• Tidak ada hasil yang ditemukan

Boundaries adalah pagar pembatas/ garis pemisah, yang:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Boundaries adalah pagar pembatas/ garis pemisah, yang:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP

Setelah kita menerima anugerah Tuhan dan ditebus olehNya, hidup kita menjadi milik Tuhan (dikhususkan untuk Tuhan). Boundaries yang benar dan jelas akan menjaga hidup kita tetap terarah sesuai panggilan dan rencana-Nya. APLIKASI

Untuk kita bisa ada di dalam rencana Allah dan melihat rencana Allah digenapi dalam hidup kita:

1 Memeriksa apakah kita sudah membangun boundaries yang benar dalam hidup kita sesuai dengan firman Tuhan 2 Membangun boundaries/batas yang jelas dan benar dengan memahami kaitannya dengan gospel, di mana gospel memberikan tuntunan bagi kita untuk menegaskan siapa diri kita di dalam Tuhan (1 Petrus 2:9), apa yang ya dan tidak, apa yang boleh masuk dan keluar dalam hidup kita, supaya hidup kita semakin bertumbuh.

PERTANYAAN

1. Tuhan menyatakan diri-Nya dengan jelas sehingga kita tidak bersikap sembarangan terhadap Dia. Selain penuh kasih karunia, apa yang kita kenal dari Tuhan?

(Sharingkanlah juga pengalaman kita tentang pengenalan tersebut. Sharing dapat dimulai dari HOME Leader/Pemimpin diskusi)

2. Dalam hal apa kita masih memiliki boundaries yang lemah?

(Misal: mudah tertuduh, mudah kompromi dengan dosa, mudah tersinggung, tidak berani berkata tidak, tidak punya disiplin rohani, dsb. Sharingkanlah juga bagaimana dampaknya dalam kehidupan kita.

Sharing dapat dimulai dari HOME Leader/Pemimpin diskusi)

3. Setelah menjawab pertanyaan no 2, apa boundaries yang sesuai Firman Tuhan, yang perlu kita bangun?

(Setelah member menjawab apa boundaries yg perlu dibangun, tanyakanlah bagaimana mereka akan membangun boundaries tersebut. Bisa juga meminta mereka untuk mencatat komitmen mereka ini sehingga pada pertemuan selanjutnya, HOME Leader dapat memfollow up hal tersebut)

RK20210502 Andy S

“Gospel & Boundaries”

Kita terus membahas tentang healthy heart dan true gospel, dan juga diperlengkapi lewat kelas-kelas, untuk kita membangun diri menjadi pemimpin yang sehat dan kuat: yaitu sehat di dalam jiwa dan juga kuat di dalam gospel. Jadi marilah kita semua memperlengkapi diri untuk menggenapi rencana Tuhan di dalam hidup kita, menjadi pemimpin yang sehat dan kuat.

Boundaries adalah pagar pembatas/ garis pemisah, yang: - Menegaskan batas dari sebuah wilayah.

- Menegaskan batas dari hak/ wewenang seseorang.

- Menegaskan batas dari tanggung jawab yang dimiliki seseorang. Ilustrasi: pagar pembatas rumah.

Di dalam batas pagar rumah kita, kita bisa menanam dan menebang pohon, serta melakukan berbagai hal semau kita. Tetapi kita tidak bisa sembarangan main tanam/ cabut/ tebang pohon atau sembarangan melakukan hal di dalam pagar batas rumah orang lain (di luar batas wilayah kita). Begitu pula orang lain tidak bisa seenaknya masuk ke dalam area rumah kita dan melakukan apa yang dia mau tanpa seizin kita.

Kejelasan batas di dalam hidup ini sangat dibutuhkan bila seseorang mau hidupnya menjadi efektif, tidak terus-menerus dimanfaatkan orang, tidak keluar dari tujuan hidup yang Tuhan sudah tetapkan, dan

(2)

tidak terus dipenuhi dengan tuntutan seakan-akan kita bertanggung jawab untuk menyenangkan semua orang yang kita kenal.

Kidung Agung 4:12-15

12 Dinda, pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai.

13 Tunas-tunasmu merupakan kebun pohon-pohon delima dengan buah-buahnya yang lezat, bunga pacar dan narwastu,

14 narwastu dan kunyit, tebu dan kayu manis dengan segala macam pohon kemenyan, mur dan gaharu, beserta pelbagai rempah yang terpilih.

