• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MENYIMPANG yang terjadi pada remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERILAKU MENYIMPANG yang terjadi pada remaja"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MENYIMPANG

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu tugas mandiri mata kuliah sosiologi Oleh

Hamdan Herdiawan 1124030031

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami khususnya selaku penyusun dan para pembaca.

(2)

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Bandung, 13 Desember 2013

penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan masalah...1

1.3 Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 pengertian Perilaku Menyimpang...2

2.2 Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang...4

2.3 Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang...5

2.4 Teori-Teori Perilaku Menyimpang...6

2.5 Bentuk-Bentuk Penyimpangan...7

2.1 Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang...8

2.7 Sebab Terjadinya Penyimpangan...9

2.8 Akibat Perilku Menyimpang...10

2.9 Upaya Pencegahan Penyimpangan...10

(3)

3.1 Kesimpulan...13

DAFTAR PUSTAKA...14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian perilaku menyimpang secara umum dan menurut para ahli !

2. Jelaskan teori tentang perilaku menyimpang !

3. Sebutkan faktor-faktor perilaku menyimpang!

4. Sebutkan jenis-jenis perilaku menyimpang !

5. Sebutkan sifat-sifat perilaku menyimpang !

6. Sebutkan bentuk-bentuk perilaku menyimpang sosial !

7. Sebutkan dampak perilaku menyimpang !

1.3 Tujuan

(4)

2. mengetahui teori, faktor, jenis-jenis, dan sifat-sifat perilaku menyimpang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku1[1].

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama

penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama)

secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk

sosial.2[2]

Secara Sederhana kita dapat mengatakan bahwa orang yang berprilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar masyarakat (minimal di suatu kelompok atau komunitas tertentu) prilaku atau tindakan tersebut diluar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai, atau norma sosial yang berlaku.

Perilaku menyimpang (deviance) adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat.

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertu dalam masyarakat dan perbuatan yang mengabaikan norma yang terjadi apabila seseorang/kelompok orang tidak mematuhi patokan-patokan yang berlaku di dalam masyarakat.

Perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang bertentangan tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.

Pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli

1

(5)

1. Menurut Gilli

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai social keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok.

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.

4. James V. Zanaden

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan luar batas toleransi.

5. Paul B. Horton sebagian besar warga masyarakat.3[3]

Membahas prilaku menyimpang tidaklah sederhana, sebab banyak batasan tentang prilaku menyimpang, akan tetapi pada dasarnya prilaku menyimpang tetap berfokus pada prilaku anggota-anggota masyarakat yang tidak sejalan dengan prilaku yang dilakukan kebanyakan prilaku masyarakat pada umumnya. James Vander Zander, membuat batasan prilaku menyimpang meliputi tindakan yang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah orang.4[4]

3

(6)

2.2 Ciri-Ciri Prilaku Menyimpang

Paul Horton mengemukakan ada enam ciri-ciri prilaku menyimpang diantaranya :5[5]

1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, yaitu prilaku tersebut benar-benar

telah dicap sebagai penyimpangan karena merugikan banyak orangakau membuat keresahan masyarakat walau pada kenyataanya tidak semua prilaku menyimpang merugikan orang.

2. Penyimpangan bisa diterima atau bisa ditolak, artinya tidak semua prilaku

menyimpang dianggap negatif, tetapi ada kalanya prilaku menyimang itu justru mendapat pujian.

3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya tidak ada satupun

manusia yang sepenuhnya berprilaku selurus-lurusnya sesuai dengan nilai atau norma sosial (konformis) atau berprilaku menyimpang.

4. Penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya ideal, artinya suatu

tidakan yang senyatanya jika dilihat dari budaya yang berlaku didalam struktur masyarakat tersebut dianggap konform, namun oleh peraturan hukum positif dianggap penyimpangan.

5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan, maksudnya

adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginannya tanpa harus menentang nilai dan norma tetapi sebenarnya perbuatan itu norma.

6. Penyimpangan sosial bersifat adaktif ( Penyesuaian) artinya tindakan itu

tidak tidak menimbulkan ancaman disintegrasi sosial, tetapi jusrtu diperlukan untuk memelihara integritas sosial. Dinamikan sosial merupakan salah satu produk dari proses sosial yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Misalnya gerakan sosial politik pro demokrasi yang menentang keberadaan pemerintahan yang otoriter semula dianggap sebagai bentuk tindakan menyimpang akan tetapi gerakan tersebut justru didukung oleh banyak orang sehingga keberadaan gerakan sosial Politik Anti pemerintahan justru dianggap konform.

