• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesawat Rontgen Frekwensi Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pesawat Rontgen Frekwensi Tinggi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PESAWAT RONTGEN FREKWENSI

TINGGI.

DISAMPAIKAN PADA

PELATIHAN KEMAMPUAN

PENGAJARAN BAGI DOSEN DAN

INSTRUKTUR KLINIK JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK.

BANDUNG 4 – 6 JUNI 2007

Oleh

(2)

PESAWAT RONTGEN FREKWENSI

TINGGI.

PESAWA T RONTGEN FREKWENSI TINGGI ADALAH PESAWAT UNTUK MEMBANGKITKAN SINAR – X DENGAN MENGGUNAKAN TEHNOLOGI FREKWENSI TINGGI .

CARA KERJANYA ADALAH : TEGANGAN BOLAK-BALIK DARI PLN YANG MEMPUNYAI FREKWENSI 50 HZ DIRUBAH MENJADI

TEGANGAN SEARAH DAN DIFILTER DENGAN KONDENSATOR KEMUDIAN DIBUAT MENJADI TEGANGAN BOLAK-BALIK

FREKWENSI TINGGI ANTARA 7 KHZ – 13 KHZ KEMUDIAN DIPROSES MENJADI TENGAN TINGGI DAN DISERAHKAN UNTUK DIBERIKAN KE TABUNG SINAR-X.

DEMIKIAN JUGA PADA BAGIAN PEMANAS FILAMENT TABUNG SINAR-X PROSESNYA MENGGUNAKAN TEGANGAN FREKWENSI TINGGI.

(3)

BLOK DIAGRAM PESAWAT RONTGEN

FREKWENSI TINGGI.

• GBR.1 MEMPERLIHATKAN BLOK DIAGRAM PESAWAT RONTGEN FREKWENSI TINGGI.

(4)

CARA KERJA PESAWAT RONTGEN

FREKWENSI TINGGI.

1. PROSES PEMANASAN FILAMEN.

-Tegangan AC 50 Hz (U0) dari pln disearahkan pada blok 1A, kemudian difilter dengan kondensator pada blok 2a terus diubah menjadi tegangan bolak-balik

frekwensi tinggi oleh inverter pada blok 3a kemudian diturunkan tegangannya menjadi 6 – 16 volt dan

diberikan kefilamen tabung rontgen.

- Pengaturan arus tabung rontgen menggunakan

regulator yang menghasilkan tegangan searah dan di ubah menjadi tegangan bolak –balik frekwensi tinggi oleh VCO untuk mentriger inverter.

(5)

2.PROSES PEMBANGKITAN TEGANGAN

TINGGI.

Tegangan AC frekwensi 50 Hz ( UO ) dari PLN disearahkan di blok 1 dan difilter di blok 2

menjadi tegangan searah (U1) terus diubah lagi menjadi tegangan bolek-balik frekwensi tinggi antara 7 – 13KHz (U2) di blok 3. Setelah itu

kemudian di naikkan tegangannya oleh

transformator tegangan tinggi di Blok 4 menjadi tegangan tinggi frekwensi tinggi (U3). Kemudian disearahkan di blok 5 menjadi (UH) terus difilter di blok 6 yang selanjutnya diberikan ke tabung rontgen.

(6)

PENGATURAN TEGANGAN TINGGI.

• Pengaturan tegangan tinggi dengan cara : Tegangan referensi (kV soll ) diberikan pada regulator dan dibandingkan dengan tegangan

feedback dari rangkaian tegangan tinggi ( kV ist ). tegangan referensi ( kV soll) pada regulator dan Hasilnya berupa tegangan DC yang diubah oleh VCO menjadi frekwensi tinggi untuk mentriger INVERTER. kV ist naik dari nol sampai mencapai tegangan yang diinginkan. Kalau tegangan

feedback telah sama dengan tegangan referensi maka tegangan tinggi tidak naik lagi.

(7)

ON LINE ADJUSMENT.

Pada pesawat rontgen frekwensi tinggi ini,

pengaturan tegangan tinggi dan pengaturan

arus tabung rontgen dilakukan pada saat

Exposure berlangsung atau disebut ON LINE

ADJUSTMENT.

(8)

BAGIAN-BAGIAN PESAWAT RONTGEN

FREKWENSI TINGGI.

1. RANGKAIAN POWER SUPPLY.

2. RANGKAIAN INVERTER

3. RANGKAIAN TRANFORMATOR TEGANGAN

TINGGI.

4. RANGKAIAN PENGATUR TEGANGAN TINGGI.

5. RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN

6. RANGKAIAN PENGATUR ARUS TABUNG

RONTGEN.

