A. GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STASIONER
1) Gelombang Berjalan
a. Formulasi Gelombang Berjalan
Persamaan simpangan getaran harmonik sederhana dengan sudut fase awal θ0 = 0˚, yaitu :
Atau
Fase Gelombang
Pada saat t = 0
- Jika gelombang datang dari kanan, t semakin besar dan x juga semakin besar, maka persamaan gelombang tersebut adalah :
- Sedangkan jika gelombang datang dari kiri t semakin besar dan x semakin kecil. Maka persamaan gelombang tersebut adalah
b. Sudut Fase dan beda fase
Yp = A Sin (
t – kx) = A sin 2 π ( T t -
x ) Sudut fase Beda fasec. Jadi dapat disimpulkan pada persamaan Gelombang Jalan
Persamaan gelombang datang dari kiri :
Persamaan gelombang datang dari kanan :
2) Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner adalah gelombang yang terjadi karena hasil perpaduan 2 gelombang yang sama yaitu amplitudo (A) sama, frekuensi (F) namun arah berbeda. Gelombang stasioner sering disebut juga sebagai gelombang berdiri atau gelombang diam.
Ujung tali yang tak digetarkan bisa dikaitkan kuat pada sebuah tiang sehingga tidak dapat bergerak ketika yang lainnya digetarkan. Ujung itu disebut ujung tetap. Tetapi bila saja ujung yang tak digetarkan itu diikatkan pada suatu gelang yang bergerak pada tiang tanpa gesekan. Ujung itu disebut ujung bebas.
a. Formulasi Gelombang Stasioner pada Ujung Tetap
Gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan oleh:
Y1 = A Sin (kx –
t)Sedangkan gelombang pantul yang merambat ke kiri dan dibalik (berlawanan fase) dapat dinyatakan oleh :
Y2 = -A Sin (-kx –
t) = A Sin (kx +
t)Hasil superposisi antara gelombang datang (Y1) dan gelombang pantul (Y2) menghasilakan gelombang stasioner. Pola gelombang stasioner adalah adanya simpul-simpul dan perut-perut pada titik tertentu. Maka dari itu, dapat diketahui hasil superposisi, yaitu : Y = A Sin
t Y = A Sin 2 π Q Y = A Sin 2 . xY = A Sin
2(x – Vt)
Y = A Sin
2(x + Vt)
p =
t – kx = 2 π ( T t -
x )Q
xY = A Sin (kx –
t) Y = A Sin (kx +
t) Q = T t -
xY = Y1 + Y
= A Sin (kx –
t) + A Sin (kx +
t) = A [ Sin (kx-
t) + Sin (kx +
t) ]Karena Sin A + Sin B = 2 Sin ½ (A+B) Cos 1/2 (A-B), maka :
Y = A x 2 Sin ½ (kx –
t + kx +
t) cos ½ [ kx –
t – (kx +
t) ]Y = simpangan partikel pada gelombang stasioner pada ujung tetap
As = Amplitudo gelombang stasioner X = Jarak partikel dari ujung tetap
K = Bilangan gelombang Letak titik perut gelombang
Letak perut dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil dari seperempat panjang gelombang. Persamaannya adalah :
Letak titik simpul gelombang
Letak simpul dari ujung tetep merupakan kelipatan genap dari seperempat panjang gelombang.
b. Formulasi Gelombang Stasioner pada Ujung Bebas
Gelombang datang yang merambat kekanan dapat dinyatakan oleh.
Y1 = A Sin ( kx –
t )Sedangkan gelombang pantul yang merambat ke kiri dan di balik (berlawanan fase) dapat dinyatakan oleh :
Y2 = - A Sin ( kx +
t )Hasil superposisi antara gelombang datang (Y1) dan gelombang pantul (Y2) menghasilkan gelombang stasioner dengan persamaan.
Y = Y1 + Y2
= A Sin ( Kx –
t ) – A Sin ( Kx –
t ) = A [ Sin (kx-
t) + Sin (kx +
t) ]Y = Simpangan partikel pada gelombang stasioner pada ujung bebas
A = Amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas
X = Jarak partikel dari ujung bebas
K = Bilangan gelombang Letak titik perut gelombang
Letak perut dari yang bebas merupakan kelipatan genap dari seperempat panjang gelombang.
Letak titik Simpul gelombang
Letak simpul dari ujung bebas merupakan kelipatan ganjil dari seperempat panjang gelombang.
B. GEJALA-GEJALA GELOMBANG
Ada beberapa gejala gelombang baik gelombang mekanik maupun elektromagnetik 1) Dispersi GelombangDispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat melalui suatu medium.
- Apakah suatu gelombang bunyi yang merambat melalui udara mengalami dispensi ? Jawab :
“Tidak, karena udara termasuk medium non-dispersi untuk gelombang bunyi.”
Y = 2 A Sin kx cos
t
Y = As cos
t
As = 2A Sin kx
X
n + 1= (2n + 1).
4 1
n = 0,1,2,3,....
X
n + 1= (2
n).
4 1
n = 0,1,2,3,....
Y = 2 A Sin kx cos
t
Y = As cos
t
As = 2A Sin kx
X
n + 1= ( 2n )
. 4 1
n = 0,1,2,3,….
X
n + 1= (2n + 1).
4 1
n = 0,1,2,3,….
t = 0
t = t
Ket : Dalam suatu medium dispersi, bentuk gelombang berubah begitu gelombang merambat 2) Pemantulan gelombang
Sudut pantul dari gelombang pantul sama dengan sudut datang dari gelombang datang.
Superposisi dari gelombang pantul dengan gelombang datang menghasilkan gelombang stasioner.
Pemantulan gelombang 2 dimensi, contohnya gelombang permukaan air. Pengertian muka gelombang dan sinar
gelombang
- Getaran pembangkit keping akan menghasilkan sekumpulan garis-garis lurus.
sinar gelombang
m uka gelombang lurus
”Muka gelombang lurus dihasilkan oleh getaran pembangkit keping”
”Muka gelombang llingkaran dihasilkan oleh getaran pembangkit bola”
Pemantulan gelombang permukaan air Dapat berupa gelombang lurus dan gelombang lingkaran.
3) Pembiasan gelombang
Frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang cahaya di udara lebih besar daripada gelombang cahaya di air sebanding dengan V. “Makin besar nilai V makin besar nilai .
a. Penurunan persamaan umum pembiasan gelombang.
n
V
V
r
i
Rumus
2 1sin
sin
Keterangan : i = sudut pandang r = sudut bias n = indeks bias b. Pengertian indeks biasIndeks bias adalah indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1.
- n2 relatif terhadap n1 1 2
n
n
n
- 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1sin
sin
sin
sin
,
n
n
n
n
r
i
4) Difraksi GelombangDifraksi gelombang adalah lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah (difraksi gelombang).
5) Interfensi Gelombang
Interfensi gelombang adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang - gelombang yang berpadu. Pada gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi gelombang pantul dan gelombang datang oleh ujung bebas, terdapat titik perut.
