KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
Tahun 2013-2017 dapat disusun yang berpedoman pada RPJMD Kota Payakumbuh
periode 2013-2017 yang berguna sebagai acuan Rencana Pembangunan Kesejahteraan
Sosial dan Ketenagakerjaan. Pembangunan bidang sosial dan ketenagakerjaan yang telah
berjalan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan telah memberikan manfaat besar terhadap
masyarakat khususnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan pencari
kerja. Oleh karena itu perencanaan perencanaan yang konsisten dan berkesinambungan
terhadap hak-hak dasar warga masyarakat yang termarginalkan dan pengangguran di
Kota Payakumbuh adalah menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Sosial & Tenaga
Kerja Kota Payakumbuh.
Perencanaan yang tertuang dalam dokumen ini perlu dicermati dan
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait, sehingga program dan kegiatan
pembangunan kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan dapat tercapai sesuai dengan
tujuan dan sasaran.
Dalam penyusunan Renstra ini, masih terdapat kekurangan, baik dalam
pengolahan dan penyajian data. Untuk itu segala saran yang bersifat membangun
senantiasa diharapkan demi perbaikan serta penyempurnaan perencanaan strategis
(Renstra) ini terutama pada pelaksanaannya, dengan harapan Renstra yang telah dibuat
ini dapat terlaksana tepat waktu, transparan dan akuntabel.
Payakumbuh, 8 Februari 2013 Kepala Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Kota Payakumbuh
Drs. YUMMARDIUS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan manusia seutuhnya merupakan cita-cita yang harus
diwujudkan secara nyata dan direncanakan secara terarah yang mempunyai implikasi
luas terhadap kualitas manusia. Hal ini karena pembangunan kesejahteraan sosial dan
tenaga kerja, terdiri atas aktivitas yang direncanakan untuk memajukan dan memperbaiki
kondisi warga masyarakat kurang beruntung dan rentan yang lebih dikenal dengan
PMKS dan para pencari kerja.
Pembangunan kesejahteraan sosial dan penempatan tenaga kerja telah
dilaksanakan dan telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan
umum, namun dengan terjadinya perubahan-perubahan didalam kehidupan masyarakat
maka kita perlu memperbaiki kualitas manusia Indonesia umumnya dan masyarakat Kota
Payakumbuh pada khususnya agar tidak menjadi beban bagi lingkungan tempat mereka
berdomisili dan dapat memberikan nilai tambah. Hal ini tidak hanya ditujukan kepada
masyarakat rentan dan PMKS saja, tetapi juga bagi pencari kerja yang telah disalurkan
penempatannya. Sejalan dengan kemajuan hasil pembangunan di bidang sosial dan
tenaga kerja yang telah dicapai dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, masih
diwarnai aneka permasalahan sosial dan ketenagakerjaan yang belum terselesaikan.
Memasuki tahun 2013 masih sering dihadapkan pada permasalahan
kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, penyimpangan tingkah laku, korban bencana dan
tindak kekerasan, penempatan tenaga kerja yang bersifat primer serta tingginya angka
Dalam hal ini perencanaan strategis jangka menengah yang merupakan bagian dari
perencanaan jangka panjang dan acuan rencana kerja tahunan perlu dirumuskan.
Dari kompleknya permasalahan kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan di
Kota Payakumbuh. Tetapi melalui pelayanan sosial dan ketenagakerjaan yang panjang,
Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh telah dapat melakukan identifikasi yang
strategis yakni kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, korban bencana dan angkatan kerja
(pencari kerja). Dengan adanya pengelompokkan ini akan memudahkan penetapan
sasaran pelayanan sosial melalui kebijakan, program dan kegiatan.
Untuk itu penanganan masalah kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan
melalui pembangunan kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan perlu terus dilanjutkan
secara berkesinambungan dan ditingkatkan agar apa yang telah dicapai dapat terus
ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang
Kesejahteraan sosial, dan Undang-Undang Nomor 13 tahaun 2011 tentang Fakir miskin,
yang mengamanatkan agar pemerintah dan masyarakat menyelenggarakan kesejahteraan
sosial bagi warga masyarakat yang kurang beruntung dan rentan dalam melakukan
penanggulangan kemiskinan. Serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengamanatkan perlindungan terhadap ketenagakerjaan dan
memberi pelatihan serta membuka lapangan kerja bagi pencari kerja.
Dalam mewujudkan hal tersebut perlu membuat suatu program yang
terfokus, profesional, terencana dan terarah dalam mewujudkan visi, misi, arah
kebijakan, strategi, program dan kegiatan pokok, serta indikator kinerja dengan
dukungan sumber daya yang memadai, agar wujud nyata dari kesejahteraan sosial dan
kesempatan kerja lebih nyata dirasakan manfaatnya, bagi konstruksi dalam
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 151 ayat 1
mengamanatkan bahwa satuan kerja perangkat daerah menyusun Rencana Strategis yang
selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman
kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 pasal 1 ayat 7 ditetapkan ketentuan umum mengenai Renstra SKPD
sebagai dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun.
Untuk itu Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh perlu menyusun
suatu Rencana Strategis (RENSTRA) untuk lima tahun ke depan yang mengacu kepada
rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) daerah Kota Payakumbuh yang
merupakan penjarbaran dari visi dan misi walikota payakumbuh untuk lima tahun ke
depan. RENSTRA ini secara substansial akan dijabarkan ke dalam program-program
yang aplikatif sesuai dengan visi dan misi Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh selama lima tahun ke depan (2013-2017).
Pada akhirnya Renstra Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
Tahun 2013-2017 diterapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja
tahunan Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh serta jadi pedoman dalam
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan tahunan lima tahunan
sesuai dengan hasil pelaksanaan rencana pembangunan yang telah ditetapkan.
1.2 LANDASAN HUKUM
Berbagai landasan hukum yang mendasari pelaksanaan pembangunan
kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan meliputi :
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan
nasional (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2004 no. 104, tambahan
lembaran negara Republik Indonesia no. 4421)
4. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah (lembaran negara
Republik Indonesia tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara Republik
Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
undang-undang no. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas undang-undang
no. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah (lembaran negara Republik
Indonesia tahun 2008 nomor 59, tambahan lembaran negara Republik Indonesia
no. 4844)
5. Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
6. Undang-undang No. 13 Tahun 2011 tentang Fakir Miskin
7. Peraturan pemerintah no. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 82,
tambahan lembaran negara Republik Indonesia nomor 4737)
8. Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah (lembaran
negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 21, tambahan lembaran negara
Republik Indonesia nomor 4817)
9. Peraturan Presiden no. 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka
menengah nasional (RPJMN) tahun 2010-2014
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI no. per 07/Men/IV/2008
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan
peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah
12. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat no. 5 tahun 2011 tentang rencana
pembangunan jangka menengah daerah Propinsi Sumatera Barat tahun
2010-2015 (lembaran daerah propinsi sumatera barat tahun 2011 nomor 16)
13. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh No. 03 tahun 2008 tentang organisasi dan
tata kerja dinas daerah Kota Payakumbuh
14. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh no.1 tahun 2012 tentang rencana tata ruang
wilayah daerah Kota Payakumbuh tahun 2010-2030 (lembaran daerah Kota
Payakumbuh tahun 2012 nomor 01)
15. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh no. 7 tahun 2012 tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah Kota Payakumbuh tahun 2005-2025
(lembaran daerah Kota Payakumbuh tahun 2012 no. 7)
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
Maksud penyusunan RENSTRA Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh tahun 2013-2017 sebagai berikut :
a. Menyiapkan kerangka perencanaan dalam upaya menetapkan strategi
dalam mewujudkan visi dan misi sosial & tenaga kerja Kota Payakumbuh
b. Sebagai pedoman dalam merumuskan rencana kerja (renja) tahunan
c. Sebagai acuan dalam mengukur pencapaian kinerja sosial & tenaga kerja
2. TUJUAN
Tujuan penyusunan RENSTRA ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai landasan operasional dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
pada Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
b. Memberikan arah dalam pencapaian kinerja serta dapat mengetahui
sejauh mana RENSTRA ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
c. Memberikan dasar dalam pengendalian dan evaluasi rencana baik
tahunan maupun lima tahun.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis (RENSTRA) 2013-2017 Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Kota Payakumbuh dibuat dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 landasan hukum
1.3 maksud dan tujuan
1.4 sistematika penulisan
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD
2.2 sumber daya SKPD
2.3 Kinerja pelayanan SKPD
2.4 Tantangan dan Peluang pengembangan pelayanan SKPD
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.1 visi dan misi SKPD
4.2 Tujuan dan sasaran
4.3 strategi dan kebijakan
BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR, KINERJA,
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA
KOTA PAYAKUMBUH
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Payakumbuh. Dinas Sosial &
Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok yaitu membantu penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah dan tugas pembantuan bidang sosial & tenaga kerja. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Sosial & Tenaga Kerja mempunyai
fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang-bidang sosial dan ketenagakerjaan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang-bidang sosial dan ketenagakerjaan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang-bidang sosial dan
ketenagakerjaan.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan Organisasi adalah sebagai berikut :
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris
Mempunyai Tugas Pokok :
Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan dan penyusunan produk hukum
daerah yang terkait dengan sosial dan tenaga kerja, menyelenggarakan
keuangan serta mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi kinerja dan
pelaporan.