2.3 Jenis Prilaku Menyimpang

(7)

Secara garis besar bentuk prilaku menyimpang di bedakan menjadi dua masyarakat juga membikin resah kehidupan sosial. Akan tetapi jika merujuk pada teorli relativitas penyimpangan, maka akan timbul persoalan baru. Misalnya jika dalam kenyataannya dari pola-pola prilaku masyarakat setempat mayoritas memilki kebisaan yang menyimpang seperti madat, madon (berzina), main judi, minum minuman keras, kemudian ada dua orang yang rajin beribadah, tidak mau mengikuti pola-pola kebanyakan orang yang menurutnya adalah penyimpangan, maka orang yang sebenarnya berprilaku konform justru dikatakan menyimpang dari kebiasaan masyarakat kebanyakan. Hanya tidak memiliki kebiasaan yang tidak sejalan dengan dengan prilaku publik setempat, maka ia disebut menyimpang.

Dengan demikian, Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang ideal(didambakan) walaupun cara atau tindakan yang dilakukan tersebut seolah-olah kelihatan menyimpang dari norma-norma yang berlaku, padahal sebenarnya adalah tidak menyimpang.

b. Penyimpangan Negatif7[7] Misalnya mencuri, membunuh, memerkosa dan lain sebagainya. Tetapi ada juga penyimpangan yang tidak merugikan atau menyakiti orang lain, tetapi

6

(8)

prilaku ini dikategorikan sebagai tindakan menyimpang, seperti tidak sopan, melakukan tindakan asusila seperti melacurkan diri, mengkonsumsi narkoba, minum minuman keras, bahkan tidak mau mengerjakan sembahyang, melanggar adat istiadat.

Dengan demikian, penyimpangan negatif adalah kecenderungan bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya selalu buruk.

2.4 Teori Tentang Perilaku Menyimpang

a. Teori Labeling

Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.

b. Teori Sosialisasi

Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang, Ada dua penjelasan yang dapat di kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu apabila sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa studydi Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal (wajar)

c. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )

(9)

berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut.

d. Teori Anomie

Konsep anomie di kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari Perancis, Emile Durkheim. Istilah Anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu sama lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma) tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh para anggota masyarakatnya. Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang mengemukakan tentang teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial dapat menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat bahwa struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku menyimpang karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.

2.5 Bentuk-bentuk Penyimpangan Sosial

a. Penyimpangan primer

Penyimpangan primer adalah penyimpangan sosial yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Ciri-ciri:

 Bersifat sementara.

 Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang.

 Masyarakat masih mentolerir/menerima.

(10)

b. Penyimpangan sekunder

Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas memerlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal sebagai orang yang menyimpang, karena sering melakukan tindakan yang meresahkan orang lain. Adapun ciri-ciri penyimpangan sekunder adalah:

1. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.

2. Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku tersebut.

Contoh penyimpangan sekunder adalah semua bentuk tindakan kriminalitas, seperti curanmor, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya.

c. Penyimpangan kelompok

Penyimpangan kelompok merupakan penyimpangan yang dilakukan secara kolektif dengan cara melakukan kegiatan yang menyimpang dari norma masyarakat yang berlaku. Misalnya komplotan perampok.

d. Penyimpangan individu:

Penyimpangan individu merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai norma-norma yang telah mapan dan nyata-nyata menolak norma tersebut. Misalnya pencurian yang dilakukan seorang diri.

2.6 Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi begitu saja tanpa ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksisosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.

(11)

1. Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna ( Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan) Apabila proses sosialisasi tidak sempurna, maka dapat melahirkan suatu perilaku menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Contoh perilaku menyimpang akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga, bahwa anak-anak yang melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang retak/rusak, artinya ia mengalami ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm keluarganya.

2. Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah berpengalaman dalam hal menyimpang.Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Apabila peluang untuk mencari cara-cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak diberikan, maka muncul kemungkinan akan terjadinya perilaku menyimpang. Contoh pada masyarakat feodal tuan tanah memiliki kekuasaan istimewa atas warga yang berstatus buruh tani atau penyewa sehingga tuan tanah dapat melakukan tindakan sewenang-wenang pada para buruh atau penyewa tanah yaitu dengan menurunkan upah ataupun kenaikan harga sewa. Apabila kesewenang-wenangan itu terjadi secara terus-menerus, maka dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh buruh dan penyewa tanah yaitu dengan melakukan kekerasan, perlawanan, penipuan, atau bahkan pembunuhan.

3. Ikatan Sosial yang Berlainan

(12)

2.7 Sebab Sebab Terjadinya Penyimpangan Sosial

 Sosialisasi Yang Tidak Sempurna Atau Tidak Berhasil Karena Seseorang

Mengalami Kesulitan Dalam Hal Komunikasi Ketika Bersosialisasi.

 Penyimpangan Juga Dapat Terjadi Apabila Seseorang Sejak Masih Kecil

Mengamati Bahkan Meniru Perilaku Menyimpang Yang Dilakukan Oleh Orang-Orang Dewasa.

