• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

JUDUL PROGRAM :

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEKITAR OBYEK WISATA ALAM DI DESA PULAU GADANG

KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Oleh:

Ketua Pelaksana : Abdul Sadad, S.Sos. M.Si NIDN : 0006017806 Anggota 1. Prof. Sujianto., M.Si NIDN : 0028096201

2. Dra. Ernawati., M.Si NIDN : 0019035902

3. Drs. ChalidSahuri., M.Si NIDN : -

4. Zulkarnaiani., S.Sos. M.Si NIDN : 0013078004 5. HasimAs‟ari, S.Sos., M.Si NIDN : 0014117904 6. Nur LailaMeilani, S.Sos., M.Si NIDN : 1009058702

SUMBER DANA : BOPTN FAKULTAS TAHUN 2018

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN

1. Judul Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Objek Wisata

Alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar

2. KetuaPelaksana

a. NamaLengkap : Abdul Sadad, S.Sos. M.Si b. Jenis Kelamin : Laki - laki

c. NIP / NIDN : 197806012009121002/0006017806 d. Jabatan Struktural : Penata

e. Jabatanfungsional : Lektor /III.d

f. Fakultas/Jurusan : FISIP / Ilmu Administrasi

g. Alamat Kantor : Jl. HR. Soebrantas Km. 12, 5 Simpang Baru Panam h. Telpn/Fax : 0761-63277

i. Alamat Rumah : Jl. Hantuah Ujung No. 140 Pekanbaru j. HP/Telp/Fax/E-mail : 181371817752

3. Anggota (1)

a. Nama Lengkap : Prof. Sujianto., M.Si b. Jabatan Fungsional / NIDN : Guru Besar / 0028096201 Anggota (2)

a. Nama Lengkap : Dra. Ernawati., M.Si b. Jabatan Fungsional / NIDN : LektorKepala / 0019035902 Anggota (3)

a. Nama Lengkap : Drs. Chalid Sahuri., M.Si b. Jabatan Fungsional / NIDN : -

Anggota (4)

a. Nama Lengkap : Zulkarnaiani., S.Sos. M.Si b. Jabatan Fungsional / NIDN : Lektor / 0013078004 Anggota (5)

a. Nama Lengkap : Hasim As‟ari, S.Sos., M.Si b. Jabatan Fungsional / NIDN : Asisten Ahli / 0014117904 Anggota (6)

a. Nama Lengkap : Nur Laila Meilani, S.Sos., M.Si b. Jabatan Fungsional / NIDN : Asisten Ahli / 1009058702 4. Jumlah Mahasiswa yang terlibat : 5 Orang

5. Jangka Waktu Penelitian : 6 (enam) bulan 6. Pembiayaan

a. Dana diusulkan/disetujui : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) b. Sumber Dana : BOPTN FISIP Universitas Riau Tahun 2018

Pekanbaru, Mei 2018

Mengetahui:

Koordinator Prodi Adm. Publik Ketua Peneliti,

Dadang Mashur, S.Sos.,M.Si Abdul Sadad, S.Sos. M.Si

NIP. 198506182009121006 NIP.197806012009121002 Menyetujui:

Dekan FISIP Universitas Riau

Drs. Syafri Harto, M.Si

(3)

iii

RINGKASAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEKITAR OBYEK WISATA ALAM DI DESA PULAU GADANG KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Industri wisata merupakan suatu sumber pemasukan devisa yang penting untuk negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang unik dan tinggi. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan.

Kebupaten Kampar merupakan salah satu daerah tujuan objek wisata. Umumnya potensi Pariwisata di Kabupaten Kampar belum tergarap secara baik, akan tetapi sangat prospektif untuk dikembangkan. Geografis Kabupaten Kampar yang terdiri dari alam perbukitan dan memiliki keindahan alam sungai-sungai yang mempesona serta suasana kehidupan masyarakat dan budaya daerah yang bersifat khas Melayu Kampar. Sehingga merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Riau yang menarik dan akan membuat kenangan indah bagi yang berkunjung ke daerah ini.

Untuk memberdayakan masyarakat dalam dunia pariwisata di Kabupaten Kampar ini perlu dilakukan pemberdayaan terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata alam. Pemberdayaan yang diberikan berupa pembentukan kelompok sadar wisata, melakukan inovasi dan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat yang ditujukan terutama untuk wisatawan.

Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar, beberapa permasalahan yang muncul dalam mengembangkan pariwisata di Kecamatan Tambang diantaranya ialah minimnya pengetahuan masyarakat sekitar lokasi wisata alam di terhadap sadar wisata yang dapat meningkatkan perekonomian mereka sekaligus dapat mengentaskan kemiskinan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuluhan peningkatan apresiasi masyarakat sekitar obyek wisata alam.

Adapun yang menjadi tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan wawasan pengetahuan kepada masyarakat, mengembangkan potensi wisata Desa melalui inovasi dan kreatifitas masyarakat serta menumbuhkan semangat kewirausahaan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa telah berhasil dilaksanakan, hal ini dibuktikan dengan adanya kesesuain materi dengan kebutuhan aparatur pemerintahan desa dan masyarakat, respon positif yang diberikan oleh peserta dan para peserta dapat memahami materi yang telah disampaikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata.

