• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1 LATAR BELAKANG Dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDAHULUAN 1 LATAR BELAKANG Dengan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Dengan di berikannya mata kuliah mikrobiologi dalam praktikum mikrobiologi tentang Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi, Sterilisasi Alat, dan Pembuatan Media.

Maka penulis mencoba menyelesaikan makalah laporan praktikum yang berisikan tujuan, dasar teori, alat, dan bahan yang digunakan pada saat praktikum berlangsung, prosedur kerja, hasil kerja dan juga kesimpulan yang di dapat dari hasil praktikum tersebut.

Selain itu pembuatan makalah loporan praktikum ini juga menjadi ajang pembelajaran khususnya untuk penulis dan menambah informasi-informasi yang mungkin sebelumnya belum pernah didapat.

A. PENGENALAN ALAT I. TUJUAN

1. Mahasiswa mengenali macam-macam alat yang akan digunakan dalam praktikum

2. Mahasiswa mengetahui fungsi-fungsi alat yang digunakan dalam praktikum

II. DASAR TEORI

Peralatan dasar yang umum dimiliki suatu laboratorium berupa alat ukur (timbangan, termometer dll) dan alat penunjang (oven, inkubator dll), agar peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan benar, laboratorium perlu melakukan tindakan verifikasi periodik, pencocokan ke Standar Nasional (kalibrasi), dan manajemen peralatan serta ditunjang oleh kemampuan yang handal tenaga analisnya dalam pengoperasian peralatan tersebut.

(2)

alat-alat antara lain : tabung reaksi, plate (cawan petri), pipet, timbangan, gunting, pinset, oven, inkubator, water bath, dll.

Peralatan tersebut di atas perlu ditunjang antara lain tersedianya jaringan listrik yang memadai, jaringan air yang memadai, stavol, lampu, lemari pendingin dan tempat pembuangan yang cukup baik untuk sampah sisa analisa dan sisa reaksi kimia. Disamping itu perlu adanya alat untuk menunjang keselamatan kerja, baik untuk tenaga analisnya maupun untuk lingkungan sekitarnya.

B. STERILISASI I. TUJUAN

Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan sterilisasi secara standar sebelum melakukan kerja mikrobiologi.

II. DASAR TEORI

Sterilisasi adalah suatu bentuk pengeliminasian semua bentuk kehidupan mulai dari sel vegetatif, spora, dan virus, selain itu cara kesemua dari sterilisasi ini juga merusak dengan potensial infeksi pada asam nukleat seperti viroid (Mekane, 1996). Menurut syahrurachman (1993) bahwa sterilisasi adalah proses kimia atau fisik yang membunuh segala bentuk hidup terutama mikroorganisme.metode yang lazim digunakan dalam sterillsasi.

Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Secara mekanik dapat dilakukan dengan cara filtrasi/penyaringan. Secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan. Macam-macam sterillsasi dengan pemanasan yaitu pemanasan dengan nyala api, pemanasan dengan udara panas merendam dalam air mendidih, pemanasan dengan uap air yang mengalir, dan pemanasan uap air yang ditekan. Sedangkan secara kimiawi dapat menggunakan senyawa-senyawa desinfektan.

(3)

Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan media pertumbuhan Mannitol Salt Agar dan Salmonella Shigella Agar.

II. DASAR TEORI

Di bumi kita ini selain terdapat mahluk hidup yang menempati, juga terdapat mikroorganisme yang tumbuh di bumi. Contohnya seperti jasad renik. Untuk itu pada praktikum ini kita memepelajari pembuatan medium pertumbuhan jasad renik. Agar bakteri patogen dapat dibiakkan dengan baik, diperlukan tempat (media) yang memungkinkan tumbuh dengan optimal. Oleh karena itu media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untk pertumbuhan bakteri. Sealin suhu dan PH yang harus sesuai.

