• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sepenggal kisah Perjalanan hidup docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sepenggal kisah Perjalanan hidup docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sepenggal kisah Perjalanan hidup

Mungkin aku lahir pada waktu presiden Indonesia di jabat oleh bapak soeharto,sebab seingatku waktu aku kecil tatkala aku mulai bisa mengingat apa yang ku lihat aku sudah melihat foto presiden Soeharto di tembok tetangga ku,lahir dari keluarga yang aku rasa sangat bahagia sebab ada ayah ibu yang senantiasa merawatku di sela-sela kesibukan beliau membuat sesuatu,namun waktu aku bermain dengan teman-temanku aku mulai merasa berbeda,aku lihat teman-temanku sering berganti-ganti baju dan menurutku lebih bagus-bagus daripada bajuku.

Aku sangat senang ketika mulai masuk di sekolah TK Darma wanita tapi yang membuatku jadi merasa sedih karena celana yang aku pakai sekolah selalu kebesaran hingga harus di lipat yang bagian pinggang depan agar kelihatan rapi,aku rasa semua menyenangkan tatkala itu kecuali hanya pada waktu masuk sekolah saja dikarenakan kondisi celanaku itu.dalam hati kenapa aku tidak diberi orangtuaku celana dan baju seperti yang teman-temanku pakai,tapi aku tidak ambil pusing toh kesenanganku bermain dengan teman-teman di kampung menjadikanku lupa hal kecil itu,tatkala pulang sekolah aku makan dan terus berlari mencari teman-teman untuk akhirnya bermain dan mandi di sungai sebelah timur rumahku,kadang memancing main sepak bola dari gulungan plastik di pinggir sungai yang berpasir yang bagaikan sahara syurga,melompat dari tebing pinggir sungai dengan salto,membuat perahu selam/apung dengan menggunakan sarung yang diikat di sisi ujung yang satunya dan masih banyak lagi kegembiraan masa kecil yang aku alami.

Menginjak masuk Sekolah Dasar kelas 1 aku mulai merasa rendah diri,hari itu ibu akan membelikan aku baju seragam putih di pasar Panggul,aku ikut kepasar dan mencoba-coba baju yang sesuai dengan ukuranku, dan akhirnya dapat juga,namun kenapa tidak dengan sekalian membelikan celana merah buatku?kata ibu uangnya tidak cukup nak, masih ada celana bekase dwi

(keponakanku) "isik apik kok nang ,sukmben ae lek wis due duet tuku kathok e" (masih bagus kok le,nanti saja kalau sudah punya uang dibelikan).

aku mengangguk senang campur-campur.dan akhirnya aku berangkat sekolah masih seperti pada waktu TK dengan celana kebesaran ukurannya.

Menginjak SD kelas 2 celanaku sudah bolong bagian belakang karena memang sudah sangat tipis dibagian pantatnya,dan akhirnya ibu membelikanku celana baru dan sepatu baru,sampai di kelas 5 fikiranku mulai terganggu dengan masalah ekonomi keluargaku,aku baru faham bahwa orang tua ku harus mencari uang dalam kehidupan rumah tangga,ayahku adalah seorang petani utun yang kegiatan sehari-harinya pagi mencari rumput untuk kambing jawa pinjaman atau apa dari

pemerintah waktu itu,pulang jam 12 siang,sholat dan terus berangkat lagi mencari kayu bakar dan baru pulang jam 5 sore. sedangkan ibuku beliau selalu sibuk,mulai jam 3 pagi beliau sudah bangun,mulai dari membuat tempe gembos,kadang membuat minyak kelapa,kadang malam hari membatik dan bangun jam 3 pagi membuat gethuk dan dijual kepasar kecil di kampungku,aku baru faham jika keluargaku sulit mencari uang tidak seperti keluarga teman-temanku,maka dari itu ketika aku mulai menunggak uang SPP selama beberapa bulan aku tidak terlalu berani berkata meminta uang SPP kepada ibuku,aku ingat ketika aku dipanggil ke kantor guru dan ditanya kepala sekolah kenapa aku menunggak sampai 3 bulan,aku menjawab,seingatku aku sudah membayar yang satu bulan kepada bendahara ,di panggillah bendahara kelasku yang kebetulan adalah anak dari

seorang guru ,dan dalam perbincangan ini aku akhirnya hanya bisa menangis karena di anggap aku menipu mereka semua...ahhh...entahlah seingatku aku sudah membayar yang satu bulan

tunggakan,jadi hanya menunggak 2 bulan.satu-satunya hiburanku adalah sandiwara radio tutur tinular dengan tokoh arya kamandanu yang melambungkan imajinasiku.

