• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA (1)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA

TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC

INDONESIA

Liem Ek Bien & Dita Helna*

Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

Abstract

The quality of an electric power system is measured by its continuity of service, good control and maintenance. The good continuity of service can be obtained if all the components of power systems can operate well in every situation and condition, either in normal or in abnormal condition. In abnormal condition, the protection system has an important role in detecting every disturbance and disconnecting the disturbed parts from the system. The power transformer is the main component in a substation. The disturbances in the transformer should be isolated so as not to disturb the system during distribution of the electric power to other load. The differential relay on the power transformer is a protection relay to detect internal disturbance. This paper discusses the setting and mismatch error of differential relay in substation of Central Duri at switchgear #3 at PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).

Keywords: short circuit, differential relay, power transformer

1. Pendahuluan

Sistem kelistrikan merupakan elemen penting untuk menunjang proses produksi pada industri. PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan eksplorasi minyak asing di Indonesia dengan wilayah kerja yang cukup luas. PT Chevron memiliki sistem kelistrikan sendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik yang cukup besar.

Sistem pembangkitan untuk penyediaan tenaga listrik yang terdiri atas fasilitas-fasilitas pembangkitan, transmisi, dan distribusi diatur agar sistem tidak hanya beroperasi dengan efisiensi yang setinggi mungkin, tetapi seluruh peralatannya juga diamankan dan dilindungi terhadap kerusakan.

(2)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Salah satu komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem tenaga listrik adalah transformator tenaga. Transformator tenaga ini berfungsi untuk mengubah besaran tegangan.

Dengan menggunakan transformator tenaga, penyaluran energi dapat luas jangkauannya sehingga penempatan pembangkitan tidak harus berdekatan dengan beban.

Untuk menjaga transformator tenaga dari gangguan diperlukan pengaman. Salah satu pengaman transformator tenaga adalah relai diferensial. Gambar sederhana sebuah sistem tenaga listrik diperlihatkan pada Gambar 1. berikut:

Gambar 1. Sistem Tenaga Listrik

2. Relai Diferensial

Relai diferensial adalah salah satu relai pengaman utama sistem tenaga listrik yang bekerja seketika tanpa koordinasi relai disekitarnya sehingga waktu kerja dapat dibuat secepat mungkin.

Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana relai diferensial dipasang sehingga relai diferensial tidak dapat dijadikan sebagai pengaman cadangan untuk daerah berikutnya. Proteksi relai

(3)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Prinsip ini berdasarkan hukum kirchhoff yaitu membandingkan

jumlah arus masuk ke primer (Ip) sama dengan jumlah arus yang keluar dari

sekunder (IS). (Kadarisman,No Year: 8-20).

Idiferensial = Id = IP  IS (1)

Dimana:

Id = Arus Diferensial (A)

Ip = Arus Sisi Masuk (A)

Is = Arus Sisi Keluar (A)

Gambar 2. menunjukkan relai diferensial dalam keadaan arus normal, dimana Ip dan Is sama besar dan berlawanan arah.

(4)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Id = Ip + Is = 0 Ampere

Idif = IP + IS = 0 Ampere

Maka tidak ada tegangan yang melintasi coil relay dan tidak ada arus yang

mengalir pada relai tersebut, sehingga relai diferensial tidak bekerja. (J lewis, Blackburn, 2004: 10).

2.1. Gangguan Diluar Daerah yang Dilindungi

Pada gangguan diluar (eksternal) daerah proteksi relai diferensial (diluar kedua trafo arus), relai diferensial tidak akan bekerja, karena Ip dan

Is sama besar dan berlawanan arah (Id = Ip + Is = 0 Ampere, Idif = IP + IS = 0

Ampere), seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. berikut. (J lewis, 2003: 10).

(5)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

2.2. Gangguan Didalam Daerah yang Dilindungi

Untuk gangguan didalam (internal) daerah proteksi relai diferensial (diantara kedua trafo arus), Ip dan Is searah.

