Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Dan
Hubungannya Terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Ristifani
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009
Abstrak
Bank merupakan salah satu faktor dalam mendukung perekonomian di Indonesia.
Untuk dapat untuk memperkuat industri perbankan nasional sesuai dengan Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) maka salah satu upaya adalah dengan meningkatkan kualitas
pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dan hubungannya terhadap kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Jakarta. Prinsip-prinsip yang digunakan telah mengikuti
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 yaitu Transparancy (Transparansi),
Accountability (Akuntabilitas), Responsibility (Pertanggungjawaban), Independency
(Kemandirian) dan Fairness (Kewajaran). Sedangkan untuk Kinerja, terdiri dari aspek
keuangan, aspek Proses Bisnis Internal serta Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Dalam menilai implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan pengaruhnya
terhadap kinerja, penulis menggunakan data primer, yaitu menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menggunakan instrumen kusioner, dimana masing-masing
variabel memperoleh nilai sebesar 84,65% dan 84%. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan
pelaksanaan kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah dilaksanakan
dengan baik.
Sedangkan
hubungan
Implementasi
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance (GCG) Terhadap Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
merupakan hasil perhitungan korelasi rank spearman sebesar 0,914 atau 91,40% yang
artinya mempunyai hubungan searah yang sangat kuat. Dan hasil koefisien determinan
dengan nilai sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa hubungan kedua variabel
mempunyai pengaruh sebesar 83,53%. Dimana implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) mempengaruhi kinerja sebesar 83,53% dan sisanya sebesar 16,47%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar prinsip Good Corporate Governance.
I. PENDAHULUAN berbagai Negara berdampak pula pada Negara Indonesia. Untuk itu pemahaman terhadap visi dan misi perusahaan juga terhadap tata kelola yang baik dari pemerintah, perusahaan pemerintah maupun swasta mutlak dibutuhkan demi kelangsungan usaha.
Tentunya kegiatan terencana dan terprogram ini dapat tercapai dengan keberadaan sistem tatakelola perusahaan yang baik. Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya konsep dasar
Good Corporate Governance (GCG) dalam
proses manajerial perusahaan.
Pemahaman terhadap prinsip-prinsip corporate governance telah dijadikan acuan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun prinsip-prinsip
Good Corporate Governance yang diterbitkan oleh organisasi internasional OECD mencakup enam (6) hal. Pertama, landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan Good Corporate Governance secara efektif. Kedua, hak
pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan. Ketiga, perlakuan adil terhadap para pemegang saham. Keempat, peranan stakeholder dalam
corporate governance. Kelima, pengungkapan informasi perusahaan secara
transparan. Dan keenam adalah tanggung jawab Dewan Pengurus.(Siswanto Sutojo dan
E. John Aldrige, 2008 : 9-10)
Dalam lingkungan bisnis, tak terkecuali dunia perbankan yang semakin kompetitif membutuhkan suatu informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan perusahaan tersebut, diperlukan suatu penilaian atau pengukuran terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja perusahaan di dunia perbankan yang kompetitif seperti sekarang ini menuntut suatu pengukuran kinerja dari aspek keuangan dan juga aspek non-keuangan.
Dimana berdasarkan aspek keuangan, perusahaan mengacu pada laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan adalah sebuah produk informasi yang dihasilkan yang sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaan sehingga dalam penyusunannya tidak bisa terlepas dari proses penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan dasar dalam penilaian kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu (past
performance), serta berfungsi sebagai alat
Sedangkan berdasarkan aspek non-keuangan mengacu pada sistem pengukuran kinerja yang di rancang oleh Robert S Kaplan dan David P Norton yang dikenal sebagai Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard memiliki keistimewaan dalam hal
pengkurannya yang komprehensif, karena juga mempertimbangkan kinerja dalam aspek non-keuangaan. Selain itu, Balanced Scorecard juga menterjemahkan visi, misi
dan strategi perusahaan kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam empat perspektif. Dengan menggunakan
Balanced Scorecard perusahaan bisa melangsungkan kehidupannya dalam jangka panjang karena Balanced Scorecard tidak hanya mengukur kinerjanya dari sisi keuangannya saja tetapi dari sisi non-keuangannya juga. (Nita Yuanita, 2007)
Kinerja suatu bank sangat erat hubungannya dengan peran dan fungsi manajemen dari bank tersebut. Keberhasilan suatu bank untuk dapat menghasilkan suatu keuntungan merupakan suatu prestasi yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam mengelola banknya secara baik dan benar. Dengan demikian maju tidaknya kegiatan operasional suatu bank sangat tergantung dengan kemampuan dari manajemen tersebut mengelola banknya masing-masing. Disamping besarnya peran manajemen dalam mengelola bank agar dapat menghasilkan kinerja yang baik, peran dari pemilik bank itu sendiri juga cukup besar untuk memberikan kontribusi dalam memilih manajemen yang bagus.
Namun, kelemahan mendasar pada perekonomian di Indonesia terutama di tingkat mikro, diakibatkan pengelolaan ekonomi dan sektor usaha yang kurang efisien serta sistem perbankan yang rapuh.
Pemerintah melalui Bapepam telah mengeluarkan beberapa peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan ekonomi, serta mendorong terciptanya penerapan pengelolaan dunia usaha yang baik (Good Corporate Governance). Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer. Tak hanya populer, tetapi istilah tersebut juga ditempatkan di posisi terhormat. Hal itu, setidaknya terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan global, terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG.
