I. Judul Percobaan : Reaksi-reaksi Kimia
II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis / 06 Nopember 2014 III. Selesai Percobaan : Kamis / 06 Nopember 2014
IV. Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi
V. Tinjauan Pustaka
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut reaktan. Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil reaksi.
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat. Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus paling sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam senyawa itu.
paling banyak unsur dalam hal ini NH4NO3. Kemudian carilah unsur-unsur yang
hanya muncul satu kali di ruas lainnya dan tetapkan koefisien untuk mengimbangkan jumlah atom mereka. Di sininitrogen muncul hanya satu kali di ruas lain (N2O), dan koefisien 1 untuk N2O menjamin bahwa ada 2 mol atom N
di setiap ruas persamaan. Hidrogen muncul dalam H2O, sehingga koefisien 2
akan mnyetarakan 4 mol atom H pada ruas kiri. Hal ini menghasilkan : NH4NO3 → N2O + 2 H2O
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Dalam reaksi tersebut asam berperan sebagai donor proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
HA + B ↔ A- + HB+
Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi. Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari
setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah netralisasi dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam yang sifatnya netral.
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.
Zn(s) + 2 HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).
Contoh reaksi redoks adalah:
2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi
S4O62-.
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan elemen tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat memperoleh satu atau
lebih tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat diketahui dari konfigurasi elektron elemen reaktannya. Setiap elemen akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia. Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.
aluminium. Proses kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.
Reaksi dehidrasi didefinisikan sebagai reaksi pelepasan air dari molekul yang bereaksi. Reaksi dehidrasi sendiri merupakan subset dari reaksi eliminasi.
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Indikator punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Fungsi indikator universal adalah memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Ciri-ciri reaksi kimia
1. Terjadi Perubahan Warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan bru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang baru, dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis. Reaksi yang menyerap energi panas disebut
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis.
terjadi perpindahan energi panas dari sisitem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem. 3. Terjadi Pembentukan Endapan
Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang-kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan (presipitat) 4. Terjadi Pembentukan Gas
Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung- gelembung dalam larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk.
Beberapa indikator asam-basa antara lain:
Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. “H” adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. “Lit” adalah molekul asam lemah. Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
Jingga metil (methyl orange)
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3 – 4,5. Ini akan diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.
Fenolftalein
Dikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi air Diamati perubahnnya
Hasil
Serbuk CaCO3 0,2 gram
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 M
Ditutup dengan pipa pengalir
Dimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2 Diamati perubahannya
Hasil
Hasil
Percobaan 4
VIII. Hasil Pengamatan No.
Perc Sebelum Sesudah
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4A Ditambahkan 1 mL K2CrO 40,2 M Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4B
Ditambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 M Diamati perubahanya
Hasil
1mL BaCl2 0,1M
Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C
Ditambahkan 1 mL K2CrO 4 0,1 M Ditambahkan 1mL HCl 0,1M Diamati perubahanya
1
Zn(OH)2(aq) pada penambahan 5
tetes NaOH berwarna larutan putih keruh dan di diamkan ada endapan putih(-), dan setelah ditambahkan NaOH sampai 100 tetes berwarna bening dan endapan tersebut larut
ZnSO4(aq)+2NH4OH(aq) →
(NH4)SO4(aq) + Zn(OH)2(aq) pada
penambahan 5 tetes NH4OH
berwana putih keruh dan di diamkan terjadi endapan (+), dan setelah ditambahkan NH4OH
sampai 120 tetes berwarna bening dan endapan tersebut larut
3
(NH4)SO4 yang ditambahkan
dengan NaOH membentuk gas Ba(OH)2 terbentuk endapan
BaCO3 dan H2O
- Pada Ba(OH)2 terdapat gelembung
gas dan larutan menjadi keruh 4
BaCl2 = tidak berwarna
K2CrO4 = kuning
kuning , terdapat endapan putih (+ +)
c. K2CrO4(aq) + HCl(aq) BaCl2(aq) +
H2CrO4
endapan dan membuat warna lebih mendekati ketabung reaksi B
