SALINAN
PRESIDEN
R EPUBL
IK
INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
TATA CARA PENYAMPAIAN DATA DAN INPORMASI OLEH INSTANSI PEMERINTAH DAN/ATAU LEMBAGA SWASTA DALAM
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK
Menimbang
:PIDANA PENCUCIAN UANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa
untuk
melaksanakanketentuan
Pasal41
ayat
(3)Undang-Undang Nomor
8
Tahun 2010 tentang
Pencegahandan
PemberantasanTindak
Pidana PencucianUang,
perlumenetapkan
Peraturan
Pemerintah
tentang
Tata
CaraPenyampaian
Data dan Informasi oleh Instansi
Pemerintahdan/atau
Lembaga
Swasta
dalam
Pencegahan
danPemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
1.
Pasal5
ayat
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;2.
Undang-Undang
Nomor
8 Tahun
2O1O
tentangPencegahan
dan
Pemberantasan
Tindak
pidanaPencucian
Uang
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2010
Nomor
122,'fambatlan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5164);MEMUTUSI(AN:
PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG
TATA
CARAPENYAMPAIAN
DATA
DAN
INFORMASI
OLEH
INSTANSIPEMERINTAH
DAN/ATAU LEMBAGA
SWASTA
DALAMPENCEGAHAN
DAN
PEMBERANTASANTINDAK
PIDANA PENCUCIAN UANG,Mengingat
Menetapkan:
PRESIDEN
R EPUBL
IK
INDONESIA(1)
(2t
-2-Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yang dimaksud dengan:1.
Pusat Pelaporandan
AnalisisTransaksi
Keuangan yangselanjutnya disingkat PPATK adalah lembaga independen
yang
dibentuk
dalam rangka
mencegah
danmemberantas tindak pidana pencucian uang.
2.
Instansi Pemerintah adalah kementerian, lembaga, badanlain
yang dibentuk
berdasarkanperaturan
perundang-undangan
baik
di
pusat
maupun
di
daerah,
atau pemerintah daerah yangfungsi
dan
tugasnya berkaitan dengan penyelenggaraan negara.Pasal 2
PPATK
mempunyai
fungsi
pencegahan
danpemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Dalam
melaksanakan
fungsi
sebagaimana
dimaksudpada
ayat (1),
PPATK berwenang
meminta
danmendapatkan
data dan
informasi
dari
InstansiPemerintah
dan/atau
lembaga swasta
yang
memiliki kewenangan:a.
mengelola data dan informasi;dan/atau
b.
menerima laporan dari profesi tertentu.Pasal 3
Jenis data
dan
informasi
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal2
ayat (21 terdiri atas:a.
daftar pencarian orang;b.
laporan harta kekayaan penyelenggara negara;c.
data dan informasiterkait
profil pengguna jasa;PRESIDEN
R EPUBLIK IND ONESIA
d.
-3-data
dan
informasi
yang
berkaitan dengan
kliring
dan/atau
settlement di industri jasa keuangan;data
dan
informasi
yang
berkaitan
dengan
potiticallyexposed persons;
data dan informasi kependudukan;
data dan informasi di bidang administrasi badan
hukum;
data
dan
informasi mengenai
lalu
lintas
orang
ataubarang dari dan keluar wilayah Indonesia;
data dan informasi di bidang pertanahan;
data dan informasi di bidang perpajakan;
dan/atau
data dan
informasi
lain
yang
berkaitan
denganpencegahan
dan
pemberantasan
tindak
pidana pencucian uang.Pasal 4
Untuk
mendapatkan
data
dan
informasi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
3,
Kepala ppATK
mengajukanpermintaan secara
tertulis
kepada
pimpinan
InstansiPemerintah
dan/atau
lembaga swasta.Permintaan sebagaimana dimaksud pada
ayat
(l)
paling sedikit memuat:a.
alasan permintaan;b.
jenis
data dan informasi yang dimintakan; danc.
jangka waktu
pemenuhan permintaan
data
daninformasi.
pasal 5
Pimpinan Instansi Pemerintah
dan/atau
lembaga swasta wajibmemberikan
data
dan
informasi yang
diminta oleh
KepalaPPATK sebagaimana dimaksud dalam pasal 4. e.
f.
c' h.
i.
j
k.