(2)

yang kupakai sudah bolong di jempolnya karena memang ukuranya yang sudah terlalu kecil buatku,sedangkan teman-temanku berembug " iki penake nganggo sepatu ATT ae cah.... ben seragam.."

Pulang sekolah aku mampir di rumah warung bude ku sebab hari itu ibuku membantu memasak di sana karena itu pas hari pasaran," mbok..iki piye loo..arep lomba gerak jalan lo gek sepatuku koyo ngene iki to.."ibu menjawab " iyo nang sesuk ae yo tak golekne utangan disik.( iya nak,besok saja kucarikan pinjaman uang dulu)

Kata-kata ibuku itu menambah beban fikiranku semakin tidak karuan,walaupun pada akhirnya aku mendapatkan sepatu baru merk ATT seharga 30 ribu,namun disela rasa senangku terselip bathin yang hancur karena merasakan penderitaan ibuku menyekolahkan aku,aku ingin membantu ibu dengan cara apapun,aku sangat sayang dengan ibuku,aku ingat waktu di kelas 4 tatkala di kantin sekolahku menjual buah jambu bangkok yang besar-besar dengan harga 50 perak,aku ingin sekali merasakan rasanya dan akhirnya kuputuskan melepaskan uang sakuku yang hanya 50 perak untuk membeli buah jambu itu,ternyata memang enak,namun baru menelan 3 kunyahan aku teringat kalau ibuku mungkin belum pernah makan buah jambu bangkok ini sebab seingatku ini tergolong jenis baru,yang kebanyakan adanya adalah jambu kluthuk,kubawa kedalam kelas jambu yang masih sepertiga itu dan kusimpan untuk kubawa pulang,namun pada waktu guru mengajar lagi aku terpaksa tidak bisa menahan godaan jambu ini,aku gigit sedikit lagi,dan tak kusangka penghapus papan tulis melayang ke arahku hingga hampir menimpaku,mukaku merah karena malu.

Hari-hari menjalani kelas 6 SD kurasakan sangat panjang,tiap hari aku berputar fikiran mencari alternatif mendapatkan uang,suatu saat aku melihat temanku memelihara kul atau keong berwarna kuning katanya dia membeli di pasar seharga 250 rupiah,aku pun tertarik dan setelah menyimpan uang saku selama 2 hari aku akhirnya membeli juga keong seperti itu di pasar,aku sangat telaten memberi makan keongku dan tak kusangka cepat sekali berkembang biak dan cepat besar karena selalu kuberi makanan daun lumbu/sejenis umbi,karena sudah layak jual akhirnya pas hari pasaran yang kebetulan hari minggu aku bertekat menjual keongku ke pasar,dengan diiringi doa ibuku aku mengayuh sepeda tua milik kakakku membawa keong yang kutaruh di dalam timba/ember

kecil,sampai di pasar aku menggelar dagangan ku,di dekat pak jono yang juga menjual keong dan bibit lele,tidak lama datang anak dibawah umurku melihat-lihat dan akhirnya membeli keongku dengan uang 100 perak dan kuberi 2 ekor,melihat hal itu pak jono menyuruhku pergi menjauh karena mungkin dirasa menjadi saingannya karena keong milik dia tidak gemuk-gemuk dan bagus seperti punyaku,aku menjauh dan berhenti di dekat pedagang buah kelapa dan tak kusangka ternyata 3 teman laki-laki sekelasku datang dan menemaniku berjualan,sebenarnya aku sangat malu,tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur ketahuan, karena kurasa sudah lama dan tidak ada pembeli akhirnya kuputuskan pulang membawa 100 perak ku.

Kegiatanku tiap hari bila sudah jam setengah 5 sore adalah mandi,memakai sarung dan segera sholat ashar setelah itu berangkat ke langgar /pondok pesantren dekat rumah,namun biasanya nongkrong dulu dengan teman-teman di pinggir sungai menanti adzan maghrib,selesai sholat maghrib mengaji dan kadang bermain,memasak/nggendhok sampai malam di area pondok dan tidur juga dimushola itu baru pagi kami pulang kerumah masing-masing.

