• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK RUMAH TINGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK RUMAH TINGGAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TA 312 Teori Arsitektur 1 Nama : Acep Rendi Nugraha

NIM : 1206433

Podi : Pendidikan Teknik Arsitektur

KARAKTERISTIK RUMAH TINGGAL

1. Karakteristik Hunian Tempat Tinggal atau Rumah

John Turner dalam Sabari (1999) mengemukakan beberapa dimensi yang bergerak paralel dengan mobilitas tempat tinggal, ada 4 dimensi yang perlu diperhatikan dalam mencoba memahami dinamika perubahan tempat tinggal pada suatu kota.

a. Dimensi Lokasi

Dimensi ini mengacu pada tempat-tempat yang dianggap paling cocok untuk bertempat tinggal dalam kondisi dirinya (lebih ditekankan pada penghasilan dan siklus kehidupannya), lokasi dalam konteks ini berkaitan erat dengan jarak terhadap tempat kerja (accessibility to employment).

b. Dimensi Perumahan

Dimensi ini berkaitan dengan aspirasi perorangan atau sekelompok orang terhadap macam dan type rumah yang diinginkan sesuai dengan penghasilan dan siklus kehidupannya.

c. Dimensi Siklus Kehidupan,

Dimensi ini membahas tentang tahap-tahap seseorang mulai menapak dalam kehidupan mandirinya, dimana semua kebutuhan hidupnya ditopang oleh penghasilannya sendiri.

d. Dimensi Penghasilan,

Dimensi ini berkaitan dengan besar kecilnya penghasilan seseorang yang dikaikan dengan lamanya menetap di suatu kota.

Teori diatas didasarkan pada asas keseimbangan, dimana mengandung pengertian bahwa mereka yang lebih kuat ekonominya akan memperoleh sesuatu yang lebih baik dalam hal

(2)

TA 312 Teori Arsitektur 2 lokasi perumahan. Kondisi ini merupakan gabungan dari 3 prioritas dalam lingkungan perumahan yaitu;

a) Masalah penguasaan tempat tinggal, dengan melihat kemampuan ekonomi seseorang akan mampu memutuskan yang terbaik buat dirinya apakah menyewa atau memiliki perumahan

b) Masalah lokasi, disini seseorang harus menentukan lokasi tempat tinggal yang dianggap paling sesuai. Apakah dekat dengan pusat kota, dekat dengan tempat kerja atau di daerah pinggiran kota.

c) Masalah rumahnya sendiri, seseorang harus menentukan apakah jenis rumah yang sangat sederhana, menengah ataupun mewah.

Ada strata sosial yang ikut berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap tempat tinggal, yaitu:

a) Bridgeheaders

Golongan yang baru datang ke kota, yaitu golongan yang dengan segala keterbatasannya belum mampu mengangkat dirinya ke jenjang sosial ekonomi yang lebih tinggi. Pada umumnya pasangan keluarga muda atau bujangan, dan terpaksa harus menyewa tempat tinggal.

b) Consolidators

Golongan yang sudah agak lama tinggal di perkotaan, yaitu golongan yang ekonominya mulai meningkat dan membeli lahan atau rumah dengan kualitas sedang.

c) Status Seeker

Golongan yang sudah lama tinggal di kota, yaitu golongan yang ekonominya sudah mapan. Golongan ini menginginkan suatu kondisi yang mengakibatkan statusnya diakui dalam statum sosial.

2. Jenis- Jenis Rumah Tinggal

Menurut Richard Untermann & Robert Small (1986) dalam dalam buku Perencanaan Tapak untuk Perumahan, maka ada beberapa tipe perumahan antara lain:

(3)

TA 312 Teori Arsitektur 3 A. Rumah Tinggal Tunggal/ Detached

Rumah tinggal tunggal atau rumah terpisah adalah rumah tinggal yang berdiri sendiri. Rumah tinggal tunggal dipakai biasanya hanya untuk satu keluarga dan jarak antar rumahnya berjauhan. Selain itu cottage, villa, bungalow, dan mansion juga termasuk dalam kelompok rumah tinggal tunggal. Rumah tinggal tunggal dibangun diatas tanah yang besarnya lebih besar dari bangunannya. Rumah tersebut dikelilingi oleh halaman atau yard .

B. Rumah Tinggal Koppel ( Semi Detached )

Rumah Tinggal kopel adalah Rumah Tinggal Tunggal yang di sekat sama besar antara Kiri dan Kanan, biasanya rumah tinggal kopel ini untuk disewakan pemiliknya untuk menghemat lahan bangunan.

