• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida pada staf wanita Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi Body Mass Index (BMI) dan abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida pada staf wanita Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN ABDOMINAL SKINFOLD THICKNESS TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA

PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Fransischa Soembarwati Poerwowidjojo

NIM : 088114054

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN ABDOMINAL SKINFOLD THICKNESS TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA

PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Fransischa Soembarwati Poerwowidjojo

NIM : 088114054

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)
(5)

iv

!"

!! !

Kupersembahkan karya ini untuk :

Kupersembahkan karya ini untuk :

Kupersembahkan karya ini untuk :

Kupersembahkan karya ini untuk :

Bapa, Yesus Kristus, Pribadi yang memberikan kasih yang terindah

Bapa, Yesus Kristus, Pribadi yang memberikan kasih yang terindah

Bapa, Yesus Kristus, Pribadi yang memberikan kasih yang terindah

Bapa, Yesus Kristus, Pribadi yang memberikan kasih yang terindah

dan iman tanpa batas

dan iman tanpa batas

dan iman tanpa batas

dan iman tanpa batas

Bapak dan Ibu sebagai sosok terkuat dan terlembut

Bapak dan Ibu sebagai sosok terkuat dan terlembut

Bapak dan Ibu sebagai sosok terkuat dan terlembut

Bapak dan Ibu sebagai sosok terkuat dan terlembut

yang

yang

yang

yang menjadi penopang

menjadi penopang

menjadi penopang

menjadi penopang

Kekasihku

dan Almamaterku

lmamaterku

lmamaterku

lmamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)
(7)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

vii PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

kelimpahan berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold

Thickness terhadap Kadar Trigliserida pada Staf Wanita Universitas Sanata

Dharma” ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung yang berupa materil, moral, mauppun spiritual. Oleh karena itu

penulis menghaturan terimakasih ang sebesar-besarnya kepada :

1. Laboratorium Parahita yang telah membantu peneliti dalam pengukuran

profil lipid dalam darah.

2. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yag menyedakan tempat

serta perlengkapan pelaksanaan penelitian.

3. Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini

4. Ibu dr. Fenty, M.Kes. Sp.PK selaku pembimbing atas bimbingann, arahan,

saran, serta dukungannya yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt atas kesediaan menguji dan

(9)

viii

6. Ibu Phebe hendra M.Si., Ph.D., Apt., atas kesediaan menguji dan

memberikan masukan yang berharga bagi penulis.

7. Y. Agung Santoso, S.Psi., MA yang telah banya membantu dalam

pengolahan data statistik.

8. Bapak Djationo Djojo Pawiro dan Ibu Viranna Purwaningsih terkasih yang

telah memberikan limpahan kasih, pengorbanan dan doa kepada penulis

9. Frederik Jacob de Fretes atas dukungan, dorongan, semangat dan cintanya.

10. Prisma Andini Mukti, Natalia Endah Utami, Marcella Pradita, Agatha Novita

Hayuningtyas, Caroline Ester Daat, Fatrisia Vivi, Sisca Devi, Gary

Ranteta’dung, Pika dan Desi Natalia yang merupakan rekan peneliti dalam

penelitian ini, yang telah membantu peneliti dalam penelitinan serta

bersama-sama dalam suka dan duka menjalankan penelitian

11. Elisabeth Dea Gretha, serta teman-temana FKK-A dan teman-teman lain

yang telah memberikan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu

peneulis mengharapkan segla kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan di kemudian hari.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

(11)

x BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antropometri ... 11

1. Definisi... 11

2. Body Mass Index ... 11

3. Skinfold Thickness ... 13

a. Abdominal Skinfold Thickness ... 14

B. Trigliserida ... 17

C. Landasan teori ... 20

D. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 23

B. Variabel Penelitian ... 24

4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengukuran ... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

xi

5. Pengukuran Parameter ... 33

6. Pengolahan Data ... 34

7. Teknik Ananlisis Data Statistik... 34

8. Pembagian Hasil Pemeriksaan ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 36

1. Usia ... 37

2. Body Mass Index ... 38

3. Abdominal Skinfold Thickness ... 39

4. Trigliserida ... 40

B. Perbandingan Body Mass Index, Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar Trigliserida ... 41

1. Perbandingan Body Mass Index <23 kg/m2 dan Body Mass Index ≥23 kg/m2 terhadap Kadar Trigliserida ... 42

2. Perbandingan Abdominal Skinfold Thickness <14,5 mm dan ≥14,5 mm terhadap kadar Trigliserida ... 45

C. Korelasi Body Mass Index dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar Trigliserida ... 47

1. Korelasi Body Mass Index terhadap Kadar Trigliserida ... 47

(13)

xii BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 60

BIOGRAFI PENULIS ... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi Internasional BMI pada Orang Asia ... 12

Tabel II Klasifikasi Trigliserida ... 18

Tabel III Karakteristik Responden ... 37

Tabel IV Hasil Analisis Mann-Whitney

Body Mass Index………... 43

Tabel V Hasil Analisis Analisis Mann-Whitney Abdominal

Skinfold Thickness ... 46

Tabel VI Korelasi antara Body Mass Index

terhadap Kadar Trigliserida ... 47

Tabel VII Korelasi antara Abdominal Skinfold Thickness

(15)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran Tinggi Badan ... 12

Gambar 2 Pengukuran Berat Badan ... 12

Gambar 3 Pengukuran Abdominal Skinfold Thicknes ... 14

Gambar 4 Skema Jumlah Responden ... 27

Gambar 5 Histogram Usia ... 38

Gambar 6 Histogram Body Mass Index ... 39

Gambar 7 Histogram Abdominal Skinfold Thickness ... 40

Gambar 8 Histogram Kadar Trigliserida ... 41

Gambar 9 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kadar Trigliserida ... 48

Gambar 10 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap Trigliserida ... 52

Gambar 11 Timbangan Berat Badan ... 77

Gambar 12 Skinfold Caliper ... 77

Gambar 13 Kalibrasi Skinfold Caliper ... 77

Gambar 14 Stature Meter ... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 61

Lampiran 2 Surat Permohonan Ethical Clearence ... 62

Lampiran 3 Ethical Clearence ... 63

Lampiran 4 Informed Consent ... 64

Lampiran 5 Surat Permohonan Peminjaman Ruangan ... 65

Lampiran 6 Surat Peminjaman Ruangan ... 66

Lampiran 7 Form Data Responden ... 67

Lampiran 8 Leaflet ... 68

Lampiran 9 Data Validasi Alat ... 70

Lampiran 10 Prosedur Pemeriksaan Trigliserida ... 71

Lampiran 11 Foto Instrumen Penelitian ... 77

(17)

xvi

INTISARI

Antropometri merupakan pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia. Parameter antropometri yang digunakan adalah

body mass index (BMI) dan abdominal skinfold thickness. Trigliserida adalah lemak yang disimpan sebagai cadangan energi yang berasal dari makanan. Individu yang mengalami peningkatan BMI dan abdominal skinfold thickness akan disertai peningkatan kadar trigliserida, sehingga pengukuran BMI dan

abdominal skinfold thickness dapat digunakan sebagai deteksi dini peningkatan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara BMI dan abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida.

