UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA
Oleh:
NASHRUL HAQQI FIRMANSYAH
NIM. M1.14.026
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu
hanya di pikirkan.
Sebuah cita-cita juga hanya menjadi beban, jika itu
hanya angan-
angan”
PERSEMBAHAN
Bapak dan ibuku tercinta,
Adek-ku Aulia Marsha Meutia
Sanggar Alif Salatiga & Nahnu
Calon istriku yang belum dipertemukan
PRAKATA
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sanjungkan
kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan
tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Zakiyuddin Badawy, selaku direktur PPS IAIN Salatiga.
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Zulfa, M.Ag selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikirannya dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
4. Semua dosen PPS yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan S2 ini.
5. Seluruh Kepala Sekolah, Guru PAI & Pelatih program ekstrakurikuler di SD
Islam se-kota Salatiga yang memberikan waktu kepada penulis, untuk
melakukan penelitian guna menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa
meteril maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Seluruh saudara-saudaraku di sanggar Alif Salatiga maupun komunitas
Seniman Indonesia yang telah memberikan dukungan & motivasi dalam hidup
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler keagamaan sebagai salah satu sarana peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam serta tercapainya tujuan pendidikan Islam. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai efek positif pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, menemukan upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.
Peneliti memilih SD Islam se-kota Salatiga karena disamping memiliki program ekstrakurikuler keagamaan, SD Islam se-kota Salatiga juga merupakan sekolah yang mengimplementasikan nilai-nilai Islam di lingkungan sekolahnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan tehnik observasi, wawancara serta dokumentasi. Data penelitian ini bersumber dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru PAI, serta Pelatih Ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar dan kondusif, serta sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Sedangkan untuk pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga berbeda-beda antara sekolah satu dengan yang lainya, dengan manajemen dan strategi yang berbeda-beda. Selain itu setiap pelatih ekstrakurikuler mengarahkan siswa untuk mengetahui lima aspek kurikulum PAI tidak hanya dalam kemampuan kognitif saja, tetapi sampai ke ranah afektif dan psikomotorik. Guna mencapai tujuan, SD Islam se-kota Salatiga mengoptimalkan faktor pendukung serta berupaya mengentisipasi faktor penghambat yang ada.
ABSTRACT
This study examines the religious extracurricular programs as one means of improving the quality of Islamic education and the attainment of the objectives of Islamic education. Religious extracurricular activities have a positive effect on student academic performance and can support the learning process. The existence of religious extracurricular program deemed necessary to support the achievement of learning objectives of Islamic education.
The general objective of this study was to describe the religious extracurricular activities, Finding quality improvement efforts of Islamic education through religious extracurricular activities and determine the factors that influence the quality improvement efforts of Islamic education through extracurricular activities in Islamic Elementary School in Salatiga.
The researchers chose Islamic Elementary School arround Salatiga, because besides having the religious extracurricular program, These schools also implement Islamic values in their school environment. To obtain the research results, the writer used descriptive method with qualitative approaches and techniques of observation, interviews and documentation. The research data was obtained from the School principal, vice principal of student affairs, Islamic education teachers, as well as extracurricular coaches in Islamic Elementary School in Salatiga.
The astudy shows that the learning of Islamic Education implementation generally went smoothly and conducive, and used varied learning methods. While the implementation of religious extracurricular program in Islamic Elementary School in Salatiga is different between one school to another, and also the management. In addition, every extracurricular coaches lead students to know the five aspects of the Islamic education curriculum that was not only in cognitive aspect, but also to the affective and psychomotor. To achieve this goal, Islamic Elementary School in Salatiga optimize factors that support and inhibite factors that attempt to obstruct the goal.
*Keywords: religious extracurricular, quality of Islamic education
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN ABSTRAK ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... ix
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang Masalah ... 1
A. Rumusan dan Batasan Masalah ... 2
1. Batasan Masalah... 2
2. Rumusan Masalah ... 2
B. Signifikasi Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam ... 12
1. Pengertian Mutu Pendidikan ... 12
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 13
3. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam ... 14
4. Prinsip Mutu Pendidikan Islam ... 15
B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan ... 16
1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 16
2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 16
3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 18
4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 18
BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA ... 21
A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga ... 21
B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga ... 22
1. Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib ... 24
2. Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan ... 26
BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN MUTU PAI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN ... 32
A. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga ... 32
1. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib ... 33
2. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan... 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Kerangka Konseptual. ...7
3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan...24
3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus & SD Islam
Kurma. ...29
3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Pedoman Wawancara ………49
Pedoman Dokumentasi ……….50
Pedoman Observasi ………...50
Catatan Lapangan ………..51
Pengantar Bimbingan Tesis ………...68
Lembar Konsultasi Pembimbing ………...69
Berita Acara Ujian Tesis……….71
Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ………...72
Dokumentasi Foto ………..78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan di Indonesia bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1
Sejalan dengan tujuan tersebut, dalam Bab X Pasal 36 disebutkan
bahwa kurikulum yang disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia hendaklah memperhatikan
beberapa hal, diantaranya peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak
mulia dan agama. Lebih khusus lagi ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan Pasal 1 dan 3 bahwa pendidikan agama wajib diselenggarakan
pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.2 Ketentuan ini menempatkan
pendidikan agama pada posisi yang amat strategis dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Pendidikan Agama Islam di Indonesia dewasa ini mendapatkan sorotan
tajam dari masyarakat, khususnya dalam membentuk peserta didik yang
beriman dan bertaqwa. Nurkhalis Majid mengatakan bahwa kegagalan
Pendidikan Agama Islam disebabkan pembelajaran PAI lebih menitikberatkan
pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.3
Demikian juga dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI
harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik,
1
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Departemen Agama R.I., Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007, 5. 2
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan, (22 April 2010). 3
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung
serta membangun moral bangsa (nation character building).4 Bagi penulis,
proses membangun karakter bangsa ini perlu dilakukan dengan berbagai
langkah dan upaya yang sistemik. Akhlak sebagai salah satu bagian terpenting
dalam pendidikan hendaknya menjadi fokus utama dalam upaya pembentukan
menjadi manusia dewasa yang siap untuk mengembangkan potensi yang
dibawa sejak lahir. Pendidikan akhlak diharapkan akan mampu
mengembangkan nilai-nilai yang dimiliki peserta didik menuju manusia
dewasa yang berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan problem di atas, maka seorang guru PAI dituntut untuk
mempunyai terobosan-terobosan baru yang dinilai dapat meningkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam. Guru PAI harus mampu menyisipkan nilai-nilai
pendidikan islam didalam setiap kegiatan yang ada di sekolah, salah satunya
adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler guna menutupi kurangnya jam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk
meneliti “Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Batasan Masalah.
Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang jelas serta
mengingat luasnya masalah yang hendak diteliti berdasarkan identifikasi
masalah di atas, maka masalah yang diteliti akan dibatasi pada
bagaimanakah upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang diteliti
dapat dirumuskan sebagai berikut:
4
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD islam se-kota
Salatiga?
b. Apa saja upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota
Salatiga?
c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
di SD Islam se-kota Salatiga?
C. Signifikasi Penelitian
Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini,
maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain
sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD Islam se-kota
Salatiga.
b. Menemukan upaya yang ada dalam meningkatkan mutu Pendidikan
Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam
se-kota Salatiga.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meningkatkan
mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.
2. Manfaat Penelitian.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan dunia pendidikan secara umum, dan juga bagi peneliti
sendiri khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu sumber atau contoh pertimbangan dalam meningkatkan mutu
D. Telaah Pusataka
Di bawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang
dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok
permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak perbedaannya
dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan penelitian sebagai
berikut:
Hasil penelitian M. Ripin Ikwandi, dengan judul: “Peran Madrasah
Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama di MI Raudlotul
Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”. Program pasca sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada
bagaimana peran dan hasil peningkatan mutu pendidikan agama Islam di MI
Roudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo.5
Hasil publikasi ilmiah Hoer Appandi, dengan judul “Peran Kepala
Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui
Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Dalam tulisanya, Hoer Appandi lebih menitik beratkan
bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu PAI melalui MBS
yang dalam kesimpulanya terdapat beberapa peran kepala sekolah.6
Hasil Penelitian Miftakhul munir, dengan judul “Strategi guru PAI
dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMAN 3 malang”.
Penelitian ini hanya menitik beratkan pada strategi guru PAI dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah menegah atas negeri 3 Malang,
5
M. Ripin Ikwandi, “Peran Madrasah Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama
di MI Raudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”, Tesis, Program Studi Ilmu
Keislaman, Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2013. 6
Hoer Appandi, “Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam
Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013”,Publikasi Ilmiah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana Universitas
sedangkan penulis lebih menitik beratkan apa dan bagaimana strategi yang
digunakan guru PAI untuk meningkatkan mutu PAI.7
Hasil Penelitian Jumadi, dengan judul “Internalisasi Nilai-nilai PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohaniahan Islam di SMAN Kuala
Kapuas”. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
internalisasi nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler
kerohaniahan Islam di SMAN Kuala Kapuas serta faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaannya. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
internalisasi nilai-nilai agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler
kerohaniahan sudah terlaksana dengan baik, adapun pelaksanaannya
menggunakan dua cara yaitu langsung (keteladanan, pembiasaan, pengawasan,
nasehat, hukuman) dan menggunakan cara tidak langsung (belajar dikelas).8
Hasil penelitian Adiyannor Hidayatullah, dengan judul “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan Pramuka Pada Gugus
Depan Dikota Banjarmasin”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan pembinaan pendidikan agama Islam pada gerakan
pramuka dikota Banjarmasin serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung
dan menghambatnya.Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa
pendidikan agama Islam pada gugus depan dikota Banjarmasin dilakukan
dengan penanaman keimanan, shalat lima waktu, akhlak mulia dan
mengetahui sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, ditambah dengan
kegiatan ceramah kegiatan Isra Mi‟raj dan Maulid Nabi Muhammad, tadabur
alam, buka puasa bersama, shalat berjamaah, mengikuti lomba pengetahuan
pendidikan agama Islam.9
7
Miftakhur Munir, “Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang”, Tesis, Program Studi Ilmu Keislaman, Pasca
Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2010.
8
Jumadi, “Internalisasi Nilai-nilai PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohaniahan
Islam di SMAN Kuala Kapuas”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana
IAIN Antasari Banjarmasin 2014.
9
Adiyannor Hidayatullah, “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan
Pramuka pada Gugus Depan Dikota Banjarmasin”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Akhirnya, setelah dilakukan penyelidikan akan beberapa penelitian
yang ada, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian thesis yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga” dapat dikatakan
memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun
perbedaanya terletak pada rumusan masalah yang ingin diteliti dan dianalisa.
Begitupun dengan hasil penelitian yang akan dihasilkan dari proses dan
penganalisaan titik awal hingga titik akhir upaya meningkatkan mutu
pendidikan agama islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD
islam se-kota Salatiga.
E. Kerangka Teoritis
Salah satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang dihadapi
bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, bila
dibandingkan dengan negara lain. Dari data hasil survey PERC ( The Political
and Economic Risk Consultancy ) yang dipublikasikan oleh The Jakarta Post,
edisi 3 September 2005, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita saat ini
masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain.10
Untuk mencapai mutu pendidikan khususnya Pendidikan Agama
Islam, seluruh SD Islam di kota Salatiga perlu menyusun strategi atau
perencanaan yang baik dan terukur. Sehingga apa yang diharapkan yaitu
output pendidikan yang bermutu betul-betul dapat terwujud. Untuk mencapai
tujuan diatas tentunya bukan perkara yang mudah bagi SD Islam se-kota
Salatiga, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana dengan
baik untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.