Id = Ip + Is > 0 Ampere

Idif = IP + IS > 0 Ampere

Karena arus akan menuju titik gangguan, sehingga relai diferensial akan bekerja, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

(6)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Pada saat ada arus yang mengalir lewat relai, maka relai akan mengirim sinyal pada lock out relay. Sinyal ini akan di teruskan ke C/S dan memerintahkannya untuk lock out sehingga aliran energi listrik terputus, maka transformator tenaga yang diamankan bebas dari pengaruh gangguan yang ada.

3. Karakteristik Relai Diferensial

Karakteristik diferensial dibuat sejalan dengan Unbalances current

(Iμ), untuk menghindari terjadinya kesalahan kerja. Kesalahan kerja

disebabkan karena CT ratio mismatch, adanya pergeseran fasa akibat belitan transformator tenaga terhubung (Y) –(Δ).

Restraining Coil

Operating

Coil

i

1

i

2

CT

1

CT

2

I

1

I

2

Gambar 5. Prinsip Pengoperasian Relai Diferensial

Perubahan tap tegangan (perubahan posisi tap changer) pada

transformator tenaga oleh On Load Tap Changer (OLTC) yang menyebabkan CT mismatch juga ikut berubah.

Kesalahan akurasi CT, Perbedaan kesalahan CT di daerah jenuh

(Saturasi CT), dan Inrush current pada saat transformator energize

menimbulkan unbalances current (Iμ) yang bersifat transient. CT1

Restraiting Coil

CT2

I1 I2

i2

i1

(7)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Untuk mengatasi masalah unbalance current (Iμ) pada relai

diferensial caranya dengan menambahkan kumparan yang menahan bekerjanya relai di daerah Iμ. Kumparan ini di sebut Restraining Coil,

sedangkan kumparan yang mengerjakan relai tersebut di sebut Operating

Coil.

Arus diferensial didapat dari menjumlahkan komponen arus

sekunder perfasa di belitan 1 (|I1|) dan belitan 2 (| yang lainnya meninggalkan relai, maka akan saling mengurangi dan sebaliknya jika arus searah berarti yang kedua-duanya menuju atau meninggalkan relai, maka akan saling menjumlahkan.

Arus penahan (restrain) didapat dari arus maksimal komponen arus

sekunder perfasa di belitan 1 (|I1|)dan belitan 2 (|

Slope didapat dengan membagi antara komponen arus diferensial dengan arus penahan. Slope 1 akan menentukan arus diferensial dan arus penahan pada saat kondisi normal dan memastikan sensitifitas relai pada saat gangguan internal dengan arus gangguan yang kecil.

Sedangkan Slope 2 berguna supaya relai tidak kerja oleh gangguan eksternal yang berarus sangat besar sehingga salah satu CT mengalami saturasi (diset dengan slope lebih dari 50%).

% Slope =

Pada Gambar 6. halaman berikut merupakan karakteristik relai diferensial. Daerah di atas kurva adalah daerah kerja relai diferensial, sedangkan pada

daerah di bawah kurva, relai tidak akan bekerja.(Anderson Anvenue, 2001:

(8)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Gambar 6. Karakteristik Relai Diferensial

3.1. Syarat Pengaman Relai Diferensial

a. Trafo arus yang digunakan oleh relai diferensial ini harus memiliki

rasio perbandingan CT1 dan CT2 sama, contohnya 200:5 dan

1500:5, sehinggga Ip= Is, serta sambungan dan polaritas CT1 dan

CT2 sama. Polaritas trafo arus memperlihatkan arah arus yang

masuk dan keluar dari trafo arus Jika tidak, akan terjadi kesalahan dalam melihat arus yang masuk dan keluar melalui transformator tenaga. Hal ini, menyebabkan kesalahan dalam menentukan adanya gangguan di transformator tenaga.

b. Adanya pergeseran fasa akibat hubungan trafo tenaga yang

terhubung delta (Δ) - (Y) maka untuk mengembalikan sudut phasa arus yang tergeser tersebut, hubungan trafo arus di buat berbeda dan sudut pada CT di sisi primer dan CT di sisi sekunder trafo berbeda

1800. Hubungan CT di primer berbeda dengan CT di sekunder yaitu

satu sisi terhubung Y, lainnya Δ. Yang terhubung Δ menghasilkan 100%

2.0 KNEEPOINT

Irestraint(xCT)

Idifferential(xCT)