Penelitian ini termasuk observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Responden merupakan 57 orang staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, rentang usia 30-50 tahun, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta bersedia menjadi responden. Parameter pengukuran yang digunakan adalah tinggi badan dan berat badan yang digunakan untuk menghitung BMI serta

abdominal skinfold thickness dan kadar trigliserida. Analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%

Korelasi BMI terhadap kadar trigliserida merupakan korelasi positif bermakna dengan kekuatan sedang (r=0,444; p=0,001), sedangkan korelasi

abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida merupakan korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah (r=0,375; p=0,004).

Kata kunci : Antropometri, body mass index, abdominal skinfold thickness, kadar trigliserida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

xvii

ABSTRACT

Anthropometry is a measurement of the variations in physical dimensions and composition of human body. Anthropometric parameters in this research are body mass index (BMI) and abdominal skinfold thickness. Both parameters are useful for assessing obesity status. Triglycerides are fats where stored in adipose tissue as a source of energy derived from food. Someone who are obese tend to have high levels of triglycerides. Measurement of BMI and abdominal skinfold thickness can be used as early detection of elevated triglycerides level. This study aims to see the correlation between BMI and abdominal skinfold thickness on levels of triglycerides.

This Study is an observational analytic study with cross sectional design. Sampling technique is non-random and purposive. Respondents are 57 female staff of Sanata Dharma University Yogyakarta, 30-50 years old, fulfill to inclusion and exclusion criteria, as well as willing to be respondents. Measurement parameters used were height and weight used to calculate BMI, abdominal skinfold thickness end level of triglyceride.Analysis using the Kolmogorov-Smirnov normality test and Spearman correlation with 95% confidece levels.

Based on statistical analysis, Correlation between BMI to triglyceride levels have a positive and moderate fervency (r=0,444; p=0,001), whereas correlation between abdominal skinfold thickness to triglyceride levels is a significant positive correlation with the weak ones (r=0.375; p=0.004).

(19)

1

Bab I PENGANTAR A. Latar Belakang

Antropometri merupakan salah satu metode untuk mengukur status gizi

masyarakat luas. Antropometri berasal dari akar kata antropos yang berarti tubuh

dan metros yang berarti ukuran, maka secara harfiah antropometri berarti ukuran

tubuh. Antropometri didefinisikan sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik

dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang

berbeda. Pengukuran antropometri terdiri dari dua tipe yaitu pertumbuhan dan

ukuran komposisi tubuh yang terbagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan

massa tubuh yang bebas lemak. Antropometri secara umum digunakan dalam

evaluasi dan prediksi yang efisien terhadap kesehatan, tingkatan gizi seseorang,

status sosial dan ekonomi seseorang dalam masyarakat. Manfaat pengukuran

antropometri bisa digunakan untuk berbagai tujuan tergantung indikator yang

diukur, misalnya pada body mass index (BMI) dapat digunakan untuk melihat

status gizi seseorang (Cogill, 2001; Narendra and Moersintowatri, 2004).

Body mass index merupakan indeks yang secara umum digunakan untuk

mengklasifikasikan seseorang dalam kelompok kekurangan berat badan,

kelebihan berat badan maupun obesitas. Rumus perhitungan BMI adalah dengan

membagi antara berat badan dalam kilogram dan kuadrat tinggi badan dalam

meter. Seorang Asia yang mempunyai BMI ≥ 23 kg/m2 dikategorikan dalam klasifikasi overweight dan mempunyai risiko untuk mengalami obesitas (World

Health Organization, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

Pengukuran BMI tetap mempunyai korelasi positif terhadap dengan lemak

tubuh, namun dengan pengukuran BMI saja belum bisa menggambarkan

komposisi lemak tubuh secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mempengaruhi

komposisi lemak tubuh adalah aktifitas seseorang, misalnya jika dibandingkan

BMI seorang atlet sama dengan BMI non-atlet namun terdapat perbedaan pada

massa lemak dari kedua orang tersebut, oleh karena itu massa lemak seesorang

dapat ditentukan dengan parameter lain yaitu skinfold thickness (Rexhepi and

Bevtroci, 2010). Menurut Lupash (2009), skinfold thickness merupakan indikator

dari keberadaan dan jumlah jaringan adiposa subkutan. Jaringan adiposa subkutan

adalah jaringan adiposa yang berada di bawah kulit. Parameter ini dapat diukur

menggunakan caliper (cit., Rexhepi and Bevtroci, 2010).

Pengukuran skinfold thickness merupakan parameter lain yang umum

digunakan untuk mengetahui komposisi lemak tubuh dengan kombinasi berat

badan dan tinggi badan seperti layaknya BMI. Lekukan kulit yang dipakai untuk

mengukur skinfold thickness berguna untuk melihat jumlah jaringan adiposa

subkutan. Metode ini sangat aplikatif dan umum digunakan karena dapat

mengukur lemak tubuh secara langsung (Moyad, 2004).

Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan menggunakan skinfold

caliper. Alat ini digunakan untuk mengukur lemak subkutan pada daerah

ekstremitas dan batang tubuh. Dasar pemikiran yang digunakan dalam

pengukuran ini adalah bahwa 50% lemak tubuh total terdapat di subkutan.

Pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan dengan menggunakan tiga sampai

(21)

tricep, bicep, subscapular, abdominal, gluteo, femoral, dan suprailliac.

Pengukuran skinfold thickness pada semua usia berkorelasi dengan persen lemak

tubuh dengan r = 0,8 dan berkorelasi dengan lemak subkutan dengan r = 0,75

(Budiman, 2008).

Penelitian mengenai pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap distribusi

jaringan lemak menyatakan bahwa distribusi lemak subkutan abdominal pada

wanita lebih banyak dibandingkan pria. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya

perbedaan bermakna pada pengukuran lingkar pinggang yang dilakukan pada

responden wanita dan pria. Hal lain yang dinyatakan dalam penelitian ini adalah

bahwa lemak subkutan yang berada pada daerah abdominal pada wanita lebih

banyak daripada pria. Hal ini dinyatakan dengan adanya data berbeda bermakna

pada pengukuran lemak subkutan abdominal pada wanita dan pria (Kuk, SoJung,

Heymsfield, Ross, 2005). Pengukuran lemak subkutan pada abdominal memiliki

tingkat kesalahan yang paling kecil jika dibandingkan dengan 14 pengukuran pada

anatomi lain (Demura and Sato, 2007).

Seseorang yang mengalami obesitas akan meningkatkan faktor risiko

penyakit, diantaranya penyakit kardiovaskular, diabetes melitus serta gangguan

pernafasan. Orang dewasa khususnya yang mengalami obesitas akan

meningkatkan faktor risiko penyakit jantung koroner dan diabetes melitus tipe II.

Obesitas merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit (related co–morbidity)

antara lain diabetes melitus , dislipidemia, dan hipertensi yang akan menimbulkan

peningkatan morbiditas penyakit jantung koroner (Hariadi and Ali, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

Obesitas sentral atau yang dikenal juga dengan obesitas abdominal

merupakan salah satu penyebab utama terjadinya sindrom metabolik. Obesitas

sentral dapat berpengaruh pada terjadinya hipertensi, hiperkolesterolemia, dan

hiperglikemia. Hal ini diakibatkan oleh sel adiposa yang mensekresikan sitokin

dan molekul lain yang menyebabkan terjadinya inflamasi dan resistensi insulin

(Petrucelli, 2008).