Upaya meningkatkan mutu PAI bisa ditunjang dengan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan. Edward mengatakan bahwa “Extracurricular
designates an activity program as distinct and separate from the curriculum
and connotes subordinate or inferior status in relation to the formal
10
curriculum.”11 Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran intrakurikuler di kelas dan pelayanan
konseling yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga
kependidikan yang berkewenangan atau berkemampuan di sekolah atau
madrasah.12
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
upaya program ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam, yang dalam hal ini peneliti
terfokus dalam program ekstrakurikuler keagamaan. Gambaran yang jelas
tentang arah penelitian ini secara skematis penulis gambarkan dalam
kerangka berpikir sebagai berikut:
Tabel 1.1. Kerangka Konseptual
11
Edward J. Klesse, Student Activities in Today's Schools: Essential Learning for All Youth,
America: R&L Education, 2004, 77.
12
Muhaimin dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT
Raja Grapindo Persada, 2008, 74.
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Berdasarkan pada kerangka di atas, penulis jabarkan lagi bahwa
peningkatan mutu PAI dituntut oleh Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat
(1) dan Bab II Pasal 3, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 35 ayat (1), Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan.
Pendidikan Agama Islam yang bermutu dapat dilihat dari proses
pebelajaran yang mengacu pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, hasil akhir mencapai KKM yang bisa diukur melalui tes, serta
prestasi yang didapat baik berupa tes kemampuan akademik maupun prestasi
non akademik.13
Upaya peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembinaan program
ekstrakurikuler keagamaan yang dapat ditempuh dengan berbagai bentuk,
model dan cara. Upaya dan strategi guru PAI serta pembina ekstrakurikuler
keagamaan memegang peranan penting dalam proses peningkatan mutu
Pendidikan Agama Islam.
Perpaduan antara kegiatan ekstrakurikuler PAI yang disesuaikan
dengan unsur-unsur dalam mutu Pendidikan Agama Islam akan menghasilkan
sebuah proses pembinaan peserta didik di SD Islam se-Kota Salatiga yang
nantinya akan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Sesuai dengan obyeknya,
penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Adapun yang
perlu diperjelaskan dalam penelitian ini adalah:
1. Setting penelitian.
13
Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator cara
Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya,
peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat,
atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar
alamiahnya.14
Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Kepala
sekolah SD Islam se-kota Salatiga, guru PAI di SD Islam se-kota Salatiga,
pelatih ekstrakurikuler keagamaan, serta Wakaur Kesiswaan. Selain itu
dalam rangka mengembangkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, maka siswa yang mengikuti program
ekstrakurikuler keagamaan juga terlibat didalamnya karena siswa adalah
sasaran utama.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi
partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut
digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya
4. Jenis dan Sumber data
a. Jenis data, pada pendekatan penelitian ini kualitatif deskriptif berjenis
analisis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, dalam bidang pendidikan
analisis kegiatan dilaksanakan terhadap upaya-upaya meningkatkan
mutu pendidikan PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di
SD Islam se-kota Salatiga.
b. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sumber
data primer dan sumber data sekunder, yang akan diuraikan sebagai
berikut:
14
John W.Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition,
1. Sumber data primer, yaitu sumber data mengenai proses kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan, dari mulai penyusunan program
ekstrakurikuler keagamaan sampai dengan pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan. Data tersebut bersumber dari kepala
sekolah dan kaur bidang kesiswaan di SD Islam se-kota Salatiga.
2. Sumber data sekunder yaitu dari beberapa dokumen pelengkap dan
pendukung data primer, yaitu berupa dokumen serta wawancara
dengan KKG PAI maupun dinas pendidikan kota Salatiga tentang
hasil pengembangan pendidikan agama Islam di SD Islam melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
5. Instrumen Penelitian
Menurut Nawawi, dalam pengumpulan data diperlukan alat
(instrumen) yang tepat agar data yang berhubungan dengan masalah dan
tujuan penelitian dapat dikumpulkan secara tepat.15 Dalam penelitian ini,
instrumennya adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama,
karena peneliti yang memahami objek yang dikajinya. Selama di lokasi,
dia dibantu dengan alat pedoman wawancara dan didukung dengan
sejumlah instrumen lainnya seperti buku catatan untuk mencatat hal-hal
penting yang menunjang kelancaran penelitian, tape recorder yang akan
digunakan untuk merekam informasi dan pendapat informan yang
berkaitan dengan upaya pengembangan mutu PAI melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga, serta camera
digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan.
6. Tehnik analisis data.
Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan bahwa
analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
aktivitasnya dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
15
Barda Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press,
menerus sampai tuntas, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.16
G. Sistematika Pembahasan
Secara sekeluruhan penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing
disusun secara rinci dan sistematis. Bab pertama merupakan pendahuluan
yang akan membahas tentang: Latar belakang masalah, rumusan dan batasan
masalah, signifikasi penelitian, telaah pustaka, kajian teoritis serta metode
penelitian.
Bab kedua memuat kajian teori yang terdiri dari subbab pertama
landasan teori tentang kajian peningkatan mutu PAI yang meliputi pengertian
mutu PAI, peningkatian mutu PAI, prinsip-prinsip mutu PAI serta indikator
mutu PAI. Dilanjutkan dengan subbab kajian ekstrakurikuler PAI yang
meliputi pengertian program ekstrakurikuler keagamaan, fungsi dan tujuan
ekstrakurikuler keagamaan, jenis-jenis program ekstrakurikuler keagamaan
serta bentuk program ekstrakurikuler keagamaan.
Bab ketiga merupakan analisis pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga yang membahas tentang pelaksanaan
pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga serta pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.