Semua organisme memerlukan sumber C (karbon) untuk hidupnya. Ada yang mengambil C dalam bentuk CO2, seperti tumbhan yang mempunyai pigmen fotosintesis. Ada yang hanya mengambil C dari persenyawaan organik saja, misalnya hewan. Bakteri-bakteri ynag menggunakan CO2 seabagi sumber C-nya disebut autotrof. Bakteri-bakteri ini hidup bebas di alam, tidak bergantung pada organisme lainnya. Bakteri-bakteri yang hanya dapat menggunakan senyawa organik sebagai sumber C-nya disebut bakteri Heterotrof. Dalam mempelajar bakteri, diperlukan pembenihan bakteri guna kepentingan. Untuk itu dalam membuat media penumbuhan bakteri harus sesuai dengan jenis bakteri. Supaya bakteri yang ditanam tumbuh subur.

(4)

MATERI DAN METODE A. PENGENALAN ALAT

I. MATERI

Praktikum dilakukan untuk mengenalkan alat-alat mikrobiologi yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Selain itu dijelaskan pula mengenai fungsi dan spesifikasinya. Alat-alat tersebut adalah mikroskop cahaya, autoklaf, inkubator, hot plate stirrer dan stirre bar, biological safety cabinet, cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, gelas ukur, batang L dan drugalsky, mortar dan pestle, breaker glass, pembakar bunsen, glass beads, tabung durham, jarum inokulum, pinset, pipet filler (bulb), pH indikator universal, mikropipet dan tip, dandang, serta milipor

II. METODE

B. STERILISASI

I. MATERI

Sterilisasi menjaga agar alat dan bahan tidak terkontaminasi mikroba. Untuk menjaga sterilisasi dibutuhkan spray sebagai desinfektan untuk tangan dan meja kerja. Alat yang disterlisasi adalah jarum inokulum, tabung reaksi, dan pipet ukur.

Alat-alat mikrobiologi dipersiapkan

Setiap kelompok mengunjungi setiap alat

Alat-alat diperkenalkan fungsinya

Alat-alat mikrobiologi dipersiapkan

(5)

II. METODE

1. Jarum inokulum

Disemprot menggunakan alkohol 70% pada meja kerja

dinyalakan

dipijar

diangkat setelah membara

didinginkan pada mulut tabung Spray (desinfektan)

Pembakar bunsen

Jarum inokulum

(6)

2. Cawan Petri

Disemprot menggunakan alkohol 70% pada meja kerja

Dinyalakan

dibuka penutupnya dekat

pembakar bunses

 Mengambil biakan pada tabung reaksi

Tanam pada medium di cawan petri

Rekatkan wrap pada bibir penutup cawan

C. PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN

I. MATERI

Pembuatan medium pertumbuhan yang dilakukan dalam praktikum mikrobiologi kali ini menggunakan tiga jenis pembuatan medium pertumbuhan yang berdasarkan pada mikroba yang ingin dibiakkan, yakni MSA (Manitol Salt Agar) dan SSA (Salmonela Shigella Agar) dan SDA (Sabaroud Dextrose Agar). Berikut kita akan membahas apa saja komposisi yang terkandung dalam kedua media tersebut.

Komposisi MSA (Manitol Salt Agar) yaitu medium yang digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan Staphylococcus sp.

Pembakar bunsen Spray (desinfektan)

Jarum inokulum

Tabung reaksi

(7)

 Lab Lemco Powder (1 gram) : berfungsi sebagai sumber mineral, vitamin.

 Peptone (10 gram) : berfungsi sebagai sumber nitrogen

 Manitol (10 gram) : berfungsi sebagai sumber karbon

 Sodium Chloride (10 gram) : berfungsi untuk menghambat bakteri lain selain Staphyllococus sp

 Phenol Red (0,0025) : berfungsi sebagai indicator pH. Cara kerjanya yaitu jika yang terdapat pada medium adalah bakteri non-patogen contoh S.epidermidis (flora normal) maka tidak berwarna. Tetapi, jika yang terdapat pada medium adalah bakteri patogen contoh S.aureus maka akan berubah menjadi warna kuning

 Agar (15 gram) : berfungsi sebagai pemadat

 Akuades (1000 ml) : berfungsi sebagai pelarut

Komposisi SSA (Salmonela Shigella Agar) yaitu medium yang digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan Salmonela shigella.