Menginjak kelulusan kelas 6 SD fikiranku semakin tidak menentu,bahkan bagiku sama saja artinya aku lulus ataupun tidak walaupun aku rangking ke 3,rangking pertama adalah anak seorang guru,rangking ke 2 adalah tetangga ku namun tatkala teman-temanku bersorak dan berkurumun melihat papan iklan SMP Negeri, SMP PGRI 2 dan PGRI 1 yang di tempel di depan kantor aku malah diam dan berfikir antara melanjutkan sekolah atau tidak,bila melanjutkan harus

kemana,mungkin aku lebih baik bertanya pada orang tuaku dulu.

Teman-temanku berembug dan mayoritas akan mendaftar di SMP Negeri 1,aku pun akhirnya mengikut

(3)

pendaftaran di situ akhirnya aku di terima.namun sesampai di rumah aku dipanggil ayah ku," nang.... kowe pindah o nyang PGRI ae yo..?....lha nyapo pak?? nek kono sing ora nganggo uang gedung 15.000 .- lo....

"iyo pak...

Alhasil aku melanjutkan sekolah di SMP PGRI2,disekolah ini aku bertemu dengan teman-teman yang tidak sama,bahkan tetanggaku yang dulu sekelas denganku juga berada di local kelas A sedangkan aku di local B, aku berangkat sekolah kadang berjalan kaki,kadang dompleng teman sekelasku yang membawa sepeda,di hari libur aku mulai mencari cara mendapatkan uang,kadang ikut tetanggaku memasang terop seng untuk orang hajatan,mendapatkan upah 5 ribu rupiah setiap pasang bongkar,kadang meminjam dan menjalankan becak saudara paman ku yang kebetulan pas tidak dipakai janggol,tiap mendapatkan uang kuberikan orang tuaku dan kadang kubagi sebagian untuk uang sakuku,satu hari aku tertarik mendengar cerita temanku tentang tape recorder akhirnya aku mengumpulkan uang genap 5 ribu dan kubelikan bekas mesin tape recorder lama milik temanku yang katanya rusak,dari situ aku mulai belajar mengutak atik elektronika kadang sampai malam walaupun kadang dimarahi ayahku karena membuat bising waktu orang tidur.

Tak terasa sudah 3 tahun aku sekolah di SMP ini,dan selama itu pula aku 3 tahun belum membayar uang gedung,uang agustusan 3 x. Beberapa hari lagi ujian nasional sedangkan aku belum

membayar uang ujian bahkan SPP aku masih menunggak 3 bulan,pak guru berkali-kali mengingatkan bahwa yang belum lunas uang ujian tidak bisa mengikuti ujian,Alkhamdulillah akhirnya orang tuaku bisa memenuhi 20 ribu,separuh uang ujian dan aku bisa mengikuti ujian,menjelang kelulusan sekolah perasaanku sama seperti tatkala di SD,fikiranku kosong,

bingung,dan pada saat pengambilan ijazah tatkala teman-temanku semua sudah pulang membawa ijazah masing -masing aku justru di panggil ke kantor,di situ ada bapak kepala sekolah dan

beberapa guru,dengan pelan bapak kepala sekolah berkata: nak....begini ya,untuk saat ini maaf sekali kamu belum bisa membawa ijazahmu,gini saja kamu pulang dulu dan mengambil kurangan uang ujian yang 20 ribu itu saja dan ijazahmu sudah bisa kamu bawa ya..gimana.." dengan pelan aku mengangguk sambil mengusap mataku yang mulai berkaca-kaca,dalam bathinku,darimana mendapatkan uang sebesar 20 ribu sedangkan tadi pagi berangkat sekolah saja aku sudah mendengar ayah bertengkar dengan ibu gara-gara ibu punya hutang sana-sini,akupun permisi pulang sendirian dengan menunduk kan muka dari sekolahan sampai di rumah karena malu jika sampai ada orang tahu.

Waktu berlalu.

Pagi itu hari pertama aku merasakan bebas karena sudah lulus dari Sekolah SMP,walaupun ijazah ku masih di tahan di sekolah karena aku menunggak uang ujian dan lain-lain tapi hatiku sudah merasa lega karena sudah berhenti dari kegiatan harian ku yang kurasa mengekang kebebasan ku berfikir belajar mencari uang,sudah ku putuskan aku tidak melanjutkan sekolah seperti kebanyakan teman-teman se-kampungku,aku sudah cukup bangga walaupun hanya menerima informasi bahwa aku sudah lulus dan mendapat peringkat ke 3 dari 3 local kelas 3 SMP (klas 9), ada dari teman laki-laki SMP ku yang berasal dari Sumatera yang masih setia sering bermain ke rumahku,dia

melanjutkan sekolah di SMA.hari-hari seterusnya ku isi dengan berfikir.