Bab keempat memaparkan analisis upaya peningkatan mutu PAI
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang membahas tentang upaya
peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD
Islam se-kota Salatiga serta faktor pendukung dan penghambat upaya
pengembangan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD
Islam se-kota Salatiga.
Bab kelima adalah penutup yang menguraikan kesimpulan dan
saran-saran, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar rujukan dan
lampiran-lampiran.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Ganesha, 2006,
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam.
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Ishikawa mengatakan bahwa “Quality is meeting custtomer satisfaction”,17 mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa. Menurut
Dzaujak Ahmad, mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam
pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.18
Sedagkan menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif, mutu
ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan merupakan produk
pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal.
Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk
mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskriptif, mutu
ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes prestasi belajar.19
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh
tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman.
Oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan
tuntunan kehidupan masyarakat
17
Kaoru Ishikawa, What is Total Quality Contrail Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall International Inc, 1985, 11. 18
Dzaujak Ahmad, Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di sekolah Dasar, Jakarta:
Depdikbud 1996, 8.
19
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan menurut Routledge adalah process of acquiring or
imparting knowledge and skills.20 Pendidikan mengandung maksud suatu
proses dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui kegiatan
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah The art of imparting or
acquiring knowledge and habit through instructional as study.21
Menurut Dr. Muhammad Ibrahim SA, meyatakan bahwa: Islamic education in true sense of temr, is a system of education which en-anbles a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenents of Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memungkinkan seseorang mampu menjalani kehidupan sesuai dengan ideologi Islam, sehingga ia dalam menjalani hidupnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.22
Muhaimin dan Abdul Mujib mendefinisikan pendidikan Islam
adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi
fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam
segala aspeknya.23 Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai
dengan ajaran Islam maka harus berproses melalui sistem pendidikan
Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler. Esensi
dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan
atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq (moralitas) dan
pengalamanya.24 Dari keempat potensi esensial ini menjadi tujuan
fungsional pendidikan Islam. Oleh karenanya, dalam strategi pendidikan
20
Routledge, Key Wood Education The Basics, New York: Routledge, 2011, xii.
21
Park, Joe (ed), Selected Reading in thePhilosopy Of Education, New York: The
Macmillan Company, 1962, 3. 22
H.M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: Golden Pers,
1991, 7.
23
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya,
1993,136.
24
Moh. Fadhil al-Djamali, al-Tarbiyah al Insan al-Jadid , Tunisia al-Syghly: Matba’ah al
Islam, keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat
dari lingkaran proses pendidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan
akhir pendidikan.
3. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam.
Konteks pendidikan berbeda dengan organisasi lain karena sifatnya
yang intangible, pendidikan mengharapkan hasil/produk bukan
semata-mata keluaran secara kuantitatif, akan tetapi outcome atau hasil yaitu
lulusan yang bermanfaat di lingkungan sesuai proses yang dialkukan.
Output pendidikan merupakan fokus dari ikhtiar pendidikan, dan input
menjadi masukan yang penting bagi output, tetapi yang jauh lebih penting
adalah bagaimana mendayagunakan input sekolah tersebut yang terkait
dengan individu-individu dan sumber-sumber lain yang ada di sekolah.
Hal ini menjelaskan kedudukan komponen-komponen tersebut bahwa
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Proses memliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.25
Mutu dalam pendidikan Islam mengacu pada proses dan hasil
pendidikan, dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input,
seperti: bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi
(bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi, sarana prasarana, sumber belajar, serta penciptaan suasana
yang kondusif. Dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input
tersebut atau mensinergikan semua komponan dalam proses belajar
mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun
di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan
mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai dapat
berupa hasil test kemampuan akademis (Hasil ulangan atau ujian), dapat
pula prestasi bidang lainnya, seperti: olah raga, seni, bahkan prestasi
25
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta:
sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible)
seperti suasana disiplin, keakraban, kebersihan, dsb.26
4. Prinsip-Prinsip Mutu Pendidikan Islam.
Pengembagan pendidikan agam Islam pada sekolah juga
mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang pendidikan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, bahwa
pendidikan islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, pertama,
pendidikan agama diselenggarakan dalam bentuk pendidikan agama islam
di satuan pendidikan pada semua jenjang dan jalur pendidikan. Kedua,
pendidikan umum berciri Islam pada satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi pada jalur
formal dan non formal, serta informal. Ketiga, pendidikan keagamaan
islam pada berbagai satuan pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang
diselenggarakan pada jalur formal, dan non formal, serta informal.
Pengembangan kurikulum pendidikan agama islam pada sekolah
diarahkan pada peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Agama Islam
pada sekolah dengan perkembangan kondisi lingkungan lokal, nasional
dan global, serta kebutuhan peserta didik. Kegiatan dalam rangka
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam tingkat satuan
pendidikan.27
5. Indikator Mutu Pendidikan Agama Islam
Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan
Islam yaitu hasil akhir pendidikan misalnya tes tertulis, anakdot, skala
sikap.28 Dalam konteks pendidikan islam, indikator mutu berpedoman
pada konteks hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Sedangkan prestasi yang dicapai
dapat berupa hasil tes kemampuan akademik atau prestasi non akademik.
26
Sutrisno, Pendidikan Islam Yang Menghidupkan, Yogyakarta: Kota Kembang, 2008, 52.
27
Mohammad Ali, Article, Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 19
September 2010.
28
Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator
B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan.