(1)
(21
PRESIDEN
R EPUBLIK INDONESIA
-4-Pasal 6
Penyampaian
data
dan
informasi
oleh Instansi
pemerintahdan/atau
lembaga swasta
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 5 dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan.Pasal 7
(1)
Penyampaian data dan informasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 dapat
dilakukan
secara:a.
elektronik; dan/ ataub.
nonelektronik.(21
Penyampaian secaraelektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf
a dilakukan melalui:a.
pengiriman email yang terenkripsi;b.
pemberian hak akses ke ppATK;dan/atau
c.
sarana elektronik lainnya.(3)
Penyampaian
secara
nonelektronik
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(l)
huruf
b
dilakukan
denganmengirimkan surat
kepada Kepala ppATKyang
disertaidengan:
a.
data
dan
informasi
yang telah dimuat
dalamcompact
dbc,
uniuersal
seial
bus,
atau
media penyimpan lainnya yang terenkripsi;dan/atau
b.
data
dan
informasi
yang
telah dibuat
dalam dokumen hasil cetak (hard copy).Pasal 8
(1)
Penyampaian data dan informasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal
7
dapat dilakukan oleh pejabat atau pegawaiyang ditunjuk oleh
pimpinan Instansi
pemerintahdan/atau
lembaga swasta.(1)
(2)
PRESIDEN
R EPUBL
IK
INDONESIA-5-(21
Penerimaandata dan informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan
oleh pejabatatau
pegawaiyang
ditunjuk
oleh Kepala ppATK.Pasal 9
Pimpinan Instansi Pemerintah
dan/atau
lembaga swastaserta pejabat atau
pegawaiyang
ditunjuk
bertanggungjawab atas data dan informasi yang disampaikan.
Pimpinan
Instansi
Pemerintahdan/atau
lembaga swastaserta
pejabatatau
pegawaiyang
ditunjuk
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
tidak
dapat
dituntut
secarapidana atau
digugat
secara perdataatas
penyampaiandata
dan
informasi
sebagaimana
dimaksud
dalamPasal
7,
kecuali terdapat
unsur
penyalahgunaanwewenang.
pasal 10
Pimpinan Instansi Pemerintah
dan/atau
lembaga swasta serta pejabatatau
pegawai yangditunjuk
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal
9
wajib
merahasiakan permintaan
data
daninformasi oleh PPATK.
Pasal 11
PPATK
wajib
merahasiakan datadan
informasi yang diterimadari
Instansi
Pemerintah dan/atau
lembaga swasta, kecualiuntuk
pelaksanaan
ketentuan peraturan
perundang_undangan.
Pasal 12
Peraturan
Pemerintah i
diundangkan.
mulai
berlaku
pada
tanggalPRESIDEN
R EPUBLIK INDONESIA
Agar
setiappengundangan penempatannya
-6-orang
mengetahuinya,
memerintahkanPeraturan
Pemerintah
ini
dengandalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Februari 2016
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal 2 Februari 2016
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 23
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI
Asisten Deputi Bidang
politik,
Hukum, dan Deputi Bidang Hukum danI.
".
",J':E'135
!*.r,o
PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
TATA CARA PENYAMPAIAN DATA DAN INFORMASI OLEH INSTANSI PEMERINTAH DAN/ATAU LEMBAGA SWASTA DALAM
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UMUM
Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
2010
tentang
pencegahan dan PemberantasanTindak
pidana
pencucian Uang menyatakan
bahwaPPATK
merupakan
lembaga independenyang dibentuk dalam
rangkamencegah
dan
memberantastindak
pidana pencucian
uang.