 Terbentuknya Perilaku Menyimpang Juga Merupakan Hasil Sosialisasi Nilai

Sub Kebudayaan Menyimpang Yang Di Pengaruhi Oleh Beberapa Faktor Seperti Faktor Ekonomi Dan Faktor Agama

 Pesan-Pesan Yang Disampaikan Antara Agen Sosialisasi Yang Satu Dengan

Agen Sosialisasi Yang Lain Kadang Bertentangan, Misalnya : Orang Tua Mengajarkan Merokok Itu Tidak Baik, Sementara Iklan Rokok Begitu Menarik, Dan Anak Memiliki Kelompok Teman Sebaya Yang Pada Umumnya Merokok, Sehingga Jika Ia Mengikuti Pesan Orang Tuanya Ia Akan Menyimpang Dari Norma Kelompoknya.

 Masyarakat Yang Hidup Di Daerah Kumuh Sibuk Dengan Usahanya

Memenuhi Kebutuhannya, Kebanyakan Mereka Menganggap Pengucapan Kata-Kata Kotor, Membuang Sampah Sembarangan, Membunyikan Radio Dengan Keras Merupakan Hal Biasa.

2.8 Akibat Perilaku Menyimpang

(13)

saja yang ditimbulkan adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok masyarakat

3 Kriminalitas tindak kejahatan Tindak kekerasan seorang kadangkala hasil

penularan seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat. Contoh : seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk “kelompok penjahat” , sehingga dalam masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru.

4 Terganggunya keseimbangan sosial Robert K. Merton mengemukakan teori

yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melaliu struktur sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya. Contoh : pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk, dsb.

5 Pudarnya nilai dan norma Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan

sanksi yang tegas dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya. Contoh : karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang dianggap hal-hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma di Indonesia.

2.9 Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial

a. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga

(14)

dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi usaha pencegahan terhadap segala bentuk perilaku menyimpang.

Adapun bentuk-bentuk upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga antara lain:

 Melalui penanaman nilai-nilai dan norma agama

 Menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga

 Keteladanan orang tua

b. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat

1. Melalui pertemuan dalam lingkup RT para warga

saling mengungkapkan perlunya menjaga keteraturan sosial dan melakukan peringatan jika ada hal-hal yang dianggap menyimpang.

2. Menciptakan suasana yang kondusif bag terbentuknya keteraturan sosial.

3. Memasang peringatan atau ajakan agar warga selalu tetap menjaga

keteraturan sosial,

4. Peran serta media massa untuk menyiarkan hal-hal yang seharusnya

dilakukan oleh masyarakat dan hal-hal yang seharusnya dihindari

5. Peran serta kaum pemuka agama untuk menanamkan kesadaran kepada

para pengikutnya agar menjalankan ajaran sesuai dengan nilai dan norma agama dalam kehidupan sehari-hari.

6. Peran serta sekolah sebagai institusi pendidikan untuk menerapkan tata

tertib dilengkapi sanksi dan tindakan tegas bagi siswa yang melanggarnya.

(15)

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian diatas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut: Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya hari-hari.

Daftar Pustaka

Elly M. Setiadi & Usman Kolip, pengantar sosiologi (Kencana Prenada Media Group) Jakarta 2011.

(16)

http://srievalusiana.site90.com/pengertian_penyimpangan_sosial.html

Definisi dikutip dari M. Sitorus, Berkenalan dengan sosilogi 1 unutk SMA Kelas II, Erlangga, Jakarta . 2003, Hal 80

Referensi

Dokumen terkait

2. Wakil daripada pusat servis akan melaksanakan kerja-kerja pembaikan. Perkakasan yang rosak dihantar ke pusat servis sekiranya tempoh jaminan telah tamat dan sebutharga

Dari ketiga variasi luas penampang saluran untuk aliran gas hydrogen dan oxygen tersebut diperoleh bahwa semakin besar luas penampang aliran yang dibuat, dalam hal ini ditunjukkan

Reduksi data kemudian dilakukan pada hasil wawancara dengan informan yang berkompeten yang memiliki kapasitas dan memahami tentang program penaggulangan kemiskinan

Dalam desain analisis pertama, peneliti akan menganalisa pelanggaran (fraud) yang terjadi di dalam proses perencanaan dalam pengadaan uninterruptible power supply

Panitia/Pokja Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Dan Tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lubuklinggau ULP Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI Tahun

Dari hasil tersebut dapat diambil analisa bahwa nilai kuat tekan beton dengan menggunakan semen Padang Tipe 1 lebih tinggi dari pada nilai kuat tekan beton

pada Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, Deputi Bidang Administrasi, sebagai Sekretaris merangkap anggota Program Bidang 4;.. Mudari, S.H., Kepala Biro

Apakah masih ada aktivitas dari minyak atsiri buah jeruk purut terhadap Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan sabun mandi padat transparan.. Tujuan Penelitian