(4)

iv

IDENTITAS ANGGOTA KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

7. Ketua Pelaksana

k. NamaLengkap : Abdul Sadad, S.Sos. M.Si l. Jenis Kelamin : Laki - Laki

m. NIP / NIDN : 197806012009121002/0006017806

n. Jabatan Struktural : Penata o. Jabatanfungsional : Lektor /III.d

p. Fakultas/Jurusan : FISIP / IlmuAdministrasi

q. Alamat Kantor : Jl. HR. Soebrantas Km. 12, 5 Simpang Baru Panam

r. Telp/Fax : 0761-63277

s. Alamat Rumah : Jl. Hangtuah Ujung No. 140 Pekanbaru t. HP/Telp/Fax/E-mail : 181371817752

8. Anggota (1)

c. Nama Lengkap : Prof. Sujianto., M.Si d. Jabatan Fungsional / NIDN : Guru Besar / 0028096201 Anggota (2)

c. Nama Lengkap : Dra. Ernawati., M.Si

d. Jabatan Fungsional / NIDN : LektorKepala / 0019035902 Anggota (3)

c. Nama Lengkap : Drs. Chalid Sahuri., M.Si d. Jabatan Fungsional / NIDN : -

Anggota (4)

c. Nama Lengkap : Zulkarnaiani., S.Sos. M.Si d. Jabatan Fungsional / NIDN : Lektor / 0013078004 Anggota (5)

c. Nama Lengkap : Hasim As‟ari, S.Sos., M.Si d. Jabatan Fungsional / NIDN : AsistenAhli / 0014117904 Anggota (6)

c. Nama Lengkap : NurLailaMeilani, S.Sos., M.Si d. Jabatan Fungsional / NIDN : AsistenAhli / 1009058702

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan pengabdian ini yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Obyek

Wisata Alam Di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar”.

Tim menyadari bahwa selama penulisan pelaporan pengabdian ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Sehubungan hal tersebut, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan terutama kepada yang terhormat Bapak Kepala Desa Pulau Gadang yang telah memfasilitasi kegiatan ini beserta jajarannya, juga kepada masyarakat Desa Pulau Gadang yang telah ikut berpartisipasi serta rekan-rekan kegiatan pengabdian yang penuh perhatian, kesabaran dan kerelaan hati telah berkenan meluangkan waktu dalam penyelesaian pengabdian ini.

Tim menyadari bahwa laporan pengadian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu serta biaya dan fasilitas yang dimiliki. Sehubungan hal tersebut, tim mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pelaporan ini.

Akhirnya tim berharap semoga laporan pengabdian ini bermanfaat bagi kita semua. Amiiin.

Pekanbaru, Mei 2018

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... ii

Ringkasan Kegiatan Pengabdian ... iii

Identitas Anggota Kegiatan Pengabdian ... iv

Kata pengantar ... v

Daftar Isi ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Kegitan Pengabdian ... 3

1.4 Manfaat Kegiatan ... 3

1.5 Masyarakat Sasaran ... 4

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Teoritis ... 5

2.2 Kerangka Pemikiran ... 17

BAB. III METODE PENERAPAN ... 18

3.1 Tahapan Persiapan Tim Pengabdian ... 18

3.2 Tahap Konfirmasi dan pelaksanaan Kegiatan ... 18

BAB. IV HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN ... 23

4.1 Hasil Pengabdian ... 23 4.2 Keterpacaian Sasaran ... 24 BAB V. PENUTUP ... 26 5.1 Kesimpulan ... 26 5.2 Rekomendasi ... 26 Daftar pustaka ... 27 Lampiran

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Industri wisata merupakan suatu sumber pemasukan devisa yang penting untuk negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang unik dan tinggi1. Indonesia merupakan suatu bentang kepulauan terbesar di dunia. Pemanfaatan kekayaan hayati dan budaya telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata dunia. Dimana potensi untuk pengembangan pariwisata di Indonesia masih tidak terbatas.

Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan2.

Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah di Pulau Sumatera yang pengembangan ekowisatanya masih cukup lambat, apabila dibandingkan dengan beberapa sektor-sektor yang lain. Padahal Provinsi Riau juga memiliki potensi wisata yang cukup menarik dan dapat dikembangkan menjadi salah satu wilayah

1Hakim L.,2004.,Dasar-Dasar Ekowisata. Edisi Pertama., Cetakan Pertama., Bayumedia Publishing., Jawa Timur.

(8)

2 kunjungan wisata di kawasan Sumatera. Beberapa potensi wisata yang dimiliki oleh Provinsi Riau diantaranya adalah wisata alam, wisata religious, wisata sejarah dan budaya.

Kebupaten Kampar merupakan salah satu daerah tujuan objek wisata. Umumnya potensi Pariwisata di Kabupaten ini belum tergarap secara baik, akan tetapi sangat prospektif untuk dikembangkan. Geografis Kabupaten Kampar yang terdiri dari alam perbukitan dan memiliki keindahan alam sungai-sungai yang mempesona serta suasana kehidupan masyarakat dan budaya daerah yang bersifat khas Melayu Kampar. Sehingga merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Riau yang menarik dan akan membuat kenangan indah bagi yang berkunjung ke daerah ini.