Sumber gelombang
Muka gelombang lingkaran Sinar gelombang
- Interfensi gelombang permukaan air
a. Interfensi konstruktif
Apabila kedua gelombang saling menguatkan.
b. Interfensi destruktif
Apabila kedua gelombang saling meniadakan.
6) Polarisasi Gelombang
Sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang transversal.
Pembiasan Pemantulan Difraksi Interfensi
Gelombang cahaya (3 dimensi) Gelombang bunyi
Gelombang permukaan air (2 dimensi) Gelombang tali (1 dimensi)
Gelombang transversal Polarisasi gelombang
Terjadi pada
Polarisasi gelombang. Pemantulan, pembiasan, difraksi dan interferensi dapat ter jadi pada gelombang tali ( satu dimensi ), gelombang permukaan air ( dua dimensi ), gelombang bunyi dan gelombang cahaya. Gelombang tali, gelombang permukaan air dan gelombang cahaya adalah gelombanf transversal sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Ada satu sifat yang hanya terjadi pada gelombang transversal yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi.
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Sebuah
gelombang
berjalan
diketahui
mempunyai persamaan simpangan
Y = 0,5 sin
( 40t + 12x ) m. Tentukan cepat
rambat gelombang tersebut !
Jawab :
Y = 0,5 sin
( 40t + 12x ) m
= 0,5 sin (40
t + 8 x ) m
t
= 40
, = 2 f
2
f = 40
f
=
2 40= 20 Hz
k
=
2x = 8
x
=
8 2= 0,25 m
V
= f .
= 20 Hz . 0,25 m
= 5
s
m
2. Suatu
gelombang
stasioner
mempunyai
persamaan simpangan
Y = ( 1,4 cos
6 5
x sin 24
t) m dalam satuan
SI, maka tentukanlah :
1. Amplitudo gelombangnya!
2. Frekuensinya!
3. Panjang gelombangnya!
4. Cepat rambat gelombang!
Jawab :
1. Amplitudo (A)
=
2
1 .2A
=
2
1 . 1,4
= 0,7 m
2. Frekuensi (f)
t
= 24
, = 2 f
2
f
= 24
f
=
2 24= 14 Hz
3. Panjang gelombang (
)
2=
6 5
=
5 12= 2,4 m
4. Cepat rambat gelombang (V)
V
= f .
= 14 Hz . 2,4 m
= 33,6
s
m
3. Sebuah
Slinki
menghasilkan
gelombang
longitudinal dengan jarak antara pusat rapatan
dan pusat renggangan yang berdekatan 20 cm.
Jika frekuensi gelombang 60 Hz, maka
Tentukanlah
cepat
rambat
gelombang
longitudinal tersebut!
Jawab :
2 1= 20 cm
= 40 cm = 0,04 m
f
= 60 Hz
v
= f
= (0,04)(60)
= 2,4
s
m
4. Sebuah gelombang lurus datang pada bidang
batas antara dua medium dengan sudut datang
30
0.Jika indeks bias medium 2 relatif terhadap
medium 1 adalah
2 12 , Tentukanlah sudut
biasnya (r)!
Jawab:
Sudut datang i = 30
0Indeks bias n =
2 12 ,
Sudut bias r....?
Dengan
menggunakan
persamaan
Snellius diperoleh
n
1sin θ
1= n
2sin θ
2sin θ
1=
1 2n
n
sin θ
2sin 30
0=
2
2
sin r
2 1=
2
2
sin r
Sin r =
2
1
atau r = 45
0UJI KOMPETENSI
1. Selang
waktu
yang
diperlukan
untuk
menempuh 2 puncak yang berurutan atau waktu
yang diperlukan untuk menempuh 2 dasar
berurutan disebut....
a. Amplitudo gelombang
b. Panjang gelombang
c. Periode gelombang
d. Frekuensi gelombang
e. Cepat rambat gelombang
2. Perbedaan dasar antara gelombang tansversal
dan longitudinal yang berjalan sepanjang suatu
slinki adalah pada....
a. Amplitudo gelombang
b. Arah getaran
c. Kecepatan gelombang
d. Frekuensi gelombang
e. Arah rambat gelombang
3. Sebuah
Slinki
menghasilkan
gelombang
longitudinal dengan jarak antara pusat rapatan
dan pusat renggangan yang berdekatan 10 cm.
Jika frekuensi gelombang 30 Hz, maka cepat
rambat
gelombang
longitudinal
tersebut
adalah....
a. 0,20
s
m
b. 0,30
s
m
c. 0,40
s
m
d. 0,60
s
m
e. 0,70
s
m
4. Suatu
gelombang
stasioner
mempunyai
persamaan simpangan Y = (0,4 cos
10 16
x .sin
20
t) m. Maka jarak simpul ke 3 dan perut ke
4 adalah....
a. 3.075 m
b. 3,125 m
c. 3,175 m
d. 3,225 m
e. 3,275 m
5. Suatu
gelombang
stasioner
mempunyai
persamaan simpanagan
y = (0,4 cos
10 16
x . sin 20
t) m, maka cepat
rambat gelombang (v) tersebut serta jarak
simpul ke 2
dan simpul ke 5 secara berturut
turut adalah....
a. 12,40
s
m dan 18,35 m
b. 12,40
s
m dan 18,45 m
c. 12,50
s
m dan 18,65 m
d. 12,50
s
m dan 18,75 m
e. 12,50
s
m dan 18,85 m
6. Sebuah gelombang berjalan dari titik A ke titik
B dengan kelajuan 3
s
m . Periode gelombang
tersebut adalah 0,4 s. Jika selisih fasa anatara A
dan B adalah
5 6
maka jarak AB adalah....
a. 0,6 m
b. 0,8 m
c. 1,0 m
d. 1,2 m
e. 1,4 m
7. Di bawah ini yang merupakan gelombang tiga
dimensi
yang
memungkinkan
terjadinya
pemantulan, pembiasan, difraksi dan intervensi
adalah....
a. Gelombang bunyi
b. Gelombang tali
c. Gelombang permukaan air
d. Gelombang cahaya
e. Gelombang stasioner
8. Seberkas sinar datang pada lapisan minyak ( n
= 1,45 ) yang terapung di atas air ( n = 4/3 )
dengan susdut 30
0. Maka sudut sinar tersebut
di dalam air adalah....
a. 0,15
0b. 0,25
0c. 0,35
0d. 0,45
0e. 0,55
09. Suatu berkas sinar datang dari n
1menuju ke
n
2membentuk sudut sebesar 53
0. Maka besar
sudut polarisasi pada bidang batas yang sama
adalah....