Mempunyai Fungsi :
1) Pengkoordinasiaan tugas-tugas kedinasan dengan bidang Kendali
Program, Bidang Pelayanan, Bidang Pemberdayaan dan bantuan serta
Bidang Tenaga Kerja
2) Penyelenggaraan tugas ketatausahaan dinas meliputi administrasi
kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi umum dan
perlengkapan
3) Pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
serta penyusunan dan penyampaian laporan hasil evaluasi
4) Pengkoordinasian penyusunan program kerja dinas
5) Pengkoordinasiaan pelaksanaan monitoring, penyusunan evaluasi
kinerja dan pelaporan tugas tugas dinas
Sekretaris dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dibantu
oleh
- Sub Bagian Kepegawaian
- Sub Bagian Keuangan
- Sub Bagian Umum & Perlengkapan
c. Bidang Kendali Program
Mempunyai Tugas Pokok :
Menyusun program kerja dinas, pengembangan jaringan sistem informasi
kesejahteraan sosial dan tenaga kerja serta melaksanakan pengendalian,
Mempunyai Fungsi :
1) Penyelenggara penyusunan program kerja dinas
2) Penyelenggara penyusunan dan pengembangan jaringan sistem
informasi kesejahteraan sosial dan tenaga kerja
3) Pelaksana pengendalian dan evaluasi proram kerja
4) Penyusunan laporan pelaksanaan program kerja dan evaluasi kinerja
satuan kerja
Bidang kendali program dibantu dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya dibantu oleh :
- Seksi Perencanaan Program
- Seksi Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan
d. Bidang Pelayanan
Mempunyai Tugas Pokok :
Menyelenggarakan, melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial dan
kesejahteraan sosial lanjut usia meliputi pembangunan, perbaikan dan
dayasos, pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, bekas
penderita penyakit kronis, tuna wisma, gelandang dan pengemis serta
pembinaan Panti sosial swasta.
Mempunyai Fungsi :
1) Penyelengara pelayanan rehabilitasi penyandang masalah sosial
2) Pelaksanaan pendataan pelayanan rehabilitasi sosial
3) Pelayanan kesejahteaan Lanjut Usia
4) Pembinaan dan bimbingan terhadap Panti Sosial
Bidang Pelayanan dibantu oleh :
- Seksi Pelayanan Kesos dan Lanjut Usia
e. Bidang Pemberdayaan dan Bantuan
Mempunyai Tugas Pokok :
Pemberian rekomendasi perizinan, menyelenggarakan peringatan hari
pahlawan dan hari kesetiakawanan Sosial Nasional, perbaikan dan
pemeliharaan TMP, pembinaan dan pengendalian pemberdayaan lembaga
sosial serta pendataan dan penyaluran bantuan korban bencana alam,
bencana sosial, fakir miskin dan penyelenggaraan jaminan sosial serta
pengurusan penganugerahkan penghargaan.
Mempunyai Fungsi :
1) Penyelenggara peringatan hari pahlawan dan hari kesetiakawanan
sosial
2) Penyelenggara pemberian perizinan pengumpulan uang atau barang
dan usahan undian
3) Pemberian bimbingan teknis pengawasan lembaga sosial
4) Penyelenggara bantuan dan jaminan sosial
5) Penyusunan pedoman teknis dan standar penyaluran bantuan korban
bencana serta pelaksana penyaluran bantuan korban bencana
6) Pelaksana pengusulan penganugrahan gelar dan penghargaan
7) Penyelengaraan Tamam Makam Pahlawan (TMP)
Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial dibantu oleh :
- Seksi Pemberdayaan Lembaga Sosial
- Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial
f. Bidang Tenaga Kerja
Menyelenggarakan pelatihan tenaga kerja, pengawasan dan perlindungan
tenaga kerja, melakukan pendataan dan mengkoordinasikan penyaluran
tenaga kerja serta selakukan pembinaan dan pengawasan perusahaan
penyedia jasa pekerja/ buruh serta menyelesaikan dan memfasilitasi
penyelesaian perselisihan hubungan kerja industrial.
Mempunyai Fungsi :
1) Penyelenggara pembinaan dan pelatihan kerja
2) Penyelenggaran perizinan/ pendaftaran lembaga pelatihan tenaga kerja
3) Pengawas perusahaan pengerah tenaga kerja dan koordinasi
penyaluran tenaga kerja
4) Pemberi rekomendasi penyelenggaraan pameran bursa tenaga kerja/
Job Fair
5) Pengawas norma upah minimum dan perlindungan dan penegakan
hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Bidang Tenaga Kerja dibantu oleh :
- Seksi Pelatihan Tenaga Kerja
- Seksi Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja
2.2 Sumberdaya SKPD
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Kota Payakumbuh didukung dengan sumberdaya yang ada sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
a. Potensi Aparatur
NO JABATAN ESELON JUMLAH
1 Kepala Dinas II b 1
3 Kepala Bidang III b 4
4 Kasubag IV a 3
5 Kasi IV a 8
6 Staf - 16
7 Penjaga Kantor - 1
JUMLAH 35
b. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan Mitra Kerja
1. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
2. Organisasi sosial/ Panti Swasta
3. Karang Taruna
4. Wanita pemimpin usaha kesejahteraan sosial
5. Wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKS BM)
6. Anggota Tagana sebanyak
7. LK3
c. Potensi Sarana dan Prasarana
- Bangunan kantor yang ditempati saat ini yang berada di tribun pacuan kuda
komplek GOR Kubu Gadang Kota Payakumbuh
- Kurangnya kendaraan dinas roda dua untuk pelaksanaan tugas operasional ke
lapangan sebanyak 6 unit dengan keadaan baik.
- Kendaraan roda empat sebanyak 3 unit dengan kondisi baik
- Sarana dan prasarana mobiler yang sudah sesuai dengan kebutuhan Dinas
Sosial & Tenaga
2.3 Kinerja Pelayanan
Akuntabilitasi Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah
pelaksanaan Misi unit kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan
awal Tahun Anggaran.