Beef Extract (5 gram) : berfungsi sebagai sumber karbon

 Peptone (5 gram) : berfungsi sebagai sumber nitrogen

Lactose (10 gram): berfungsi sebagai sumber karbohidrat

 Bite Salt (8,5 gram) : berfungsi menghambat bakteri gram positif

 Agar (15 gram) : berfungsi sebagai pemadat larutan

 Aquades (1000 ml) : berfungsi sebagai pelarut

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan modifikasi dari Dextrose Agar dengan Sabouraud..SDA digunakan untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi. Konsentrasi dekstrosayang tinggi dan pH asam dari rumus memungkinkan selektivitas fungi.

 Dextrose (40 gram) : berfungsi sebagai sumber karbon

 Peptone (10 gram) : berfungsi sebagai sumber nitrogen

 Agar (15 gram) : berfungsi sebagai pemadat

 Akuades (1000 ml) : berfungsi sebagai pelarut

(8)

Pembuatan media pada setiap isbandi merupakan suatu cara untuk memberikan suatu nutrisi sebagai syarat zat gizi yang seimbang pada konsentrasi yang memungkinkan pertumbuhan yang baik. Kondisi-kondisi fisik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri itu antara lain zat gizi atau nutrisi yang memadai, pH yang tepat, tidak terlalu asam atau tidak terlalu basah, suhu, kebutuhan oksigen, cahaya, dan salinitas (Volk and Wheeler, 1988).

(9)

II. METODE

1. PEMBUATAN MEDIUM MSA

Dilarutkan dengan akuades

Diaduk secara konstan dan dipanaskan dengan hot plate

Diukur pH-nya dengan pH indicator

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

Disterilisasi dengan autoklaf

Dituangkan ke cawan petri dan tabung secara aseptis

Dinginkan dengan MSA

(Lab Lemco Powder 0,05 gram; Peptone 0,5 gram; Mannitol 0,5 gram; Sodium Chloride 0,5 gram; Phenol Red 0,000125 gram; Agar 0,75 gram; Akuades 50 ml)

Media

Media Steril

(10)

2. MEDIA PERTUMBUHAN SSA

Dilarutkan dengan akuades

Diaduk secara konstan dan dipanaskan dengan hot plate

Diukur pH-nya dengan pH indicator

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer Disterilisasi dengan tyndalisasi

Dituangkan ke cawan petri dan tabung secara aseptis

Dinginkan dengan SSA

(Beef Extract 0,25 gram; Peptone 0,25 gram; Lactose 0,5 gram; Bite Salt 0,425 gram; Agar 0,75 gram; Akuades 20 ml).

Media

Media Steril

(11)

PEMBAHASAN

A. PENGENALAN ALAT I. ALAT ELEKTRIK

N o

Nama Alat Gambar Fungsi Keterangan

1 Autoklaf Autoklaf adalah

alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan prinsip uap air panas

2 Incubator Inkubator adalah

alat untuk

(12)

proses

Alat ini berguna untuk alat dan bahan yang digunakan dan bekerja secara aseptis karena yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang

(13)

II. ALAT GLASS

NO. NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI KETERANGAN

1. CAWAN

2. PIPET UKUR Untuk memindahkan

larutan dengan volume yang diketahui.