(9)

1. RANGKAIAN POWER SUPPLY.

Gambar 2 adalah gambar rangkaian power supply.

(10)

Cara kerja rangkaian power supply.

Tegangan bolak balik frekwensi 50 Hz dari PLN

disearahkan dan difilter dengan kondensator

menjadi tegangan searah sebesar:

220 V X V2 X 2 = 622 Volt.

Untuk tegangan 3 phase rangkaiannya seperti

pada gambar sebelah kiri dan besarnya

(11)

2.RANGKAIAN INVERTER .

A. RANGKAIAN DASAR OSCILATOR.

Gambar 2.1 menunjukkan gambar rangkaian R, L, C yang dihubung seri dan dihubungkan dengan sumber tegangan DC melalui sebuah saklar S.

(12)

PRINSIP KERJA OSCILATOR.

1. Apabila rangakaian R,L,C dihubungkan

dengan sumber tegangan DC melalui saklar S

maka akan terjadi pengisian Kondensator C

sampai penuh.

2. Saklar S kemudian dipindah menjadi 1-3.

maka akan terjadi oscilasi yang makin lama

makin kecil amplitudonya atau disebut

teredam karena energinya hilang di Rs seperti

pada gambar 2.2.

(13)

INVERTER

• Untuk Membuat agar oscilasi tidak teredam maka perlu diberikan tegangan DC secara periodik

untuk mengatasi hilangnya energi.

• Dengan prinsip tersebut , saklar S diganti

Thyristor dan dirangkai seperti pada gambar 2.3.

(14)

Komponen pada inverter.

- Thyristor Th1, Th2, Th3 dan Th4 sebagai

pengganti saklar S.

- Diode V1, V2, V3 dan V4 dihubungkan

berlawanan arah dengan Thyristor.

- Oscilator terdiri dari Cs, Ls dan Rs yang

dihubung Seri.

(15)

CARA KERJA INVERTER.

• 1. Th1 berpasangan dengan Th2, bekerja bergan-tian dengan Th3 yang berpasangan dengan Th4. • 2. Pada setengah periode pertama, Th1 dan Th2

firing karena diberi signal triger pada gate nya. Arus mengalir dari sumber tegangan positif ke negatif seperti pada gambar 2.4 :

• Dari positif lewat Th 1, Cs, Ls, Rs terus lewat Th2 terus ke Negatif. Terjadi pengisian Kondenstor Cs hingga penuh.

(16)

• Karena rangkaian oscilator membangkitkan arus balik setelah setengah periode, maka arus balik ini mengalir lewat V2, Rs, Ls dan V1 terus ke

terminal positif seperti pada gambar 2.4.

• Arus bailk ini digambarkan arah negatif seperti pada gambar 2.5. Pada saat ini kondenstor Cs discharge hingga kosong (t2). Dan arus balik ini berfungsi juga untuk mematikan firingnya Th 1 dan Th2.

(17)

ARAH ARUS PADA INVETER

Gambar 2.4

(18)

Setengah periode berikutnya.

• 1. Pada setengah periode berikutnya, Th3 dan Th4 firing

oleh signal triger. Arus mengalir dai positif lewat Th3, Rs, Ls, Cs terus Th4 terus ke negatif sperti pada gambar 2.5.

Terjadi pengisisan kondenstor sampai penuh dengan polaritas kebalikan dari pengisian pertama.

• 2. Pada saat terjadi arus balik dari rangkaian oscilator terjadi discharge kondensator Cs dengan arah arus sbb. Dari terminal Negatif, V4, terus Kondensator negatif Cs

terus ke positif, terus ke Ls, Rs, V3 terus ke terminal positif. Gambar Pulsanya seperti pada gambar 2.6. Arus balik ini berfungsi juga untuk mematikan Th3 dan Th4 yang sedang firing.

(19)

(20)

MENCEGAH TERJADINYA HUBUNG

SINGKAT PADA INVERTER.

• 1. Oscilasi pada inverter terjadi terus menerus selama signal triger diberikan ke Gate thyristor yang berpasangan secara bergantian.

• 2. Untuk mencegah terjadinya short circuit yang disebabkan oleh kedua pasangan thyristor firing secara bersamaan maka perlu diberi wktu

tenggang antara matinya thyristor Th1 dan Th2 dengan mulainya firing thyristor Th3 dan Th4 minimal 30 Ms ( Micro second ). Seperti pada gambar 2.7.

