• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Islam Kontemporer dan id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Pemikiran Islam Kontemporer dan id. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI ISLAM MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas

dalam mata kuliah Pemikiran islam kontemporer Dosen Pengampu: Drs. Moh. Azhar, Mag

Oleh:

TOPIK NUGROHO 20090720033

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

(2)

EKONOMI ISLAM KONTEMPORER

A. Pendahuluan

Dalam perkembangannya, ekonomi merupakan hal yang sangat penting dari individu kelompok ataupun Negara. Di saat krisis ekonomi dunia yang terjadi beberapa waktu lalu ekonomi islam muncul di saat perekonomian modern lambat dalam menghadirkan solusi atas problematika ekonomi kontemporer Bahkan oleh kalangan tertentu menganggap bahwa perekonomian neoklasik dianggap telah mati. Dan dalam persoalan yang terjadi pada saat ini system kapitalis barat telah gagal menyelesaikan persoalan kemanusiaan, sosial ekonomi suatu Negara. Setelah itu timbul perdebatan tentang ekonomi islam itu sendiri dan menjadikannnya sebagai ekonomi yang tanpa riba’

B. Pembahasan

A. Terminologi Ekonomi Islam

Ekonomi Islam, menurut para pembangun dan pendukungnya, dibangun di atas, atau setidaknya diwarnai, oleh prinsip-prinsip relijius, berorientasi dunia dan akhirat. Dalam tataran paradigm seperti ini, para ekonom muslim masih dalam satu kata, atau setidaknya, tidak ada perbedaan yang berarti. (Adiwarman Karim, 2002: 13)

Mayoritas para ekonom Muslim sepakat mengenai dasar pilar atau fondasi filosofis system ekonomi Islam: Tauhid, Khilafah, Ibadah, dan Takaful. ( Aslam Haneef, 1995:2) Khurshid Ahmad menambahkan: Rububiyyah dan Tazkiyah , serta Mas- uliyyah (accountability) . Namun ketika dipertanyakan lebih lanjut: apa dan bagaimana ekonomi Islam itu? Di sinilah terjadi perbedaan, sehingga ada yang membagi mazhab ekonomi Islam itu menjadi tiga yaitu; mazhab Baqir al-Sadr, mazhab mainstream, dan mazhab alternatif-kritis . Namun sayang pengembangan pemikiran ketiga mazhab ini belum begitu gencar, kecuali mazhab mainstream, dan nampaknya masih menunggu pemikiran cerdas dan kreatif dari para pendukungnya untuk mengembangkanya. Ada beberapa ekonomi muslim yang mendefinisikan ekonomi islam tersebut antara lain:

(3)

yang ditetapkan oleh syari’at dengan tujuan mencegah ketidakadilan dalam penggalian dan penggunaan sumberdaya material guna memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban kepada Allah dan Masyarakat. (Dawam raharjo, 1997:6)

Berbeda dengan Hasanuzzaman, Nejatullah Siddiqie melihat ekonomi Islam hanya sebagai tanggapan pemikir-pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannya dimana dalam upaya ini mereka dibantu oleh al-Qur’an dan Sunnah yang disertai dengan argumentasi dan pengalaman yang empiris1 (Nejatullah Siddiqie ,1992)

Sementara menurut Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari maslah-masalah ekonomi rakyat yang berazaskan norma dan nilai-nilai Islam. (MA.Mannan,1993)

Pada bagian lain Louis Cantori dalam Chapra (2001) mengatakan, Ekonomi Islam pada hakekatnya adalah upaya untuk memformulasikan suatu ilmu ekonomi yang berorientasi kepada manusia dan masyarakat yang tidak mengakui individualisme yang berlebih-lebihan sebagaimana dalam ekonomi klasik. (Umar Chapra, 2001)

Pada konteks yang sama dalam hal ini Chapra, melihat ekonomi islam bukan hanya sekedar tanggapan pemikir, tapi merupakan cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahtaraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumberdaya yang langka dan sejalan dengan syari’ah islam tanpa membatasi kreativitas individu ataupun menciptakan suatu ekonomi makro atau ekologis. (Umar Chapra,1996)

Pengertian di atas pada dasarnya berangkat dari persoalan-persolan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang berangkat dari personal individu maupun khalayak orang banyak ataupun masyarakat, sehingga mewujudkan kesejahtraan bagi individu dan masyarakat dalam pengertian terakhir yang diungkapkan oleh chapra mengakomodasikanakan prasyarat dan pandangan hidup islam serta sebagai ilmu social yang tentu saja terdapat nilai dan moralnya.