(9)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

dan adanya arus magnetisasi dari trafo tenaga di sisi primer menyebabkan pergeseran fasa, Oleh karena itu diperlukan suatu CT

tambahan (auxiliary CT ACT) yang terhubung Y, karena proteksi

diferensial harus membandingkan arus pada dua sisi tanpa perbedaan fasa.

c. Karakteristik kejenuhan CT1 dan CT2 harus sama

RELE

DIFEREN

SIAL

CT1

T

CT2

Ip

Is

1500:5 200:5

Gambar 7. Polaritas Trafo Arus

3.2. Skema Rele Diferensial (87t)

Gambar 8. mengilustrasikan skema pengaman diferensial trafo tiga

fasa yang disederhanakan. Sisi tegangan tinggi 115 kV hubung ∆ RST yang

mendahului sisi tegangan rendah 13.8 kV hubung (Y) XYZ dengan sudut 30°.

Untuk pemasangan relai diferensial perlu diperhatikan arus urutan nol, agar relai diferensial tidak salah kerja atau beroperasi pada saat gangguan luar.

Selain itu, Trafo arus pada sisi primer trafo tenaga yang terhubung dengan belitan Delta dihubungkan Y dan trafo arus pada sisi sekunder trafo

tenaga yang belitannya terhubung Y dihubungkan Δ sehingga

Relay

Diferen

sial

(10)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

menghilangkan komponen urutan nol yang ada di sisi sekunder tranformer dan menyamakan arus yang keluar dari CT sehingga arus yang luar dari CT tetap sama fasa yakni iR-iT’, iS-iR’ dan iT-iS’.

Dy1 115/13,6 KV 28MVA

R

S

T

X

Y

Z

iR-iT’

iS-iR’

iT-iS’

ix-iz’

iy-ix’

iz-iy’

R R

R R

R R O

O

O

Relai diferensial (87T)

Primer / 115KV Sekunder /13,8KV

CT2

CT3

CT1 CT4

CT5

CT6

AUX CT

(11)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Keterangan:

R : Restraint coil

O : Operation coil

iR,iS,iT : arus yang mengalir di sisi primer

ix,iy,iz : arus yang mengalir di sisi sekunder

R, S, T : line di sisi primer

X, Y, Z : line di sisi sekunder

CT1 = CT2 = CT3 = CT4 = CT5 = CT6

= Current Transformer

4. Data Perhitungan Setelan Relai Differensial

Sistem transmisi yang akan dianalisa gangguan hubung singkatnya adalah saluran transmisi pada Gardu Induk Central Duri di switchgear #3

Pada gardu ini aliran dayanya berasal dari sumber Generator 29,6 MVA, 13,8 kV dan dihubung ke transformator tenaga berkapasitas 28 MVA untuk disalurkan ke sistem transmisi 115 kV.

Analisa gangguan hubung singkat pada saluran ini adalah untuk menghitung setelan relai diferensial dan mengetahui seberapa besar perkiraan error relai diferensial yang mungkin dapat terjadi.

Bagan gambar jaringan sistem tenaga listrik Gardu Induk central duri#3, terdapat pada Gambar 9.

4.1 Data Jaringan PT Chevron Pacific Indonesia

Sebelum memulai perhitungan, perlu diketahui terlebih dahulu data

yang diperlukan untuk menghitung penyetelan relai diferensial

transformator, sebagai berikut:

1. Daerah yang akan dianalisa

2. Data impedansi

3. Data / name plate transformator Gardu Induk Central Duri di

switchgear #3

4. Data sumber (GI)

(12)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Gambar 9. Skema Gardu Induk Central Duri #3

Keterangan:

A : Gardu Induk Central Duri di switchgear #3

B : Transformator Tenaga

C : Sistem 115 kV

Berikut data lengkap yang diberikan:

TX 15/28 MVA 115/13,8 kV

13,8 kV

29,6 MVA

115 kV

Line 1 Line 2

G A

B C

(13)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Tabel 1. Data Transformator Gardu Induk Central Duri #3

