IMAN KEPADA MALAIKAT (ROQIB
DAN ATID)
KEPADA SISWA SMA
STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN
TEORI ERIK ERIKSON
Disusun oleh :
Muh. Azam Khasanal Bashari G000120027
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat islam sendiri, khusunya kaula muda. Mereka yang mengaku islam, justru kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran ( syariat) islam, pedoman islam, asas-asas agama islam, dan lain-lain yang berkaitan dengan islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali terhadapnya.
B. PENGERTIAN MALAIKAT
Menurut bahasa “ ٌةةَكِئَل َةم ” bentuk jama’ dari “ٌكَل َةم ”. Konon malaikat berasal dari kata
“ُةةَكْوُل َةةأ ” (risalah) atau menyampaikan pesan, dan ada yang menyatakan dari “ َكَةل ”
(mengutus) dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya. (Abdul Majid Az-Zandani, dkk 2001:123)
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis mahluk Allah yang ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Allah berfirman di dalam Al-Quran, Q.S. al-Anbiya’:19-20 :
( َنْوُرِسْحَتْسَيَلَو ِهِتَداَبِع َنْوُرِبْكَتْسَي َل ُهَدْنِع ْنَمَو ِضْرْ ْلاَو ِتآوََمسلا ىِف ْنَم ُهَلَو 19
)
Artinya : “Dan kepunyaan-Nya lah segala yang di langit dan dibumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih”.
( َنْوُرُتْفَيَلَراََمنلاَو ََْْملا َنْوُححبَسُي 20
)
Sedangkan menurut istilah syara’, malaikat berarti Mahluk ghaib
yang diciptakan Allah yang berasal dari nur atau cahaya dengan
wujud dan sifat-sifat tertentu dan senantiasa mengabdi dan taat
kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan malaikat
diciptakan, tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia
pertama. (Abdul Majid Az-Zandani, dkk 2001:126)
Allah berfirman dalam, Q.S. al-Baqarah:30 :
ُكِفْسَيَو اةََِْف ُدِسْفُي ْةنَم اةََِْف ُةََعْجَتَأ اوُلاَق ۖ
ًةَفِْلَخ ِةضْرَ ْلا يةِف ٌةَِعاَج يحِّإ ِةةَكِئ َلََْلِل َةككَّر َةلاَق ْذِإَو
َنوََُلْعَت َل اَم ُمَلْعَأ يحِّإ َلاَق ۖ
َكَل ُِحدَََُّو َكِدََْحِّ ُِحبَسُّ ُنْحََّو َءاَمحدلا
C. TUGAS MALAIKAT RAQIB
1. Pengertian dan Tugas Malaikat Raqib
Raqib adalah nama malaikat yang menulis segala
amalan kebaikan kita. Malaikat Raqib biasanya bersama
dikaitkan bersama malaikat Atid. (Abdul Majid
Az-Zandani, dkk 2001:130)
Contoh ketika kita melakukan sholat, maka akan dicatat
malaikat Raqib.
Tugas utama Malaikat Raqib dari Allah cuma satu:
3. Dalil & Hadist Tentang Malaikat Raqib
Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara
malaikat ada yang bernama Raqib dan 'Atid. Allah
Ta'ala
berfirman :
" Tidak suatu ucapan pun yang
diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir"
(QS. Qaaf : 18).
Malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan
dan amal perbuatan buruk manusia. Tentang
keberadaan malaikat Raqib dan Atid ini diterangkan
oleh Allah SWT
“ Tiada suatu yang diucapkan
D. TUGAS MALAIKAT ATID
1. Pengertian Malaikat Atid
Malaikat 'Atid adalah nama malaikat yang bertugas untuk
menulis segala amalan keburukan kita. Malaikat Atid biasanya
bersama dikaitkan bersama dengan malaikat Raqib. (Abdul
Majid Az-Zandani, dkk 2001:132)
Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur'an
2. Hadist Tentang Malaikat Atid
Dari Abu Umamah r.a., dari Nabi s.a.w. sabdanya:
Malaikat
Dalam Hadis ini diterangkan beberapa perkara mengenai kedua Malaikat itu : 1. Satu berada di sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri setiap orang manusia.
2. Yang di sebelah kanan ialah yang menulis amal kebaikan dan menjadi ketua kepada yang di sebelah kiri, yang menulis amal jahat.
3. Tiap-tiap satu kebajikan ditulis dengan sepuluh kebajikan, dan tiap-tiap satu kejahatan ditulis satu kejahatan sahaja.
4. Amal jahat tidak ditulis melainkan setelah diberi tempoh enam atau tujuh jam - dengan arahan dari Malaikat sebelah kanan.
5. Sekiranya orang yang melakukan kejahatan itu beristighfar memohon ampun dari Allah Taala dalam tempoh yang tersebut, maka kejahatan itu tidak ditulis.
