• Tidak ada hasil yang ditemukan

otonomi daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "otonomi daerah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

Pendahuluan

Pendahuluan

Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang berarti Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang berarti “keputusan

“keputusan sendiri”sendiri” (self ruling). Otonomi mengandung pengertian kondisi atau (self ruling). Otonomi mengandung pengertian kondisi atau ciri untuk tidak dikontrol oleh pihak lain atau kekuatan luar atau bentuk ciri untuk tidak dikontrol oleh pihak lain atau kekuatan luar atau bentuk pemerintahan sendiri, yaitu hak untuk memerintah dan menentukan nasibnya pemerintahan sendiri, yaitu hak untuk memerintah dan menentukan nasibnya sendiri.

sendiri.

Di Indonesia, otonomi daerah sebenarnya mulai bergulir sejak keluarnya UU Di Indonesia, otonomi daerah sebenarnya mulai bergulir sejak keluarnya UU No.1 Tahun 1945, kemudian UU No.2 Tahun 1984 dan UU No.5 Tahun 1974 No.1 Tahun 1945, kemudian UU No.2 Tahun 1984 dan UU No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Semuanya berupaya tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Semuanya berupaya menciptakan pemerintahan yang cenderung ke arah disentralisasi. Namun menciptakan pemerintahan yang cenderung ke arah disentralisasi. Namun pelaksanaannya mengalami pasang surut, sampai masa reformasi bergulir. pelaksanaannya mengalami pasang surut, sampai masa reformasi bergulir. Pada masa ini keluarlah UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah Pada masa ini keluarlah UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat. Sejak itu, penerapan otonomi daerah berjalan

dan pemerintahan pusat. Sejak itu, penerapan otonomi daerah berjalan cepat.cepat.

Prinsip otonomi daerah adalah pemerintahan daerah diberi wewenang untuk Prinsip otonomi daerah adalah pemerintahan daerah diberi wewenang untuk mengelola daerahnya sendiri. Hanya saja ada beberapa bidang yang tetap mengelola daerahnya sendiri. Hanya saja ada beberapa bidang yang tetap ditangani pemerintah pusat, yaitu agama, peradilan, pertahanan, dan ditangani pemerintah pusat, yaitu agama, peradilan, pertahanan, dan keamanan, moneter/fiscal, politik luar negeri dan dalam negeri serta sejumlah keamanan, moneter/fiscal, politik luar negeri dan dalam negeri serta sejumlah kewenangan bidang lain (meliputi perencanaan nasional dan pengendalian kewenangan bidang lain (meliputi perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem

pembangunan secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasiadministrasi Negara dan lembaga perekonomian Negara, pembinaan sumber daya manusia, Negara dan lembaga perekonomian Negara, pembinaan sumber daya manusia, pendayagunaa

pendayagunaan sumber dayn sumber daya alam a alam serta teknologi serta teknologi tinggi yang tinggi yang strategis, danstrategis, dan konversi serta standarisasi nasional).

konversi serta standarisasi nasional).

Secara substansial, otonomi daerah mirip dengan Negara federasi. Bedanya, Secara substansial, otonomi daerah mirip dengan Negara federasi. Bedanya, federalisme berangkat dari pola bottom-up, artinya daerah-daerah dengan federalisme berangkat dari pola bottom-up, artinya daerah-daerah dengan kekuasaannya masing-masing, setuju untuk bergabung dalam satu kekuasaannya masing-masing, setuju untuk bergabung dalam satu pemerintahan Negara. Dalam hal ini kedudukan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan Negara. Dalam hal ini kedudukan antara pemerintahan pusat dan daerah cenderung sejajar. Sementara otonomi daerah, berangkat dari pola daerah cenderung sejajar. Sementara otonomi daerah, berangkat dari pola top-down, dimana satu pemerintahan pusat masih lebih

down, dimana satu pemerintahan pusat masih lebih tinggi dibanding pemerintahtinggi dibanding pemerintah daerah.

daerah.

 Ada

 Ada beberapa beberapa alasan alasan mengapa mengapa otonomi otonomi daerah daerah menjadi menjadi pilihan, pilihan, setelah setelah ordeorde lama dan orde baru pola pemerintahan sentralistik demikian kuatnya. lama dan orde baru pola pemerintahan sentralistik demikian kuatnya. Diantaranya :

Diantaranya :

1. Pemerintah sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai

1. Pemerintah sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai ““  sapi  sapi perahan”

perahan” pemerintah pusat.  pemerintah pusat. Mereka lebih banyak dibebani kewajiban-kewajibanMereka lebih banyak dibebani kewajiban-kewajiban untuk menyetorkan segala potensi kekayaan alamnya ke pusat tanpa reserve, untuk menyetorkan segala potensi kekayaan alamnya ke pusat tanpa reserve,

(2)

2

2

disisi lain hak-hak daerah untuk mendapatkan kue bagi pembangunan sering disisi lain hak-hak daerah untuk mendapatkan kue bagi pembangunan sering terabaikan.

terabaikan.

2. Tradisi sentralistik kekuasaan melahirkan ketimpangan antara pembangunan 2. Tradisi sentralistik kekuasaan melahirkan ketimpangan antara pembangunan di pusat dan daerah, sehingga pemicu ketidakadilan dan ketidaksejahteraan di di pusat dan daerah, sehingga pemicu ketidakadilan dan ketidaksejahteraan di berbagai daerah, terutama yang jauh dari jangkauan pusat. Daerah yang kaya berbagai daerah, terutama yang jauh dari jangkauan pusat. Daerah yang kaya sumber daya alam tak menjamin rakyatnya sejahtera karena sumber sumber daya alam tak menjamin rakyatnya sejahtera karena sumber kekayaannya disedot oleh pusat. Seperti Aceh yang memiliki potensi gas alam kekayaannya disedot oleh pusat. Seperti Aceh yang memiliki potensi gas alam terbesar di dunia, rakyatnya hanya gigit jari ditengah riuhnya eksplorasi gas terbesar di dunia, rakyatnya hanya gigit jari ditengah riuhnya eksplorasi gas oleh Exxon Mobile. Rakyat Papua juga merana ditengah gelimpangan emas oleh Exxon Mobile. Rakyat Papua juga merana ditengah gelimpangan emas yang digali Freeport yang hanya meninggalkan jejak berupa kerusakan yang digali Freeport yang hanya meninggalkan jejak berupa kerusakan lingkungan.

lingkungan.

3. Pola sentralistik menyebabkan pemerintah pusat sewenang-wenang kepada 3. Pola sentralistik menyebabkan pemerintah pusat sewenang-wenang kepada daerah. Misalnya menerapkan regulasi yang ketat sehingga mematikan daerah. Misalnya menerapkan regulasi yang ketat sehingga mematikan kreatifitas daerah dalam membangun. Budaya minta petunjuk ke pusat kreatifitas daerah dalam membangun. Budaya minta petunjuk ke pusat tertanam kuat sehingga proses pembangunan di daerah berjalan lamban dan tertanam kuat sehingga proses pembangunan di daerah berjalan lamban dan kepengurusan kepentingan rakyat terabaikan.

kepengurusan kepentingan rakyat terabaikan.

4. Otonomi diharapkan menjadi freedom atas tuntutan beberapa daerah untuk 4. Otonomi diharapkan menjadi freedom atas tuntutan beberapa daerah untuk memisahkan diri dari NKRI, sebagai ekspresi ketidakpercayaan pemerintah memisahkan diri dari NKRI, sebagai ekspresi ketidakpercayaan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.

daerah terhadap pemerintah pusat.

 Atas daerah

 Atas daerah buruknya penerapan sistem buruknya penerapan sistem pemerintahan sentralistik diatas pemerintahan sentralistik diatas itulahitulah maka otonomi daerah diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan maka otonomi daerah diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan pembangunan antara daerah dan pusat. Namun benarkah otonomi daerah pembangunan antara daerah dan pusat. Namun benarkah otonomi daerah adalah solusi terbaik yang menjamin keadilan dan kesejahteraan rakyat?

adalah solusi terbaik yang menjamin keadilan dan kesejahteraan rakyat?

2 2

(3)

SEJAK reformasi Pemerintahan Daerah (Pemda) digulirkan, sekitar t

SEJAK reformasi Pemerintahan Daerah (Pemda) digulirkan, sekitar tahun 1999,ahun 1999, ditandai dengan lahirnya Undang Undang (UU) No 22 tahun 1999 atau yang ditandai dengan lahirnya Undang Undang (UU) No 22 tahun 1999 atau yang lebih dikenal dengan UU tentang Otonomi Daerah (Otda). Mulai timbul lebih dikenal dengan UU tentang Otonomi Daerah (Otda). Mulai timbul pertanyaan dan pertentangan, bahwa sebaiknya Otda diterapkan dimana, di pertanyaan dan pertentangan, bahwa sebaiknya Otda diterapkan dimana, di tingkat provinsi (Tingkat I) atau di tingkat Kabupaten/Kota (Tingkat II). tingkat provinsi (Tingkat I) atau di tingkat Kabupaten/Kota (Tingkat II). Pertentangan itu muncul karena berdasarkan pengalaman penerapan Pertentangan itu muncul karena berdasarkan pengalaman penerapan desentralisasi di beberapa negara, disamping tidak mudah, kebanyakan desentralisasi di beberapa negara, disamping tidak mudah, kebanyakan penguatannya di tingkat provinsi. Sedangkan design UU No 22 tahun 1999 penguatannya di tingkat provinsi. Sedangkan design UU No 22 tahun 1999 sangat jelas, Otda diterapkan di tingkat Kabupaten/Kota. Pertanyaan dan sangat jelas, Otda diterapkan di tingkat Kabupaten/Kota. Pertanyaan dan

3

3

persoalannya adalah apakah karena persoalan kebimbangan itu, sehingga persoalannya adalah apakah karena persoalan kebimbangan itu, sehingga penerapan UU No 22 tahun 1999 baru

penerapan UU No 22 tahun 1999 baru dilaksanakan Januari 2001?dilaksanakan Januari 2001?