Penelitian mengenai korelasi antara obesitas sentral dengan kadar

adiponektin menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara keduanya.

Adiponektin adalah protein spesifik yang disekresikan oleh jaringan lemak yang

bersifat antiaterogenik. Adiponektin berfungsi untuk menekan penempelan

leukosit pada endotel sehingga menghambat perkembangan aterogenesis. Protein

ini bekerja dengan cara menghambat rangsangan Tumor Necrosing Factor (TNF)

pada endotel untuk mengekspresikan molekul adesi. Hubungan negatif pada

penelitian ini berarti semakin besar nilai obesitas sentral, maka semakin sedikit

kadar adiponektin dalam darah. Kadar adiponektin yang kecil dalam darah akan

membuka kemungkinan yang besar untuk timbulnya penyakit jantung koroner.

Penelitian ini dilakukan pada subyek lansia pria dan wanita. Hasil yang

didapatkan adalah semakin parah penyakit jantung koroner seseorang semakin

kecil kadar adiponektin yang terkandung dalam darah subyek tersebut. Pada

subyek dengan penyakit infark miokard akut (kadar adiponektin = 3,32 µg/dL)

dibandingkan dengan penyakit angina stabil (kadar adiponektin = 7,85 µg/dL)

(23)

penelitian ini adalah bahwa obesitas sentral berhubungan erat dengan adanya

kadar kolesterol (Aryana, Kuswardhani, Swastika, Santoso, 2005).

Obesitas utamanya ditandai dengan adanya kelainan pada fraksi lipid

dalam plasma utamanya ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol total,

kolesterol low density lipoprotein (LDL), trigliserida serta penurunan High

Density lipoprotein (HDL). Kelainan metabolisme lipid dikenal dengan

dislipidemia. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh pada terjadinya aterosklerosis

dan berkaitan antara satu faktor dengan faktor yang lainnya. Penelitian National

Heart and Nutritionl Examination Survey mendapatkan data yang berasal dari

sampel yang diambil secara acak pada orang dewasa di Amerika dengan variabel

usia dan status sosial ekonomi bahwa terjadi kenaikan kadar trigliserida pada

wanita dan pria yang mangalami obesitas (Howard, Ruotolo, David, Robbins,

2003; Anwar, 2004). Obesitas secara umum dapat diukur menggunakan

parameter BMI dan khususnya obesitas sentral yang diukur menggunakan skinfold

thickness lebih menggambarkan distribusi lemak tubuh pada daerah abdomen.

Obesitas sentral menjadi salah satu faktor risiko beberapa masalah kesehatan

diantaranya adalah sindrom metabolik yang menjadi faktor risiko terjadinya

penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular telah menjadi salah satu

masalah penting bagi kesehatan masyarakat Indonesia dan merupakan penyebab

kematian yang utama. Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007

menyatakan bahwa prevalensi penyakit kardiovaskular secara nasional adalah

7,2% (Delima, 2009). Hasil Penelitian yang dilakukan di Pusat Jantung Nasional

Harapan Kita dan lima rumah sakit lain di Indonesia tahun 2006 menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

bahwa angka kematian karena penyakit kardiovaskular di rumah sakit adalah

6-12% sedangkan kejadian re-hospitalisasi sebesar 29% (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2011).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anastasia (2010) menyatakan

bahwa terdapat korelasi positif dengan kekuatan lemah pada BMI dan triceps

skinfold thickness terhadap kadar trigliserida dengan koefisien korelasi secara

berturut-turut adalah 0,389 dan 0,320 dengan responden adalah staf pria

Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti melakukan

penelitian untuk melihat korelasi antara BMI dan abdominal skinfold thickness

terhadap kadar trigliserida pada wanita.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian yang

merupakan penelitian payung mengenai korelasi parameter antropometri terhadap

profil lipid, kadar hs-CRP, glukosa darah dan tekanan darah sebagai prediktor

penyakit kardiovaskular pada staf wanita di Universitas Sanata Dharma. Penulis

sendiri mempunyai cakupan pada penelitian payung ini adalah korelasi BMI dan

abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida sebagai prediktor

penyakit kardiovaskular pada staf wanita di Universitas Sanata Dharma.

1. Perumusan Masalah

Apakah terdapat korelasi antara BMI dan abdominal skinfold thickness

(25)

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi terdapat beberapa penelitian yang

terkait dengan BMI, abdominal skinfold thickness dan kadar trigliserida dalam

darah yang dapat digunakan sebagai indikator obesitas dan deteksi dini pada

penyakit kardiovaskular, antara lain :

a. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness

Terhadap Rasio Kadar Trigliserida”(Anastasia, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara BMI dan triceps

skifold thickness pada pria. Hasil pengujian karateristik diperoleh

umur dan BMI terdistribusi secara normal (p=0,197 dan p=0,200),

Tricep skinfold thickness dan trigliserida tidak terdistribusi normal

(p=0,000 dan p=0,000). Korelasi BMI dan Tricep skinfold thickness

terhadap trigliserida adalah korelasi positif yang bermakna dengan

kekuatan lemah, nilai r berturut-turut adalah 0,389 dan 0,0320.

Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu adalah responden yang

digunakan oleh peneliti adalah wanita.

b. “Korelasi Antara Obesitas Sentral Dengan Adiponektin Pada Lansia

Dengan Penyakit Jantung Koroner” (Aryana, et al., 2005)

Hubungan antara lingkar pinggang dan kadar adiponektin dalam darah

adalah hubungan negatif. Hal ini berarti semakin besar lingkar

pinggang, maka semakin kecil kadar adiponektin dalam darah. Hasil

yang didapatkan pada pasien geriatri yang mengalami infark miokard

akut (3,32 µg/dL) memiliki adiponektin lebih rendah (berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

bermakna) dibandingkan dengan pasien geriatri yang menderita angina

stabil (7,85 µg/dL) dengan p = 0,011 dan tingkat kepercayaan 95%.

Lingkar pinggang berkorelasi negatif dengan log kadar adiponektin

dalam darah ( R = -0,663). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan responden wanita sehat usia 30-50 tahun.

c. “Hubungan Persentase Lemak Tubuh dan Indeks Massa Tubuh

dengan Kadar Trigliserida Darah pada Wanita Menopause (Studi di

Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Kota

Semarang)” (Setyandri, 2009).

Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional dengan responden 44

wanita menopause. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan

antara persentase lemak tubuh dan indeks massa tubuh dengan kadar

trigliserida darah baik sebelum maupun setelah dikontrol. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah semakin tinggi persentase lemak tubuh dan

indeks massa tubuh maka semakin tinggi pula kadar trigliserida pada

wanita menopause. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah responden yang digunakan oleh

peneliti adalah wanita premenopause usia 30-50 tahun.

d. “Relationship between Body Mass Index, Lipid and Homocysteine

Level in University Student” (Sanlier and Yabanci, 2007).

