• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan lanskap (landscape plan) merupakan penataan berbasis lahan guna mendapatkan model bentang alam yang fungsional, estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan, termasuk kesehatan manusia didalamnya. Perencanaan ini mengakomodasikan seluruh fungsi area, aktivitas dan fasilitas yang direncanakan dalam kawasan.

Rencana Ruang dan Aktivitas

Sesuai dengan pembagian ruang pada kawasan yang dibagi meliputi ruang utama agrowisata, ruang pendukung agrowisata, serta ruang penyangga. Tiap ruang dibagi menjadi beberapa area dengan fungsi-fungsi dan aktivitas tertentu.

Ruang Utama Agrowisata

Area Tanaman Hias

Merupakan area dalam ruang utama agrowisata dengan obyek dan atraksi agrowisata berupa tanaman hias. Area ini diletakkan pada lahan milik kelompok tani Bunga Desa (37,1 ha) di Kampung Pondok Bitung, Desa Sukaharja dan kelompok tani Violces (20,5 ha) di Kampung Tajurhalang atas, Desa Tajurhalang (Tabel 17). Pengunjung yang datang dari area pelayanan kawasan, memasuki fungsi pelayanan area ini melalui fungsi penerimaan berupa jalur masuk dengan papan penanda di dekat gapura lokasi yang dapat dilalui oleh andong atau kendaraan roda dua. Ketika berada di fungsi pelayanan, pengunjung kelompok tani Bunga Desa dilokasikan di lapangan rumput di bagian depan yang sekaligus sebagai tempat parkir, sedangkan pengunjung kelompok tani Violces dilokasikan di halaman rumah milik ketua kelompok tani. Dalam fungsi pelayanan, pengunjung melakukan registrasi ulang serta menerima arahan dari guide (pemandu) untuk kemudian berkumpul di bawah tenda sebelum melakukan aktivitas di dalam fungsi budidaya. Dalam fungsi pelayanan terdapat toilet, mushola kecil, beberapa shelter dan tempat duduk, serta akses jual-beli berupa gerai tanaman hias beserta media tanam siap jual hasil produksi setempat. Fungsi budidaya pada lahan milik kelompok tani Bunga Desa dilokasikan pada 2 tempat,

(2)

pertama pada tempat pembibitan dengan naungan saung bambu yang menyatu dengan lahan persawahan, kedua pada tempat pembibitan dengan saung bambu yang dekat dengan fungsi pelayanan. Tempat pembibitan pertama memiliki nilai tambah berupa pemandangan alam pegunungan. Sedangkan fungsi budidaya pada lahan milik kelompok tani Violces dilokasikan di pekarangan beberapa rumah anggota kelompok tani, serta lahan dekat jalan utama yang menjadi lahan bersama anggota kelompk tani. Di dalam fungsi budidaya pengunjung dapat mengikuti ataupun sekedar mengamati kegiatan budidaya mulai dari penyiapan media tanam, teknik perbanyakan, pemeliharaan, hingga ke proses pengemasan. Dalam area ini terdapat fungsi display yang berada di 3 lokasi, yang pertama berada di sebagian fungsi budidaya yang dekat dengan fungsi pelayanan, yang kedua berada di setiap rumah penduduk yang berada di sepanjang jalan menuju tempat budidaya, dan yang ketiga ada di setiap rumah penduduk yang berada di sepanjang sisi jalan utama (Gambar 32). Pengunjung di dalam fungsi display yang kedua dapat mempelajari cara merangkai tanaman hias yang siap jual atau teknik merangkai menggunakan media tanam khusus. Pada fungsi pascapanen direncanakan tempat pembuatan pupuk kompos yang dapat dijual ataupun digunakan kembali, serta tempat pengemasan. Tempat pembuatan pupuk kompos dilokasikan di lahan dekat tempat pembibitan, di sini penduduk dapat mempelajari proses pembuatan pupuk kompos. Tempat pengemasan pada lahan milik kelompok tani Bunga Desa dilokasikan di samping tempat budidaya yang kedua, dan tempat pengemasan pada pada lahan milik kelompok tani Violces dilokasikan di halaman belakang rumah penduduk.