15 O, mata air di kebun, sumber air hidup, yang mengalir dari gunung Libanon!

Kidung Agung adalah kitab puisi yang menggambarkan hubungan antara gereja (umat Tuhan) sebagai pengantin wanita (the bride), dengan Kristus sebagai pengantin pria (the groom), yang saling mengagumi, saling menikmati, dan saling memiliki satu sama lain.

- Tuhan mengatakan bahwa kita adalah kebun tertutup, mata air yang termeterai – yang berbicara bahwa hidup kita ini adalah milik Tuhan, dikhususkan untuk Tuhan, sebagaimana juga Tuhan memberikan diriNya buat kita.

Karena hidup kita adalah milik Tuhan, maka setelah kita menerima God’s grace dan ditebus Tuhan, Tuhan tidak mau kita hidup sembarangan lagi karena kini hidup kita bukan murahan lagi. Tuhan mau kita hidup di dalam rencanaNya dan Tuhan juga mau menumbuhkan berbagai macam hal yang berharga dan menyenangkan di dalam hidup kita, yang bisa kita nikmati dan Tuhan nikmati, dan pada akhirnya itu memuliakan Tuhan.

- Tuhan bahkan memberikan sumber air kehidupan di dalam diri kita.

Untuk kita bisa ada di dalam rencana Allah dan melihat rencana Allah digenapi dalam hidup kita, maka kita perlu membangun boundaries (batas) yang jelas di dalam hidup ini. Karena itu kita harus belajar menyadari bahwa kita bukan superhero yang bisa menolong semua orang, yang bisa memenuhi permintaan semua orang, atau yang bertanggung jawab menyenangkan semua orang.

(3)

Mengapa boundaries penting bagi kesehatan jiwa kita dan untuk pertumbuhan rohani kita? Karena boundaries menentukan kesehatan jiwa dan pertumbuhan rohani.

Ada berita tentang kapal selam Perancis yang katanya berhasil menembus dan melewati sebagian wilayah Indonesia tanpa izin dan tanpa ketahuan. Berita ini menjadi viral dan sensitif karena saat batas wilayah suatu negara dilanggar dengan mudah, dengan seenaknya, dan tanpa permisi; maka negara tersebut akan merasa terintimidasi, tersinggung, dipermainkan, dihina, dan dipermalukan. Bahkan negara itu bisa kehilangan kepercayaan diri karena merasa pertahanannya begitu rapuh. Masyarakatnya bisa merasa tidak aman.

Begitu juga dengan hidup kita. Saat kita tidak memiliki dan tidak berani membangun boundaries yang benar:

1. Yang pertama-tama akan memanfaatkannya adalah Iblis. Iblis akan dengan cepat bergerak dan berusaha merusak banyak hal dalam hidup kita. Tuhan memberi kita peringatan supaya kita waspada dan berjaga-jaga terhadap Iblis.

Yohanes 10:10

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

2. Tetapi selain Iblis, selalu akan ada orang lain yang mencoba memanfaatkan kelemahan dari boundaries di dalam hidup kita, selalu akan ada yang mencoba untuk mulai melanggar dan mengganggu, bahkan merusak hidup kita. Membuat hidup kita dipenuhi dengan rasa malu, tersinggung, dimanfaatkan, dipermainkan, dan terhina; sehingga kita terluka, kehilangan kepercayaan diri, dan sebagainya.

Contoh:

- Ada orang yang dimanfaatkan secara seksual oleh pacarnya. Akhirnya dia merasa rendah diri, merasa tidak layak, dan merasa tidak berharga. Tapi dia tidak bisa keluar dari sana karena dia tidak membangun

boundaries (batasan) yang jelas di dalam hidupnya tentang sampai mana orang berhak memanfaatkan

tubuhnya.

- Ada seseorang yang terus dimanfaatkan oleh keluarganya sendiri. Keluarganya sibuk berjudi tetapi orang inilah yang terus dituntut untuk membayar semua utang akibat judi tersebut. Setelah orang ini menikah pun dia tetap harus membiayai utang judi keluarganya, sehingga keuangan keluarga barunya terganggu dengan begitu parah. Akhirnya keluarganya sendiri turut mengalami masalah. Pasangannya marah dan mereka mengalami goncangan dalam kehidupan pernikahan mereka – karena orang ini tidak memiliki

boundaries yang kuat sehingga pihak keluarganya terus memanfaatkannya untuk membayari semua utang

judi mereka.

Ada banyak hal di dalam hidup kita yang membuat kita dicuri, dimanfaatkan, dan menjadi korban, yaitu saat kita tidak memiliki boundaries yang jelas dan benar di dalam hidup kita. Karena itu kalau kita ingin memiliki healthy heart, ingin kerohanian kita bertumbuh, ingin hidup kita berjalan di dalam rencana Allah, maka kita perlu membangun boundaries.