Untuk memberdayakan masyarakat dalam dunia pariwisata di Kabupaten Kampar ini perlu dilakukan pemberdayaan terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata alam. Pemberdayaan yang diberikan berupa pembentukan kelompok sadar wisata, melakukan inovasi dan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat yang ditujukan terutama untuk wisatawan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Permasalahan

Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar, beberapa permasalahan yang muncul dalam mengembangkan pariwisata di Desa ini diantaranya ialah minimnya pengetahuan masyarakat sekitar lokasi wisata alam terhadap sadar wisata yang dapat meningkatkan perekonomian mereka sekaligus dapat mengentaskan kemiskinan. Untuk itu perlu

(9)

3 dilakukan pemberdayaan peningkatan apresiasi masyarakat sekitar obyek wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar terhadap potensi ekonomi kreatif melalui pembentukan kelompok sadar wisata, melakukan inovasi dalam pembuatan souvenir khas daerah setempat, inovasi makanan khas daerah, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun yang menjadi tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah :

1. Memberikan wawasan pengetahuan kepada masyarakat sekitar obyek wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar melalui penyuluhan sadar wisata.

2. Mengembangkan potensi wisata Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar melalui inovasi dan kreatifitas masyarakat.

3. Menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan masyarakat sekitar obyek wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar.

1.4 Manfaat Kegiatan

Kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar objek wisata, khususnya generasi muda yang tinggal disekitar lokasi obyek wisata alam, antara lain:

1. Bagi masyarakat sekitar objek wisata di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar mampu secara optimal meningkatkan pendapatan keluarga dan PAD Kabupaten Kampar.

(10)

4 2. Memberikan pemahaman dan alternatif pemikiran terhadap masyarakat

untuk berwirausaha.

1.5 Masyarakat Sasaran

Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah :

1. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi obyek wisata alam, pemerintah daerah yang berkaitan dengan pariwisata serta pihak kecamatan dan desa.

2. Generasi muda Kecamatan XII Koto Kampar, Para pemuda yang merupakan generasi penerus yang kelak akan menggantikan para pemimpin sekarang dalam mengambil kebijakan di kemudian hari. Mereka perlu diberi penyuluhan agar menyadari manfaat pariwisata terhadap peningkatan perekonomian masyarakat

(11)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Konsep Strategi dan Pengembangan Daya Tarik Wisata

Tregoe mendefinisikan strategi sebagai suatu kerangka yang membimbing serta mengendalikan pilihan-pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi.3

Menurut Stephanie dalam Husein mendefinisikan strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, yang disertai penyusunan suatu cara atau tujuan yang dapat dicapai.4 Menurut Chandler dalam Rangkuti strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang. Program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.5

Cristensen dalam Rangkuti mendifinisikan strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Begitu pula halnya Porter dalam Rangkuti mendifinisikan strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.6

Pengembangan adalah suatu proses ataucara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna. Suwantoro menyebutkan beberapa bentuk

3

Tregoe., 1985., Strategic Management., Erlangga., Bandung. Hal 15. 4

Husein Umar., 2002., Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.,Gramedia Pustaka Utama., Jakarta. Hal 31.

5

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal 3

6

(12)

6 produk pariwisata alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan, yaitu: Pariwisata budaya (cultural tourism), ekowisata (ecotourism), pariwisata bahari (marine tourism), pariwisata petualangan (adventure tourism), pariwisata agro (agrotourism),pariwisata pedesaan (village tourism), gastronomi (culinary

tourism), pariwisata spiritual (spiritual tourism)dan lainnya.7

Menurut Yoetipengembangan pariwisata perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:8

1. Wisatawan (Tourist)

Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. 2. Transportasi

Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.

3. Atraksi/obyek wisata

Atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat seperti:a) Apa yang dapat dilihat (something to see), b) Apa yang dapat dilakukan (something to do), c) Apa yang dapat dibeli (something to buy).

4. Fasilitas pelayanan

Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restaurant, pelayanan umum seperti

7

Suwantoro, G. 1997., Dasar-dasar Pariwisata., Andi., Yogyakarta. Hal 88-89 8

(13)

7 Bank/money changers, kantor pos, telepon/teleks yang ada di DTW tersebut.

5. Informasi dan promosi

Diperlukan publikasi atau promosi,kapan iklan dipasang, kemana leaflets/ brosur disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan pariwisata di wilayahnya dan harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata pada umumnya:

a. Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.

b. Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam usaha, lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk mengembangkan industri pariwisata.

c. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri.

d. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat menguasai pasaran di waktu yang akan datang.

6. Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan

(14)

8 berencana. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah.

Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan strategi pengembangan daya tarik wisata dalam penelitian ini adalah usaha-usaha terencana yang disusun secara sistimatis yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam usaha meningkatkandan memperbaiki daya tarik wisata sehingga keberadaan daya tarik wisata itu lebih diminasi oleh wisatawan.

2.1.2 Konsep Tentang Potensi dan Daya Tarik Wisata

Pendit menerangkan bahwa potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu yang bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata. Dengan kata lain, potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya.9

Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti: a) Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and

othergeographical features of the destinations, b) Cultural attraction: history and folklore, religion, art and special events, festivals, c) Social attractions: the way of life, the resident populations, languages, opportunities for social encounters,d)

9

Pendit, Nyoman S. 1999., Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana., Pradnya Paramita., Jakarta. Hal 21.