Pengukuran capaian Kinerja dilakukan dengan mengunakan metode capaian
pembanding Kinerja sasaran, metode pembanding capaian Kinerja (Performance Plant)
yang di inginkan dengan Realisasi Kinerja (Performance Result) yang dicapai Dinas
Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh.
Selanjutnya akan di lakukan Analisa terhadap penyebab terjadinya celah Kinerja
(Performance Gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan pada masa
yang akan datang metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada
pihak – pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan Misi Dinas Sosial & Tenaga
Kerja dalam mewujudkan Sasaran yang telah ditetapkan.
Berpedoman kepada Renstra, disusunlah Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dari
RKT ini muncul 10 macam kegiatan strategis, selanjutnya dibuat penetapan kinerja dari
kegiatan-kegiatan ini. Untuk selanjutnya disusun ke dalam ke dalam DPA Dinas Sosial
& Tenaga Kerja Kota Payakumbuh tahun 2012, yang terdiri dari 10 Program dan 30
kegiatan. Dari 10 program dan 30 kegiatan ini terdapat 10 kegiatan strategis dan dari 10
kegiatan strategis ini terdapat penetapan kinerja sebanyak 4.100. Pada tahun berjalan,
terjadi penambahan target antara lain pada kegiatan :
- Pemberian raskin dari 3.671 KK menjadi 6.593 KK, naik 2.922 KK (45,38
%)
- KUBE penumbuhan yang awalnya tidak ada target (nol) menjadi 300 KK
- Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja dari 16 orang
Terjadi penambahan target sebanyak 3.300. Sehingga total target sebanyak
7.400 untuk tahun 2012. Sementara itu, kegiatan yang tidak terealisasi sesuai dengan
target antara lain kegiatan :
• Fasilitasi pemulangan orang terlantar, orang sakit terlantar, sakit jiwa dan
mayat terlantar. Target awal sebanyak 34 orang, terealisasi 27 orang
• Operasional pendamping jaminan sosial lanjut usia target awal 48 orang,
teraslisasi sebanyak 50 orang
• Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar
termasuk anak jalanan, cacat, anak nakal yang target awalnya sebanyak 10
orang, terealisasi hanya 7 orang, disebabkan karena kurangnya minat dari
masyarakat
• Fasilitasi rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Dalam RKT
sebanyak 85 unit rumah, tidak terealisasi karena terjadi pemangkasan
anggaran di Kementerian Sosial RI. Hal iniberdampak pada dana
pendamping dari APBD Kota Payakumbuh juga tidak dapat direalisasikan.
Apabila hanya menggunakan dana tersebut secara murni, waktu yang
tersedia tidak memungkinkan untuk pelaksanaan mekanisme pengadaan
barang dan jasa.
Bila kita lihat pada penetapan kinerja yang ada pada renstra SKPD Dinas Sosial
& Tenaga Kerja Kota Payakumbuh tahun 2012, yang merupakan tahun kelima dari
RPJMD Kota Payakumbuh, dengan berpedoman pada penambahan target RKT, terdapat
sebanyak 7.400 Penetapan Kinerja (PK). Kalau kita bandingkan antara target RKT yang
ada pada renstra sebanyak 4100, tahun 2012 terjadi penambahan target sebanyak 3.300
maka jumlah total target menjadi 7.400 dengan realisasi yang ada pada DPA sebanyak
bandingkan target yang ada pada Renstra sebesar 4.100 dengan realisasi pada DPA
sebesar 7.245, maka terealisasi sebesar 100,95 %.
Pada Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kerja Kota Payakumbuh, terdapat
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sebanyak 22 macam. Dari
keseluruhan PMKS ini, hanya satu yang tidak ditemukan di Kota Payakumbuh, yakni
Komunitas Adat Terpencil (KAT). Dari sisa 21 macam PMKS yang ada, baru sekitar 11
PMKS yang dapat terayomi dengan dukungan dana yang ada. Berarti masih tersisa 11
macam PMKS yang harus kita ayomi. Namun karena keterbatasan anggaran, hanya 11
PMKS tersebut yang dapat dilaksanakan di Kota Payakumbuh.
2. 4 Tantangan dan Peluang Pengembangan
Dalam pelaksanaan tupoksinya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menghadapi
tantangan yang cukup berarti
1. Kemiskinan
Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menuntut perhatian serius
dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan,
sandang, perumahan, pendidikan , kesehatan dan interaksi sosial. Itulah sebabnya
masalah kemiskinan dapat muncul sebagai penyebab maupun pemberat berbagai jenis
permasalahan kesejahteraan sosial lainnya seperti ketunaan sosial, kecacatan,
keterlantaran, ketertinggalan/keterasingan dan keresahan sosial, yang pada umumnya
berkenaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengakses berbagai sumber
pelayanan sosial dasar.
Jumlah penduduk miskin di Kota Payakumbuh (BPS Tahun 2011) pada
kemiskinan masih merupakan masalah yang sulit ditanggulangi karena mayoritas
termasuk kategori kemiskinan kronis (chronic poverty) yang terjadi terus menerus atau
sering juga disebut dengan kemiskinan struktural. Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) yang dikategorikan sebagai fakir miskin termasuk kategori chronic
poverty. Penanganan masalah kemiskinan kategori ini memerlukan penanganan
sungguh-sungguh, kerjasama lintas sektor dan berkelanjutan.
Selain itu terdapat sejumlah penduduk yang dikategorikan mengalami
kemiskinan sementara (transient poverty) yang ditandai dengan menurunnya pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan kondisi
normal menjadi kondisi normal menjadi kondisi kritis, seperti akibat bencana alam,
bencana sosial.
2. Keterlantaran
Keterlantaran disini dimaksudkan sebagai pengabaian/penelantaran anak-anak
dan lanjut usia karena berbagai sebab. Kita semua sependapat bahwa anak merupakan
amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai asset dan generasi penerus bangsa yang
perlu ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing. Cukup banyak anak-anak yang
mengalami keterlantaran karena ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi
kewajibannya atau memang melalaikan kewajiban sebagaimana mestinya. Sehingga
kebutuhan dan hak anak tidak terpenuhi secara wajar. Masalah keterlantaran dialami oleh
banyak anak-anak sejak usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja.
Seperti halnya permasalahan anak terlantar, maka permasalahan utama yang
dihadapi adalah pemenuhan hak dan kebutuhan anak sesuai dengan Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan Undang-undang Nomor 23 Tahun
perhatian karena kondisi tersebut akan berakibat tumbuhnya kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang rendah dan tidak mampu menghadapi persaiangan.
Aspek lain yang perlu memperoleh perhatian khusus dalam kaitan dengan
masalah keterlantaran adalah jumlah orang lanjut usia yang kecendrungannya semakin
meningkat. Kompleksitas permasalahannya semakin bertambah sebagai konsekuensi
logis keberhasilan pembangunan antara lain meningkatnya angka harapan hidup. Dengan
demikian jumlah lanjut usia akan bertambah. Fakta ini akan sangat berdampak pada
tuntutan peningkatan kesejahteraan keluarga. Masalah yang harus dihadapi adalah
bagaimana meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia agar mereka dapat
hidup bahagia dalam suasana aman dan tentram.
