LAPORAN KASUS INDIVIDU
HERNIA INGUINALIS
O L E H :
A R E Z A E K A P E R M A N A
P E M B I M B I N G :
D R C R I S N A B U D I S AT R I O , S P. B
BAB 1
Benjolan pada regio inguinal sering dihubungkan
dengan adanya massa pada regio tersebut.
Hernia merupakan tonjolan dari organ intra
peritoneal keluar dari rongga abdomen melalui
lubang (defect) dan masih diliputi peritoneum.
Hernia inguinalis dibagi menjadi
hernia ingunalis
lateralis dan hernia ingunalis medialis
.
Diagnosis Hernia dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang.
Penatalaksanaan pada kasus hernia
terdiri dari konservatif dan operatif
BAB 2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Aris subagio
Umur : 22 Tahun
Suku : Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan : sma
Pekerjaan : kuli
Alamat
:
jl raya widang RT 2 RW 5 Widang
Tuban
MRS
: 3 februari 2016
ANAMNESIS
RPS:
• Pasien datang ke poli bedah umum RSML
dengan
keluhan
benjolan
pada
selangkangan kanan, terkadang muncul
benjolan pada testis, semakin lama
dirasakan benjolan semakin membesar dan
terkadang disertai rasa kemeng. benjolan
muncul jika pasien mengedan atau saat
mengangkat benda berat atau bersin,
benjolan menghilang saat berbaring dan
istirahat.
Sejak umur 8 tahun pasien
mengeluhkan benjolan seperti ini,
terkadang keluar pada testis,
Mulai 2 minggu ini benjolan sering
muncul dan nyeri pada daerah
benjolan dan di sekitar benjolan,
nyeri menetap saat benjolan
timbul,ketika berbaring nyeri
berkurang dan kadang
menghilang. Karena takut pasien
segera memeriksakan diri ke
• Pasien tidak pernah mengeluhkan
mual (-), muntah (-), kembung (-),
panas badan (-), tidak bisa kentut
(-), batuk lama (-), BAB (pasien
BAB 1x sehari, pasien tidak
mengeluh sulit BAB, BAB warna
kuning, dan lembek), BAK (BAK
terakhir 1 jam yll, frekuensi BAK
6x dalam sehari, harus mengejan
saat BAK -, BAK tidak puas -,
pancaran
BAK
lemah-,
BAK
menetes -, nyeri saat BAK-, warna
kuning dan banyak).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat sakit serupa
: saat umur 8 tahun
pernah
seperti ini,
sembuh tanpa operasi
Riwayat operasi
: disangkal
Riwayat sakit ginjal
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat sakit jantung
: disangkal
Riwayat diabetes mellitus
: disangkal
Riwayat pengobatan TB 6 bln : disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat sakit hepar
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat Pribadi :
Riwayat merokok : diakui
Konsumsi minum kopi : diakui
Konsumsi konsumsi alkohol : disangkal
Konsumsi obat pegel linu : disangkal
Konsumsi jamu : disangkal
Riwayat sosial :
Pasien bekerja sebagai seorang kuli,
sering mengangkat luluh, semen, dan
batu bata, kayu dan lain lain
Riwayat Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat sakit jantung: disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal Riwayat asma: disangkal
PE
M
ER
IK
SA
AN
F
IS
IK
PRIMARY SURVEY
A : Clear (+), stridor (-), snoring (-), gargling (-),
speak fluently (+), a potential obstruction (-)
B : Spontan, gerak dinding dada simetris (+),
retraksi (-/-), Rh (-/-), suara napas dasar (ves
/ves), RR: 17 x/mnt
C : Ekstremitas (hangat kering merah), TD: 120/90
mmHg, Nadi: 88 x/mnt (arteri radialis dex
teraba kuat, irama reguler)
D : GCS 456, pupil isokor (3mm/3mm), lateralisasi
(-)
KU: Tampak sakit sedang
Kesadaran: CM
GCS: 456
Vital Sign: Nadi 88 x/menit (teraba arteri radialis
dex, kuat, teratur, irama reguler), Respiratory
Rate 17x/menit (pernapasan thorakoabdominal),
Tekanan Darah 120/90mmHg, dan suhu axilla
36.7
0C, SpO2
K/L: a-/i-/c-/d-, PBI Ф 3mm/3mm, RC +/+,
pembesaran KGB (-)
Thorax : Gerak simetris, retraksi (-/-)
Cor : S1S2 tunggal, batas jantung (dbn), Gallop (-),
Murmur (-)
Pulmo : ves /ves, Ronchi
-/-,Wheezing-/-SECONDARY
SURVEY
SECONDARY
SURVEY
Abdomen :
I : flat simetris, distended (-),
sikatriks bekas operasi (-)
P : soepel, nyeri tekan -, H/L ttb,
turgor baik
P : timpani, shitting dullness
-A : BU (+)N, metallic sounds (-)
Ext: Akral Hangat Kering Merah,
Status urologis:
Flank dex/sin:
perabaan
ginjal -/-, NT
, NKCVA
-/-Suprapubik:
kesan buli
kosong, NT
-/-Penis:
tersirkumsisi,
MUE udem
-/-:
RT :
Tonus sfingter
ani (+) kuat,
mukosa licin,
massa (-),
teraba
prostat
(-)pa, nodul
(-), NT -, pus
-, darah –
Status Lokalis Regio Inguinal dextra
Pada posisi terlentang:
Inspeksi:
Tanpa mengedan (tidak nampak benjolan pada
daerah inguinal dextra, tidak tampak benjolan pada
inguinalis sinistra, tanda radang -).