a. 37
0b. 47
0c. 57
0d. 67
0e. 77
010. Sudut batas dari cahaya yang masuk melalui
kaca ( n =
2 3) menuju ke air ( n =
3 4)
adalah....(lihat gambar)
air
i
ckaca
a. 60,7
0b. 61,5
0c. 62,7
0d. 63,5
0e. 64,7
0A. CIRI-CIRI GELOMBANG BUNYI
1. Sifat-sifat dasar bunyiAda dua jenis gelombang yaitu gelombang tranversal dan gelombang longitudinal. Gelombang bunyi seperti halnya slinki yang digetarkan maju mundur merupakan gelombang longitudinal. Daerah yang tekanan udaranya bertambah disebut rapatan. Gerakan diafragma radial ke dalam menghasilkan suatu daerak yang dikenal sebagai renggangan. 2. Mengukur cepat rambatnya bunyi di udara
hasil bagi antara jarak yang ditempuh (s) dengan selang waktu (t) didefinisikan sebagai cepat rambat (v) jadi,
a. Mengukur cepat rambat bunyi
Jarak antara simpul dan perut yang berdekatan adalah 1/4 λ (λ adalah panjang gelombang bunyi), sehingga I1 = 1/4 λ . Karena ukuran diameter tabung kecil dibandingkan terhadap panjang gelombang. Maka perut gelombang simpangan tidak tepat terjadi pada ujung terbuka tetapi didekatnya, pada jarak c = ± 0,6 R diluar tabung dengan memasukkan koreksi c, maka
I
1+ c =
λ/
4...pers.1
Dengan menaikkan lagi tabung, kita mendapatkan resonansi ke 2 (bunyi dengungan kedua). Pada resonansi ke 2 ini
I
2+ c =
3λ/
4 ...pers 2Dengan mengurangi (pers 2) dan (pers 1) kita peroleh
I
2+ c =
3λ/
4I
1+ c =
λ/
4_
I
2- I
1=
λ/
2Karena frekuensi garpu tala yang digunakan sudah diketahui, maka cepat rambat bunyi v dapat ditentukan dari persamaan dasar gelombang
b. Cepat rambat bunyi dalam zat padat Misalkan suatu gaya luar F diberikan pada ujung sebuah batang dengan luas penampang A sehingga ujung batang bergerak dengan kelajuan u dan menyebabkan suatu pulsa rapatan gelombang bunyi merambat sepanjang batang dengan kelajuan v. dalam selang waktu t pulsa menempuh jarak vt dan panjang batang logam termampatkan sebesar ut. Dengan demikian, Tegangan = luas gaya = A F Renggangan =
ata
PanjangRap
Pemampata
= vt ut = v uJika bahan logam memiliki Modulus young E, maka : E =
tan
Rapa
Tegangan
= v u A F / / = Au Fv Karena itu, F = v EAu dan Ft = ( v EAu )t ...pers. 1 Tetapi, gaya x selang waktu sama dengan perubahan momentum dari massa batang sepanjang vt yang berubah kecepatannya dari 0 menjadi u.Ft = m (v2 – v1) = m (u – 0) = mu
Massa batang (m) sepanjang vt adalah m = massa jenis . volum
=
(Avt) =
AvtDengan demikian,
Ft =
Avtu ...pers. 2 Dengan menggunakan ruas kanan ( pers. 1) dan ( pers. 2) kita peroleh :( v EAu )t =
Avtu Aut ( v E ) = Aut (
v )V =
t sV= λf
Sehingga, v2 =
E
E = modulus young bahan logam (N/m2atau Pa)
= massa jenis bahan logam (Kg/m3) c. Cepat rambat bunyi dalam gasDalam kasus gas terjadi perubahan volum dan yang berkaitan dengan modulus elastis bahan adalah modulus bulk (diberi notasi k). dapat ditunjukkan bahwa dalam kondisi diman a suatu gelombang bunyi merambat dalam gas, k =
p dimana p adalah tekanan gas dan
adalah tetapan Laplace, yaitu nilai perbandingan kapasitas kalor pada tekanan tetap dan volum tetap,
= Cp / Cv dengan demikian, cepat rambat bunyi dalam gas adalah ;Cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh suhu udara. Persamaan dasar cepat rambat bunyi dalam gas
= tetapan Laplace,R = tetapan umum gas = 8300 J kmol-1K-1 , T = suhu mutlak (K),
M = massa molekul gas (kg kmol-1).
Cepat rambat bunyi dalam gas tidak bergantung pada tekanan artinya jika hanya tekanan gas yang diubah, cepat rambat bunyi akan tetap. R adalah sama untuk semua jenis gas, sedangkan
dan M adalah tetap untuk suatu jenis gas tertentu. Dengan demikian,”Cepat rambat bunyi dalam suatu gas adalah sebanding dengan akar kuadrat suhu mutlaknya”.
3. Mendengar dan melihat gelombang bunyi a. Telinga sebagai penerima bunyi
Bunyi adalah hasil getaran suatu benda. Getaran sumber bunyi menggetarkan udara di sekitarnya dan merambat ke segala arah sebagai gelombang longitudinal. Gelombang bunyi dikumpulkan oleh telinga luar dan selanjutnya menggetarkan gendang telinga.
Di dalam telinga tengah, getaran-getaran ini dilewatkan melalui tingkap oval (selaput telinga yang luas penampangnya lebih kecil) melalui 3 buah tulang yang diberi nama martil, landasan, dan sanggurdi. Tekanan bunyi dari tingkap oval diteruskan melalui cairan cochlea. Getaran-getaran cairan dalam cochlea mempengaruhi beribu-ribu saraf yang mengirim isyarat ke otak kita. Otak kitalah yang mengolah isyarat tersebut dam membedakan berbagai macam bunyi.
Jadi, telinga terdiri dari tiga bagian yang terpisah yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Letupan adalah tekanan melewati gendang telinga ketika tekanan dalam diatur menjadi sama terhadap tekanan diluar.
b. Klasifikasi gelombang bunyi
Telinga normal umumya hanya dapat mendengar bunyi yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20000Hz. Bunyi yang frekuensinya terletak dalam daerah tersebut dinamakan audiosonik. Bunyi yang memiliki frekuensinya lebih rendah dari 20 Hz dinamakan infrasonic, sedangkan bunyi yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari 20000 Hz dinamakan ultrasonik. Infrasonic dan ultrasonic tidak dapat didengar oleh manusia.
c. Melihat bunyi
Peralatan yang digunakan untuk melihat gelombang bunyi adalah osiloskop yang dilengkapi dengan sebuah mikrofon. Gabungan
V =
EV =
EV =
KV =
M
RT
v
T
nada dasar dan nada-nada atas menghasilkan bentuk gelombang tertentu untuk setiap sumber nada. Bentuk gelombang inilah yang menunjukkan warna dan kualitas bunyi atau timbre dari sumber nada. Bentuk gelombang berbeda disebabkan oleh perbedaan nada-nada dasar yang menyertai nada-nada dasar. d. Tinggi nada dan kuat bunyi
tinggi atau rendahnya nada ditentukan oleh frekunsinya. Makin tinggi frekuensi, makin tinggi nadanya dan makin rendah frekuensinya, makin rendah nadanya. Kuat atau lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo gelombang. Makin besar amplitudo, makin kuat bunyinya dan makin kecil amplitudo, makin lemah bunyinya
.
B. GEJALA - GEJALA GELOMBANG
BUNYI
1. Pemantulan Gelomang Bunyi
Hukum pemantulan : sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas. Ruang besar yang tidak menimbulkan efek gaung disebut ruang yang memiliki akustik baik.
2. Pembiasan Gelombang Bunyi
3. Difraksi Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter sampai dengan beberapa meter (bandingkan dengan gelombang cahaya yang panjang gelombangnya berkisar 500 nm (5 x 10-5 cm). Seperti telah diketahui bahwa gelombang yang panjang gelombangnya lebih panjang akan lebih mudah didifraksi.