1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Program ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai program
kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dalam rangka
memberikan arahan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran
agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar dikelas serta untuk
mendorong pembentukan pribadi peserta didik dan penanaman nilai-nilai
agama dan akhlakul karimah peserta didik. Tujuannya adalah membentuk
manusia yang terpelajar dan bertaqwa kepada Allah SWT.29
Program ekstrakurikuler keagamaan ini dikemas melalui shalat
berjamaah, shalat dhuha, tadarus Al-Qur’an, khitabah, MTQ, Hadrah dan
berbagai program social keagamaan lainnya yang dilaksanakan di luar jam
sekolah. Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain berbeda karena variasinya sangat
ditentukan oleh kemampuan guru, siswa, dan kemmapuan sekolahnya.30
2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Secara khusus program ekstrakurikuler keagamaan ini bertujuan
untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai materi yang diperoleh
di kelas, mengenai hubungan antar mata pelajaran keimanan dan
ketaqwaan, serta sebagai upaya ,melengkapi pembinaan manusia
seutuhnya. Sebagian disebutkan dalam Al-Qur’an tentang anjuran kepada
manusia untuk selalu menyeru pada yang kebaikan dan mencegah pada
yang mungkar. Seperti firman Allah dalam surat al-Imran ayat 104.
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
29
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, 9.
30
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.
Fungsi dan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat
dirumuskan sebagai berikut:31
a. Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu
mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan
mampu mengamalkan dlam perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya.
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkunga sosial,
budaya danalam sekitar.
c. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik
agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh
karya.
d. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggungjawab
dalam menjalankan tugas.
e. Menumbuh kembangkan akhlak islami yang mengintegrasikan
hubungan dengan Allah, Rasul, Manusia, alam semesta bahkan diri
sendiri.
f. Mengembangkan sensitifitas peserta didik dalam melihat
persoalan-persoalan social keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif
terhadap permasalahan social dan dakwah.
g. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta
didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
h. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
komunikasi dengan baik, baik verbal maupun non verbal.
i. Melatih kemampuan peserta didik untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya, secara mandiri maupun kelompok.
31
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
j. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan
masalah sehari-hari.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan dari pendidikan islam,
maka guru tidak hanya bisa mengandalkan pada kegiatan proses belajar
mengajar di kelas saja yang minim pertemuannya, dibutuhkan tindak
lanjut berupa pengamalan atau praktek dalam kehidupan sehari-hari.
3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Program ekstrakurikuler keagamaan pada umumnya dibagi
menjadi dua jenis yaitu kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan
wajib adalah seluruh bentuk kegiatan yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang melibatkan potensi, bakat, pengembangan seni dan
ketrampilan tertentu yang harus didukung oleh kemampuan dasar yang
dimiliki pese rta didik. Sasaran program ini adalah seluruh peserta didik
madrasah dan masyarakat sekolah, yang kegiatan ini wajib di ikuti oleh
seluruh peserta didiknya. Kegiatan pilihan adalah kegiatan yang ditetapkan
sekolah berdasarkan minat dan bakat dari peserta didiknya.32
4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan.
Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler begitu bervariasi dari
sekolah yang satu dengan yang lain, begitupun dengan pengembangan
program ekstrakurikuler keagamaan ini. Bentuk-bentuk kegiatan
ekstrakurikuler harus dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat
pemahaman dan kemampuan peserta didik, serta tuntutan lokal dimana
madrasah atau sekolah umum berada.33Berpijak pada Panduan tentang
pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada
sekolah umum yang diterbitkan oleh Departemen Agama R.I., ada delapan
bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang bisa dikembangkan
yaitu:
32
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, 2002, 274.
33
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
a. Pelatihan ibadah, meliputi aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam
benar, dan kefasihan bacaan berdasarkan kaidah-kaidah dalam ilmu
tajwid.
c. Apresiasi Seni dan Kebudayaan Islam. Bentuk kegiatan ini bisa
mencakup pada pelatihan kaligrafi, rebana, vokal grup shalawatan,
qasidah, grup marawis atau grup teater yang khusus mengangkat
persoalan-persoalan tradisi dan kebudayaan Islam.
d. Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI). Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memperingati dan merayakan hari-hari besar Islam seperti
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, dsb.
e. Tadabbur dan Tafakkur Alam. Kegiatan ini merupakan kegiatan
karyawisata ke suatu lokasi tertentu untuk melakukan pengamatan,
penghayatan dan perenungan terhadap alam ciptaan Allah swt.
f. Pesantren Kilat (Sanlat). Pesantren Kilat adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh sekolah pada waktu libur sekolah. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan di sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah
seperti mushalla, masjid, pondok pesantren, sanggar dan tempat
lainnya yang sesuai. Pada dasarnya pesantren kilat harus dapat
mengkondisikan suasana kehidupan yang Islami dengan adanya
kebersamaan, kekerabatan yang saling menunjang sesuai ajaran
Islam.34
g. Kegiatan Perpustakaan yang dimaksudkan untuk menghidupkan dan
melestarikan tradisi keperpustakaan melalui pengelolaan yang baik.
Bentuk pengelolaannya meliputi: pengadaan buku-buku, majalah,
34
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Kilat
buletin, surat kabar yang berhubungan dengan wawasan keislaman dan
ilmu pengetahuan, penanganan manajemen perpustakaan.
h. Kunjungan Studi. Ini merupakan kegiatan kunjungan atau silaturahmi
ke tempat-tempat tertentu dengan maksud melakukan studi atau
mendapatkan informasi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.35
Prinsip pengembangan berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam tersebut tidak bisa lepas dari bentuk
pengembangan ekstrakurikuler secara umum. Kegiatannya harus tetap
mempertimbangan tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta didik
serta tuntutan-tuntutan lokal tempat sekolah berada.