Dengan mengedan (tampak benjolan bentuk lonjong
pada daerah inguinal dextra, tidak tampak benjolan
pada inguinal sinistra, tanda radang -)
Palpasi:
Inguinal dextra: Bentuk agak lonjong, benjolan dextra
dapat masuk kembali, permukaan licin rata, teraba
kenyal, nyeri tekan +, mobile, finger test: teraba di
ujung jari, thumb test: tidak teraba).
CLUE AND CUE
Laki-laki, 22 tahun
Benjolan di inguinal dextra
Nyeri pada benjolan di inguinal dextra
Benjolan menghilang saat istirahat.
Finger test : teraba pada ujung jari
Faktor predisposisi: pasien bekerja
sebagai kuli sering angkat angkat
beban,
Problem List
Hernia inguinalis
lateralis dextra
reponible
Diagnosis Kerja
Pra Bedah: Hernia
inguinalis lateralis
dextra reponible
DD :
- Hernia Inguinalis
medialis dextra
- Limfadenopati
Inguinal
- Hernia femoralis
dextra
Post Bedah: Hernia
inguinalis lateralis
dextra reponible
Planning Diagnosis
Darah lengkap
USG lower abdomen +
scrotum
Planning Pmx
Penunjang Operasi
Darah lengkap
GDA
Masa pembekuan
Masa perdarahan
BUN, Serum kreatinin
Foto Thorax PA
Planning Therapy
MRS
Infus RL 1000cc/24
jam
Inj cefotaxime
3x1gr
Puasa
Konsul Sp. B (Pro
Hernia repair
dengan protease
Monitoring
KU
Vital Sign
Bekas Operasi
DURANTE OPERASI
Operasi : (hernio repair ) Laporan Operasi :
Teknik anastesi supine dg SAB Desinfeksi lapangan operasi Insisi kulit inguinal Dextra Canalis inguinalis dibuka
Kantong hernia dicari, kemudian dikunci Herniotomi setinggi internal inguinal
Preparasi/diseksi untuk pemasangan Prolene Mesh Canalis inguinalis ditutup kembali
Luka operasi ditutup lapis demi lapis Operasi selesai
Diagnosa Post Operasi:
Hernia inguinalis lateralis dextra Bed rest total
Beri infuse RL 1500 cc/24jam Inj antrain 3x1
Ciprofloxacin 2x1 Diet bebas
Prognosis :
Dubia ad bonam
Edukasi
Menjelaskan kepada pasien &
keluarga tentang kondisi pasien,
tindakan yang akan dilakukan
serta menjelaskan prognosis nya
Usahakan untuk tidak
mengangkat benda-benda
berat/melakukan aktivitas berat
Diet TKTP
Mobilisasi bertahap
Menjaga kebersihan luka operasi
Kontrol 1 minggu setelah KRS
FOLLOW UP (POST OP)
Hari perawatan ke-2 (4 februari 2016)
S: tidak ada mual, pasien sudah mulai bisa kentut sesak
(-), mual muntah (-), nyeri daerah operasi (+).
O: TD : 129/74 mmHg, RR : 18x/menit, HR: x/menit, Temp
36
0C
Regio abdomen : soepel, nyeri tekan (+), BU+N,
Regio Inguinal: luka operasi di daerah inguinal dextra
tertutup perban, pus (-), cairan (-), darah (-)
A: Post operasi hernia repair dengan protease hari ke dua
P: Bed rest, RL 1500 cc, antrain 3x1 amp, ciprofolaxin
2x1 nanti KRS, rawat luka, obat diganti per oral, kontrol ke
poli 1 minggu lagi.