Data Belitan 1

hubungan Δ

Belitan 2 hubungan Y

Diagram phasor daya

Pergeseran fasa 00 300 lag

Rated MVA 28 MVA 28 MVA

Tegangan Nominal fasa-fasa 115 KV 13,8KV

Hubungan CT WYE DELTA

CT ratio 200:5 1500:5

Tegangan fasa-netral 66,40 KV 7,97 KV

Reaktansi trafo 8,07% 8,07%

Pentanahan netral trafo 20Ω

Tabel 2. Data impedansi Transformator Gardu Induk Central Duri #3

Kapasitas

MVA

Impedansi (%) pada MVA rating

Rt Xt1 Rto Xto

28 0,00351 0,0807 0,0044 0,102

Keterangan:

(14)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Xt1 = reaktansi urutan positif dan negatif

Rto = resistansi urutan nol

Xto = reaktansi urutan nol

Tabel 3. Data Daya Hubung Singkat Pada Sumber

Sumber Daya hubung singkat (MVA)

Rsumber

(Ω) X(Ω) sumber

Generator 13,8 kV 87,684 0 0,57004

Sistem 115 kV 506,487 0 22,25789

Tabel 4. Data Generator

Kapasitas (MVA)

Impedansi (%) pada MVA rating

Rd’ Xd’ Rd” Xd” Ro Xo

29,741 0,01917 0,23000 0,01 0,12 0,0025 0,12

Keterangan:

d’ : resistansi transien synchronous

Xd’ : reaktansi transien synchronous

Rd’’ : resistansi subtransien synchronous Xd’’ : reaktansi subtransien synchronous

Ro : resistansi urutan nol

Xo : reaktansi urutan nol

(15)

L

Tabel 5. Penyusunan Admitansi Jaringan Urutan Positif dan Negatif Untuk Gangguan pada Gardu Induk Central Duri #3

(16)

JE

Tabel 6. Penyusunan Admitansi Jaringan Urutan Nol Untuk Gangguan Pada Gardu Induk Central Duri #3

(17)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

4.2. Pemilihan CT Ratio

Pemilihan CT disesuaikan dengan alat ukur dan proteksi. Pemilihan CT dengan kualitas baik akan memberikan perlindungan sistem yang baik pula. Relai diferensial sangat tergantung terhadap karakteristik CT.

Jika karakteristik CT bekerja dengan baik, maka sistem akan terlindungi oleh relai diferensial ini secara optimal. CT ditempatkan dikedua sisi peralatan yang akan diamankan (transformator tenaga), seperti yang terlihat pada Gambar 8.

CT ratio untuk relai diferensial yang dipilih sebaiknya memiliki nilai yang mendekati nilai Irating .(Sukmawidjaja, 1995: 3-115)

In =

Dari persamaan 4, arus nominal dikedua sisi transformator adalah sebagai berikut ;

Transformator dapat menarik beban lebih hingga 110% dari kapasitasnya, selama temperatur belitan dibawah temperatur maksimumnya.

Irating = 110% x In (5)

Iratingprimer CT sisi 115 kV = 1,10 x 140,572

(18)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Iratingprimer CT sisi 13,8 kV = 1,10 x 1171,432

= 1288,579 A

Maka perbandingan ratio trafo arus (CT ratio) dapat dihitung dari nilai arus rating dikedua sisi tegangan transformator tenaga tersebut dan disesuaikan dengan spesifikasi CT ratio yang ada dipasaran sedangkan nilai sekunder CT (5A atau 1A) disesuikan dengan peralatan proteksinya.

Untuk CTratio sisi 115 kV (CT1) = 200 : 5

= 40

Dan

Untuk CT ratiosisi 13,8 kV (CT2) = 1500 : 5

= 300

4.3. Tap Auxillary

Auxillary CT adalah CT bantu yang berguna untuk menyesuaikan besar arus yang masuk ke relai diferensial akibat proses pergeseran fasa oleh transformator tenaga dan beda tegangan primer dan sekunder transformator tenaga.

Untuk pemilihan tap auxillary CT sama dengan CT dan penempatan CT auxillary diletakkan pada sisi 13,8 kV yang CT dihubung delta untuk menghilangkan arus urutan nol dan menyamakan fasa ( lihat pada Gambar 8 ).