(15)

9 Built attraction: building, historic and modern architecture, monument, parks, gardens, marinas, etc.10

Pengertian Daya Tarik Wisata menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, pasal 5, menyebutkan sebagai berikut ”daya tarik wisata” adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.11

Sementara dalam Bab I, pasal 10, disebutkan kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan kemanan.

Lebih lanjut Cooper mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah daya tarik wisata, yaitu: 1) Atraksi (attractions), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukkan. 2) Aksesibilitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya terminal. 3) Amenitas atau fasilitas (amenities)seperti tersedianyaakomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan. 4) Ancillary

servicesyaitu organisasi kepariwisataanyang dibutuhkan untuk pelayanan

10

Op. Cit. Hal 16. 11

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, pasal 5

(16)

10 wisatawan seperti destination marketing management organization, conventional

and visitor bureau.12

2.1.3 Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Sejak dilakukan langkah-langkah untuk pengembangan pariwisata di Indonesia, maka kegiatan - kegiatan terencana dan terprogram yang dilakukan oleh pemerintah pada hakeketnya memang bertujuan untuk „berkelanjutan‟ khususnya di bidang pariwisata misalnya, apa yang dimaksud dengan pembagunan pariwisata berkelanjutan pada intinya berkelanjutan dengan usaha menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk pembagunan pariwisata agar dilestarikan untuk generasi mendatang.13

Pariwisata berkelanjutan menurut konsep Muller adalah pariwisata yang dikelola mengacu pada pertumbuhan kualitatif, maksudnya adalah meningkatkan kesejahteraan, perekonomian dan kesehatan masyarakat. peningkatan kulitas hidup dapat dicapai dengan meminimalkan dampak negatif sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Lima hal yang harus diperhatikan dalam pariwisata berkelanjutan menurutkonsep Miller yaitu: 1) pertumbuhan ekonomi yang sehat, 2) kesejahteraan masyarakat lokal, 3) tidak merubah struktur alam, dan melindungi sumber daya alam, 4) kebudayaan masyarakat yang tumbuh secara sehat, 5) memaksimalkan kepuasan wisatawan dengan memberikan pelayanan yang baik

12

Cooper, Chris, dkk., 2006., Tourism, Principles and Practice., Prentice Hall.,Harlow. 13

Ardika, I Wayan., 2003., Pariwisata Budaya Berkelanjutan: Refleksi dan Harapan di Tengah Perkembangan Global. Denpasar: Program Studi Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

(17)

11 karena wisatawan pada umumnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.14

Pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) pembangunan pariwisata yang menekankan pada prinsip pembangunan berkelanjutan. WTO (World Trade Organization) menekankan ada tiga hal penting dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan yaitu:15

1. Quality. Sustainable tourism provides a quality experience for visitor, while improving the quality of the host community and protecting the quality of environment.

2. Continuity. Sustainable tourism ensures the continuity of the natural resources upon which it based and the continuity ofthe cultural of the host community with satisfying experience for visitors.

3. Balance. Sustainable tourism balances the need of the tourism industry, supporters of environment, and the local community.

Konsep pembagunan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat dikemukakan oleh Natori menekankan yakni: 1) terpeliharanya mutu dan berkelanjutan sumber daya alam dan budaya, 2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, 3) terwujudnya keseimbangan antara sumber daya alam dan budaya, 4) kesejahteraan masyarakatlokal serta kepuasan wisatawan.16

Berdasarkan pengertian tersebut konsep pengembangan pariwisata di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh harus memperhatikan aspek

14

Miller, Mark M., 2008., The Competitive of Cuban Tourism Industry in the Twenty first Century: A Strategic Re-Evaluation., Journal of Travel Research. Vol 46 Feb, 268-278., Sage Publication diakses dari http://www.jtr.sagepub.com

15

Word Tourism Oraganization.1999. International Tourism : A Global Perspective.Madrid. Spain.

16

Natori, Masahito. 2001. A Gudebook For Tourism Based Community Development. Aptec Osaka-Japan.

(18)

12 lingkungan, sosial dan aspek ekonomi agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang ada dapatdimanfaatkan untuk generasi mendatang.

2.1.4 Konsep Siklus Hidup Area Wisata

Teori siklus hidup destinasi pariwisata dikemukakan oleh Butler pada tahun 1980 yang lebih dikenal dengan destination area lifecycle. Siklus hidup area wisata mengacu pada pendapat Buttler dalam Pitana terbagi atas tujuh fase yaitu:17

1. Tahapan explorationyang berkaitan dengan discoveryyaitu suatu tempat sebagai potensi wisata baru ditemukan baik oleh wisatawan, pelaku pariwisata, maupun pemerintah, biasanya jumlah pengunjung sedikit, wisatawan tertarik pada daerah yang belum tercemar dan sepi, lokasinya sulit dicapai namun diminati oleh sejumlah kecil wisatawan yang justru menjadi minat karena belum ramai dikunjungi.