BAB 2
ANATOMI
28 Kanalis inguinalis, dindingnya: a. Dinding anterior Aponeurosis musculus obliquus abdominis eksternus dan obliquus abdominis internusb. Dinding posterior
Aponeurosis transversus abdominis dan fascia transfersalis
c. Superior
Serabut yang elengkung dari musculus obliquus abdominis internus dan transversus abdominis
d. Inferior
Ligamentum inguinale dan ligamentum lakunare
ANATOMI
29
Ligamentum inguinale :
Tuberculum Ossis Pubikum – SIAS
Kanalis inguinalis berisi :
Funikulus Spermatikus pada pria atau ligamentum rotundum
pada wanita
Isi dari funikulus spermatikus :
a.
Vas deferens
b.
A/V Spermatica
c.
N. Ilioinguinal
d.
Vena Pampiniformis
e.
N. Iliofemoral
f.
Pembuluh lymph
Filament dari N. Genitofemoralis
ANATOMI CANALIS INGUINALIS
Dinding canalis inguinalis, terdapat dinding anterior, dinding posterior, dinding inferior/dasar, dan dinding superior/atap
Dinding anterior canalis inguinalis
dibentuk oleh aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis.
. Dinding posterior canalis inguinalis dibentuk oleh fascia transversalis . Dinding inferior canalis inguinalis
dibentuk oleh lipatan pinggir bawah aponeurosis muskulus obliquus externus abdominis yang disebut ligamentum inguinale dan ujung medialnya disebut ligamentum lacunare
Dinding superior canalis inguinalis dibentuk oleh serabut-serabut
terbawah muskulus obliquus internus abdominis dan muskulus transversus abdominis yang melengkung
ANATOMI
31
Trigonum inguinale ( Hesselbach ):
• tepi lateral muskulus
rektus abdominis (linea
semilunaris)
Medial
• arteri dan vena
epigastrika
Lateral
• Ligamentum inguinale
DEFINISI
33
HERNIA, adalah :
merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Hernia terdiri atas :
Cincin Kantong Isi hernia.
KLASIFIKASI
34HERNIA
INGUINALIS
DIRECT
(MEDIAL)
INDIRECT
(LATERAL)
ETIOLOGI
36
Penyebabnya dibedakan atas 2, yaitu :
Didapat (akuisita) dan Kongenital
Faktor Predisposisi : Hereditas Jenis Kelamin Usia Konstitusi Keadaan Badan
PATOFISIOLOGI
37
Mekanisme proteksi :
a.
Kanalis inguinalis yang berjalan miring
b.
Struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup
annulus inguinalis internus ketika berkontraksi
c.
Adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi
trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak
berotot.
Faktor Kausal :
.
prosesus vaginalis yang terbuka,
.
↑ tekanan intra abdomen
KLASIFIKASI HERNIA
38Berdasarkan
Etiologi
Hernia
kongenital
Hernia
didapat
Berdasarkan
Sifat Klinik
Hernia
reponibel
Hernia
ireponibel
Berdasarkan
letak
penonjolan
Hernia
Inguinal
Lateral
Hernia
Inguinal
Medial
FASE-FASE HERNIA
39FASE REPONIBILIS/HERNIA
IREPONIBEL
FASE IRREPONIBILIS
FASE STRANGULATA
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah berbaring (apabila masih reponibel)
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para umbilical sewaktu segmen usus halus masuk ke kantong hernia • Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi
HIL
HIL
• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
HIM
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
Hernia reponibel : benjolan dilipat paha muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin
atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong. HIM : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk
bulat. INSPEKSI
Hernia reponibel : benjolan dilipat paha muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin
atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong. HIM : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk
bulat.
PALPASI
Titik tengah antara SIAS dengan tuberkulum pubicum
ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM. Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum ditekan lalu pasien
disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral
titik yang kita tekan maka dapat itu HIL.
PALPASI
Titik tengah antara SIAS dengan tuberkulum pubicum
ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM. Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum ditekan lalu pasien
disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral
titik yang kita tekan maka dapat itu HIL.
PERKUSI
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
hernia strangulata.
AUSKULTASI
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).
PERKUSI
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
hernia strangulata.