3. Kecacatan
Kecacatan diartikan sebagai hilangnya/terganggunya fungsi fisik atau kondisi
abnormalitas fungsi struktur anatomi, psikologi maupun fisiologi seseorang. Kecacatan
telah menyebabkan seseorang mengalami keterbatasan atau gangguan terhadap fungsi
sosialnya sehingga mempengaruhi keleluasaan aktifitas fisik, kepercayaan diri dan harga
diri yang bersangkutan dalam berhubungan dengan orang lain maupun dengan
lingkungan.
Kondisi seperti ini menyebabkan terbatasnya kesempatan bergaul, bersekolah,
bekerja dan bahkan kadang-kadang menimbulkan perlakuan diskriminatif dari mereka
yang tidak cacat. Sisi lain dari kecacatan adalah pandangan sebagian orang yang
menganggap kecacatan sebagai kutukan, sehingga mereka perlu disembunyikan oleh
keluarganya. Perlakuan seperti ini menyebabkan hak penyandang cacat untuk
berkembang dan berkreasi sebagaimana orang-orang yang tidak cacat tidak dapat
terpenuhi. Masalah kecacatan akan semakin diperberat bila disertai dengan masalah
4. Bencana Alam
Kota Payakumbuh secara geografis termasuk daerah rawan bencana.
Berbagai jenis bencana alam seperti banjir (genangan dan bandang), abrasi, angin puting
belliung dan gempa bumi (tektonik dan vulkanik) termasuk bencana bukan disebabkan
oleh alam yaitu kebakaran. Kejadian bencana tersebut frekuensinya setiap tahun relatif
tinggi dan menimbulkan kerugian baik harta benda maupun korban jiwa. Hal ini akan
mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat terutama mereka yang tinggal di daerah
rawan bencana.
Selain bencana alam, akhir-akhir ini sering terjadi bencana sosial. Merupakan
bencana yang disebabkan oleh ulah manusia (man made disaster) antara lain karena
jurang perbedaan ekonomi, diskriminasi, ketidakadilan, kelalaian, ketidaktahuan maupun
sempitnya wawasan dari sekelompok masyarakat. Guna menghindari kerugian lebih
besar dan mencegah agar masalah yang sama tidak terjadi lagi maka penanganan
terhadap bencana sosial perlu mendapat perhatian khusus dan menyeluruh.
Berbagai konflik dan kerusuhan sosial beberapa tahun terakhir sering terjadi
dan di khawatirkan cenderung meningkat. Hal ini merupakan ancaman serius bagi
keutuhan masyarakat dan bangsa. Dampak nyata dari persoalan ini adalah terjadinya
kerugian yang besar mulai dari harta benda, nyawa manusia serta kerusakan tatanan dan
pranata sosial. Penanganan bencana sosial perlu dilakukan secara secara profesional,
sistemik dan berkelanjutan dengan sebanyak mungkin melibatkan masyarakat. Proses
tersebut mencakup berbagai kegiatan dari tataran hulu berupa pencegahan dan
kesiapsiagaan untuk menghindari dan memperkecil kemingkinan terjadinya masalah.
Serta berbagai kegiatan pada tataran hilir berupa rehabilitasi dan rekonstruksi sosial bagi
5. Ketunaan Sosial
Ketunaan sosial merupakan indikasi atas ketidakberhasilan fungsi sosial
seseorang, yakni terganggunya salah satu atau lebih fungsi yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan fisik, emosi, konsep diri dan juga kebutuhan religius, rekreasi
serta pendidikan seseorang. Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya pembentukan
pribadi seseorang secara normal yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, bertagwa dan handal. Kelompok masyarakat
yang tergolong dalam kategori ketunaan sosial adalah penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
6. Tingginya Angka Pengangguran
Tidak tersalurnya angkatan kerja secara maksimal di sebabkan sangat
terbatasnya kesempatan kerja sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan
yang pada saat ini di Kota Payakumbuh terdapat jumlah kerja sebanyak 1142 orang dari
58.456 angkatan kerja. Semakin bertambahnya angkatan kerja setiap tahunnya dari
lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi yang merupakan angkatan kerja
produktif yang tidak tersalurkan secara maksimal disebabkan sangat terbatasnya
kesempatan kerja yang berdampak kepada meningkatnya jumlah pengangguran di Kota
Payakumbuh.
Dari permasalahan (tantangan) sosial dan tenaga kerja yang ada tersebut,
Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
serta kewenangan telah memberikan pelayanan antara lain :
A. Memberikan bantuan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada ;
- Anak Balita Terlantar (ABT)
- Anak Terlantar (AT)
- Anak Jalanan (AJ)
- Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE)
- Korban Tindak Kekerasan (KTK)
- Lanjut Usia Terlantar (LUT)
- Penyandang Cacat (PACA)
- Tuna Susila (TS)
- Pengemis (PNG)
- Gelandangan (GLD)
- Bekas Warga Binaan Permasyarakatan (BWBP)
- Korban Penyalahgunaan Napza (NAPZA)
- Keluarga Fakir Miskin (KFM)
- Keluarga Yang Tinggal di Rumah Tak Layak Huni (RTLH)
- Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi (KBSP)
- Korban Bencana Alam (KBA)
- Korban Bencana Sosial (KBS)
- Pekerja Migran Terlantar (PMT)
- Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
- Keluarga Rentan (KR)
B. Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial ;
- Pemberdayaan Karang Taruna
- Pemberdayaan Organisasi sosial dan profesi
- Pemberdayaan Peran Keluarga
- Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
C. Pelayanan Ketenagakerjaan ;
- Penempatan Tenaga Kerja untuk magang pada perusahaan dalam atau luar
propinsi
- Melaksanakan Pelatihan Kerja
- Menyelesaikan Perselisihan Perburuhan
- Memberikan Sosialisasi tentang Undang-undang Ketenagakerjaan
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pemerintah menyadari pentingnya pembangunan di bidang kesejahteraan
sosial dan tenaga kerja untuk mengupayakan agar berbagai masalah sosial seperti
kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketentuan sosial, penyimpangan perilaku, korban
bencana dan korban tindak kekerasan, serta pengangguran dapat ditangani secara
terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini merupakan wujud komitmen
pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagai warga masyarakat yang
menyandang permasalahan sosial.
Permasalahan kesejahteraan dan tenaga kerja di Kota Payakumbuh saat ini
cenderung masih meningkat dilihat dari jumlah dan kompleksitasnya. Untuk menghadapi
berbagai permasalahan tersebut, dalam kurun waktu 2013-2017 diperlukan pemahaman
yang mendalam terhadap:
a. Situasi perkembangan lingkungan strategis, baik regional maupun nasional
b. Kondisi dan permasalahan kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan yang akan
dihadapi pada kurun waktu 2013-2017, serta
c. Tantangan internal yang harus dilakukan pembenahan perbaikan pada tahun
2013-2017
Permasalahan kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan yang masih menjadi
beban yang berat, baik bobot maupun kompleksitasnya senantiasa dihadapkan dengan
permasalahan diantaranya :
1. Masih banyak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) belum
usia bahkan ada yang belum terjangkau/ tersentuh pelayanan dan pemberdayaan
oleh Dinas Sosial & Tenaga Kerja selama ini
2. Belum tersedianya beberapa fasilitas bagi PMKS seperti :
• Panti Asuhan bagi anak cacat
• Rumah singgah sebagai penampungan anak terlantar, anak jalanan, gelandangan
dan pengemis
• Panti jompo bagi orang tua dan lansia terlantar
• Fasilitas umum khusus lansia
• Panti khusus orang gila terlantar untuk memberikan pelayanan bagi gangguan
jiwa terlantar yang berkeliaran di tempat-tempat umum
3. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial belum secara maksimal diberdayakan
4. Kemiskinan masih tergolong tinggi karena terdapatnya masyarakat yang masuk
kategori miskin sebanyak 6.593 KK pada akhir tahun 2012 (Sumber data BPS)
5. Seringnya terjadi bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi yang sulit
diprediksi secara dini
6. Tidak tersalurkannya angkatan kerja secara maksimal, disebabkan sangat
terbatasnya kesempatan kerja sebagai akibat dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan yang pada saat ini di Kota Payakumbuh terdapat jumlah pencari
kerja sebanyak 58.456 orang dari angkatan kerja
7. Semakin bertambahnya angkatan kerja setiap tahunnya dari lulusan Sekolah
Menegah dan Perguruan Tinggi yang merupakan angkatan kerja produktif yang
tiidak tersalurkan secara maksimal, disebabkan sangat terbatasnya kesempatan
kerja yang berdampak kepada meningkatnya jumlah pengangguran di Kota
payakumbuh, pada saat ini di Kota Payakumbuh terdapat jumlah pencari kerja
8. Sulitnya mendapatkan jenis pelatihan apa yang dibutuhkan untuk pasar kerja pada
periode tertentu
9. Lembaga pendidikan dan keterampilan yang ada belum menjamin lulusannya
untuk ditempatkan pada lapangan kerja yang tersedia.