 

(3)

Area Sayuran Palawija dan Padi

Obyek dan daya tarik agrowisata pada area ini diletakkan berdekatan dengan lahan pembibitan tanaman hias di Kampung Pondok Bitung, namun dengan batas berupa tanaman barier. Lahan sayuran dilokasikan khusus di lahan milik kelompok tani SALUYU, Kampung Cijulang, dengan produk sayuran organic (Gambar 33a). Sedangkan lahan palawija dan padi dilokasikan di lahan milik kelompok tani Mekartani (Gambar 33b), yakni dekat lahan pembibitan pertama dari tanaman hias. Pengunjung melakukan registrasi ulang dalam fungsi pelayanan serta mendapat pengarahan dari pemandu. Fungsi pelayanan berada di sekretariat masing-masing kelompok tani. Di lahan sayuran terdapat fungsi budidaya dengan lahan pembibitan, pengunjung dapat mengamati jenis sayuran, mengamati pola tanam dan mempelajari teknik budidaya sayuran organik. Fungsi budidaya lahan palawija dan padi terdiri dari lahan pembibitan dan lahan percobaan, lahan pembibitan hanya untuk aktivitas pengamatan, dan lahan percobaan dipergunakan untuk aktivitas pengunjung yang ingin mengikuti proses penanaman. Aktivitas jalan santai dapat pengunjung lakukan di lahan palawija dan padi, menikmati pemandangan persawahan dengan latar pegunungan, serta mengamati pola tanam padi-palawija setempat. Fungsi pelayanan juga terdapat di beberapa petak sawah yang dekat ke rumah penduduk, di sini pengunjung dapat menikmati makan siang dengan menu olahan hasil pertanian setempat di atas saung kecil yang didepannya terdapat empang (kolam kecil) untuk aktivitas memancing atau menangkap ikan sebagai alternatif wisata. Hasil tangkapan ikan juga bisa dibawa pulang atau disantap di tempat dengan biaya tertentu.

(a) komoditas sayuran (b) komoditas palawija dan padi

(4)

Fungsi pasca panen dilokasikan di tempat penggilingan padi milik kelompok tani serta sekretariat kelompok wanita tani yang diperuntukan sebagai tempat pengemasan produk dan diletakan dekat dengan jalan utama, pengunjung yang berminat dapat mengamati proses pasca panen tersebut. Fungsi display dilokasikan di tiap petak lahan palawia dan padi dengan aktivitas pengunjung berupa jalan santai dan mengamati pola tanam.

Area Tanaman Buah

Area ini dilokasikan pada lahan kelompok tani Lindung Harapan, lahan pembibitan buah nanas berada pada ketinggian 700-800 mdpl (Gambar 34b), lahan pembibitan jambu biji dekat dengan lahan pembibitan nanas dengan ketinggian 600 mdpl, dan lahan pembibitan durian milik Pak Agus di Desa Sukaharja pada 500 mdpl (Gambar 34a), serta lahan pembibitan tanaman buah di Desa Tajurhalang. Pada tiap lokasi, fungsi penerimaan dilokasikan di sekretariat kelompok tani, dan kantor lahan pembibitan. Fungsi pelayanan pada area ini memiliki aktivitas pengunjung berupa registrasi ulang, dan penerimaan informasi untuk pengarahan. Bagi pengunjung yang berminat, fungsi pelayanan ini juga memberi akses bagi aktivitas membeli buah hasil panen, atau membeli bibit pohon tanaman buah. Fungsi display terdapat pada lahan pembibitan dengan aktivitas pengunjung berupa pengamatan terhadap tanaman buah dan pola tanamnya sambil jalan santai. Di dalam fungsi budidaya, aktivitas pengunjung dapat berupa mengamati, mempelajari teknik budidaya, serta memetik buah sendiri. Pada fungsi display juga disediakan jalan setapak untuk pengunjung melakukan kegiatan jalan santai menikmati suasana perkebunan tanaman buah. Aktivitas melepas lelah di area ini, terutama pada lahan nanas dan jambu biji, berada dalam fungsi pelayanan, di sini pengunjung dapat menikmati rujak buah nanas hasil panen setempat, sambil duduk santai di tengah-tengah lahan pertanian. Fungsi pasca panen pada area ini lebih utama berada pada lahan nanas yang lokasinya berada di dekat sekretariat kelompok tani, di sini pengunjung dapat mempelajari teknik pengemasan buah dan mempelajari cara mengupas nanas agar kulit tangan tidak terluka akibat duri nanas. Penempatan masing-masing lahan tanaman buah

(5)

dibuat terpusat bedasarkan kesesuaian lahan dan syarat pertumbuhan tanaman (Lampiran 5).