(4)

jelas, karena dianggap hanya perilaku keberagamaan masyarakat yang terjalin dalam luapan emosi sesaat dan sebagai bagian dari fenomena masyarakat moderen. Joseph Alois Schumpheter (1883-1950) misalnya yang telah memutarbalikkan sejarah dengan menghilangkan peran dan kontribusi tokoh islam dalam perkembangan sejarah dan bangunan ekonomi dunia. Dalam History of Economic Analysis, yang dipublikasikan isterinya pada tahun 1954, Schumpheter memulai kajian ekonomi dari pemikiran ekonomi Yunani kuno hingga pemikiran – pemikiran ekonomi berkembang semasa hidupnya. Tidak hanya dari schumpheter juga banyak sarjana barat lain yang ikut-ikutan diantaranya adalah, Eric Roll dalam a History of Economic Thought (1956) Spengler dan Allen dalam Essays in conomic Though : Aristotle to Marshall (1960) yang mengasumsikan The Dark age melanda seluruh dunia, sepuluh tahun sesudahnya muncul kembali Hendry Spiegel dalam The Growth of Economic thought (1971) yang sama sekali tidak menyinggung kontribusi khazanah intlektual islam abad pertengahan, Robert Eklund dan Robert Hebert dalam A History of Econ omic Theory and Method (1975) yang melakukan survey menyeluruh sejarah ekonomi, namun tidak menyentuh sama sekali pemikiran ekonomi Arab (islam). Pada sepuluh tahun berikutnya kembali muncul penerus generasinya, Harry landreth dan david Colander dalam The History of Eco nomic Theory (1989) yang menganalisis sejarah ekonomi sejak abad ke XII namun juga tidak mereferensikan kaitan arab dengan latin. (Arif Hutoro, 2007: 28-29).

Namun demikian,ekonomi islam merupakan ajaran dari syari’at islam oleh karena itu setiap muslim harus mengimaninya

              Artinya:” Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui.” (QS. Al Jatsiyah: 18)

(5)

bukan masalah ibadah (mahdhah) atau aqidah. Ayat yang terpanjang itu ialah ayat 282 dalam surah Albaqarah, yang menurut Ibnu Arabi ayat ini mengandung 52 hukum/malasah ekonomi). C.C. Torrey dalam The Commercial Theological Term in the Quran menerangkan bahwa Alquran memakai 20 terminologi bisnis. Ungkapan tersebut malahan diulang sebanyak 720 kali.Dua puluh terminologi bisnis tersebut antara lain, 1.Tijarah, 2. Bai’, 3. Isytara, 4. Dain (Tadayan) , 5. Rizq, 6. Riba, 7. dinar, 8. dirham, 9. qismah 10. dharb/mudharabah, 11. Syirkah, 12. Rahn, 13.Ijarah/ujrah, 14. Amwal 15.Fadhlillah 17. akad/’ukud 18. Mizan (timbangan) dalam perdagangan, 19. Kail (takaran) dalam perdagangan, 20. waraq (mata uang).

Nabi Muhammad menyebut, ekonomi adalah pilar pembangunan dunia. Dalam berbagai hadits ia juga menyebutkan bahwa para pedagang (pebisnis) sebagai profesi terbaik, bahkan mewajibkan ummat Islam untuk menguasai perdagangan.

) )(قزرلا راشعأ ةعست اهيف نإف ةراجتلاب مكيلع (دمحا هاور

“ Hendaklah kamu kuasai bisnis, karena 90 % pintu rezeki ada dalam bisnis”. (H.R.Ahmad)

(( )

يقهيب هاور راجتلا بسك بسكلا بيطأ نا )

”Sesungguhnya sebaik-baik usaha/profesi adalah usaha perdagangan (H.R.Baihaqi) (Sumber Muhammad Ali As-Sayis, Tafsir Ayat al-Ahkam, Juz 2, tp, tt, hlm 86.)

Demikian besarnya penekanan dan perhatian Islam pada ekonomi, karena itu tidak mengherankan jika ribuan kitab Islam membahas konsep ekonomi Islam. Kitab-kitab fikih senantiasa membahas topik-topik mudharabah, musyarakah, musahamah, murabahah, ijarah, wadi’ah, wakalah, hawalah, kafalah, jialah, ba’i salam,istisna’, riba, dan ratusan konsep muamalah lainnya. Selain dalam kitab-kitab fikih, terdapat karya-karya ulama klasik yang sangat melimpah dan secara panjang lebar (luas) membahas konsep dan ilmu ekonomi Islam. Pendeknya, kajian-kajian ekonomi Islam yang dilakukan para ulama Islam klasik sangat melimpah.

(6)

1/3 isi kitab tersebut berisi tentang kajian muamalah. Oleh karena itulah maka Prof. Dr.Umer Ibrahim Vadillo (intelektual asal Scotlandia) pernah menyatakan dalam ceramahnya di Program Pascasarjana IAIN Medan, bahwa 1/3 ajaran Islam tentang muamalah.