Penelitian ini dilakukan pada 172 pria dan 183 wanita dan menyatakan

bahwa terdapat korelasi signifikan antara body mass index dan triceps

(27)

melakukan penelitian pada pengukuran abdominal skinfold thickness

dan responden adalah wanita usia 30-50 tahun.

e. “Relation of Body Mass Index and Skinfold Thicknesses to

Cardiovascular Disease Risk Factors in Children: The Bogalusa Heart

Study”(Freedman, Katzmarzyk, Dietz, Srinivasan, Berenson, 2009).

Penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi yang bermakna

antara BMI dengan risiko penyakit kardiovaskular pada anak-anak

dengan p<0,001 dan memiliki kekuatan korelasi yang sedang dengan

nilai r=0,50. Responden yang digunakan peneliti adalah wanita dewasa

dengan usia 30-50 tahun.

3. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai korelasi BMI

dan abdominal skinfold thickness dengan kadar trigliserida pada wanita

dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Manfaat praktis

Pengukuran BMI dan abdominal skinfold thickness diharapkan mampu

memberikan gambaran awal kadar trigliserida dalam darah. Pengukuran

BMI dan skinfold thickness merupakan salah satu pengukuran antropometri

yang mudah, praktis, dan murah serta dapat dilakukan oleh segala lapisan

masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

B. Tujuan Penelitian

Memperoleh informasi adanya korelasi antara BMI dan abdominal skinfold

thickness terhadap kadar trigliserida pada staf wanita sehat di Universitas Sanata

(29)

11

Bab II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri

Antropometri merupakan salah satu metode untuk mengukur status gizi

masyarakat yang sangat luas. Antropometri berasal dari akar kata antropos yang

berarti tubuh dan metros yang berarti ukuran, maka secara harfiah antropometri

berarti ukuran tubuh. Antropometri didefinisikan sebagai pengukuran pada variasi

dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat

nutrisi yang berbeda. Antropometri adalah studi tentang pengukuran tubuh

manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak). Pengertian

yang tepat tentang penggunaan metode antropometri ini dapat digunakan untuk

mengevaluasi perubahan yang terjadi pada suatu populasi pada periode waktu

tertentu (Cogill, 2003; Narendra, 2004).

1. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index (BMI) adalah rasio berat badan terhadap tinggi badan

yang dihitung dengan cara membagi berat badan dalam satuan kilogram dengan

tinggi badan dalam satuan meter persegi (kg/m2). Body Mass Index merupakan parameter yang cepat dan mudah yang dipakai untuk mengklasifikasikan obesitas.

World Health Organization menyatakan bahwa BMI adalah indeks berat badan

terhadap tinggi badan yang biasanya digunakan untuk mengklasifikasikan

individu yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Body Mass Index

secara umum digunakan untuk mengukur level berat badan sebuah populasi

dengan variabel jenis kelamin yang sama (WHO, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

Menurut WHO (2006), BMI merupakan indeks sederhana antara berat

badan dan tinggi badan. Indeks ini digunakan untuk menggolongkan individu

dalam populasi dalam klasifikasi kekurangan berat badan, normal, kelebihan berat

badan dan obesitas. Perhitungan BMI dapat dituliskan dengan persamaan berikut :

(WHO, 2006).

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan

Gambar 2. Pengukuran Berat Badan

Tabel I. Klasifikasi Internasional BMI pada Orang Asia(WHO, 2000) Klasifikasi BMI BMI (kg/m2) Underweight <18,5

Normal 18,5-22,9

Overweight

- Risiko obesitas

- Obesitas kelas I

- Obesitas kelas II

≥23 23-24,9 25-29,9

(31)

2. Skinfold Thickness

Tebal lipatan kulit atau skinfold thickness adalah pengukuran jaringan

adiposa subkutan pada berbagai bagian tubuh misalnya tricep, subscapular, bicep,

abdominal, suprailliac dan lain-lain. Lipatan kulit adalah tebal kulit yang

dikumpulkan dengan menarik kulit dan jaringan subkutan diantara ibu jari dan

jari telunjuk pada jarak 6 – 8 cm (Budiman , 2008).

Perkiraan lemak tubuh suatu individu berdasarkan dua asumsi, yaitu :

a. Ketebalan jaringan adiposa subkutan yang menggambarkan total lemak tubuh.

b. Pemilihan tempat lipatan kulit untuk diukur, dengan mengukur salah satu

bagian lipatan atau kombinasi beberapa bagian tebal lipatan. Hasil pengukuran

ini mewakili rata-rata seluruh jaringan adiposa subkutan (Gibson, 2005).

Pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan dengan mengukur di

beberapa anatomi, diantaranya :

a. TricepsSkinfold Thickness yaitu skinfold vertikal pada titik pertengahan bahu

dan siku bagian posterior. Pengukuran dilakukan dengan posisi lengan

tergantung lemas dan telapak tangan menghadap ke depan.

b. Bisep Skinfold Thickness yaitu posisi yang dilakukan sama dengan trisep,

namun pengukuran dilakukan pada bagian anterior.

c. SubscapulaSkinfold Thickness yaitu skinfold pada bagian bawah bahu diukur

menyamping pada sudut bahu, dengan bahu lengan dalam keadaan santai

d. Suprailliac Skinfold Thickness skinfold thickness yaitu mengukur garis

midaxiliary secara cepat pada puncak tulang superior.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

e. Pectoral skinfold thickness yaitu mengukur 1/3 titik proksimal antara linea

axillaris anterior dengan papilla mamae

f. Abdominal Skinfold thickness skinfold vertikal 5 cm di samping kanan

umbilicus (Budiman, 2008).

Pada penelitian ini digunakan abdominal skinfold thickness untuk

menggambarkan obesitas sentral. Penelitian yang dilakukan oleh Aryana, et al

(2005) menyatakan bahwa obesitas sentral berkorelasi terhadap angka kejadian

penyakit kardiovaskular.

a. Abdominal Skinfold Thickness. Pengukuran tebal lapisan kulit pada abdomen

terletak pada 5 cm vertikal dari umbilicus. Reponden disuruh untuk berdiri

dengan tegak. Pada bagian lipatan kulit dan jaringan adiposa dicubit sekitar

5,0 cm. Peneliti tetap memegang lipatan tersebut lalu jepit lipatan tersebut

dengan alat caliper. Kemudian ukur lipatan tersebut. Peneliti menunggu

sekitar 3 detik hingga jarum pada alat berhenti dan pengukuran alat akurat

(Budiman, 2008)

Gambar 3. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness

Pengukuran antropometri ini sangat dapat dipengaruhi oleh adanya asupan

makanan dan aktifitas fisik para sukarelawan. Perubahan ini secara signifikan

(33)

pada asupan makanan dan aktifitas fisik dapat menyebabkan perubahan pada

ketebalan lapisan kulit (Kwak, Kremers, Candel, Visscher, Brug, VanBaak, 2010).