(a) lahan budidaya durian

(b) lahan budidaya nanas

Gambar 34. Ilustrasi area tanaman buah

Area Peternakan

Area peternakan ini dilokasikan di lahan ternak milik kelompok tani sapi perah KANIA, Kampung Tajurhalang atas, Desa Tajurhalang. Fungsi Penerimaan berada di sekretariat kelompok tani, pengunjung yang datang disambut dan diberi pengarahan. Registrasi ulang dan informasi terkait peternakan dapat pengunjung dapatkan di fungsi pelayanan, satu tempat dengan fungsi penerimaan. Sedangkan fungsi pelayanan dengan aktivitas berupa belanja produk ternak, seperti membeli susu sapi serta pupuk kandang dapat pengunjung temukan pada gerai khusus di luar sekretariat. Area ini terdapat fungsi budidaya yang terdiri dari kandang-kandang ternak dimana pengunjung dapat mengamati jenis sapi perah, memberi pakan ternak, dan mempelajari teknik memerah sapi (Gambar 35a). Lapangan rumput berpagar untuk penggembalaan dalam fungsi budidaya berguna untuk

(6)

pengunjung mempelajari penggembalaan ternak sambil mempelajari perilaku ternak dan wisata alam (Gambar 35b). Fungsi pendidikan dilokasikan pada bangunan pembuatan biogass, sehingga pengunjung dapat mempelajari proses pembuatan biogass (Gambar 35c). Dalam area peternakan pengunjung juga mendapat pengetahuan tentang bagaimana mempelajari teknik pengemasan susu, dan teknik pembuatan produk fermentasi susu pada fungsi pasca panen yang dilokasikan pada bangunan dekat kantor sekretariat kelompok tani. Dalam ruang agrowisata peternakan, pengunjung juga mendapat pengetahuan tentang bagaimana melakukan penataan ruang peternakan yang baik dan benar.

(a) kandang ternak

(b) tempat penggembalaan (c) tempat pembuatan biogas

Gambar 35. Ilustrasi area petenakan

Ruang pendukung agrowisata

Area Penerimaan

Area ini diletakkan pada akses masuk pertama di Kampung Pondok bitung Desa Sukaharja, kedua di Kampung Tajurhalang bawah Desa Tajurhalang, dan satu akses sebagai alternatif dekat kantor Desa Sukaharja. Area penerimaan

(7)

menjadi bagian pertama yang dijumpai pengunjung ketika memasuki kawasan agrowisata (Gambar 36), pengunjung dapat menikmati pemandangan berupa sawah dan kebun ketika pertama kali memasuki kawasan, sehingga kesan perdesaan dapat langsung dirasakan oleh pengunjung. Jarak dari gerbang menuju ke lokasi parkir pada area pelayanan dapat ditempuh ± 500 m dengan pemandangan sawah di sisi timur dan barat serta pemandangan Gunung Salak yang menjulang di sebelah selatan, dan terlihat jika hari cerah. Area penerimaan ini sekaligus diberi fungsi pengawasan demi keamanan kawasan, dengan menempatkan pos jaga dekat dengan gerbang kawasan.

Gambar 36. Ilustrasi area penerimaan

Area Pelayanan

Area pelayanan kawasan berdekatan dengan area penerimaan, Terdapat empat area pelayanan, dimana 2 area berfungsi sebagai tempat akomodasi pengunjung ketika pertama kali datang, dan 2 area lainnya sebagai penginapan yang dilokasikan di Kampung Selaawi, Desa Sukaharja dan Kampung Tajurhalang atas, Desa Tajurhalang, dengan masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik pemukiman di Desa Sukaharja terletak pada pola pemukiman sub urban karena telah terdapat pengaruh kota didalamnya, sedangkan di Desa Tajurhalang memiliki daya tarik pola pemukiman Desa yang terletak jauh dari perkotaan dan masih di dominasi oleh vegetasi alami perdesaan. Rombongan pengunjung yang datang untuk menginap di pemukiman penduduk mendapat sambutan dari masyarakat setempat berupa rangkaian kelopak bunga dan kesenian masyarakat setempat seperti musik dan tari tradisional. Antara tempat akomodasi dan penginapan berjarak 1-2 km, hal ini ditujukan agar pengunjung dapat

