang Logistik

-

Kementerian Perhubungan/ Kementerian Perdagangan

8. Balai Latihan Kerja 2018 Kementerian Tenaga Kerja

(41)

KIM II

Profil 1. Kecamatan Mandor 2. Luas kawasan 306 Ha

3. Fokus Industri Pengolahan Karet 4. Nilai Investasi 1,22 T

5. Anchor Industri PT. Gamma Mitra Lestari 6. Pengelola: PT. Landak Barajaki

Progres Kemenperin:

1. Sudah disusun dokumen perencanaan berupa Masterplan (2013), Renstra pengembangan Kawasan Industri (2013), dan Kajian Pusat Inovasi (2013).

2. Seluruh luas lahan telah dibebaskan (milik PEMDA) 3. Sudah ada badan pengelola kawasan industri 4. Pematangan lahan Kawasan Industri Mandor Pemerintah Daerah:

1. Melakukan pematangan lahan (cut & fill) KIM 1 2. Membangun sebagian jalan poros kawasan industri

3. Mengkoordinasikan pembangunan jalan akses ke pelabuhan Temajok di Kabupaten Mempawah dengan jarak ±33 km dari kawasan industri

4. Menyelesaikan Perda RTRW Kabupaten Landak

5. Menyelesaikan AMDAL sebagai langkah untuk mendapat Izin Usaha Kawasan Industri

6. Telah melakukan land clearing seluas 10 Ha 7. Finalisasi pembangunan jalan utama

8. Review RTR KI Mandor, karena ada perbedaan jalan antara kondisi di lapangan dengan rencana sebelumnya

Masalah 1. Belum ada akses jalan ke Pelabuhan Temajok 2. Belum tersedia infrastruktur dalam kawasan industri

Perkembangan 2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan, infrastruktur logistik dan penunjang kawasan industri seluas 306 Ha

2. Penyusunan DED Kawasan Industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industr

Rencana kegiatan 2016

Pemerintah Daerah:

1. Pembangunan kantor gedung pengelola

2. Permohonan pengusulan untuk penyusunan RTBL (Rencana Tata Bangunan Lingkungan)

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja

33.600 TK

07

INDUSTRI KECIL MENENGAH

IPAL PENGELOLAANLIMBAH KERING PEMADAM PENGELOLAAN BERSIHAIR

PERKANTORAN

INDUSTRI BESAR INDUSTRI BESAR INDUSTRI INDUSTRI KECIL MENENGAH

KIM I

10. Kawasan Industri Mandor

(42)

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Mandor

Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. RTRW Pemda

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan 2013 Kemenperin

4. Studi Kelayakan Pemda

5. Renstra 2013 Kemenperin

6. DED 2015-2016 Kemenperin

7. AMDAL 2016 Pemda

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2016 Kemenperin/Pengelola

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2016 Kemenperin/Pengelola

3. Pembangunan Politeknik 2017 Kemenperin/Pengelola

4. Traning Center Building & Workshop 2017 Kemenperin/Pengelola

5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2017 Kemenperin/Pengelola

6. Pembebasan Lahan 2015 Pemda/Pengelola

7. Pematangan Lahan 2016 Pemda/Pengelola

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2017

Kemenperin/Pengelola 9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Kemenperin/Pengelola Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan

Pembangunan Jalan akses dari kawasan industri menuju ke pelabuhan Temajok34 km. (2016-2017)

Kementerian PUPR

2. Pelabuhan

Pembangunan Pelabuhan Temajok Kementerian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik Jaringan listrik dari jalan raya menuju kawasan industri 2 km dan Gardu Induk Kenenterian ESDM

4. Rel Kereta Api Kementerian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2017 Pemda

7. Gudang Logistik

Kementerian Perhubungan/ Kementerian Perdagangan

8. Balai Latihan Kerja 2018 Kementerian Tenaga Kerja

(43)

Profil

1.

Kec. Sei Suka, Kabupaten Batubara

2.

Luas Lahan

±

1000Ha

3.

Basis Industri Alumina

4.

Nilai Investasi

±

Rp 4,5 T

5.

Anchor Industry PT Inalum

Progres Kemenperin:

1. Sudah disusun dokumen perencanaan berupa Masterplan (2013), Renstra pengembangan Kawasan Industri (2013), dan Kelayakan ekonomi finansial (2013).

2. Mengkoordinasikan pola kelembagaan dan status kepemilikan lahan dengan PT Inalum

3. Penyusunan rencana pembangunan sistem logistik Kawasan Industri Kuala Tanjung (2015)

Pemerintah Daerah:

1. Koordinasi pembangunan infrastruktur berupa: a. Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun oleh PT Pelindo I ; b. Jalan kereta api dari Bandar Tinggi-Kuala Tanjung c. Melakukan review RTRW

d. Pembangunan pelabuhan multipurpose bagian darat oleh PT. Pelindo I dengan lahan seluasa 12 Ha

e. Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan kereta api telah sudah dibayar (dari Tebing Tinggi ke Batubara)

f. Penyelesaian zonasi laut sudah sampai di Provinsi Sumut

Masalah 1. Belum ada Badan Pengelola Kawasan Industri Kuala Tanjung 2. Penyelesaian HPL pasca pengakhiran Orotita Asahan

3. Pembebasan lahan kawasan industri belum dilakukan

Perkembanga n 2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan, infrastruktur logistik dan penunjang kawasan industri seluas 1000 Ha