3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah, pemerintah Kota
Payakumbuh menetapkan 9 (sembilan) prioritas pembangunan yang diterapkan dalam
RPJMD Kota Payakumbuh 2013-2017 serta kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi
permasalahan. Salah satu dari 9 (sembilan) prioritas tersebut Dinas Sosial & Tenaga
Kerja Kota Payakumbuh termasuk dalam perencanaan pembangunan antara lain dengan
“Menjadikan Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Barat”
(Misi I).
Upaya untuk menjadikan Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
baru di Sumatera Barat dalam lima tahun mendatang, difokuskan pada:
a. Mengurangi masyarakat yang masuk ke dalam perangkap kemiskinan
melalui program pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS dengan
sasaran ekonomi, pengembangan kapasitas rumah tangga miskin,
memperbesar akses terhadap permodalan dan teknologi
b. Mengembangkan sistem pelayanan jaminan sosial untuk kesehatan,
pendidikan dan perumahan dengan program pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial
c. Mendorong dan menumbuhkan kewirausahaan khususnya wanita dalam
d. Memberikan akses lebih besar kepada rumah tangga miskin untuk
berusaha melalui pengoptimalan kelembagaan ekonomi
e. Mengembangkan usaha ekonomi rakyat yang dapat mengurangi angka
pengangguran melalui program pembekalan dan peningkatan
keterampilan kerja, mengurangi hambatan berusaha dan permodalan,
serta pengembangan jiwa kewirausahaan
f. Menciptakan lapangan kerja serta memberikan pembekalan
kewirausahaan dengan jalan meningkatkan SDM angkatan kerja berupa
pelatihan untuk para pencari kerja.
3.3 Penetapan Isu-Isu Strategis
Dari permasalahan yang ada, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk
lima tahun kedepan, yang menjadi isu-isu strategis pada Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Kota Payakumbuh adalah :
1. Kemiskinan
Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menuntut perhatian serius
dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan,
sandang, perumahan, dan lain-lain.
2. Keterlantaran
Keterlantaran disini dimaksudkan sebagai pengabaian/penelantaran anak-anak
dan lanjut usia karena berbagai penyebab.
3. Kecacatan
Kecacatan diartikan sebagai hilangnya/terganggunya fungsi fisik atau kondisi
telah menyebabkan seseorang mengalami keterbatasan atau gangguan terhadap fungsi
sosialnya.
4. Jumlah angkatan kerja dan pengangguran yang masih tinggi
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanan
Pembangunan Nasional bahwa perencanan tindakan masa depan yang lebih tepat,
melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dalam konteks pembangunan Kesejahteraaan Sosial & Ketenagakerjaan
Pemerintah Kota Payakumbuh menyusun kegiatan yang terencana dan melembaga yang
meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial serta tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan, mencegah dan mengatasi masalah sosial dan pengangguran serta
memperkuat institusi-institusi sosial di Kota Payakumbuh.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah yang memberi amanah kepada
pemerintah daerah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraaan masyarakat melalui
peningkatan layanan pemberdayaan dan partisipasi, maka Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Kota Payakumbuh perlu menetapkan visi dan misi yang akan memberikan gambaran,
pegangan dan rambu-rambu dalam mencapai tujuan.
4.1 Visi dan Misi
Visi : “TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN MASYARAKAT DAN
LINGKUNGANNYA DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN DI
KOTA PAYAKUMBUH“
Misi :
1. Mengembangkan kualitas dan peran aktif masyarakat dalam kegiatan
pembangunan bidang sosial dan tenaga kerja
2. Memberdayakan masyarakat dan potensi kesejahteraan sosial dan
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja sosial dan angkatan kerja
4. Memperluas kesempatan kerja, berwirausaha serta meningkatkan
kualitas pelayanan informasi ketenagakerjaan
5. Mengatasi dan mengendalikan masalah sosial dan tenaga kerja
6. Mengembangkan Sistem Jaminan Perlindungan Angkatan Kerja dan
Bantuan Sosial
7. Meningkatkan kepedulian dunia usaha dalam mengatasi permasalahan
sosial dan lembaga kerja
4.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
a. Misi (1) “Mengembangkan kualitas dan peran aktif masyarakat dalam kegiatan
pembangunan bidang sosial dan tenaga kerja”
• Meningkatkan keberfungsian sosial fakir miskin keluarga rawan sosial
ekonomi, sehingga mampu menjalankan kehidupannya secara mandiri
sesuai dengan nilai-nilai layak bagi kemanusiaan
b. Misi (2) “Memberdayakan masyarakat dan potensi kesejahteraan sosial dan
tenaga kerja”
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk terpenuhinya
kebutuhan dasar
• Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan serta kepedulian
masyarakat, khususnya tenaga kesejahteraan sosial masyarakat/relawan
sosial, organisasi sosial kemasyarakatan, karang taruna dan organisasi
kepemudaan, dunia usaha, lembaga-lembaga perlindungan sosial yang
menangani serta memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan pengangguran
c. Misi (3) “Meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja sosial dan angkatan kerja” • Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan melalui
pengembangan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan sistem
penyuluhan
d. Misi (4) “Memperluas kesempatan kerja, berwirausaha serta meningkatkan
kualitas pelayanan informasi ketenagakerjaan”
• Menguatnya jaringan kerja sama dalam usaha kesejahteraan sosial dan
tercegahnya serta tertanganinya masalah sosial dan pengangguran
• Meningkatkan pemutakhiran data base PMKS dan tenaga kerja
e. Misi (5) “Mengatasi dan mengendalikan masalah sosial dan tenaga kerja”
• Meningkatkan kualitas, produktivitas serta meningkatkan pengawasan dan
penegakan hukum terhadap ketenagakerjaan
f. Misi (6) “Mengembangkan Sistem Jaminan Perlindungan Angkatan Kerja dan
Bantuan Sosial”
• Memberdayakan angkatan kerja dan meningkatkan kompetensi serta
memperluas jaringan informasi yang dapat diakses
• Mendorong serta memberikan bantuan sebagai stimulan dalam
berwirausaha dan modal kerja
g. Misi (7) “Meningkatkan kepedulian dunia usaha dalam mengatasi permasalahan
sosial dan lembaga kerja”
Sasaran
Sesuai dengan visi Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota Payakumbuh, yakni
terwujudnya kemandirian masyarakat dan lingkungannya dalam mencapai
kesejahteraan di Kota Payakumbuh, visi ini didukung dengan 7 buah misi dan misi ini
didukung pula dengan 8 tujuan yang hendak dicapai. Tujuan ini mengacu pada RPJMD