Untuk menghitung nilai tap ratio dari Auxillary CT di mulai dari

arus nominal sekunder CT yang tidak dihubungkan Δ, yang untuk

transformator ini ada di sisi 115 kV. Pada sisi tegangan 115 kV ini menggunakan ratio CT = 200:5 sehingga:

I(13,8 kV) =

kV kV

8 , 13 155

200 A

(19)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Arus yang mengalir di sisi sekunder CT2 adalah:

I(CT2 ) =

A A

1500 5

x 1666,67 A

= 5,56 A

Karena Sekunder CT2di hubung Δ , maka arusnya menjadi:

I = I x

= 5,56 A x

= 9,62 A

Maka tap auxillary yang dipilih adalah 9,62 : 5

4.4. Setelan Relai Diferensial

Diatas telah dihitung nilai CT ratio pada kedua sisi transformator tenaga, maka sekarang dapat dihitung di hitung nilai arus diferensial (Id) dan arus restraint (Ir) kemudian didapat nilai Setting Arus(Iset).

Relai diferensial hanya akan beroperasi saat ada gangguan didalam transformator dan tidak beroperasi saat keadaan gangguan diluar dan keadaan normal.

4.4.1. Perhitungan setelan Relai Diferensial Pada Gangguan Dalam

Untuk gangguan didalam transformator tenaga, relai diferensial beroperasi Jika:

iset < ioper = relai diferensial beroperasi

Arus diferensial (Id) merupakan arus operasi (Ioper) pada relai

(20)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Tabel. 7. Arus diferensial Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K-K) Pada gangguan di tranformator di saluran

Gardu Induk Central Duri #3

fasa I riel I imaj I (A) sudut

R -55,653 -1,642 55,677 -178,310

S 26,404 49,018 55,677 61,690

T 29,249 -47,375 55,677 -58,310

Arus penahan (restrain) didapat dari arus maksimal komponen arus

sekunder perfasa di belitan 1 (|I1|) dan belitan 2 (|

2

I |) pada persamaan 2:

Irestrain = Ir

= max (|I1 | , |

2 I |)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Microsoft Excel didapat:

I1 = 41,242 A

I2 = 14,626 A

Ir = max (41,242;14,626)

= 41,242 A

Tabel. 8. Arus Restrain Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K-K) Pada gangguan di tranformator di saluran

Gardu Induk Central Duri #3

Fasa Ir (A)

R 41,242

S 41,242

(21)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Slope pada Karakteristik relai difererensial pada gambar ada dua, yaitu slope 1 untuk gangguan didalam transformator 25% dan slope 2 untuk gangguan diluar transformator 100%.

Untuk gangguan didalam transformator tenaga , setelan relai diferensial sebesar 25% dan untuk gangguan diluar transformator tenaga setelan relai diferensial sebesar 100%. Setelan persenan ini telah ditentukan dari karakteristik kerja relai diferensial.

Pada gangguan didalam transformator tenaga slope 1 di set 25%, dan relai diferensial bekerja jika iset < ioper maka Iset untuk gangguan tiga

fasa ini pada fasa R adalah:

Iset = slope 1 x Ir (6)

= 25% x 41,242

= 10,310 A

Arus operasi sama dengan arus diferensial (Ioper = Id ) , pada Tabel 7. Id =

55,677 A

Ioper = 55,677 A

trip

Iset = 10,310

Gambar 10. Perbandingan nilai Ioper dan Iset saat gangguan didalam transformator

Karena iset < ioper maka relai diferensial trip.

Untuk letak titik gangguan di gambar karakteristik relai diferensial arus diferensial dan arus restraint diubah dalam satuan pu.

Id = 55,677 A

Ir = 41,242 A

(22)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Untuk menghitung arus dalam pu:

Ipu =

Dibawah ini adalah gambar karakteristik relai diferensial yang memperlihatkan letak titik nilai gangguan, untuk gangguan fasa R, S dan T yang mengalir pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa didalam transformator tenaga.

Gambar 11. Karakteristrik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan Dalam Transformator Untuk gangguan Tiga Fasa

Keterangan:

a : Karakteristrik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan Dalam Transformator Untuk gangguan Tiga Fasa.

b : gangguan didalam jangkauan relai diferensial

(23)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

4.4.2. Perhitungan Setelan Relai Diferensial Pada Gangguan Luar

Untuk kerja relai diferensial agar tidak salah kerja saat operasi normal dan gangguan luar maka setelan relai diferensial adalah:

iset > ioper

maka relai diferensial tidak beroperasi.