Penerapan konsep otonomi daerah (otda) dewasa ini dinilai salah kaprah dan Penerapan konsep otonomi daerah (otda) dewasa ini dinilai salah kaprah dan telah terjebak dalam praktik federalisme atau negara bagian.

telah terjebak dalam praktik federalisme atau negara bagian. “Otda“Otda  yang  yang diterapkan saat ini berbeda jauh dari konsep yang dirancang sejak

diterapkan saat ini berbeda jauh dari konsep yang dirancang sejak awal,”awal,” kata kata pengamat politik, Dharma Wisesa, di Medan, belum lama ini.

pengamat politik, Dharma Wisesa, di Medan, belum lama ini.

Wisesa mengaku sangat mengetahui konsep awal otda karena ikut Wisesa mengaku sangat mengetahui konsep awal otda karena ikut merancangnya bersama Guru Besar Universitas Padjajaran, Prof. Otto merancangnya bersama Guru Besar Universitas Padjajaran, Prof. Otto Soemarwoto dan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Sidharta

Soemarwoto dan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Sidharta Utama.Utama.

Pada konsep awal, penghasilan yang didapatkan daerah akan dikembalikan Pada konsep awal, penghasilan yang didapatkan daerah akan dikembalikan pemerintah pusat sebanyak 75 persen untuk pengembangan potensi ekonomi pemerintah pusat sebanyak 75 persen untuk pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki, sedangkan 25 persen tetap dikelola pemerintah pusat sebagai yang dimiliki, sedangkan 25 persen tetap dikelola pemerintah pusat sebagai biaya penyelenggaraan negara. Hal itu dilakukan sebagai desentralisasi biaya penyelenggaraan negara. Hal itu dilakukan sebagai desentralisasi pengelolaan potensi daerah yang dulunya

pengelolaan potensi daerah yang dulunya sangat tergantung dengan keputusansangat tergantung dengan keputusan pemerintah pusat.

pemerintah pusat.

Namun, pada praktiknya desentralisasi sepenuhnya diserahkan ke daerah, Namun, pada praktiknya desentralisasi sepenuhnya diserahkan ke daerah, sedangkan pemerintah pusat tidak memiliki kemampuan untuk mengintervensi. sedangkan pemerintah pusat tidak memiliki kemampuan untuk mengintervensi. “Konsep

“Konsep itu sudah berbeda dengan rencana awal karena sudah seperti sistem itu sudah berbeda dengan rencana awal karena sudah seperti sistem pemerintah yang diberlakukan di negara

pemerintah yang diberlakukan di negara federal,”federal,” katanya. katanya.

Selain itu, kata Wisesa, konsep otda yang berlaku saat ini juga telah Selain itu, kata Wisesa, konsep otda yang berlaku saat ini juga telah menciptakan sistem birokrasi yang cukup panjang dan membuka peluang untuk menciptakan sistem birokrasi yang cukup panjang dan membuka peluang untuk melakukan praktik korupsi. Padahal konsep otda dirancang untuk memangkas melakukan praktik korupsi. Padahal konsep otda dirancang untuk memangkas rentetan birokrasi yang diberlakukan pada masa sebelum konsep itu rentetan birokrasi yang diberlakukan pada masa sebelum konsep itu diberlakukan.

diberlakukan.

Pengertian

Pengertian otonomi otonomi daerah daerah berdasarkan Undang-Undang berdasarkan Undang-Undang Nomor Nomor 32 32 TahunTahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

(4)

dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- perundang-undangan.

undangan. Selain

Selain pengertian  pengertian otonomotonomi i daerahdaerah sebagaimana disebutkan sebagaimana disebutkan diatas, diatas, kita kita jugajuga dapat menelisik pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah dapat menelisik pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah berasal dari kata oton

berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam baomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonhasa Yunani, otonomi omi berasalberasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri

mengatur sendiri atau kewenangan uatau kewenangan untuk membuat aturan guntuk membuat aturan guna mengurusna mengurus

4

4rumah tangga sendiri Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukumrumah tangga sendiri Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah. yang mempunyai batas-batas wilayah. Berdasarkan pengertia

Berdasarkan pengertian n otonomi daerah yang disebutkan diatas otonomi daerah yang disebutkan diatas sesungguhnysesungguhnyaa kita telah memiliki gambaran yang cukup mengenai otonomi daerah. Namun kita telah memiliki gambaran yang cukup mengenai otonomi daerah. Namun perlu diketahui bahwa selain

perlu diketahui bahwa selain pengertian pengertian otonomi otonomi daerahdaerah yang disebutkanyang disebutkan diatas, terdapat juga beberapa pengertian otonomi daerah yang diberikan oleh diatas, terdapat juga beberapa pengertian otonomi daerah yang diberikan oleh beberapa ahli atau pakar.

beberapa ahli atau pakar.

Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang tidak sama sekali Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang tidak sama sekali penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat.

penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. PengembanganPengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh

suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi danpemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik kekhasan daerah masing-masing. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk m

bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannyembuktikan kemampuannya dalama dalam melaksanakan kewena

melaksanakan kewenangan yang menjadi ngan yang menjadi hak daerah. Maju atau hak daerah. Maju atau tidaknyatidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh

suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untukkemampuan dan kemauan untuk

melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu

dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu saja dengan tidaksaja dengan tidak melanggar ketentuan hukum

(5)

5

5

Ciri-ciri otonomi daerah

Ciri-ciri otonomi daerah

Negara

Negara Kesatuan Kesatuan Negara Negara Federal Federal Otonomi Otonomi daerahdaerah

Setiap daerah memiliki Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU) perda (dibawah UU)

Setiap daerah mempunyai UUD yang Setiap daerah mempunyai UUD yang tidak bertentangan dengan UUD tidak bertentangan dengan UUD negara (hukum tersendiri)

negara (hukum tersendiri)

Setiap daerah memiliki Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU) perda (dibawah UU)

Perda

Perda terikat terikat dengan dengan UU UU UUD UUD tidak tidak terikat terikat dengan dengan UU UU negara negara Perda Perda terikat terikat dengan dengan UUUU Bisa desentralisasi atau

Bisa desentralisasi atau sentralisasi

sentralisasi Desentralisasi Desentralisasi DesentralisasiDesentralisasi Bisa interversi dari

Bisa interversi dari kebijakan pusat kebijakan pusat

Tidak bisa interversi dari kebijakan Tidak bisa interversi dari kebijakan pusat

pusat

Bisa interversi dari kebijakan Bisa interversi dari kebijakan pusat

pusat Perjanjian dengan pihak

Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus asing/luar negeri harus melalui pusat

melalui pusat

Perjanjian dengan pihak asing/luar Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus melalui pusat

negeri harus melalui pusat

Perjanjian dengan pihak Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus asing/luar negeri harus melalui pusat

melalui pusat

 APBN dan APBD tergabung

 APBN dan APBD tergabung  APBD untuk setiap daerah dan APBN APBD untuk setiap daerah dan APBN hanya untuk negara

hanya untuk negara  APBN dan APBD tergabung APBN dan APBD tergabung Setiap daerah tidak diakui

Setiap daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat sebagai negara berdaulat

Setiap daerah diakui sebagai negara Setiap daerah diakui sebagai negara berdaulat

berdaulat

Setiap daerah tidak diakui Setiap daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat sebagai negara berdaulat Bendera nasional hanya

Bendera nasional hanya diakui

diakui Bendera nasional serta daerah diakuiBendera nasional serta daerah diakui

Bendera nasional hanya Bendera nasional hanya diakui

diakui Daerah diatur pemerintah

Daerah diatur pemerintah pusat

pusat Daerah harus Daerah harus mandiri mandiri Daerah Daerah harus harus mandirimandiri Keputusan pemda diatur

Keputusan pemda diatur pemerintah pusat

pemerintah pusat

Keputusan pemda tidak ada hubungan Keputusan pemda tidak ada hubungan dengan pemerintah pusat

dengan pemerintah pusat

Keputusan pemda diatur Keputusan pemda diatur pemerintah pusat

pemerintah pusat 3 kekuasaan daerah tidak

3 kekuasaan daerah tidak diakui

diakui 3 kekuasaan daerah diakui3 kekuasaan daerah diakui

3 kekuasaan daerah tidak 3 kekuasaan daerah tidak diakui

diakui Perda dicabut pemerintah

Perda dicabut pemerintah pusat

pusat Perda dicabut DPR setiap daerahPerda dicabut DPR setiap daerah

Perda dicabut pemerintah Perda dicabut pemerintah pusat

(6)

