• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN DI TEMPAT UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN DI TEMPAT UMUM"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh Rismawati Pangestika, S.Si., MPH.

(2)

• Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan.

• Penyehatan adalah upaya pencegahan penurunan kualitas media lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media lingkungan.

Pengamanan adalah upaya pelindungan terhadap kesehatan masyarakat dari faktor risiko atau gangguan kesehatan.

• Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

Analisis Risiko adalah metode atau pendekatan untuk mengkaji lebih cermat terhadap potensi risiko kesehatan yang berkenaan dengan kualitas media lingkungan.

• Pengaturan Kesehatan Lingkungan bertujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

(3)

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

Media Lingkungan

Air Udara Tanah Pangan

Sarana dan Bangunan Vektor dan binatang pembawa

penyakit

Jenis Lingkungan

Pemukiman

Tempat kerja

Tempat rekreasi

Tempat dan fasilitas umum

SBMKL

Standar baku mutu dan Persyaratan Kesehatan air minum;

Standar baku mutu dan Persyaratan Kesehatan air untuk keperluan

higiene dan sanitasi; dan Standar baku mutu dan Persyaratan

Kesehatan air untuk kolam renang, solus per aqua, dan pemandian

(4)

SBMKL Mutu Air Minum

(air dalam keadaan terlindung; dan pengolahan, pewadahan, dan penyajian harus memenuhi prinsip higiene dan sanitasi )

Fisik

• Bau • Warna

• Total Zat Padat Terlarut • Kekeruhan • Rasa • Suhu

Biologi

• Total bakteri koliform •E. coli

Kimia

• Bahan anorganik • Bahan organik • Pestisida • Desinfektan dan hasil sampingannya

Radioaktif

• Lepasan radioaktif yang diperbolehkan undang-undang

(5)

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

SBMKL Mutu Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi

(air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit, dan tempat perkembangbiakan vektor; dan aman dari kemungkinan kontaminasi)

Fisik

• Bau • Warna • Kekeruhan

Biologi

• Total bakteri koliform •E. coli

Kimia

• Derajat keasaman (pH) • Besi (Fe) • Mangan (Mn) • Kesadahan

Radioaktif

• Lepasan radioaktif yang diperbolehkan undang-undang

(6)

dan Pemandian

(air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit, dan tempat perkembangbiakan vektor; dan aman dari kemungkinan kontaminasi)

Fisik

• Bau • Warna • Kekeruhan • Suhu • Kejernihan • Benda

Biologi

• Total bakteri koliform •E. Coli • Jumlah kuman •Pseudomonas aeruginosa •Legionella spp.

Kimia

•Derajat keasaman (pH) •Kesadahan •Aluminium (Al) •Potensi reduksi-oksidasi •Sis Klor bebas

•Sisa Klor terikat •Sisa Bromin •Asam Sianurat •Tembaga (Cu)

Radioaktif

Alam

• Lepasan radioaktif yang diperbolehkan undang-undang

(7)

Parameter

Air Minum

(PMK 492/2010 ;

WHO, 2011)

Higiene & Sanitasi

(PMK 32/2017)

Kolam Renang, dll

(PMK 32/2017)

Bau

Tidak berbau

Tidak berbau

Tidak Berbau

Warna

15 TCU

50 TCU

Total Zat Padat

Terlarut (TDS)

500 mg/L

1000 mg/I

Kekeruhan

5 NTU

25 NTU

0,5 NTU

Rasa

Tidak berasa

Tidak berasa

Suhu

Suhu udara ± 3 º

C

Suhu udara ± 3 ºC

16-40ºC

Kejernihan

piringan merah hitam

(Secchi) berdiameter 2

0 cm terlihat jelas dari

kedalaman 4,572 m

(8)

Besi (Fe)

0,3 mg/L

1 mg/L

Mangan

(Mn)

0,4 mg/L

0,5 mg/L

Aluminium

(Al)

0,2 mg/L

Cadmium

(Ca)

0,003 mg/L

0,005 mg/L

Kesadahan

500 mg/L

500 mg/L

Klorida

250 mg/L

Klor bebas

1-1,5 mg/L → kolam ber

atap

2-3 mg/L → kolam pana

s dalam ruangan

Tembaga

(9)

Parameter

Air Minum

(PMK 492/20

10 ; WHO, 20

11)

Higiene & Sanitasi

(PMK 32/2017)

Kolam Renang, dll

(PMK 32/2017)

Total bakteri Colifo

rm

0 (Tidak terdet

eksi atau <1

MPN Index)

50 CFU/100 ml

<1 CFU/100 ml

E.coli

0 (Tidak terdet

eksi atau <1

MPN Index)

0 CFU/100 ml

Pseudomonas

sp.