4. Interferensi Gelombang Bunyi
Interferensi bunyi memerlukan dua sumber bunyi koheren yaitu :
Bunyi kuat, yang terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi di titik P
menghasilkan interferensi konstruktif (jika kedua gelombang bunyi yang bertemu di titik P adalah sefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi.
Bunyi kuat :
....
,
3
,
2
,
1
,
0
;
2 1
S
S
P
S
P
n
n
n = 0, n = 1, n = 2 berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, kedua dan ketiga
Bunyi lemah, terjadi ketika superfisi kedua gelombang bunyi dititik L menghasilkan interferensi destruktif (jika kedua gelombang yang bertemu di titik L adalah berlawanan fase / memiliki beda lintasan) Bunyi lemah :
n = 0, n = 1, n = 2 berturut-turut untuk bunyi lemah pertama, kedua dan ketiga
5. Efek Doppler
Efek Doppler diawali ketika ada suatu gerak relative antara sumber gelombang dan pengamat. Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling mendekati, pengamat mendengar frekuensi bunyi lebih tinggi daripada frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber tanpa adanya gerak relative. Begitu juga sebaliknya.
fp = frekuensi yang didengar (pengamat) V = cepat rambat bunyi di udara
Vp = kecepatan pendengar pengamat Vs = kecepatan sumber bunyi terhadap
tanah
fs = frekuensi yang dipancarkan sumber bunyi
V selalu bertanda positif,sedangkan Vs dan Vp bertanda positif jika searah dengan arah dari sumber (S) ke pendengar (P) dan bertanda negative jika berlawanan arah .
1
/
2
;
0
,
1
,
2
,
3
,
....
2 1
S
S
L
S
L
n
n
fp =
fs
v
v
v
v
s p
Vs (diam) = 0 Vp (diam) = 0
Rumus efek Doppler dengan memasukkan pengaruh angin :
v
v
v
fs
v
v
v
fp
s w p w
VW = kecepatan angin Vw sama seperti Vp dan Vs, yaitu positif jika searah dengan arah dari sumber ke pendengar.
6. Pelayangan Gelombang
Variasi kuat lemahnya bunyi secara periodic disebut layangan dan dihasilkan oleh superposisi dari dua gelombang bunyi dengan frekuensi sedikit berbeda. Persamaan simpangan gelombang :
t w w A t w A A sebesar A amplitudo dengan harmonik bergetar juga titik suatu di gelombang erposisi Hasil w w w dengan t w t w A Y t w wt A Y maka sama hampir Y dan Y gelombang kedua frekuensi Jika t W t W A t W A t W A Y Y Y adalah ini gelombang kedua erposisi Hasil t W A Y dan t W A Y p p 2 cos 2 2 cos 2 : sup sin 2 cos 2 ) 2 ( 2 1 sin 2 1 cos 2 : , sin sin sin sin : sup sin sin 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 Amplitudo merupakan fungsi waktu sehingga mempunyai nilai maksimum dan minimum yang berulang secara periodic dengan frekuensi sudut sebesar :
2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
2
2
1
1
,
1
2
;
2
2
2
2
;
2
f
f
f
f
f
T
maka
periode
ialah
T
dengan
f
T
karena
f
f
f
f
f
f
w
w
w
Pelayangan bunyi terjadi karena amplitudo hasil seperposisi mempunyai nilai maksimum yang berulang secara periodic
maka terjadi bunyi keras dan lemah secara periodic pula.
Satu layangan didefinisikan sebagai gejala dua bunyi keras / dua bunyi lemah yang terjadi secara berurutan.
1 layangan = keras – lemah – keras atau Lemah – keras – lemah Periode layangan yang terjadi (TL) adalah
½ T sehingga : 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 f f TL atau f f T TL
Frekuensi layangan ialah banyak layangan yang terjadi dalam satu sekon :
2 1 2 1
:
1
1
1
f
f
fL
layangan
Frekuensi
f
f
TL
fL
Aplikasi Layangan Pemain piano menyetel nada-nada pasangan dengan bantuan software computer dengan prinsip layangan.
Pemain gitar memetik sebuah gitar
C. GELOMBANG STASIONER PADA ALAT PENGHASIL BUNYI
1. Gelombang stasioner transversal pada senar
Melde mengukur cepat rambat gelombang dengan menggunakan Sonometer.
Frekuensi nada dasar dawai f1 ditentukan dengan persamaan
Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai adalah sebanding dengan akar kuadrat gaya tegangan dawai dan berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa per panjang dawai.
Secara matematis cepat rambat gelombang transversal dapat dinyatakan :
Volum merupakan hasil kali panjang dawai dengan luas penampang, jadi
Jadi, Hukum Marsene berbunyi
Frekuensi senar dengan kedua ujung terikat adalah :
berbanding terbalik dengan panjang senar,
berbanding lurus dengan akar kuadrat dari gaya teganga senar, berbanding terbalik dengan
akar kuadrat dari massa jenis bahan senar,
berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari luas penampang senar.
2. Gelombang transversal pada pipa organa a. Pipa Organa Terbuka
L =
1atau
1= 2L
Dan frekuensi nada dasarnya :
f
1=
1
V
=
L V 2b. Pipa Organa Tertutup
L =
1/4 atau
1= 4L
Dan frekuensi nada dasarnya :f
1=
1
V
=
L V 4frekuensi alamiah pipa organa tertutup adalah
fn = nf1 =
L nV 4 n = 1, 3, 5, …
D. TARAF
INTENSITAS
DAN
APLIKASI BUNYI
Gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Ketika melewati medium, energi dipindahkan dari satu partikel dengan yang lain dalam medium . 2 2 2 2 2 2 2 1 y f m y w m E
“Energi yang dipindahkan oleh suatu gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudonya (E y2) dan sebanding dengan kuadrat frekuensinya (E f2) 2 2
f
E
dan
y
E
1. Intensitas GelombangAdalah energi yang dipindahkan oleh gelomabang. Lambang I, dengan rumus
Keterangan : P = daya (watt)
I = Intensitas gelombang (watt / m2) A = luas bidang (m2)
Gelombang tiga dimensi
Memancar dari sumber gelombang ke segala arah, contohnya : gelombang bunyi yang memancar, di udara, gelombang gempa bumi, gelombang cahaya. Jika medium yang dilalui isotropic (sama ke segala arah) maka gelombang yang dipancarkan berbentuk
A
P
I
bola.Muka gelomabang bola semakin luas (r) karena luas permukaaan bola dalam radius r = 4 r2 . A bertambah Y berkurang 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 4 4 Y r Y r Y r Y r Y A Y A
2 1 1 2r
r
Y
Y
“Makin jauh dari sumber, amplitudo (y) mengecil secara sebanding terbalik dengan jaraknya dari sumber (1/r)”. Intensitas makin kecil dengan bertambahnya jarak dari sumber
2 2 2 2 2 1 1 1
4
4
r
P
A
P
I
r
P
A
P
I
2 2 2 1 1 2 r r I I 2. Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas ambang pendengaran
Yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih dapat didengar oleh telinga manusia (10-12 w/m2)
Intensitas ambang perasaan
Yaitu intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar oleh telinga manusia (1 w/m2)
Hubungan logaritmik
Telinga manusia mendengar bunyi dua kali kuat juka intensitas bunyi 100 kalinya. Kuat bunyi berbanding lurus dengan intensitas bunyi.
