• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Bagi Pramuka PENGGALANG Asyiknya Cerita Nenek (2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Buku Bagi Pramuka PENGGALANG Asyiknya Cerita Nenek (2015)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ASYIKNYA CERITA NENEK

(Penduduk Usia Lanjut)

Disusun Oleh : Yana Suptiana

▸ Baca selengkapnya: program kerja semester pramuka penggalang

(2)

Penggalang 4 Perpustakaan Nasional RI : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Suptiana, Yana

Asyiknya cerita nenek/ Yana Suptiana. -- Jakarta : Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2015

iv, 26 hal.; 21 cm. – (Seri Pendidikan Kependudukan bagi Pramuka Penggalang)

ISBN : 978-602-1564-53-0

1. KEPENDUDUKAN – LANJUT USIA - PRAMUKA PENGGALANG

I. Judul II. Seri

………

ASYIKNYA CERITA NENEK

Pertama kali diterbitkan oleh:

Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan (DITPENDUK) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Penanggung Jawab : Dra. Paulina Johana S., MM

Penulis : H. Yana Suptiana, M.Pd.

Editor : Bambang Hendroyono, S.Pd., M.M.Pd. Penyelaras akhir : Sintawaty Sulisetyoningrum, S.,Sos., MPH.

Sri Herlin K., S.Si.

Tim Ditpenduk

Desain sampul dan grafis : Helmi Sucipto Hatibi

Cetakan Pertama, 2015

▸ Baca selengkapnya: jadwal latihan pramuka penggalang

(3)

SERI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

BAGI PRAMUKA

Penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa di tahun 2010, diproyeksikan akan menjadi 270 juta di tahun 2025 dan antara 309 juta di tahun 2050 (Proyeksi BPS) . United Nations memproyeksikan, Indonesia akan menjadi penyumbang terbesar ke-6 dari jumlah seluruh penduduk dunia, dimulai dari China, India, Nigeria, Amerika, Pakistan, dan akhirnya Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, maka buku ini betujuan memberikan wawasan pengetahuan tentang kependudukan kepada Pramuka, yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya.

Buku Seri Pendidikan Kependudukan Bagi Pramuka ini terdiri atas 5 isu kependudukan, yaitu : Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk, Usia Remaja, Penduduk Usia Produktif, Penduduk Lanjut Usia, dan Urbanisasi. Masing-masing isu kependudukan memiliki buku seri cerita dan bacaan yang dikemas secara menarik dan disesuaikan dengan tingkatan Pramuka, dimulai dari Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke 4 sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan akan terus bertambah sampai tahun 2050. Keadaan ini akan berdampak meningkatnya kesenjangan sosial, kepadatan pemukiman, berkurangnya lahan untuk tempat bermain anak, pengangguran, tingginya kebutuhan pangan dan energi dan bahkan kriminalitas.

Oleh karena itu, dituntut peran serta dari berbagai pihak termasuk Pramuka untuk dapat membantu pemerintah dalam menekan angka laju pertumbuhan penduduk. Untuk Pramuka siaga dan penggalang dapat membantu dengan menjadi contoh nyata dalam tindakan dan kegiatan sehari-hari. sedangkan bagi pramuka penegak dan pandega dapat melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.

Usia Remaja

▸ Baca selengkapnya: contoh jadwal kegiatan pramuka penggalang

(4)

Penduduk Usia Produktif

Jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64) di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 157,05 juta jiwa dan akan terus meningkat sampai tahun 2035 mencapai angka 207 jiwa. Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka syaratnya mereka harus dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan menjadi penduduk usia produktif yang berkualitas khususnya para generasi Pramuka, buku ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang berbagai profesi, motivasi untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan adanya dunia kewirausahawan. Dimana diharapkan Pramuka dapat menjadi contoh nyata yang baik bagi lingkungan sekitarnya.

