Integritas dan Kualitas Sumber
Daya Manusia Pada Perbankan
Syariah
I.
PENDAHULUAN
Integrasi
Proses integrasi atau penyatuan sosial terjadi jika perubahan sosial itu membawa unsurunsur yang cocok dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Penambahan unsurunsur baru di dalam proses perubahan itu menyatu di dalam kerangka kepentingan struktur sosial yang ada.
Sikap yang diambil oleh anggota masyarakat dan struktur sosial yang ada adalah sikap adopsi atau menerima unsur baru sebagai bagian dari sistem yang sudah ada. Bahkan, dalam
beberapa kasus dapat terjadi bahwa unsur baru tersebut justru menghidupkan atau memberi kekuatan baru bagi berkembangnya unsur yang sudah ada atau disebut revitalisasi. Ada beberapa kelompok sosial misalnya, yang secara positif menerima kegiatan pariwisata karena dapat menghidupkan kembali kebudayaan tradisional yang hampir punah akibat adanya kegiatan pariwisata tersebut. Proses integrasi dapat terjadi pula melalui cara interseksi berbagai struktur sosial yang berbeda dalam satu kesatuan sosial. Perubahan sosial tidak selamanya membawa pengaruh pada pemisahan hubungan sosial tetapi bisa jadi sebaliknya dapat memperumit keterkaitan hubungan antara kelompok-kelompok yang ada.
Pengertian kualitas
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu .Istilah ini
banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan
teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.
Pengertian sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Pengertian perbankan syariah
suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah).
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan
dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain.
Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya
bagi lembaga-lembaga komersialswasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia, telah muncul kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah.
Perbankan syariah merupakan suatu organisasi Islam yang dalam praktek dan aktivitas manajemennya menerapkan prinsip-prinsip syariah. Perkembangan perbankan syariah memiliki konsekuensi terhadap peningkatan kebutuhan pasar tenaga kerja. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) jumlah tenaga kerja yang masuk di sektor perbankan syariah terus meningkat.
Perkembangan perbankan syariah ini tentunya juga harus didukung oleh sumber daya insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun, realitas yang ada menunjukkan bahwa masih banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan memengaruhi produktifitas dan profesionalisme perbankan syariah itu sendiri. Inilah yang memang harus mendapatkan perhatian dari kita semua, yakni mencetak sumber daya insani yang mampu mengamalkan ekonomi syariah disemua lini karena system yang baik tidak mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani yang baik pula.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, ada rumusan masalah yang bisa diambil:
a. Bagaimana integritas dan kualitas sumber daya manusia pada bank syariah ?
b. Faktor Kinerja sumber daya insani ?
II.
PEMBAHASAN
A. Integritas dan kualitas sumber daya manusia pada perbankan syariah
Salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan disamping pemasaran bank adalah pengelolaan terhadap sumber daya manusia. Hal ini disebabkan sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu penyediaan sumber daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan. Disamping itu, sumber daya manusia yang dimiliki oleh bank haruslah memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, mengingat faktor pelayanan yang diberikan oleh para pegawai ini sangat menentukan sukses atau tidaknya bank kedepan. Kemampuan yang dimiliki harus terus diasah secara terus menerus, baik melalui pengalaman kerja, maupun pelatihan dan pengembangan pegawai.
Pada awal dikenalnya ilmu ekonomi, sumber daya manusia dianggap sebagai mesin oleh sebagian besar perusahaan. Karena dianggap sebagai mesin, maka mereka dapat diperlakukan seenaknya oleh pemilik perusahaan pada saat itu.[1]
Islam mendorong umatnya untuk memilih calon pegawai berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan teknis yang dimiliki. Hal ini sesuai firman Allah : “Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al-Qasas [28]: 26).