Materi kajian ekonomi Islam pada masa klasik Islam itu cukup maju dan berkembang. Shiddiqi dalam hal ini menuturkan :

“Ibnu Khaldun has a wide range of discussions on economics including the subject value, division of labour, the price system, the law of supply and demand, consumption and production, money, capital formation, population growth, macroeconomics of taxation and public expenditure, trade cycles, agricultural, industry and trade, property and prosperity, etc. He discussses the various stages through which societies pass in economics progress. We also get the basic idea embodied in the backward-sloping supply curve of labour” ( M. Nejatullah Shiddiqy, 1976: 261)

(Artinya, “Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajaran tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan permintaan/Supply and demand, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan penduduk, makro ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik, daur perdagangan, pertanian, industri dan perdagangan, hak milik dan kemakmuran, dan sebagainya. Ia juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalam perkembangan ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur).”

Boulakia bahkan menyatakan bahwa Ibnu Khaldun jauh mendahului Adam Smith, Keyneys, Ricardo dan Robert Malthus.

(7)

(Artinya, “Ibn Khaldun telah menemukan sejumlah besar ide dan pemikiran ekonomi fundamental beberapa abad sebelum kelahiran ”resminya” (di Eropa). Ia menemukan keutamaan dan kebutuhan suatu pembagian kerja sebelum ditemukan Smith dan prinsip tentang nilai kerja sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatu teori tentang kependudukan sebelum Malthus dan mendesak akan peranan negara di dalam perekonomian sebelum Keynes. Bahkan lebih dari itu, Ibn Khaldun telah menggunakan konsepsi-konsepsi ini untuk membangun suatu sistem dinamis yang mudah dipahami di mana mekanisme ekonomi telah mengarahkan kegiatan ekonomi kepada fluktuasi jangka panjang…:”)

Ekonomi Islam di masa lampau telah berkembang dengan begitu pesatnya.Tetapi sangat disayangkan, ( sejak abad 13 s/d pertengahan abad 20 ), ajaran –ajaran Islam tentang ekonomi ditelantarkan dan diabaikan kaum muslimin. Akibatnya ekonomi Islam terbenam dalam sejarah dan mengalami kebekuan ( stagnasi ). Ummat Islam tertinggal dan terpuruk dalam bidang ekonomi Sehingga masuklah kolonialisme barat dan mengajarkan doktrrin-doktrin ekonomi ribawi (kapitalisme), khususnya sejak abad 18 sd abad 20. Proses ini berlangsung lama, sehingga paradigma dan sibghah ummat Islam menjadi terbiasa dengan sistem kapitalisme dan malah sistem, konsep dan teori-teori islam menjadi berkarat dalam pemikiran ummat Islam. Maka sebagai konsekuensinya, ketika ajaran ekonomi Islam kembali mau ditawarkan kepada ummat Islam, mereka melakukan penolakan, karena dalam pikirannya telah mengkristal pemikiran ekonomi ribawi, pemikiran ekonomi kapitalisme. Padahal ekonomi syari’ah adalah ajaran Islam yang harus diikuti dan diamalkan.

Sikap ummat Islam (utamanya para ulama dan intelektual muslim) yang mengabaikan kajian-kajian muamalah sangat disesalkan oleh ulama (para ekonom muslim). Prof. Dr.Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqi mengatakan dalam buku ”Muslim Economic Thinking”, sebagai berikut

(8)

monopoly, price control, etc, Unfortunelly no serious attention has been paid to this heritage by centres of academic research in economics. (M Nejatullah Shiddqy, 1976: 264)

Artinya, “Kejayaan peradaban Islam dan pengaruhnya atas panggung sejarah dunia untuk 1000 tahun, tidak mungkin tanpa diiringi dengan ide-ide (pemikiran) ekonomi dan sejenisnya. Dari Abu Yusuf pada abad ke 2 Hijriyah sampai ke Thusi dan Waliullah kita memiliki kesinambungan dari serentetan pembahasan yang sungguh-sungguh mengenai perpajakan, pengeluaran pemerintah, ekonomi rumah tangga, uang dan perdagangan, pembagian kerja , monopoli, pengawasan harga dan sebagainya. Tapi sangat disayangkan, tidak ada perhatian yang sungguh-sungguh yang diberikan atas khazanah intelektual yang berharga ini oleh pusat-pusat riset akademik di bidang ilmu ekonomi”.

B. Perbankan Syariah di Indonesia

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah’ mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.( UU RI NO.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1)

Dasar hukum dari syariah tersebut adalah Al Quran , Surrah Al-baqarah ayat 275:

(9)

dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”(QS. Al-baqarah: 275)

Di Indonesia, bank Islam baru hadir pada tahun 1992, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Sampai tahun 1998, Bank Mualamat masih menjadi pemain tunggal dalam belantika perbankan syari’ah di Indonesia, ditambah 78 BPR Syari’ah. Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang membuat bank-bank konvensional yang saat itu berjumlah 240 mengalami negative spread yang berakibat pada likuidas.