Penduduk Usia Lanjut

Saat ini jumlah usia lanjut sekitar 21 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2050 jumlahnya meningkat mencapai angka 79,8 juta jiwa. Meningkatnya jumlah Lansia akan memberikan dampak dalam berbagai aspek kehidupan, seperti penyediaan fasilitas umum yang ramah lansia dan sikap-sikap positif dari keluarga. Oleh karena itu generasi penerus saat ini khususnya untuk para Pramuka yang akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya harus sudah diajarkan untuk menjadi manusia yang produktif dan mandiri sehingga siap menghadapi masa dewasa dari sekarang dengan mulai selalu menghormati, menyayangi, dan peduli kepada kakek dan nenek mereka. Dari sisi lansia, mereka akan senang dan gembira jika mendapat kasih sayang dan perhatian yang besar dari cucunya.

Urbanisasi

Penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan sudah mencapai 54% (BPS, 2010) dari total seluruh penduduk di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2050, penduduk yang tinggal di perkotaan akan mencapai 75%. Pesatnya pertumbuhan perkotaan dapat menyebabkan masalah seperti polusi, kemacetan, banjir, pemukiman yang padat serta kerusakan lingkungan. Bagi daerah asal (desa) jika ditinggalkan dapat menyebabkan kekurangan Sumber Daya Manusia potensial yang dapat mengelola dan membangun daerah asalnya.

(5)

Liburan di Rumah Nenek

Bulan Desember baru saja Kalisa

melaksanakan ulangan umum semester ganjil hari terakhir. Untuk menghilangkan kejenuhan, sehabis ulangan Kalisa merencanakan untuk berlibur ke desa tempat tinggal neneknya.

Lingkungan rumah nenek Kalisa sangat asri, rindang, indah dan udaranya sejuk. Di depan rumahnya ada kolam ikan penuh dengan berbagai macam ikan. Dipinggir kolam ada kandang ayam sekitar duapuluh kandang dan dipinggir kolam ditanami tanaman sayuran dan berbagai tanaman bumbu dapur. Ada cabe rawit, tanaman bawang daun, sereh, tomat, daun sawi, labu dan lain sebagainya. Dibelakang rumah ada kebun dengan berbagai macam tanaman buah-buahan yang rindang, ada pohon mangga, rambutan, belimbing, duren, sawo dan di ujungnya ada kandang kambing.

(6)

Selain indah dan dingin, rumah nenek juga dekat dengan sungai yang airnya sangat bening mengalir dari pegunungan.

Kakek Kalisa berusia kira-kira tujuh puluh lima tahun, sedangkan neneknya tujuh puluh tahun. Disebelah rumah nenek Kalisa ada rumah paman Syam adik dari ayah Kalisa, yang merupakan seorang Kepala Desa, sementara bibinya seorang guru SMP di sekolah yang tidak jauh dari rumahnya.

Pagi itu Kalisa berangkat dari Jakarta bersama ayah dan ibunya, tiba di rumah neneknya sore hari. Kehadiran mereka disambut sukacita nenek dan kakek yang rindu kedatangan cucunya.

Kalisa sangat kangen dengan nenek dan kakeknya karena sejak liburan hari raya baru bertemu lagi.

(7)

“Ayo kita langsung keruang makan saja, nenek sudah siapkan makanan, sambel dan lalapan kesukaanmu, itu ada ikan gurame bakar buatan kakekmu. Kemarin kakekmu memancing dan mendapat gurame kesukaan cucunya.”

“Asyik aku jadi lapar, lihat sambal buatan nenek, apalagi gurame bakar kakek, wah kalau seminggu disini aku bisa gemuk seperti Reina,” sahut Kalisa. “Siapa Reina, Nak?” Tanya nenek Kalisa. “Itu nek sahabat Kalisa di pramuka.” Jawab Kalisa.“O kamu aktif pramuka yah? ”Tanya nenek.“ Wah Kalisa sudah jadi pramuka Garuda.” Sahut ayah Kalisa.

“Wah Nenek tidak mengerti apa Pramuka Garuda kalau Pramuka Garuda sudah bisa terbang!. ”Puji neneknya.“ Bukan nek! Maksudnya aku sudah sampai Pramuka penggalang tertinggi.”“Ya tidak tahulah jaman nenek dulu bukan Pramuka tapi namanya Pandu, nenek juga dulu aktif di Pandu. ”Wah seru Nek! Nanti aku ingin tahu cerita nenek jaman Pandu.”