Beberapa minggu di rumah tanpa kegiatan yang jelas ternyata membuatku jenuh,ada tawaran keponakan ku kalau ada lowongan pekerjaan di Tulung agung,hari yang di tentukan aku rencana pergi bersama keponakan ku dan tetangganya yang juga sudah bekerja di tempat itu,dengan bekal doa dan sedikit uang dari orang tuaku aku pun berangkat.

(4)

alas tikar tempat tidur yang sudah lusuh dan berbau tidak karuan juga gambar-gambar foto wanita setengah bugil di tembok tidak mungkin aku sholat di tempat itu,ditempat itu di huni 12 orang pekerja yang semuanya masih muda tapi lebih tua daripada aku.tapi dari mereka semua tidak ada satu pun yang mau sholat .

Setelah berjalan kurang lebih satu jam berputar-putar mencari mushola akhirnya aku menemukan mushola kecil di dalam perkampungan penduduk,disitu aku sholat malam itu dan di hari-hari seterusnya.

Beberapa hari berkumpul bersama pekerja di situ aku akhirnya akrab dengan mereka semua,boss kami yang seoarang china tulen memberikan satu tikar baru dan itu aku pakai untuk sholat di tempat di kamar tidur

kami,suatu hari selesai mandi aku berniat sholat magrib,ada teman pekerja dia sebagai sopir di tempat itu sedang santai menghisap rokok di tepi tempat tidur,namun pada saat aku mulai takbir dia naik ke atas plafon dan mengambil sesuatu yang ternyata foto wanita bugil,di pegangnya foto itu dan pada saat aku akan sujud dia meletakkan foto itu tepat di tempat aku akan sujud,melirik hal ini aku akhirnya memejamkan mata dan mencari sasaran tempat sujud yang lain,melihat tingkah ku seperti itu dia dan teman-teman nya tertawa ngakak,berkali-kali dia melakukan hal itu. selesai sholat aku pun tersenyum dan berkata setengah bergurau.

Sudah sekitar satu bulan aku bekerja disitu,sore itu masih jam stengah 5,kami sudah berhenti bekerja karena campuran stok untuk bahan baku minuman/sejenis sirup sudah habis,aku masih santai menghisap rokok di depan kamar kost,kulihat temanku yang 2 orang sudah mandi,dan saat ku tengok ternyata mereka melakukan hal yang di luar kebiasaan,mereka yang satu masih

mengerjakan sholat ashar sedangkan yang satunya membaca kitab syi'iran dan di teruskan membaca alquran,karena rokok ku sudah habis aku pun berangkat mandi dan seterusnya sholat ashar,melihat mereka berubah seperti itu aku hanya diam dan tidak berkomentar seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi,hanya dalam bathin ku aku bersyukur mereka berdua seolah ada yang mengingatkan untuk beribadah,padahal aku sama sekali tidak pernah mengajak mereka ataupun mengingatkan kepada mereka untuk ingat kepada ALLAH,namun begitulah kalau ALLAH sudah berkehendak.

Seperti pagi itu pula,masih jam 5 pagi aku sudah bangun karena mendengar suara dari luar yang tidak seperti biasanya,rumah bos kami tepat di depan kamar kost,jadi kamar kami di belakang ruang dapur ,kebiasaan jika pagi yang kudengar pertama kali adalah suara pembantu wanita boss kami yang sedang menyapu halaman depan kamar kost,namun pagi itu aku mendengar orang berkumur 3 kali berturut-turut,karena penasaran aku mengintip dan kulihat ternyata dua pembantu itu wudlu dengan air dari pipa kran belakang dapur,sudah satu bulan aku disitu dan selama itu belum pernah kulihat mereka melakukan sholat atau wudlu,menjelang malam kebetulan bos kami semua keluar kota jadi kami masuk rumah bos melihat tv,iseng-iseng aku melihat ke kamar tidur pembantu yang 2 orang itu dan di situ kulihat mereka sedang membaca buku tuntunan sholat lengkap,di atas ranjang kulihat 2 buah ruku' yang masih baru,sedikit bercanda, " wah...bacaanmu kok bagus-bagus yoo..". mereka berdua tersipu malu.dan masih ada banyak ceritaku di tempat itu yang bahkan tidak masuk di akal.

