• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA DASAR INDONESIA MERDEKA Makala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA DASAR INDONESIA MERDEKA Makala"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA DASAR INDONESIA MERDEKA

DAN SUMBER SEGALA SUMBER HUKUM

DI INDONESIA DALAM KERANGKA MENUJU

TATANAN DUNIA BARU

YANG ADIL DAN BERADAB

1

Oleh : Hj. Rachmawati Soekarnoputri, SH.

2

MUKADIMAH

Pada Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke VI Tahun 1951, Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno memberikan Amanat kepada Bangsa Indonesia sebagai berikut :

“Dari mempelajari sejarah orang bisa menemukan hukum-hukum yang menguasai kehidupan manusia. Salah satu hukum itu ialah, bahwa tidak ada bangsa bisa menjadi besar dan makmur zonder kerja. Terbukti dalam sejarah segala jaman bahwa kebesaran bangsa dan kemakmuran ialah tidak pernah jatuh gratis dari langit. Kebesaran bangsa dan kemakmuran selalu “Kristalisasi” keringat. Ini adalah hukum yang kita temukan dari mempelajari sejarah.

Bangsa Indonesia tariklah moral dari hukum Proklamasi, bertempat di Museum Nasional, Jakarta 26 Nopember 2011.

2 Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno.

3 Soekarno, Capailah Tata Tentrem Kerta Raharja – Dibawah Bendera Revolusi

(2)

Pengetahuan dan Teknologi telah merubah dunia menjadi lebih Liberal dan Kapitalistik. Dengan tidak bermaksud untuk nostalgia tetapi atas dasar niat dan ikhtiar yang memikul dan terpikul natuur agar pemikiran-pemikiran cemerlang dari Bung Karno bisa menjadi kereta kencana dalam mengantarkan Bangsa Indonesia mencapai cita-cita dan tujuannya dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila juga untuk bangsa-bangsa dunia menuju pada kehidupan yang lebih adil dan beradab.

(3)

negara tetangga atas produk budaya Indonesia, masih cukup lebar kesenjangan sosial, gerakan separatisme daerah yang semuanya bila tidak terkendali bisa berujung terjadinya Disintegrasi Bangsa. Apakah kita akan berdiam diri selaku generasi penerus bangsa yang sudah diwarisi nilai-nilai dan ajaran-ajaran dari para pendiri bangsa terhadap fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah menyentuh sendi?

KANDUNGAN

Indonesia sebagai suatu negara bangsa memiliki sejarah yang unik berbeda dangan bangsa dan Negara lain diseluruh dunia ini. Masyarakatnya yang magis religius kata Prof. Vollenhoven, kekayaan alamnya yang tiada duanya di dunia, kebudayaan, etnik, keyakinan, agama dan bahasa yang beraneka ragam.

Salah satu Putra Bangsa, Ibu Pertiwi Indonesia yang memahami betul kondisi masyarakatnya, apa yang diinginkan rakyatnya dan apa yang diharapkan dan dicita-citakan rakyatnya dan memperjuangkan keinginan, harapan dan cita-cita rakyatnya adalah Bung Karno. Beliau adalah seorang pemikir dan visioner yang mampu menangkap perkembangan dan kemajuan jaman. Pemikiran dan visi untuk bangsa dan kemanusiaan disusun dalam suatu ajaran yang sistematis. Atas perjuangan Bung Karno dan para

(4)

pahlawan-pahlawan bangsa maka Indonesia bisa merdeka. Bung Karno menghendaki bangsanya memiliki harkat dan martabat hidup yang sejajar dengan bangsa-bangsa berdaulat lainnya. Bung Karno memiliki kemauan agar Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdikari, menjadi negara-bangsa yang besar, yang tidak menjiplak, menjadi mercusuar yang gilang gemilang bersinar sendiri.