Rumus
Keterangan :
I = Intensitas bunyi (w/m2)
I0 = Intensitas standar (10-12 w/m2) TI = taraf intensitas bunyi (dB)
3. Aplikasi Gelombang Bunyi a. Bidang industri
Teknik SONAR (Sound Navigation and Ranging) pantulan bunyi untuk navigasi.
1) Mengukur kedalaman laut Pantulan pulsa ultrasonic
Instrument pemancar = fathometer
2) Mendeteksi retak-retak pada struktur logam Pindai ultrasonic / Pemindai untrasonik 3) Kamera dan perlengkapan mobil
Kamera untuk mengatur fokusnya secara otomatis sedang perlengkapan mobil, untuk menghitung jarak dari sebuah mobil ke obyek di sekitarnya.
b. Bidang Kedokteran Pulsa-pulsa ultrasonic
Digunakan untuk melihat bagian dalam manusia seperti : USG, periksa hati. Mengapa ultrasonic berguna dalam diagnosis kedokteran ?
1. Lebih aman untuk melihat janin di dalam perut ibu.
2. Dapat digunakan terus-menerus untuk melihat pergerakan janin / lever tanpa melukai pasien.
3. dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit.
4. Dapat mendeteksi perbedaan antar jaringan lunak dalam tubuh. Untuk menemukan tumor / gumpalan dalam tubuh.
Efek Doppler untuk mengatur kelajuan aliran darah. memonitori aliran darah melalui pembuluh nadi utama
Cara kerja :
1. Gelombang ultrasonic frekuensi (5-10) MHz diarahkan ke pembuluh nadi. 2. Suatu penerima R akan mendeteksi
sinyal hambatan pantul
3. Kegunaan : mendeteksi trombosit
4. Keunggulan :Lebih murah Sedikit ketidaknyamanan 0 log 10 I I TI
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Sebuah pipa organa panjangnya 40 cm. Apabila
cepat rambat di udara 320 m/s. Maka
tentukanlah frekuensi nada dasar , nada dasar
pertama dan nada dasar kedua untuk pipa
organa tertutup!
Jawab :
Diket
: L = 40 cm = 0,4 m
v = 320 m/s
Pipa organa tertutup
Nada dasar :
= 4 L = 4 . 0,4 = 1,6 m
f0 =
v=
6
,
1
320
= 200 Hz
Nada atas I:
=
3 4L =
3 4. 0,4 = 0,53 m
f1 =
v=
53
,
0
320
= 604 Hz
Nada atas II :
=
5 4L =
5 4.0,4 = 0,32 m
f2 =
v=
32
,
0
320
= 1000 Hz
2. Seutas tali memiliki massa 1,04 gram. Tali
tersebut digetarkan sebuah membentuk sebuah
persamaan gelombang transversal yaitu
Y = 0,03 sin ( x + 30t ). Jika x dan y dalam
meter dan t dalam detik. Tentukan tegangan tali
tersebut!
Jawab :
Y = 0,03 sin ( x + 30t )
Untuk mencari tegangan tali digunakan
persamaan
v =
FF =
2v
v =
k
=
1 30= 30 m/s
=
l m=
8
10
04
,
1
x
3= 0,13 x 10
3kg/m
3 F
= 0,13 x 10
3. (30)
2= 0,177 = 0, 12 N
3. Dua buah gelombang, masing – masing dengan
frekuensi 300 Hz dan a Hz dibunyikan pada
saat yang bersamaan. Jika terjadi 10 layangan
dalam 2 sekon , tentukanlah nilai a !
Jawab :
f
1= 300 Hz, f
2= a
terjadi layangan dua sekon
frekuensi layangan (
f
L) =
2 10
= 5Hz
f
Lmenyatakan selisih dari f
1dan f
2. Kita tidak
bisa menentukan apakah f
2> f
1ataukah f
2< f
1sehingga untuk kasus ini a memiliki 2 nilai
yaitu
Untuk a > 300 :
f
L= a - f
15
= a - 300
a
= 305
Untuk a > 300 :
f
L= f
1- a
5
= 300 - a
a
= 295
4. Sebuah batu dijatuhkan dari ketinggian 45 m
dalam waktu 3,12 sekon dalam waktu jika
diketahui g = 10 m/s
2, Tentukanlah cepat
rambat bunyi udara di tempat tersebut!
Jawab :
X = v
0t +
2 1
at
2= h: v
0= 0 dan a = ( gerak jatuh bebas)
: t = t
1h = 0 =
12 2 1 gt
t12=
10
)
45
(
2
2
g
h
=
100 900t
1=
3,0s 10 30 t
= t1 – t2
t
2= t – t1
= 3,12 – 3,0
= 0,12 s
V =
s
m
t
h
375
12
,
0
45
2
5. Sebuah jet menimbulkan bunyi 140 dB pada
jarak 100 . Berapakah taraf intensitasnya pada
jarak 10 km?
Jawab :
r
1= 100 m = 10
2m dimana TI
1= 140 dB
r
2= 10 km = 10
4m dimana TI
2= ?
TI
2= TI
1+ 10 log
2 2 1)
(
r
r
= 140 + 10 log (
4 210
10
)
2= 140 + 10 log 10
4= 140 + 10 ( -4 )
= 100 Db
UJI KOMPETENSI
1. Di bawah ini pernyataan yang paling tepat
mengenai cepat rambat bunyi di dalam gas
adalah....
a. Sebanding dengan akar kuadrat hasil kali
massa mulekul gas dengan dengan tetapan
umum gas.
b. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat
tetapan umum gas.
c. Sebanding dengan akar kuadrat tetapan
umum gas.
d. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat
suhu mutlaknya.
e. Sebanding dengan akar kuadrat suhu
mutlaknya.
2. Dawai sepanjang 1 m diberi tegangan 100 N.
Pada saat digetarkan dengan frekuensi 500 Hz,
di sepanjang dawai terbentuk 10 perut, maka
massa dawai tersebut adalah....
a. 10
5kg
b. 10
4kg
c. 10
3kg
d. 10
2kg
e. 10
1kg
3. Sebuah pipa organa memiliki panjang 50 cm.
Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 350
m/s, maka frekuensi pada dasar untuk pipa
organa yang terbuka kedua ujungnya dan
tertutup salah satu ujungnya secara berturut –
turut adalah....
a. 350 Hz dan 175 Hz
b. 375 Hz dan 150 Hz
c. 400 Hz dan 125 Hz
d. 425 Hz dan 100 Hz
e. 450 Hz dan 75 Hz
4. Sebuah garpu tala dengan frekuensi 550 Hz
digetarkan di dekat suatu tabung gelas berisi air
yang tinggi permukaannya dapat diatur. Jika
kecepatan merambat bunyi di udara 330 m/s,
maka jarak permukaan air dari ujung tabung
agar terjadi resonansi adalah jika....
a. L = 0,10 m ; 0,20 m ; 0,35 m ;....
b. L = 0,20 m ; 0,30 m ; 0,40 m ;....
c. L = 0,35 m ; 0,40 m ; 0,60 m ;....
d. L = 0,25 m ; 0,55 m ; 0,85 m ;....
e. L = 0,15 m ; 0,45 m ; 0,75 m ;....