Pengukuran antropometri ini secara umum akan bermanfaat bagi

penggolongan individu dalam suatu populasi terkait klasifikasi status gizi individu

tersebut. Klasifikasi tersebut terdiri dari kekurangan berat badan, normal,

kelebihan berat badan dan obesitas. Obesitas merupakan keaadaan penimbunan

lemak yang melebihi nilai normal sehingga dapat meningkatkan risiko morbiditas

dan mortalitas dari beberapa penyakit diantaranya penyakit kardiovaskular,

diabetes melitus dan gangguan pernafasan (Nurtanio and Wangko, 2007). Pola

terjadinya obesitas adalah penumpukan lemak di beberapa bagian tubuh, namun

secara garis besar obesitas tersebut dibagi ke dalam dua golongan. Golongan

pertama adalah obesitas abdominal atau obesitas sentral (upper body density).

Penumpukan lemak terjadi di daerah abdominal. Golongan kedua adalah obesitas

gynoid yaitu obesitas pada bagian bawah tubuh (lower body obesity) (Rindiastuti,

2008).

Akumulasi lemak subkutan pada daerah abdominal atau disebut juga

obesitas sentral dihubungkan dengan timbulnya berbagai komplikasi metabolisme

seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan hipertensi (Rindiastuti,

2008). Risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi pada kelompok obesitas sentral

dibandingkan dengan obesitas non sentral walaupun pada kedua kelompok

memiliki BMI sama. Hal ini disebabkan pada pengukuran korelasi antopometri

terhadap risiko penyakit kardiovaskular tidak hanya menggunakan BMI namun

juga menggunakan pengukuran yang menggambarkan distribusi jaringan lemak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

seperti rasio lingkar pinggang-panggul, skinfold thickness dan lingkar pinggang

(WHO, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Anastasia (2010) menyatakan

bahwa terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah antara

pengukuran BMI dan triceps skinfold thickness terhadap kadar trigliserida pada

pria dengan koefisien korelasi (r) berturut-turut adalah 0,389 dan 0,320.

Individu yang mengalami obesitas sentral akan cenderung mengalami

risiko sindrom metabolik. Obesitas secara umum berkorelasi terhadap risiko

penyakit jantung koroner melalui faktor lain yang berhubungan dengan sindrom

metabolik yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian yang

dilakukan oleh Depres, Lemeiux, and Prudhomme (2001) mengungkapkan bahwa

distribusi jaringan lemak berkontribusi terhadap tingginya risiko penyakit jantung

koroner yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini secara

spesifik dinyatakan bahwa risiko penyakit jantung dan penyakit sindrom

metabolik sangat berhubungan dengan obesitas sentral/ android/ viseral

dibandingkan dengan obesitas gynoid. Aryana, et al. (2005) menyatakan bahwa

individu yang mengalami obesitas sentral yang diukur melalui lingkar pinggang

memiliki faktor risiko lebih besar untuk menderita penyakit kardiovaskular. Hal

ini disebabkan oleh semakin besar lingkar pinggang maka orang tersebut

dikategorikan mengalami obesitas sentral yang menyebabkan penurunan kadar

adiponektin dalam darah. Adiponektin adalah suatu protein spesifik yang

disekresikan jaringan lemak yang mempunyai efek protektif sebagai

antiaterogenik. Adiponektin dapat menekan penempelan leukosit pada endotel

(35)

mekanisme kerja menghambat rangsangan dari Tumor Necrosing Factor (TNF) α

pada endotel untuk mengekspresikan molekul adesi. Hasil yang didapatkan adalah

semakin tinggi tingkat keparahan penyakit jantung koroner yaitu infark miokard

akut diderita oleh responden ternyata semakin sedikit kadar adiponektin yang ada

di dalam darah penderita tersebut. Perbedaan rata-rata log kadar adiponektin

berbeda secara signifikan antara kelompok responden dengan angina stabil,

angina tidak stabil dan infark miokard akut (Aryana, et al., 2005).

B. Trigliserida

Trigliserida merupakan nama kimia dari lemak yang dibentuk dari tiga

rantai asam lemak dan melekat pada gliserol. Trigliserida merupakan bagian

lemak terkecil yang biasanya digunakan untuk prekursor lemak yang berat

molekulnya lebih besar dan membentuk beberapa hormon. Trigliserida disebut

juga triasilgliserol (Khmelnitskaya, 2008). Sumber utama trigliserida dalam darah

berasal dari dua sumber. Sumber pertama trigliserida eksogen yang berasal dari

makanan yang dikonsumsi yang didistribusikan dalam bentuk kilomikron. Sumber

kedua berasal dari hati atau trigliserida endogen yang ada dalam bentuk very low

density lipoprotein (VLDL). Pada pembuluh kapiler, jaringan lemak dan jaringan

otot, VLDL dan kilomikron ini dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi

bentuk asam lemak bebas (Yuan, Al-Shali, Hegele, 2007).

Trigliserida secara umum diklasifikasikan pada empat tingkatan yaitu

normal, batas atas, tinggi dan sangat tinggi. Pembagian ini sangat bergantung

pada asupan makanan seseorang dan aktifitas orang tersebut. Saat dilakukan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

pengujian laboratorium terhadap kadar trigliserida dalam darah, sebelumnya

pasien yang akan diambil sampel darahnya berpuasa terlebih dahulu selama

kurang lebih 10 jam dan tidak mengkonsumsi alkohol selama minimal 72 jam.

Tujuan puasa dimaksudkan supaya tidak ada intervensi dari adanya asupan

makanan dan alkohol yang dapat meningkatkan kadar trigliserida darah dan

mengakibatkan hasil yang didapatkan adalah positif palsu (National Heart Lung

and Blood Instritute, 2011).

Tabel II. Klasifikasi Trigliserida (NHLBI, 2011) Kadar (mg/dL) Klasifikasi

≤ 150 Normal

150-199 Batas atas 200-499 Tinggi

≥500 Sangat tinggi

Diadopsi dari NCEP-ATP III (2001)

Kadar trigliserida yang berlebih dalam darah dikenal dengan istilah

hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia terjadi saat kadar plasma trigliserida

puasa meningkat. Peningkatan kadar trigliserida ini dapat menjadi salah satu

faktor risiko penyakit kardiovaskular. Keadaan saat hipertrigliseridemia disertai

dengan penurunan kadar kolesterol HDL disebut dengan dislipidemia (Yuan,

Al-Shali, Hegele, 2007).

Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko terjadinya sindrom

metabolik yang salah satu faktor risikonya adalah dislipidemia. Dislipidemia

ditandai dengan penurunan kadar HDL kolesterol dan peningkatan kadar

trigliserida (hipertrigliseridemia). Penelitian ini menggunakan abdominal skinfold

thickness untuk mengukur obesitas sentral. Individu yang mengalami obesitas

(37)

jaringan lemak ini akan mengakibatkan penurunan kadar adiponektin.

Adiponektin bersifat antiaterogenik, sehingga terjadinya penurunan kadar

adiponektin akan meningkatkan kejadian ateroskelorosis (Aryana, et al., 2005).