6

6Kebijakan otonomi daerah lahir ditengah gejolak tuntutan berbagai daerahKebijakan otonomi daerah lahir ditengah gejolak tuntutan berbagai daerah

terhadap berbagai kewenangan yang selama 20 tahun

terhadap berbagai kewenangan yang selama 20 tahun pemerintahan Ordepemerintahan Orde Baru (OB) menjalankan mesin sentralistiknya. UU No. 5

Baru (OB) menjalankan mesin sentralistiknya. UU No. 5 tahun 1974 tentangtahun 1974 tentang pemerintahan daerah yang kemudian disusul dengan UU No. 5 t

pemerintahan daerah yang kemudian disusul dengan UU No. 5 tahun 1979ahun 1979 tentang pemerintahan desa menjadi tiang

tentang pemerintahan desa menjadi tiang utama tegaknya sentralisasiutama tegaknya sentralisasi kekuasaan OB. Semua mesin partisipasi

kekuasaan OB. Semua mesin partisipasi dan prakarsa yang sebelumnyadan prakarsa yang sebelumnya tumbuh sebelum OB berkuasa, secara

tumbuh sebelum OB berkuasa, secara perlahan dilumpuhkan dibawah kontrolperlahan dilumpuhkan dibawah kontrol kekuasaan. Stabilitas politik demi

kekuasaan. Stabilitas politik demi kelangsungakelangsungan investasi ekonomin investasi ekonomi

(pertumbuhan) menjadi alasan pertama bagi OB untuk mematahkan setiap (pertumbuhan) menjadi alasan pertama bagi OB untuk mematahkan setiap gerak prakarsa yang tumbuh dari rakyat.

gerak prakarsa yang tumbuh dari rakyat. Paling tidak ada dua faktor

Paling tidak ada dua faktor yang berperan kuat dalam mendorong lahirnyayang berperan kuat dalam mendorong lahirnya kebijakan otonomi daerah berupa UU No. 22/1999. Pertama, faktor

kebijakan otonomi daerah berupa UU No. 22/1999. Pertama, faktor internalinternal yang didorong oleh berbagai protes atas kebijakan politik sentralisme di masa yang didorong oleh berbagai protes atas kebijakan politik sentralisme di masa lalu. Kedua, adalah faktor eksternal yang dipengaruhi oleh dorongan

lalu. Kedua, adalah faktor eksternal yang dipengaruhi oleh dorongan

internasional terhadap kepentingan investasi terutama untuk efisiensi dari biaya internasional terhadap kepentingan investasi terutama untuk efisiensi dari biaya investasi yang tinggi sebagai akibat korupsi dan rantai birokrasi yang panjang. investasi yang tinggi sebagai akibat korupsi dan rantai birokrasi yang panjang.

Selama lima tahun pelaksanaan UU No. 22 tahun

Selama lima tahun pelaksanaan UU No. 22 tahun 1999, otonomi daerah telah1999, otonomi daerah telah menjadi kebutuhan politik yang penting untuk

menjadi kebutuhan politik yang penting untuk memajukan kehidupanmemajukan kehidupan demokrasi. Bukan hanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia sangat demokrasi. Bukan hanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia sangat heterogen dari segi perkembangan politiknya, namun

heterogen dari segi perkembangan politiknya, namun juga otonomi sudahjuga otonomi sudah menjadi alas bagi tumbuhnya dinamika

menjadi alas bagi tumbuhnya dinamika politik yang diharapkan akanpolitik yang diharapkan akan mendorong lahirnya prakarsa dan keadilan. W

mendorong lahirnya prakarsa dan keadilan. Walaupun ada upaya kritis bahwaalaupun ada upaya kritis bahwa otonomi daerah tetap dipahami sebagai jalan lurus bagi eksploitasi dan

otonomi daerah tetap dipahami sebagai jalan lurus bagi eksploitasi dan investasi , namun

investasi , namun sebagai upaya membangun prakarsa ditengah-tengahsebagai upaya membangun prakarsa ditengah-tengah surutnya kemauan baik (good will) penguasa, maka otonomi daerah dapat surutnya kemauan baik (good will) penguasa, maka otonomi daerah dapat menjadi “jalan alternative “ bagi tumbuhnya harapan bagi ke

menjadi “jalan alternative “ bagi tumbuhnya harapan bagi kemajuan daerah.majuan daerah.

Namun demikian, otonomi daerah juga tidak sepi dari kriti

Namun demikian, otonomi daerah juga tidak sepi dari kritik. Beberapak. Beberapa diantaranya adalah; (1) masalah yang

diantaranya adalah; (1) masalah yang berkaitan dengan penyalahgunaanberkaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan yang ditandai dengan korupsi “berjamaah” di

kekuasaan yang ditandai dengan korupsi “berjamaah” di berbagai kabupatenberbagai kabupaten dan propinsi atas alasan

dan propinsi atas alasan apapun. Bukan hanya modus operandinya yangapapun. Bukan hanya modus operandinya yang berkembang, tetapi juga pelaku, jenis dan nilai yang dikorupsi juga

berkembang, tetapi juga pelaku, jenis dan nilai yang dikorupsi juga menunjukkan tingkatan yang lebih variatif dan intensif dari masa

menunjukkan tingkatan yang lebih variatif dan intensif dari masa-masa sebelum-masa sebelum otonomi diberlakukan. (2) persoalan yang berkaitan

otonomi diberlakukan. (2) persoalan yang berkaitan dengan pengelolaandengan pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan (atas nama) Pendapatan Asli Daerah sumber daya alam untuk kepentingan (atas nama) Pendapatan Asli Daerah (PAD). Eksploitasi sumber

(PAD). Eksploitasi sumber daya alam untuk memperbesar PAD berlangsungdaya alam untuk memperbesar PAD berlangsung secara masif ketika otonomi daerah di berlakukan. Bukan hanya itu, alokasi secara masif ketika otonomi daerah di berlakukan. Bukan hanya itu, alokasi kebijakan anggaran yang dipandang tidak produktif

kebijakan anggaran yang dipandang tidak produktif dan berkaitan langsungdan berkaitan langsung dengan kepentingan rakyat juga marak diberbagai daerah.

dengan kepentingan rakyat juga marak diberbagai daerah. (3) persoalan yang(3) persoalan yang berkaitan dengan hubungan antara pemerintah propinsi dan

berkaitan dengan hubungan antara pemerintah propinsi dan kabupaten.kabupaten. Otonomi daerah yang berada di

Otonomi daerah yang berada di kabupaten menyebabkkabupaten menyebabkan koordinasi dan hirarkian koordinasi dan hirarki kabupaten propinsi berada dalam stagnasi. Akibatnya posisi

kabupaten propinsi berada dalam stagnasi. Akibatnya posisi dan perandan peran

pemerintah propinsi menjadi sekunder dan kurang diberi tempat dari kabupaten pemerintah propinsi menjadi sekunder dan kurang diberi tempat dari kabupaten dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya. Tidak hanya

dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya. Tidak hanya menyangkutmenyangkut

hubungan antara propinsi dan kabupaten, tetapi juga antara kabupaten dengan hubungan antara propinsi dan kabupaten, tetapi juga antara kabupaten dengan

(7)

kabupaten. Keterpaduan pembangunan untuk kepentingan satu

kabupaten. Keterpaduan pembangunan untuk kepentingan satu kawasankawasan seringkali macet akibat dari

seringkali macet akibat dari egoisme lokal terhadap kepentingan pembangunanegoisme lokal terhadap kepentingan pembangunan wilayah lain. Konflik lingkungan atau sumberdaya alam yang kerap terjadi antar wilayah lain. Konflik lingkungan atau sumberdaya alam yang kerap terjadi antar kabupaten adalah gambaran bagaimana otonomi hanya dipahami oleh

kabupaten adalah gambaran bagaimana otonomi hanya dipahami oleh kabupaten secara sempit dan primordial.

kabupaten secara sempit dan primordial. (4) persoalan yang berhubungan(4) persoalan yang berhubungan dengan hubungan antara legislatif dan eksekutif ,

dengan hubungan antara legislatif dan eksekutif ,77 terutama berkaitan denganterutama berkaitan dengan wewenang legislatif. Ketegangan yang seringkali terjadi antara legisltif

wewenang legislatif. Ketegangan yang seringkali terjadi antara legisltif dandan eksekutif dalam pengambilan kebijakan

eksekutif dalam pengambilan kebijakan menyebabkan berbagai keteganganmenyebabkan berbagai ketegangan berkembang selama pelaksanaan otonomi. Legislatif sering dituding sebagai berkembang selama pelaksanaan otonomi. Legislatif sering dituding sebagai penyebab berkembangny

penyebab berkembangnya stagnasi politik a stagnasi politik ditingkat lokal.ditingkat lokal.