(8)

memperoleh pengalaman sebelum menuju penginapan. Aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di dalam area ini adalah memarkirkan kendaraan (Gambar 37a), registrasi di kantor pelayanan, menerima informasi, menyewa alat transportasi perdesaan (andong) untuk menuju lokasi obyek agrowisata, menikmati makanan khas perdesaan, berbelanja hasil produksi pertanian setempat di pasar lokal untuk membeli produk sayuran organik, membeli beras lokal, membeli palawija produksi lokal (Gambar 37b), bermalam dirumah penduduk yang sudah dipersiapkan menerima pengunjung (Gambar 37c), beribadah, bersepeda, photohunting, jalan santai, beristirahat, menikmati pemandangan, berkumpul, berbincang-bincang, dan MCK.

(a) terminal angkot dan tempat parkir (b) pasar desa

(c) penginapan

Gambar 37. Ilustrasi area pelayanan

Area Transisi

Area ini dilokasikan pada Taman Gajah, Kampung Cijulang, Desa Sukaharja serta lapangan rumput dekat dengan peternakan KANIA, Kampung Tajurhalang atas, Desa Tajurhalang. Area transisi merupakan area dengan

(9)

aktivitas pengunjung yang bervariasi dan tidak monoton. Pada Taman Gajah pengunjung dapat melakukan aktvitas seperti memarkirkan sepeda, beristirahat, melihat papan informasi, jalan santai, piknik, photohunting, bermain dan menikmati pemandangan dengan view menarik ke arah kota Bogor di utara dan tegakan hutan dan pegunungan di selatan (Gambar 38a), begitu juga di dekat lapangan rumput peternakan KANIA pengunjung dapat jalan santai sambil mengamati penggembalaan ternak, serta jogging (Gambar 38b).

(a) Cijulang (b) Tajurhalang atas

Gambar 38. Ilustrasi area transisi

Area Masyarakat

  Area ini dilokasikan pada kawasan pemukiman yang tidak memiliki kesiapan menerima pengunjung dan masih menyimpan aturan adat yang kuat, dalam kawasan direncanakan pada Kampung Pasir Tengah, Kampung Rawa, Kampung Cipinanggading, dan Kampung Tajurhalang bawah RW 01. Aktivitas pengunjung di area ini sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Area ini hanya untuk aktivitas para penyuluh dari dinas pemerintah untuk pengamatan dan penelitian, sehingga dapat di evaluasi bagaimana perkembangan dari kegiatan sehari-hari masyarakat perdesaan. Direncanakan tiap kampung diberi gapura untuk memberi tanda dan informasi terkait nama dan lokasi kampung (Gambar 39a), serta fasilitas untuk masyarakat melakukan kegiatan sosial bersama seperti lapangan olah raga dan tempat rapat, sarana kesehatan, dan sarana pendidikan. Daya tarik pemukiman di Desa Sukaharja terletak pada pola pemukiman sub urban karena telah terdapat pengaruh kota didalamnya, sedangkan di Desa Tajurhalang memiliki daya tarik pola pemukiman desa yang jauh dari perkotaan dan masih di dominasi oleh vegetasi alami perdesaan (Gambar 39b).

(10)

(a) gerbang kampung (b) rumah penduduk

Gambar 39. Ilustrasi area masyarakat

Ruang Penyangga

Ruang penyangga merupakan ruang dengan intensitas penggunaan dan tingkat kesesuaian wisata atau rekreasi yang rendah. Ruang ini mencakup area konservasi yang memegang fungsi pelestarian.

Area Konservasi

Area ini diletakkan pada daerah tegakan hutan dan sepanjang jalur sungai. Area ini memiliki fungsi konservasi dimana aktivitas yang dilakukan didalamnya sangat terbatas dan bersifat khusus seperti pengamatan sumber daya alam, serta pendakian gunung untuk penelitian yang difasilitasi dengan jalan setapak terbatas, tempat pengamatan, serta beberapa papan penanda dan informasi (Gambar 40). Ruang ini didominasi oleh daerah tegakan hutan hingga ke puncak Gunung Salak serta daerah sempadan sungai sehingga lebih diarahkan kepada fungsi menjaga kelestarian lingkungan dan daerah resapan atau sumber mata air.