2. Penyusunan DED kawasan industri

3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industri

Rencana kegiatan 2016

Pemerintah Daerah:

1. Melakukan koordinasi dengan Provinsi untuk membahas penyelesaian lahan antara PT.Pelindo 1 dengan PT. INALUM yang lokasinya

bersebelahan untuk perluasan pelabuhan multipurpose 2. Lanjutan penyelesaian zonasi laut di Provinsi Sumut

3. Pembangunan jalan kereta api dari Tebing Tinggi ke Batubara

11. Kawasan Industri Kuala Tanjung

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja

±

113.000 TK

(44)

Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Kuala Tanjung

Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. RTRW v Pemda

2. RDTR 2015 Kemenperin

3. Master Plan 2013 Kemenperin

4. Studi Kelayakan 2013 Kemenperin

5. Renstra 2013 Kemenperin

6. DED 2015 Kemenperin

7. AMDAL Pemda

Pekerjaan Fisik dalam KI

1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan Pembangunan jalan poros sepanjang 1,9 km (2017) Kemenperin/Pengelola

2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2018 Kemenperin/Pengelola

3. Pembangunan Politeknik 2018 Kemenperin/Pengelola

4. Traning Center Building & Workshop Kemenperin/Pengelola

5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2019 Kemenperin/Pengelola

6. Pembebasan Lahan 2016-2019 Pemda/Pengelola

7. Pematangan Lahan 2016-2019 Pemda/Pengelola

8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2018 Kemenperin/Pengelola

9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) Kemenperin/Pengelola Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri

1. Jalan Kementerian PUPR

2. Pelabuhan Pengembangan Pelabuhan hub Internasional Kuala Tanjung (2016-2018)

Kementerian Perhubungan

3. Pembangkit Listrik Kenenterian ESDM

4. Rel Kereta Api Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi Pantibalan - Kuala Tanjung (22,15 km) (2016-2017) Kementerian Perhubungan

5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR

6. Rumah Sakit 2018 Pemda

7. Gudang Logistik

2016

Kementerian Perhubungan/ Kementerian Perdagangan

8. Balai Latihan Kerja Kementerian Tenaga Kerja

(45)

Profil

1.

Kec. Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun

2.

Luas Lahan 1,933,8 Ha

3.

Basis Industri Pengolahan CPO

4.

Nilai Investasi

±

Rp 9,5 T

5.

Anchor Industry PT Unilever Olechemical Indonesia

Progres

Kemenperin:

1. Sudah disusun dokumen perencanaan berupa Masterplan (2011),

Renstra pengembangan Kawasan Industri (2011), dan Kelayakan Ekonomi

Finansial (2011).

2. PKS kap. 75 ton TBS/jam (2010, operasional)

3. PKO kap. 400 ton inti/hari (2011, operasional)

4. PLTBm kap. 2 x 3,5 MW (2011, operasional)

5. WTP kap. 250 M

3

/jam (2010 operasional)

6. Gedung perkantoran (2010, operasional)

7. Gedung Pusat inovasi (2012, sudah selesai)

8. Saluran drainase induk (2010, operasional)

9. Infrastruktur jalan beton ROW 28 dan 43 (2011, operasional)

10. Industri Oleokimia PT UOI (2015, operasional)

11. Jaringan Teknologi Informasi (2010 operasional)

Masalah

1.

Kualitas SDM yang mendukung kawasan industri belum optimal.

Perkembang

an 2015

1. Koordinasi dalam penyiapan lahan, infrastruktur logistik, dan penunjang

kawasan industri

2. Pembangunan Tangki Timbun CPKO dan CPO

3. Pembangunan jalur kereta api

4. Pembangunan jalan poros 1,9 km

5. Pembangunan infrastruktur pendukung berupa dry port

Rencana

kegiatan

2016

1. Pembangunan jalan poros

2. Pembangunan tank farm

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja

±

83.300 Tk

12. Kawasan Industri Sei Mangkei

Referensi

Dokumen terkait

Tombol start Pada saat menekan tombol start player harus menyelesaikan misi yang diberikan sebelumnya dengan batas waktu yang telah ditentukan untuk menyelamatkan

HUD:n kirkkaus tulisi säätää siten, että arvot ovat hyvin luettavissa, mutta niiden läpi näkee myös ulos.. Esimerkiksi lähestymisiä tehdessä sopivalla sivutuulella, FPM

Bagaimana pengaruh persepsi karyawan tentang hubungan interpersonal terhadap keinginan untuk keluar dari pekerjaan (turnover intentions) pada karyawan di call

Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala dan permasalahan yang terjadi pada SMK Batanghari Kota Jambi dalam mencari informasi mengenai tehnik mesin

Kemudahan proses: Kriteria ini mencerminkan keamanan teknologi pengolahan, yang tergantung pada jenis proses yang digunakan, bentuk fisik dan kimia (termasuk radioaktivitas)

Xeroderma pigmentosum merupakan penyakit yang diturunkan sebagai hasil dari defek pada enzim yang memperbaiki kerusakan pada DNA dan jarang ditemukan. Seseorang dengan

Nilai rata-rata semua atribut memiliki nilai rata-rata diatas skala 2,5 berarti atribut atribut yang akan dipakai dalam perhitungan Model kano dan perancangan aplikasi tidak

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi permasalahan adalah apakah motivasi belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran model STAD di kelas