5. Sebuah kelapa jatuh dari ketinggian 10 m dalam
waktu 2,5 sekon, maka cepat rambat bunyi
udara di tempat tersebut adalah.... (ambil g = 10
m/s
2)
a. 5 m/s
b. 10 m/s
c. 15 m/s
d. 20 m/s
e. 25 m/s
6. Dua buah gelombang, masing – masing dengan
frekuensi 150 Hz dan a Hz dibunyikan pada
saat yang bersamaan. Jika terjadi 5 layangan
dalam 1 sekon maka nilai a adalah ….(untuk a
> 150)
a. 155 Hz
b. 160 Hz
c. 165 Hz
d. 170 Hz
e. 175 Hz
7. Dalam perangkat percobaan Melde seperti pada
gambar 2.23, dawai yang ditegangkan di antara
kedua jembatan memiliki panjang 1 meter dan
masa 25 gram. Jika masa beban yang digantung
adalah M = 250 gram, tentukan cepat rambat
gelombang transversal yang merambat dalam
dawai tersebut adalah... (ambil g = 10
m/s
2).
a. 10 m/s
b. 12 m/s
c. 13 m/s
d. 15 m/s
e. 17 m/s
8. Seutas senar dengan panjang 2 m, jika massa
senar per satuan panjang adalah 2,5 x 10
-3kg/m
dan senar ditegangkan oleh gaya 100 N.
Harmonik pertamanya adalah...
a. 30 Hz
b. 40 Hz
c. 50 Hz
d. 60 Hz
e. 70 Hz
9. Sebuah sumber bunyi bergetar dengan daya
20. Maka taraf intensitas bunyi pada jarak 10
cm dari sumber bunyi tersebut adalah ... (log 2
= 0,3010)
a. 140,9 dB
b. 141,9 dB
c. 140,8 dB
d. 141,8 dB
e. 140,7 dB
10. Suatu gelombang gempa terasa di desa A
dengan intensitas 8.10
5w/m
2. Sumber gempa
berasal dari suatu tempat (P) yang berjarak 500
km dari desa A. jika jarak desa A dan desa B
sejauh 300 km dan ketiga tempat itu
membentuk sudut segitiga siku-siku dengan
sudut siku-siku di desa A maka intensitas
gelombang gempa yang terasa di desa B adalah
.... w/m
2. ( lihat gambar )
B
AB = 300 km
A
AP = 500 km
a. 5,98. 10
5b. 6,98. 10
5c. 5,88. 10
5d. 6,88. 10
5e. 5,78. 10
5P
A. CIRI – CIRI GELOMBANG CAHAYA Cepat rambat gelombang elektromagnetik (c)
nm
C
vakum
tas
Permeabili
Am
wb
vakum
tas
Permeabili
s
m
C
/
10
.
85
,
8
(
/
10
.
4
(
/
10
.
3
1
2 12 0 7 0 8 0 0
Hubungan medan listrik dengan medan magnetic
cB E
1. Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya yaitu terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian arah getarnya terserah dinamakan cahaya terpolarisasi. Kemudian, cahaya hanya mempunyai satu arah getar saja dinamakan cahaya terpolarisasi linear. Sedangkan, cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tidak terpolarisasi. Caranya dengan menghilangkan semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja.
a. Polarisasi dengan penyerapan selektif
Kuat medan listrik yang diteruskan analisator :
cos
2E
E
Intensitas cahaya : 0 11 I
2
I
I0 = pada Polaroid pertama (polarisator) I2 = cahaya terpolarisasi yang melewati
Polarisator Hukum Malus
Analisator mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi ;
2 0 2 1 2 cos 2 1 cos I I I = sudut sumbu transmisi analisator dengan sumbu transmisi polarisasi.
“Intensitas cahaya yang diteruskan oleh system Polaroid mencapai maksimum jika kedua sumbu polarisasi adalah sejajar ( = 0o atau 180o) dan mencapai minimum jika = 90o / tegak lurus”.
b. Polarisasi dengan pemantulan
Jika seberkas cahaya menuju ke bidang batas antara 2 medium, maka sebagian cahaya akan dipantulkan. Ada 3 kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang dipantulkan yaitu :
cahaya pantul tak terpolarisasi jika sudut datang (0o) searah garis normal bidang batas dan 90o searah bidang batas.
Cahaya pantul terpolarisasi sebagian jika susut datang diantara 0o dan 90o.
Cahaya pantul terpolarisasi sempurna jika sudut datang cahaya dengan nilai tertentu (disebut sudut polarisasi / sudut Brewster).
qB
q2
900
Sinar pantul (terpolarisasi sempurna) Sinar datang
Sinar bias (terpolarisasi sebagian)
Brewster
Hukum
n
n
tg
n
n
Sin
Sin
Sin
B B B B
1 2 1 2 2cos
Bila cahaya datang dari cahaya (n – 1) menuju ke bahan indeks bias n (n2 = n) maka
Tan B = n Aplikasi Polaroid
Sinar matahari tak terpolarisasi, yang jatuh pada permukaan horizontal, seperti permukaan danau, permukaan logam, kaca mobil. Dapat menjadi terpolarisasi dalam arah hosizontal dengan itensitas cahaya yang cukup besar. Sinar pantul terpolarisasi dalam arah horizontal dengan intensitas cahaya yang cukup besar dapar menyilaukan mata. Cara untuk mengatasinya yaitu menggunakan kacamata Polaroid.
c. Polarisasi dengan pembiasan ganda
Jika cahaya melalui kaca, cahaya akan lewat dengan kelajuan sama ke segala arah, karena kaca memiliki 1 nilai indeks bias. Bahan-bahan kristal tertentu : karsit, kuarsa, kelajuan tidak sama ke segala arah karena cahaya memiliki dua nilai indeks bias. Cahaya yang melewatinya mengalami pembiasan ganda.
Sinar tak terpolarisasi menjadi 2 :
sinar biasa (ordinary ray) dan sinar istimewa (extraordinary ray). Keduanya adalah terpolarisasi bidang dan arah geraknya selalu tegak lurus. Sinar biasa mematuhi hukum snelius sedangkan sinar extraordinary tidak karena merambat dengan kelajuan berbeda dalam arah berbeda dalam kristal.
d. Polarisasi dengan hamburan
Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel (gas) disebut Hamburan. Hamburan dapat menyebabkan cahaya matahari tidak terpolarisasi menjadi terpolarisasi sebagian. Matahari tak terpolarisasi dihamburkan oleh sebuah molekul sinar matahari tak terpolarisasi menyebabkanmolekul penghambur bergetar pada suatu bidang tegak lurus terhadap arah rambat cahaya. Electron-elektron pada molekul ini pada gilirannya meradiasikan kembali gelombang elektromagnetik dalam berbagai arah.