(8)

katanya akan memotong ayam untuk dibakar, itu ayam kakek sudah banyak.”

“Enaknya jadi cucu paling tua begini nih.” Kata Kalisa. “Ya tapi jangan lupa nanti malam sambil nenek cerita jaman Pandu kamu pijitin nenek. Nenek kangen sama pijitan cucu.” Kata nenek Kalisa sambil mencolek sambal tomat.

“Siap Nek, tapi jangan seperti dulu aku pijitin neneknya tidur.” Sahut Kalisa sambil menambahkan nasi dan ikan gurame bakarnya lagi.

Acara makanpun usai, Ibu Kalisa segera membereskan dan mencuci piring yang kotor dibantu Kalisa. Kakek dan Ayah Kalisa terus ngobrol di ruang tamu. Sedangkan Nenek Kalisa menyiapkan jagung dan kacang tanah rebus hasil panen di sawahnya.

(9)

“Jaman nenek Pandu dulu punya nyanyian, nenek masih ingat.”

“Bagaimana lagunya nek? ”Tanya Kalisa penasaran. “Begini lagunya nenek Kalisa terus bernyanyi :

“ Kalau nanti kita lanjut usia kita Jangan kalah dengan si muda... uban yang ada dikepala,

tidak menutup usaha...

Biarlah tua, tetaplah muda, dalam latihan membina kita... biarlah tua tetaplah muda dalam latihan membina kita.”

“Wah enak juga lagunya nek. Ya itu artinya walaupun kita nanti beruban kepalanya tapi kalau semangatnya harus tetap muda, jangan loyo.” Kata nenek Kalisa. “Wah pantas nenek dan kakek sehat terus itu resepnya, Nek?” “Bukan resep, tapi moto hidup.” “Aku jadi ingin tahu rahasia nenek selalu bahagia sama kakek apa tuh, Nek ?” tanya Kalisa.

(10)

tidur jangan larut malam. Kalau makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Jangan minum minuman yang beralkohol dan jangan makan makanan yang berbahan pengawet. Dari dulu kakekmu minumnya air putih tidak pernah merokok banyak makan sayuran dan buah-buahan, jadi sehat sampai sekarang.”

“Nenek dan kakek sejak rumah tangga dulu tidak mau merepotkan orang lain, apalagi ke saudara ataupun anak sendiri. Kalau punya uang

lebih nenek biasa menabung rutin dan

dimanfaatkan untuk berwirausaha sederhana. Mulai dari memelihara ayam, kambing, ikan, sayuran, kebun, buah-buahan dan sawah. Tidak banyak tapi mudah-mudahan berkah. Kakek dan nenek selalu berusaha jujur dan sebagian hasil wirausaha di sumbangkan sebagian buat infaq. Jadi rezekinya akan diganti Allah berlipat ganda.” “Wah, hebat nenek bisa menyekolahkan ayah dan paman sampai kuliah.”

“Tidak, ayahmu nenek biayai sampai SMA

kemudian ayahmu sambil sekolah dulu

(11)

demikian waktu SMA nya dibantu oleh ayah kamu. Jadi semua berhasil harus saling mendukung dengan saudara.” Sambung nenek.

“Sekarang biaya hidup nenek dari mana?.” Tanya Kalisa. “Yah, sekarang makan nenek dan kakek cuma sedikit. Nenek tidak pernah beli beras, beli ikan, dan beli sayur, semuanya tinggal mengambil di kebun dan di sawah. Bahkan Nenek bisa jual padi, ikan, sayuran dan buah-buahan.”

“Alhamdulillah Allah memberi rezeki jika kita mau berdo’a dan berusaha. Selain itu kita harus hidup sederhana serta teratur dan tentunya harus membuang sifat malas.” Sambung nenek.

“Aduh aku nanti bisa tidak ya seperti keluarga nenek?.”Tanya Kalisa.