Sejak Pedoman Good Corporate
Governance dikeluarkan pada tahun 1999
dan selama proses pembahasan pedoman GCG sektor perbankan dan sektor perasuransian, telah terjadi perubahan-perubahan yang mendasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Walaupun peringkat penerapan Good Corporate Governance (GCG) di dalam negeri masih
sangat rendah, namun semangat menerapkan GCG di kalangan dunia usaha dirasakan ada peningkatan. Perkembangan lain yang penting dalam kaitan dengan perlunya penyempurnaan Pedoman Good Corporate
Governance adalah adanya krisis ekonomi
perusahaan yang belum menerapkan Good
Corporate Governance secara konsisten,
khususnya belum diterapkannya etika bisnis. Hasil survey dari Worl Bank mengenai penerapan Corporate Governance di Indonesia tahun 2004 pun menunjukan bahwa penerapan hukum dan peraturann perundang-undangan perlu diperkuat, dan sanksi yang ada dianggap belum terlalu efektif dalam mengatasi pelanggaran yang terjadi dalam dunia perbankan. Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya pula kegiatan operasional yang terjadi, sehingga kinerja perusahaan dianggap belum semaksimal mungkin. Untuk itu diharapkan penerapaan Good Corporate Governance di dunia perbankan harus mengikuti prinsip-prinsip dari Good Corporate Governance secara total dan mutlak yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Kepada Semua Bank Umum Di Indonesia, perihal Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank
Umum No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 yang menetapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Dengan adanya penerapaan Good Corporate Governanve ini akan membawa pengaruh terhadap kinerja keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan asumsi, pertimbangan dan alasan pada uraian latar belakang masalah di atas telah mendorong penulis untuk mengetahui dan mempelajari mengenai perusahaan yang bergerak pada bidang lembaga keuangan bank yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dalam hal Good Governance sebagai pokok pembahasan penulisan skripsi ini dengan mengambil judul “ANALISIS IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) DAN HUBUNGANNYA
TERHADAP KINERJA PADA PT.
BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK.”.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.?
2) Bagaimana kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.?
3) Bagaimana hubungan implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.?
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka dari rumusan permasalahan di atas penulis telah mempersempit ruang lingkup pembahasan berkaitan dengan perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pada implementasi prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG) dan hubungannya terhadap kinerja perusahaan. Untuk kinerja perusahaan
Rentabilitas (Profitabilitas) yaitu Return on Investment yang meliputi Return on Asset dan Return on Equity, aspek bisnis
internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Untuk proses bisnis internal meliputi kegiatan inovasi, operasi dan layanan purna jual sedangkan untuk aspek pertumbuhan dan pembelajaran meliputi kepuasan kerja, kapabilitas sistem informasi dan motivasi serta keselarasan dan pemberdayaan. Adapun dalam menganalisis kedua variabel antara implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan kinerja
penulis menggunakan instrument kuesioner.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1) Untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2) Untuk mengetahui kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
3) Untuk mengetahui hubungan implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
1.5 Manfaat Penelitian
1) Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis terhadap suatu permasalahan sesuai dengan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2) Penulis dapat memecahkan permasalahan berkaitan dengan perusahaan perbankan atau lembaga keuangan dalam hal menganalisis implementasi prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) dan
pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.
3) Sebagai bahan referensi perpustakaan di Universitas Gunadarma dan pihak-pihak yang membutuhkan referensi dengan topik bahasan yang ada di skripsi ini.
II. LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian dan Konsep Dasar Good Corporate Governance (GCG)
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah
stewardship theory dan agency theory
(Chinn, 2000; Shaw, 2003). Stewardship
theory dibangun di atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia, yaitu bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggungjawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain, stewardship theory memandang
perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang.
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Coorporate Governance)
merupakan struktur yang oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris dan manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja (OECD, 2003) ( Wahyudin Zarkasyi, 2008: 35).
Good Corporate Governance
(GCG) sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Bank Dunia (World Bank)
Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan good corporate governance pada umumnya di Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Corporate governance
didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati (2005) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja
Dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance ( www.madani-ri.com) merupakan:
1). Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan para stakeholder lainnya.
2). Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3). Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
2.1.2 Sejarah Good Corporate Governance.
Sejarah corporate governance telah dimulai sejak 200 tahun yang lalu, yaitu ketika Blackstone menggambarkan
corporation sebagai little republic. Dengan
penganalogian seperti itu memberi konsekuensi bahwa suatu corporation harus dikelola sebagaimana suatu republik dan seringkali perusahaan disebut sebagai miniatur Negara. Sehingga unsur-unsur pengelolaan sebuah perusahaan harus diselenggarakan melalui tindakan sebagai berikut : (Laporan Penelitian, Lastuti
Abubakar, 2002:11)
1). Pemilihan anggota board ofdirector oleh pemegang saham melalui pemberian suarayang merupakan hak dasar pemegang saham.
2). Organ legislatif perusahaan yang merupakan sentral kewenangan manajerial.
3). Birokrasi perusahaan yang terdiri dari board of director dan eksekutif pelaksana sehari-hari manajemen perusahaan.
