35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini meliputi deskripsi sampel penelitian, deskripsi hasil pretest, dan deskripsi hasil posttest.
4.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Tlompakan 03 dan SD N Tlompakan 01 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. SD N Tlompakan 03 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan berupa model STAD yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes dan SD N Tlompakan 01 sebagai kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran konvensional. Jumlah siswa kelas IV SD N Tlompakan 03 sebanyak 25 siswa, sedangkan SD N Tlompakan 01 berjumlah 23 siswa. Rincian subyek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Deskripsi Sampel Penelitian
Kelas Jenis Kelamin Jumlah Kelompok
Laki-Laki Perempuan
IV SD N
Tlompakan 03 10 15 25 KelasEksperimen
IV SD N
Tlompakan 01 8 115 23 KelasKontrol
Total Sampel 48
4.2 Deskripsi Hasil Pretest
Hasil pretest yang akan dibahas yaitu hasil analisis deskriptif nilai pretest. Uji normalitas pretest, uji homogenitas pretest, dan analisis uji-t pretest.
4.2.1 Analisis Deskriptif Nilai Pretest
36
kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS windows for 20
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif Nilai Pretest
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 66,00 , standar deviation 14,216, nilai maxsimum 90 dan nilai minimum 45, sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 68,91, standar deviation 14,844, nilai maxsimum 90 dan nilai minimum 40.
Hasil Belajar pretest dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut :
Batas 1 : mean + 0.5 SD (batas atas) Batas 2 : mean - 0.5 SD (batas bawah)
Deskripsi statistik hasil belajar pretest siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Deskripsi Statistik Nilai Pretest
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai 48 40 90 67.40 14.440
Valid N (listwise) 48
Berdasarkan Tabel 19 dapat ditentukan interval hasil belajar pretest, sebagai berikut :
Batas 1 = mean + 0.5 SD (batas atas) = 67,40 + 0,5 × 14,440 = 67,40 + 7,22
= 74,62
= 75 (pembulatan)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 25 45 90 66.00 14.216
Kontrol 23 40 90 68.91 14.844
37
Batas 2 = mean - 0.5 SD (batas bawah) = 67,40 - 0,5 × 14,44
= 67,40 -7,22 = 60,18
= 60 (Pembulatan)
Maka, interval kategori hasil belajar pretest dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Interval dan Kategori Hasil Belajar Pretest
Interval Kategori
40 ≤ hasil belajar (pretest) < 60 Rendah 60 ≤ hasil belajar (pretest) ≤ 75 Sedang 75< hasil belajar (pretest) ≤ 90 Tinggi
Berdasarakan Tabel 4.4 interval dan kategori hasil belajar pretest maka dapat ditentukan tabel distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pretest
Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Rendah 5 20% 8 34,79%
Sedang 11 44% 9 39,13%
Tinggi 9 36% 6 26,08%
Total 25 100 % 23 100 %
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil belajar pretest kelas eksperimen dari 25 orang siswa, 5 siswa memperoleh hasil belajar tinggi, 11 siswa memperoleh hasil belajar sedang, dan 9 siswa memperoleh hasil belajar rendah. Sedangkan pada kelas kontrol yang terdiri dari 23 siswa, 8 siswa memperoleh hasil belajar tinggi, 9 siswa memperoleh hasil belajar sedang, dan 6 siswa memperoleh hasil belajar rendah.
4.2.2 Uji Normalitas Nilai Pretest
38
> 0.05. Uji normalitas dihitung menggunakan bantuan SPSS windows for 20. Hasil perhitungan uji normalitas nilai pretest dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest
Tests of Normality
Hasil Belajar
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .140 25 .200* .941 25 .160
Kontrol .137 23 .200* .946 23 .236
Dari tabel 4.6 pada kolom Shapiro Wilk diperoleh data bahwa nilai signifikan pada kelas eksperimen SD Negeri Tlompakan 03 adalah 0.16 > 0.05, sedangkan nilai signifikan pada kelas kontrol adalah 0.236 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa data dari nilai Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
4.2.3 Uji Homogenitas Nilai Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varian yang sama atau tidak, sehingga dapat dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan
SPSS windows for 20. Hasil uji homogenitas pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest
Nama SD N F Sig F Kerteangan
SD N Tlompakan 03 25
0.057 0.812 Varian sama / homogen SD N Tlompakan 01 23
39
4.2.4 Uji Hipotesis Analisis Uji-T Pretest
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS windows for 20
menggunakan independent sample t-test. Uji t bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model STAD yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai pretest. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji-T Nilai Pretest
Hasil Belajar
Mean Differences -2.91304 -2.91304
Std. Error Differences 4.19513 4.20286 95% Confidences Interval of
the Differences
Lower -11.35739 -11.37672 Upper 5.53131 5.55063
Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas signifikan dari uji F diperoleh nilai sifnifikan 0.812 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen. Dari uji t-test diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.491 > 0.05, maka tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji t diatas dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut seimbang sehingga dapat diberi perlakuan yang berbeda.
4.3 Deskripsi Hasil Posttest
40
4.3.1 Analisis Deskriptif Nilai Posttest
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan nilai akhir kedua kelas setelah diberi perlakuan. Data yang digunakan sebagai posttest adalah nilai yang diperoleh dari siswa mengerjakan soal posttest. Nilai ini dijadikan patokan untuk melihat hasil belajar siwa kelas IV SD N Tlompakan 03 dan SD N Tlompakan 01 setelah diberi perlakuan. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dengan mengguakan program SPSS windows for 20 dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Deskriptif Posttest
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 81,40, standar deviasi 8,602, nilai maxsimum 95 dan nilai minimum 60, sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 72,39, standar deviasi 12,142, nilai maksimum 95 dan nilai minimum 55.