Mekaji mengenai perjuangan dan pemikiran-pemikiran Bung Karno tidak bisa dilepaskan dengan Indonesia baik dalam pengertian Sejarah, Geograf, Politik, Sosiologi dan Antropologi. Tuhan telah menciptakan pulau dan kepulauan yang laksana untaian zamrud di Khatulistiwa. Wilayah yang terbentang antara ujung Irian di Timur, Pulau Miangas di Utara dan Pulau Rote di Selatan serta Aceh diujung Barat dalam lintasan Sang Kala telah menorehkan riwayat bahwa dari sekumpulan di wilayah tersebut memiliki rasa senasib sepenanggungan karena pernah mengalami penjajahan selama 350 tahun, memiliki kehendak dan tujuan yang sama untuk menjadi bangsa yang merdeka, bermartabat dan berdaulat. Memiliki karakter religius, suka akan persatuan, memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, bermusyawarah dan mencintai keadilan.

(5)

meredup Nusantara berubah menjadi kepingan-kepingan kerajaan kecil. Padahal pada Abad ke 7 selama 700 tahun Bahkan Coedes pernah mengatakan bahwa Sriwijaya, yang beribu-kota di Palembang, mungkin adalah dinasti terlama dalam sejarah umat manusia dan Abad ke 14 selama 300 tahun, bangsa kita telah menjadi nation state yang pengaruh dan kedaulatannya disegani oleh negera-negera di manca negeri. Soekarno sendiri pernah berkata bahwa sebelum terbentuknya NKRI, Nusantara pernah mengalami 2 kali national state, yaitu Sriwijaya dan Majapahit.

Namun karena nilai persatuan melemah maka setelah terjadinya Perang Paragreg, Nusantara mengalami arus balik yang berakibat negeri yang indah permai dan kaya raya kedatangan kekuatan asing dari belahan dunia Eropa yang akhirnya menjalankan Imperialisme dan Kolonialisme. Namun jiwa kepahlawanan bangsa kita belum padam sehingga timbul dan berkobarlah perlawanan dari berbagai daerah yang dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo, Sultan Ageng Tirtayasa, Kapten Pattimura, Sultan Hasanudin, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Diponegoro dan lain-lain.

(6)

Johannes Van Den Bosch mendapat ijin menjalankan kebijakan Cuultur Stelsel diperkenalkan pada tahun (1830 – 1835) dan menjelang 1840 “Sistem Tanam Paksa” sudah merata di Jawa.

Hasil tersebut mampu membuat impas anggaran belanja Pemerintah Kolonial pada 1831. Beberapa tahun kemudian seluruh utang Kumpeni lunas pula dibayar. Negeri Belanda sendiri masih memperoleh

“batig slot,” keuntungan sebanyak 832 juta gulden selama 1831-1877. Jumlah ini adalah 19 persen dari pendapatan Nederland pada 1851.4

Politik Etis atau Politik Balas Budi merupakan kritik terhadap kebijakan politik Sistem Tanam Paksa

(Cuultur Stelsel) yang di pelopori oleh Pieter Broshooft dan C.Th. Van Deventer untuk lebih memperhatikan nasib pribumi yang terbelakang, terbodohkan, tertinggal, dan termelaratkan.

(7)

yang pernah memiliki peradaban luhur, menguasai ilmu pengetahuan.

Timbul dan tumbuhnya benih-benih kesadaran nasional yang dipelopori oleh kaum priyayi terpelajar maka pada 20 Mei 1908 berdirilah Boedi Oetomo sebagai organisasi modern dan untuk menekankan pendidikan rasa kebangsaan agar mencintai bangsa, tanah air dan berjuang untuk kemerdekaan, maka pada tanggal 3 Juli 1922 hari Senin Kliwon Ki Hajar Dewantoro mendirikan National Onderwijs Instituut

Taman Siswa (Perguruan Taman Siswa)

Dalam suasana hiruk pikuk pergerakan kebangsaan untuk memperjuangkan kemerdekaan, sedikit kita flash bakk mengenai bagaimana sejarah dari manusia yang tercipta oleh sejarah dan menciptakan sejarah yang kemudian menjadi Tokoh Sentral Pergerakan Kebangsaan, Penggali Pancasila, Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bapak Bangsa dan Guru Bangsa Bung Karno, nama yang melekat di hati sanubari rakyat dari Soekarno.