Dalam islam, prosesi pengangkatan pegawai harus berdasarkan kepatutan dan kelayakan calon atas pekerjaan yang akan dijalaninya. Ketika plihan pengangkatan jatuh pada orang yang disinyalir memiliki kemampuan, padahal masih terdapat orang yang lebih patut, layak dan lebih baik darinya (dari golongan orang-orang terdahulu), maka prosesi pengangkatan ini bertentangan dengan syariat islam.[2]
Manajemen sumber daya insani konsen terhadap pengaturan aktivitas dan hubungan atar karyawan. Mereka diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang optimal. Para karyawan harus mampu meningkatkan kompetensi dan kemampuan teknis guna merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Di dalam jiwa seorang yang jujur itu terdapat komponen nilai rohani yang memantulkan berbgai sikap yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji (morally
upright). Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya tersebut atau integritas. Kejujuran dan integritas bagaikan dua sisi mata uang. Seseorang tidak cukup hanya memiliki keikhlasan dan kejujuran, tetapi dibutuhkan pula nilai pendorong lainnya, yaitu integritas. Akibatnya mereka siap menghadapi resiko dan seluruh dia hadapi dengan gagah berani, kebanggaan, dan penuh suka cita, dan tidak pernah terpikirkan untuk melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Budaya kerja islami sangat mendorong untuk melahirkan seorang yang profesionalis sekaligus memiliki integritas yang tinggi. Jujur, tetapi tidak mempunyai integritas berarti tidak bisa diandalkan.[3]
2. Memiliki komitmen
Yang dimaksud dengan commitment adalah keyakinan yang mengikat (aqad) sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya (I’tiqad). Pegawai yang memiliki komitmen tinggi kepada perusahaan merupakan orang yang paling rendah tingkat stresnya dan
dilaporkan bahwa mereka yang berkomitmen itu merupakan orang yang paling merasakan kepuasan dari pekerjaannya itu.
Goldman[4] mengidentifikasikan cirri-ciri orang yang berkomitmen antara lain sebagai berikut:
Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting
Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar.
Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan.
Mereka yang memiliki komitmen tidak mengenal kata menyerah. Komitmen adalah soal tindakan dan keberanian.
3. Disiplin
Erat kaitannya dengan konsisten adalah sikap berdisiplin, yaitu kemampuan
4. Memiliki sikap pecaya diri
Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas dalam bersikap. Berani mengambil keputusan yang sulit walaupun harus membawa konsekuensi berupa tantangan atau
penolakan.
Sikap percaya diri dapat kita lihat dari beberapa cirri kepribadiannya yang antara lain sebagai berikut,
Mereka berani untuk menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri walaupun hal
tersebut beresiko tinggi, misalnya menjadi orang yang tidak popular atau malah dikucilkan.
Mereka mampu menguasai emosinya; ada semacam self regulation yang menyebabkan
dia tetap tenang dan berfikir jernih walaupun dalam tekanan yang berat(working under pressure).
Mereka memiliki independensi yang sangat kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
sikap orang lain walaupun pihak lain adalah mayoritas. Baginya, kebenaran tidak selalu dicerminkan oleh kelompok yang banyak.
5. Orang yang kreatif
Pribadi yang kreatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru dan asli, sehingga diharapkannya hasil kinerja dapat dilaksanakan secara efisien, tetapi efektif. Mereka yang beragama islam sangat memahami ayat pertama yang diterima Rasulullah saw., yaitu kata iqra’ yang berarti tidak hanya dalam pengertian membaca, tetapi juga mengumpulkan dan merangkum data menjadi satu arti. Seorang yang kreatif bekerja dengan informasi, data, dan mengelolanya sedemikian rupa sehingga memberikan hasil atau manfaat yang besar. Mereka juga termasuk tipe orang yang proaktif dan spontan. Memberikan respons secara positif terhadap lingkungan kerjanya. Adapun cirri-ciri pegawai yang kreatif, diantaranya:
Kuatnya motivasi untuk berprestasi
Komitmen
Inisiatif dan optimisme.
6. Bahagia karena melayani
Seorang yang amanah adalah orang-orang yang menjadikan dirinya sibuk untuk memberikan pelayanan. Mereka merasa bahagia dan memiliki makna apabila hidupnya dipenuhi dengan pelayanan. Mereka menerjemahkan SERVICE bukan hanya sekedar sebuah kata, melainkan memiliki makna yang berdimensi luas sbagaimana untaian berikut.
Empathy and Enthusiam, sikap untuk memberikan pelayanan yang terbaik hanya tumbuh bila kita memahami bahwa keberadaan manusia hanya mungkin terjadi karena kehadiran orang lain.
Reform and Recorver, berusaha untuk lebih baik dan lebih baik lagi, dan selalu memperbaiki dengan cepat setiap ada keluhan atau sesuatu yang bias merusak pelayanan.
Victory and Vision, melayani berarti ingin merebut hati dan membawa misi untuk
membangun kebahagiaan dan kemenangan bersama (win-win). Dalam sikap melayani, kita harus memiliki pandangan kedepan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu.
Impressive and Improvement, berikanlah pelayanan yang mengesankan dan berusahalah selalu untuk meningkatkan perbaikan pelayanan. Rasulullah adalah orang yang selalu menampilkan kepribadian yang sangat menawan dan berkesan bagi siapapun yang
menjumpai beliau sehingga beliau senantiasa menjadi kerinduan bagi umatnya. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Umamah r.a bahwa ia berkata, “Saya belum pernah melihat
seseorang yang lebih banyak senyumnya daripada Rasulullah saw..” Dalam hal berkata-kata, beliau bahkan tidak pernah meninggalkan senyum diraut wajahnya.