Sebetulnya semua orang memiliki boundaries/ batasan di dalam hidup mereka: 1. Apakah sadar atau tidak

2. Apakah sengaja atau kebetulan

3. Tetapi masalahnya apakah boundaries yang ada di dalam hidup kita itu benar atau salah.

Maka inilah yang akan kita pelajari, yaitu bagaimana kita bisa membangun boundaries, secara sadar, secara sengaja, dan benar, supaya kita bisa terus hidup dalam rencana Allah.

(4)

Manfaat membangun boundaries dalam hidup kita: Boundaries menegaskan identitas kita.

Menegaskan siapa kita sebenarnya, baik kepada orang lain dan juga kepada diri kita sendiri. Boundaries menegaskan mana yang YA dan mana yang TIDAK bagi kita.

Dan ternyata Tuhan juga menetapkan boundaries tentang diriNya, Tuhan menegaskan siapa diriNya:

Keluaran 6:6

Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.

Kejadian 15:1

Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."

Imamat 19:2

Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Keluaran 22:27

sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya--pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.

Keluaran 20:5

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku

- Dengan tegas dan jelas Tuhan menyatakan bahwa, ”Akulah Tuhan, Aku Allahmu.” (Keluaran 6:6)

- Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa Dia adalah perisai, pelindung bagi kita (Kejadian 15: 1)

- Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa Dia adalah Allah yang kudus, Allah yang tidak bisa bersatu

dengan dosa (Imamat 19:2)

- Tuhan menegaskan bahwa Dia adalah kasih, gracious, graceful (Keluaran 22:27).

- Tuhan menegaskan bahwa Dia adalah Pribadi yang bisa merasakan suka atau tidak suka (Keluaran 20:5).

Cemburu di sini berbeda dengan cemburu manusia, tetapi Allah menegaskan bahwa Dia bisa merasakan suka atau tidak suka.

Alkitab menceritakan banyak hal tentang Tuhan, apa yang Tuhan sukai dan tidak sukai. Tujuannya supaya kita bisa memahami dan mengenal Dia sesuai dengan kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita.

Oleh karena itu tidak dapat dipercaya kalau ada orang yang sudah menerima dan mengalami grace dengan sungguh-sungguh, akan terus dengan sengaja hidup di dalam dosa, karena:

- Tuhan sudah menyatakan diriNya dengan tegas sehingga kita bisa tahu apa yang yes dan no bagi Tuhan.

- Tuhan sudah memberikan graceNya buat kita, di mana grace bukan hanya membuat kita diampuni, tidak berhenti sampai sana, tetapi grace juga akan:

• Membuat kita semakin ingin mengenal Allah dan membuat kita bisa semakin mengenal Dia. • Membuat kita semakin ingin hidup dalam kekudusan, memampukan kita untuk bisa hidup di

dalam kekudusan yang semakin hari makin bertumbuh di dalam Tuhan. • Membuat kita semakin ingin bisa menyenangkan Allah.

• Membuat kita tidak puas dengan hanya memikirkan diri sendiri; tetapi pernyataan diri Allah, boundaries tentang Allah, serta grace yang Dia berikan akan membuat kita ingin mulai melayani sesama kita dan membagikan kasih Allah yang memenuhi hidup kita dengan berlimpah.

(5)

Kalau Tuhan membangun boundaries untuk membuat orang bisa mengerti siapa Dia, mengerti apa yang ya dan tidak bagi Tuhan; maka kita pun perlu belajar untuk membangun boundaries di dalam hidup kita dengan benar. Gospel memberikan tuntunan bagi kita untuk menegaskan siapa diri kita di dalam Tuhan.

1 Petrus 2:9

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kita bukan orang yang sembarangan, bukan orang yang tidak berharga, bukan orang yang tidak diharapkan, bukan orang yang tidak berguna. Kita adalah orang yang dipilih Tuhan dan Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa kita adalah:

- Bangsa pilihan Tuhan.

- Yang dijadikan Imamat yang Rajani. Imam bicara bahwa kita memiliki hak untuk didengar oleh Allah dan mendengar Allah, menjadi Imam di dalam Kerajaan Allah.

- Kita adalah bangsa yang kudus, kita dikuduskan oleh Allah. Kalau kita sudah mengerti bagaimana kita dikuduskan, maka kita akan menghargai hidup kita lebih lagi karena kita sadar betapa berharganya dijadikan kudus oleh Tuhan itu.