C. Rumah Kota (Town House)

Adalah sama seperti rumah gandeng dengan penambahan tempat parkir di dalam bangunannya. Parkir di bagian dalam memerlukan halaman depan yang lebih lebar (untuk

(4)

TA 312 Teori Arsitektur 4 menampung pengemudi dan jalan masuk dan ruangan bagian dalam untuk kegunaan tertentu) dan kadang-kadang dibuat dengan suatu kedalaman kira-kira 150 feet. Rumah kota menawarkan kenyamanan yang tinggi untuk sebuah keluarga tunggal kecuali bila dibuat tanpa halaman samping.

D. Rumah Susun (Flat)

Rumah yang flesibel, yaitu mampu menyesuaikan berbagai konfigurasi. Kerugian utama rumah susun adalah BC yang mengurangi unit-unit yang dapat diorientasikan ke permukaan tanah. Rumah susun umumnya berisi ganda, artinya mempunyai ruang-ruang yang berada di luar pada unit-unit tersebut.

(5)

TA 312 Teori Arsitektur 5 Adalah suatu variasi pada rumah "ranch” berlantai satu tradisional. Dengan pintu masuk di bagian tengah, ruang tamu terletak pada sisi dan ruang-ruang tidur pada sisi lainnya. Untuk menyesuaikan pada bidang tanah yang sempit, bentuk tersebut "dibengkokkan” dan ruang-ruang pribadinya dikitari oleh pemagaran. Dengan menghilangkan halaman-halaman samping dan depan, rumah "ranch” tersebut kini menjadi rumah berpekarangan dalam (patio).

F. Maisonet (Maisonette)

Adalah sebuah tipe standar dari bangunan berkapasitas tinggi dan bertingkat rendah. Yang telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Dikatakan berkepadatan tinggi karena merupakan suatu penumpukan vertikal maksimum dari sebuah unit berlantai dua di atas unit bangunan lainnya, dengan dua tahapan tangga untuk lantai utama dari unit yang terletak lebih atas.

(6)

TA 312 Teori Arsitektur 6 G. Rumah teras bertingkat (Terrace House)

Rumah gandeng dan berpekarangan dalam dapat saja dibuat menjenjang ke atas maupun ke bawah sebuah perbukitan guna meningkatkan arah pandangan, dan memberikan orientasi yang lebih baik, juga memungkinkan taman-taman atau teras-teras di atas atap-atap dari unit-unit di bawahnya.

H. Rumah Gandeng (Row Houses)

Rumah gandeng berasal dari rumah berlantai dua tradisional yang terletak di atas sebidang petak yang sempit.. Fung-fungsi "tempat tinggal” dasarnya terletak pada lantai bawah: meliputi ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi kecil dan kemungkinan sebuah ruang belajar.

(7)

TA 312 Teori Arsitektur 7 1). Rumah : jenis, garis sempadan, syarat & kegunaannya

Sesuai hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, setelah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya ( sandang, pangan dan kesehatan ), maka kebutuhan akan rumah merupakan salah satu motivasi untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik dan tinggi. Dengan memiliki rumah, walaupun kecil, secara hakiki pemilik telah menguasai ruang yang dapat diatur sesuka hatinya, sesuai seleranya. Ruang tsb akan memberikan respon terhadapnya, artinya dapat tercipta suasana timbal balik dan saling menghidupkan. Dengan demikian, suasana home telah tercipta pada house tsb. Bukan lagi sekedar menghindari hujan dan panas, tetapi memberikan ketenangan, kesenangan, bahkan kenangan akan segala peristiwa dalam kehidupannya.

Karena rumah telah menjadi satu dengan hidupnya, maka tercipta mikro kosmos ( rumah dan suasananya ) terpadu dengan makro kosmos ( lingkungan kota, daerah, negara, dunia, alam ), secara harmonis yang saling mempengaruhi. Hubungan yang tidak serasi akan mengakibatkan ketidaktenangan dan ketidakstabilan hidup. Menyadari hal tersebut, disepakati untuk membangun rumah untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak. Untuk membangun rumah yang layak, sehat untuk dihuni, berikut ini dasar2 perencanaan rumah dari segi bentuk, jenis, serta aturan tata kota untuk membangun rumah tinggal :

Rumah bukan tempat tinggal : misalnya rumah yang bersifat darurat, non permanen, untuk menanggulangi keadaan darurat, akibat bencana alam

3). Rumah berdasarkan jenisnya

2). Rumah berdasarkan bentuk penggunaannya

 Rumah tunggal : punya satu pintu bebas dengan jalan masuk sendiri, misalnya rumah di kota, villa

 Rumah majemuk : punya beberapa pintu masuk

(8)

TA 312 Teori Arsitektur 8 Rumah tunggal. Berdiri sendiri dalam persil, terpisah dengan rumah di sebelahnya. Tingkat privasi & kenyamanannya yang tertinggi.