Konsep Corporate Governance yang komperenhensif mulai berkembang sejak kejadian The New York Stock
Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober
yang cukup besar. Sejak terbitnya Cadbury
Code on Corporate Governance pada
tahun 1992, semaskin banyak intitusi yang melakukan penyempurnaan dalam prinsip-prinsip dan petunjuk teknis praktik Good
Corporate Governance. Pola Good Corporate Governance kemudian diikuti
oleh Negara-negara di Eropa hingga corporate governance mempunyai lima
macam tujuan utama. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1). Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.
2). Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non-pemegang saham.
3). Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
4). Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan
5). Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk. (Wahyudin Zarkasyi, 2008:36) Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing – masing pilar adalah :
1). Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang – undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan. Melaksanakan peraturan perundang – undangan dan penegakan hokum secara konsisten
(consistent law enforcement). 2). Dunia usaha sebagai pelaku pasar
menerapkan GCG sebagai pedoman pasar pelaksanaan usaha.
3). Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa duia usaha serta pihak yang yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukan kepedulian dan melakukan kontrol sosial secara obyektif dan bertanggung jawab.
2.1.5 Faktor Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
Dikutip dari ( www.madani-ri.com), syarat keberhasilan penerapan GCG memiliki dua faktor yang memegang peranan sebagai berikut :
Faktor Eksternal
1. Terdapatnya sistem hukum yang baik. 2. Dukungan pelaksanaan GCG dari
sektor publik / lembaga pemerintahaan.
3. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG
yang tepat (best practices).
4. Terbangunnya sistem tata nilai sosial
yang mendukung penerapan GCG di masyarakat..
5. Semangat anti korupsi yang
berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja.
Faktor Internal
1. Terdapatnya budaya perusahaan
(corporate culture) yang mendukung penerapan GCG.
2. Berbagai peraturan dan kebijakan yang
dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG.
3. Manajemen pengendalian risiko
perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG.
4. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan)
yang efektif dalam perusahaan.
5. Adanya keterbukaan informasi bagi
publik.
2.1.6 Good Corporate Governance Pada Bank Umum
Secara sepintas penerapan GCG di bank umum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya, akan tetapi tidaklah demikian halnya. Dalam banyak hal perilaku manager dan pemilik bank merupakan faktor utama yang memerlukan perhatian dalam penerapan GCG. Dalam banyak hal konsep Agency Theory yang sering digunakan dalam penerapan GCG tidak sepenuhnya dapat digunakan dalam industri perbankan. Untuk itu perlu ditelaah lebih lanjut bagaimana seharusnya penerapan GCG pada industri perbankan dilakukan. (Leo J. Susilo,2007)
Bank Indonesia (BI) pada tanggal 30 Januari 2006 yang lalu telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Upaya BI dengan mengeluarkan peraturan tentang
pelaksanaan GCG tersebut sudah tepat, meskipun agak terlambat.
Sesuai pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling kurang harus diwujudkan dalam 7 (tujuh) hal sebagai berikut.
1). Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.
2). Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal bank.
3). Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal.
4). Penerapan manajemen risiko, termasuk system pengendalian intern.
5). Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar.
6). Rencana strategis bank.
7). Transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan bank. perbankan relatif lebih kurang transparan
(opaque) dibandingkan dengan industri
Indonesia yang menyatakan bahwa dua elemen penting dalam penerapan GCG diperbankan adalah transparansi dan regulasi. (Leo J. Susilo,2007:64)
Terdapat 4 (empat) hal yang dapat dijadikan sebagai kriteria penilaian bagi BI dalam menentukan peringkat GCG perbankan adalah sebagai berikut.
1). Transparansi bank terhadap pihak-pihak terkait.
2). Efektivitas direksi dan komisaris perbankan dalam mengemban tugasnya.
3). Efektivitas komite-komite yang wajib dibentuk di lingkungan direksi dan komisaris.
4). Independensi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
2.1.8 Implementasi Prinsip Good Corporate Governance
Penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance dalam suatu perusahaan merupakan salah satu bahan pertimbangan utama bagi kreditor dalam mengevaluasi potensi suatu perusahaan untuk menerima pinjaman kredit. Bahkan bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara berkembang, implementasi prinsip corporate governance secara konkret, dapat memberikan kontribusi untuk memulihkan kepercayaan para kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis, misalnya di Indonesia.
Penerapan prinsip good corporate
governance adalah untuk menghasilkan
kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui harmonisasi manajemen perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh komitmen dan independen dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.
2.1.9 Kinerja Perusahaan
Pengertian kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan juga aspek non-keuangan. Dari aspek keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang menggambarkan bagaimana kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dan sering menjadi perhatian utama bagi para pemakai informasi laporan keuangan. Sedangkan dari aspek non-keuangan bisa dilihat dari kepuasan nasabah ataupun perkerja, dan juga bisa dilihat dari perkembangan aktivitas bisnis perusahaan dan lain sebagainya.
2.1.10 Manfaat Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.
1). Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan langsung baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat.
2). Good corporate governance
memungkinkan dihindarinya atau sekurang-kurangnya dapat meminimalisasi terhadap penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan maupun pihak yang berkepentingan lainya.
kepercayaan mereka terhadap pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi.
4). Bagi para pemegang saham, peningkatan kinerja merupakan point penting yang utama yang akan menaikan nilai saham mereka dan juga nilai deviden yang akan diterima.