Pada November 1997, 16 bank ditutup (dilikuidasi), berikutnya 38 bank, Selanjutnya 55 buah bank masuk kategori BTO dalam pengawasan BPPN. Tetapi kondisi itu berbeda dengan perbankan syari`ah. Hal ini disebabkan karena bank syari`ah tidak dibebani membayar bunga simpanan nasabah. Bank syari`ah hanya membayar bagi hasil yang jumlahnya sesuai dengan tingkat keuntungan perbankan syari`ah. Dengan sistem bagi hasil tersebut, maka jelas bank-bank syari`ah selamat dari negative spread.

Sedangkan bank-bank yang lain bisa selamat karena bantuan pemerintah (BLBI) 700an triliun rupiah yang sampai hari ini bermasalah. Kalau tidak ada BLBI dan rekapitalisasi, berupa suntikan obligasi dari pemerintah, niscaya semua bank tewas dilikuidasi.

(10)

Oleh karena itulah pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No 10/1998. Dalam Undang-Undang ini diatur dengan rinci landasan hukum, serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syari`ah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk konversi kepada sistem syari`ah, baik dengan cara membuka cabang syari`ah ataupun konversi secara total ke sistem syari`ah.

Peluang itu ternyata disambut antusias oleh kalangan perbankan konvensional. Beberapa bank yang konversi dan akan membuka cabang syari`ah antara lain bank Syariah Mandiri, Bank IFI Syari’ah, Bank BNI Syariah, BRI Syari’ah, Bank DKI Syari’ah, Bank Bukopin Syari’ah, Bank BTN Syari’ah, Bank Niaga Syari’ah, dll. Kini telah berkembang 19 Bank Syariah, 25 Asuransi Syari’ah, Pasar Modal syari’ah, Pegadaian Syari’ah dan lebih 3200 BMT (Koperasi Syariah), dan Ahad – Net Internasional yang bergerak di bidang sektor riel.

Kalau pada masa lalu, sebelum hadirnya lembaga–lembaga keuangan syariah, umat Islam secara darurat berhubungan dengan lembaga keuangan ribawi, tetapi pada masa kini, di mana lembaga keuangan syariah telah berkembang, maka alasan darurat tidak ada lagi. Ini artinya, dana umat Islam harus masuk ke lembaga – lembaga keuangan syariah yang bebas riba.

C.Kesimpulan

Islam sebagai ad-din mengandung ajaran yang sempurna (syumul) diantaranya adalah Mu’amallah iqtisodiyah yang berlandaskan pada Al Qur’an, As Sunah dan ijtihad para ulama. Ajaran islam mengutamakan syari’ah dalam berbagai macam bentuk kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis lainnya tanpa mengambil riba sedikitpun atau dengan system bagi hasil. Dan keharusan umat islam untuk mengikuti syari’ah tersebut dan meninggalkan ekonomi konvensioanal.

Daftar pustaka

http://kontekstualita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=87:rekonstruksi-

sejarah-pemikiran-ekonomi-islam-menggugat-anakronisme-sejarah-mainstream-ekonomi&catid=39:kontekstualita-volume-24-nomor-1-juni-2009&Itemid=56

http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Jurnal/Arab4.html

(11)

(Shiddiqy, Muhammad Nejatullah, Muslim Economic Thinking, A Survey of Contemporary Literature, dalam buku Studies in Islamic Economics, International Centre for Research

Referensi

Dokumen terkait

Dalam model komunikasi satu arah (linier), media massa dianggap memainkan peranan penting dalam pendekatan pembangunan, khususunya dalam penyampaian pesan yang persuasif dan

Excel visual basic tutorial free download : free top selling pc / laptop software training microsoft office word excel 2007 free,macros in excel 2007 tutorial pdf free for

Berdasarkan data yang tersedia, sangat beralasan menyimpulkan bahwa FAT dapat digunakan saling menggantikan dengan UBT dalam mengidentifikasi H.pylori sebelum terapi

Tujuan metode kausal ini adalah untuk menentukan hubungan antar faktor (input dan output dari suatu sistem) dan menggunakan hubungan tersebut untuk meramal

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, maka menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif inovasi terhadap word of mouth, oleh karena t-value yang dihasilkan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang dan membuat antena Vivaldi tapered slot di frekuensi 1 - 5 GHz karena alat yang di gunakan untuk pendeteksian obyek yang

Target produksi yang tercapai tepat waktu dan sesuai dengan standar yang ditetapkan akan membantu pemasok bahan mentah perusahaan untuk merencanakan jadwal produksi mereka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Variabel pengeluaran konsumsi pemerintah secara parsial menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di