Untuk
melaksanakan
Undang-Undang
tersebut,
pasal 41 ayat
(3)mendelegasikan pengaturan
lebih
lanjut
denganperaturan
pemerintahmengenai
tata
cara
penyampaiandata
dan
informasi
oleh
InstansiPemerintah
dan/atau
lembaga swasta.Dalam melaksanakan fungsi
di
atas, ppATKantara
lain
berwenanguntuk
meminta
dan
mendapatkan
data
dan
informasi
dari
InstansiPemerintah
dan/atau
lembaga swasta
yang memiliki
kewenanganmengelola
data dan
informasi,
termasuk
dari
Instansi
pemerintahdan/atau
lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu.Data
dan
informasi merupakan sumber informasi
utama
dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan ppATK. Sumberdata dan informasi yang diperlukan oleh
ppATK berasaldari
InstansiPemerintah
dan/atau
lembaga swasta. penyampaian datadan
informasioleh Instansi
Pemerintah dan/atau
lembagaswasta
ke
ppATK harusdilakukan melalui
tata
cara yang telah
diatur
berdasarkan peraturanPemerintah
ini.
Hal
tersebut bertujuan
agar
penyampaian
data
daninformasi
ke
PPATKmemiiiki
kerangkaaturan
(legalframework)
yangjelas dan
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
keamanan
informasi
sertamemberikan
perlindungan
bagiInstansi
pemerintahdan/atau
lembagaswasta yang menyampaikan data dan informasi.
PRESIDEN
R EPUBLIK INDONES IA
-2-Adapun materi
pokok yangdiatur dalam
Peraturan Pemerintahini
antara lain:
1.
jenis
data dan informasi yang diminta oleh ppATK;2.
tata
cara penyampaian datadan
informasi olehInstansi
pemerintahdan/atau
lembaga swasta ke PPATK; dan3.
perlindungan
hukum
bagipimpinan Instansi
pemerintahdan/atau
lembaga swasta serta pejabat
atau
pegawai yangditunjuk
terhadappenyampaian data dan informasi ke ppATK.
U.
PASAL DEMI PASALPasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang
dimaksud dengan
,,lembaga
swasta"
antara
lainasosiasi
Advokat, asosiasi
Notaris,
asosiasi
Akuntan,Kustodian Sentral Efek
Indonesia,dan Kliring
penjaminanEfek Indonesia. Pasal 3
Huruf
aCukup jelas.
Huruf
bCukup jelas.
PRESIDEN
R EPUBL
IK
INDONESIA-3-Huruf
cYang
dimaksud
dengan
upenggunajasa"
adalah
orang perseoranganatau
korporasi yang menggunakanjasa
pihak pelapor.Huruf
dCukup jelas.
Huruf
eYang
dimaksud
dengan "politicallg
exposed persons" adalahorang
yang memiliki
atau
pernah
memiliki
kewenanganpublik,
diantaranya
penyelenggaranegara
sebagaimanadimaksud
dalam
peraturan
perundang-undangan
yangmengatur tentang
penyelenggaranegara
dan/atau
orangyang tercatat
atau
pernah tercatat
sebagai anggota partaipolitik
yang memiliki
pengaruh terhadap kebijakan
danoperasional
partai
politik, baik
yang
berkewarganegaraanIndonesia maupun yang berkewarganegaraan asing.
Huruf
f
Cukup jelas.
Huruf
gCukup jelas.
Huruf
hCukup jelas.
Huruf
iCukup jelas.
Huruf
j
Cukup jelas.
.E'.t**?
{*
PRESIDEN
R EPUBL
IK
INDONESIA-4-Huruf
k
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Huruf
aCukup jelas.
Huruf
bPemberian
hak
akses
dalam
ketentuan
ini
dapatdidasarkan
kerja
sama
antara
ppATK
dan
InstansiPemerintah
dan/atau
lembaga swasta.Huruf
cDalam ketentuan
ini
yang dimaksud dengan
saranaelektronik lainnya misalnya
short messages
seruice,teiepon, dan faximile.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Yang
dimaksud
dengan "pegawai,, termasukjuga
karyawan pada lembaga swasta.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5
Ayat (21
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Yang
dimaksud
dengan
"bertanggung
jawab"
adalahbertanggung
jawab
atas
kerahasiaan
(confidentiatitg),integritas
(integrity),dan
ketersediaan (auailabilitg)data
daninformasi yang disampaikan ke PPATK.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "penyalahgunaan wewenang" adalah
pemberian
dan
penyampaian
data dan
informasi
selainkepada PPATK.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 1 1
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.