-

<1 CFU/100 ml

(10)

SBMKL Mutu Udara

(Udara dalam ruang dan udara ambien yang memajan langsung pada manusia)

Fisik

• Suhu

• Pencahayaan

• Kelembaban

• Partikel

debu

• Laju ventilasi

Kimia (Udara

Ruang)

• SO2, NO2, CO, Pb,

Asbes, Formaldehid,

Votile Organic

Compound (VOC),

Environmental

Tobacco Smoke

(ETS)

Kimia (Udara

Ambien)

• Pb, Ar, Cd,

Cu, Cr, Hg,

Organopgos

phat,

Karbamat,

Benzena

Kontaminan

Biologi

• Bakteri

• Virus

• Jamur

(11)

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

Persyaratan Kesehatan untuk Media Tanah

Tanah tidak bekas tempat pembuangan sampah

(12)

Persyaratan Kesehatan untuk Media Pangan

Pangan dalam keadaan terlindung

Pengolahan, pewadahan, dan penyajian memenuhi

prinsip higiene dan sanitasi

(13)

Persyaratan Kesehatan untuk Media Pangan

Prinsip Higiene dan Sanitasi

Peralatan masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan

tara pangan (food grade);

Lapisan permukaan peralatan harus tidak larut dalam suasana

asam, basa, atau garam yang lazim terdapat dalam pangan;

Lapisan permukaan peralatan harus tidak mengeluarkan bahan

berbahaya dan logam berat beracun;

Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang kontak langsung dengan pangan atau yang menempel di

mulut;

Peralatan harus bebas dari kuman eschericia coli dan kuman lainnya;

Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal, dan mudah dibersihkan;

Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna dan dapat mengeluarkan udara panas dari

pangan untuk mencegah pengembunan;

Wadah harus terpisah untuk setiap jenis pangan, pangan jadi atau masak, serta pangan basah

dan kering;

Menggunakan celemek atau apron, tutup rambut, dan sepatu

kedap air untuk melindungi pencemaran pangan;

Menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai, penjepit makanan, dan sendok garpu untuk

melindungi kontak langsung dengan pangan;

Penyajian pangan dilakukan dengan cara yang terlindung dari

kontak langsung dengan tubuh;

Tidak merokok, makan, atau mengunyah selama bekerja atau

mengelola pangan; dan

Selalu mencuci tangan sebelum bekerja, setelah bekerja, dan setelah keluar dari toilet atau jamban dalam mengelola pangan.

(14)

SBMKL untuk media sarana dan bangunan

Debu total

Asbes bebas

(15)

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

SBMKL untuk media vektor dan binatang

pembawa penyakit

Jenis

Kepadatan

(16)

Penyehatan

Air

Pengawasan Perlindungan Peningkatan kualitas air

Penyehatan

udara

Pemantauan Pencegahan penurunan kualitas udara

Penyehatan

tanah

Pemantauan Pencegahan penurunan kualitas tanah

Penyehatan

pangan

Pengawasan Perlindungan Peningkatan kualitas higiene dan sanitasi pangan

sarana dan

bangunan

Pengawasan Perlindungan Peningkatan kualitas sanitasi sarana dan bangunan

(17)

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

Pengawasan atau

pemantauan

Surveilans Uji laboratorium Analisis risiko

Rekomendasai tindak lanjut

Perlindungan

atau pencegahan

Pengembangan teknologi tepat guna

Rekayasa lingkungan

KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)

Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan (khusus pangan)

(18)

Pengamanan

• Upaya perlindungan

kesehatan masyarakat

• Proses pengolahan limbah

• Pengawasan terhadap

limbah

gangguan kesehatan

• Sampah yang tidak

diproses sesuai dengan

persyaratan kesehatan

• Zat kimia berbahaya

• Gangguan fisika udara

• Radiasi pengion dan

non-pengion

• Pestisida

(19)

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

Upaya pelindungan

kesehatan masyarakat

dari zat kimia yang

berbahaya

bahan pembasmi hama; bahan pangan; bahan antiseptik; bahan kosmetika; bahan aromatika; bahan aditif; dan bahan yang digunakan

untuk proses industri.

Upaya perlindungan

kesehatan dari

gangguan fisik udara

Suhu Getaran Kelembaban Kebisingan Pencahayaan

Bnetuk upaya

perlindungan

Promosi Peningkatan kapasitas Analisis risiko

(20)
(21)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

AIR BERSIH

Air bersih adalah air

yang dipergunakan

untuk keperluan

sehari-hari dan

kualitasnya

memenuhi

persyaratan

kesehatan air bersih

sesuai dengan

peraturan

perundang-undangan

yang berlaku dan

dapat diminum

apabila dimasak

Persyaratan:

Kualitas air bersih

memenuhi syarat

kesehatan yang

meliputi

persyaratan fisika,

kimia,

mikrobiologi dan

radioaktif sesuai

dengan peraturan

dan

perundang-undangan yang

berlaku

1) Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan.

2) Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan sesuai dengan persyaratan kesehatan.

3) Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan sistim perpipaan.

4) Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.

5) Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan.

(22)

Suhu dan

Kelembaban

Suhu : 18-28OC Kelembaban : 40% -60%

Debu

Debu total : maksimal 0.15 mg/m3

Asbes bebas : maks 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5 mikron

Pertukaran

Udara

0,283 M3/menit/orang dengan laju ventilasi : 0,15 – 0,25 m/detik. Untuk ruangan kerja yang tidak menggunakan

pendingan harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai

dengan menerapkan sistim ventilasi silang.

Gas

Pencemar

Kandungan gas pencemar dalam ruang kerja, dalam

rata-rata pengukuran 8 jam H2S : 1 mg/m3 NH3 : 25 ppm CO: 25 ppm NO2 : 3 ppm SO2 : 2 ppm

Mikrobiologi

Angka kuman kurang dari 700 koloni/m3 udara Bebas kuman patogen

(23)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

PENYEHATAN UDARA

Suhu dan

Kelembaban

a) Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.

b) Bila suhu udara > 28 0C perlu menggunakan alat penata udara

seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll.

c) Bila suhu udara luar < 18 0C perlu menggunakan pemanas

ruang.

d) Bila kelembaban udara ruang kerja > 60 % perlu menggunakan

alat dehumidifier.

e) Bila kelmbaban udara ruang kerja < 40 % perlu menggunakan

humidifier (misalnya : mesin pembentuk aerosol).

(24)

Debu

a) Kegiatan membersihkan ruang kerja perkantoran

dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan

kain pel basah atau pompa hampa (vacuum pump).

b) Pembersihan dinding dilakukan secara periodik 2

kali/tahun dan dicat ulang 1 kali setahun.

(25)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

PENYEHATAN UDARA

Pertukaran

Udara

a) Untuk ruangan kerja yang tidak ber AC harus memiliki lubang

ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem

ventilasi silang.

b) Ruang yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan

dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah

dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan

kipas angin.

c) Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai

ketentuan pabrik.

(26)

Gas

Pencemar

a) Pertukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan baik.

b) Ruang kerja tidak berhubungan langsung dengan dapur.

c) Dilarang merokok didalam ruang kerja.

d) Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang menyengat.

Mikroba

a) Karyawan yang sedang menderita penyakit yang ditularkan melalui udara untuk sementara waktu tidak boleh berkerja.

b) Lantai dibersihkan dengan antiseptik.

(27)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

LIMBAH

Limbah Padat / Sampah

semua buangan yang berbentuk padat termasuk

buangan yang berasal dari kegiatan perkantoran

a. Tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap

air dan mempunyai permukaan yang halus pada

bagian dalamnya serta dilengkapi penutup.

b. Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat sampah yang

terpisah. c. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi syarat

Limbah

Cair

semua buangan

yang berbentuk

cair termasuk

tinja.

Kualitas efluen harus memenuhi syarat

sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(28)

Tata cara

pelaksanaan

Limbah Padat

1) Membersihkan ruang dan lingkungan perkantoran minimal 2 kali sehari

2) Mengumpulkan sampah kering dan basah pada tempat yang berlainan dengan menggunakan kantong plastik warna hitam.

3) Mengamankan limbah padat sisa kegiatan perkantoran.

Limbah Cair

1) Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cairdapat mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.

2) Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan minimal dengan tengki septik.

(29)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

PENCAHAYAAN DI RUANGAN → minimal 100 lux

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja

yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

Tata cara pelaksanaan

1) Pencahayaan alam

maupun buatan

diupayakan agar tidak

menimbulkan kesilauan

dan memilki intensitas

sesuai dengan

peruntukannya.

2) Penempatan bola

lampu dapat

menghasilkan

penyinaran yang

optimum dan bola

lampu sering

dibersihkan.

3) Bola lampu yang

mulai tidak berfungsi

dengan baik segera

diganti.

(30)

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki

sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.

Tata cara pelaksanaan

1) Pengaturan tata letak ruang

harus sedemikian rupa agar tidak

menimbulkan kebisingan.

2) Sumber bising dapat

dikendalikan dengan cara antara

lain : meredam, menyekat,

pemindahan, pemeliharaan,

penanaman pohon, membuat

(31)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

(32)

Getaran adalah gerakan bolak balik suatu massa melalui keadaan seimbang

terhadap suatu titik acuan.

Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan

kegiatan manusia.

Tata Cara Pelaksanaan

Melengkapi ruang kerja dengan peredam getar.