5). Penerapan good corporate governance yang konsisten juga
akan meningkatkan laporan keuangan perusahaan untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi yang transparan.
2.1.11 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
Secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan
dengan keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate
governance dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang berdampak terhadap kinerjanya. (Diah Kusuma, 2008:16)
Penelitian yang dilakukan oleh
Yudha Pranata pada tahun 2007 bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG terhadap ROE, Tobin’s Q dan net profit margin (NPM). Sampel yang digunakan sebanyak 35 perusahaan diambil secara purposive sampling yaitu perusahaan go public yang terdaftar di BEJ selama tahun 2001-2005 dan masuk dalam kelompok 10 besar berdasarkan indeks GCG. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan GCG berpengaruh positif terhadap return on
equity (ROE), Tobin’s Q dan net profit margin (NPM) dan perubahan yang terjadi
pada skor penerapan GCG disebabkan oleh faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi.
III. METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini dilakukan di perusahaan yang berbentuk persero pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. yang beralokasi
Jalan Jenderal Sudirman Kav 44-46 Jakarta Pusat Tromol Pos 1094/1000 Jakarta 10210.
3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara
mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan.
3.2.1 Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan 2 (dua) metode penelitian, yaitu :
1). Dengan Studi Pustaka (Library Study)
dan mendukung penulisan skripsi ini yaitu menguraikan teori-teori yang diperlukan dalam pembahasan masalah dengan mengumpulkan bahan atau data yang dianggap perlu dan mempunyai kaitan dengan judul yang diambil. Dari data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai alat bantu dalam penyelesaian penelitian ini.
2). Dengan Studi Lapangan (Field Study)
Metode ini ditempuh dengan melakukan kunjungan lapangan ke perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan kelengkapan data sesuai dengan materi judul penelitian.
3.2.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini membahas tentang Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan dengan mengambil populasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dalam melakukan penelitian ini, penulis memperoleh data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden di perusahaan yang diteliti dengan menggunakan sampling purposive dan memperoleh sampel 12 responden. Responden yang dipilih oleh penulis adalah orang-orang yang ahli dan berpengalaman serta terkait dengan penelitian ini.
3.2.3 Data Dan Variabel Penelitian
Dalam penulisan Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Hubungannya Terhadap Kinerja Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
menggunakan beberapa data guna memaksimalkan hasil penulisan. yaitu merupakan data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu berasal dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupa wawancara, observasi dan kuesioner. Sedangkan data sekunder berasal dari literatur (kepustakaan) yang berkaitan serta alamat web site yang berkaitan dengan judul penulisan. Dua variabel yang akan dianalisis, yaitu:
1). Variabel Independen (Variabel X)
Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG)
dalam perusahaan yang meliputi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian, dan kewajaran.
2). Variabel Dependen (Variabel Y)
Yang menjadi variabel dependen adalah kinerja yang ditentukan dengan indikator berkaitan dengan aspek keuangan, aspek bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.perusahaan.
3.2.4 Teknik Pengembangan Instrumen Variabel
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang sering disebut kuesioner, yang terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Pertanyaan Umum. Yaitu pertanyaan
yang menyangkut identitas umum responden, antara lain, nama, usia, jabatan, pendidikan terakhir, lama bekerja.
2. Pertanyaan Khusus. Yaitu terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan implementasi prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) dan kaitannya
dengan kinerja perusahaan melalui pertanyaan tertutup juga dengan alternatif jawaban.
3.3 Alat Analisis Yang Digunakan
Dalam melakukan penulisan ini, penulis menggunakan analisis deskriptif analisis dengan dua (2) variabel penelitian yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Metode deskriptif analistis adalah metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan,menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang jelas atas objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang.
Sebagaimana telah diuraikan diatas berkaitan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dianggap telah cukup jelas. Adapun untuk variabel independen (X), adalah tentang prinsip-prinsip Good
Corporate Governance yang meliputi
keterbukaan (transparancy), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi/kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness).
Sedangkan untuk variabel dependen (Y) adalah kinerja perusahaan dengan aspek keuangan, aspek bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran di ukur dengan menggunakan kuesioner. Untuk aspek keuangan berkaitan dengan rasio
Rentabilitas (Profitabilitas) pada tingkat
ukur Return On Equity (ROE) dan Return
On Assets (ROA). Hal ini di karenakan
sektor perbankan merupakan sektor yang sangat strategis sebagai lembaga penghimpun dana masyarakat dan juga sekaligus sebagai gerbang investasi. Oleh karena sebagai gerbang investasi, penulis membandingkan tingkat rasio pada investasi dengan menggunakan rasio
Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA). Rasio rentabilitas dapat
digunakan sebagai alat ukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Untuk aspek bisnis internal meliputi kegiatan inovasi, operasi dan layanan purna jual. Hal ini karena sebagai sektor perbankan tidak hanya melayani masyarakat dengan pengembangan produk/jasa tetapi juga memberikan modal usaha kepada masyarakat dengan melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau swasta dalam rangka menciptakan kebutuhan para nasabah dan karyawan perusahaan. Sedangkan aspek pertumbuhan dan pembelajaran meliputi kepuasan kerja, kapabilitas sistem informasi dan motivasi serta keselarasan dan pemberdayaan.
antara implementasi Good Corporate
Governance dengan kinerja digunakan uji
validitas dan uji reabilitas.