(a) metode lahan teras (b) menara pandang

(11)

(c) papan informasi (d) rail jalan setapak

Gambar 40. Lanjutan

Tabel 17. Rencana penggunaan ruang

Area Luas (ha) Letak

Ruang Utama (25% / 231,3 ha)

Tanaman Hias 57,6 • kelompok tani Bunga Desa, Kampung Pondok Bitung, Desa Sukaharja (37,1 ha)

• kelompok tani Violces, Kampung Tajurhalang atas, Desa Tajurhalang (20,5 ha)

Sayuran Palawija dan Padi

42,4 • kelompok tani Saluyu, Kampung Cijulang, Desa Sukaharja (15,2 ha)

• kelompok tani Mekartani, Kampung Pondok Bitung, Desa Sukaharja (23,1 ha)

Tanaman Buah 49,9 2,9

• tajurhalang bawah, Desa Tajurhalang (8,5 ha) • kebun pembibitan milik pak Agus, kampong

Pondok Bitung, Desa Sukaharja (5,9 ha)

• kelompok tani Lindung Harapan, Kampung Tapos, Desa Sukaharja (35,5 ha)

Peternakan 6,2 • kelompok tani sapi perah KANIA, Kampung Tajurhalang atas, Desa Tajurhalang

Ruang Pendukung (37% / 341,9 ha)

Penerimaan 6 • akses masuk pertama, di Desa Sukaharja • akses masuk kedua, di Desa Tajurhalang • jalur alternatif di Desa Sukaharja

Pelayanan 25,5 • Kampung Pondok Bitung dan RW06 di Kampung Tajurhalang bawah (akomodasi)

• Kampung Ciconggang dan RW03 di Kampung Tajurhalang atas

Transisi 22,7 • Taman Gajah, Kampung Cijulang, Desa Sukaharja

• lapangan rumput dekat dengan peternakan KANIA, Kampung Tajurhalang atas

Masyarakat 78,6 • Kampung Pasir Tengah, • Kampung Rawa,

• Kampung Cipinanggading,

• RW01 di Kampung Tajurhalang bawah

Ruang Penyangga (38% / 352 ha)

(12)

Tabel 18 menunjukan aktivitas agrowisata serta luas dan daya tampung yang ditentukan pada beberapa area di dalam ruang utama agrowisata pada masing-masing desa.

Tabel 18. Rencana penggunaan ruang untuk aktivitas agrowisata

Aktifitas Sukaharja Tajurhalang

Luas (m²) Daya tampung Luas (m²) Daya tampung Pelayanan Wisata Penyambutan 1000 1000 Parkir mobil 6000 300 6000 300 Parkir motor 1000 500 1000 500 Parkir andong 50 8 50 8 Parkir sepeda 300 200 Registrasi 150 150 Memperoleh informasi 200 200

Menyewa alat transportasi desa 45 22 45 22 Berbelanja hasil pertanian 5000 5000

Menikmati makanan khas desa 3000 3000

Bermalam 2500 1250 2500 1250

Beribadah 2500 1250 2500 1250

MCK 1000 500 1000 500

Agrowisata dan Wisata Umum

Budidaya 10000 10000

Pengolahan & pengemasan hasil 2500 2500 Pengolahan limbah pertanian 5000 5000 Menikmati makanan khas desa 500 500

Mengambil ikan di balong 180 45 Jalan santai di pematang sawah 750

Memetik buah 2500 625 2500 625 Memerah sapi 5000 625 5000 625 Bersepeda 3900 300 Menikmati pemandangan 10000 2500 Berkumpul Piknik 20000 2000 Photohunting 1500 1500 Jalan santai 1000 1000

(13)