Care, Cooperativeness, and Communication, menunjukkan perhatian yang sangat mendalam dan mengembangkan nilai-nilai yang mampu membuka kerjasama. Serta membuka jalinan komunikasi sebagai jembatan emas untuk menumbuhkan sinergi dan keterbukaan.
Evaluation and Empowement, lakukanlah penilaian, perenungan dan upayakanlah selalu untuk memberdayakan seluruh asset yang ada. Pribadi muslim yang seharusnya professional dan berakhlak itu akan menjadikan setiap geraknya adalah pelayanan yang
berkualitas sehingga orang yang ada disekitarnya merasakan kedamaian.[5]
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam etika, misalnya sifatamanah dan siddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu, karyawan bank syariah harus skillful dan professional(fathanah),dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informan merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Selain itu, cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula dalam menghadapi masalah, akhlak harus senantiasa terjaga. Nabi saw mengatakan bahwa senyum adalah sedekah.[6]
berpengalaman di bidang perbankan syariah, baik sisi bank pelaksana maupun dari bank sentral (pengawas dan peneliti bank) masih sangat sedikit.[7]
Adapun kunci sukses Sumber Daya Insani bank syariah:
a. Takhalli (Tinggalkan yang buruk)
b. Tahalli (Isi dengan yang baik)
c. Tajali (Hiasi dengan yang indah).[8]
B. Faktor Kinerja sumber daya insani
Banyak faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi yang diterimanya. Sebagian unit SDM dalam organisasi ada untuk menganalisis dan menyampaikan bidang ini. Tiga factor utama yang memengaruhi bagaimana pegawai yang ada bekerja. Diantaranya : (1) kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, (2) tingkat usaha yang dicurahkan, dan (3) dukungan organisasi.
Kinerja (Performance) = Kemampuan (Ability) x Usaha (Effort) x Dukungan (Support)
Komponen kinerja individual
Usaha yang dicurahkan
Motivasi
Etika kerja
Kehadiran
Rancangan tugas
Kerja Individual (termasuk kuantitas dan kualitas)
Kemampuan Individual Dukungan Organisasional
- Bakat - Pelatihan dan pengembangan
- Minat - peralatan dan Teknologi
- Faktor kepribadian - Standar kinerja
- Standar Kinerka
tidak ada. Motivasi sering kali merupakan salah satu faktor yang tidak ada. Berikut gambaran tentang motivasi.
Motivasi (motivation) adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertidak karena satu alasan: untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam
kekosongan. Kata-kata kebutuhan, keinginan, hasrat, dan dorongan, semuanya serupa dengan motivasi. Sekelompok factor, motivator, menyebabkan tingkat kepuasan dan motivas kerja yang tinggi.[9]
III. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalamsebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam etika, misalnya
sifat amanah dansiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu, karyawan bank syariah
harus skillful dan professional(fathanah), dan mampu melakukan tugas secara
team-work dimana informas merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam halreward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Dalam konteks ini, Sumber daya manusia dalam perbankan syariah harus memiliki
pengetahuan yang luas didalam bidang perbankan, memahami implementasi prinsip-prinsip syariah dalam praktik perbankan, serta mempunyai komitmen yang kuat untuk
menerapkannya secara konsisten. Dan berdasarkan kondisi sumber daya manusia dinegri ini, perlu kita melihat pada motivasi kerja mereka, motivasi merupakan penggerak bagi seseorang agar berusaha mencapai tujuan organisasi yang optimal
IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Kasir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001.
Materi “Seminar Hasil Penelitian dan Outlook Perbankan Syariah 2013” bersama Bp Ir. Adiwarman Karim, SE.,MBA.,MAEP, Rabu, 19 Desember 2012 di North Ballroom Gumaya Tower Hotel Jl. Gajahmada No.59-61 Semarang.
Robert L. Mathis, Human Resource Management, Jakarta: Salemba Empat, 2006
Toto tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002.
[1] Kasir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 155
[2]Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 106-108
[3] Toto tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002), hlm. 81.
[4] Daniel Goldman, penulis buku “Working With Emotional Intellegence”.
[5]Toto tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002), hlm. 82-100.
[6] Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 34.
[7] Ibid, hlm. 226.
[8]Materi “Seminar Hasil Penelitian dan Outlook Perbankan Syariah 2013” bersama Bp Ir. Adiwarman Karim, SE, MBA, MAEP, Rabu, 19 Desember 2012 di North Ballroom Gumaya Tower Hotel Jl. Gajahmada No.59-61 Semarang.