(14)
(15)

III. ALAT NON GLASS kaca preparat untuk diamati. Menekan ujung yang menyempit untuk menjepit alat

3. Rak Tabung Untuk menaruh tabung reaksi supaya isi media tidak tumpah.

Cara penggunaan : Meletakkan tabung reaksi pada rak tabung

4. pH pada ujung pipet ukur

 Menekan katup A (aspirate) untuk mengeluarkan gelembung

 Menekan katup S (suction) untuk menyedot cairan

(16)

6. Mikropipet

 Mengatur cairan yang ingin diambil dengan memutar thumb knob dan scale voltmeter akan berubah sesuai dengan ukuran yang diinginkan

 Menekan thumb knob untuk menyedot cairan

 Untuk

mengeluarkannya kembali tekan tip ejector button

B. STERILISASI

I. PENGERTIAN STERILISASI

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua bentuk organisme (Purnawijayanti, 2001). Dalam buku Parasitologi dan Mikrobiologi (dr. Indang Enjang, 2001), steril (Suci Hama) artinya bebas dari segala mikroba baik pathogen maupun tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril itulah disebut sterilisasi.

II. PEMBAGIAN STERILISASI

Setiap alat dan bahan memiliki spesifikasi berupa kelebihan dan kelemahan. Untuk mengatasi spesifikasi yang berbeda, ada berbagai macam prinsip sterilisasi agar alat dan bahan bebas dari mikroba. Berikut adalah pembagian sterlisasi berdasarkan prinsipnya.

a) Sterilisasi mekanik (filtrasi)

(17)

yang dihasilkan masih mungkin mengandung mikroba yang lain, sebab virus akan lolos pada saringan tersebut.

Contoh filter antara lain, Filter Seitz dibuat dari substrat, Filter Berkefeld dibuat dari diatomea, dan Filter Chamberland dibuat dari porcelain. Cara penggunaan secara mekanik adalah sebagai berikut.

1. Mensterilkan saringan sebelum digunakan missal melalui tyndalisasi dan bungkus dengan aluminium foil.

2. Mensterilkan lapisan atau membrane penyaring. 3. Bekerja pada ruang steril.

a) Memasang membran penyaring dalam alat penyaring. b) Menuangkan bahan yang akan disaring ke dalam saringan. c) Memasang saringan pada Erlenmeyer yang sudah steril.

4. Menghubungkan Erlenmeyer dengan pompa vakum dan hidupkan pompa vakum dengan hati-hati.

5. Menuangkan cairan yang sudah disaring dengan aseptis dan tutup dengan kapas steril serta aluminium foil dan disimpan pada suhu dingin sebelum digunakan lebih lanjut.

b) Sterilisasi fisik

Sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran. 1) Pemanasan

Pemanasan dapat mematikan bakteri karena menggumpalkan (koagulasi) protoplasmnya (protein). Koagulasi protoplasma ini akan cepat jika terdapat banyak air, oleh sebab itu sterilisasi dengan uap air panas lebih cepat dibandingkan dengan udara panas kering.

Macam-macam sterilisasi dengan pemanasan adalah sebagai berikut. 1.1 Sterilisasi dengan pemijaran

Jarum inokulum atau ose dan pipet merupakan bagian alat yang disterilisasi dengan pemijaran. Prosedurnya adalah sebagai berikut. 1) Jarum inokulum dipegang tangkai dan ujungnya umumnya dibuat

dari platina agar terpancar pijaran api saat dipanaskan. 2) Alat yang berpijar diajauhkan kemudian didinginkan agar

(18)

1.2. Pemanasan dengan Udara Panas (Dry Heat Oven)

Cara ini dipakai untuk mensterilisasi alat-alat gelas selama 2-3 jam dengan suhu 160-180oC . Berikut adalah mprosedur pemanasan dengan udara panas.

1) Membungkus alat-alat dengan aluminium foil.

2) Mengatur pengatur suhu oven dan menunggu hingga 2-3 jam. 3) Oven jangan dulu dibuka pada saat suhu optimal sebab gelas akan

pecah karena pendinganan yang mendadak.