Hasil Belajar posttest selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan rumus interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut :
Batas 1 : mean + 0.5 SD (batas atas) Batas 2 : mean - 0.5 SD (batas bawah)
Deskripsi statistik hasil belajar posttest siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Deskripsi Statistik Nilai Posttest
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai 48 55 95 77.08 11.291
Valid N (listwise) 48
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat ditentukan interval hasil belajar posttest, sebagai berikut :
Batas 1 = mean + 0.5 SD (batas atas) = 77,08 + 0,5 × 11,291
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 25 60 95 81.40 8.602
Kontrol 23 55 95 72.39 12.142
41 = 77,08 + 5,6455 = 82,7255
= 83 (Pembulatan)
Batas 2 = mean - 0.5 SD (batas bawah) = 77,082 - 0,5 × 11,291
= 77,08–5,6455 = 71,4345
= 71 (Pembulatan)
Maka, interval kategori hasil belajar posttest dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Interval dan Kategori Hasil Belajar Posttest
Interval Kategori
55< hasil belajar (posttest) ≤71 Rendah 71 ≤ hasil belajar (posttest) ≤ 83 Sedang 83< hasil belajar (posttest) ≤ 95 Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.11 interval dan kategori hasil belajar posttest maka dapat ditentukan tabel distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Posttest
Kategori
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Rendah 11 44% 6 26,08%
Sedang 11 44% 6 26,08%
Tinggi 3 12% 11 47,82%
Total 25 100 % 23 100 %
42
4.3.2 Uji Normalitas Nilai Posttest
Uji normalitas nilai posttest dilakukan untuk mengetahui hasil posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen apakah memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2010: 71) syarat data berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0.05. Uji normalitas dihitung menggunakan bantuan SPSS windows for 20. Hasil perhitungan uji normalitas nilai posttest dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest
Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Hasil
Belajar
Eksperimen .125 25 .200* .952 25 .283
Kontrol .111 23 .200* .942 23 .200
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat pada kolom Shapiro Wilk nilai sig
kelas eksperimen > 0,05 yaitu 0,283 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,2 > 0.05. Dengan demikian hasil belajar tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol meniliki distribusi normal.
4.3.3 Uji Homogenitas Nilai Posttest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yang digunakan dalam penelitian memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas posttestdapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest
Nama SD N F Sig F Kerteangan
SD N Tlompakan 03 25
4.052 0.055 Varian sama / homogen SD N Tlompakan 01 23
43
sehingga penelitian dilanjutkan dengan menguji hipotesisnya untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut.
4.3.4 Uji Hipotesis Analisi Uji-T Posttest
Pada bagian ini akan diuraikan hasil dari analisis uji-t untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran pada kelas eksperimen (SD Negeri Tlompakan 03) yang diberikan perlakuan menggunakan mode STAD yang dikombinaikan teori permainan Dienes dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berdasarkan hasil
posttest siswa.
Analisis uji-t dilakukan dengan bantuan program SPSS windows for 20. Dengan menggunakan independent t-test diperoleh data seperti tampak pada Tabel 4.15.
Mean Differences 9.00870 9.00870
Std. Error Differences 3.01812 3.06105 95% Confidences Interval
of the Differences
Lower 2.93353 2.81876 Upper 15.08386 15.19863
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat hasil (Uji Levene’s ) hitung F sebesar 4,052 dengan signifikansi 0.055 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelas homogen. Pengujian hipotesis di uji beda t-test menggunakan
44
permainan Dienes terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD Tlompakan 03 Semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan hasil hitung t-test maka analisis pengujian hipotesisnya sebagai berikut :
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas IV tanpa diberi perlakuan mengunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Deviasions) yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes.
H1 : Ada perbedaan yang siginfikan terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV yang menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Deviasions) yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes.
Hasil perhitungan uji t-test tes akhir (post-test) diperoleh sig. 0.005 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar tes akhir (post-test) siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Deviasions ) yang dikombinasikan dengan teori dienes. Kelas yang diberikan perlakuan model STAD yang dikombinasikan dengan teori permainan Dienes memperoleh hasil belajar tes akhir (post test) lebih baik dari pada kelas yang diberikan perlakuan mengunakan model pembelajaran konvensional.
4.4 Pembahasaan Hasil Penelitian
45
dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Berdasarkan uji t-test hasil perhitungan tes akhir (Post-test) t-hitung menunjukkan 2.985 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0.005 < 0.05, artinya nilai kelas eksperimen berbeda dengan nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 81,4 dan kelas kontrol sebesar 72,39. Dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar yang lebih baik terhadap pembelajaran yang diberi perlakuan model STAD (Student Team Achievement Division) yang dikombinasikan teori permainan Dienes dibandingkan dengan pembelajaran mekanistik.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Deviasions) yang dikombinasikan teori permainan Dienes. Hasil belajar siswa dengan mengggunakan model STAD lebih baik karena, menurut Anonim (2010) kelebihan STAD adalah :
a) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, sehingga meningkatkan jiwa sosial masing-masing siswa. Siswa aktif saling membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
b) Semua siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, sehingga setiap siswa mampu mengembangkan pemahaman dan penguasaan materi yang bersifat kognitif, psikomotoris, maupun afektif .
c) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.