• Tidak ada hasil yang ditemukan

KHUTBAH JUM’AT (6) Memperbaiki Ihsan di Bulan Ramadhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KHUTBAH JUM’AT (6) Memperbaiki Ihsan di Bulan Ramadhan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KHOTBAH JUMAT

Memperbaiki Ihsan di Bulan Ramadhan

درو ,هنننفو ناطيشلا ديك مهنع عفد امب ,ةنملا هدابع ىلع مظعأ ىذلا ه دمحلا ,ه دمحلا

,ةنننجلا باوننبأ هننب مهل حتفو ,ةنننجو هننئايلوو انننصح موننصلا لننعج ذإ ,هنننظ بيخو هننلمأ

سفنلا حبننصت اننهعمقب نإو ةنكتننسملا تاوهننشلا مهبوننلق ىلإ ناطيشلا ةليسو نأ مهفرعو

َل ُهَد ننْح َو ُا ّلإإ َهننَلإإ َل ْنَأ ُدَه ْننشَأ ,ةنننملا ةننيوق اهمننصخ مصق ىف ةكوشلا ةرهاظ ةنئمطملا

ىعادننلا ُهُل ْو ُننس َر َو ُهُدننْبَع اًدّم َحُم اندّي َننس ّنَأ ُدَه ْننشَأ َو ,ماننحزلا موننيل اهرخدأ َةَداهش ُهَل َكْي إرَش

هننإلآ ىلَعو إدننّم َحُم َكإل ْو ُننس َر َو َكإدننْبَع ىَلع ْمّل ّننسو ّل َننص ّمهللا .ممننسلا راد ىلإ هننلعفو هننلوقب

إل ننْعإفإب ىَلاننَعَت إا اوننُقّتا ُساّنلا اننَهّيَأ اننَيف ,ُد ننْعب اّمأ .إمَمّظلا إحْيإبا َننصَم َو إماننَنَوا إةاَدننُه إهإباَحْصأو

ممسب مكبر ةنج اولخدت إماَثاَوا إك ْرَت َو إتاَعاّطلا

Ada tiga aspek kehidupan yang menghbungkan seorang muslim dengan Allah swt. Ketiganya adalah dalam Islam, Iman dan Ihsan. Sebagaimana diterangkan oleh sebuah hadits panjang sebagai berikut:

(2)

ْمُكُمّلَعُي ْمُكاَنتَأ ُلْي إرْبإج ُهّنإإَف َلاَق . َمَل ْعَأ ُهُل ْوُس َر َو ُا : ُتْلُق ؟ إلإئاّسلا إنَم ي إر ْدَتَأ َرَمُع اَي : َلاَق

ملسم هاور )ْمُكَنْيإد

Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Juma’ah Rahimakumullah

Dalam kesempatan ini khatib hendak mengajak diri dan kita semua membicarakan tentang ihsan. Demikian karena ihsan adalah hal penting dalam kehidupan seorang muslim, tetapi jarang sekali diperhatikan dibanding dengan Islam dan Iman.

(3)

Sedangkan iman sesunguhnya tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan Islam. Jika Islam merupakan kegiatan lahiriyah, maka iman merupakan kandungan yang terdapat dalam kehiatan tersebut. Jika Islam diibaratkan sebagai balon udara, maka iman adalah udaranya. Begitupula dalam puasa. Jika menahan lapar, dahaga, nafsu merupakan tindakan riil dalam berpuasa, maka beritikad bahwa apa yang kita lakukan merupakan perintah Allah yang haq dan jalan menuju ridha-Nya itulah iman.

Karena itu membicarakan iman secara otomatis akan menggandeng islam pula. karena iman sebagaimana didefinisikan para ulama sebagai pembenaran dengan hati, ucapan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Bukankah amalan dengan anggota badan adalah Islam? Oleh karena itu dapat bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah

Itulah keterangan tentang Islam, Iman dan hubungannya dengan berpuasa lantas bagaimanakah hubungan ihsan dengan puasa? Sesungguhnya jika kita sejenak mau berpikir lebih dalam tentang ihsan sebagaimana diterangkan dalam hadits di atas yang bunyinya:

َكا َرَي ُهّنإإَف ُهاَرَت ْنُكَت ْمَل ْنإإَف ُهاَرَت َكّنَأَك َا َدُبْعَت ْنَأ :َلاَق ،إناَس ْحإلْا إنَع يإن ْرإب ْخَأَف َلاَق

Kemudian dia (lelaki itu) berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu Rasulullah saw bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .

Dan menghubungkannya dengan hadits puasa yang diriwayatkan Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:

: ّلَج َو ّزَع ُ ّا َلاَق ، ٍفْع إض ةَئاإمعْبَس ىَلإإ اَهإلاَثاْمَأ ُرْشَع ُةَنَسَحْلا ُفَعاَضُي َمَدآ إنْبا إلَمَع ّلُك

إهإب ي إز ْجَأ اَنَأ َو يإل ُهّنإإَف َم ْوّصلا ّلإإ

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."

Maka kita akan menemukan benang merah yang memudahkan kita belajar memperbaiki ihsan kita dalam ibadah puasa. Bagaimana bisa?