1.3. Pemanasan dengan Uap Air

Prinsip ini biasanya menggunakan dandang sebagai alat sterilisasi alat kerja. Cara ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Koch.Suhu air pada tekanan barometer 76 cm Hg adalah 100oC dan dibiarkan 30 menit kemudian diulang hingga tiga kali dengan interval waktu 24 jam untuk membunuh spora. Prosedurnya adalah sebagai berikut.

1) Bahan yang akan disterilisasi (dalam botol) diletakkan daam alayt sterilisasi.

2) Memanaskan alat sterilisasi sampai termometer menunjukkan angka 100oC dan biarkan selama 30 menit.

3) Mengangkat alat dan dinginkan selama 24 jam dalam suhu kamar untuk memberi kesempatan spora yang ada pada itu dan masih hidup menjadi sel vegetatif.

4) Sterlisasi bahan yang disimpan dan melakukan kerja sterilisasi yang sama selama 30 menit.

5) Mengangkat alat dan dinginkan selama 24 jam lagi dalam suhu kamar untuk memberi kesempatan kedua kalinya bagi spora. 6) Sterilisasi bahan yang dimpan untuk terakhir kalinya dengan alat

sterilisasi yang sama.

7) Alat yang telah disterilisasi sudah bebas dari spora yang tahan terhadap suhu tinggi atau pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan.

(19)

Pemanasan dengan uap air bertekanan dilakukan oleh Autoklaf. Cara ini paling baik karena menghasilkan uap yang banyak sehingga memperbanyak koagulasi protein. Makin besar tekanan uapnya, makin tinggi pula suhunya.

Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau 2 atm dengan suhu 121oC. Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilisasi alat selama 20 menit dan bahan selama 15 menit. Berikut adalah cara

menggunakan autoklaf.

1) Mengisi akuades ke dalam autoklaf sampai batas tertentu.

Gunakan air hasil destilasi untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.

2) Meletakkan alat dan bahan ke dalam autoklaf. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutp botol harus dikendorkan.

3) Menutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengamanan agar uap tidak keluar dari bibir autoklaf. Klep pengamanan

dikendorkan.

4) Perapian dihidupkan, diatur timernya minimal 15 menit dengan suhu 121oC.

5) Setelah uap banyak keluar dari autoklaf, berarti sudah tidak ada udara di dalam autoklaf (hanya uap saja), klep pengamanan ditutup. Perhitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

6) Mematikan perapian dan membuka autoklaf setelah alat pencatat tekanan menunjukkan angka 0 yang berarti sudah tidak ada tekanan di dalam autoklaf.

Dengan cara ini, baik bentuk spora maupun vegetatif akan mati, sehingga mencapai steril sempurna.

1.4. Pemanasan dengan Penyinaran Sinar Ultraviolet

(20)

daya tembus terhadap mikroba kurang sehingga hanya dapat mematikan mikroba-mikroba yang terdapat pada permukaan saja.

Biological Safety Cabinet atau Laminar Air Flow adalah alat sterilisasi menggunakan prinsip pemanasan dengan sinar UV dan bekerja secara aseptis dengan pola pengaturan dan penyaringan aliran udara. Cara pemakaian BSC (Biological Safety Cabinet) atau LAF (Laminar Air Flow) adalah sebagai berikut.

1) Menghidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum bekerja.

2) Memastikan kaca penutup tertkunci dengan sempurna. 3) Menyalakan lampu neon dan blower.

4) Biarkan selama 5 menit.

5) Mencuci tangan dna lengan dengan sabun germisidal/alcohol 70%. 6) Mengusap permukaan interior BSC dengan alcohol yang sama dan

biarkan menguap.

7) Memasukan alat dan bahan yang ingin disterilisasi. 8) Sebaiknya menggunakan pembakar dari bahan gas. 9) Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara

terganggu oleh aktivitas kerja.

10) Setelah selesai bekerja, biarkan selamam 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC.