Dari hasil perhitungan saat ada gangguan fasa R-S-T di bus A di saluran transmisi Gardu Induk Central Duri #3 dengan menggunakan program Microsoft Excel didapat arus diferensial diperlihatkan pada tabel berikut adalah sama perhitungannya dengan Tabel 9.

Tabel. 9. Arus diferensial Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K-K) Di bus A di Saluran Gardu Induk Central Duri #3

fasa I riel I imaj I (A) sudut

R -5,288 -14,026 14,990 -110,655

S -9,503 11,592 14,990 129,345

T 14,791 2,434 14,990 9,345

Hasil perhitungan Arus restraint saat ada gangguan tiga fasa R-S-T di bus A di saluran transmisi Gardu Induk Central Duri #3 dengan menggunakan program Microsoft Excel diperlihatkan pada tabel berikut adalah sama perhitungannya dengan Tabel 10.

Tabel. 10. Arus Restrain Untuk Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa (K-K-K) Di bus A di Saluran Gardu Induk Central Duri #3

Fasa Ir (A)

R 28,958

S 28,958

(24)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

Setelah hasil perhitungan Arus restraint untuk gangguan tiga fasa R-S-T di bus A di saluran transmisi Gardu Induk Central Duri #3 kemudian dihitung setelan rele diferensial. Pada gangguan diluar transformator slope 2 di set 100%, dan relai diferensial tidak bekerja jika iset > ioper maka Iset untuk gangguan ini pada fasa R adalah:

Iset = slope 2 x Ir (7)

= 100% x 28,958 A

= 28,958 A

Arus operasi sama dengan arus diferensial (Ioper = Id ) , pada Tabel 9. Id =

14,990 A

Ioper = 14,990 A

tidak trip

Iset = 28,958 A

Gambar 12. Perbandingan nilai Ioper dan Iset saat gangguan diluar transformator

Karena iset > ioper maka relai diferensial tidak trip.

Untuk melihat letak titik gangguan di gambar karakteristik relai diferensial arus diferensial dan arus restraint diubah dalam satuan pu.

Id = 14,990 A

Ir = 28,958 A

Idasar sec CT = 5 A

Untuk menghitung arus dalam pu:

Ipu = dasar

ada I

I

(25)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Dibawah ini adalah gambar karakteristik relai diferensial yang memperlihatkan letak titik nilai gangguan, untuk gangguan fasa R, S dan T yang mengalir pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa di bus A.

Gambar 13. Karakteristik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan di bus A Untuk gangguan Tiga Fasa

Keterangan:

a : Karakteristrik Relai Diferensial T60 Dititik Gangguan diluar transformator Untuk gangguan Tiga Fasa

b : gangguan diluar jangkauan relai diferensial

4.5. Error Mismatch

Meskipun dari perhitungan telah di dapat ratio CT Pada halaman 10 yaitu pada sisi 115 kV (CT1) = 200 : 5, dan pada sisi 13,8 kV (CT2) = 1500 :

5. Nilai CT ratio yang dipilih ini adalah sesuai dengan CT yang ada dipasaran. Karena adanya perbedaan ini maka akan terjadi kesalahan dalam

(26)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

membaca perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan sekunder transformator tenaga serta pergeseran fasa di trafo arus. kesalahan ini disebut mismatch error. (Anderson Anvenue, 2001: 214-300).

Pada relai diferensial untuk melihat mismatch error didapat dari perbandingan CT dengan tegangan pada persamaan (8):

1

Untuk menghitung error mismatch sebelumnya terlebih dahulu menghitung nilai CT yang ideal di salah satu sisi transformator tenaga,

misal untuk sisi 13,8 kV (CT2) dengan persamaan (9):

CT2(ideal) = CT1 x

CT1 : current transformer pada sisi primer CT2 : current transformer pada sisi sekunder V1 : tegangan di sisi primer (KV) sedangkan idealnya CT untuk sisi 13,8 kV adalah 1666,667 : 5 .Maka, error mismatch didapat dari perbandingan antara CT ideal dengan CT yang ada dipasaran. Error mismatch untuk relai diferensial adalah:

(27)

Liem Ek Bien & Dita Helna. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT Chevron

Kesalahan relai diferensial dalam mengamankan transformator dari gangguan adalah sebesar 1,111 % .Untuk memperbaiki error mismatch pada relai diferensial ini dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan tap pada CT.