“Wah kamu harus lebih dari nenek dan kakek bahkan harus lebih berhasil dari ayahmu. Kakek sama nenek dulu cuma sekolah sampai SR sekarang SD. Kamu harus sampai doktor,” kata nenek Kalisa mendo’akan cucunya.

(12)

“Sudah malam, Nak! Kamu istirahat dulu besok kita ngobrol lagi,” sahut nenek Kalisa sambil merapihkan tempat tidur.

“Ya nek aku cuci kaki dulu.” Jawab Kalisa sambil pergi ke kamar mandi, dan terus tidur disamping neneknya.

(13)

Lagu Untuk Nenek

Pagi-pagi Kalisa sudah bangun joging di halaman rumah neneknya menghirup udara yang segar.

“Ayo ikut nenek kita ke sawah sambil memetik sayuran sambil olah raga!” Ajak nenek.

Kalisa sangat senang diajak jalan-jalan melewati sungai yang airnya jernih. Pemandangan dipagi hari sangat indah udaranya sejuk.

“Wah, napasku kayaknya lega,” gerutu Kalisa sambil memandangi hamparan sawah yang masih hijau.

Kalisapun bernyanyi sejenak sambil memandangi indahnya pemandangan.

“Memandang alam dari atas bukit Sejauh pandang kulepaskan Sungai tampak berliku Sawah hijau terbentang

Bagai permadani dikaki langit Gunung menjulang

Berpayung awan

(14)

“Wah, suara kamu merdu nak, seperti artis yang di TV itu.”Puji nenek.“Ah nenek bisa aja!” Sambil terus menyusul langkah neneknya yang makin cepat.

Kalisa amat kagum melihat neneknya, walaupun sudah tua tapi jalannya tidak lambat, malah Kalisa sering ketinggalan. “Nek jalannya jangan cepat-cepat aku takut jatuh.” Pinta Kalisa ketika jalan dipematang sawah yang kecil, menanjak dan berkelok. Tapi Nenek Kalisa senang sekali menikmati perjalanan karena sudah terbiasa.

Tibalah di sebuah gubuk kecil diluarnya ada balai-balai tempat duduk, Nenek Kalisa pun mengajak Kalisa duduk disana. Sambil menghela napas menikmati semilir angin yang sepoi-sepoi meniup rambut Kalisa.

“Aduh, Nek aku betah tinggal di desa,” kata Kalisa sambil mendekap neneknya.

“Ya sudah kamu tinggal di desa biar menemani nenek ke sawah.” “Terus sekolah aku

bagaimana?. ”Tanya Kalisa. “Ya pindah,

(15)

“Sekarang di desa sudah ada SD, SMP bahkan SMA, nak.” Sambung nenek.

“Iya, nek tapi nanti saja kalau diizinkan ayah aku mau sekolah SMA nya di desa saja.”

“Wah nenek senang kalau kamu mau sekolah disini.” Sela nenek.

“Tapi kalau ayah tidak mengizinkan

bagaimana? nenek sama kakek ikut ke Jakarta saja tinggal sama aku ya nek ?.”Pinta Kalisa.

“Nenek dan kakek tidak mau hidup di kota, sudah panas, macet, wah nenek sudah biasa hidup di desa lebih nyaman.”Sahut nenek.

“Nenek tidak kesepian tinggal berdua di rumah?” Tanya Kalisa.

(16)

Jawa. Karena kakekmu pernah menjadi peternak yang sukses ketika mudanya. Cuma sekarang kakek hanya memelihara ternak sedikit yang lainnya diserahkan untuk dikelola paman Syam.”

“Nah, kalau ada yang datang belajar cara beternak ketika pamanmu Syam lagi ada tugas dinas sebagai kepala desa ya kakekmu yang menggantikan untuk menjelaskan cara beternak yang baik.” Sambung nenek.

“Wah aku bangga punya kakek dan nenek yang menjadi peternak hebat, kakek dan nenek adalah lansia yang sukses dimasa tuanya.” Ujar Kalisa.

“Aku punya lagunya, Nek untuk petani ternak kaya kakek dan nenek yang hebat.”