(21)

GAMBAR PULSA PADA INVERTER

(22)

INVERTER PADA RANGKAIAN

TEGANGAN TINGGI.

• Inverter pada rangkaian tegangan tinggi seperti pada gambar 2.8.

(23)

1. Ls sebagai komponen oscilator merupakan

gulungan primer trafo tegangan tinggi.

2. Signal triger thyristor didapat dari rangkaian

triger yang menggunakan VCO ( Voltage

Control Oscilator ). Out put nya melalui trafo

triger diberikan ke Th1, Th2 dan Th3 dan Th4.

3. Secara sederhana wiring diagram inverter

pada rangkaian tegangan tinggi seperti pada

gambar 2.8.

(24)

3. RANGKAIAN TEGANGAN TINGGI.

• 1. Rangkaian tegangan tinggi adalah rangkaian yang menaikkan dari tegangan rendah menjadi tegangan tinggi kemudian disearAhkan dan

diberikan ke tabung rontgen.

• 2. Rangkaian tegangan tinggi terdiri dari :

• 1). Transformator tegangan tinggi 2 buah. • 2). Rangkaian voltage doubler 2 buah dan

dihubungkan seri. Tegangan out put yang

diperoleh adalah 4 kali tegangan A-B. Seperti pada gambar 3.1.

(25)

Gambar wiring diagram rangkaian

tegangan tinggi.

(26)

Cara kerja rangkaian tangangan tinggi.

Cara kerja rangkaian tegangan tinggi.

1. Trafo tegangan tinggi Tr1 dan Tr 2 bekerja secara bersamaan karena dihub ungkan paralel.

2. Pada setengah periode pertama : A positif dan B negatif.

Arus dari A terus ke V1, C1, B dan kembali ke A. Kondensator C1 diisi tegangan.

3. Pada setengan periode berikutnya : A negatif

dan B positif. Arus dari B mengalir lewat C2, V2, A dan kembali ke B. Kondensator C2 diisi

(27)

Pengisian kondensator C3 dan C4 bersamaan

dengan pengisian C1 dan C2.

C1 , C2, C3 dan C4 dihubung seri menjadi

tegangan tinggi. Kutub positif C1 di hubungkan

ke Anode dan kutub negatif C4 dihubungkan ke

katode untuk memberikan beda potensial

tabung rontgen hingga elektron2 ditarik dari

katode ke anode yang kemudian akan terproses

terjadinya sinar-x.

(28)

Hubungan antara tegangan tabung

rontgen dan arus rangkaian inverter.

• Hubungan antara tegangan tinggi tabung rontgen dan arus inverter seperti pada gambar 3.2.

(29)

Pada saat tabung rontgen mendapat tegangan

dari nol sampai tegangan tinggi, frekwensi

pada inverter tinggi. Setelah tegangan tinggi

tercapai , frekwensi inverter berkurang.

Hal ini karena hanya mensuply energy yang

diperlukan beban.

(30)

4. RANGKAIAN PENGATUR TEGANGAN

TINGGI

Pengaturan tegangan tinggi tabung rontgen

dikerjakan dengan cara membandingkan

tegangan referensi (kV soll) sebagai

pengaturan tegangan tinggi yang diminta,

dengan tegangan feedback ( kV ist) tegangan

tinggi yang dihasilkan.

Rangkaian pengatur tegangan tinggi seperti

ditunjukkan pada gambar 4.1.

(31)

GAMBAR 4.1 PENGATURAN

TEGANGAN TINGGI

(32)

CARA KERJA PENGATURAN TEGANGAN

TINGGI.

• 1. Tegangan tabung rontgen yang diinginkan (kV)

disebut kV soll, dibandingkan dengan tegangan tabung rontgen yang ada (kVist) di regulator. Hasilnya

merupakan tegangan dc yang kemudian diubah menjadi pulsa frekwensi tinggi oleh VCO .

• 2. Pulsa frekwensi tinggi untuk mentriger inverter sehingga trafo tegangan tinggi primer mendapat tegangan bolak-balik frekwensi tinggi dan diubah menjadi tegangan tinggi.

• 3. Setelah tegangan tinggi mencapai nilai yang diminta, atau kV ist sama dengan kVsoll, tegangan tinggi

(33)
(34)

5. RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN

DAN PENGATUR ARUS TABUNG.

• Rangkaian pemanas filamen tabung rontgen prinsip kerjanya seperti pada gambar 5.

(35)

• Pada waktu standby heating sama dengan Fluoroscopi Heating.

• Arus tabung besarnya berdasarkan pembagian Kapasitas Power Pesawat rontgen dengan

tegangn tinggi (kV) yang dipergunakan. ( P soll per ksoll = I.)