11) Mengusap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% dan biarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan. 12) Mematikan lampu neon dan blower.

c) Sterilisasi menggunakan Zat Kimia (Desinfektan) Desinfektan dibagi dalam beberapa golongan, yaitu : 1. Golongan phenol dan turunannya

2. Alkohol 3. Yodium 4. Preparat Chlor

(21)

7. Sabun dan detergen sintetis 8. Senyawa ammonium kuartener 9. Oxidator

10. Aerosol

11. Dengan fumigas

III. PRINSIP DAN SPESIFIKASI ALAT-ALAT KERJA Berikut adalah prinsip dan spesifikasi alat-alat kerja.

PRINSIP SPESIFIKASI

KELEBIHAN KELEMAHAN

Autoklaf Uap air bertekanan Membunuh mikroba hingga tingkat spora

Tidak dapat mensterilisasi alat dan bahan yang tidak tahan terhadap panas

Oven Uap kering Tidak ada embun Tidak membunuh

bakteri yang berspora Milipor Filtrasi (penyaringan) Mensterilisasi

bahan yang tidak tahan panas

Pemakaian yang rumit karena alat memiliki banyak komponen Arnold Steam

Sterilizer

Uap air panas, mirip dengan prinsip tindalisasi

Mensterilisasi bahan yang mudah panas

Cara kerja yang lama dan tidak dapat

Muat banyak alat dan bahan yang ingin disterilisasi

(22)

IV. CARA KERJA PIPPETING, PLETTING, DAN TRANSFER BIAKAN Sebagai awalan dari praktikum, mahasiswa diajarkan bagaimana cara pippeting, pletting, dan transfer biakan untuk membuat media pertumbuhan.

1. Cara kerja pippeting

Cara ini dilakukan misalnya pada pengambilan cairan agar.

Menyemprotkan desinfektan pada daerah meja kerja dan tangan

Menyalakan pembakar bunsen

Membuka pembungkus pipet ukur

Memasang filler pada ujung pipet ukur

 Menekan katup A (aspirate) untuk mengeluarkan gelembung

 Menekan katup S (suction) untuk menyedot 1 ml air dari tabung reaksi

 Menekan katup E (exhaust)untuk mengeluarkan cairan pada tabung untuk dicampuradukkan dengan medium agar yang masih dalam keadaan cair

Menggoyang-goyang tabung secara perlahan agar air homogen dengan agar.

Menyumbat tabung dan rekatkan wrap pada bibir penutup cawan petri agar tetap steril

2. Cara kerja plating

Menyemprotkan desinfektan pada daerah meja kerja dan tangan

Menyalakan pembakar bunsen

Membuka pembungkus pipet ukur

Memasang filler pada ujung pipet ukur

 Menekan katup A (aspirate) untuk mengeluarkan gelembung

 Menekan katup S (suction) untuk menyedot cairan dari tabung reaksi

 Menekan katup E (exhaust)untuk mengeluarkan cairan pada cawan petri

Meratakan cairan dengan drugalsky

(23)

3. Cara kerja transfer biakan

Menyemprotkan desinfektan pada daerah meja kerja dan tangan

Menyalakan pembakar bunsen

Ujung kawat pada jarum inokulum dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkkan nyala api saja

Membiarkan jarum inokulum idngin pada mulut tabung

Ujung kawat disentuhkan pada koloni

Mulut tabung tempat biakan dipanasi juga setelah sumbatnnya diambil

Setelah pengambilan sampel bakteri, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula.

Ujung kawat yang membawa mikroba digesekkan pada medium baru dengan posisi zig-zag.

Merekatkan wrap pada bibir penutup cawan petri agar tetap steril

C. PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN

PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN

Medium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrien) yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Dengan menggunakan medium pertumbuhan, dapat dipelajari aktivitas mikroorganisme menjadi kultur murni.