“Kamu ada-ada saja, masa iya peternak ada lagunya?.” “Ada, waktu aku siaga diajarkan sama bunda. Aku masih ingat lagunya. Nenek mau dengar?” Tanya Kalisa.

(17)

“Bapak tani punya kandang besar, besar, besaaar

Di dalamnya ada ayam petok, petok, petooooook

Sini ayam sana ayam semua petok, petok, petok.

Bapak tani punya kandang besar, besar, besaaar

didalamnya ada kambing embe, embe, embeeee

Sana kambing sini kambing semua embe, embe, embeeeeeee

“Ah kamu ada-ada saja, Nak. Kamu rajin latihan Pramuka ya?” Tanya nenek. “Iya nek, kan aku ingin seperti nenek serba bisa. Bisa nyulam, bisa jahit, pintar masak jadi kalau sudah tua nanti seperti kakek dan nenek, akupun tidak susah hidupnya. Tetap sehat, dan bahagia serta rukun terus, sehingga dihari tuanya menjadi lansia yang luar biasa.”

(18)

“Semua itu harus dipersiapkan sejak muda. Ucap Nenek.

Nenek dan kakek pun merintis usaha ternak bisa besar seperti kata nyanyianmu tadi, itu bukan langsung besar, tapi dimulai dari satu dua ekor, lama-lama berkembang dan kandangnya pun menjadi banyak, luas, dan besar sampai harus menambah jumlah tenaga kerja. Nah kalau kamu mau lihat nanti minta diantar paman Syam karena kandangnya sudah dipindah jauh dari pemukiman supaya tidak mengganggu penduduk lain.”

“Kalau yang dibelakang rumah itu, kambing dan ternak ayam siapa?” Tanya Kalisa. “Itu punya kakek tapi cuma beberapa ekor saja, supaya kakek tidak kesepian jadi ada yang dikerjakan setiap hari, yaitu memberi makan kambing dan ayam.” “Nek, sudah jam sepuluh nih,”kata Kalisa.

“Ayo kita lewat kesebelah sana ajak nenek, sambil lewat nanti kita petik sayuran kacang panjang dan labu siam serta lalapan untuk nanti makan siang.” Ajak nenek. “Ayo nek.” Jawab Kalisa dengan senangnya.

(19)
(20)

Nenek dan Kakek Tidak Mau Tinggal

di Kota

Sore itu cuaca sangat cerah, kakek, nenek dan keluarga Ayah Kalisa duduk santai di teras rumah, sambil menikmati indahnya alam. Mereka sedang asyik bercengkrama dengan penuh ceria.

Di akhir obrolan ayah Kalisa menawarkan bagaimana kalau kakek dan nenek Kalisa ikut saja ke Jakarta tinggal bersama kami di sana. Biar kami bisa merawat kakek dan nenek, membahagiakan kakek dan nenek.

Dengan bijaksana Nenek menjawab,

“Terimakasih, kakek dan nenek bukan tidak menghargai ajakan kamu, kakek dan nenek sudah cukup bahagia tinggal di sini, do’akan saja agar kami berdua sehat. Tidak usah khawatir untuk biaya hidup, kami sudah cukup.”

(21)

“Alhamdulillah, di sini banyak kegiatan dari mulai senam jantung sehat, hingga kegiatan jalan pagi. Kalau di Jakarta pasti hanya menonton TV seharian, bisa bosan. Dulu kakek dan nenek baru tiga hari saja di sana sudah tidak nyaman.” “Ya sudah kalau kakek dan nenek sudah nyaman di desa, kami tidak mau memaksa.”Jawab Ayah Kalisa.

“Kami merasa senang melihat kakek dan nenek bahagia di hari tua. Insya Allah nanti kami sering telepon menanyakan kabar. ”Sambung ayah.“ Bagaimana kalau aku nanti SMA nya di sini saja, Yah? ”Kalisa menawarkan diri.“ Memang kenapa?” Jawab ayah Kalisa.