Obesitas sentral merupakan akumulasi jaringan lemak pada daerah

abdomen atau tubuh bagian atas. Obesitas sentral ini akan meningkatkan kejadian

resistensi insulin. Akumulasi jaringan lemak yang tinggi menyebabkan

berkurangnya sensitifitas insulin terhadap glukosa sehingga menyebabkan

peningkatan kejadian diabetes melitus tipe 2 yang menjadi faktor awal pencetus

terjadinya penyakit kardiovaskular. Resistensi insulin yang terjadi akan

meningkatkan konsentrasi nonesterified fatty acids (NEFA) atau asam lemak

bebas. Kelebihan asam lemak bebas akan dialihkan menuju hepar dan

menstimulasi pembentukan trigliserida yang merupakan aterogenik. Jalur lain

yang mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah adalah saat terjadi resistensi

insulin, tubuh mengalami hiperglikemia. Keadaan ini akan merangsang sel β

untuk mensekresikan lebih banyak insulin sehingga terjadi hiperinsulinemia.

Keadaan hiperinsulinemia akan meningkatkan sekresi VLDL yang berasal dari

hepar dan keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan pada kadar trigliserida

(Grundy, Brewer, Cleeman, Smith, Lenfant, 2004).

Individu yang mengalami obesitas khususnya obesitas abdominal akan

mengalami peningkatan aktifitas lipolisis dari asam lemak bebas menjadi

trigliserida yang terjadi di hepar. Trigliserida ini nantinya akan didistribusikan

untuk disimpan sebagai cadangan energi. Asam lemak bebas yang tinggi

menghasilkan kadar trigliserida yang tinggi atau sering disebut dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

hipertrigliseridemia dan menjadi salah satu penanda terjadinya dislipidemia

(Bjorndal, Burri, Staalesen, Skorve, Berge, 2010).

C. Landasan Teori

Antropometri merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

menilai status gizi seseorang atau populasi. Pengukuran antropometri terbagi dua

yaitu pengukuran massa lemak tubuh dan massa tubuh bebas lemak. Salah satu

indikator antropometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat badan

dan tinggi badan yang akan diturunkan menjadi BMI dan skinfold thickness

(Cogill, 2003).

BMI merupakan rasio berat badan dan tinggi badan yang dihitung dengan

cara membagi antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m2). Orang Asia yang memiliki BMI ≥23 sudah digolongkan dalam klasifikasi kelebihan berat badan,

sedangkan orang dengan BMI 25-29,9 sudah termasuk pada klasifikasi obesitas

kelas I. Klasisfikasi ini ditetapkan oleh WHO (2000).

Indikator antropometri lain yang digunakan untuk mengukur massa lemak

tubuh adalah skinfold thickness. Skinfold thickness dapat diartikan pengukuran

jaringan adiposa pada bagian subkutan pada berbagai bagian tubuh misalnya

tricep, subscapular, bicep, abdominal dan lain-lain. Pengukuran antropometri

pada wanita sangat dipengaruhi oleh adanya asupan makanan dan aktifitas fisik

subyek yang diukur. Penumpukan lemak di bagian abdominal seringkali disebut

(39)

mengalami obesitas sentral dan dua komponen lain yang menyertai (Kuk, et al.,

2005; Petrucelli, 2008).

Trigliserida merupakan bagian lemak terkecil yang biasanya digunakan

untuk prekursor lemak dengan berat molekulnya lebih besar. Susunan struktur

trigliserida terdiri dari tiga rantai asam lemak yang terikat pada rantai gliserol.

Seseorang dengan kadar trigliserida yang tinggi akan mempunyai risiko yang

besar terhadap penyakit kardiovaskuler terutama yang berkaitan dengan

kolesterol, obesitas dan diabetes. Kadar trigliserida yang tinggi utamanya

dipengaruhi oleh adanya kenaikan berat badan, bertambahnya usia, jenis kelamin

dan faktor genetik. Faktor lain yang merupakan faktor eksternal keaikan kadar

trigliserida dalam darah adalah asupan gula dan lemak yang berlebihan

(Khmelnitskaya, 2008).

Kadar trigliserida yang tinggi atau biasa disebut dengan

hipertrigliseridemia pada umumnya dialami oleh individu pada kelompok

overweight atau obesitas. Peningkatan kadar trigliserida ini disebabkan oleh

adanya peningkatan jumlah asam lemak bebas yang mengalami lipolisis menjadi

trigliserida. Peristiwa lipolisis ini terjadi di hepar. Trigliserida yang dihasilkan

akan didistribusikan untuk disimpan menjadi cadangan energi (Bjorndal, et al.,

2010).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anastasia (2010) menyatakan

bahwa terdapat korelasi positif dengan kekuatan lemah pada BMI dan triceps

skinfold thickness terhadap kadar trigliserida dengan koefisien korelasi secara

berturut-turut adalah 0,389 dan 0,320 dengan responden adalah staf pria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti melakukan

penelitian untuk melihat korelasi antara BMI dan abdominal skinfold thickness

terhadap kadar trigliserida pada wanita.

D. Hipotesis

Terdapat korelasi antara body mass index (BMI) dan abdominal skinfold

(41)

23

Bab III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan rancangan secara potong lintang/cross-sectional. Penelitian

observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis korelasi antara

fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun

antar faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untk

mengetahui korelasi dari data-data pada penelitian tersebut. Studi cross-sectional

mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya

dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

Penelitian ini menganalisis korelasi antara Body Mass Index (BMI) dan

abdominal skinfold thickness terhadap peningkatan kadar trigliserida sebagai

faktor efek. Data penelitian yag diperoleh diolah secara statistik untuk mengetahui

korelasi antara faktor efek dengan faktor risiko. Studi cross-sectional mencakup

semua jenis penelitian yang pengukuran variabelnya dilakukan hanya satu kali

pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Body mass index (BMI) dan abdominal skinfold thickness (tebal lapisan kulit)

2. Variabel tergantung

Kadar trigliserida

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: umur. jenis kelamin, keadaan puasa.

b. Variabel pengacau tak terkendali: keadaan patologis, aktivitas, dan gaya

hidup responden.

C. Definisi Operasional

1. Responden adalah staf wanita Kampus I, II, dan III Universitas Sanata

Yogyakarta berusia antara 30-50 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi pada penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometri, dan

pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi pada penelitian ini

meliputi usia dan jenis kelamin. Pengukuran antropometri meliputi

pengukuran BMI dan abdominal skinfold thickness (tebal lipatan kulit daerah

abdomen). Hasil laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam

darah.

3. Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran berat badan dalam kg terhadap

(43)

(kelebihan berat badan), dan obesitas (kegemukan). Pengukuran BMI

dilakukan dengan cara menimbang berat badan responden dan kemudian

mengukur tinggi badan responden menggunakan meteran tinggi badan. Nilai

BMI didapatkan dari persamaan berikut ini.

4. Skinfold Thickness adalah ketebalan lemak yang terletak di bawah kulit

(subkutan) yang merupakan indikator dari total lemak tubuh. Abdominal

skinfold thickness adalah ketebalan subkutan lemak yang diukur secara

vertikal dari lipatan dengan jarak 5 cm dari umbilicus. Pengukuran abdominal

skinfold thickness dilakukan dengan cara menjepit subkutan lemak yang ada di

abdomen dengan menggunakan skinfold caliper.

5. Kadar trigliserida adalah kadar trigliserida dalam darah yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh setelah responden melakukan

puasa selama kurang lebih 8-10 jam sebelum uji dilakukan.