AUSKULTASI
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test
Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. Dimasukkan lewat
skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Penderita disuruh batuk: Bila
impuls diujung jari berarti HIL. Bila impuls disamping
berarti jari HIM. Pemeriksaan Finger Test
Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. Dimasukkan lewat
skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Penderita disuruh batuk: Bila
impuls diujung jari berarti HIL. Bila impuls disamping
berarti jari HIM.
Pemeriksaan Ziemen Test
Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu.
Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan. Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada jari ke 2 merupakan HIL, jari ke 3 merupakanHIM, jari ke 4 merupakan hernia femoralis.
Pemeriksaan Ziemen Test
Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu.
Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan. Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada jari ke 2 merupakan HIL, jari ke 3 merupakanHIM, jari ke 4 merupakan hernia femoralis.
Pemeriksaan Thumb Test
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderita disuruh mengejan, bila keluar benjolan
berartiHIM. Bila tidak keluar benjolan berarti HIL
Pemeriksaan Thumb Test
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderita disuruh mengejan, bila keluar benjolan
berartiHIM. Bila tidak keluar benjolan berarti HIL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left
yang menandakan strangulasi.
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang
tinggi akibat muntah-muntah dan
menjadi dehidrasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left
yang menandakan strangulasi.
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang
tinggi akibat muntah-muntah dan
menjadi dehidrasi
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba
PENATALAKSANAAN
46
A.Pengobatan konservatif
Reposisi dengan cara bimanual
Sabuk Hernia
PENATALAKSANAAN
48
Tindakan operatif, indikasi :
- Hernia inguinalis yang mengalami
inkarserata, meskipun keadaan
umum jelek.
- Hernia reponibel pada bayi dengan
umur lebih dari 6 bulan atau berat
badan lebih dari 6
kilogram.
PENATALAKSANAAN
49
Tindakan Operasi, meliputi :
Operasi Terbuka : Herniotomi Hernioplasty Laparoskopi
BA
B
4
PE
M
BA
HA
Pada kasus ini seorang laki-laki, usia 22 thn, datang
ke poli bedah umum dengan keluhan utama nyeri
pada benjolan di lselangkangan
kanan sejak 2 minggu yll.PADA KASUS INI ,BERDASARKAN ANAMNESIS,
PEMERIKSAAN FISIK, DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
PASIEN DIDIAGNOSIS PRA BEDAH SEBAGAI HERNIA
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Mekanisme pd orang sehat:
• Kanalis inguinalis yg berjalan miring
• Adanya Musculus oblique internis abdominalis yg menutup anulus internus ketika berkontraksi
• Fasia transversa yg menutup trigonum Hasselbach
Jika terjadi gangguan pd mekanisme diatas disertai : peningkatan tekanan intra abdomen + kelemahan otot dinding abdomen (faktor predisposisi pada kasus ini:
pekerjaan dan riwayat dahulu pernah seperti ini )
Terjadi hernia; muncul benjolan di lselangkangan
kanan dan kadang turun sampai skrotum
Bisa bersifat reponibel, irreponibel,
PADA KASUS INI, HIL PADA SISI DEXTRA TERMASUK
JENIS REPONIBLE KARENA BENJOLAN MENGHILANG
SAAT PASIEN BERBARING/DAPAT DIMASUKKAN DG
TANGAN SERTA TIDAK=
Jenis
reponib
el
nyeri
obstruks
i
sakit
toksik
reponibel
+
-
-
-
-ireponibel
-
-
-
-
-inkarseras
i
-
+
+
+
-strangulas
i
-
++
+
++
++
KOMPLIKASI
Hernia inkarserata:
Jepitan cincin hernia yang
mengakibatkan adanya
gangguan pasase usus
dengan gambaran
obstruksi usus, dan
gangguan keseimbangan
cairan, elektrolit dan
asam basa
Klinis: muntah-muntah,
tidak dapat flatus atau
defekasi, nyeri pada
penonjolan, dan pd
perabaan didapatkan
cincin yang keras dan
kaku.
KOMPLIKASI
Hernia Strangulata:
jepitan cincin yang
mengakibatkan
terjadinya gangguan
aliran darah jaringan
usus hingga iskemik
dan nekrosis → gangren
→ perforasi
Klinis: nyeri pada daerah
benjolan, kemerahan,
penderita gelisah, suhu
tubuh tinggi,sepsis, cepat
masuk dalam keadaan
DIAGNOSIS BANDING:
BENJOLAN DI REGIO
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut: Leukocytosis dengan shift to the left
Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi dehidrasi
2. Pemeriksaan Radiologis
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.