TEORI PIAGET DALAM PEMBELAJARAN IMAN KEPADA MALAIKAT
(ROQIB DAN ATID) SISWA SMA
Teori Piaget : Tahap Operasional Formal (formal operational stage)
Remaja memasuki apa yang disebut oleh Piaget sebagai tingkat perkembangan kognitif tertinggi operasional formal ketika mereka mengembangkan kapasitas pemikiran abstrak. Perkembangan tersebut biasanya terjadi di usia sekitar 11 hingga 15 tahun, memberikan mereka cara manipulasi informasi yang baru dan lebih kompleks. (Diane E.Papalia, 2014: 24)
Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran. Sebaliknya, mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotesis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Selain abstrak pemikiran remaja juga idealistis. Remaja mulai berfikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain dan membandingkan diri mereka dan orang lain dengan standar-standar ideal ini, sementara anak-anak lebih berfikir tentang apa yang nyata dan apa terbatas. (John W. Santrock, 1995: 10)
TEORI ERIK ERIKSON DALAM PEMBELAJARAN IMAN KEPADA
MALAIKAT (ROQIB DAN ATID) SISWA SMA
Dalam teori Erikson, ada beberapa tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas yang mengharapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka. Termasuk integrasi perkembangan personal, emosional dan sosial, serta implikasinya dalam proses pembelajaran.( Sarwono 2012 : 45) Berikut tahapan menurut Erik Erikson :
1. Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman
yang menyenangkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga.
2. Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.
3. Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah.
5. Tahap 5 : Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran) Tahap kelima merupakan tahap adolesen(remaja), yang melalui periode perkembangan masa remaja 12-18/20 tahun. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Pada tahap ini remaja memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak/berurutan 2 ragam kemampuan kognitif :
a. Kapasitas menggunakan hipotesis.
b. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak, logis dan idealistik (berfikir tentang pemikiran itu sendiri). (Isbandi Rukminto, 1994 : 68)
MENGKORELASIKAN
TEORI PIAGET DAN ERIK ERIKSON
1. Kolerasi Toeri Piaget menggunakan tahap operasional formal dan teori erik erikson menggunakan tahap Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran) dilihat dari dua tahap diatas usianya bisa digunakan pada siswa SMA.
APLIKASI PEMBELAJARAN IMAN KEPADA MALAIKAT (ROQIB DAN ATID) ANAK SMA
STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK ERIKSON
Dalam tahap aplikasi yang sudah dikolerasikan Teori Piaget dan Teori Erikson sehingga dalam proses bagaimana mengajarkan anak tentang malaikat(Roqib dan Atid) bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Guru memberikan sebuah pengertian tentang apa itu malaikat dan apa tugas dari malaikat Raqib dan
Atid yang mencatat amal baik dan buruk manusia.
Ketika itu anak pada usia ini akan merespon bahwa apapun apa yang kita berbuat akan dicacat oleh
malaikat.
Setelah seorang anak mempunyai gambaran tentang malaikat, selanjutnya kita dapat menjelaskan
bagaimana penerapan iman kepada malaikat pada kehidupan sehari-hari.
Ketika anak SMA sudah bisa berfikir abstrak, misal akan berbuat mencuri, maka ia akan berfikir logis
bahwa perbuatan jahat itu akan dicatat oleh malaikat Atid. Sebaliknya misal ketika menolong orang dijalan, maka ia akan berfikir logis bahwa perbuatan itu baik akan dicatat oleh malaikat Roqib.
Maka ketika anak dikatakan mempercayai dan mengimani kepada malaikat bisa dilihat dari tahap
identitasnya pada teori erikson.
Ketika anak tersebut dalam tahap pencapaian identitase ketika usia ini sudah bisa berfikir abstrak
seperti gambaran diatas, secara otomatis sudah menemukan identitas seorang muslim yang beriman kepada Malaikat (Roqib dan Atid).
Semakin perkembangan kognitif anak meningkat, semakin pula pencapaian identitas tersebut
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DALAM PEMBELAJARAN MENURUT
STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK ERIKSON
Teori Erik
Erikson
Dampak Positif
1. Pada Pencapaian Identitas/ jati dirinya lebih yakin
sebagai seorang muslim yang beriman.
2. Semakin ingin mengenal agama lebih dalam.
Dampak Negatif
1. Pada pencapaian Identitas/ jati diri meski sudah yakin, kadang juga cenderung
KESADARAN
IMAN KEPADA MALAIKAT (ROQIB
DAN ATID) SISWA SMA
STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK
ERIKSON
ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBELAJARAN IMAN KEPADA MALAIKAT
(ROQIB DAN ATID) SISWA SMA
STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK ERIKSON
Siswa SMA yang telah mendapatkan materi Iman kepada Malaikat(Roqib dan Atid) mengalami perubahan tingklah laku dari aspek psikologis dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
1. Berprilaku dengan tuturkata yang baik dan sopan. 2. Cenderung sopan terhadap teman di sekolah.
3. Patuh terhadap guru dalam pembelajaran disekolah.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan dari mengkorelasikan Teori Piaget dan Teori Erikson dalam pembelajaran Iman kepada Maliakat (Raqib dan Atid), maka dari toeri tersebut sama-sama cocok diterapkan SMA. Teori Piaget pada tahap operasional formal dan toeri eriksoon tahap Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran), dalam aplikasinya terhadap pembelajaran iman kepada malaikat (Raqib dan Atid) dari kedua teori tersebut sama-sama saling melengkapi agar tercapainya siswa yang menemukan identitas diri dengan bisa berfikir abstrak, logis dalam tercapainya kepercayaan iman terhadap malaikat (Roqib dan Atid).
Sehingga dalam proses bagaimana mengajarkan anak tentang malaikat bisa dilakukan dengan cara memberikan sebuah pengertian tentang apa itu malaikat dan apa tugas dari malaikat Raqib dan Atid yaitu yang selalu mengawasi perbuatan baik dan buruk.