(8)

Tjokroaminoto seorang tokoh Sarekat Islam yang punya pengaruh besar dan disegani. Kata Bung Karno dalam

Sukarno : An Autobiohraphy, Cindy Adams, halaman 49 : “I Soaked Up More And More Politiks At Tjokro’s House, The Cookshop Of Nationalism”.

Soekarno pada masa itu sudah menulis banyak artikel di Majalah Utusan Hindia dengan nama samaran Bima. Tulisan-tulisannya menjadi bahan pembicaraan orang di seluruh Hindia-Belanda.

Ketika di HBS (Hoogere Burgere Skhool)

Surabaya, Soekarno sudah sering diramalkan oleh beberapa tokoh pergerakan dan gurunya akan menjadi pemimpin. Bahkan pemimpin besar, pemimpin bangsa. Ramalan tersebut oleh Soekarno disebut “golden propheky.” Profesor Hartagh mengatakan bahwa Soekarno akan menjadi pemimpin dunia, peramal berikutnya Dr. Douwes Dekker Setiabudi mengatakan, “Anak kecil ini akan menjadi penyelamat bangsanya.” Tjokroaminoto pun berpesan kepada seluruh keluarganya pada suatu malam yang sedang diguyur hujan, “Ikutilah anak ini. Ia diutus Allah untuk menjadi Pemimpin Besar. Saya bangga memberinya tempat berteduh dirumah saya. Sedangkan yang mula-mula meramalkan Bung Karno akan menjadi pemimpin adalah Ibunya setelah Soekarno baru saja lahir.

(9)

dengan seorang petani miskin, Bung Karno bertanya kepadanya : Tanah ini siapa pemiliknya? Saya yang memiliki kata petani miskin. Pacul ini siapa yang memiliki? Saya. Segala sesuatu alat-alat ini siapa yang memiliki? Saya. Lantas Bung Karno bertanya kepada Petani Miskin tersebut : namamu siapa? Marhaen. Lantas Bung Karno memberikan nama petani itu kepada teori yang sedang disusun dan dijalankan, yaitu Marhaenisme. Marhaen ini diketemukan oleh Bung Karno di daerah Cigareleng, Bandung, Jawa Barat.

Kemudian Bung Karno dengan Mr. Sartono, Mr. Iskhak Cokroadisuryo, Maskoen, Soepriadinata mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927 yang pada Kongres pertama berubah menjadi Partai Nasional Indonesia dengan strategi Non-Cooperatif dan program utamanya adalah Indonesia Merdeka Sekarang Dijalankan Dengan Segala Cara. Tentu saja penjajah Belanda merasa sangat geram dan berupaya menghancurkan PNI dan Bung Karno.

(10)

Raya Jakarta yang dihadiri oleh Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Borneo, Jong Java, Sekar Rukun, Jong Islaminten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon. Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah tonggak sejarah sebagai hari Lahirnya Bangsa Indonesia dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda yaitu : Bertumpah darah yang satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia, Menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Dalam Kongres Pemuda tersebut disepakati juga bahwa lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan dan Bendera Merah-Putih sebagai Lambang Bendera Nasional.

(11)

Graef (1926-1932) memberikan remisi 2 (dua) tahun penjara. Setelah Bung Karno dibebaskan dari penjara kemudian menulis Risalah Mencapai Indonesia Merdeka maka Pada Bulan Agustus 1933 kembali ditangkap dan atas Hak Istimewa Gubernur Jenderal Hindia-Belanda

(Exorbitante Rekhten) tanpa melalui proses peradilan, Bung Karno diasingkan ke Endeh Flores dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu pada Tahun1937.

Panggung dunia kembali menggelar Perang Dunia II dimana berhadapan antara Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat dan Sekutu dengan Negara-negara AS (Jerman, Jepang dan Italia) memeperebutkan daerah-daerah jajahan untuk mendapatkan bahan mentah industri dan juga atas dasar kepentingan ekonomi dan politik. Perang meluas ke kawasan Pasifk sehingga pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia dan Penjajah Belanda yang sudah ratusan tahun menjajah lari tunggang langgang meninggalkan dan meyerahkan rakyat Indonesia bulat-bulat kepada Pendudukan bala Tentara Jepang.