3.3.1 Pengujian Validitas
Validitas setiap item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir. Syarat minimal untuk dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,3”. Dapat disimpulkkan bahwa apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Korelasi menggunakan rumus korelasi product
moment :
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi
X = Skor Setiap Item Pertanyaan (Skor
Buitir)
Y = Skor Total Seluruh Item Pertanyaan
XY = Skor Pernyataan Dikali Skor Total N = Jumlah Responden
(Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 12.)
3.3.2 Pengujian Reliabilitas
Menurut Singarimbun (1999,144) pengujian realibitas dilakukan dengan menngunakan teknik belah dua ganjil-genap, dimana penelitian dilakukan dengan menggelompokan skor butir bermotor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir genap sebagai belahan kedua. Rumus yang di digunakan adalah rumus Spearman – Brown, yaitu:
Dimana :
ri = Reabilitas Internal Instrumen
r = Korelasi Product Moment Antara Belahan Pertama Dan Kedua
3.3.3 Pengujian Analisis Rank Spearman
Tujuan dari penggunaan analisis korelasi Rank Spearman adalah untuk menentukan hubungan antara variabel yang ada, yaitu variabel independent dan variabel dependen. Dalam analisis data penulis telah menetapkan dua variabel yaitu:
1). Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam perusahaan sebagai variabel
independent, dengan notasi X. 2). Kinerja perusahaan sebagai
variabel dependen, dengan notasi Y.
Dalam menganalisis hubungan penerapan prinsip GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan digunakan rumus korelasi Rank Spearman yaitu:
Untuk menghitung besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel X terhadap naik atau turunnya variabel Y dihitung Koefesien Determinasi dengan rumus :
Kd = Kofesien determinasi
rs = Nilai Kofesien Korelasi Rank Spearman
3.4 Uji Asumsi Klasik
Dalam uji klasik ini yang digunakan uji normalitas. Uji normalitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini penulis akan menggunakan SPSS 12, dimana syarat pengujian mempunyai ketentuan jika hasil
Asymp. Sig.(2-tailed) lebih besar dari taraf
signifikansi maka data tersebut dapat dikatakan terdistribusi normal. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0.05 (alpha = 5%).
3.5 Pengujian Hipotesis
Suatu kofesien korelasi haruslah mempunyai nilai yang berarti (signifikansi). Untuk menguji keberartian kofesien korelasi maka langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1). Menentukan Ho dan Ha Ha : rs > 0
Berarti terdapat hubungan antara implementasi prinsip good corporate
governance terhadap kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Ho : rs < 0
Berari tidak terdapat hubungan antara implementasi prinsip good corporate governance terhadap terhadap kinerja pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2). Menentukan tingkat signifikasi
Tingkat signifikan yang digunakan yaitu 95% (α = 5% = 0,05) dan merupakan tingkat signifikan yang sering dipakai dalam ilmu-ilmu sosial untuk menunjukan korelasi antara variabel yang cukup nyata. α = 0,05 berarti hasil penelitian bisa dipertanggungjawaban bila kekeliruan dalam proses penelitian besarnya tidak lebih dari 5%.
3). Kriteria pengambilan keputusan
Dari penerapan rumus di atas maka akan diperoleh distribusi student dengan tingkat kebebasan (dk) = n – 2. Melalui dk dan tarif signifikan maka akan diperoleh nilai t melalui tabel dan keputusan yang diambil adalah :
1). Ho akan diterima apabila ttest < ttabel
2). Ha akan diterima apabila ttest > ttabel.
IV HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang berjumlah 12 lembar. Dengan rincian yaitu, 1(satu) lembar surat permohonan kuesioner, 1 (satu) lembar daftar pertanyaan dan 10 (sepuluh) lembar pertanyaan kusioner untuk variabel X dan variabel Y. Kuesioner yang dibagikan kepada 12 responden telah terkumpul sejumlah 12 yang menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kuesioner adalah 100%. Penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh penulis berlangsung selama bulan Agustus 2009. Dan proses pengumpulan data
dianggap telah melengkapi dalam penulisan skripsi ini.
Dari hasil pengumpulan kuesioner tersebut penulis melakukan konversi dari data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala
Likert.
Kemudian Hasil jawaban responden diolah untuk memperoleh skor setiap pertanyaan dengan menggunakan
Tabel 4.1
Weighted Mean Score Variabel X Implementasi Prinsip-Prinsip GCG
No.Pertanyaan SB Fx B Fx CB Fx Br Fx SBr Fx X
rata-rata
Ideal %
I. Transparansi Mengembangkan sistem akuntansi berdasarkan standard akutansi dan memastikan kualitas dari laporan keuangan dan disclosure
1 7 35 5 20 - - - 4,58 5 91,67%
Mengembangkan teknologi informasi manajemen.
2 7 35 5 20 - - - 4,58 5 91,67%
3 7 35 5 20 - - - 4,58 5 91,67% 14 70 10 40 - - - 4,58 5 91,67%
Mengembangkan manajemen resiko dalam tingkatan perusahaan
4 5 25 6 24 1 3 - - - - 4,16 5 83,33%
Mempublikasikan informasi keuangan dan informasi lain yang material.