“Kata nenek disini sekolahnya juga bagus sekalian biar Kalisa menemani nenek dan kakek.” Tegas Kalisa. “Boleh saja kalau mau, ayah malah senang. Kamu punya tanggung jawab untuk merawat nenek dan kakek. Itu Ide yang bagus. Tapi ingat jangan sebaliknya nanti kamu malah yang diurus nenek.” Jelas Ayah Kalisa.

(22)

aku seharian saja tadi kesawah sama nenek banyak sekali cerita dan pengalaman nenek yang bisa Kalisa tiru.” Sambungnya.“ Makanya kita beruntung punya orang tua seperti kakek dan nenek.” Kata ayah Kalisa sambil memuji orang tuanya.

“Lisa, katanya kamu mau ke rumah paman Syam, kamu mau tanya apa sama pamanmu?.” Tanya ayah. “Iya yah, paman Syam kan sebelum jadi kepala desa pernah bekerja di dinas sosial, aku ada tugas dari kakak pembina membuat bahan diskusi untuk latihan minggu depan tentang masalah lansia. Nah aku mau tanya banyak sama paman Syam tentang bagaimana tugas remaja dalam membantu permasalahan lansia. ”Kalisa menjelaskan. “Oh, masalah itu?.” Sambung ayah. “Aku pamit dulu,Yah.” Sahut Kalisa sambil keluar menuju rumah pamannya.

(23)

Dalam perjalanan pulang Kalisa banyak diskusi dengan ayah dan ibunya tentang permasalahan lansia yang menjadi beban untuk anak-anaknya. Sangat berbeda dengan kakek dan neneknya Kalisa yang justru sukses dihari tuanya.

Kalisa banyak mendapatkan bahan untuk diskusi saat latihan nanti tentang lansia. Ada cerita langsung dari pengalaman kakek dan neneknya sebagai lansia bahkan banyak contoh-contoh kegiatan di panti jompo serta permasalahan dan upaya pemerintah yang didapat dari obrolan kemarin sore dengan pamannya. Banyak juga gagasan yang ingin disampaikan nanti pada teman-teman saat diskusi tentang lansia.

(24)

Diskusi Tentang Lansia

Latihan sore itu digabung antara pasukan putra dan pasukan putri. Mengawali latihan dimulai dengan kakak pembina memberikan permainan menyusun potongan gambar kepada setiap regu, kemudian potongan gambar tersebut disusun dan ditempelkan di kertas HVS. Regu yang sudah selesai disuruh kedepan dan harus menjelaskan gambar apa yang sudah selesai disusun tersebut, dan sikap apa yang harus penggalang lakukan pada gambar tersebut.

Semua regu sibuk membolak-balikkan potongan gambar tersebut kemudian disusun dan

dilem dengan penuh kehati-hatian. Setelah

disusun potongan gambar tersebut ternyata

adalah gambar seorang kakek tua. Merekapun sibuk kembali berdiskusi membahas sikap apa yang harus mereka lakukan kepada kakek tua. Mereka lalu menulis langkah-langkah sikap yang harus dilakukan kepada seorang kakek tua untuk dipaparkan dan didiskusikan dengan regu lain.

(25)

diskusi.“ Ayo, semua duduk membuat lingkaran besar! kita dengarkan laporan hasil diskusi kelompok tiap regu dimulai dari Regu Harimau.” Perintah kak Helmi.

Bambang ketua Regu Harimau kedepan menyampaikan hasil diskusinya. “Baik kawan-kawan hasil diskusi regu kami sepakat bahwa setelah disusun potongan gambar ternyata gambar seorang kakek tua. Adapun tugas kita sebagai anggota Pramuka penggalang jika bertemu dengan seorang kakek tua. Seandainya kakek tua itu kakek kita sendiri, kita rawat dengan senang hati di rumah orang tua kita. ”Beri tepuk tangan untuk Regu Harimau, selanjutnya Regu Mawar.” Tegas Kak Helmi memberikan semangat. Retno ketua Regu Mawar berdiri langsung melaporkan hasil diskusinya.

“Pada prinsipnya Regu Mawar hampir sama

dengan Regu Harimau.” Retno mengawali

(26)

mereka membacakan buku cerita.” Kata Retno.