Pada saat rakyat I

Pada saat rakyat Indonesia disibukkan dengan pelaksanakan Pemilu 2004,ndonesia disibukkan dengan pelaksanakan Pemilu 2004, Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan revisi terhadap UU No. 22 tahun 1999.

melakukan revisi terhadap UU No. 22 tahun 1999. Dilihat dari prosesDilihat dari proses

penyusunan revisi, paling tidak ada dua cacat yang dibawa oleh UU yang baru penyusunan revisi, paling tidak ada dua cacat yang dibawa oleh UU yang baru (UU No. 32 tahun

(UU No. 32 tahun 2004) yakni, proses penyusunan yang tergesa-gesa dan2004) yakni, proses penyusunan yang tergesa-gesa dan tertutup ditengah-tengah rakyat sedang melakukan hajatan besar

tertutup ditengah-tengah rakyat sedang melakukan hajatan besar pemilu.pemilu. Padahal UU otonomi daerah adalah kebijakan yang sangat penting dan Padahal UU otonomi daerah adalah kebijakan yang sangat penting dan menyangkut tentang kualitas pelaksanaan partisipasi rakyat dan

menyangkut tentang kualitas pelaksanaan partisipasi rakyat dan pelembagaanpelembagaan demokrasi. Kedua, UU tersebut disusun oleh DPR hasil pemilu 2004 dimana demokrasi. Kedua, UU tersebut disusun oleh DPR hasil pemilu 2004 dimana pada waktu penyusunan revisi tersebut anggota

pada waktu penyusunan revisi tersebut anggota DPR sudah mau demisioner.DPR sudah mau demisioner. Tanggal 29 September 2004 bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Tanggal 29 September 2004 bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota DPR periode 1999-2004, Sidang Paripurna DPR menyetujui

anggota DPR periode 1999-2004, Sidang Paripurna DPR menyetujui

rancangan perubahan (revisi) terhadap UU No. 22 tahun 1999 menjadi UU No. rancangan perubahan (revisi) terhadap UU No. 22 tahun 1999 menjadi UU No. 32 tahun 2004.Tanggal 1 Oktober Anggota DPR baru hasil

32 tahun 2004.Tanggal 1 Oktober Anggota DPR baru hasil pemilu 2004 dilantik.pemilu 2004 dilantik. Secara defacto DPR pemilu 1999 sudah kehilangan relevansinya untuk

Secara defacto DPR pemilu 1999 sudah kehilangan relevansinya untuk menyusun dan mengagendakan pembahasa

menyusun dan mengagendakan pembahasan kebijakan yang sangat krusial.n kebijakan yang sangat krusial.

Pemerintahan hasil pemilu 2004

Pemerintahan hasil pemilu 2004 – –yang dilakukan secara langsung-- telahyang dilakukan secara langsung-- telah terbentuk. Walaupun masih banyak kekurangan, namun Pemilu

terbentuk. Walaupun masih banyak kekurangan, namun Pemilu 2004 sebagai2004 sebagai proses pembentukan demokrasi (kelembagaan demokrasi) telah berjalan cukup proses pembentukan demokrasi (kelembagaan demokrasi) telah berjalan cukup baik, proses dinamik yang t

baik, proses dinamik yang terbentuk menunjukkan bahwa mayoritas massaerbentuk menunjukkan bahwa mayoritas massa rakyat mulai menyadari pentingnya pembentukan demokrasi yang jauh rakyat mulai menyadari pentingnya pembentukan demokrasi yang jauh daridari kekerasan dan menghargai pluralitas politik. Tibalah saatnya pemerintahan diuji kekerasan dan menghargai pluralitas politik. Tibalah saatnya pemerintahan diuji kesungguhann

kesungguhannya untuk mya untuk menjalankan amanat politik renjalankan amanat politik rakyat, termasukakyat, termasuk komitmennya mengenai pelaksanaan desentralisasi. Pasang surut komitmennya mengenai pelaksanaan desentralisasi. Pasang surut

desentralisasi yang diwarnai dengan tarik ulur kepentingan pusat dan daerah desentralisasi yang diwarnai dengan tarik ulur kepentingan pusat dan daerah harus segera digantikan dengan penciptaan sistem pemerintahan di tingkat harus segera digantikan dengan penciptaan sistem pemerintahan di tingkat lokal yang demokratis.

lokal yang demokratis.

Sehubungan dengan itu, maka diperlukan upaya yang sistematis

Sehubungan dengan itu, maka diperlukan upaya yang sistematis untukuntuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan desentralisasi yang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan desentralisasi yang berlangsung selama ini. Dibutuhkan indikator desentralisasi yang m

berlangsung selama ini. Dibutuhkan indikator desentralisasi yang membukaembuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas politik di ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas politik di tingkat lokal (political

tingkat lokal (political equality), mengedepankan pelayanan kepadaequality), mengedepankan pelayanan kepada kepentingan publik (local accountability), dan meningkatkan akselerasi kepentingan publik (local accountability), dan meningkatkan akselerasi pembangunan sosial ekonomi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat pembangunan sosial ekonomi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat setempat (local responsibility). Selain harus tercermin dalam produk kebijakan, setempat (local responsibility). Selain harus tercermin dalam produk kebijakan,

(8)

indikator-indikator itu juga harus terimplementasi dalam praktek desentralisasi indikator-indikator itu juga harus terimplementasi dalam praktek desentralisasi yang dijalankan oleh pemerintahan lokal. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, yang dijalankan oleh pemerintahan lokal. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Yappika menggagas program dengan

Yappika menggagas program dengan judul “Mendorong pelaksanaanjudul “Mendorong pelaksanaan desentralisasi

desentralisasi88yang membuka ruang partisipasi politik rakyat, efektifitas tatayang membuka ruang partisipasi politik rakyat, efektifitas tata pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan

sosial-pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat”ekonomi masyarakat”

Program ini diharapkan dapat

Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembanganmemberikan kontribusi untuk pengembangan desentralisasi masa mendatang, baik dalam bentuk

desentralisasi masa mendatang, baik dalam bentuk rekomendasi kebijakanrekomendasi kebijakan desentralisasi maupun mekanisme pelaksanaanny

desentralisasi maupun mekanisme pelaksanaannya di a di tingkat lokal. Hal tingkat lokal. Hal iniini memiliki momentum yang tepat mengingat saat ini Depdagri sedang

memiliki momentum yang tepat mengingat saat ini Depdagri sedang

merencanakan untuk membuat grand design desentralisasi. Hasil-hasil dari merencanakan untuk membuat grand design desentralisasi. Hasil-hasil dari program ini akan

program ini akan diarahkan untuk memberi masukan yang substansial kepadadiarahkan untuk memberi masukan yang substansial kepada tim penyusunan grand design desentralisasi depdagri melalui

tim penyusunan grand design desentralisasi depdagri melalui upaya lobby danupaya lobby dan membangun komunikasi secara intensif.

(9)

Daerah Otonom Daerah Otonom

Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasl 1 ayat

Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasl 1 ayat 6 menyebutkan bahwa6 menyebutkan bahwa daerah otonomi selanjutnya disebut daerah adalah

daerah otonomi selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat yangkesatuan masyarakat yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara kesatuanNegara kesatuan Republik Indonesia.

Republik Indonesia.

Menurut Profesor Oppenhein (

Menurut Profesor Oppenhein (99dalam Mohammad Jimmi Ibrahim, 1991:50)dalam Mohammad Jimmi Ibrahim, 1991:50) bahwa daerah otonom adalah bagian organis daripada negara, maka daerah bahwa daerah otonom adalah bagian organis daripada negara, maka daerah otonom mempunyai kehidupan sendiri yang bersifat mandiri dengan kata lain otonom mempunyai kehidupan sendiri yang bersifat mandiri dengan kata lain tetap terikat dengan negara kesatuan. Daerah otonom ini merupakan

tetap terikat dengan negara kesatuan. Daerah otonom ini merupakan masyarakat hukum yaitu berhak mengatur dan

masyarakat hukum yaitu berhak mengatur dan mengurus rumah tangganyamengurus rumah tangganya sendiri.

sendiri.

Hakekat, Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah Hakekat, Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah a.

a. Hakekat Hakekat Otonomi Otonomi DaerahDaerah

Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya adalah upaya untuk Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya adalah upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan

kegiatan-kegiatan pembangunan sesuai dengan kehendak dan kepentingan masyarakat. kegiatan pembangunan sesuai dengan kehendak dan kepentingan masyarakat. Berkaiatan dengan hakekat otonomi daerah tersebut yang

Berkaiatan dengan hakekat otonomi daerah tersebut yang berkenaan denganberkenaan dengan pelimpahan wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana pelimpahan wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik dan pengaturan kegiatan dalam

publik dan pengaturan kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintah danpenyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat maka peranan data keuangan daerah sangat pelayanan masyarakat maka peranan data keuangan daerah sangat

dibututuhkan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah serta dibututuhkan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah serta  jenis dan besar belanja y

 jenis dan besar belanja yang harus dikeluarkan agang harus dikeluarkan agar perencanaan keuaar perencanaan keuanganngan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Data keuangan daerah yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Data keuangan daerah yang memberikan gambaran statistik perkembangan anggaran dan realisasi, baik memberikan gambaran statistik perkembangan anggaran dan realisasi, baik penerimaan maupun pengeluaran dan

penerimaan maupun pengeluaran dan analisa terhadapnya merupakananalisa terhadapnya merupakan informasi yang penting terutama

informasi yang penting terutama untuk membuat kebijakan dalam pengelolaanuntuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk meliahat kemampuan/ kemandirian daerah (

keuangan daerah untuk meliahat kemampuan/ kemandirian daerah (Yuliati,Yuliati, 2001:22)

2001:22) b.

b. Tujuan Tujuan Otonomi Otonomi DaerahDaerah

Menurut Mardiasmo (Otonomi dan Manajemen

Menurut Mardiasmo (Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah) adalah:Keuangan Daerah) adalah: Untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dam

Untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dam memajukanmemajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi

perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaanutama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu:

otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu:

 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraankesejahteraan

masyarakat. masyarakat.

 Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah.Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah. 

 Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untukuntuk

berpartisipasi dalam proses pembangunan. berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Selanjutnya tujuan otonomi daerah menurut penjelasan

Selanjutnya tujuan otonomi daerah menurut penjelasan Undang-undang No 32Undang-undang No 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah sama

(10)

memacu pemerataan pembangunan dan ha

memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkansil-hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta

kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakataktif masyarakat secara nyata, dinamis, dan

secara nyata, dinamis, dan bertanggung jawab sehingga memperkuatbertanggung jawab sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, mengurangi beban pemerintah pusat persatuan dan kesatuan bangsa, mengurangi beban pemerintah pusat dandan campur tangan di

campur tangan di 1010daerah yang akan memberikan peluang untuk daerah yang akan memberikan peluang untuk koordinasikoordinasi tingkat lokal.

tingkat lokal.

Prinsip Otonomi Daerah Prinsip Otonomi Daerah

Menurut penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun

Menurut penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, prinsip2004, prinsip penyelenggaraan otonomi daerah adalah :

penyelenggaraan otonomi daerah adalah : 1.

1. penyelenggaraan penyelenggaraan otonomi daerah otonomi daerah dilaksanakan dilaksanakan dengan adengan aspek demokrasi,spek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keaneka ragaman daerah.

keadilan, pemerataan serta potensi dan keaneka ragaman daerah. 2.

2. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi daerah otonomi daerah didasarkan didasarkan pada otonomi pada otonomi luas, nyata luas, nyata dandan bertanggung jawab.

bertanggung jawab. 3.

3. pelaksanaan opelaksanaan otonomi daerah ytonomi daerah yang luas dan ang luas dan utuh diletakkan pautuh diletakkan pada daerahda daerah dan daerah kota, sedangkan otonomi provinsi adalah otonomi yang

dan daerah kota, sedangkan otonomi provinsi adalah otonomi yang terbatas.

terbatas. 4.

4. Pelaksanaan oPelaksanaan otonomi harus sestonomi harus sesuai dengan kuai dengan konstitusi negara sonstitusi negara sehinggaehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah. 5.

5. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi daerah otonomi daerah harus lebih harus lebih meningkatkan kmeningkatkan kemandirianemandirian daerah kabupaten dan derah kota tidak lagi wilayah administrasi.

daerah kabupaten dan derah kota tidak lagi wilayah administrasi. DemikianDemikian pula di kawasan-kawasan khusus yang dibina oleh pemerintah.

pula di kawasan-kawasan khusus yang dibina oleh pemerintah. 6.

6. Pelaksanaan oPelaksanaan otonomi daerah harutonomi daerah harus lebih meningks lebih meningkatkan peranan daatkan peranan dan fungsin fungsi badan legislatif daerah baik sebagai fungsi legislatif, fungsi penga

badan legislatif daerah baik sebagai fungsi legislatif, fungsi pengawasan,wasan, mempunyai fungsi anggaran atas penyelenggaraan otonomi daerah. mempunyai fungsi anggaran atas penyelenggaraan otonomi daerah. 7.

7. Pelaksanaan Pelaksanaan dekonsentrasi dekonsentrasi diletakkan padiletakkan pada daerah da daerah propinsi dalampropinsi dalam kedudukan sebagai wilayah administrasi

kedudukan sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenanganuntuk melaksanakan kewenangan pemerintah tertentu dilimpahkan kepada gubernur sebagai

pemerintah tertentu dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakilwakil pemerintah.

pemerintah. 8.

8. Pelaksanaan Pelaksanaan asas tugaasas tugas pembantuas pembantuan dimungkinkn dimungkinkan tidak hanan tidak hanya diya di pemerintah daerah dan daerah

pemerintah daerah dan daerah kepada desa yang disertai pembiayaan,kepada desa yang disertai pembiayaan, sarana dan pra sarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban sarana dan pra sarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung jawabkan kepada melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung jawabkan kepada yangyang menugaskan.

(11)

Pembahasan

Pembahasan

“Otonomi Daerah Dalam Konsep

“Otonomi Daerah Dalam Konsep NKRI ”NKRI ”

 A.

 A. Hakikat Otonomi DaerahHakikat Otonomi Daerah

Istilah otonomi daerah dan desentralisasi dalam kerangka sistem Istilah otonomi daerah dan desentralisasi dalam kerangka sistem penyelenggaraan pemeritahan sering digunakan secara campur baur ( penyelenggaraan pemeritahan sering digunakan secara campur baur ( interchangeably) sekalipun cara teoritis kedua kosep ini dapat dipisahkan, interchangeably) sekalipun cara teoritis kedua kosep ini dapat dipisahkan, namun secara praktis konsep ini sukar dimusnahkan, bahkan menurut banyak namun secara praktis konsep ini sukar dimusnahkan, bahkan menurut banyak kalangan otonomi daerah adalah desentralisasi itu sendiri. Desentralisasi kalangan otonomi daerah adalah desentralisasi itu sendiri. Desentralisasi membahas pembagian kewenangan pada organ-organ penyelenggara negara, membahas pembagian kewenangan pada organ-organ penyelenggara negara, sedangkan oronomi menyangkut hak yang meliputi pembagian wewenang. sedangkan oronomi menyangkut hak yang meliputi pembagian wewenang. Setiap negara bangsa (nation state) menganut desentralisasi sebagai asas Setiap negara bangsa (nation state) menganut desentralisasi sebagai asas dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Desentralisasi didefinisikan oleh PBB adalah desentralisasi terikat Desentralisasi didefinisikan oleh PBB adalah desentralisasi terikat dengan masalah pelimpahan wewenang dari pemeritah pusat yang berada di dengan masalah pelimpahan wewenang dari pemeritah pusat yang berada di ibu kota negara baik melalui cara dekonsentrasi,misalnya pendelegasian, ibu kota negara baik melalui cara dekonsentrasi,misalnya pendelegasian, kepada pejabat di bawahnya. Batasan ini hanya menjelaskan proses kepada pejabat di bawahnya. Batasan ini hanya menjelaskan proses kewenangan yang diserahkan pusat kepada daerah

kewenangan yang diserahkan pusat kepada daerah1111..Tapi belum menjelaskanTapi belum menjelaskan isi dan keluasan kewenangan serta kosekwensi penyerahan kewenangan bagi isi dan keluasan kewenangan serta kosekwensi penyerahan kewenangan bagi badan-badan otonom daerah.

badan-badan otonom daerah. Rondinelli 

Rondinelli mendefinisikan mendefinisikan desentralisasi desentralisasi sebagai sebagai transfer transfer tanggungtanggung  jawab

 jawab dalam dalam perencanaan, perencanaan, menejemen menejemen dan dan alokasi alokasi sumber-sumber sumber-sumber daridari pemeritah pusat dan agen-agennya kepada unit kementrian pemerintah pusat. pemeritah pusat dan agen-agennya kepada unit kementrian pemerintah pusat. Sedangkan pemerintahan otonomi dalam makan sempit adalah mandiri. Sedangkan pemerintahan otonomi dalam makan sempit adalah mandiri. Sedangkan dalam makna yang luas adalah berdaya. Otonomi daerah berarti Sedangkan dalam makna yang luas adalah berdaya. Otonomi daerah berarti kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai daerahnya sendiri.

keputusan mengenai daerahnya sendiri.  Ada

 Ada beberapa beberapa alasan alasan mengapa mengapa Indonesia Indonesia membutuhkan desentralisasi.membutuhkan desentralisasi. Pertama, kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di Pertama, kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di Jakarta. Sementara itu, pembangunan di beberapa wilayah dilalaikan. Kedua, Jakarta. Sementara itu, pembangunan di beberapa wilayah dilalaikan. Kedua, pembagian kekayaan tidak secara adil dan merata. Ketiga, kesenjangan sosial. pembagian kekayaan tidak secara adil dan merata. Ketiga, kesenjangan sosial.

Sementara itu ada alasan ideal dan filosofis bagi penyelenggaraan Sementara itu ada alasan ideal dan filosofis bagi penyelenggaraan desentralisasi pada

desentralisasi pada pemerintah daerah, pemerintah daerah, sebagaimana dinyatakan sebagaimana dinyatakan oleh oleh TheThe Lieng Gie:

(12)

Ø

Ø Dilihat Dilihat dari sudut dari sudut politik politik sebagai permaianan sebagai permaianan kekuasaan, desentralisasikekuasaan, desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan.

dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan. Ø

Ø Dalam bidang politik penyelengDalam bidang politik penyelenggaraan bidang desentralisasgaraan bidang desentralisasi dianggap sebagaii dianggap sebagai tindakan pendemokrasian.

tindakan pendemokrasian.