Rencana Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas yang dikembangkan meliputi fasilitas pelayanan wisata, fasilitas agrowisata dan wisata umum, serta fasilitas penunjang wisata. Fasilitas yang pertama kali pengunjung temui ketika memasuki kawasan adalah gerbang kawasan yang terletak di ketiga akses keluar-masuk kawasan. Selanjutnya pengunjung diarahkan ke area pelayanan kawasan yang berjarak sekitar 1-2 km dari gerbang. Di area pelayanan ini tersedia area parkir dengan luas 1-2 ha yang sekaligus berfungsi sebagai tempat angkutan umum menurunkan dan menaikan penumpang. Pengunjung melakukan registrasi di kantor pelayanan, untuk menuju obyek agrowisata dengan menyewa angkutan perdesaan berupa andong yang telah disediakan masyarakat setempat (Gambar 41a). Fasilitas agrowisata yang umumnya ada di tiap obyek agrowisata ialah jalan setapak, papan penanda, papan informasi, saung, lahan pembibitan, dan lahan percobaan untuk pengunjung yang ingin turut melakukan kegiatan budidaya, tempat sampah, tempat duduk, tempat pengemasan hasil dan pengolahan limbah pertanian (Tabel 19). Sedangkan utilitas terdiri dari listrik, air bersih (Gambar 41b), telekomunikasi, dan pengolahan limbah. Peletakan fasilitas dan utilitas dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, 14, dan 15 yang merupakan pembesaran dari tiap section pada peta rencana. Fasilitas wisata umum yang ada pada area transisi seperti tempat parkir sepeda dan papan informasi. Pasar lokal di area pelayanan pada Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang menjual hasil produksi pertanian setempat dan souvenir bagi pengunjung yang ingin membawa bingkisan tangan untuk pulang.

(a) fasilitas (b) utilitas

(14)

Tabel 19. Rencana fasilitas dan utilitas

No Fasilitas Luas(m²)/Ukuran(m) Bahan Jml

Sk Tj FASILITAS PELAYANAN WISATA

1 Gerbang P=10,5;L=0,5;T=8 Bata, semen 2 1 2 Papan penanda P=1;L=0,1;T=2,5 Bambu, kayu 10 6 3 Papan informasi P=1;L=0,1;T=2 Bambu, kayu 8 4 4 Pos jaga P=3;L=3;T=3,5 Bata, semen 11 6

5 Parkir mobil Ls=12000 Aspal 1 1

6 Parkir motor Ls=400 Grassblock 5 4

7 Parkir sepeda Ls=150 Pavement 6 -

8 Parkir andong Ls=90 Grass 4 2

9 Kantor pelayanan Ls=200 Bata, semen 6 5

10 Masjid Ls=1000 Bata, semen 2 3

11 Mushola Ls=100 Bata, semen 4 3

12 Pasar lokal Ls=2500 Bata, semen 1 1 13 Gerai penjualan P=5;L=6;T=5 Bambu, ijuk 5 3

14 Kantin Ls=1500 Bata, semen 2 32

15 Toilet P=6;L=3;T=3 Bata, semen 60 35 16 Penginapan Ls=100 Bata, kayu 20 20

FASILITAS AGROWISATA DAN WISATA UMUM

17 Lahan percobaan Ls=5000 8 3

18 Jalan setapak Ls=750, Ls=2000 Grass, tanah 2 - 19 Pengemasan hasil Ls=1250 Beton 5 3 20 Pengolahan hasil Ls=1000 Beton 4 2 21 Saung makan P=5;L=5;T=3 Bambu, ijuk 20 - 22 Saung duduk P=2;L=1;T=3 Bambu, ijuk 22 5 23 Jalur sepeda P=2600;L=1,5 Aspal 1 - 24 Area pandang Ls=2000, Ls=8000 Bambu, kayu 1 1

25 Area berumput Ls=20000 Grass 1 1

FASILITAS PENUNJANG WISATA

26 Air bersih PDAM, mata air 3 2

27 Listrik PLN 1

28 Telekomunikasi TELKOM, telepon selular 1

29 Pengolahan limbah Ls=6000 1 1

30 Promosi Iklan, Website, Leaflet

(15)