Kurang dari 2 bulan aku terpaksa pulang dari tempat itu karena mendapat kabar bahwa ibuku sakit,sampai di rumah ternyata memang benar,aku di sambut dengan kata-kata ibuku " le

....sampean neng omah ae ora sah lungo ritek,aku angur ora oleh duit ritek sing penting kowe neng omah.." aku pun menetap di rumah selama beberapa bulan.

Ke pesantren.

(5)

beberapa hari kakak ku yang pergi ke pondok pesantren di Banyuwangi tidak betah/kerasan dan akhirnya pulang,aku pun jadi berangkat bersama keponakanku (yang lain) dengan iringan doa orang tua ku dan bekal uang 50 ribu rupiah pemberian ibu.

Di sini aku diterima di rumah seorang bos buah-buahan,aku boleh membantu dan bekerja di tempat itu dan imbalan nya aku di sekolahkan di pondok pesantren Lirboyo,pagi itu aku berangkat ujian test penerimaan siswa baru di pesantren Lirboyo,aku mendaftar test di kelas 4 ibtida'iyah karena kurasa aku PASTI di terima sebab aku merasa sudah paling pintar di antara teman-teman pesantrenku di kampung,namun tatkala pengumuman aku terkejut,ternyata aku tidak di terima dan disuruh mendaftar kelas 3,bathinku protes tidak karuan,aku merasa tidak bisa menerima,bagaimana mungkin orang se pintar diriku tidak masuk di test kelas 4 ibtida',dengan berat hati aku menerima dan ikut test kelas 3 ibtida' menjelang pengumuman aku terkejut lagi setengah mati karena ternyata aku tidak di terima di kelas 3 namun di terima di kelas 2 ibtida'iyah,murka harga diriku,aku malu dengan teman-teman dari kampungku yang padahal mereka menganggap aku orang yang

pintar,dengan perasaan campur aduk,merasa dipermalukan akhirnya aku jalani sekolah di Lirboyo dengan masuk di kelas 2 ibtida'iyah,di kelas itu aku berkumpul dengan teman-teman yang rata-rata umur mereka di bawah umurku,hanya ada 1 orang yang lebih tua dari aku dan 2 orang yang sebaya dengan ku.

Hari pertama berangkat ke pesantren bersama keponakanku aku naik sepeda onthel milik bos ku,ku kayuh sepeda -+sejauh 15 km menuju pesantren Lirboyo,sampai di sana aku di sambut lantunan merdu suara Haji Muammar ZA,melantunkan ayat-ayat tartil Qur'an yang membuat besar rasa hatiku dan menambah mantap tujuanku mencari ilmu.tidak kusangka ternyata semua pak guru di tempat ini akhlak mereka jauh diatas semua yang pernah aku lihat pada guru di tempat mana pun. Suatu hari aku terlambat tiba di kelas karena bangun tidur kesiangan sebab malam harinya aku habis membantu menurunkan buah jeruk dari kontainer yang dari kalimantan.

"assalamu a'alaikum...."kataku, "wa'alaikum salam..silahkan masuk,coba kesini dulu,berdiri.."kata pak guru sambil menunjukkan tempat di sebelah kirinya. aku terdiam dan berdiri di situ beberapa saat,aku mengerti ini mungkin hukumanku terlambat masuk.pak guru melanjutkan menulis di papan tulis.

Selesai menulis pak guru duduk di kursi dan bertanya pelan kepadaku," Kamu rumahnya mana..? Trenggalek pak... "oo.. terus mukim di pondok apa dimana..? saya tinggal di mrican pak.."

"di rumah saudara mu ya..? bukan pak..,nderek tiyang.." oo...kenapa kamu terlambat tadi...? "tadi malam kerja lembur pak..menurunkan buah dari kontainer..jadi bangun nya

mbangkong../kesiangan."