Ø Dari sudut teknik organisatoris pemerintahan ditujukan untuk mencapai suatu Ø Dari sudut teknik organisatoris pemerintahan ditujukan untuk mencapai suatu

pemerintahan yang efisien. pemerintahan yang efisien. Ø

Ø Dari sudut kultur, Dari sudut kultur, desentralisasi perlu ddesentralisasi perlu diadakan supayiadakan supaya pemerintahan daa pemerintahan dapatpat sepenuhnya ditumpahkkan kepada kekhususan suatu daerah.

sepenuhnya ditumpahkkan kepada kekhususan suatu daerah. Ø

Ø Dari sudut kepentingan peDari sudut kepentingan pembangunan ekmbangunan ekonomi, desentralisasi diperlukaonomi, desentralisasi diperlukan untukn untuk membantu pembangunan.

membantu pembangunan.

Namun demikian, pelaksanaan desentralisasi harus dilandasi Namun demikian, pelaksanaan desentralisasi harus dilandasi argumentasi yang kuat baik secara teoritik ataupun empirik. Kalangan teoritik argumentasi yang kuat baik secara teoritik ataupun empirik. Kalangan teoritik pemerintahan dan politik mengajukan sejumlah argumen yang menjadi dasar pemerintahan dan politik mengajukan sejumlah argumen yang menjadi dasar atas pilihan sehinga dapat dipertanggung jawabkan baik secara empirik atas pilihan sehinga dapat dipertanggung jawabkan baik secara empirik ataupun normatif teoritik. Beberapa argumentasi dalam memilih desentralisasi ataupun normatif teoritik. Beberapa argumentasi dalam memilih desentralisasi otonomi daerah:

otonomi daerah:

12

12

v Untuk terciptanya efisiensi dan efektifitas

v Untuk terciptanya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraapenyelenggaraan pemerintahan.n pemerintahan.

Pemerintah berfungsi mengelola berbagai dimensi kehidupan, selain itu juga Pemerintah berfungsi mengelola berbagai dimensi kehidupan, selain itu juga mempunyai fungsi distributif akan hal-hal yang telah diungkapkan, fungsi mempunyai fungsi distributif akan hal-hal yang telah diungkapkan, fungsi regulatif baik untuk menyangkut penyediaan barang dan jasa ataupun yang regulatif baik untuk menyangkut penyediaan barang dan jasa ataupun yang berhubungan dengan kompetensi dan fungsi ekstraktif yaitu mobilisasi berhubungan dengan kompetensi dan fungsi ekstraktif yaitu mobilisasi sumberdaya keuangan dalam rangka membiayai aktifitas penyelenggara sumberdaya keuangan dalam rangka membiayai aktifitas penyelenggara negara.

negara.

v Sebagai sarana pendidikan politik v Sebagai sarana pendidikan politik

Pemerintahan daerah merupakan kancah pelatihan dan pengembangan Pemerintahan daerah merupakan kancah pelatihan dan pengembangan demokrasi dalam sebuah negara. Menurut

demokrasi dalam sebuah negara. Menurut John Stuart Mill John Stuart Mill  mengungkapkan mengungkapkan pemerintahan daerah akan menyediakan kesempatan bagi warga masyarakat pemerintahan daerah akan menyediakan kesempatan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi politik.

untuk berpartisipasi politik.

v Pemerintahan daerah sebagai persiapan untuk karier politik lanjutan. v Pemerintahan daerah sebagai persiapan untuk karier politik lanjutan.

Pemerintah daerah merupakan langkah persiapan untuk meniti karier lanjutan Pemerintah daerah merupakan langkah persiapan untuk meniti karier lanjutan v

v Stabilitas Stabilitas politikpolitik

Menurut Sharpe bahwa stabilitas politik nasional mestinya berawal dari Menurut Sharpe bahwa stabilitas politik nasional mestinya berawal dari stabilitas politik pada tingkat lokal. Kestabilan politik nasional tejadi jika stabilitas politik pada tingkat lokal. Kestabilan politik nasional tejadi jika pemerintah pusat tidak menjalankan otonomi daerah dengan tepat.

pemerintah pusat tidak menjalankan otonomi daerah dengan tepat. v

v Kesetaraan Kesetaraan politikpolitik

Dengan dibentuknya pemerintahan daerah maka kesetaraan politik akan Dengan dibentuknya pemerintahan daerah maka kesetaraan politik akan terwujud dimasyarakat.

terwujud dimasyarakat. v

(13)

Keterlibatan yang dibuat oleh pemerintah daerah akan dapat diawasi secara Keterlibatan yang dibuat oleh pemerintah daerah akan dapat diawasi secara langsung dan dapat pertanggung jawaban kepada masyarakat karena langsung dan dapat pertanggung jawaban kepada masyarakat karena masyarakat terlibat secara langsung.

masyarakat terlibat secara langsung.

13

13

B.

B. Visi Visi Otonomi Otonomi DaerahDaerah

Visi otonomi daerah di bidang sosial dan budaya mengandung Visi otonomi daerah di bidang sosial dan budaya mengandung pengertian bahwa otonomi daerah harus diarahkan pada pengolahan pengertian bahwa otonomi daerah harus diarahkan pada pengolahan penciptaan dan integrasi dan harmoni sosial. Pada saat yang sama, visi penciptaan dan integrasi dan harmoni sosial. Pada saat yang sama, visi otonomi daerah dibidang sosial dan budaya akan memelihara dan otonomi daerah dibidang sosial dan budaya akan memelihara dan mengembangkan nilai tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa dan karya sastra mengembangkan nilai tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa dan karya sastra lokal yang dipandang kondusif dalam mendorong masyarakat untuk merespon lokal yang dipandang kondusif dalam mendorong masyarakat untuk merespon positif dinamika kehidupan disekitarnya dan

positif dinamika kehidupan disekitarnya dan kehidupan global.kehidupan global. Konsep dasar otonomi daerah:

Konsep dasar otonomi daerah:

Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam

Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam hubunganhubungan domestik kepada daerah

domestik kepada daerah

Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat lokal dalam pemilihan Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat lokal dalam pemilihan dan penetapan kepala daerah

dan penetapan kepala daerah

Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur demokrasi Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur demokrasi

Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui pembenahan oerganisasi

pembenahan oerganisasi

Meningkatkan efisiensi administrasi keuangan daearah serta pengaturan Meningkatkan efisiensi administrasi keuangan daearah serta pengaturan yang lebih jelas atas sumber-sunber pendapatan negara dan daearah

yang lebih jelas atas sumber-sunber pendapatan negara dan daearah

Perwujudan desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat yang bersifat alokasi Perwujudan desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat yang bersifat alokasi subsidi

subsidi

C.

C. Bentuk Bentuk dan dan Tujuan Tujuan Desentralisasi Desentralisasi Dalam Dalam Konteks Konteks OtonomiOtonomi Daerah

Daerah

Bentuk tugas pembantuan : Bentuk tugas pembantuan : 1. Dekonsentrasi

1. Dekonsentrasi

Desentralisasi dalam bentuk dekonstrasi menurut Rondinelli pada hakikatnya Desentralisasi dalam bentuk dekonstrasi menurut Rondinelli pada hakikatnya hanya merupakan pembagian kewenangan dan tanggung jawab administratif hanya merupakan pembagian kewenangan dan tanggung jawab administratif antara pemeritah pusat dan pejabat birokrasi. Jadi

antara pemeritah pusat dan pejabat birokrasi. Jadi Dekonsentrasi hanya berupaDekonsentrasi hanya berupa pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat kepada perwakilannya pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat kepada perwakilannya ytang ada di

ytang ada di daerah, tanpa adanya penyerahan atau pelimpahan kewenangan.daerah, tanpa adanya penyerahan atau pelimpahan kewenangan. 2. Delegasi

2. Delegasi

Delegationto semi autonomous adalah

Delegationto semi autonomous adalah pelimpahan pengambilan keputusan danpelimpahan pengambilan keputusan dan kewenangan menejerial untuk melakukan tugas-tugas khusus kepada suatu kewenangan menejerial untuk melakukan tugas-tugas khusus kepada suatu

(14)

organisasi yang tidak secara langsung berada di bawah pengawasan organisasi yang tidak secara langsung berada di bawah pengawasan penerintah pusat .

penerintah pusat . 3. Devolusi

3. Devolusi

Devolusi adalah kondisi dimana pemerintah pusat membentuk unit-unit Devolusi adalah kondisi dimana pemerintah pusat membentuk unit-unit pemerintahan diluar pemerintah pusat dengan menyerhkan sebagian pemerintahan diluar pemerintah pusat dengan menyerhkan sebagian fungsi-fungsi tertentu kepada unit-unit untuk dilaksanakan secara mandiri.

fungsi tertentu kepada unit-unit untuk dilaksanakan secara mandiri. Menurut Mawhood ada lima ciri

Menurut Mawhood ada lima ciri yang melekat pada devolusi :yang melekat pada devolusi : Ø

Ø adanya adanya sebuah sebuah badan badan lokallokal Ø

Ø pemerintah dapemerintah daerah harus erah harus memiliki kekaymemiliki kekayaan sendiriaan sendiri Ø

Ø harus meharus mengembangkan ngembangkan kompetensi kompetensi stafstaf

Ø anggota dewan yang terpilih harus menentukan kebijakan dan prosedur Ø anggota dewan yang terpilih harus menentukan kebijakan dan prosedur internal

internal Ø

Ø pejabat pemerintah pusat harus melapejabat pemerintah pusat harus melayani sebagai penaseyani sebagai penasehat dan evaluatorhat dan evaluator luar

luar

4. Privatisasi 4. Privatisasi

Privatisasi adalah tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada Privatisasi adalah tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan-badan sukarela, swasta, dan swadaya masyarakat, tetapi dapat pula badan-badan sukarela, swasta, dan swadaya masyarakat, tetapi dapat pula merupakan peleburan badan pemerintah menjadi badan usaha swasta.

merupakan peleburan badan pemerintah menjadi badan usaha swasta. 5.