Bahan – bahan untuk pembuatan medium dapat berupa bahan yang siap pakai dan bahan asli atau alami. Pada dasarnya, bahan-bahan untuk pembuatan medium dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Bahan Dasar a. Air

b. Agar (dari Alga) c. Gelatin

d. Silika gel

(24)

a. Sumber karbon dan energi yang meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik

b. Sumber nitrogen yang meliputi protein, peptone c. Garam-garam mineral dari K, Na, Fe, dan Mg d. Vitamin-vitamin

e. Sari buah, ekstrak sayuran, susu

3. Bahan tambahan, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh adalah indikator dan antibiotik.

Macam-macam medium:

Banyak macam medium yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme, meskipun demikian pada dasarnya medium dibedakan berdasarkan kriteria tertentu seperti : fase (sifat fisik), komposisi, fungsi, dan bentuknya.

1. Medium berdasarkan fase (sifat fisik)

a. Medium padat, yaitu medium yang mengandung agar (agar batangan yang dicairkan) 12-15 gram per liter air (satu resep medium), contoh: media Nutrient Agar (NA), Glucose Agar (GA).

b. Medium setengah padat atau semi solid, yaitu medium yang mengandung agar kurang dari 0,5 % per liter air. Biasanya digunakan 0,3 – 0,5 % per resep. Contoh media Nitrogen Free Brom Timol Blue.

c. Medium cair, yaitu medium yang tidak mengandung agar, contoh media Nutrient Broth (NB), Lactose Broth (LB).

*Broth adalah Kaldu

2. Medium berdasarkan komposisi

a. Medium sintesis, yaitu medium yang komposisi kimianya diketahui secara pasti.

Contoh medium Glucose Agar (GA), Nutrient Agar (NA)

(25)

c. Medium non-sintetis, yaitu medium yang komposisi kimianya tidak diketahui secara pasti. Contoh medium alami seperti kaldu daging sapi, ekstrak wortel.

3. Medium berdasarkan fungsi

a. Medium umum, yaitu medium yang dapat utuk menumbuhkan banyak jenis mikroorganisme atau bakteri jenis apapun. Contoh medium plate Count Agar (PCA).

b. Medium selektif, yaitu medium yang didalamnya ditambahkan zat tertentu maka bersifat selektif bagi pertumbuhan mikroorganisme tertentu dan tidak bagi yang lain. Contoh medium yang diberi kristal ungu untuk merangsang pertumbuhan bakteri gram negatif, sedangkan bakteri Gram positif terhambat.

c. Medium diferensial yaitu medium yang mengandung senyawa yang akan menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme tertentu dan kelompok yang mirip pada medium dapat dibedakan dari pertumbuhan mikroorganisme lain. Contoh adalah medium yang ditambah indikator warna dalam suasana asam akibat akibat aktivitas mikroorganisme yang ditumbuhkan pada medium.

d. Medium uji (Assay-medium) yaitu medium dengan komposisi tertentu untuk mengetahui atau menguji adanya zat tertentu didalam medium itu misal adanya vitamin, antibiotik atau yang lain, dengan menggunakan mikroorganisme.

e. Medium diperkaya yaitu medium yang mengandung komponnen sangat komplek seperti darah, serum, kuning telur untuk menumbuhkan mikroorganisme yang bersifat heterotrof. Contoh adalah Loefller-serum untuk menumbuhkan basil difteri.

4. Medium berdasarkan volume yang dituang a. Miring, volume yang dituang 3-5 ml b. Tegak, volume yang dituang 6-8 ml c. Cawan, volume yang dituang 8-10 ml 5. Medium berdasarkan keaseptisan kerja

(26)

Media dituangkan ke tabung dalam keadaan tidak aseptis,lalu kemudian disterilisasi.

b. Cawan

Cawan harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum media dituangkan.