Dari hasil percobaan A,B dan C dibandingkan, menghasilkan endapan pada tabung A > B > C
IX. Analisis Data
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama kami isi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal, HCl yang telah diberi indikator universal tersebut berubah warna menjadi merah lalu diberi label A, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH3COOH 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal lalu diberi label
HCl(aq)+NaOH(aq)⟶NaCl(a q)+H2O(l)
CH3COOH(aq)+NaOH(aq)CH3COONa(aq)+H2O(l)
Pada percobaan kedua kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 5 tetes NaOH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan (-). Setelah itu kami menambahkan 100 tetes NaOH sehingga berubah menjadi warna
bening dan endapan larut. Kemudian kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M
yang ditambah 5 tetes NH4OH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan (+). Setelah itu kami menambahkan 120 tetes NH4OH sehingga berubah menjadi warna bening dan
endapan larut, sesuai dengan persamaan:
ZnSO4(aq)+2NaOH(aq)⟶Zn(OH)2(s)+Na2SO4(aq)
ZnSO4(aq)+2NH4OH(aq)⟶Zn(OH)2(s)+(NH4)2SO4(aq)
Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama
kami mengisi dengan 3 ml (NH4)2SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan
2 ml NaOH 0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna menjadi biru . Pada tabung kedua
kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi kemudian kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga tabung yang
berisi larutan Ba(OH)2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung
dengan sumbat berpipa pengalir.hingga terdapat gelembung gas. Pada percobaan ini sesuai dengan persamaan :
(NH4)2SO4(aq)+2NaOH(aq)⟶Na2SO4(aq)+H2O(l)+NH3(g)
CO2(g)+Ba(OH)2(aq)⟶BaCO3(s)+2H2O(l)
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada
masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung
pertama ditambah dengan 1 ml K2Cr O4 0,1 M, pada tabung kedua
ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M, pada tabung yang ketiga ditambahkan 1
ml HCl 0,5 dan 1 ml K2Cr O4 0,1 M. Setelah itu kami membandingkan hasil
dari perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning dan terdapat endapan. Pada tabung kedua menjadi berwarna jingga dan terdapat endapan. pada tabung ketiga menjadi berwarna jingga dan terdapat sedikit endapan (+). Sesuai dengan persamaan :
1. BaCl2(aq)+K2Cr O4(aq)⟶2KCl(aq)+BaCrO4(s) 2. BaCl2(aq)+K2Cr2O7(aq)⟶2KCl(aq)+BaCr2O7(s) 3. BaCl2(aq)+K2Cr O4(aq)⟶2KCl(aq)+BaCrO4(s)
2 BaCrO 4(s) + 2 H 2+ → 2 Ba 2++ Cr2O7 2- +
H2O
X. Pembahasan
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama diisi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator sehingga berubah warna menjadi merah, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH3COOH 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator, sehingga berubah warna
ketiga yang berisi NaOH dan menghasilkan larutan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan reaksi ini merupakan reaksi netralisasi dimana ketika asam kuat ( HCl ) dan basa kuat ( NaOH ) direaksikan, maka akan terjadi reaksi netralisasi, sesuai dengan persamaan :
HCl(aq)+NaOH(aq)⟶NaCl(aq)+H2O(l)
Tabung kedua yang berisi CH3COOH direaksikan dengan tabung keempat yang berisi NaOH sehingga menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:
CH3COOH(aq)+NaOH(aq)⟶CH3COONa(aq)+H2O(l)
Pada percobaan kali ini warna yang di hasilkan yaitu warna biru, tidak sesuai dengan teori, seharusnya untuk percobaan di atas menghasilkan warna ungu . Hal ini dikarenakan penggunaan pipet yang sudah terkontaminasi dengan larutan yang lain, selain itu, faktor penyebabnya yaitu pada saat kami mencuci tabung reaksi,kami tidak menggunakan sabun, dan didalam tabung reaksi msaih terdapat air bekas cuci sehingga berpengaruh terhadap perubahan warna.
Pada percobaan kedua kami menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang
pertama diisi 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 5 tetes NaOH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi putih keruh dan terdapat endapan (-), kemudian dilanjutkan NaOH diteteskan hingga 100 tetes, larutannya menjadi bening dan endapan larut. Pada tabung kedua kami
mengisi tabung dengan 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 5
tetes NH4OH 0,5 M sehingga larutan putih keruh dan terdapat endapan (+),
selanjtnya dilanjutkan tetesan NH4OH hingga 120 tetes. Larutan berubah menjadi warna bening dan endapan larut. Larutannya berubah sesuai dengan persamaan:
ZnSO4(aq)+2NaOH(aq)⟶Zn(OH)2(s)+Na2SO4(aq)
Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama
kami mengisi dengan 3 ml (NH4)2SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan
2 ml NaOH 0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna menjadi biru. Hal ini dikarenakan
ketika (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaO H menghasilkan gas amonia
( NH3¿ , dan ketika gas NH3 bertemu dengan lakmus merah yang telah
dibasahi dengan air, maka akan terbentuk NH4OH yang bersifat basa, sehingga lakmus berubah warna menjadi biru.