tahun 2013-2017. Kemudian sasaran merupakan jawaban dari tujuan yang telah dibuat,
maka kinerja sasarannya adalah :
1. Meningkatnya kinerja keberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
2. Meningkatnya kemampuan anak panti asuhan dalam meningkatkan potensi
diri
3. Meningkatnya pengetahuan PSM terhadap PMKS
4. Terlaksananya KIE konseling dan kampanye sosial PMKS
5. Terangkatnya ekonomi keluarga miskin di Kota Payakumbuh
6. Terfasilitasinya penyaluran beras miskin (raskin), pemulangan orang
terlantar, mayat terlantar, orang sakit terlantar, dan lanjut usia (LU) terlantar
7. Terlaksananya operasional pendampingan bagi PSM di Kelurahan
8. Terlaksananya pelatihan keterampilan bagi PMKS
9. Terlaksananya pemerliharaan K3 makam pahlawan
10. Meningkatnya pengetahuan generasi muda terhadap nilai-nilai kepahlawanan
11. Terlaksananya pembangunan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH)
12. Terlaksananya pembinaan yang terkoordinir untuk KUBE-FM dan
pendampingannya
13. Meningkatnya pengetahuan perusahaan dan pencari kerja terhadap UU
ketenagakerjaan
15. Dimagangkannya para pencari kerja yang sudah diberi pelatihan
keterampilan
16. Terlaksananya pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan
17. Terlaksananya pemutakhiran data dan potensi ketenagakerjaan di Kota
Payakumbuh
4.3 Strategi
Dalam mewujudkan visi dan misi Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh, maka usaha dan langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain :
1. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan mengembangkan kemitraan dan
kerjasama dengan organisasi sosial dan integrasi pelayanan serta perlindungan
sosial dan ketenagakerjaan
2. Pelayanan terhadap PMKS secara maksimal
3. Pemberian bantuan sebgai stimulan dalam meningkatkan kesejahteraan dan
pengembangan usaha mandiri
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia terutama bagi pencari kerja
dan PMKS
5. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan tentang perlindungan sosial
dan ketenagakerjaan
4.4 Kebijakan
a. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan PMKS melalui program pemberdayaan
kelembagaan kesejahteraan sosial
b. Peningkatan pelayanan terhadap PMKS melalui program pelayanan dan
c. Peningkatan pelayanan terhadap sarana pemakaman melalui program pengelolaan
areal pemakaman
d. Peningkatan pelayanan terhadap KK miskin melalui program pemberdayaan fakir
miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
e. Peningkatan pelayanan terhadap ketenagakerjaan melalui program perlindungan
pengembangan lembaga ketenagakerjaan dan program peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja
f. Peningkatan pelayanan terhadap generasi muda pencari kerja melalui program
peningkatan kesempatan kerja
g. Peningkatan pelayanan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
melalui program perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
h. Peningkatan pelayanan terhadap ketersediaan data PMKS dan ketenagakerjaan
melalui program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dengan
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
A. POGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
- Kegiatan : Penyusunan Renstra SKPD
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya Penyusunan Renstra SKPD
o Out come (hasil) : Pedoman penyusunan pembangunan 5 tahun kedepan
o Benefit (Manfaat) : Rencana pembangunan 5 tahun kedepan terarah dan jelas
o Dampak : Tersusunnya Renstra Dinas Sosial & Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh
- Kegiatan : Penyusunan Renja dan Lakip SKPD
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya Penyusunan Renja dan Lakip SKPD
o Out come (hasil) : Tersedianya Renja dan Lakip SKPD
o Benefit (Manfaat) : Rencana pembangunan tahun bersangkutan terarah dan
jelas
o Dampak : Tersusunnya Renja dan Lakip Dinas Sosial & Tenaga Kerja
Kota Payakumbuh
B. PROGRAM PENGELOLAAN AREAL PEMAKAMAN
- Kegiatan : Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemakaman
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya Pemeliharaan Tamam Makam Pejuang 45
dan TMP Kusuma Bangsa
o Out come (hasil) : Terpeliharanya K3 TMP Kusuma Bangsa dan Makam
Pejuang
o Benefit (Manfaat) : Terjaganya nilai-nilai kepahlawanan yang
o Dampak : Adanya rasa kebangsaan generasi muda dalam mewarisi
sejarah perjuangan bangsa dan dapat mengenang jasa para
pahlawan yang telah gugur mempertahankan Negara
Republik Indonesia
B. PROGRAM : PELAYANAN DAN REHABILITASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
- Kegiatan : Penyusunan Kebijakan Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya operasional dan bantuan terhadap
penyandang masalah sosial
o Outcome (hasil) : Terpenuhinya pelayanan bagi PMKS
o Benefit (Manfaat) :
Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan
sosial
o Dampak : Berkurangnya penyandang masalah sosial
- Kegiatan : Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja bagi Anak Terlantar
Termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat dan Nakal
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya pelatihan dan praktek belajar anak jalanan,
anak cacat dan nakal
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya keterampilan kerja bagi anak terlantar
termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal di Kota
Payakumbuh
o Dampak : Terciptanya sumber daya manusia sehingga dapat hidup
mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri
dan dapat mengurangi angka Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
- Kegiatan : Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana Prasarana Rehabilitasi
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya penyaluran beras miskin pada masyarakat
miskin di Kota Payakumbuh dan pembinaan KUBE FM serta
monitoring pada PMKS
o Outcome (hasil) : Tersalurkannya Raskin untuk keluarga miskin dan
pembinaan KUBE FM serta monitoring pada PMKS
o Benefit (Manfaat) :
Berkurangnya beban penduduk miskin
o Dampak : Meniangkatnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan
sosial
- Kegiatan : Penanganan Masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Darurat dan
Kejadian Luar Biasa
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Tersalurkannya paket bantuan untuk korban bencana
o Outcome (hasil) : Terpenuhinya kebutuhan dasar minimal korban bencana
o Benefit (Manfaat) : Berkurangnya penderitaan masyarakat yang terkena
bencana
o Dampak : Meningkatnya kepedulian dan kewaspadaan masyarakat
dalam penanggulangan bencana atau meminimalisir
dampak negatif yang diakibatkan bencana.