Rumah deret. Ingat rumahnya Huxtable di Cosby Show juga seperti ini. Rumah- rumah di Eropa & Amerika ini diikuti sebagian pemukiman elit di Indonesia.

Rumah tunggal ( detached houses ) : rumah berdiri sendiri pada persil, terpisah dengan rumah di sebelahnya.

Rumah kopel ( semi detached houses ) : rumah yang umumnya berada pada satu persil, satu bangunan terdiri dari 2 unit rumah dengan satu atap.

Rumah deret ( row houses ) : jenis hunian yang unitnya menempel satu sama lain, umumnya maksimal 6 unit berderet.

 Rumah tipe Maisonettee : terdiri 2 lantai, bisa berupa satu unit tersendiri, bisa berderet, dapat berada dalam massa yang besar, umumnya lantai satu untuk kegiatan umum ( ruang tamu, keluarga, makan, dapur ) dan lantai 2 khusus ruang tidur. Luas bangunan antara 40-70 m2 ( jumlah luas lantai atas dan bawah ).

 Luas persil antara 45 – 165 m2. Kecuali untuk persil di sudut, dapat ditambah pada sisi sejajar dengan jalan samping, sesuai ketentuan minimum lebar GSB ( Garis Sempadan Bangunan ).

 Apartemen : bangunan besar bertingkat banyak, terdiri unit2 hunian, setiap unit terdiri 1 – 3 lantai.

 Rumah inti : hanya terdiri ruang2 pokok ( tidak lengkap ) yaitu ; WC, kamar tidur, dapur dan satu ruang serbaguna, yang perkembangannya di kemudian hari dilakukan penghuni sendiri sesuai arahan dari pengelola. Luas minimum 12 m2, dimungkinkan pengembangannya menjadi rumah sederhana lengkap seluas minimum 36 m2. Rumah sub inti : hanya terdiri kamar mandi/ WC dan satu ruang serbaguna.

 Rumah tumbuh : rumah yang dibangun secara bertahap sesuai kemampuan penghuni, tetapi denah keseluruhannya telah dirancang.

Rumah berjenjang ( terrace house ) : memiliki taman, umumnya bertingkat, dibangun pada tapak yang berlereng/ miring.

Rumah spit level ( Spit level house ) : memiliki mezanin untuk ruang keluarga dan ruang tamu terpisah lantainya, tapi secara split.

(9)

TA 312 Teori Arsitektur 9  Court houses : rumah yang mengelilingi satu ruang terbuka di tengah, rumah yang

beratrium.

Sumber:

Asteriani, Febby (2005). “Analisis Peringkat Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Ruko Dari Sudut Pandang Pengguna dan Pengembang Ruko Di Kota Pekanbaru”. Tesis S-2 MPKD, UGM, Yogyakarta.

 Yunus, Sabari, (1994). Teori dan Model Struktur Keruangan Kota, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

http://perencanaankota.blogspot.com/2012/08/karakteristik-hunian-tempat-tinggal.html

Referensi

Dokumen terkait

Wahyuni Zahrah : Pengaruh rumah toko dalam memodifikasi suhu mikro kota Medan ..., 2006... Wahyuni Zahrah : Pengaruh rumah toko dalam memodifikasi suhu mikro kota Medan

Hubungan antara modifikasi rumah sederhana dengan tekanan lingkungan yang te~adi di Perumnas Mandala, adalah: (a) antara modifikasi rumah sederhana dengan tekanan lingkungan pada

Dari gambar 20 dapat disimpulkan bahwa dari ketiga waktu simulasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda, rumah tinggal yang memanfaatkan efek pendinginan evaporasi dan

Kota Tuban berkembang menjadi kota perdagangan seiring dengan timbulnya lingkungan rumah- rumah mewah yang dihuni oleh orang eropa dan pedagang cina kaya, yang secara tidak

Kawasan dan lingkungan perumahan dan permukiman hanya terdiri dari rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana saja sehingga tidak tercipta secara serasi kehidupan

Perubahan tata ruang terkait dengan konteks mikro (riwayat keluarga, struktur keluarga, hobi/selera/kebiasaan, pergaulan, kognisi) dan makro (kondisi ekonomi, sosial, dan

Dari Tabel 2 diketahui bahwa kepuasan tinggal penghuni rumah susun di Kota Surakarta yang memiliki kriteria puas yaitu fasilitas lingkungan (4.2), jarak ke pelayanan pemerintahan

ekonomi makro ekonomi mikro ekonomi moneter ekonomi publik ekonomi industri ekonomi internasional ekonomi regional ekonomi sumber daya alam ekonomi lingkungan ekonomi