• Filamen mendapat tegangan dari Trafo filamen frekwensi tinggi yang mendapat tegangan dari inverter yang ditriger oleh VCO . Pulsa VCO ini diatur oleh regulator.

(36)

CARA KERJA RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN

DAN ARUS TABUNGNYA

.

• 1. Iro soll untuk fluoroscopi diberikan ke regulator kemudian ke VCO yang mengubah tegangan dc menjadi pulsa frekwensi tinggi .

• 2. Pulsa dari VCO diberikan ke Gate inverter sehingga filamen trafo mendapat tegangan bolak-balik frekwensi tinggi dan tegangan out punya diberikan ke filament tabung rontgen dan filamen menyala.

• 3. Karena tabung rontgen belum mendapat tegangan tinggi maka belum ada arus tabung Iro.

Untuk menggantikan arus tabung ini tegangan filamen diberikan ke lampu kecil . Melalui photo transistor sinar lampu diubah menjadi tegangan dan dibandingkan dengan Iro soll. Hsilnya dipergunakan untuk mengatur tegangan filament sehingga pada saat standby heating, tegangan filament konstan.

(37)

• 3. Pada waktu preparation, Iro soll pindah dari

standby heating ke Iro soll exposure yang didapat dari perhitungan otomatis yaitu Power Max

(Psoll) dibagi dengan tegangan tabung kVsoll .

• I = P soll / kVsoll.

• Iro ist belum ada dan tetap diambil dari lampu kecil tadi. Karena tegangan filamen naik maka lampu kecil menjadi terang ( boosting ).

(38)

Pada saat exposure dimulai arus tabung ini

diberikan ke Regulator melalui switch S1 yang

pindah saat start exposure dan dibandingkan

dengan Isoll.

Setelah Iro ist = Iro soll, maka arus tabung

berhenti sesuai dengan kebutuhan.

Wiring diagram pengaturan arus tabung

rontgen seperti pada gambar 4.3.

(39)

KELEBIHAN PESAWAT RONTGEN FREKWENSI TINGGI DIBANDING PESAWAT RONTGEN BIASA.

• Dibanding pesawat rontgen biasa, pesawat rontgen frekwensi tinggi mempunyai kelabihan antara lain : • 1. Volume transformator tegangan tinggi lebih kecil

karena penampang nya berbanding terbalik dengan frekwensi sesuai rumus :

U = K.f.n.A U : Tegangan induksi.

K : Konstanta. F : Frekwensi.

n : Jumlah gulungan

(40)

• 2. Tidak diperlukan Ototrafo dan Isostat ( Voltage

stabilisator ) seperti pesawat rontgen konvensional yang besar dan berat.

• 3. tidak menggunakan komponen elektromekanik seperti motor, relai dan kontaktor yang besar, tetapi menggunakan komponen elektronik semiconduktor , IC yang lebih cepat dan kompak sehingga hasil pengaturan lebih teliti.

• 4. Hasil ripple tegangan tinggi mendekati generator 12 pulsa meskipun menggunakan jala-jala listrik satu phase. Dosis yang dihasilkan hampir 1 ½ - 2 kali generator 2 pulsa. • Contoh : Generator Frekwensi tinggi dengan kapasitas

100kV, 300 mA setera dengan generator 2 pulsa dengan kapasitas 100 kV, 500 mA.

(41)

• 5. Proses pengaturan tegangan tinggi terjdi pada saat pemberian tegangan tinggi pada tabung rontgen atau selama waktu penyinaran ( On line )

• 6. Proses pengaturan tegangan tinggi dan arus tabung terpisah

sehingga tidak saling mempengaruhi seperti pada pesawat rontgen konvensional yang saling mempengaruhi satu sama lain.

• 7. Dengan adanya micro prosessor pada generator frekwensi tinggi konstruksi konsul menjadi kecil dan kompak.

• 8. Trafo tegangan tinggi dapat dijadikan satu dengan tabung rontgen ( Single tank ) sehingga tidak memerlukan kable tengangan tinggi. • 9. Menghemat ruangan karena bentuknya yang kecil dan kompak.

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Gambar

Gambar 2 adalah gambar rangkaian power supply.
Gambar 2.1 menunjukkan gambar rangkaian R, L, C   yang dihubung seri dan dihubungkan dengan sumber  tegangan DC melalui sebuah saklar S.
GAMBAR PULSA PADA INVERTER
Gambar wiring diagram rangkaian  tegangan tinggi.
+2

Referensi

Dokumen terkait