D. Responden

Responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu antara lain para staf

wanita Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma dengan rentang usia

30-50 tahun, premenopause, dan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain mempunyai riwayat penyakit

diabetes melitus, jantung koroner, penyakit hati akut maupun kronis, perokok,

hamil, orang yang sedang mengkonsumsi obat penurun kadar kolesterol,

konsumsi obat kontrasepsi dan yang telah memenuhi kriteria inklusi namun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

hadir pada saat pelaksanaan penelitian. Jumlah responden yang ditetapkan

sebanyak 57 orang. Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II dan III Unversitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Mei – Agustus 2011.

Jumlah responden awal yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 100 orang untuk kampus I, II dan III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, namun yang setuju dan menandatangani Inform Consent sebanyak 70

orang. Jumlah minimum responden untuk rancangan korelasi dihitung dengan

cara banyaknya variabel dikalikan 10 orang (Van-loan, 2000). Jumlah subyek

yang berlebih dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek yang tidak dapat hadir

sewaktu pengambilan data, maupun responden yang diketahui tidak memuhi

persyaratan yang telah ditetapkan yaitu tidak berpuasa pada saat pengambilan

darah.

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data pertama

dilaksanakan di Kampus Mrican dengan jumlah responden yang hadir adalah 42

responden dari 48 responden yang bersedia bekerjasama dan terdaftar dalam penelitian.

Pengambilan data kedua dilaksanakan di Kampus Paingan dengan jumlah responden yang

hadir adalah 17 responden dari 22 responden yang bersedia bekerjasama dan terdaftar

dalam penelitian. Dari 59 responden, yang data pemeriksaannya dipakai sebagai data

penelitian ini adalah 57 responden. Dua data dieksklusikan karena responden menderita

(45)

Gambar 4. Skema Jumlah Responden

E. Tempat dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Kampus I dan II Universitas Sanata Dharma terletak di

Mrican, kampus III terletak di Paingan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Penelitian ini

(46)

dan uji laboratorium dilakukan pada awal bulan Agustus 2011 baik di Kampus I,

II Mrican, dan Kampus III Paingan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian paying yang berjudul ”Korelasi

Parameter Antropometri terhadap profil Lipid, Kadar hs-CRP, Glukosoa Darah

dan Tekanan Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular pada Staf Wanita

Universitas Sanata Dharma”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya

korelasi antara pengukuran antropometri dengan profil lipid, kadar hs-CRP,

glukosa darah dan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok

dengan jumlah anggota 11 orang dengan kajian yang berbeda-beda untuk diteliti.

Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL

2. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Rasio Kadar LDL/HDL

3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Kadar Trigliserida

4. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Kadar hsCRP

5. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul

(47)

6. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL

7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kadar LDL/HDL

8. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness terhadap

Kadar Trigliserida

9. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness terhadap

Kadar hsCRP

10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness terhadap

Kadar Glukosa Darah

11.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI), Skinfold Thickness, Lingkar

Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Tekanan Darah

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah secara

non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

Purposive Sampling. Pengambilan sempel secara PurposiveSampling merupakan

teknik pengambilan anggota sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti sendiri (Family Hearth International, 2011).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable adalah instrumen

yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan

menghasilkan data yang kurang lebih sama. Salah satu parameter yang harus

dipenuhi dalam validitas dan reliabilitas instrumen penelitian adalah presisi.

Presisi dinilai berdasarkan koefisien variasi (CV) yang didapatkan dari

perhitungan simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata beberapa kali

pengkuran dikalikan dengan 100%. Suatu instrument dikatakan presisi apabila

CV≤5% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).

Penelitian ini menggunakan intrumen yang telah divalidasi. Instrumen

tersebut adalah timbangan berat badan Tanita®, alat pengukur tinggi badan dan

skinfold caliper merek pi zhi hou du ji. Timbangan berat badan dan alat pengukur

tinggi badan digunakan untuk mengukur BMI, sedangkan skinfold caliper

digunakan untuk mengukur tebal lipatan kulit. Pemeriksaan profil lipid dilakukan

oleh Laboratorium Parahita. Alat yang dgunakan dalam pengukuran trigliserida

adalah Aechitect c System™ dan Aeroset System.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

staf wanita di Universitas Sanata Dharma yang berusia 30-50 tahun serta

tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat

(49)

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin penelitian dilakukan dengan mengajukan Ethical

Clearance ke Komisi Etik Penelitian Kodekteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gajah Mada. Permohonan izin ini dilakukan guna

memenuhi etika penelitian yang menggunakan sampel darah manusia.

Permohonan izin yang kedua ditujukan untuk Wakil Rektorat I, Kepala

Perpustakaan, Kepala Urusan Rumah Tangga, Kepala BAPSI, para Dekan

Fakultas Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma. Permohonan kerja

sama diajukan kepada setiap calon responden. Permohonan kerja sama

dilakukan dengan mengajukan Informed Consent kepada responden dan

Laboratorium Parahita. Permohonan izin tempat juga diajukan ke Bagian

Rumah Tangga Univesitas Sanata Dharma.

3. Pencarian Responden

Pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan surat izin

penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Surat izin

penelitian diberikan kepada Kepala Perpustakaan, Kepala Urusan Rumah

Tangga, Kepala BAPSI, pada Dekan Fakultas Kampus I, II dan III Universitas

Sanata Dharma untuk meminta staf terlibat dalam penelitian ini.

Pertemuan secara personal dilakukan oleh peneliti untuk

mengemukakan maksud dan tujuan penelitian serta pentingnya penelitian ini

diadakan kepada calon responden. Penjelasan yang lebih mendalam dilakukan

dengan pemberian leaflet kepada calon responden. Isi leaflet berupa

penjelasan mengenai definisi obesitas, jenis obesitas, dan risiko obesitas serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

pengukuran antropometri. Leaflet juga mencantumkan beberapa ukuran

standar antropometri (BMI, skinfold thickness, lingkar pinggang, rasio lingkar

pinggang panggul). Calon responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi

dalam penelitian ini akan diminta untuk menandatangani Informed Consent

sebagai pernyataan kesediaan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini

secara sukarela. Responden yang mengisi informed consent akan

mencantumkan nama, usia, dan alamat serta menandatangani lembar informed

consent setelah mendapatkan dan mengerti sepenuhnya tentang penelitian ini.

Informed consent yang digunakan telah memenuhi standar dari Komisi Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah

Mada.

Responden akan dihubungi via telepon untuk memberikan konfirmasi

mengenai tempat pelaksanaan pengukuran parameter serta persyaratan yang

harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter yaitu berpuasa

selama 8-10 jam. Responden yang belum hadir dihubungi kembali via telepon

guna mengingatkan akan adanya pengukuran parameter. Responden dapat

membatalkan kesediaannya untuk ikut serta dalam penelitian tanpa harus

memberikan alasan mengenai pembatalan partisipasi responden seperti yang

tertera dalam informed consent.