- Saat kita mengerti bahwa kita adalah umat kepunyaan Allah sendiri dan menyadari betapa berharganya kita, kita tidak akan sembarangan dengan hidup kita. Hal itu akan menjadi boundaries di dalam hidup kita.

Ilustrasi:

Saya bertemu teman di café. Dia membawa tas Hermes besar yang ditaruh di kursi. Karena saya ingin duduk di kursi itu, saya pindahkan tas Hermesnya. Tangan teman saya otomatis bergerak karena dia takut sekali tasnya bergesekan dengan kursi atau meja saat saya memindahkannya. Lalu saya angkat tas itu dan menyerahkannya ke dalam tangannya supaya dia tenang. Dia sangat menghargai tasnya karena tasnya sangat berharga.

- Supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia artinya hidup kita akan menceritakan kebesaran Tuhan. Kita bukan sekadar hidup untuk diri sendiri, bukan sekadar untuk mencari jalan keluar dari masalah, bukan sekadar untuk minta pertolongan dari Tuhan. Ya, semua itu termasuk, tetapi lebih daripada itu, hidup kita akan menceritakan tentang kebesaran Tuhan. Saat kita mendirikan pagar rumah, pagar rumah itu menegaskan bahwa ini batas wilayah saya, ini milik saya. Boundaries yang kita bangun di dalam hidup kita juga akan menegaskan kepada diri kita sendiri, kepada orang di sekitar kita, dan juga kepada iblis, akan siapa pemilik hidup kita. Coba cek, apakah benar hidup kita sudah milik Tuhan atau masih milik kita sendiri, atau bahkan masih milik Iblis?

Ilustrasi:

Saya suka sekali jengkol tetapi teman-teman saya membencinya. Setelah saya survei, sebagian besar dari yang mengaku benci jengkol, ternyata tidak pernah mencobanya. Mereka seperti orang yang kepahitan terhadap orang lain yang tidak pernah melakukan kesalahan kepadanya. Bertemu saja belum tetapi sudah pahit duluan, mencoba jengkol saja belum tetapi sudah tidak suka dan menghakimi bahwa jengkol adalah makanan yang menjijikan. Karena penasaran, saya ingin coba menjebak teman yang membenci jengkol, dengan diam-diam memasukkan jengkol yang saya yakini paling enak, ke dalam makanannya. Supaya saat dia mencoba dan ternyata enak dan mencari tahu apa itu, maka saya akan terangkan bahwa itu jengkol, sehingga dia akan berterima kasih karena saya telah membuatnya mengerti bahwa jengkol itu begitu enak – begitu pikir saya.

Tetapi saat saya sedang mempersiapkan hal ini, teman yang lain menasihati supaya saya tidak melakukannya, takut teman saya ini ngamuk walaupun sebenarnya maksud saya baik. Karena kalaupun nanti dia ternyata suka, tetapi saat tahu bahwa itu jengkol, dia akan tetap ngamuk. Sangat tidak masuk akal, merasa keenakan tetapi tetap ngamuk gara-gara tahu itu jengkol.

Tapi minimal teman saya sudah menegaskan siapa dirinya. Dia sudah membangun boundaries yang jelas tentang apa yang ya dan tidak tentang dirinya. Dia sudah mempertegas bahwa dia adalah pembenci jengkol garis keras.

(6)

Manfaat Boundaries:

1. Boundaries menegaskan identitas kita

Boundaries menegaskan identitas kita, menegaskan siapa diri kita di dalam rencana penebusan Tuhan, dan menegaskan mana yang ya dan tidak di dalam hidup kita.

2. Boundaries menentukan apa yang boleh, IN/ OUT di dalam hidup kita

Tidak semua hal yang baik itu boleh/perlu kita terima dan tidak semua hal perlu dikeluarkan/ buang. Lewat membangun boundaries yang benar dan jelas, kita akan tahu:

- Orang mana yang kita perlu beri izin untuk memberi pengaruh dalam hidup kita. - Komentar mana yang perlu kita perhatikan.

- Hal-hal apa yang perlu/ harus kita beri/ bagikan/ layani kepada orang lain dan bukan untuk ditahan sendiri.

Karena boundaries akan membangun value dalam hidup kita, boundaries akan menentukan batas yang jelas: mana yang harus ada di dalam dan mana yang perlu kita bagikan keluar (apa yang masuk dan keluar akan jelas).

3. Boundaries menjadi alarm dalam diri kita

Saat kita membangun boundaries dengan benar di dalam koridor gospel, di dalam koridor yang Tuhan berikan dalam hidup kita, maka kita akan selalu aware dengan banyak hal.