2. Efek Doppler pada gelombang elektromagnetik
Efek Doppler pada gelombang elektromagnetik tidak bergantung kecepatan medium, karena gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium perambatan. Jadi yang penting pada gelombang elektromagnetik hanyalah kecepatan relative (Vrel) antara sumber dan pengamatnya.
Ketika gelombang elektromagnetik, sumber gelombang dan pengamat ketiganya bergerak sepanjang garis lurus yang sama melalui
vakum / udara maka untu Vrel << c, secara pendekatan Persamaan efek Dopplernya adalah :
c
v
fs
fp
Rel1
Catatan :Tanda + digunakan apabila sumber gelombang dan pengamat saling mendekat sedangkan Tanda – digunakan apabila sumber gelombang dan pengamat saling menjauh.
B. DIFRAKSI CAHAYA
Tentu saja gejala difraksi dapat diamati jika lebar celah seukuran dengan panjang gelombang dari gelombang yang melalui celah. Karena panjang gelombang cahaya (berkisar 5.10-5cm) jauh lebih kecil dari pada panjang gelombang bunyi. (dalam orde beberapa cm), maka difraksi cahaya sukar diamati dalam kehidupan sehari-hari.
1. Difraksi Celah Tunggal
a) Analisis Kuantitatif Difraksi Celah Tunggal Pita lainnya makin sempit ketika makin jauh dari terang pusat, tetapi lebar pita gelap hamper tetap. Karena itulah, pada kasus difraksi celah tunggal hanya diberikan persamaan untuk menentukan letak pita gelap dari titik tengah terang pusat. Kita juga dapat menentukan lebar pita terang pusat sebagai 2y dimana y adalah jarak pita gelap ke-1dari terang pusat.
Pola difraksi fraunhofer yang dihasilkan oleh sebuah celah tunggal. Menurut prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang. Dengan demikian, cahaya dari satu bagian celah dapat berinteraksi dengan cahaya dari bagian lainnya, dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah Q.
Interferensi minimum (pita gelap) terjadi jika kedua gelombang berbeda fase 1800 atau beda lintasannya sama dengan setengah panjang gelombang
Jika kita bagi celah menjadi empat bagian dan memakai cara yang sama, kita peroleh bahwa pita juga gelap ketika
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pita gelap ke-n terjadi jika
Atau
; dengan n = 1, 2, 3, …. Dengan adalah sudut simpangan (deviasi). Perhatikan n = 1 menyatakan garis gelap ke-1, n=2 menyatakan garis gelap ke-2 dan seterusnya.
b) Pembesaran system alat optik dibatasi oleh difraksi
Untuk system alat optik, bukaan cahaya umumnya berbentuk bulat, pola difraksi yang dibentuk oleh bukaan penting anda pelajari karena ini akan membatasi daya urai alat-alat optik.
Pola difraksi yang dibentuk oleh suatu bukaan bulat terdiri dari suatu bintik terang pusat berbentuk lingkaran yang dikelilingi oleh sederetan cincin terang dan gelap. Kita dapat menjelaskan pola tersebut dengan sudut , yang menampilkan ukuran sudut dari setiap cincin. Jika diamet bukaan alat optik adalah D dan panjang gelombang , maka ukuran sudut , dari cincin gelap pertama diberikan oleh :
Pusat bintik terang disebut cakram airy, untuk menghargai Sir George, yang pertama kali menurunkan pernyataan untuk intensitas cahaya dalam pola difraksi ini. Ukuran sudut dari cakram Airy adalah ukuran sudut dari cincin gelap pertama yang dinyatakan oleh persamaan. Cakram Airy menimbulkan
implikasi pada pembentukan bayangan oleh lensa dan cermin.
Dalam studi kita tentang alat-alat optik kita menganggap bahwa suatu lensa dengan jarak focus f memfokuskan suatu berkas sinar sejajar pada suatu titik yang berjarak f dari lensa. Kita sekarang melihat bahwa yang kita peroleh bukanlah suatu titik tetapi suatu pola difraksi. Jika kita memilih dua benda titik, bayangan keduanya bukanlah dua titik tetapi suatu pola difraksi. Ketika benda - benda letaknya berdekatan, pola-pola difraksi benda-benda saling mendidik (menumpuk) i jika benda-benda cukup berdekatan, pola-pola difraksi benda-benda hamper berhimpit sehingga tidak dapat dibedakan (dipisahkan).
Suatu criteria yang menyatakan bagaimana bayangan dari dua benda titik masih dapat dipisahkan dengan baik oleh suatu lensa. Oleh Cord Ray Leigh (1887-1905) disebut criteria Rayleight, yang berbunyi : ”Dua benda titik tepat dapat dipisahkan (dibedakan) jika pusat dari pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan minimum pertama dari difraksi benda titik kedua”.
Ukuran sudut pemisahan agar dua benda titik masih dapat dipisahkan secara tepat berdasarkan criteria Rayleigh disebut batas sudut resolusi atau sudut resolusi minimum (lambing m) yang dinyatakan oleh : Sin m = 1,22 karena sudut m sangat kecil, maka Sin m
m, dan persamaan menjadi,m = sudut resolusi minimum (Radian) = panjang gelombang (m)
D = diameter bukaan alat optik (m)
Jarak pisah terpendek dari dua benda titik dimana bayangan yang dihasilkan masih dapat dioptimalkan sebagai dua titik terpisah disebut batas resolusi atau daya urai alat optik. Makin
Sin = 1,22
m = 1,22
Dkecil daya urai, makin besar resolusi alat optik tersebut. Tampak bahwa difraksi membatasi pembesaran suatu lensa (alat optik). Optik geometris yang menyatakan bahwa kita dapat terus membuat bayangan sebesar yang kita inginkan. Akan tetapi akhirnya kita akan mencapai suatu titik dimana bayangan menjadi lebih besar, namun tidak terinci dengan jelas. Daya urai dm dapat kita tentukan secara
pendekatan dengan menggunakan persamaan. Karena sudut m kecil, maka
Persamaan menjadi :
C. INTERFERENSI CAHAYA
1. Konstruktif : apabila beda fase kedua gelombang cahaya, 0, 2, 4, 6, 8... Hasil berupa pola terang.
2. Destruktif : terjadi apabila beda fase kedua gelombang cahaya 1, 3, 5, 7, 9 ... Hasil berupa pola lengkap.
a) Percobaan Young
Jarak pita terang
L Yd
= m
; dengan m = 0, 1 ,2 , 3... Jarak pita gelap
L Yd
= (m+1/2)
; dengan m = 0, 1, 2, 3... Jarak pita gelap dan terang yang berdekatan
y =
d L 2
Syarat interferensi konstruktif lapisn tipis adalah
2 nt = (m + 1/2)
Dengan m = 1, 2, 3, ... c) Kisi difraksi Tetapan kisid =
N 1Misalnya sebuah kisi memiliki 10000 garis/cm akan memiliki tetapan kisi yaitu
d = N 1 = 10000 1 = 10-4 cm Rumus kisi difraksi
Garis terang kisi difraksi
S = d. sin = m
dengan m = 0, 1, 2, ...