2. Kedua,involvementphase (keterlibatan). Pada faseini, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mengakibatkan sebagian masyarakat lokal mulai menyediakan berbagai fasilitas yang memang khusus diperuntukkan bagi wisatawan. Kontak antara wisatawan dengan masyarakat lokal masih tinggi dan masyarakat mulai mengubah pola-pola sosial yang ada untuk merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Di sinilah mulai suatu daerah menjadi suatu destinasi wisata yang ditandai oleh mulai adanya promosi. 3. Ketiga, development phase (pembangunan). Pada fase ini, investasi dari

luar mulai masuk serta mulai munculnya pasar wisata secara sistematis.

17

I Gde Pitana., & Putu G, Gayatri., 2005., Sosiologi Pariwisata., Andi Offset., Yogyakarta.

(19)

13 Daerah semakin terbuka secara fisik, advertensi (promosi) semakin intensif, fasilitas lokal sudah tersisih atau digantikan oleh fasilitas yang benar-benar touristic dengan standar internasional, dan atraksi buatan sudah mulai dikembangkan untuk menambahkan atraksi yang asli alami. Berbagai barang dan jasa impor menjadi keharusan termasuk tenaga kerja asing untuk mendukung perkembangan pariwisata yang pesat.

4. Keempat, consolidation phase (konsolidasi). Pada fase ini, peristiwa sudah dominan dalam strukrur ekonomi daerah dan dominasi ekonomi ini dipegang oleh jaringan internasional atau major chains and franchise. Jumlah kunjungan wisatawan masih naik tetapi padatingkat yang lebih rendah. Pemasaran semakin gencar dan diperluas untuk mengisi berbagai fasilitas yang sudah dibangun. Fasilitas lama sudah mulai ditinggalkan. 5. Kelima, stagnation phase (stagnasi). Pada fase ini, kapasitas berbagai

faktor sudah terlampaui di atas daya dukung sehingga menimbulekan masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kalangan industri sudah mulai bekerja berat untuk memenuhi kapasitas dari fasilitas yang dimiliki khususnya dengan mengharapkan repeater guests atau wisata konvensi/bisnis. Selain itu, atraksi buatan sudah mendominasi straksi asli alami (baik budaya maupun alam), citra awal sudah mulai meluntur, dan destinasi sudah tidak lagi popular.

6. Keenam, decline phase (penurunan). Pada fase ini, wisatawan sudah beralih ke destinasi wisata baru atau pesang dan yang tinggal hanya „sia-sia‟, khususnyawisatawan yang hanya berakhir pekan. Banyak fasilitas

(20)

14 pariwisata sudah berlatih atau dialihkan fungsinya untuk kegiatan non-pariwisata, sehingga destinasi semakin tidak menarik bagiwisatawan. Partisipasi lokal mungkin meningkat lagi terkait dengan harga yang merosot turun dengan melemahnya pasar. Destinasi bisa berkembang menjadi destinasi kelas rendah (a tourism slum)atau sama sekali secara total kehilangan diri sebagai destinasi wisata.

7. Ketujuh, rejuvenation phase (peremajaan). Pada fase ini, perubahansecara dramatis bisa terjadi (sebagai hasil dariberbagai usaha dariberbagai pihak) menuju perbaikan atau peremajaan. Peremajaan ini bisa terjadi karena adanya inovasi dalam pengembangan produk baru dan menggali atau memanfaatkan sumber daya alam dan budaya yang sebelumnya belum dimanfaatkan.

Dalam kaitannya dengan penelitian, maka teori ini dimaksudkan untuk dapat dipakai dalam memetakan posisi dan fase Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dalam siklus hidup area wisata, sehingga dapat di susun strategi pengembangan yang sesuai.

2.1.5 Konsep Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah suatu kegiatan berpikir yang lingkupnya menyeluruh dan mencakup bidang yang sangat luas, kompleks, dan berbagai komponennya saling kait mengkait. Menurut Paturusi ada syarat-syarat dalam perencanaan kawasan pariwisata :18

1. Logis, bisa dimengerti dan sesuaidengan kenyataan yang berlaku.

18

Paturusi, Syamsul Alam., 2008., Perencanaan Kawasan Pariwisata., Press UNUD., Denpasar. Hal 8.

(21)

15 2. Luwes (fleksibel) dan tanggap mengikuti dinamika perkembangan.

3. Objektif, didasari tujuan dan sasaran yang dilandasi pertimbangan yang bersistem dan ilmiah.

4. Realitas, dapat dilaksanakan, memiliki rentang rencana: jangka panjang, menengah dan pendek.

Untuk mengoptimalkan keuntungan dari pengembangan pariwisata dibutuhkan suatu perencanaan yang baik dan matang. Tujuan ini hanya dapat dicapai jika direncanakan dengan baik dan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Ada delapan model pendekatan perencanaan pariwisata menurut Inskeep, yaitu:19

1. Pendekatan berkesinambungan, inkremental dan fleksibel (continuous,incremental and flexible approach).Pendekatan ini didasarkan pada kebijakan dan rencana pemerintah, baik secara nasional maupun regional.Perencanaan pariwisata dilihat sebagai suatu proses berkesinambungan yang perlu dievaluasi berdasarkan pemantauan dan umpan balik dalam kerangka pencapaian tujuan dan kebijakan pengembangan pariwisata.