35
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Kilat
BAB III
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA
A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga
Pelaksanaan pembelajan PAI di SD Islam se-kota Salatiga
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP dan belum
menerapkan kurikulum 2013. Untuk kelompok mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam maupun mata pelajaran lainnya di SD Islam se-kota Salatiga
telah menetapkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk nilai
raport yang harus dicapai siswa adalah berkisar 70 sampai 75. Penetapan
standar KKM ini melihat pada rata-rata tingkat kemampuan siswa dan tingkat
kesulitan mata pelajarannya.36
Proses pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga
sudah menggunakan metode yang bervariatif, mulai menggunakan metode
ceramah, diskusi, demonstrasi ataupun lainya, ditujukan agar siswa senantiasa
dapat mengikuti pembelajaran PAI dengan kondusif, ceria dan menyenangkan
sekaligus membantu siswa dalam memahami ajaran Islam secara
menyeluruh.37
Hal tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Muhaimin, bahwa
strategi penyampaian pembelajaran PAI adalah metode-metode penyampaian
pembelajaran PAI yang dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespon
dan menerima pembelajaran PAI dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
Karena itu, penetapan strategi penyampaian perlu menerima serta merespon
masukan dari peserta didik. Dengan demikian, strategi penyampaian
mencakup lingkungan fisik, guru atau orang, bahan-bahan pembelajaran dan
kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran lain.38
36
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 2-4 juni 2016.
37Wawancara dengan kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus, SDIT Nida’ul Hikmah, SD
Islam Kurma pada tanggal 7 juni 2016. 38
Berdasarkan hasil observasi, selain guru PAI yang terus berupaya
dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI, seluruh SD Islam di kota Salatiga
juga memiliki strategi khusus dalam membantu guru PAI mencapai tujuan
pembelajaranya tersebut, seperti hal nya program pembiasaan PAI diantaranya
peringatan hari besar keagamaan, tadarus bersama, menghafal surah-surah
pilihan, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, kegiatan keagamaan di bulan
ramadhan, bahkan sampai dengan mewajibkan siswa mengikuti program
“Madrasah Diniyah” seperti yang di laksanakan di SD Islam Kurma dan SD Integral Hidayatullah kota Salatiga. Semuanya itu untuk meningkatkan mutu
PAI serta menghasilkan out put yang mulia dan berkualitas.39
B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota
Salatiga
Secara keseluruhan SD Islam se-Kota Salatiga berupaya
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswanya dan mewadahinya dalam
kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah ekstrakurikuler keagamaan.
Ekstrakurikuler keagamaan sebagai ekstrakurikuler yang mengembangkan
minat dan bakat siswa dalam bidang keagamaan sebagai salah satu upaya
dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga ini
dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pulang sekolah.
Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan
ekstrakurikuler keagamaan ini tidak mengurangi jam belajar-mengajar peserta
didik, sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam ini
tentunya akan melibatkan berbagai pihak dan dijalankan dengan berbagai
perencanaan agar kegiatan ekstrakurikuler lebih terstruktur dan dapat berjalan
dengan baik. Maka dari itu koordinasi dengan berbagai pihak harus disusun
secara jelas dan rapi, karena menjalankan suatu sistem ekstrakurikuler tidak
bisa berjalan hanya dengan satu pihak saja melainkan dengan berbagai pihak
39
dan saling mendukung. Selain itu, sistem pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
pendidikan agama Islam dapat dilakukan dengan pembiasaan,
pelatihan-pelatihan baik secara formal maupun informal dan menekankan kegiatan
praktis dalam bentuk keterampilan yang dapat mendukung pemahaman,
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai ke Islaman serta pembinaan untuk
beramal shalih. Seluruh jenis kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama
Islam di kota Salatiga selalu dipantau perkembanganya, diharapkan mutu out
put yang diinginkan bisa tergambar secara jelas.40
Berdasarkan data diatas, dapat dianalisa bahwasanya pelaksanaan
program ekstrakurikuler di SD Islam se kota Salatiga sudah melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan kontrol/evaluasi guna
mencapai tujuan secara obyektif, sesuai dengan pendapat Henry L. Sisk dalam
bukunya Principles of Management mengatakan bahwa “Management is the
coordination of all resources throughthe processes of planning, organizing,
directing, and controlling in order to attain stated objectives”.41
Berjalanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota
Salatiga sangat bervariatif antara lembaga satu dengan yang lainya, Tentunya
dengan manajemen dan strategi yang bervariatif juga. Berpijak dari delapan
bentuk kegiatan ekstrakurikuler PAI yang diterbitkan oleh Departemen Agama
RI pada kajian teori, SD Islam di kota Salatiga mengembangkan dan membagi
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan menjadi dua bagian, yaitu program
ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Program ekstrakurikuler wajib yaitu
program yang harus diikuti oleh seluruh siswa, sedangkan yang dimaksud
ekstrakurikuler pilihan adalah siswa memilih program yang sesuai dengan
minat dan bakatnya, tidak semua program ekstrakurikuler disediakan di setiap
lembaga, hanya yang dibutuhkan oleh lembaga.42
Dari paparan diatas, penulis dapat menggambarkan program
ekstakurikuler keagamaan di SD Islam kota Salatiga dalam tabel dibawah ini.
40
Wawancara dengan kepala SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 7 Juni 2016. 41
Henry L. Sisk, Principles of Management, Brighton England: South-Western Publishing
Company, 1969, 10. 42
Tabel. 3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan
Ekstrakurikuler tahfidz merupakan ekstrakurikuler keagamaan
yang diwajibkan di seluruh SD Islam se-Kota Salatiga, hanya
penerapanya di setiap lembaga yang berbeda. Di SD Plus Tahfidzul
Qur’an, ekstrakurikuler ini merupakan ciri khas dari lembaga tersebut.
Di SD islam ini setiap hari anak diwajibkan untuk setoran hafalan
al-Qur’an minimal 2 ayat, diharapkan anak bisa menghafal minimal 5 juz
setelah kelulusan.43 Sedangkan di SD Islam yang lain juga menerapkan
seperti hal nya SD Tahfidzul Qur’an, akan tetapi target yang akan dicapai berbeda. Misalnya di SD Muhammadiyah untuk kelas 3-6
setoran hafalan setiap hari jumat & sabtu dengan target hafal juz 30
setelah kelulusan, SD Islam kurma setoran hafalan ayat pilihan di hari
jumat dengan target memahami tentang dasar-dasar hukum didalam
al-Qur’an, SD Al-Azhar dan SDIT Nida’ul Hikmah melaksanakan
43
Wawancara dengan kepala SD Tahfidz an-Nida’ pada tanggal 19 juli 2016.
program tahfidz setiap dua hari setoran hafalan 1 ayat dengan target
hafal juz 30 setelah kelulusan, sedangkan SD Islam Integral
melaksanakan program tahfidz di pagi sebelum masuk serta sore pada
madin.44
b. BTQ
Ekstrakurikuler BTQ juga merupakan ekstrakurikuler
keagamaan yang diwajibkan di seluruh SD Islam se-Kota Salatiga.