(12)

1945. Kaisar Tenno Heika tertunduk sedih mendengar laporan hancurnya Nagasaki dan Hiroshima tersebut. Sehingga pada tanggal 14 Agustus 1945, Kaisar memutuskan untuk menyerah kepada Sekutu.

Dengan dilandasi semangat dan jiwa perjungan yang berkobar-kobar untuk menjadi bangsa yang merdeka para pemimpin membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indoensia) dalam pembukaan sidang dan sekaligus sidang yang pertama Ketua Sidang Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat bertanya : “Apa yang akan menjadi Dasar Negara kelak pada saat Indonesia Merdeka?.”

Pada tanggal 1Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya dihadapan anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menjawab pertanyaan Ketua BPUPKI dengan menyampaikan mengenai

Philosofiskhe Grondslag dan Welatanskhauung yang akan mendasari dari negara Indonesia yang hendak didirikan yaitu atas dasar lima prinsip yang kemudian disebut sebagai Pancasila. Pancasila 1 Juni 1945

terdiri dari 1) Kebangsaan Indonesia, 2) Perikemanusiaan atau Internasionalisme, 3) Mufakat atau Demokrasi, 4) Kesejahteraan

Sosial dan 5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Usulan

(13)

seluruh anggota sidang BPUPKI dan di iringi tepuk tangan yang meriah.

Dalam pidatonya Bung Karno menguraikan satu persatu dari tiap-tiap sila. Diawali dengan Dasar pertama Kebangsaan Indonesia; Bung Karno mengkritisi Otto Bauer maupun Ernest Renan sebagai kurang lengkap karena pada saat itu telah mulai berkembang cabang ilmu (wetenskhap) baru yang disebut Geopolitik, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara orang dan tempat dengan berbagai aspeknya dalam kehidupan.

Bung Karno mengatakan :

“orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada dibawah kakinya. Ernest Renan dan Otto Bauer hanya sekedar melihat orangnya. Mereka hanya memikirkan Gemeinskhaft-nya dan perasaan orangnya, L’ame et le desir.”5

Menurut Bung Karno:

“Bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Allah SWT, tinggal di kesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatera sampai ke Irian! Seluruhnya!6

Prinsip Kedua Perikemanusiaan, Bung Karno menyampaikan bahwa :

5 Soekarno, Lahirnya Pankasila, (Jakarta : UPT Ajaran Bung Karno, Universitas

Bung Karno, 2009), hlm. 12.

(14)

“Nasionalisme Indonesia bukanlah Nasionalisme yang sempit, bukan Chauvinisme. Perikemanusiaan atau Internasionalisme bukan Kosmopolitanisme. Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya Nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya Internasionalisme.7

Dasar yang ketiga ialah Mufakat, dasar Perwakilan, dasar Permusyawaratan.

“Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan untuk Negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya tetapi kita mendirikan negara “semua buat semua”, “satu buat semua, semua buat satu.” Syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia ialah Permusyawaratan, Perwakilan. …. Permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat.”8

Prinsip Keempat yang diusulkan Bung Karno yaitu Prinsip Kesejahteraan Sosial.

“Tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Demokrasi Politik-Ekonomi

(Politieke-Ekonomiskhe Demokratie) yang mampu

mendatangkan Keadilan Sosial (Sokial

Rekhtvaardigheid). Bukan Demokrasi

Parlementer (Parlementaire Demokratie) yang hanya bisa memberikan Demokrasi Politik

(Politieke Rekhtvaardigheid). Badan

(15)

Keadilan Politik dan Keadilan Sosial (Politieke Rekhvaardigheid en Sokiale Rekhtvaardigheid).”9

Prinsip yang kelima Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaknya :

“Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukan saja Bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhan-nya sendiri. Hendaknya Negara Indonesia ialah Negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhan-nya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme agama.” Hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan. Marilah kita amalkan agama dengan cara berkeadaban, hormat menghormati satu sama lain.”10

Sebelum Bung Karno menyampaikan pandangannya, memang sudah ada anggota lain yang mengemukakan pikirannya tentang dasar negara, tetapi hanya Bung Karno saja yang secara jelas merumuskan dasar negara yang kemudian disebut Pancasila.

Pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno dalam pidatonya menyampaikan “Philosofiskhe Grodslag” dari pada Indonesia Merdeka adalah fundamen, flsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan Indonesia Merdeka. Pancasila sebagai Dasar

(16)

Negara adalah sebuah dasar falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Weltanskhauung (pandangan atau flosof hidup suatu bangsa) diatas mana kita mendirikan Negara Indonesia Merdeka. Tidak ada weltanskhauung dapat menjelma dengan sendirinya menjadi realitet, menjadi kenyataan jika tidak dengan perjuangan. Dasarnya Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi haruslah Pancasila. Bung Karno berjuang sejak tahun1918 sampai 1945 untuk “weltanskhauung” membentuk Nasionalisme Indonesia, Kebangsaan Indonesia yang hidup dalam Perikemanusiaan; untuk Permufakatan; untuk Kesejahteraan Sosial dan untuk Ketuhanan.

Bung Karno memandang Pancasila dalam praktek kehidupan sebagai Meja Statis dan Leitstar Dinamis. Pancasila sebagai Dasar Statis meletakkan Negara diatas suatu Meja Statis yang dapat mempersatukan semua elemen/unsur/golongan dalam bangsa itu. Pancasila sebagai Leitstar Dinamis memiliki tuntunan dinamis kearah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini. 11

(17)

Pancasila sebagai Ideologi Negara yang memberi tuntunan kearah mana rakyat, bangsa dan negara harus dikelola dan diarahkan dalam perjuangannya untuk mencapai cita-cita kemerdekaannya.

Dengan demikian maka Indonesia memiliki dasar Negara yang kuat karena Philosofiskhe Grondslag dan

Weltanskhauung-nya digali dari nilai-nilai mutiara yang ada dan hidup dari Bumi Pertiwi sendiri, bahkan nilai-nilai tersebut sudah ada dan hidup ribuan tahun.

Sari Pati Pancasila adalah Gotong Royong. Gotong Royong sebagai suatu prinsip yang lebih dinamis daripada kekeluargaan. Gotong Royong adalah memeras keringat bersama, membanting tulang bersama, hasilnya untuk bersama-sama. Amal semua buat kepentingan semua. Keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis Kuntul baris buat kepentingan bersama.

(18)

disebut Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno, (Wakil Ketua) Drs. Moh. Hatta dan anggota Mr. Muhammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. Achmad Soebarjo, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosoeyoso dan Haji Agus Salim merumuskan Pancasila pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian menghasilkan Piagam Djakarta dimana susunan Pancasila menjadi :

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya.

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. 3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan 5) Keadilan Sosial Indonesia.

Namun rumusan tersebut ditolak oleh utusan dari Indonesia Timur yang mayoritas beragama Kristen dan Katholik.

(19)

Timur No. 56 Jakarta. Dengan demikian Bangsa Indonesia telah menjadi Bangsa yang Merdeka terbebas dari belenggu penjajahan yang sudah berabad-abad lamanya.

Sehari kemudian pada tanggal 18 Agusutus 1945 dalam Persidangan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di rumusan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 “axiologikal hierarkhy”-nya berubah. “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam diangkat ke atas menjadi Norma Utama (norma normarum).

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI yang beranggotakan wakil-wakil seluruh Indonesia mengubah rumusan Pancasila dengan mengurangi ‘Tujuh Kata” (“Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya”) dan menambahkan “Tiga Kata” (Yang Maha Esa). Fakta sejarah ini merupakan hasil kompromi para founding fathers dan founding mothers

bahwa mereka memiliki sikap kenegarawanan dan dijiwai oleh rasa untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan meskipun ada perbedaan suku, agama dan budaya.