4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengukuran

Data yang baik berasal dari hasil pegukuran yang valid. Hasil yang

valid didapatkan dari presisi, akurasi, pengukuran dilakukan secara berulang,

(51)

apabila koefisien variasi (CV)≤5%. Pengujian reliabilitas instrumen

timbangan, meteran tinggi badan dan skinfold caliper dilakukan dengan

perhitungan hasil pengukuran dari masing-masing instrumen sebanyak lima

kali. Koefisien variasi yang dihasilkan pada validasi timbangan berat badan

sebesar 0,18%, pada alat pengukur tinggi badan sebesar 0,05%, dan pada

skinfold caliper sebesar 1,58%. Berdasarkan hasil koefisien variasi yang

dihasilkan memiliki nilai presisi yang baik.

5. Pengukuran parameter

Parameter yang diukur secara khusus oleh peneliti adalah berat badan

dan tinggi badan yang digunakan untuk perhitungan BMI, serta abdominal

skinfold thickness dan kadar trigliserida. Pengambilan darah pada responden

yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium

Parahita®. Pengambilan sampel darah dimulai dengan pemasangan ikatan

tourniquet pada lengan atas. Lokasi pengambilan darah berada pada lipatan

siku dengan posisi 45º dari pemuluh darah vena. Darah diambil perlahan dan

dimasukkan dalam tabung reaksi berpenutup. Tourniquet dilepas, spuit ditarik

dengan tetap menekan bagian lubang penusukan dengan kapas beralkohol,

kemudian bekas penusukan ditutup menggunakan plester. Sampel darah yang

didapat dibawa ke Laboratorium Parahita® untuk diukur profil lipidnya. Pengukuran antropometri dilakukan oleh tim peneliti. Pengukuran

berat badan dan tinggi badan dilakukan dalam posisi tegak. Responden

diminta untuk melepaskan alas kaki pada saat pengukuran. Pengukuran

abdominal skinfold thickness dilakukan dengan menjepit lipatan kulit bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

abdomen yang berjarak 5 cm dari umbilicus menggunakan skinfold caliper.

Responden diminta untuk melepaskan pakaian pada saat pengukuran.

6. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu

menyusun dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian

dilakukan interpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara komputerisasi.

7. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah

dilakukan analisis normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi

normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig (p)lebih

besar dari 0,05. Perbandingan yang akan dilihat adalah perbedaan kadar

trigliserida pada responden yang mengalami obesitas dan responden yang

tidak mengalami obesitas. Analisis perbandingan beda atau komparatif ini

menggunakan uji t tidak berpasangan apabila distribusi masing-masing data

normal dan uji Mann-Whitney apabila distribusi data tidak normal. Suatu data

dikatakan memiliki perbedaan yang bermakna adalah apabila nilai p<0,05.

Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson

apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data

terdistribusi tidak normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%.

Data dikatakan memiliki korelasi bermakna apabila nilai p<0,05.

8. Pembagian Hasil Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada responden.

(53)

saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil pemeriksaan yang tidak

normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold

Thickness terhadap Kadar Trigliserida pada Staf Wanita Universitas Sanata

Dharma” merupakan bagian dari penelitian payung yang dilakukan oleh Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma yang berjudul ”Korelasi Pengukuran

Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa, dan Kadar hs-CRP dalam

Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular”.

Penelitian terdahulu telah diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi positif

signifikan dengan kekuatan lemah antara pengukuran BMI dan triceps skinfold

thickness terhadap kadar trigiserida pada staf pria Universitas Sanata Dharma

(Anastasia, 2010). Oleh karena itu maka dilakukan pengukuran BMI dan

abdominal skinfold thikness serta kadar trigliserida pada wanita dengan tujuan

untuk lebih menggambarkan korelasi BMI dan skinfold thickness terhadap kadar

trigliserida.

A. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan pada 57 orang responden wanita dan dilaksanakan di

kampus I, II dan III Universitas Sanata Dharma yang telah memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Analisis karakteristik responden terdiri dari usia, BMI,

abdominal skinfold thickness, dan kadar trigliserida. Jumlah data digunakan

sebagai dasar pemilihan analisis normalitas. Menurut Dahlan (2011), analisis

Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk data yang jumlahnya besar yaitu >50 dan

(55)

Data dalam penelitian ini berjumlah 57 responden, oleh karena itu analisis

normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria distribusi

normal jika signifikansi (p)>0,05. Normalitas data juga dapat dilihat melalui

histogram. Histogram yang menunjukkan data yang normal adalah histogram

yang simetris, tidak condong ke kiri ataupun condong ke kanan (Dahlan, 2011).

Hasil karakteristik responden ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel III. Karakteristik Responden

Karakteristik Wanita (n=57) p Usia (tahun) 39,4 ± 5,1 * 0,200†

Body Mass Index (BMI) (kg/m2) 23,1 (17,8-35,4)** 0,048

Abdominal Skinfold thickness (mm) 14,5 (6,0 – 21,5)** 0,001 Kadar trigliserida (mg/dL) 94,5 (44-486)** 0,000

Keterangan : * = mean ± SD

** = median (minimum-maksimum) † = p>0,05 data terdistribusi normal

1. Usia

Usia responden ini berada pada rentang 30–50 tahun. Hasil penelitian

data statistik memperlihatkan karakterisitik usia rata-rata adalah 39,4 tahun

dengan SD ± 5,1. Hasil distribusi data dapat dilihat pada nilai signifikansi (p)

= 0,200, yang berarti distribusi usia normal. Berikut adalah gambar histogram

yang diperoleh dari hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

Gambar 5. Histogram usia

Gambar histogram usia ini bersifat relatif simetris. Hasil distribusi data usia

penelitian ini sesuai dengan kriteria normal distribusi gambar dan nilai

signifikansiatau nilai p.

2. Body mass index

Hasil analisis data statistik menunjukkan bahwa distribusi data BMI

tidak normal dengan p=0,048. Data dengan distribusi tidak normal

pemusatannya dapat dilihat pada nilai median nilai minimum dan nilai

Gambar

Tabel  I  Klasifikasi Internasional BMI pada Orang Asia ................
Tabel I. Klasifikasi Internasional BMI pada Orang Asia  (WHO, 2000) 2
Tabel II. Klasifikasi Trigliserida (NHLBI, 2011)
Tabel III. Karakteristik Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh metode tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan

Agar tidak keluar dari permasalahan yang diteliti penulis membatasi permasalahannya hanya pada jenis- jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa bahasa Jepang,

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data curah hujan yang diperlukan kemudian mencari hujan maksimum setiap tahunnya, melakukan analisis

Salah satu upaya yang dilakukan selama ini dalam meminimalkan gangguan lalu lintas kendaraan dan mengurangi tingkat resiko kecelakaan bagi pejalan kaki di daerah perkotaan

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

Mahasiswa yang tidak melakukan proses pembayaran kuliah/registrasi Semester Genap 2014/2015 sampai dengan tanggal 2 Maret 2015 dan tidak melakukan cuti akademik sampai

Skripsi yang berjudul &#34;Analisis Penilaian Kewajaran Harga Saham (Studi Pada Sektor Industri Pertambangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

Dengan menerapkan 6 langkah pengembangan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kreatif ini dinyatakan valid dan efektif dalam meningkatakan prestasi belajar siswa pada