(4)

Bila kita cermati, pada akhir hadits kedua Allah swt sendiri mengatakan dengan gambalang bahwa tentang pahala puasa adalah urusanku, tidak dapat dihitung dan dikira-kira sebagaimana pahala ibadah lain.

Hadits ini sebenarnya telah menelaskan kepada kita bahwa siapapun yang sedang puasa, senantiasa berada dibawah pengawasan-Nya. Allah senantiasa melihat polah tingkah seorang yang berpuasa. Apakah benar dia tidak minum ketika seorang diri? Apakah dia tidak makan di dalam mobil pribadinya? Semua ada dalam pantuan-Nya. Karena itulah puasa adalah urusan pribadi dengan Allah, bukan dengan keluarga ataupun yang lainnya. Bisa saja dia berlaku seolah puasa di depan keluarga dan karyawannya, tetapi tidak bisa pura-pura di hadapan Allah swt.

Ini berarti konsep puasa sebagaimana kita fahami bersama sejalan dengan konsep ihsan yang berbunyi “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” jika kita tidak dapat melihat Allah karena kondisi kita sebagai yang belum suci dari najis dosa dan maksiat, yakinlah bahwa Allah senantiasa melihat kita. Iniah tingkatan ihsan yang kedua tingkatan terendah yang oleh para sufi disebut dengan muraqabah merasa diri diawasi oleh Allah. Masyallah sungguh dahsyat sekali posisi seorang muslim apabila selalu merasa di awasi Allah swt dalam semua lakunya, tidak hanya yang berhubungan dengan batalnya puasa tetapi kesemua amal manusia. Pastilah tidak akan ada orang korupsi, pastilah tidak ada pencuri, pastilah tidak ada maksiat. Karena selalu merasa yakin Allah swt mengawasi dan melihat semua yang kita lakukan.

Inilah yang khatib maksud dengan meningkatkan kwalitas ihsan, hendaknya ihsan tidak hanya diterapkan pada hal-hal yang membatalkan puasa, tetapi kesemua laku tindakan keseharian. Insyallah ketika tingkat muraqabah telah kita capai, semoga Allah swt menghadiahi kita tingkat musyahadah, yaitu tingkatan ihsan tertinggi yaitu apabila engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. amien

Demikianlah sedikit isi khotbah kali ini semoga bermanfaat untuk diri khotib pribadi dan juga para jama’ah pada umunya. Semoga Allah memberikan kemampuan kepada kita semua berada dalam kondisi muraqabah secara istiqamah agar selanjutnya mendapat hadiah dari-Nya posisi musyahadah.

(5)

ْلَا

َل ُهَد ْح َو ُا َو ُا ّلِا َهَلِا َل ْنَا ُدَهْشَا َو .ِهِناَنِتْمِا َو ِهِقْيِف ْوَت َىلَع ُهَل ُرْكّشلا َو ِهِناَس ْحِا َىلَع ِل ُدْمَح

اَنِدّيَس ىَلَع ّلَص ّمُهللا .ِهِنا َو ْض ِر َىلِا ىِعاّدلا ُهُل ْوُسَر َو ُهُدْبَع اًدّمَحُم اَنَدّيَس ّنَا ُدَهْشَا َو ُهَل َكْي ِرَش

َرَََمَا اَََمْيِف َااوُقّتِا ُساّنلا اَََهّيَا َاََيَف ُدََْعَب اّمَا اًرْيثََِك اًمْيِل ََْسَت ْمّل َََس َو ِهِباَح ََْصَا َو ِهََِلَا ىَلَعِو ٍدّمَحُم

َلاَََق َو ِه ََِس ْدُقِب ِهََِتَكِئ َمِب ىَنََََث َو ِه ََِسْفَنِب ِهََْيِف َأَدَب ٍرْمَاِب ْمُكَرَمَا ّا ّنَا ا ْوُمَلْعا َو ىَهَن اّمَع ا ْوُهَتْنا َو

.اًمْيِل َْسَت ا ْوُمّل ََس َو ِهَْيَلَع ا ْوّل ََص ا ْوُنَمآ َنْيِذّلا اَهّيَا آي ىِبّنلا َىلَع َن ْوّلَصُي ُهَتَكِئ َم َو َا ّنِا ىَلَاعَت

َكِئآيِبْنَا ىَلَع َو ٍدّمَحُم َانِدّي َََس ِلآ ىَلَع َو ْمّل َََس َو ِهََْيَلَع ُا ىّل َََص ٍدّمَحُم اَنِدّي َََس ىَلَع ّل َََص ّمُهللا

ىِلَع َو ناَََمْثُع َورَمُع َو ٍرْكَب ىِبَا َنْيِدِشاّرلا َِءاَفَلُخلْا ِنَع ّمُهّللا َض ْرا َو َنْيِبّرَقُملْا ِةَكِئ َم َو َكِلُسُر َو

ْمُهَعَم اّنَع َض ْرا َو ِنْيّدََلا ِم ْوَيىَََلِا ٍنا َََس ْحِاِب ْمُهَل َنْيِعِباّتلا يِعِباَََت َو َنْيِعِباّتلا َو ِةَباَحّصلا ِةّيِقَب ْنَع َو

َنْيِمِحاّرلا َم َح ْرَا اَي َكِتَم ْح َرِب

Referensi

Dokumen terkait