5 7 35 5 20 - - - 4,58 5 91,67%
II. Akuntabilitas Membentuk Komite audit
6 5 20 6 24 1 3 - - - - 3,75 5 75%
Membentuk dan menetapkan kembali peran dan fungsi auditor internal.
7 7 35 4 16 1 3 - - - - 4,50 5 90%
Menetapkan sistem penilaian kerja
8 6 30 6 24 - - - 4,50 5 90%
9 5 25 6 24 1 3 - - - -
4,33 5 86,67% 11 55 12 48 1 3 - - - - 4,42 5 88,40%
Menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen..
10 5 25 6 24 1 3 - - - - 4,33 5 86,67%
III. Pertanggungjawaban. Mempertimbangkan tanggung jawab sosial.
11 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
7 35 13 52 4 11 - - - - 4.08 5 81,67%
Menghindari peyalahan penggunaan kekuasaan.
13 2 10 3 12 6 18 1 2 - - 3,50 5 70%
14 6 30 4 16 2 6 - - - - 4,33 5 86,67% 8 40 7 28 8 24 1 2 - - 3,92 5 78,40%
Menjadi profesional dan mematuhi etika.
15 6 30 4 16 2 6 - - - - 4,33 5 86,67%
Menjadikan lingkungan bisnis yang baik.
16 7 35 4 16 1 3 - - - - 4,50 5 90%
IV. Kewajaran Menetapkan aturan perusahaan untuk melindungi kepentingan pemegang saham, khususnya minoritas.
17 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
Menetapkan kebijakan untuk melindungi dari kesalahan yang berasal dari dalam,
18 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
19 3 15 4 16 5 15 - - - - 3,83 5 76,77%
Menetapkan kebijakan untuk melindungi dari kesalahan yang berasal dari dalam,
20 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
21 4 20 5 20 3 9 - - - - 4,08 5 81,60%
22 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,60%
17 85 31 124 12 36 - - - - 4,08 5 81,60%
Menetapkan peran dan tanggungjawab komisaris dan manajemen.
23 5 25 4 16 3 9 - - - - 4,17 5 83,40%
24 5 25 5 20 2 6 - - - - 4,25 5 85% 10 50 9 36 5 15 - - - - 4,20 5 84%
Wajar dalam mengungkapkan setiap informasi.
25 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80%
V. Kemandirian Menggunakan Tenaga ahli
Sumber : Hasil Jawaban Kuesioner (diolah)
Keterangan :
SB = Sangat Baik B = Baik CB = Cukup Baik Br = Buruk SBr = Sangat Buruk
Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai skor kuesioner atas variabel X adalah 84,65%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum implementasi prinsip Good Corporate Governance pada perusahaan BRI sebesar
84,65%. adalah baik.
Tidak melibatkan pengaruh pihak luar yang tidak sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat.
27 2 10 8 32 2 6 - - - - 4,00 5 80%
Menghindari benturan kepentingan.
28 2 10 3 12 5 15 2 4 - - 3,42 5 68,40%
Menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik dan dinamis.
Tabel 4.21
Weighted Mean Score Variabel Y Penerapan Kinerja
No.Pertanyaan SB Fx B Fx CB Fx Br Fx Sbr Fx X
rata-rata
Ideal %
I. Aspek Keuangan Adanya laporan keuangan yang tepat waktu dan sudah diaudit oleh pihak independen
1 6 30 6 24 - - - 4,50 5 90%
2 5 25 7 28 - - - 4,42 5 88,33%
3 6 30 6 24 - - - 4,50 5 90% 17 85 19 76 - - - 4,47 5 89,44%
Adanya analisis rasio keuangan rentabilitas (ROA dan ROE)
4 5 25 7 28 - - - 4,50 5 90%
5 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80%
6 3 15 6 24 3 9 - - - - 4,00 5 80% 11 55 19 76 6 18 - - - - 4,14 5 82,80%
Adanya peningkatan laba dan efisiensi biaya.
7 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
8 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
9 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
10 6 30 6 24 - - - 4,50 5 90%
11 6 30 6 24 - - - 4,50 5 90% 21 105 32 132 6 18 - - - - 4,25 5 85%
II.Aspek Bisnis Internal Melakukan kegiatan inovasi
12 3 15 7 28 2 6 - - - - 4,08 5 81,67%
13 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
14 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
15 6 30 6 24 - - - 4,50 5 90%
16 5 25 7 28 - - - 4,50 5 90%
17 5 25 6 24 1 3 - - - - 4,33 5 86,67%
II.Aspek Bisnis Internal
Mengintensifkan program budaya kepatuhan, peningkatan kualitas dan memonitor tindakan yang bertanggunggjawab.
19 5 25 7 28 - - - 4,50 5 90%
20 5 25 7 28 - - - 4,50 5 90%
21 3 15 9 36 - - - 4,25 5 85%
22 3 15 9 36 - - - 4,25 5 85% 16 80 32 128 - - - 4,33 5 86,67%
Peningkatan atas kepuasan nasabah.