5. Tugas Tugas PembantuanPembantuan

Tugas pembatuan (medebewind) merupakan pemberian kemungkinan dari Tugas pembatuan (medebewind) merupakan pemberian kemungkinan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih atas untuk meminta pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih atas untuk meminta bantuan kepada pemerintah daerah yang tingkatnya lebih rendah agar bantuan kepada pemerintah daerah yang tingkatnya lebih rendah agar menyelenggarakan tugas atau urusan rumah tangga dari daerah yang menyelenggarakan tugas atau urusan rumah tangga dari daerah yang tingkatnya lebih atas.

tingkatnya lebih atas.

14

14

Tujuan desentralisasi: Tujuan desentralisasi: 1.

1. Tujuan Tujuan yang yang bersifat bersifat politis politis terkait terkait erat erat dengan dengan perwujudan perwujudan demokrasi demokrasi lokallokal 2.

2. Tujuan Tujuan yang yang bersifat bersifat administratif administratif terkait terkait erat erat dengan dengan penciptaan penciptaan efisiensi efisiensi dandan efektifitas dalam pemerintahan

efektifitas dalam pemerintahan 3.

3. Pendidikan Pendidikan politikpolitik 4.

4. Latihan Latihan kepemimpinan kepemimpinan politikpolitik 5.

5. stabilitas stabilitas politikpolitik 6.

6. Kesamaan Kesamaan politikpolitik 7. Akuntabilitas 7. Akuntabilitas 8.

8. Daya Daya tangkaptangkap

D. Desentralisasi dalam Negara Kesatuan dan Negara Federal (Sebuah D. Desentralisasi dalam Negara Kesatuan dan Negara Federal (Sebuah Perbandingan)

Perbandingan)  Ada

 Ada empat empat dimensi dimensi dalam dalam melihat melihat perbandingan perbandingan model model pemerintahpemerintah daerah dalam negara kesatuan dan negara federal, yaitu :

(15)

v

v Karakter dasar yKarakter dasar yang dimiliki oleh ang dimiliki oleh struktur pemerintah struktur pemerintah regional/lokalregional/lokal v

v Proses pembProses pembentukan sentukan struktur pemerintah truktur pemerintah regionalregional v

v Sifat hubungan Sifat hubungan antara struktur antara struktur pusat dan pusat dan struktur regionalstruktur regional v

v Derajat krmandirian Derajat krmandirian yang dimiliki yang dimiliki oleh struktur regoleh struktur regional.ional.

Dalam perspektif teori negara federal dualitis (dualistische Dalam perspektif teori negara federal dualitis (dualistische Bundesstaatstheorie), kepemilikan bersama kedaulatan antara negara bagian Bundesstaatstheorie), kepemilikan bersama kedaulatan antara negara bagian dan federal bukanlah suatu kemustahilan.

dan federal bukanlah suatu kemustahilan.

15

15

E.

E. Sejarah Sejarah Otonomi Otonomi Daerah Daerah di di Indonesia.Indonesia.

Peraturan perundang-undangan yang pertama kali mengatur tentang Peraturan perundang-undangan yang pertama kali mengatur tentang pemerintahan daerah pasca-proklamasi kemerdekaan adalah UU Nomor 1 pemerintahan daerah pasca-proklamasi kemerdekaan adalah UU Nomor 1 tahun 1945. Diterapkannya undang-undang ini menekankan kepada aspek cita tahun 1945. Diterapkannya undang-undang ini menekankan kepada aspek cita--cita kedaulatan rakyat melalui pengaturan pembentukan Badan Perwakilan cita kedaulatan rakyat melalui pengaturan pembentukan Badan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam undang-undang ini ditetapkan 3 jenis daerah otonomi, Rakyat Daerah. Dalam undang-undang ini ditetapkan 3 jenis daerah otonomi, yaitu karesidenan, kabupaten dan kota. Undang-undang ini berumur kurang yaitu karesidenan, kabupaten dan kota. Undang-undang ini berumur kurang lebih 3 tahun kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 22 tahun

lebih 3 tahun kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1948.1948. Perjalanan sejarah otonomi daerah di Indonesia selalu ditandai dengan lahirnya Perjalanan sejarah otonomi daerah di Indonesia selalu ditandai dengan lahirnya suatu produk perundang-undangan yang menggantikan produk sebelumnya. suatu produk perundang-undangan yang menggantikan produk sebelumnya. Perubahan tersebut pada satu sisi menandai dinamika orientasi pembangunan Perubahan tersebut pada satu sisi menandai dinamika orientasi pembangunan daerah di Indonesia dari masa ke masa. Tapi disisi lain hal ini dapat pula daerah di Indonesia dari masa ke masa. Tapi disisi lain hal ini dapat pula dipahami sebagai bagian dari “eksperimen politik” penguasa dalam dipahami sebagai bagian dari “eksperimen politik” penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.

menjalankan kekuasaannya.

Sejalan dengan turunnya reformasi, tiga tahun setelah implementasi UU Sejalan dengan turunnya reformasi, tiga tahun setelah implementasi UU Nomer 22 1999, dilakukan peninjauan dan

Nomer 22 1999, dilakukan peninjauan dan revisi terhadap undang-undang yangrevisi terhadap undang-undang yang terakhir pada lahirnya UU Nomer 32 tahun 2004 yang juga mengatur tentang terakhir pada lahirnya UU Nomer 32 tahun 2004 yang juga mengatur tentang pemerintah daerah. Menurut Sadu Wasistiono hal-hal penting yang ada pada pemerintah daerah. Menurut Sadu Wasistiono hal-hal penting yang ada pada UU No. 32 tahun 2004 adalah dominasi kembali eksekutif dan dominasi UU No. 32 tahun 2004 adalah dominasi kembali eksekutif dan dominasi pengaturan tentang pemilihan kepala daerah yang bobotnya hampir 25% dari pengaturan tentang pemilihan kepala daerah yang bobotnya hampir 25% dari keseluruhan isi UU tersebut.

keseluruhan isi UU tersebut.

F.

F. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pelaksanaan Otonomi Otonomi Daerah.Daerah.

Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah daerah adalah :

dalam penyelenggaraan pemerintah daerah adalah : 1.

1. PenyelenggPenyelenggaraan araan Otonomi Otonomi daerah daerah dilaksanakan dilaksanakan dengan dengan memperhatikanmemperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah.

daerah. 2.

2. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi otonomi daerah daerah didasarkan didasarkan pada pada otonomi otonomi luas, luas, nyata, nyata, dandan bertanggung jawab.

(16)

3.

3. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi otonomi daerah daerah yang yang luas luas dan dan utuh utuh diletakan diletakan pada pada daerahdaerah kabupaten dan daerah kota, sedang pada daerah propinsi merupakan otonomi kabupaten dan daerah kota, sedang pada daerah propinsi merupakan otonomi yang terbatas.

yang terbatas. 4.

4. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi otonomi daerah daerah harus harus sesuai sesuai dengan dengan konstitusi konstitusi negaranegara sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.

antar daerah. 5.

5. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi otonomi daerah daerah harus harus lebih lebih meningkatkan meningkatkan kemandirian kemandirian daerahdaerah otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi.

wilayah administrasi. 6.

6. Pelaksanaan Pelaksanaan otonomi otonomi daerah daerah harus harus lebih lebih meningkatkan meningkatkan peranan peranan dan dan fungsifungsi badan legislatif daerah, baik fingsi legislasi, pengawasan maupun fungsi badan legislatif daerah, baik fingsi legislasi, pengawasan maupun fungsi anggaran.

anggaran. 7.

7. Pelaksanan Pelaksanan asas asas dekonsentrasi dekonsentrasi diletakan diletakan pada pada daerah daerah propinsi propinsi dalamdalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.

pemerintah.

8.

8. Pelaksanaan Pelaksanaan asas asas tugas tugas pembantuan pembantuan dimungkinkan, dimungkinkan, tidak tidak hanya hanya daridari pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiyayaan, sarana dan

desa yang disertai dengan pembiyayaan, sarana dan prasarana.prasarana.

16

16

G.