“Cukup untuk Regu Mawar. Selanjutnya

dipersilakan Regu Rajawali.” Lanjut kak Helmi. Dengan sigap Haris perwakilan dari Regu Rajawali berdiri. “Baik rekan-rekan pendapat Regu Rajawali sepakat potongan gambar setelah disusun dengan baik tampak wajah seorang kakek yang sudah tua renta, dari raut wajahnya gambar tersebut sudah lansia atau lanjut usia. Adapun sikap seorang Pramuka penggalang yang harus dilakukan adalah menghormati dan menghargai seperti kepada orang tua sendiri, bila memerlukan bantuan maka kita wajib membantunya Hal-hal yang sederhana yang bisa kita lakukan kepada para lansia diantaranya:

1. Membantu menyeberangkan dijalan yang ramai

dilalui kendaraan.

2. Apabila dikendaraan umum kita harus memberi

kesempatan untuk duduk dan kita harus mengalah jika ada lansia.”

“Cukup untuk Regu Rajawali, selanjutnya kesempatan terakhir dipersilakan Regu Melati!” Kak Helmi mempersilahkan.

(27)

Gambar 4. Para peserta sedang menyusun gambar potongan kertas kakek-kakek tua.

(28)

lansia fisiknya sudah melemah walaupun ada juga lansia yang karena kebiasaan sehari-hari hidupnya teratur dan olahraganya rutin ada juga yang usianya sudah tua tapi fisiknya masih kuat.” Kalisa mengawali paparannya.

“Tugas kita sebagai seorang Pramuka penggalang adalah menemani dikala dia kesepian, membantu memberikan makanan bagi lansia yang memerlukan, menolong mendampingi ketika dalam perjalanan, dan membantu mereka sesuai yang dibutuhkannya. Paling penting tugas kita adalah menyiapkan diri kita agar kelak ketika sudah lansia kita bisa hidup mandiri, sehat dan bahagia.”

“Baiklah, tepuk tangan untuk regu yang

terakhir. Adik-adik yang kakak banggakan,

permasalahan lansia jangan dipandang sebelah mata karena semua orang tidak akan selalu muda dan suatu saat nanti kitapun akan menjadi lansia.” Ujar kak Helmi.

(29)

“Adapun bantuan yang bisa diberikan pada para lansia banyak sekali yang bisa kita lakukan sesuai kemampuan kita masing-masing. Bagi kalian yang mempunyai kakek, dan nenek yang sudah lansia, kewajiban kita adalah merawat mereka dengan baik, menemaninya, menghargai keinginan dan nasihatnya serta membantu sesuatu yang mampu kita berikan.”

(30)
(31)
(32)

Gambar

Gambar 2.  Nenek sedang bercerita kepada Kalisa
gambar tersebut
Gambar 4. Para peserta sedang menyusun gambar
Gambar 5. Nenek sedang menyeberang jalan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki kontribusi yang positif terhadap hasil tendangan sabit cabang olahraga Pencak Silat pada

Namun Kota Tangerang saat ini sudah melakukan strategi dan perencanaan yang baik guna menyongsong Kota Tangerang 2020 yaitu Kota Tangerang yang layak huni, layak investasi,

Pada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari

Berdasarkan sketsa mekanik alat pada Gambar 3.2 yang telah dibuat, rancang bangun alat pembuatan lotion berbasis PLC ini bekerja dengan metode.. mencampurkan

4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kota Mataram Kota Mataram merupakan salah satu kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat.. Luas wilayah Kota Mataram adalah 61,30

Studi ini mencoba menilai pengaruh Puguntano sebagai tanaman budidaya di Sumatera Utara terhadap inflamasi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2.. Tujuan Penelitian: Untuk

kawasan karst, dan kawasan rawan bencana alam geologi berupa kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah tinggi. Sementara Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya di

Abstrak : Istidlâl dengan kaidah-kaidah fiqh untuk penemuan hukum Islam, termasuk fatwa masih menjadi perdebatan ulama klasik dan kontemporer. Kajian ini bertujuan