- Kegiatan : Monitorong, Evaluasi dan Pelaporan
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya kegiatan monev dan pelaporan
kesejahteraan sosial
o Outcome (hasil) : Diperolehnya data perkembangan dan pemberdayaan
terhadap PMKS, PSKS, dan ketenagakerjaan
o Benefit (Manfaat) :
Adanya data yang akuran tentang PMKS, PSKS, dan
ketenagakerjaan
kesejahteraan sosial
- Kegiatan : Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya peningkatan pelayanan dan rehabilitasi
o Outcome (hasil) : Terpenuhinya pelayanan bagi PMKS
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya kualitas hidup penyandang cacat dan eks
trauma
o Dampak : Mandirinya para penyandang cacat dan eks trauma
- Kegiatan : Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia Potensial
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya peningkatan pelayanan dan
rehabilitasi
o Outcome (hasil) : Terpenuhinya pelayanan bagi lanjut usia
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya kualitas hidup lanjut usia
o Dampak : Mandirinya para lanjut usia
- Kegiatan : Asistensi Lanjut Usia Terlantar
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya peningkatan pelayanan dan rehabilitasi
o Outcome (hasil) : Terpenuhinya pelayanan bagi lanjut usia terlantar
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya kualitas hidup lanjut usia terlantar
o Dampak : Berkurangnya lanjut usia terlantar
- Kegiatan : Asistensi Penyandang Cacat Terlantar
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya peningkatan pelayanan dan rehabilitasi
o Outcome (hasil) : Terpenuhinya pelayanan bagi penyandang cacat terlantar
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya kualitas hidup penyandang cacat terlantar
- Kegiatan : Studi kelayakan tanah untuk pemakaman umum
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Tersedianya dokumen pencatatan kelayakan TPU
o Outcome (hasil) : Terlaksananya dengan baik TPU di Kota Payakumbuh
o Benefit (Manfaat) :
Adanya areal khusus untuk mayat terlantar
o Dampak : Adanya TPU Di Kota Payakumbuh
- Kegiatan : Fasilitasi rumah tidak layak huni (RTLH)
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBN
o Output (Keluaran) : Terfasilitasinya pembangunan rumah layak huni
o Outcome (hasil) : Meningkatnya kualitas RTLH bagi keluarga miskin
o Benefit (Manfaat) :
Adanya peningkatan kualitas hidup bagi rakyat miskin
o Dampak : Berkurangnya rumah tidak layak huni di Kota Payakumbuh
C. PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN, KAT DAN PMKS LAINNYA
- Kegiatan : Peningkatan Kemampuan (Capasity Building) Petugas dan Pendamping
Sosial, KAT dan PMKS Lainnya
Indikator kinerja :
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS
o Outcome (hasil) : Meningkatnya kemampuan pendamping sosial, KAT dan PMKS
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya ekonomi pendamping sosial, KAT dan PMKS
o Dampak :
Meningkatnya keberdayaan pendamping sosial, KAT dan PMKS
- Kegiatan : Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin
Indikator kinerja
o Output (Keluaran) : Terselenggaranya penseleksian bimbingan sosial dan
pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
o Outcome (hasil) : Meningkatnya wawasan dan keinginan berusaha bagi
keluarga miskin
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya ekonomi dan penghasilan keluarga miskin
o Dampak :
Berkurangnyan penduduk fakir miskin
D. PROGRAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
- Kegiatan : Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya penilaian dan pengiriman PSM, KT dan KUBE
berprestasi
o Outcome (hasil) : Terseleksinya dan terkirimnya PSM, KT dan KUBE
o Benefit (Manfaat) : Meningkatnya kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat
o Dampak : Meningkatnya keberdayaan masyarakat
- Kegiatan : Peningkatan Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan
sosial
o Outcome (hasil) : Meningkatnya wawasan dan keinginan masyarakat dan
dunia usaha dalam berpartisipasi di lembaga sosial
o Benefit (Manfaat) : Adanya peran masyarakat dan dunia usaha dalam
kelembagaan sosial
o Dampak : Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan dunia usaha
E. PROGRAM PEMBINAAN ANAK TERLANTAR
- Kegiatan : Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya pembinaan anak terlantar
o Outcome (hasil) : Peningkatan kualitas hidup anak terlantar
o Benefit (Manfaat) : Adanya penyaluran bakat dan keterampilan anak terlantar
o Dampak : Berkurangnya anak terlantar
F. PROGRAM PEMBINAAN PANTI ASUHAN, PANTI JOMPO
- Kegiatan : Pendidikan dan Pelatihan bagi Penghuni Panti Asuhan/ Panti Jompo
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya pembinaan Panti Asuhan dan Panti Jompo
o Outcome (hasil) : Meningkatnya keterampilan bagi Penghuni Panti
o Benefit (Manfaat) : Terciptanya sumber daya manusia sehingga dapat hidup
mandiri
o Dampak : Meningkatnya keterampilan bagi Penghuni Panti
G. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA
- Kegiatan Penyusunan Database PMKS dan Tenaga Kerja
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Tersedianya hasil pemutakhiran data PMKS dan
ketenagakerjaan Kota Payakumbuh
o Outcome (hasil) : Dimanfaatkannya database PMKS dan ketenagakerjaan
o Benefit (Manfaat) : Tersedianya hasil pemutakhiran data PMKS dan
ketenagakerjaan Kota Payakumbuh
o Dampak : Tersedianya hasil pemutakhiran data PMKS dan
ketenagakerjaan Kota Payakumbuh
- Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pencari Kerja
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Outcome (hasil) : Terlatihnya pencari kerja
o Benefit (Manfaat) : Tersedianya tenaga kerja terlatih
o Dampak : Tersedianya tenaga kerja yang handal
H. PROGRAM PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA
- Kegiatan Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terlaksananya penempatan tenaga kerja siap pakai
o Outcome (hasil) : Tersedianya tenaga kerja siap pakai
o Benefit (Manfaat) : Adanya tenaga kerja yang terampil
o Dampak : Meningkatnya peluang kesempatan kerja bagi para pencari
kerja
I. PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KETENAGAKERJAAN
- Kegiatan Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan hukum terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja
Indikator kinerja
o Input (masukan) : Dana APBD
o Output (Keluaran) : Terjaminnya pekerja yang dipekerjakan pada Perusahaan
yang ada di Payakumbuh
o Outcome (hasil) : Terdapatnya Perusahaan yang mematuhi UU
ketenagakerjaan
o Benefit (Manfaat) : Terdapatnya Perusahaan yang mematuhi UU
ketenagakerjaan
o Dampak : Meningkatnya kesadaran Perusahaan untuk keselamatan
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
A. Program Berdasarkan RPJMD Daerah
1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Pelayanan kesejahteraan sosial yang diarahkan untuk mewujudkan warga
masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial dan tidak berdaya agar mereka
mempu memenuhi kebutuhan dasarnya sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial dan Undang-undang-Undang-undang no 13
tahun 2011 tentang fakir miskin.
Pemberdayaan sosial telah menjadi bagian dari struktur organisasi Dinas
Sosial dan bahkan menjadi salah satu pilar intervensi kesejahteraan sosial yang mampu
menggerakkan fungsi sosial manusia selaku individu, keluarga atau komunitas.
Sasaran Pemberdayaan sosial adalah keluarga terutama keluarga fakir miskin
dan komunitas adat terpencil, seperti :
a. Pemberdayaan keluarga
b. Pemberdayaan sosial fakir miskin
2. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Bidang pengembangan potensi dan sumber kesejahteraan sosial, dalam lima
tahun terakhir Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh telah melakukan
pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat yang merupakan infrastruktur
pembangunan kesejahteraan sosial seperti karang taruna, Pekerja Sosial Masyarakat
masyarakat yang menjadi wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat seperti
kelompok arisan, pengajian, pagayuban/suku.
3. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial yang menjadi sasaran pelayanan
adalah :
a. Anak, meliputi balita terlantar, anak terlantar, anak jalanan, anak nakal,
anak cacat, anak yang diperdagangkan dan anak dalam situasi darurat (yang
memerlukan perlindungan khusus).
b. Penyandang cacat (anak maupun dewasa)
c. Tuna Sosial
d. Lanjut usia terlantar
e. Korban penyalahgunaan napza
4. Program Pembinaan Anak Terlantar
Pelayanan kesejahteraan sosial anak dengan dukungan APBD di laksanakan
melalui system kerja sama dengan Dinas Sosial untuk ditempatkan pada panti asuhan
dalam wilayah Dinas Sosial Propinsi Sumatera Barat.
5. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma
Pelayanan sosial penyandang cacat yang diarahkan untuk membantu
penyandang cacat melalui upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi sosial, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat dan memantapkan manajemen pelayanan dan
rehabilitasi sosial penyandang cacat. Upaya pelayanannya diarahkan pada : rehabiltasi
sosial, bantuan sosial, pemeliharaan taraf hidup dan aksesibilitas.
6. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
Pelayanan regular dan pelayanan di luar panti yang meliputi day care service,
foster care, home care service, pemberian bantuan modal usaha ekonomis produktif
(UEP). Serta mewujudkan perlindungan dan aksesbilitas meliputi jaminan dan
perlindungan sosial lanjut usia.
7. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Kegiatan yang pada program ini meliputi kegiatan pelatihan keterampilan bagi
pencari kerja dan sekaligus menyiapkan tenaga kerja siap pakai yang sesuai dengan
ketentuan perusahaan tempat ditempatkannya tenaga kerja tersebut, sesuai dengan
Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
8. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Pada Program ini lebih di fokuskan pada kegiatan yang melindungi para tenaga
kerja dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
B. Indikator Kinerja SKPD berdasarkan RPJMD
1. Parsentase partisipasi sosial potensi sumber kesejahteraan sosial
2. Jumlah fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang mandiri
3. Terlaksananya program rehabilitasi sosial pasca bencana alam
4. Presentasi rehabilitasi kesejahteraan sosial
5. Terlatihnya angkatan kerja siap pakai
BAB VII P E N U T U P
Rencana Strategis Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh 2013 –2017
merupakan dokumen berkesinambungan dari rencana strategis pembangunan bidang
kesejahteraan sosial tenaga kerja (2008-2012) dan sekaligus merupakan bagian dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Payakumbuh 2013 –
2017 dan rencana pembangunan bidang kesejahteraan sosial dan tenaga kerja secara
nasional. Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial dan tenaga kerja dlam
kurun waktu 2008 – 2012 telah banyak hasil yang dicapai khususnya dalam
meningkatkan harkat dan martabat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan
Tenaga Kerja. Dengan segala keterbatasan sumber daya yang ada, banyak sekali
pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dan dimana ternyata masih dimiliki kekuatan
untuk menggerakkan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan angkatan
kerja yang ada dalam masyarakat untuk mendukung pembangunan bidang kesejahteraan
sosial.
Menyongsong periode lima tahun ke depan (2013 – 2017) dengan visi “
Terwujudnya kemandirian masyarakat dan lingkungannya dalam mencapai
kesejahteraan di Kota Payakumbuh “. Diyakini dapat mengajak dan menggerakkan
seluruh jajaran pelaku pembangunan kesejahteraan sosial pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja termasuk pemangku kepentingan bidang kesejahteraan sosial dan Tenaga Kerja
termasuk pemangku kepentingan bidang kesejahteraan sosial dan tenaga kerja. Melalui
rencana strategis Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 2013-2017, diharapkan dapat
memper-tegas posisi dan peran sektor kesejahteraan sosial dalam konstelasi pembangunan
masyarakat dan menurunkan kemiskinan serta mengurangi angka pengangguran dan
melindungi tenaga kerja. Dengan rencana yang lebih ter-ukur dapat membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program dengan lebih baik dan berorientasi
kepada hasil.
Rencana strategi ini disusun dengan RPJMD Kota Payakumbuh 2013 – 2017
serta diserasikan dengan rencana pembangunan jangka menengah Propinsi Sumatera
Barat bidang kesejahteraan sosial dan tenaga kerja.
Pengalaman pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan tenaga kerja sampai saat
ini, dan kecenderungan perkembangan masyarakat, serta berbagai dampak dari krisis
ekonomi global yang menimbulkan permasalahan kesejahteraan sosial tenaga kerja yang
semakin kompleks. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi dokumen yang mampu
memberikan arah bagi kebijakan dan program pembangunan bidang kesejahteraan sosial.
Walaupun rencana strategis ini telah disusun dengan maksimal dengan merujuk
pada pedoman penyusunan rencana strategis SKPD Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh, tetapi kami yakin masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena
itu, masukan dan saran untuk penyempurnaan terutama dalam implementasi ketika
pelaksanaan RPJMD 2013–2017.
Payakumbuh, 8 Februari 2013
KEPALA DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA KOTA PAYAKUMBUH
Drs. YUMMARDIUS
Target RP (Jt) Target Rp (Jt) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
3.530.000 4.412.500 5.515.625 6.894.531 8.618.164 28.970.820Dinsosnaker Kota Pyk
22.800.000 28.500.000 35.625.000 44.531.250 55.664.063 187.120.313Dinsosnaker Kota Pyk
7.502.800 9.378.500 11.723.125 14.653.906 18.317.383 61.575.714Dinsosnaker Kota Pyk
73.848.000 92.310.000 115.387.500 144.234.375 180.292.969 606.072.844Dinsosnaker Kota Pyk
3.127.850 3.909.813 4.887.266 6.109.082 7.636.353 25.670.363Dinsosnaker Kota Pyk
6 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
Berfungsinya peralatan kerja
6.960.000 11.906.000 14.882.500 18.603.125 23.253.906 29.067.383 97.712.914Dinsosnaker Kota Pyk
7
Penyediaan Alat Tulis Kantor Meningkatnya pelaksanaan
19.400.800
15.432.150 19.290.188 24.112.734 30.140.918 37.676.147 126.652.137Dinsosnaker INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN KOTA PAYAKUMBUH
DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA KOTA PAYAKUMBUH
Tahun 2016 Tahun 2017 Kondisi Kinerja pada Akhir Bidang Urusan Pmerintahan dan
Capaian Kinerja dan Kerangka Pendanaan SKPD
Penanggung jawab Output Outcome
1
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
7 pelaksanaan
Administrasi kantor
15.432.150 19.290.188 24.112.734 30.140.918 37.676.147 126.652.137Dinsosnaker Kota Pyk
24.032.400 30.040.500 37.550.625 46.938.281 58.672.852 197.234.658Dinsosnaker Kota Pyk
1.774.200 2.217.750 2.772.188 3.465.234 4.331.543 14.560.915Dinsosnaker Kota Pyk
21.220.000 26.525.000 33.156.250 41.445.313 51.806.641 174.153.203Dinsosnaker Kota Pyk
4.574.600 5.718.250 7.147.813 8.934.766 11.168.457 37.543.885Dinsosnaker Kota Pyk
18.920.000 23.650.000 29.562.500 36.953.125 46.191.406 155.277.031Dinsosnaker Kota Pyk
1
7.795.550 9.744.438 12.180.547 15.225.684 19.032.104 63.978.322Dinsosnaker Kota Pyk
103.085.000 128.856.250 161.070.313 201.337.891 251.672.363 846.021.816Dinsosnaker Kota Pyk
2.590.000 3.237.500 4.046.875 5.058.594 6.323.242 21.256.211Dinsosnaker Kota Pyk
4 Pengadaan/ penyediaan
Mobiler
4.795.000 5.993.750 7.492.188 9.365.234 11.706.543 39.352.715Dinsosnaker Kota Pyk
16.000.000 20.000.000 25.000.000 31.250.000 39.062.500 131.312.500Dinsosnaker Kota Pyk
2 Penyusunan Renja danLakip SKPD
Tersedianya
60.028.375 4 mslh 75.035.469 4 mslh 93.794.336 4 mslh 117.242.920 4 mslh 146.553.650 492.654.750Dinsosnaker Kota Pyk
17 org 42.878.650 17 org 39.251.675 21 org 49.064.594 24 org 61.330.742 25 org 76.663.428 29 org 95.829.285 322.139.723Dinsosnaker Kota Pyk
miskin 363.943.000 454.928.750 568.660.938 710.826.172 888.532.715 2.986.891.574