(20)

akan dibentuk. Secara yuridis formal, tidak ditemukan dasar hukum di dalam UUD 1945 yang ditetapkan oleh PPKI yang menyebut lima unsur yang terkandung dalam alenia ke empat Pembukaan UUD bernama Pancasila. Akan tetapi, telah menjadi kesepakatan bangsa bahwa lima dasar yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dinamakan Pancasila.

Dengan demikian maka Pancasila mampu menjadi Falsafah Bangsa dan juga sebagai identitas nasional yang membedakan dari bangsa lain. Oleh karena itu maka Pancasila adalah sebagai Jatidiri Bangsa. Sehingga mulai dari rakyat sampai penyelenggara negara dan para pemimpin bangsa harus mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

(21)

dan Norma pada ruang lingkup yang paling kecil sekalipun selama berada pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka bersumberkan kepada Pancasila.

Negara Republik Indonesia bukan hanya sekedar sebagai lembaga yang berdasarkan kekuasaan belaka

(Makhtstaat) yang tidak memiliki tujuan yang terukur dan pasti. Kekuasaan sebagai inti dari Negara harus berdasarkan Pancasila agar tidak hanya kekuasaan untuk dirinya sendiri. Negara Pancasila adalah sebuah negara republik yang berkedaulatan rakyat. Kekuasaan yang bersumber dari rakyat merupakan wujud kedaulatan rakyat. Pembukaan UUD 1945 menjadikan kedaulatan rakyat sebagai sumber kekuasaan negara tetapi juga memberikan prasyarat pelaksanaan kedaulatan rakyat.

Hal tersebut dapat kita pahami dalam Pembukaan UUD 1945, alenia ke IV :

“…maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam

(22)

mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

Bung Karno juga telah menyumbangkan Konsep Trisakti kepada Perjuangan Bangsa Indonesia. Trisakti adalah konsekuensi logis Bangsa Indonesia yang sejak lama memperjuangkan kedaulatan tanah air dengan kemampuan sendiri menghadapi usaha-usaha Imperialis yang ingin menghancurkan Indonesia.

“Trisakti itu harus dipenuhi ketiga-tiganya, tidak bisa dipretel-preteli. Tidak ada kedaulatan dalam politik dan kepribadian dalam kebudayaan, bila tidak berkari dalam ekonomi dan sebaliknya! Seluruh minat kita, seluruh jerih payah kita harus kita abdikan kepada pelaksanaan seluruh Trisakti, yang sebenar-benarnya inti daripada perjuangan kita.”12

Jadi Trisakti adalah :

1. Berdaulat Dalam Bidang Politik

Bangsa dan Negara Indonesia tidak bisa didikte oleh siapapun lagi, tidak menggantungkan diri kita kepada siapa-siapa lagi, tidak mengemis-ngemis. Kedaulatan politik ini harus kita tunjang dan tegakkan bersama-sama. Nation Building dan Charakter Building harus diteruskan sehebat-hebatnya demi memperkuat kedaulatan politik itu.

12 Soekarno, Capailah Bintang-Bintang Di Langit (Tahun Beridkari), Pidato

(23)

2. Berdikari Dalam Bidang Ekonomi

Bangsa dan Negara Republik Indonesia harus bersandar pada dana dan tenaga yang memang sudah di tangan kita dan menggunakannya semaksimal-maksimalnya. Indonesia memiliki segala syarat yang diperlukan untuk memecahkan masalah sandang pangan. Alam yang kaya raya dan ethos kerja rakyat kita yang rajin.

3. Berkepribadian Dalam Bidang Kebudayaan

Bukan saja bumi, air dan udara kita kaya raya, juga kebudayaan Bangsa Indonesia kaya raya. Kesusastraan, seni rupa, seni tari, musik kita semuanya kaya raya. Juga untuk membangun kebudayaan baru Indonesia, Indonesia memiliki segala syarat yang diperlukan. Kebudayaan baru itu harus berkepribadian nasional yang kuat dan harus tegas-tegas mengabdi kepada rakyat.