(NH4)2SO4(aq)+2NaOH(aq)⟶Na2SO4(aq)+2NH3(aq)+2H2O(l)
Pada tabung kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi kemudian kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami
menyiapkan juga tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2 M. Setelah itu
kami menutup kedua tabung dengan sumbat berpipa pengalir. Pada percobaan
ini terdapat gelembung,namun dikarenakan serbuk CaCO3 diberikan sedikit maka tidak ada endapan, sesuai dengan persamaan :
CaCO3(s)+2HCl(aq)⟶CaCl2(aq)+CO2(g)+H2O(l)
CO2(g)+Ba(OH)2(aq)⟶BaCO3(s)+2H2O(l)
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada
masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung
pertama ditambah dengan 1 ml K2Cr O4 0,1 M, pada tabung kedua
ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M, pada tabung yang ketiga ditambahkan 1
ketiga menjadi berwarna jingga dan terdapat sedikit endapan (+). Sesuai dengan persamaan
BaCl2(aq)+K2Cr O4(aq)⟶2KCl(aq)+BaCrO4(s) BaCl2(aq)+K2Cr2O7(aq)⟶2KCl(aq)+BaCr2O7(s) BaCl2(aq)+K2Cr O4(aq)⟶2KCl(aq)+BaCrO4(s)
2 BaCrO 4(s) + 2 H 2+ → 2 Ba 2++ Cr2O7 2- + H2O
XI. Diskusi
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan:
1. Pada percobaan pertama merupakan reaksi asam basa jenis penetralan, sedangkan pada percobaan kedua merupakan reaksi pengendapan, percobaan ketiga merupakan reaksi pembentukaan gas, percobaan keempat merupakan reaksi oksidasi, dan percobaan kelima pembentukan karbon.
2. Pada percobaan pertama pada
1 mL CH3COOH 0,05 M + 1 mL NaOH 0,05 M : berwarna biru
Hasil ini berbeda dari hasil reaksi yang benar yaitu berwarna ungu. Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat mengguakan pipet. Takaran yang tidak sesuai.
3. Fungsi HCl pada percobaan ke-4 tabung reaksi C adalah untuk melarutkan endapan dan membuat warna lebih mendekati ke tabung reaksi B
4. Reaksi kesetimbangan kromat menjadi dikromat adalah:
Jika ditambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier. Jika menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
XII. Kesimpulan
A. Pada percobaan 1
Setelah HCl dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna hijau Setelah CH3COOH dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna biru
B. Pada percobaan 2
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NaOH sebanyak 5 tetes maka warna larutan
berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih (-). Setelah ditambah 100 tetes NaOH larutan berubah warna menjadi bening dan endapan larut.
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NH4OH sebanyak 5 tetes maka warna larutan
berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih (+). Setelah ditambah 120 tetes NH4OH larutan berubah warna menjadi bening dan
endapan larut C. Pada percobaan 3
Setelah (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas NH3
sehingga dapat mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Setelah CaCO3 direaksikan dengan HCl menghasilkan CaCl, CO2 dan H2O,
kemudian direaksikan dengan Ba(OH)2, sehingga menghasilkan gelembung
gas (CO2) dan terdapat endapan putih.
A. Pada percobaan 4
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2CrO4 menghasilkan larutan BaCrO4
berwarna kuning dan terdapat endapan (Tabung 1)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 menghasilkan larutan BaCr2O7
berwarna jingga dan terdapat endapan (Tabung 2)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 dan HCl menghasilkan endapan
BaCr2O7 berwarna jingga dan terdapat endapan
fisis yang terjadi pada percobaan reaksi-reaksi kimia yang kami lakukan. Dan dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri reaksi kimia sebagai berikut :
Terbentuknya endapan pada percobaan 2, 3, 4 Terbentuknya gas pada percobaan 3
Terjadinya perubahan warna pada percobaan 1, 3a,
XIII. Jawaban Pertanyaan
Persamaan reaksi pada percobaan diatas adalah 1. a) HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
b) CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
2. a) ZnSO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
b) ZnSO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
3. a) (NH4)2SO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + 2 NH3(g) + 2 H2O(l)
2 NH3(g) + 2 H2O(l) → 2 NO(g) + 5 H2(g)
b) CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) +CO2(g)
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) → BaCO3(s) + 2 H2O(l)
4. a) BaCl2(aq) + K2CrO4 → BaCrO4(s) + 2 KCl(aq)
b) BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq) → BaCr2O7(s) + 2 KCl(aq)
c) BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) + HCl(aq) → BaCrO4(s) + 2 KCl(aq) + HCl(l)
XIV. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2007. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David W. 2001. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1, Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. 39,42. Supeno, Minto. 2009. Interaksi Asam Basa : Kimia Anorganik, Cetakan 1.
LAMPIRAN Percobaan 1
a. HCl, CH3COOH dan NaOH
sebelum ditetesi indikator universal
c. Hasil campuran HCl dan NaOH
d. Hasil campuran HCl dan CH3CHOOH
Percobaan 2
a. ZnSO4 Sebelum ditetesi NaOH dan
NH4OH
b. Setelah ditetesi NaOH dan NH4OH
c. Setelah ditetesi NaOH dan NH4OH
80-100 tetes dan dikocok hingga endapan larut
d. Perbandingan tabung 2A dan 2B
Percobaan 3
a. Laurtan (NH4)2SO4
b. Proses reaksi
c. Kertas lakmus yang sudah berubah warna
d. Gelembung pada percobaan 3b
Percobaan 4 a. Larutan BaCl2
b. Setelah ditambahkan K2CrO4,
c. Perbandingan semua tabung percobaan 4