G. Pembagian Pembagian Kekuasaan Kekuasaan dalam dalam Kerangka Kerangka Otonomi Otonomi Daerah.Daerah.

Kewenangan yang diserahkan kepada derah otonomi propinsi dalam Kewenangan yang diserahkan kepada derah otonomi propinsi dalam rangka desentralisasi mencakup :

rangka desentralisasi mencakup : a.

a. Kewenangan Kewenangan yang yang bersifat bersifat lintas lintas kabupaten kabupaten dan dan kota, kota, seperti seperti kewenangankewenangan dalam bidangan pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan dan perkebunan. dalam bidangan pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan dan perkebunan. b.

b. Kewenangan Kewenangan pemeritah pemeritah lainnya, lainnya, yaitu yaitu perencanaan perencanaan dan dan pengendalianpengendalian pembangunan regional secara makro, pelatihan bidan alokasi sumber daya pembangunan regional secara makro, pelatihan bidan alokasi sumber daya manusia potensial, penelitian yang mencakup wilayah propinsi dan lain-lain. manusia potensial, penelitian yang mencakup wilayah propinsi dan lain-lain. c.

c. Kewenangan Kewenangan kelautan kelautan yang yang meliputi meliputi eksposisi, eksposisi, eksploitasi, eksploitasi, konservasi konservasi dandan pengelolaan kaekayaan laut, pengaturan kepentingan administrasi, pengaturan pengelolaan kaekayaan laut, pengaturan kepentingan administrasi, pengaturan tata ruang, penegakan hukum, dan bantuan penegakan keamanan dan tata ruang, penegakan hukum, dan bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara

kedaulatan negara d.

d. Kewenangan Kewenangan yang yang tidak tidak atau atau belum belum dapat dapat ditangani ditangani daerah daerah kabupaten kabupaten dandan daerah kota dan diserahkan kepada propinsi dengan pernyataan dari daerah daerah kota dan diserahkan kepada propinsi dengan pernyataan dari daerah otonomi kabupaten atau kota tersebut.

otonomi kabupaten atau kota tersebut.

Terkait dengan pembagian kewenangan antara pemerintah dengan pemerintah Terkait dengan pembagian kewenangan antara pemerintah dengan pemerintah daerah terdapat 11 jenis kewenangan wajib yang diserahkan kepada daerah daerah terdapat 11 jenis kewenangan wajib yang diserahkan kepada daerah otonom kabupaten dan daerah otonom kota, yaitu :

otonom kabupaten dan daerah otonom kota, yaitu :

16 16

(17)

Pertanahan, Pertanian, Pendidikan dan kebudayaan, Tenaga kerja, Kesehatan, Pertanahan, Pertanian, Pendidikan dan kebudayaan, Tenaga kerja, Kesehatan, Lingkungan hidup, Perkerjaan umum, Perhubungan, Perdagangan dan Industri, Lingkungan hidup, Perkerjaan umum, Perhubungan, Perdagangan dan Industri, Penanaman modal dan Koperasi.

Penanaman modal dan Koperasi.

H.

H. Kesalahpahaman Kesalahpahaman Terhadap Terhadap Otonom Otonom DaerahDaerah

Beberapa salah paham yang muncul dari berbagai kelompok Beberapa salah paham yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat, diantaranya :

masyarakat, diantaranya :

Otonomi dikaikan semata-mata dengan uang, daerah belum siap dan belum Otonomi dikaikan semata-mata dengan uang, daerah belum siap dan belum mampu, dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan tanggung mampu, dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan tanggung  jawabnya untuk

 jawabnya untuk membantu dan membantu dan membina daerah, membina daerah, dengan otonomi daerah dengan otonomi daerah bisabisa melakukan apa saja, otonomi daerah akan menciptakan raja-raja kecil dan melakukan apa saja, otonomi daerah akan menciptakan raja-raja kecil dan memindahkan korupsi di daerah.

memindahkan korupsi di daerah. I.

I. Otonomi Otonomi Daerah Daerah dan dan Pembangunan Pembangunan DaerahDaerah

Otonomi daerah sebagai komitmen dan kebijakan politik Otonomi daerah sebagai komitmen dan kebijakan politik nasionalmerupakan langkah strategis yang diharapkan akan mempercepat nasionalmerupakan langkah strategis yang diharapkan akan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan daerah. Beberapa prakondisi

pertumbuhan dan pembangunan daerah. Beberapa prakondisi yang diharapkanyang diharapkan dari pemerintah daerah antara lain :

dari pemerintah daerah antara lain : ü Fasilitas

ü Fasilitas ü

ü Pemerintah Pemerintah daerah daerah harus kharus kreatifreatif 1717 ü

ü Politik Politik lokal lokal yang yang stabilstabil ü

ü Pemerintah daerah Pemerintah daerah harus menjamin kesharus menjamin kesinambungan berusinambungan berusahaaha

ü Pemerintah daerah harus komunikatif dengan LSM, terutama dalam bidang ü Pemerintah daerah harus komunikatif dengan LSM, terutama dalam bidang

perburuan dan lingkungan hidup. perburuan dan lingkungan hidup.

J.

J. Otonomi Otonomi Daerah Daerah dan dan PILKADA PILKADA LangsungLangsung

PILKADA langsung merupakan langkah politik yang sangat strategis PILKADA langsung merupakan langkah politik yang sangat strategis untuk mendapatkan legitimasi politik dari rakyat dalam kerangka kepemimpinan untuk mendapatkan legitimasi politik dari rakyat dalam kerangka kepemimpinan kepala daerah. Legitimasi adalah komitmen untuk mewujudkan nilai-nilai dan kepala daerah. Legitimasi adalah komitmen untuk mewujudkan nilai-nilai dan norma-norma yang berdimensi hukum, moral dan sosial.

norma-norma yang berdimensi hukum, moral dan sosial.

PILKADA langsung dapat disebut sebagai praktik politik demokratis dan PILKADA langsung dapat disebut sebagai praktik politik demokratis dan rekrutmen politik yang terbuka daloam pemilihan eksekutif daerah. PILKADA rekrutmen politik yang terbuka daloam pemilihan eksekutif daerah. PILKADA memiliki azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil yang disebut memiliki azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil yang disebut dengan azas luber dan jurdil

(18)

DAFTAR

DAFTAR PUSTAKA

PUSTAKA

1.

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah

2.

2. .Handayani Ningrum,SE.,M.Si, Pelayanan Pemerintah Daerah Dalam Arti Luas Diakses pada.Handayani Ningrum,SE.,M.Si, Pelayanan Pemerintah Daerah Dalam Arti Luas Diakses pada 16 April 2012

16 April 2012

3.

3. UU RI. 2004. Undang-UndUU RI. 2004. Undang-UndangRipublikIndonesia Nomor 32 Tahun 2004 angRipublikIndonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentangtentang Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah.

4.

4. Mohammad Mohammad Jimmi Ibrahiin. 1991. Prospek OtJimmi Ibrahiin. 1991. Prospek Otonomi Daerah. Semarang : Dahara Prize.onomi Daerah. Semarang : Dahara Prize.

5.

5. Yuliati. 2001. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dalam menghadapai OtonomiYuliati. 2001. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dalam menghadapai Otonomi Daerah

(19)

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kasih dan hikmatnya penulis

berkat kasih dan hikmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah untuk tugasdapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata kuliah otonomi daerah di Fakultas Hukum Universitas Pattimura dengan mata kuliah otonomi daerah di Fakultas Hukum Universitas Pattimura dengan  judul Perkembangan O

 judul Perkembangan Otonomi Daerah dalam Konsetonomi Daerah dalam Konsep NKRI.p NKRI.

Perkembangan otonomi daerah sangat menarik untuk dibahas t

Perkembangan otonomi daerah sangat menarik untuk dibahas terkaiterkait dengan kewenangan-kew

dengan kewenangan-kewenangan antara pemerintah pusat enangan antara pemerintah pusat dan daerah dalamdan daerah dalam konsep NKRI

konsep NKRI

Dalam makalah ini, penulis juga mengambil referensi-referensi

Dalam makalah ini, penulis juga mengambil referensi-referensi sebagaisebagai yang sangat menunjang penulisan ini.

yang sangat menunjang penulisan ini. Namun penulis menyadari masih banyakNamun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari penulisan ini, sehingga saran dan masukan sangat dibutuhkan kekurangan dari penulisan ini, sehingga saran dan masukan sangat dibutuhkan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

untuk penulisan yang lebih baik lagi.  Akhir kata, penulis mengu

 Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih, Tuhcapkan terimakasih, Tuhan Memeberkati kitaan Memeberkati kita sekalian.

sekalian.

 Ambon, 25 Agustus 20

 Ambon, 25 Agustus 2013 13 PenulisPenulis

Eliza Abraham de Lima Eliza Abraham de Lima

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Kecakapan dalam penggunaan aplikasi mobile banking BRI diperlukan untuk memudahkan nasabah BRI yang dalam penelitian ini adalah dosen program studi (prodi) yang berbasis

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa meskipun anak kandung Pemohon masih berusia 18 tahun 2 bulan (belum berusia 19 tahun),

Pratama menuturkan, aksi Haikal dan rekannya itu menjadi peringatan bagi dunia teknologi, informasi dan komunikasi di Tanah Air untuk makin memprioritaskan keamanan

Berdasarkan hasil pemaparan dari perbandingan selisih harga antara produk Dakota Fortune Pasteur dengan pesaingnya tersebut, penelitian ini ingin mengevaluasi harga

Dari beberapa pengertian tentang alat peraga Video Compact Disc (VCD) yang berbasis audio-visual tersebut, dapat dipahami bahwa alat peraga berbasis

Karena di permainan Halma menggunakan Augmented Reality ini menggunakan 9 buah bidak atau pion dan masing-masing bidak atau pion harus bisa berpindah posisi ke segala arah

Semakin besar persepsi resiko semakin besar pula kemungkinan keterlibatan konsumen pada pembelian (Engel, et.al. Ketika persepsi resiko menjadi tinggi, ada motivasi apakah