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Cahaya tak berpolarisasi dengan intensitas I
0jatuh pada sebuah polarisator dan analisator
yang sumbu polarisasinya diputar
0terhadap
polarisator , sedangkan intensitas cahaya yang
diteruskan adalah 3/8 I
0. Sudut
0adalah ....
Jawab :
I
0= I
0I
2= 3/8 I
0Ditanya :
0Maka,
I
2= ½ I
0cos
2
3/8 I
0= ½. I
0cos
2
Cos
2
=
0 02
/
1
8
/
3
I
I
Cos
2
=
4 3 8 6 Cos
=
3 2 1
= 30
02. Cahaya manokromatis jatuh pada celah tunggal
dengan lebar 2 2 x 10
3mm. Jika sudut
simpang pita gelap pertama adalah 45
0,
Tentukanlah
panjang
gelombang
yang
digunakan!
Jawab :
d. sin
= m
2 2 x 10
3sin 45
0= 1 .
2 2 x 10
3.
2 2 1=
2 x 10
3mm =
= 2 x 10
6m
3. Suatu berkas cahaya maokromatis melalui
sepasang celah sempit yang jaraknya 0,3 mm
membentuk pola interferensi pada layar yang
jaraknya 0,9 m dari celah tadi. Bila jarak antara
garis gelap kedua pusat pola 3 mm, Berapakah
panjang gelombang cahaya?
d = 0,3 mm = 3 x 10
4m
L = 0,9 m
2
= 3 mm = 3 x 10
y
3m
Maka,
(2
)
y
=
d L
=
1 4 310
9
)
10
3
)(
10
3
(
x
x
x
= 1,0 x 10
6m
4. Pada percobaan Young digunakan dua celah
sempit dan layar yang dipasang 1 m dari celah
tersebut. Jika dihasilkan terang kedua pada
jarak 0,5 mm dari terang pusat dan cahaya
monokromatik yang dijatuhkan secara tegak
lurus dengan panjang gelombang 5000
Ǻ.
Tentukanlah jarak antara dua celah tersebut!
Jawab :
L = 1m = 1000mm
y
t(2)= 0,5 mm
= 5000
Ǻ.
Dit
: d ?
Maka,
yt (m)
=
D L( 2m ).
2
1
0,5
=
.
5000
2
1
).
2
.
2
(
10
1
3d
x
0,5
=
7 310
5
.
2
1
10
4
x
d
x
5 x 10
1=
d
x
10
410
d
=
1 410
5
10
10
x
x
d
= 2 x 10
3mm
5. Pada suatu malam di jalan raya, sebuah mobil
melaju menjauhi sopir truk yang tengah berada
di depan truknya. Pada kondisi ini, pupil supir
tersebut memiliki diameter kira-kira 8,0 mm.
Kedua lampu mobil dipisahkan dengan jarak
sejauh 1,25 m dan memancarkan sinar merah
(
= 700 nm dalam vakum). Berapa jauh jarak
mobil itu dari sopir tersebut ketika kedua lampu
belakangnya tampak menyatu menjadi sebuah
bintik tunggal cahaya akibat difraksi?
Jawab :
Diket :
D
= 8,0 mm = 8.10
-3m
u= 700 nm = 7.10
-7m
n
= 1,36
dm
= 1,25 m
Dit : L ?
Jawab :
mata =
36
,
1
10
.
7
7m
n
u
= 5,15.10
-7m
Dm
=
D L
22 , 1L
=
.
22
,
1
.D
dm
=
7 1310
.
15
,
5
.
22
,
1
10
,
8
.
25
,
1
= 1,59 .10
4m
UJI KOMPETENSI
1. Pernyataan yang tidak sesuai dengan yang
terjadi pada Difraksi pada celah tunggal
adalah....
a. Interferensi minimum terjadi jika kedua
gelombang berbeda fase 180
0.
b. Interferensi minimum terjadi jika beda
lintasan kedua gelombang = ( 2m ) .
2
1
c. Interferensi maksimum terjadi jika beda
lintasannya = ( 2m – 1 ).
2
1
d. Pita terang dan gelap yang berurutan
jaraknya sebesar
2
1
e. Hanya
diberikan
persamaan
untuk
menentukan letak pita gelap dari titik terang
pusat.
2. Suatu cahaya tak terpolarisasi mengenai
polaroid pertama dengan intensitas I
0. Jika
sudut antara kedua sumbu transmisi 60
0, maka
intensitas cahaya yang keluar dari sistem
polaroid yang terdiri dua buah polaroid adalah
....
a. ½ I
0b. ¼ I
0c. 1/8 I
0d. 1/16 I
0e. 1/32 I
03. Seberkas cahaya monokromatis dijatuhkan pada
sepasang celah sempit vertikal berdekatan
dengan jarak d = 0,01 m. Pola interferensi yang
terjadi ditangkap pada jarak 20 cm dari celah.
Jika jarak antara garis gelap pertama di sebelah
kiri ke garis gelap pertama di sebelah kanan
adalah 7,2 mm, maka panjang gelombang
berkas cahaya ini adalah....
a. 3,6 x 10
7m
b. 1,6 x 10
7m
c. 2,6 x 10
7m
d. 3,6 x 10
7m
e. 4,6 x 10
7m
4. Seberkas cahaya dilewatkan pada suatu kisi
difraksi dengan jumlah lubang tiap cmnya
adalah
2000.
Saat
terjadi
interferensi
konstruktif ke 2 sudut biasnya adalah 30
0.
Maka
panjang
gelombang
cahaya
yang
digunakan adalah....
a. 1,25 x 10
7m
b. 1,50 x 10
7m
c. 1,75 x 10
7m
d. 2,00 x 10
7m
e. 2,25 x 10
7m
5. Celah tunggal selebar 0,20 mm disinari berkas
cahaya sejajar dengan
8000Aº. Pola
difraksi yang terjadi ditangkap oleh layar pada
jarak 60 cm dari celah. Maka, jarak antara pita
gelap ketiga dengan titik terang pusat adalah....
a. 7,1 mm
b. 7,2 mm
c. 7,3 mm
d. 7,4 mm
e. 7,5 mm
6. Suatu percobaan celah ganda Young mula –
mula dilakukan dalam medium udara. Jika
ruang di anatara celah ganda dan layar dimana
pita terang dan gelap diamati diisi dengan air
yang memiliki indeks bias
3
4 , maka jarak
anatara dua pita terang yang berdekatan....
a. Tetap sama
b. Berkurang menjadi
4
1 kali harga semula
c. Berkurang menjadi
3
1 kali harga semula
d. Bertambah menjadi
4
3 kali harga semula
e. Bertambah menjadi
3
4 kali harga semula
7. Pada percobaan Young digunakan dua celah
lainnya. Jika jarak layar dengan celah 1 m dan
jarak garis terang pertama dari terang pusat 1,5
mm, maka panjang gelombang cahaya adalah....
a. 0,13 mm
b. 0,16 mm
c. 0,20 mm
d. 0,25 mm
e. 0,31 mm
8. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi
yang terdiri dari 5000
cm
garis