Memperbaiki/memelihara sistem penahan getaran.

Mengurangi getaran pada sumber, misalnya dengan

memberi bantalan pada sumber getaran.

(33)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

RADIASI DI RUANGAN

Definisi

a. Radiasi adalah emisi energi yang dilepas dari

bahan atau alat radiasi.

b. Medan listrik adalah radiasi non pengion

yang berasal dari kabel benda yang bermuatan

listrik.

c. Medan magnet listrik adalah radiasi non

pengion yang berasal dari kabel antara dua

tegangan listrik yang dialiri oleh arus listrik.

(34)

Syarat

Medan Listrik

a. Sepanjang hari kerja : maksimal 10 kV/m.

b. Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari maksimal 30 kV/m.

Medan Magnet Listrik

a. Sepanjang hari kerja : maksimal 0,5 mT (mili Tesla).

b. Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari : 5 mT

Tata Cara

Pelaksanaan

Pencegahan terhadap

radiasi medan listrik

1) Merancang instalasi sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

2) Menyediakan alat pelindung (isolasi) radiasi pada sumber.

Pencegahan terhadap

radiasi medan

magnet listrik

Lokasi perkantoran jauh/tidak berada dibawah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), jarak vertikal bangunan dari sumber maksimal 10 m dan jarak horisontal minimal 30 m.

(35)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

VEKTOR PENYAKIT

Vektor penyakit

adalah binatang

yang dapat menjadi

perantara penular

berbagai penyakit

tertentu (misalnya

serangga).

a. Reservoar (penjamu) penyakit adalah binatang yang

didalam tubuhnya terdapat kuman penyakit yang dapat

ditularkan kepada manusia (misalnya tikus).

b. Pengendalian vektor penyakit adalah segala upaya

untuk mencegah dan memberantas vektor.

Syarat

Serangga penular penyakit

a. Indeks lalat : maksimal 8 ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam pengukuran 30 menit. b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran 24 jam.

c. Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.

(36)

Tata cara pelaksnaan

•Pengendalian secara fisika

•1) Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembang biaknya vektor dan

reservoar penyakit kedalam ruang kerja dengan memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.

•2) Menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah dan sisa makanan. •3) Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.

•4) Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.

•b. Pengendalian dengan bahan kimia yaitu dengan melakukan penyemprotan, pengasapan, memasang umpan, membubuhkan abate pada tempat penampungan air bersih.

•c. Pengendalian penjamu dengan listrik frekwensi tinggi.

(37)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

RUANG DAN BANGUNAN

Syarat

1. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan. 2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih.

3. Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal 10 m3/ karyawan.

4. Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.

5. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50 m dari lantai.

6. Atap kuat dan tidak bocor.

7. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.

(38)
(39)

(

KepMenKes RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002)

INSTALASI

Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air

limbah, air bersih, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan industri.

1. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan

harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan

ketentuan teknis yang berlaku.

2. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter

atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya

harus dilengkapi dengan penangkal petir.

Tata Cara

a. Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya menggunakan

kode warna dan label.

b. Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan

aliran balik antara jaringan distribusi air limbah dengan

air berrsih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Jaringan Instalasi agar ditata sedemikian rupa agar

memenuhi syarat estetika.

d. Jaringan Instalasi tidak menjadi tempat perindukan

(40)
(41)

Standar Baku Mutu Air dan Persyaratan Kesehatan Air

Standar

Baku

Mutu

Air

a) Standar baku mutu air untuk minum sesuai dengan

ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur

mengenai standar baku mutu air minum.

b) Standar baku mutu air untuk keperluan higiene sanitasi

sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang

mengatur mengenai standar baku mutu air untuk keperluan

higiene sanitasi.

c) Air untuk pemakaian khusus yaitu hemodialisis dan

kegiatan laboratorium.

(42)

khusus harus memberikan jaminan perlindungan kesehatan dan keselamatan

pemakainya. Air merupakan media penularan penyakit yang baik untuk

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan kewajiban mewujudkan media lingkungan yang memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan yang dilakukan oleh setiap pengelola,

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk media udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b terdiri atas standar baku mutu dan

Dalam penetapan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan perlu kecermatan terhadap media lingkungan, yaitu media yang memungkinkan terjadinya interaksi

pelaksanaan kewajiban mewujudkan media lingkungan yang memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan yang dilakukan oleh setiap

Pancakarsa Bangun Reksa menggunakan suatu standar mutu untuk mengendalikan bahan baku, proses produksi, serta produk jadi agar memenuhi spesifikasi yang

2.1 Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keselamatan,

Standar mutu adalah kesepakatan- kesepakatan yang telah didokumentasikan terdiri dari spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria akurat yang digunakan sebagai

Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017 .... Parameter Biologi dalam