Ada beberapa jenis medium lainnya antara lain :

1. Basal Medium (medium dasar) adalah medium yang dapat mendukung pertumbuhan hamper semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth. 2. Inhibitory Medium (medium penghambat), adalah medium yang mengandung

zat penghambat sehingga jenis mikrobia tertentu tidak dapat tumbuh atau terhambat pertumbuhannya bila dapat tumbuh

(27)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. PENGENALAN ALAT

I. KESIMPULAN

1. Setiap alat memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai berikut.

a) Autoklaf, inkubator, dan Biological Safety Cabinet untuk sterlisasi; b) Pipet ukur, pipet tetes, mikropipet, dan filler untuk menyedot dan

mengeluarkan cairan;

c) Cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, beaker glass, dan gelas ukur sebagai wadah;

d) Pipet ukur, mikropipet, pH universal, colony counter, dan gelas ukur sebagai alat pengukuran

2. Setiap alat memiliki spesifikasi yang saling melengkapi

a) Autoklaf tidak dapat mensterlisasi bahan yang mudah panas, sedangkan milipor bisa.

b) Untuk dapat mengambil cairan dengan ukuran yang tepat, bisa menggunakan pipet ukur dan/atau mikropipet, sedangkan pipet tets tidak akurat mengenai ukurannya.

II. SARAN

1. Saat menggunakan alat-alat mikrobiologi harus berhati-hati. 2. Saat praktikum selesai, hendaknya alat-alat dibersihkan dan

dikembalikan sperti semula.

B. STERILISASI

I. KESIMPULAN

(28)

2. Alat dan bahan yang disterilisasi tergantung dengan prinsip kerja alat sterilisasi.

II. SARAN

1. Sebelum melakukan sterilisasi, semprotkan desinfektan pada tangan dan meja kerja.

2. Agar hasil sterilisasi optimal, lakukan langkah demi langkah secara teratur.

C. PEMBUATAN MEDIUM

I. KESIMPULAN

1. Macam-macam bentuk medium yaitu media tegak, miring dan cawan. 2. Pembuatan medium pertumbuhan jasad renik ada 2 cara, yakni dengan

racikan (menimbang komposisinya) dan instan (sudah ada campurannya). Namun yang kita gunakan pada MSA, SSA, dan SDA adalah media instan.

II. SARAN

1. Gunakanlah sarung tangan dan masker saat melakukan praktikum. 2. Alat yang diperlukan dalam praktikum harus steril dan ketika bekerja

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Dwidjoseputro, D. 1980. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Esbe.

Pelczar, Michael. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Schiegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.

Sadaka, S.M, El-Ghazzawy E. F., Harfoush R. A. and Meheissen M. A. 2009. Evaluation of different methods for the rapid diagnosis of methicillin-resistance in Staphylococcus aureus. African Journal of Microbiology Research Vol. 3 (2) pp. 049-055

Referensi

Dokumen terkait

Faluh Karzan ed... Faluh

ukVdksa esa fL=k;ksa dk izkÑr cksyuk muosQ vi<+ gksus dk izek.k ughaA vfèkd ls vfèkd bruk gh dgk tk ldrk gS fd os laLÑr u cksy ldrh FkhaA laLÑr u cksy lduk u vi<+ gksus dk lcwr

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Rapat Umum Luar Biasa yang khusus dilaksanakan untuk itu dan dihadiri oleh lebih dari dua per tiga (2/3) jumlah anggota

humidicola kandungan bahan organik relatif sama, sedangkan protein kasar lebih tinggi dan kandungan, NDF serta ADF lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian N ASRULLAH

UJI KECERNAAN BAHAN PAKAN MEAT BONE MEAL (MBM) DAN TEPUNG KEPALA UDANG PADA IKAN PATIN SIAM..

1) Kesiapan organisasi berpengaruh positif terhadap niat penggunaan software audit, hal ini dapat diketahui bahwa kesiapan organisasi menjadi faktor dominan

Penambahan wortel pada dendeng oven dapat menghasilkan dendeng yang empuk dan lebih juicy .Wortel memiliki kandungan gizi yang baik.Wortel juga memiliki serat pangan dan

Cornelia (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penilaian konsumen atas kualitas layanan akan membentuk pola loyalitas konsumen yang apabila