2. Pendekatan sistem (system approach).Pariwisata dilihat sebagai suatu sistem yang saling berhubungan (interrelated system), demikian halnya dalam perencanaan dan teknik analisisnya.

3. Pendekatan menyeluruh (comprehensive approach).Pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan holistik. Seperti pada pendekatan sistem seluruh

19

(22)

16 aspek yang terkait dalam perencanaan pariwisata mencakup institusi, lingkungan dan implikasi sosial ekonominya dianalisis dan direncanakan secara menyeluruh.

4. Integrated approach.Mirip dengan pendekatan sistem dan pendekatan menyeluruh. Pariwisata dikembangkandan direncanakan sebagai suatu sistem yang terintegrasi baik ke dalam maupun ke luar.

5. Pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (environmental and sustainable development approach). Pariwisata direncanakan, dikembangkan dan dikelola memperhatikan kelestarian lingkungan fisik dan sosial budaya. Analisis daya dukung merupakan bagian paling penting dalam pendekatan ini.

6. Pendekatan swadaya masyarakat (community approach). Pendekatan yang melibatkan yang sebesar-besarnya masyarakat mulai dari proses perencanaan, membuat keputusan, pelaksanaan dan pengelolaan pengembangan pariwisata.

7. Pendekatan implementasi (implementable approach).Kebijakan, rencana, rekomendasi dan rumusan pengembangan pariwisata dibuat serealistis mungkin dan dapat diterapkan. Rumusan perencanaan dibuat sejelas mungkin sehingga bisa dilaksanakan.

8. Penerapan proses perencanaan yang sistematik (application of systematic

planning process). Pendekatan yang dilakukan berdasarkan logika tahapan

(23)

17 Menurut Rangkuti perencanaan strategi merupakan kegiatan perusahaan untuk mencari kesesuaian antara kekuatan kekuatan internal perusahaan dan kekuatan - kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu pasar. Adapun kegiatannya meliputi pengamatan secara hati hati terhadap persaingan, peraturan tingkat inflasi, siklus bisnis, keungulan, dan harapan konsumen serta faktor–faktor lain yang dapat mengindentifikasi peluang dan ancaman.20

Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan berebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi-eveluasi strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis, agar perusahaandapat melihat kondisi-kondisi eksternal dan internal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahaan lingkungan eksternal.

2.2 Kerangka Pemikiran

20

Rangkuti Fredy., 2003., Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis., Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Objek Wisata

Lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi :

1 Obyek dan daya tarik wisata, 2 Prasarana wisata, 3 Tata laksana, 4 Infrastruktur serta 5 Kondisi dari masyarakat atau lingkungan. 1 Konsep Strategi dan

Pengembangan Daya Tarik Wisata

2 Konsep Tentang

Potensi dan Daya Tarik Wisata 3 Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan 4 Konsep Siklus

Hidup Area Wisata

5 Konsep perencanaan Keberhasilan pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata

(24)

18

BAB III

METODE PENERAPAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penyuluhan. Dalam rangka penyadaran tentang pentingnya sadar wisata maka tim melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dan generasi muda khususnya yang bertempat tinggal disekitar lokasi obyek wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar. Dalam penyuluhan ini dijelaskan tentang upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memajukan industri pariwisata di desa tersebut.

Kegiatan ini dilakukan melalui dua tahapan kegiatan dari persiapan, konfirmasi sampai pada tahap pelaksanaan kegiatan. Adapun uraian masing-masing kegiatan dilaksanakan sebagai berikut:

3.1 Tahap Persiapan Tim Pengabdian

Tahap persiapan digunakan oleh Tim untuk mengadakan berbagai persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan lapangan. Pertemuan pertama digunakan untuk membicarakan materi, tempat kegiatan, waktu, dan pembagian tugas anggota tim. Pertemuan kedua dilakukan untuk mendiskusikan program penyuluhan dan pelatihan yang akan dilaksanakan. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan di kampus Fisip UR.

3.2 Tahap Konfirmasi dan Kegiatan

Pada tahap ini Tim melakukan pertemuan dengan pihak pemerintahan Desa Pulau Gadang untuk memberitahukan akan adanya kegiatan pengabdian,

(25)

19 tujuan dilakukan kegiatan di kantor tersebut dan meminta kesediaan menjadwalkan waktu kegiatan. Kegiatan dilakukan pada bulan April 2018.

3.2.1 Tahap Pelaksanaan Kegiatan I

Kegiatan yang pertama dilakukan adalah melakukan survei untuk melihat masalah yang berkaitan dengan keadaan masyarakat sekitar lokasi wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar dalam memahami pentingnya pelaksanaan sadar wisata. Masalah yang ditemukan: kesadaran masyarakat akan arti penting Sapta Pesona dalam industri pariwisata masih rendah.

3.2.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan II

Kegiatan ini dilaksanakan selama pada bulan April 2018. Diawali dengan menyebarkan undangan kepada masyarakat serta para generasi muda Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar.

3.2.3 Tahap Pelaksanaan Kegiatan III

Tahap ketiga adalah penyuluhan sadar wisata bagi masyarakat dan bagi generasi muda di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar yang semula sesuai dengan undangan yang telah disebar.