Dengan diwajibkanya ekstrakurikuler BTQ ini sangat membantu
mengentaskan anak dalam membaca dan menulis al-Qur’an, hal ini
harus diwujudkan di SD yang notabenya mengutamakan nilai-nilai
Islam. Program BTQ dilaksanakan pada setiap hari sesuai jam yang
sudah ditetapkan masing-masing sekolah. Metode yang digunakan
dalam belajar membaca dan menulis al-Qur’an juga berbeda, ada yang
menggunakan metode Qiro’ati seperti SD Islam Kurma dan SDIT Nida’ul Hikmah, ada juga yang menggunakan metode Iqra’ seperti SD
Muhammadiyah (Plus), SD Al-Azhar, SD Integral Hidayatullah dan
SD Tahfidzul Qur’an.45
c. PHBI
Peringatan hari besar Islam diwajibkan di SD Islam Kurma,
sebagian yang lain tidak begitu inten dalam melaksanakan maupun
memfasilitasi kegiatan ini dalam program ekstrakurikuler. Bentuk
kegiatan PHBI yang dijalankan SD Islam kurma diantaranya adalah,
peringatan Maulid Nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Hijriyah
dan lain-lain. Dari hasil wawancara guru PAI SD Islam Kurma
menegaskan bahwa, menurutnya peringatan hari besar Islam di
lingkungan sekolah bisa menjadi ajang dakwah sekolah. Inilah saat
yang tepat bagi peserta didik muslim menunjukkan bahwa mereka
mampu untuk berkarya dan menampilkan kreasinya.46
44
Wawancara dengan guru PAI SD Al-Azhar pada tanggal 19 juli 2016. 45
Wawancara dengan kepala Sekolah SD Islam Kurma pada tanggal 14 Juni 2016. 46
d. Pesantren Kilat
Semua SD Islam di kota Salatiga mengagendakan pesantren
kilat di setiap tahunya. Semua SD Islam di kota salatiga
mengagendakan kegiatan ini pada setiap bulan Ramadhan dan diberi
nama “Pesantren Ramadhan”. Kegiatan Pesantren Ramadhan
merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa SD Tahfidzul
Qur’an dan SD Islam Kurma, hal ini didukung oleh pondok pesantren
yang dimilikinya. Sedangkan di SD Muhammadiyah (plus), SD
Al-Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah dan SD Integral melaksanakan kegiatan
ini hanya di ikuti oleh siswa kelas 3-5.47
e. Pelatihan Ibadah.
Pelatihan Ibadah adalah program ekstrakurikuler yang meliputi
sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, manasik haji, doa dan tadarus,
mabit, dan masih banyak kegiatan lainya. SD Islam di kota Salatiga
mewajibkan adanya ekstrakurikuler ini dikarenakan kegiatan ini sangat
berpengaruh terhadap mutu dan kualitas Pendidikan Agama Islam,
selain itu kegiatan ini menyangkut tentang pondasi pemahaman
nilai-nilai Islam.
2. Ekstrakurikuler Seni & Budaya Islam(Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan)
a. Khitobah
Program ekstrakurikuler khitobah hanya dilaksanakan di SD
Muhammadiyah (Plus), dan SD Islam Kurma, sedangkan di SD yang
lainya hanya membimbing dan mengarahkan bagi anak yang ingin
berlomba, tidak dibentuk ekstrakurikuler secara resmi. Adanya
ekstrakurikuler ini jelas memberikan output yang bermutu, misalnya di
SD Muhammadiyah (Plus) mempunyai Da’i kecil kondang yang jam
terbangnya sampai ke kancah nasional. Sedangkan di SD Islam
Kurma juga mempunyai da’i yang juga sering mengisi ceramah di
47
masyarakat, sehingga keberadaanya sangat bermanfaat dan menjadi
inspirasi bagi siswa-siswa lain di lingkunganya.48
b. Kaligrafi
Program ekstrakurikuler kaligrafi hanya di laksanakan di SD
Islam Kurma dan SD Muhammadiyah (Plus). SD Islam Kurma
melaksanakan ekstrakurikuler kaligrafi dua hari dalam satu minggu,49
yaitu hari kamis dan sabtu setelah pulang sekolah. Sedangkan SD
Muhammadiyah (Plus) maleksanakan ekstrakurikuler kaligrafi pada
hari senin setelah pulang sekolah. Program ekstrakurikuler kaligrafi ini
belum dilaksanakan SD Islam yang lainya dikarenakan SDM yang
mengampu ekstrakurikuler ini belum ada. Sedangkan untuk
mempersiapkan siswa yang ingin mengikuti ajang perlombaan
biasanya sekolah mengirimkan siswanya ketempat pelatihan kaligrafi
diluar sekolah.
c. Rebana
Program ekstrakurikuler rebana dilaksanakan di empat SD
Islam, yaitu SD Islam Kurma, SD Muhammadiyah Plus, SD Islam
Integral dan SD Al-Azhar Salatiga. Setiap sekolah yang mempunyai
program ekstrakurikuler rebana ini menyediakan fasilitas alat-alat
rebana. Kegiatan ini dipandu oleh satu pelatih rebana, siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah dalam memandu
dan menyelaraskan nada. Sedangkan di dua SD yang lain belum
membuat program ekstrakurikuler rebana.50
d. Seni Tartil & Tilawah
Program ekstrakuler seni tartil & tilawah ini dilaksanakan di
seluruh SD Islam di kota Salatiga. Program ini di anggap sangat
penting dan harus fasilitasi dalam bentuk ekstrakurikuler oleh seluruh
SD Islam di kota Salatiga. Pelaksanaan program ekstrakurikuler seni
48
Wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 21 juni 2016.