23 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
24 - - 6 24 5 15 1 2 - - 3,42 5 68,40% 4 20 13 52 6 18 1 2 - - 4 5 80%
III. Aspek Pembelajaran
dan Pertumbuhan Kepuasan karyawan atas peningkatan kompetensi SDM
25 3 15 7 28 1 3 1 2 - - 4,00 5 80%
26 3 15 7 28 1 3 1 2 - - 4,00 5 80%
27 7 35 5 20 - - - 4,58 5 91,60%
28 3 15 8 32 - - - 3,92 5 78,40%
29 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
30 4 20 7 28 1 3 - - - - 4,25 5 85%
31 2 10 8 32 2 6 - - - - 4,00 5 80% 26 130 49 196 6 18 2 4 - - 4,19 5 83,80%
Penggunaan dan pengembangan pemanfaatan sistem teknologi informasi
32 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
33 3 15 8 32 1 3 - - - - 4,17 5 83,40%
34 2 10 8 32 2 6 - - - - 4,00 5 80% 8 40 24 96 4 12 - - - - 4,63 5 92,60%
Hubungan yang komunikatif antara atasan dan bawahan maupun rekan kerja.
35 1 5 9 36 1 3 - - - - 3,67 5 73,40%
36 1 5 6 24 5 15 - - - - 3,67 5 73,40%
37 2 10 9 36 1 3 - - - - 4,08 5 81,6%
4 20 24 96 7 27 - - - - 3,92 5 78,40%
Keterangan :
SB = Sangat Baik B = Baik CB = Cukup Baik Br = Buruk SBr = Sangat Buruk
Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai skor kuesioner atas variabel Y adalah
84%. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum penerapan Kinerja pada perusahaan BRI sebesar 84% adalah baik.
Tabel 4.3
Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip GCG dan Hubungannya Terhadap Kinerja pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Keterangan Penjelasan/Penjabaran
Laporan GCG pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2006-2008
Sudah Terlaksana Dengan Baik Sesuai Dengan
Peraturan Perundang-Undangan Bank Indonesia
Perihal Surat Edaran Bank Indonesia Perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum No.9/12/DPNP
Implementasi Prinsip GCG pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunjukan sebesar
84.65% dan menunjukkan pelaksanaanya adalah Sangat baik, dengan rincian :
• Implementasi Transparancy pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip ini Sebesar 90.95% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Sangat Baik
• Implementasi Accountability pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 96.33% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Sangat Baik
• Implementasi Responsibility pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 82.47% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
• Implementasi Independency pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 82.41% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
• Implementasi Fairness pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pelaksanaan Prinsip Ini Sebesar 78.67% Yang
Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
Penerapan Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menunjukan sebesar 84% dan menunjukkan pelaksanaanya adalah baik, dengan rincian :
• Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek Keuangan
• Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek Bisnis Internal
Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar 84.10% Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
• Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek Pertumbuhan dan Pembelajaran.
Pelaksanaan Kinerja Dengan Aspek Ini Sebesar 84% Yang Menunjukan Pelaksanaannya Adalah Baik
Uji Normalitas
Menunjukan Bahwa Data Yang Penulis Gunakan Terdistribusi Normal Dengan Masing–Masing Variabel X Dan Y Adalah Sebesar 0.862 Dan 0.901 Yang Artinya Melebihi Alpha Yang Digunakan 0.05
Uji Validitas dan Realibilitas untuk Variabel X
• Validitas
• Realibilitas
Menggunakan Alat Bantu SPSS 12.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Valid.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Dengan Nilai 96,20% Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Reliabel.
Uji Validitas dan Realibilitas untuk Variabel Y
• Validitas
• Realibilitas
Menggunakan alat bantu SPSS 12.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Valid.
rtabel Dengan Nilai 0,576 > rhitung Dengan Nilai 97,70% Untuk Semua Data. Hal Ini Membuktikan Data Yang Penulis Gunakan Dalam Penelitian Mempunyai Data Yang Reliabel.
Korelasi Rank Spearman
0.914 Atau 91.40%
Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Searah Yang Sangat Kuat.
Koefisien Determinasi (α = 5%)
83.53
Var X Dan Var Y Mempunyai Hubungan Yang Saling Mempengaruhi.
Uji Hipotesis (t)
ttest > ttabel Sebesar 6.505 >2.228
Implementai Prinsip GCG dan Hubungannya terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Mempunyai Hubungan Positif Searah Yang Sangat Kuat Sebesar 83.53% Yang Mempunyai Atri Bahwa Implementasi Prinsip GCG Mempengaruhi Kinerja Sebesar 83.53% Dan Sisanya Sebesar 16.47% Dipengaruhi Oleh Faktor Lain.
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan uraian pada bab sebelumnya mengenai Analisis Implementasi Prinsip Good Corporate Governance (Variabel X) Dan
Hubungannya Terhadap Kinerja (Variabel Y) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk maka penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut :
1) Implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempunyai nilai sebesar 84,65%. Hal ini sesuai dengan perhitungan hasil kuesioner yang menunjukan bahwa prinsip-prinsip GCG pada perusahaan ini telah dilaksanakan dengan baik.
2) Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempunyai nilai sebesar 84%. Hal ini sesuai dengan perhitungan hasil kuesioner menunjukan bahwa pelaksanaan kinerja pada perusahaan ini telah dilaksanakan dengan baik.