3.2.4 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Ket

Persiapan Observasi Konfirmasi Penyebaran

(26)

20 Undangan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Penyusunan Pelaporan dan Penggandaan Laporan

3.2.5 Justifikasi Anggaran Penelitian

Adapun biaya kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

3.2.5.1 Bahan Habis Pakai dan Peralatan JENIS BAHAN/ MATERIAL

PENGABDIAN VOLUME HARGA SATUAN (RP) JUMLAH (RP a. Pembelian ATK : 1. Kertas Hvs 70 gram 2. Amplop 3. Flas disc 4. Ballpoint 5. Bj Cartridge Canon 6. Refil tinta 7. CD RW

8. Spidol besar white board 9. Stopmap

10. Block notes 11. Penggaris 12. Stepler dan isi 13. Materai 14. Pisau Cuter

15. Lampu Senter +Baterai 16. Anak Pisau Cuter 17. Kertas karton (cover) 18. Kertas Kuarto 19. Dokumen Keeper b. Bahan pengumpul data 1. Copy Dokumen 4 rim 1 dus 1 bh 1 dus 1 unit 2 dus 4 buah 1 dus 30 buah 50 buah 3 buah 3 buah 2 lembar 2 buah 3 unit 1 dus 1 paket 3 rim 5 unit 1000 lbr 30.000 15.000 45.000 50.000 350.000 30.000 2.000 60.000 3.000 7.500 5.000 10.000 7.000 17.500 150.000 10.000 25.000 50.000 66.400 125 120.000 15.000 45.000 50.000 350.000 60.000 8.000 60.000 90.000 375.000 15.000 30.000 14.000 35.000 450.000 10.000 25.000 150.000 332.000 125.000

(27)

21 2. Baterai recharge

3. Copy data sekunder 4. Penelurusan pustaka 5. Penyusunan instrument 2 set paket paket paket 30.000 700.000 500.000 500.000 60.000 700.000 500.000 500.000 Sub total 4.050.000,- 3.2.5.2 Perjalanan

JENIS PENGELUARAN VOLUME

HARGA SATUAN (RP) JUMLAH (RP) a. Biaya Mobil+Bensin+Sopir b. Penginapan (3 orang) c. Konsumsi 3 kali kedatangan 3 kali kedatangan 3 kali kedatangan Rp.550.000 Rp.500.000 Rp.200.000 Rp.1.650.000,- Rp.1.500.000,- Rp. 600.000,- Sub Total 3.750.000,- 3.2.5.3 Lain-lain JENIS PENGELUARAN HARGA SATUAN (RP) JUMLAH (RP) Administrasi Paket 300.000,-

Penyusunan laporan Paket 300.000,-

Penggandaan & penjilidan laporan ( 20 eks) 25.000 600.000,-

Publikasi media cetak /Jurnal Paket 300.000,-

Dokumentasi Paket 200.000,-

Presentasi dan Seminar/diseminasi Paket 500.000,-

Sub total 2.200.000,-

Total Biaya I Sampai III Rp.10.000.000,-

(28)

22 Jadi, anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata alam di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).

(29)

23

BAB IV

HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN

4.1 Hasil Pengabdian

Dari kegiatan pengabdian dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Pulau Gadang belum sepenuhnya memahami arti penting industri pariwisata bagi kemajuan daerahnya serta peningkatan perekonomian masyarakat sekitar daerah wisata. Walaupun demikian, Pemerintahan Desa telah memberikan dorongan kepada masyarakat dengan membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) ngetahui serta mengadakan pendampingan agar kelompok tersebut berhasil memajukan wisata terutama wisata alam di desa mereka. Pendampingan dalam rangka peningkatan pariwisata juga dilakukan oleh dinas periwisata Kabupaten, begitu juga yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan akademi pariwisata yang ada di Riau. Sebenarnya potensi wisata yang terdapat di Desa Pulau Godang sangat potensial, ini terbukti dengan adanya pihak swasta yang membuka lahan sebagai tempat wisata alam disamping lahan wisata yang dimiliki masyarakat desa setempat. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam rangka pembangunan pariwiasata daerah yang berkelanjutan yaitu dengan memperhatikan amenitas (sarana dan prasarana), aksesibilitas dan atraksi (event wiasata). Disamping itu diperlukan juga kreativitas masyarakat dalam membuat cenderamata dan souvenir yang khas dari desa tersebut.

Secara garis besar hasil kegiatan yang telah dicapai dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

(30)

24 a. Materi tentang pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata alam pada umumnya dapat diterima dan dapat dipahami, serta mendapat respon dari peserta, yang ditandai dengan adanya peratanyaan-pertanyaan yang muncul.

b. Berdasarkan sikap dan pertanyaan yang diajukan dapat diketahui bahwa materi pengabdian sangat membantu dalam pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata alam desa pulau godang.

c. Dari hasil pengabdian ini diharapkan akan ada tindak lanjut misalnya Desa Pulau Godang menjadi desa binaan bagi Prodi Ilmu administrasi Publik Fisipol Universitas Riau

d. Berdasarkan evaluasi dapat diketahui bahwa pada umumnya peserta dapat memahami bagaimana cara memberdayakan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar pembangunan wisata alam di desa pulau godang dapat berhasil.