49
Wawancara dengan guru PAI SD Islam Kurma pada tanggal 23 Juni 2016. 50
tartil dan tilawah ini tidak sulit dijalankan bagi sekolah di kota
Salatiga, dikarenakan kota Salatiga merupakan salah satu kota yang
memiliki banyak pondok pesantren yang banyak melahirkan SDM
pelatih seni tilawah dan tartil di kota Salatiga, bahkan setiap sekolah
mempunyai guru yang juga berkompeten di bidang seni tilawah &
tartil. Waktu pelaksanaan program ini berbeda-beda di setiap sekolah,
sesuai dengan jadwal masing-masing.51
e. Cerita Islami
Program ekstrakurikuler cerita islami ini hanya dilaksanakan di
SD Muhammadiyah Plus pada hari senin sore dan SD Islam Kurma
pada hari sabtu sore. Ada juga yang program pelaksanaanya digabung
dengan ekstrakurikuler khitobah seperti SDIT Nida’ul Hikmah.
Program ekstrakurikuler ini tidak jauh berbeda dengan program
ekstrakurikuler khitobah, hanya saja lebih terfokus ke cerita Islam.52
f. Adzan, CCQ dan TIKI
Program ekstrakurikuler Adzan, CCQ dan TIKI hanya
dilaksanakan di SD Muhammadiyah Plus. Adzan dan TIKI
dilaksanakan pada hari senin sore, sedangkan CCQ dilaksanakan pada
hari selasa sore. Pada SD Islam yang lain belum mengadakan program
ekstrakurikuler ini, hanya saja siswa yang akan mengikuti perlombaan
akan dilatih secara individu.53
Berdasarkan paparan diatas, Hasil penelitian yang penulis dapatkan
bahwasanya seluruh SD Islam di kota Salatiga sudah memfasilitasi dan
melaksanakan program ekstrakurikuler keagamaan dalam upaya peningkatan
mutu Pendidikan Agama Islam, dalam hal ini upaya yang dilaksanakan dalam
peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam berbeda-beda sesuai dengan
program dan manajemen ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan di
setiap sekolah.
51
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016. 52
Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016. 53
Setelah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh,
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di setiap SD Islam se-kota
Salatiga, Jika mengacu pada panduan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum yang diterbitkan oleh
Departemen Agama R.I. SD Islam di kota Salatiga yang paling banyak
membuat program ekstrakurikuler keagamaan adalah SD Muhammadiyah
Plus dan SD Islam Kurma. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus &
SD Islam Kurma
Daftar Program Ekstrakurikuler Keagamaan
SD Muhammadiyah (Plus) SD Islam Kurma
Tabel 3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT
Nida’ul Hikmah, SD Integral Hidayatullah dan SD Tahfidz
Daftar Program Ekstrakurikuler Keagamaan
SD Al-Azhar SDIT Nida’ul Hikmah SD Tahfidz an-Nida SD Integral
Hidayatullah
leluasa dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui program
ekstrakurikuler keagamaan. Selain banyaknya program ekstrakurikuler
keagamaan yang diampu, dua sekolah ini juga sangat memperhatikan SDM
pengampu program ekstrakurikuler keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan, SD Al-Azhar,
SDIT Nida’ul Hikmah, SD Tahfidz an-Nida’ dan SD Integral Hidayatullah mempunyai upaya lain dalam rangka meningkatkan mutu PAI, diantaranya
adalah:
a. Hasil wawancara yang didapat dari guru PAI SD Al-Azhar Salatiga,
mengatakan bahwasanya dalam peningkatan mutu PAI di SD Al-Azhar
lebih menekankan pada kualitas pembelajaran di kelas serta
pembiasaan-pembiasaan keagamaan yang didampingi dengan baik,
juga mempunyai kualitas yang baik. Hal ini didukung oleh hasil belajar
PAI yang penulis dapatkan dari hasil penelitian.54
b. Hasil wawancara yang didapat dari kepala sekolah SDIT Nida’ul Hikmah, mengatakan bahwasanya dalam peningkatan mutu PAI di
SDIT Nida’ul Hikmah lebih didukung oleh program fullday yang
dimilikinya, selain itu didukung oleh fasilitas masjid yang dimiliki oleh
sekolah sehingga banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering
dilaksanakan guna meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di
SDIT Nida’ul Hikmah.55
c. Sedangkan di SD Tahfidz an-Nida dan SD Integral Hidayatullah
memiliki progam Madin “Madrasah Diniyah”. 56
Menurut data yang
diperoleh dari hasil wawancara yang didapatkan dari masing-masing
guru PAI mengatakan bahwa, menurutnya peningkatan mutu PAI
melalui program Madin yang dimilikinya lebih efektif, karena program
madin ini pada intinya terfokus dengan materi-materi pendidikan
Islam, sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan.
Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar,
SDIT Nida’ul Hikmah, SD Tahfidz an-Nida’ dan SD Integral Hidayatullah belum maksimal, sehingga perlu upaya-upaya khusus yang harus dilakukan
guna meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Di empat SD Islam diatas
lebih mengupayakan peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam melalui
kegiatan lain selain ekstrakurikuler, seperti program Madin di SD Integral
Hidayatullah dan SD Tahfidz an-Nida’ serta program pembiasaan dan
pengembangan diri di SD Al-Azhar dan SDIT Nida’ul Hikmah.57
54
Wawancara dengan guru PAI SD Al-Azhar pada tanggal 13 agustus 2016.
55