3) Hubungan Implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. diketahui dari hasil perhitungan korelasi rank spearman sebesar 0,914 atau 91,40%
yang artinya mempunyai hubungan searah yang sangat kuat. Dan dari hasil koefisien determinan dengan nilai sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa
hubungan implementasi prinsip Good
Corporate Governance (GCG) terhadap
pelaksanaan kinerja mempunyai pengaruh sebesar 83,53%. Dimana implementasi prinsip Good Corporate
Governance (GCG) mempengaruhi kinerja sebesar 83,53% dan sisanya sebesar 16,47% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar prinsip Good
Corporate Governance.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mungkin dapat berguna bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yaitu :
memperoleh manfaat dalam peningkatan kinerja. Selain itu, peningkatan mutu implementasi prinsip-prinsip GCG juga sangat penting guna pencapaian tujuan perusahaan.
2) Kinerja yang baik apabila perusahaan dapat lebih memperhatikan segala kegiatan yang akan dilakukan sebagai sasaran usaha dalam mengembangkan perusahaan. Untuk itu diharapkan agar perusahaan terus meningkatkan pelayanan terhadap para nasabah dan kualitas para karyawan secara efektif dan memadai untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan dalam semua aspek kinerja. Selain itu untuk mendukung peningkatan kinerja yang lebih efektif, efisien serta tepat waktu, sebaiknya perusahaan terus mengembangkan jaringan kerja dan layanan serta sistem informasi teknologi.
3) Hubungan antara implementasi prinsip GCG dan kinerja adalah sagat kuat dan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kinerja perusahaan adalah Implementai prinsip GCG. Jadi agar kinerja perusahaan lebih maksimal dapat tercapai, perusahaan harus meningkatkan kualitas daripada implementasi GCG dan bisa lebih mengembangkan prinsip-prinsip GCG secara berkala dengan lebih baik lagi sehingga dapat meraih hasil yang lebih baik lagi dan sempurna.
4) Sosialisasi penerapan GCG sebaiknya dilaksanakan secara berkesinambungan agar seluruh karyawan perusahaan lebih mengerti dan memahami sehingga pada akhirnya dapat melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenangnya sesuai denga prinsip-prinsip GCG.
DAFTAR PUSTAKA
Aburizal Bakrie. Good Corporate Governanc :
Sudut Pandang Pengusaha dalam “Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia”. 2002.
Adhisyahfitri Evalina Ichsan, dkk. Pengaruh
Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dan Nilai Perusahaan. Laporan Penelitian. Daerah Nanggroe Aceh Darrusalam : Universitas Syiah Kuala, Fakultas Ekonomi. November 2007.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 8 No 1 Maret 2006.
Bank BRI. Laporan Tahunan 2008 : Apa yang
Dirasakan 30 Juta Nasabah Bank Terbaik Di Indonesia?
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. 30
Januari 2006.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2006 : Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. 5
Bhuono Agung Nugroho. Strategi Jitu Memilih
Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi. 2005.
Chandra Aditiawan. Membangun Tatakelola
Perusahaan Menurut Prinsip-Prinsip GCG. http://mediabisnis-kita.blogspot.com di Akses 27 Maret 2009.
Diah Kusuma Wardani. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia. Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 2008.
Erna Hidayah. Pengaruh Kualitas Pengungkapan
Informasi Terhadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance Dengan Kinerja Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. JAAI Vol 12 No.1. 2008.
Hidayatul Fitri. Manfaat Penerapan
Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perusahaan. Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan). Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2008.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
Metodelogi Penelitian Bisnis. Edisi
Pertama. BPFE: Yogyakarta. 1999.
Irene Dumasi Siahaan. Analisis Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Value Added. Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama. Bandung. 2008.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 2008.
Khomsyiah Darmawati dan Rika Gelar R.
Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Yogyakarta: Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 8 No 1. Januari 2005.
Lastuti Abubakar. Penerapan Prinsip Good
Corporate Governance Sebagai Upaya Peningkatan Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment).
Laporan Penelitian. Bandung: Universitas Padjadjaran, Fakultas Hukum. November 2002
Leo J. Susillo dan Karlen Simarmata. Good
Corporate Governance Pada Bank : Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris Dalam Melaksanakannya.
Bandung : PT. Hikayat Dunia. 2007.
Moh. Wahyudin Zarkasyi. Good Corporate
Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung : Alfabeta. 2008.
Muh. Arief Ujiyantho dan Bambang Agus Pramuka. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Makalah SNA X.
2007.
Muh. Arif Effendi. The Power Of Good Corporate
Governance : Teori dan Implementasi.
Nita Yuanita. Penerrapan Balanced Scorecard
Sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja Perusahaan. Skripsi Sarjana
(tidak dipublikasikan). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. 2007
Prapto Yuwono. Pengantar Ekonometri.
Yogyakarta : Andi. 2005.
Ridwan Frediawan. Pengaruh Penerapan Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (studi kasus pada PT Jamsostek Kantor Cabang II Bandung). Skripsi
Sarjana (tidak dipublikasikan). Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Bandung. 2008.
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusus Tesis. Bandung:Alfabeta. 2008
Rudi Isnata. Pengaruh Corporate Governance
Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 2008.
Siswanto Sutojo dan Aldridge, E. John. Good
Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat. Jakarta : PT.
Damar Mulia Rahayu. 2005.
Sugiyono. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. 2004.
Surat Edaran No. 9/12/DPNP Kepada Semua Bank Umum Di Indonesia. Jakarta, 30 Mei 2007. Perihal : Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum
Yudha Pranata. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 2007.