4.2 Ketercapaian Sasaran

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata di desa Pulau Gadang mendapat sambutan yang cukup baik. Masyarakat desa pada umumnya belum begitu memahamai bagaimana meningkatkan kemampuan mereka baik dari segi SDM dan potensi lainnya guna pembangunan wisata desa, dan bagaimana melakukan pelayan yang baik terhadap wisatawan.

Namun demikian pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dengan tema pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata alam bukan berarti tidak ada

(31)

25 hambatan. Berikut merupakan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar sebagai berikut:

4.2.1 Faktor Penghambat

Faktor-faktor yang menjadi penghambat terlaksananya pengabdian kepada masyarakat di desa Pangkalan Baru Kabupaten Kampar adalah :

a. Pemahaman masyarakat akan pentingnya pariwisata dalam peningkatan perekonomian keluarga dan masyarakat masih sangat kurang. Hal ini ditandai dengan kurangnya kerajinan tangan dan cenderamata di lokasi wisata. Masyarakat cenderung menjual makanan yang instan.

b. Pengetahuan aparatur pemerintahan desa yang kurang baik secara teoritis dan praktek bagaimana mendorong masyarakat sadar akan wisata daerah. c. Adanya sikap pesimis dari aparatur pemerintahan desa maupun masyarakat

jika pengembangan wisata di daerahnya berkembang dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

4.2.2 Faktor Pendukung

Faktor-faktor yang mendukung terlaksananya pengabdian kepada masyarakat di desa Pangkalan Baru Kabupaten Kampar adalah:

a. Adanya dukungan positif dari pihak pemerintah kabupaten dengan membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Desa Pulau Gadang. b. Adanya antusiasme dari aparatur pemerintahan desa dalam pelaksanaan

(32)

26

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata dapat disimpulkan telah berhasil memberikan penyuluhan. Keberhasilan ini antara lain ditunjukkan oleh :

a. Adanya kesesuain materi dengan kebutuhan aparatur pemerintahan desa dan masyarakat dalam usaha pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata alam di desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar. b. Adanya respon yang positif dari peserta, yang ditunjukkan dengan

pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama pengabdian.

c. Sebagian besar peserta telah memahami arti pentingnya pengembangan pariwisata alam dalam rangka pembangunan perekonomian masyarakat desa.

5.2 Rekomendasi

Dari pertanyaan dan tanggapan peserta pengabdian dalam hal ini aparatur pemerintahan dan masyarakat Desa Pulau Gadang dapat disarankan bahwa agar selalu termotivasi untuk melakukan perubahan sehingga semangat pengembangan pariwisata di daerahnya dapat terus di pupuk yang pada gilirannya akan terwujud pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.

(33)

27

DAFTAR PUSTAKA

Ardika, I Wayan., 2003., Pariwisata Budaya Berkelanjutan: Refleksi dan Harapan di Tengah Perkembangan Global. Denpasar: Program Studi Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

A, Yoeti, Oka. 1997, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung. Cooper, Chris, dkk., 2006., Tourism, Principles and Practice., Prentice

Hall.,Harlow.

Hakim L.,2004.,Dasar-Dasar Ekowisata. Edisi Pertama., Cetakan Pertama., Bayumedia Publishing., Jawa Timur.

Husein Umar., 2002., Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.,Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

I Gde Pitana., & Putu G, Gayatri., 2005., Sosiologi Pariwisata., Andi Offset., Yogyakarta.

Natori, Masahito. 2001. A Gudebook For Tourism Based Community Development. Aptec Osaka-Japan.

Paturusi, Syamsul Alam., 2008., Perencanaan Kawasan Pariwisata., Press UNUD., Denpasar

Pendit, Nyoman S. 1999., Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana., Pradnya Paramita., Jakarta.

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rangkuti Fredy., 2003., Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis., Gramedia Pustaka Utama., Jakarta

Suwantoro, G. 1997., Dasar-dasar Pariwisata., Andi., Yogyakarta. Tregoe., 1985., Strategic Management., Erlangga., Bandung.

(34)

28 Foto-foto Kegiatan

(35)
(36)

Referensi

Dokumen terkait

Selain jambu lilin, varietas lain dari buah Jambu Syzygium samarangense adalah jambu gondrong yang di kenal dengan nama jambu cincalo gondrong atau jambu Semarang gondrong..

 Mengolah data tentang tata letak unsur- unsur dalam desain grafis..  Mengomunikasik an tentang tata letak unsur- unsur dalam

Hal ini terbukti dengan gerak bebas roda kemudi yang hanya 20 mm, front wheel alignment sesuai dengan spesifikasi standar pabrik, grafik uji peredaman kejutan

Pandangan yang dikemukakan oleh para sarjana awal ini tidak jauh berbeza dengan mengukur kegagalan PKM hanya selepas Darurat, tetapi gagal melihat satu faktor utama

Pelatihan Diversifikasi dan Aplikasi Asap Cair dalam Pengolahan Ikan di Desa Koto Masjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi

Pengembangan Kemampuan Wanita Dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar.. Rp

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diintegrasikan dengan kegiatan KKN di desa Cipangramatan dan Karamatwangi, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut,

Penempatan produk yang tepat dapat memberikan pengaruh positif yang sesuai dengan identitas merk bahkan terhadap citra merk itu sendiri, karena product placement telah