Mungkin kita salah dalam hal-hal tertentu, mungkin terjadi pelanggaran di dalam hal-hal tertentu, mungkin ada yang berusaha mengintimidasi kita, ada yang memanfaatkan kita dengan cara yang salah, tapi sekali lagi: boundaries yang terbangun dengan benar akan menjadi alarm dalam hidup kita, akan mengingatkan kita, dan akan selalu membuat kita waspada:

- “Hei, ada yang salah! Hei, tidak seharusnya begini.”

- “Ini bukan tanggung jawab saya, ini juga bukan hak saya ikut campur lebih jauh dalam hidup seseorang.”

4. Boundaries membantu kita menjaga diri dari orang-orang yang salah Lewat boundaries yang terbangun jelas, kita jadi tahu:

- Mana pergaulan yang baik dan mana yang buruk.

- Dengan siapa kita boleh bersahabat dekat dan dengan siapa kita perlu menjaga diri.

- Dari siapa kita harus belajar menarik diri dan kepada siapa kita harus belajar untuk lebih memberanikan diri masuk di dalam pergaulan yang baik.

5. Boundaries melindungi kemerdekaan kita di dalam Tuhan

Orang yang sudah membangun boundaries dengan benar akan tahu bahwa di dalam Tuhan kita sudah merdeka, sudah ditebus, sudah diampuni, sudah disucikan, bahkan sudah disempurnakan di hadapan Allah – kita sudah sempurna dihadapan Allah.

Sehingga setiap kali Iblis mencoba mencuri kemerdekaan kita lagi, setiap kali Iblis mencoba menuduh kita lagi, kita tahu:

- “Saya memang belum sempurna tapi di hadapan Allah saya sudah dijadikan sempurna karena karya salib Yesus.”

- “Saya tidak perlu melakukan ini semua untuk diakui, untuk menjadi berkenan di depan Tuhan, atau untuk diselamatkan – karena oleh kasih karunia saya sudah selamat, sudah dibuat berkenan di hadapan Allah.”

Boundaries akan membantu melindungi kemerdekaan kita dari tipu daya muslihat iblis.

Mari di bulan ini kita membangun boundaries dengan benar. Ayo kita sama-sama belajar dan mulai membangun hidup kita untuk bertumbuh di dalam rencana Allah.

(7)

-oOo-

DOA

Tuhan,

Terima kasih buat anugerahMu, terima kasih buat berkatMu. Terima kasih buat pengampunanMu, Tuhan sudah mengampuniku.

Apa pun masa laluku, seperti apa pun kondisiku, tetapi Engkau menerimaku apa adanya. Engkau mati di atas kayu salib bagiku, menebus semua dosaku, menyucikanku, melayakkanku, menjadikanku anakMu, dan menjadikanku sempurna di hadapanMu.

Aku bersyukur untuk penebusan dan pengampunan yang seharusnya tidak layak aku terima. Terima kasih Tuhan, aku bersyukur untuk itu semua.

Biar apa yang kami kerjakan membuat kami boleh semakin mengerti akan pengorbananMu bagi kami di atas kayu salib,

kami boleh semakin mengerti bagaimana Engkau sudah menguduskan kami, menebus kami, menjadikan kami sempurna di hadapanMu, hanya karena anugerahMu saja.

Biarlah Tuhan memberkati setiap kami satu persatu.

Pimpin pribadi kami masing-masing, Tuhan, pulihkan hal-hal yang masih luka di dalam kami, buat kami boleh terus bertumbuh dalam kebenaran ke arah Kristus,

bawa kami terus semakin hari makin intim dengan Tuhan.

Berkati keluarga kami, profesi dan pekerjaan kami, semua ini juga perlu perlindungan dan pimpinanMu, Tuhan, supaya kami boleh berhasil di dalam segala sesuatunya dan nama Tuhan dipermuliakan di dalam itu semua. Tuhan, kami juga berdoa buat kota dan bangsa kami, pimpin terus kota dan bangsa kami.

Biarlah wabah covid ini boleh segera diatasi

sehingga kami boleh segera berkegiatan lagi, ekonomi boleh segera bangkit lagi.

Kami berdoa memberkati kota dan bangsa kami, biar sejahteralah kota kami, sejahteralah bangsa kami . Terima kasih Tuhan.

Amin.

-oOo-

SONG LIST

1 Kemenangan Terjadi di Sini / Engkau Raja (Franky Kuncoro) 2 Sungguh Indah (Raguel Lewi)

Referensi

Dokumen terkait