Bila Trisakti ditekankan dalam rangka menggalang kekuaran rakyat didalam negeri, gagasan

Berdikari 1965 ditegakkan dalam rangka menggalang

kekuatan internasional dalam rangka menghadapi “Kapitalisme Internasional” yang dalam perkembangannya telah melahirkan wajah baru, yaitu Neo-Imperialisme dan Neo-Kolonialisme.

(24)

Mungkin seluruh dasawarsa atau seluruh dwi dasawarsa atau seluruh tri dasawarsa yang ada dihadapan kita ini merupakan “Dasawarsa Berdikari.”13

Berdikari 1965 merupakan tahapan lanjut dari penggalangan kekuatan ditingkat internasional untuk menghancurkan Stelsel Imperialisme-Kapitalisme. Sebab terjadinya penindasan dan penghisapan manusia oleh manusia, bangsa oleh bangsa disebabkan oleh praktek-praktek dari Imperialisme dan Kapitalisme tersebut. Dalam era Globalisasi ini wujudnya menjadi

Multi National Coorporation (MNC) dan Trans National Coorporation (TNC).

(25)

tersebut yang dapat menggiring umat manusia dalam jurang kehancuran. Padahal dalam realitasnya tidak demikian.

“Maafkan Lord Russell, akan tetapi saya kira tuan melupakan sesuatu. Saya kira Tuan melupakan adanya lebih dari seribu juta rakyat Asia-Afrika dan mungkin pula Amerika latin yang tidak menganut Ajaran Manifesto Komunis dan

Deklaration Of Independenke”14

Oleh karena itu Bung Karno mengusulkan supaya Pancasila dijadikan sebagai Piagam PBB. Kata Bung Karno:

“Saya yakin bahwa Pancasila akan memungkinkan PBB sejajar dengan perkembangan terakhir dari dunia. Saya yakin bahwa Pancasila akan memungkinkan PBB untuk menghadapi hari kemudian dengan kesegaran dan kepercayaan. Akhirnya saya yakin bahwa diterimanya Pancasila sebagai dasar piagam, akan meyebabkan piagam ini dapat diterima lebih ikhlas oleh semua anggota, baik yang lama maupun yang baru.” 15

Bung Karno dalam Pidato Kenegaraan 17 Agustus 1960 berjudul “Jalannya Revolusi Kita” mempertegas arti, fungsi dan sejarahnya Pancasila.

“Pancasila adalah lebih memenuhi kebutuhan manusia lebih meyelamatkan manusia daripada

14 Soekarno, To Build The World A New - Pidato Presiden Republik

Indonesiadi Sidang Umum Ke-XV PBB, 30 September 1960, (Surabaya : Penerbit Permata, 1961) hlm. 319-320.

(26)

Deklaration of Independenke-nya Amerika atau Manifesto Komunis. Pancasila adalah suatu “pengangkatan ketaraf yang lebih tinggi”, satu

“hogere optrekking” daripada Deklaration of Independenke dan Manifesto Komunis.”16

Kita Bangsa Indonesia melihat Declaration of Indepence yang dicetuskan oleh penanya Thomas Jeferson pada tahun 1776 itu, tidak mengandung keadilan sosial atau sosialisme dan kita melihat bahwa

Manifesto Komunis yang dicetuskan Karl Marx dan Friedrich Engels itu tahun 1848 masih harus disublimir (dipertinggi jiwanya) dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,

Dengan demikian Bung Karno telah secara konsisten berjuang dan melaksanakan Ketiga Kerangka Tujuan Revolusi Indonesia, yaitu:

Kesatu : Pembentukan satu Negara Republik Indonesia yang berbentuk Kesatuan dan Negara-Kebangsaan, yang demokratis, dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke.

Kedua: Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.

Ketiga: Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara didunia terutama sekali dengan negara-negara Asia-Afrika, atas

(27)

dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar kerja sama membentuk satu Dunia yang bersih dari Imperialisme dan Kolonialisme, menuju kepada Perdamaian Dunia yang sempurna.