"oo...ya sudah silahkan duduk.." aku dengan keponakanku pun akhirnya duduk di pojok belakang tempat favoritku di lantai yang tanpa alas atau pun kursi sama seperti teman-temanku se kelas. Beberapa minggu berlalu,hari itu aku sangat lelah karena malam hari nya kerja lembur

lagi,walaupun aku masuk kelas terlambat pak guru sudah tidak menyuruhku berdiri lagi karena mungkin di maklumi,saat murid-murid menulis mencontoh dari papan tulis pak guru selalu memanggil salah satu murid untuk maju ke depan dan menyuruhnya menerangkan pelajaran kemarin yang sama sebelum pelajaran hari itu,aku sering juga di suruh menerangkan pelajaran sebelum nanti di setengah jam yang ter akhir pak guru menerangkan pelajaran di papan tulis.dari hal ini aku mendapatkan banyak sekali ilmu dan kesadaran diriku yang akhirnya menghapuskan egoisku yang dulu aku rasakan bahwa aku adalah orang yang pintar dan paling benar ternyata sikap seperti itu sebenarnya justru menunjukkan bahwa itulah se jelek-jeleknya manusia,hal ini ada di dalam kitab Mathlab yang ternyata justru aku sendiri yang menerangkan kepada teman-teman sekelas padahal aku sendiri yang mempunyai sifat seperti itu.

(6)

setengah marah ku maki keponakan ku yang duduk di samping ku,.." mat....kenapa aku tidak kau bangunkan tadi....he!."..."lha ora oleh to lek..pak guru mau nek duwur sirahmu ,sampean arep tak gugah terus di penging...(lha tidak boleh to,pak guru tadi ada di dekat kepalamu dan kamu mau aku bangunkan katanya)." jangan dibangunkan ...kasihan...." ngono..

Aku tertegun antara percaya dan tidak,dari kecil aku di didik di SD sampai SMP juga di pesantren dekat rumah, jika ada murid kok berani tidur pada saat guru menerangkan maka yang terjadi pasti minimal di bentak atau yang sering pasti penghapus papan tulis yang melayang...tapi kali ini kenapa justru pak guru membiarkan aku tidur tatkala beliau menerangkan pelajaran....apa maksudnya...aku tidak habis pikir.

Satu tahun pelajaran berlalu dan hari ini hari terakhir tahun ini masuk kelas sebelum libur panjang serta menyambut ramadhan dan tahun pelajaran baru. " anak-anak...hari ini hari ter akhir sebelum libur,selama satu tahun kalian di percayakan oleh orangtua kalian untuk saya didik di sini,saya sangat minta maaf pada kalian dan orang tua kalian karena saya merasa belum bisa mendidik kalian seperti yang di inginkan orang tua kalian,dan kepada kalian khususnya,selama 1 tahun bila ada salah saya baik tindakan mungkin ucapan saya,tangan atau gerakan saya yang sengaja atau tidak,telah membuat kalian merasa kecewa saya sangat mohon maaf yang sebesar-besarnya pada kalian semua ,jika masih ada ganjalan untuk memaafkan saya,tolong nanti ke kamar kost saya,dan selama 1 tahun mungkin ada dari harta kalian makanan,barang,ataupun uang dari kalian yang sengaja atau tidak telah saya ambil atau saya makan tolong dengan sangat tolong di ikhlas kan,jika masih berat hati untuk meng ikhlaskan,tolong nanti datang ke tempat saya,..." mendengar apa yang di ucapkan bapak guru yang dengan pelan dan penuh ketulusan hati, aku tidak bisa membendung air mata yang ingin mengalir...dan dengan dada sesak aku pun pulang dengan perasaan campur aduk.

Note:

Kudedikasikan tulisan ini sebagai rasa cinta dan hormat kepada orang tuaku,dan semoga bisa diambil hikmah nya bagi pembaca /anak2 sekarang betapa pengorbanan orang tua menyayangi kalian agar kalian menjadi orang yang “mengerti “ arti kehidupan dan tidak buta dengan nikmat kehidupan yg telah ALLAH berikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis capital budgeting dapat menggambarkan bahwa investasi aktiva tetap yang dilakukan PT Bina Karya Nuansa Sejahtera Sulawesi berupa 10 unit dump truck

Upaya menghambat penurunan jumlah energi tak-terbarukan dengan memanfaatkan energi terbarukan salahsatunya adalah energi air untuk PLTM, berdasarkan

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof.dr.Syahril Pasaribu, DTM&H (CTM&H) dan Dekan Universitas Sumatera Utara, Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD (KGEH), yang

Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017: 141- menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih mendalam baik secara

Sekolah Tinggi Informatika Komputer Artha Buana Sekolah Tinggi Internasional Konservatori Musik IN Sekolah Tinggi Kelautan Dan Perikanan Indonesia Sekolah Tinggi Kesehatan Bina

Kedua , proses penanaman nilai-nilai budaya Melayu di kota Tanjungbalai ini tidak terlepas dari pengaruh tokoh-tokoh agama (ulama) yang saat itu menanamkan ajaran Islam pada