Rencana Jalur Agrowisata

Jalur sirkulasi yang direncanakan di dalam kawasan terbagi menjadi tiga jalur yakni jalur primer, sekunder dan tersier. Jalur primer merupakan jalur yang menghubungkan Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang dan diperuntukan bagi dua jalur kendaraan bermotor roda empat, jalan ini terbuat dari aspal dengan lebar 5 meter dan jalur hijau jalan ± 2 meter yang ditanami dengan rumput dan tanaman khas perdesaan dan sekaligus berfungsi sebagai jalur pejalan kaki (Gambar 42a). Jalur utama difasilitasi dengan tempat sampah, drainase, papan penunjuk arah dan rambu-rambu jalan. Jalur sekunder adalah jalur dengan lebar 1,5-4 meter yang terbuat dari bahan konblok dan terdiri dari jalan yang menghubungkan jalan utama dengan lokasi obyek agrowisata, jalan di dalam obyek agrowisata atau antara obyek agrowisata dengan area transisi, jalan ini dilalui oleh andong, sepeda dan pejalan kaki, serta difasilitasi dengan penerangan, tangga, pagar, pohon peneduh, tempat sampah, jembatan, papan penunjuk arah, papan peringatan, dan papan informasi (Gambar 42b). Sedangkan jalur tersier adalah jalan di daerah pemukiman masyarakat, jalan setapak pada lahan pertanian dan tegakan hutan (Gambar 42c). Jalur tersier memiliki ukuran jalan bervariasi dari jalan tanah biasa berukuran 0,6 meter hingga yang terbuat dari bahan kerikil dan pasir dengan lebar 1-2 meter.

Jalur sepeda yang direncanakan dibuat menyatu dengan jalur utama dan jalur sekunder dengan pembeda berupa tanda garis berwarna merah selebar 15 cm di permukaan jalan (Gambar 42d), garis ini merupakan batas antara jalur sepeda dengan jalur kendaraan bermotor, sehingga pengguna sepeda dapat tetap nyaman dan aman dalam bersepeda. Lebar jalur sepeda yang menyatu dengan jalan utama, berdasarkan Koppelman (1994) ialah 2 kaki atau 60,9 cm. Standar perencanaan panjang jalur sepeda untuk kemiringan 3% ialah 240 meter untuk satu kali jalan, dan kemiringan 4% ialah 90 meter (Lampiran 6). Panjang jalur sepeda yang direncanakan ialah sepanjang 2,6 km dengan jumlah 5 (lima) titik pemberhentian sepeda yang dialokasikan pada Kampung Pondokbitung (2 titik), Kampung Selaawi (1 titik), dan Kampung Cijulang (2 titik). Jarak antara titik pemberhentian berkisar antara 300-750 meter.

(16)

(a) jalan primer (b) jalan sekunder

(c) jalan tersier (d) jalur track sepeda Gambar 42. Rencana jalur jalan dan track sepeda

Rencana Vegetasi

Vegetasi yang direncanakan di dalam kawasan agrowisata ini ialah vegetasi khas perdesaan yang memiliki fungsi sesuai area dan aktivitas pada kawasan. Rencana vegetasi pada kawasan berupa penentuan jenis tanaman yang menunjang fungsi area, seperti:

(1) Penyambutan dan estetika; berada pada area penerimaan, display area, pelayanan, serta jalur sirkulasi. Dapat digunakan berbagai jenis tanaman berbunga dengan warna beragam yang khas perdesaan, seperti bunga kertas (Zinnia angustifolia).

(2) Pengarah dan penghalang pandangan; berada pada tempat pembuangan sampah sementara dan sisi jalan. Dapat digunakan tanaman perdu atau semak sedang hingga tinggi yang ditanam dengan rapat, seperti Drasaena (Dracaena deremensis) dan cemara gunung (Cemara junghuniana).

(17)

(3) Peneduh; menyebar pada area pelayanan, seperti pada tempat parkir, dan tempat rekreasi, digunakan pohon dengan tajuk yang rapat dan estetik, seperti ketapang (Terminalia cattapa).

(4) Pertanian; tanaman hortikultura (nanas, jambu biji, tomat, caisin, kacang panjang, tomat, tanaman hias), beras dari produksi padi setempat, serta vegetasi berguna lainnya yang dibudidayakan.

(5) Penyangga; Direncanakan sesuai dengan tumbuhan dalam tegakan hutan serta penggunaan tanaman bambu di sepanjang sempadan sungai untuk konservasi tanah dan air.

Gambar

Gambar 32. Ilustrasi area tanaman hias
Gambar 34. Ilustrasi area tanaman buah
Gambar 36. Ilustrasi area penerimaan
Gambar 37. Ilustrasi area pelayanan
+5

Referensi

Dokumen terkait