REFLEKSI KRITIS

1) Bung Karno semenjak muda pada usia 25 tahun sudah menulis, mengajak dan berjuang untuk Persatuan Nasional, sampai akhir hayatnya juga Bung Karno tetap berjuang untuk tetap utuhnya Persatuan Nasional. Pengabdian yang dilandasi akan ketulusan dan keikhlasan serta dengan semangat tanpa mengenal menyerah demi kemerdekaan dan kejayaan atas bangsa, negara dan rakyat yang sangat dicintainya.

2) Bung Karno adalah fgur Pemimpin bangsa, Presiden yang sangat gandrung akan ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu pengetahuan untuk kemajuan bangsa, tanah air, rakyat dan kemanusiaan serta untuk menegakkan kebenaran sehingga Bung Karno mendapatkan gelar 26 Doktor Honoris Causa (HC) dari berbagai disiplin ilmu dan dari berbagai universitas ternama baik dari dalam negeri dan universitas luar negeri berbagai benua. 3) Bahwa Bangsa Indonesia bisa merdeka, bangsa

(28)

Negara yang mampu mempersatukan keragaman etnik, bahasa, keyakinan, agama dan budaya dengan Pancasila, Bangsa Indonesia mampu melahirkan Negara Republik Indonesia sehingga sejajar dan berdaulat dengan Negara dan bangsa lain adalah kita semua tidak bisa memungkiri peran sentral, perjuangan dan pengorbanan dari Bung Karno. Berkaitan dengan hal tersebut dalam kesempatan yang mulia ini saya selaku anak bangsa mengingatkan kepada seluruh peserta Seminar Nasional “Pewarisan Nilai : Pemikiran Tokoh-tokoh Pendiri Bangsa” dan kepada seluruh Bangsa Indonesia yang masih memiliki hati nurani suci, menghormati serta menghargai jasa para pahlawannya agar meletakkan sejarah pada tempat yang sebenarnya, yaitu mencabut TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 yang menyebabkan Bung Karno dicopot dari jabatannya sebagai presiden dan dikenai tahanan rumah sampai akhir hayatnya pada tanggal 21 Juni 1970.

4) Seperti kita ketahui Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 adalah bagian dari strategi Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme untuk menghancurkan Persatuan Nasional yang dibangun Bung Karno.

(29)

hukum dan kebenaran serta merehabilitir nama Bung Karno. Rakyat sendiri sebagai pemegang kedaulatan tidak pernah meragukan apa yang sudah dikerjakan dan diperjuangkan oleh Bung Karno untuk kejayaan Bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adams Cindy. 1965. Sukarno : An Autobiography. The Bobbs-Merrill Company, Inc. United States Of America.

Rahardjo Pamoe dan Islah Gusmian (Penyunting). 2002. Bung Karno dan Pankasila Menuju Revolusi Nasional. Yogyakarta : Galang Press.

Soekarno. 1961. To Build The World A New. Pedoman Untuk Melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat.

Surabaya : Penerbit Permata.

________. 1964. Dibawah Bendera Revolusi Jilid Kedua, Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, 1964.

________. 1965. Capailah Bintang-Bintang Dilangit ! (Tahun Berdikari) Pidato Presiden Soekarno pada Hari Ulang Tahun ke- 20 Kemerdekaan Bangsa Indonesia, 17 Agustus 1965, Cetakan Kedua, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

________. 2009. Lahirnya Pankasila. Jakarta : UPT Ajaran Bung Karno, Universitas Bung Karno.

(30)

RIWAYAT HIDUP

Diah Pramana Rachmawati Soekarnoputri atau lebih akrab dengan nama Hj. Rachmawati Soekarnoputri, S.H., Lahir di Istana Merdeka Jakarta pada tanggal 27 September 1950. Sejak kecil sudah tinggal di Jakarta. Pendidikan : SD Perguruan Cikini, SMP Perguruan Cikini Jakarta, SMA Santa Ursula Jakarta, Fakultas Hukum Universitas Bung Karno.

Referensi

Dokumen terkait