Error mismatch diharapkan nilainya sekecil mungkin agar proteksi relai diferensial bekerja secara optimal dalam mengamankan transformator tenaga. Dengan syarat kesensitifan relai diferensial dalam pengoperasian Mismatch error tidak boleh lebih dari 5%. Syarat ini ditentukan untuk proteksi agar optimal menjaga sistem tenaga listrik dari gangguan.

5. Kesimpulan

1. Relai diferensial transformator adalah relai utama yang bekerja

mengamankan transformator tenaga dari gangguan didalam

transformator tenaga dan tidak bekerja saat terjadi gangguan di luar transformator tenaga.

2. Pada karakteristik relai diferensial, setelan rele diferensial untuk gangguan didalam transformator tenaga sebesar 25% lebih kecil dibandingkan untuk gangguan di luar transformator sebesar yang 100% dan untuk nilai pick up di ambil dari ratio error CT.

3. Error mismatch adalah kesalahan dalam membaca perbedaan arus dan

tegangan di sisi primer dan sekunder transformator tenaga serta pergeseran fasa di trafo arus. Nilai Error mismatch harus lebih kecil dari 5 % agar proteksi relai diferensial lebih optimal dalam mengamankan transformator tenaga.

Daftar Pustaka

1. Anderson Anvenue, Markham, Ontario “Transformer Management

Relay Instruction Manual” GE Power Management. Canada . 2001.

2. Anderson Anvenue, Markham, Ontario “ T60 Transformer Management

Relay UR Series Instruction Manual” GE Power Management. Canada .

2003.

3. J lewis, Blackburn “ Protective Relaying Principles And

Applications”second edition. 2004

4. Kadarisman, Pribadi,“ Diktat Kuliah Sistem Proteksi“.

5. Sukmawidjaja, Maula. 1995. Edisi ke-2. Teori Soal Dan Penyelesaian

(28)

JETri

,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 41 - 68, ISSN 1412-0372

6. Instructions “ Transformer Differential Relays With Percentagee And

Harmonic Restraint Types STD15C And STD16C“. GE Meter and

Gambar

Gambar 1. Sistem Tenaga Listrik
Gambar 2. Relai Diferensial Saat Arus Normal
Gambar 3. Relai Diferensial Saat Gangguan Eksternal
Gambar 4.  Relai Diferensial Saat Gangguan Internal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Invensi ini berhubungan dengan komposisi levonorgestrel untuk sediaan implan satu batang untuk penggunaan kontrasepsi keluarga berencana (KB) dalam bentuk implan

Namun pemeliharaan ini akan memakan waktu pemberhentian peralatan ( alat tidak operasi ) biasanya cukup lama dan mahal karena penggantian komponen yang masih dalam kondisi baik bersama

sedang berjalan, guru mendorong punggungnya ke depan. Spontan siswa tersebut jatuh ke depan. Guru mulai menjelaskan bahwa ketika siswa itu terdesak ke depan secara mendadak

 Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I-2017 bila dibandingkan dengan triwulan I-2016 (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar -4,18 persen, Sedangkan tanpa sub kategori

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur

Jenis mangrove tingkat semai yang mempunyai kerapatan jenis tertinggi adalah Ceriops tagal, yaitu 44,531.25 ind/ha, sedangkan Rhizophora mucronata mempunyai

Kedua, syarat materi (isi) kesaksian seseorang saksi itu harus mengenai hal-hal yang ia dengar, ia lihat, dan ia alami sendiri. 2) keterangan ahli ialah keterangan yang

APAKAH TINDAKAN YANG PERLU DIBUAT JIKA SAYA TELAH DIMAKLUMKAN PERMOHONAN TELAH DILULUSKAN DAN WANG BBN TELAH DIKREDITKAN KE DALAM AKAUN TETAPI SEMAKAN SAYA MENDAPATI