• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA

Oleh:

NASHRUL HAQQI FIRMANSYAH

NIM. M1.14.026

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu

hanya di pikirkan.

Sebuah cita-cita juga hanya menjadi beban, jika itu

hanya angan-

angan”

PERSEMBAHAN

Bapak dan ibuku tercinta,

Adek-ku Aulia Marsha Meutia

Sanggar Alif Salatiga & Nahnu

Calon istriku yang belum dipertemukan

(6)

PRAKATA

rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sanjungkan

kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan

tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Zakiyuddin Badawy, selaku direktur PPS IAIN Salatiga.

3. Bapak Prof. Dr. H.M. Zulfa, M.Ag selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikirannya dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

4. Semua dosen PPS yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis hingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan S2 ini.

5. Seluruh Kepala Sekolah, Guru PAI & Pelatih program ekstrakurikuler di SD

Islam se-kota Salatiga yang memberikan waktu kepada penulis, untuk

melakukan penelitian guna menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa

meteril maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Seluruh saudara-saudaraku di sanggar Alif Salatiga maupun komunitas

Seniman Indonesia yang telah memberikan dukungan & motivasi dalam hidup

(7)
(8)

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler keagamaan sebagai salah satu sarana peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam serta tercapainya tujuan pendidikan Islam. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai efek positif pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, menemukan upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

Peneliti memilih SD Islam se-kota Salatiga karena disamping memiliki program ekstrakurikuler keagamaan, SD Islam se-kota Salatiga juga merupakan sekolah yang mengimplementasikan nilai-nilai Islam di lingkungan sekolahnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan tehnik observasi, wawancara serta dokumentasi. Data penelitian ini bersumber dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru PAI, serta Pelatih Ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar dan kondusif, serta sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Sedangkan untuk pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga berbeda-beda antara sekolah satu dengan yang lainya, dengan manajemen dan strategi yang berbeda-beda. Selain itu setiap pelatih ekstrakurikuler mengarahkan siswa untuk mengetahui lima aspek kurikulum PAI tidak hanya dalam kemampuan kognitif saja, tetapi sampai ke ranah afektif dan psikomotorik. Guna mencapai tujuan, SD Islam se-kota Salatiga mengoptimalkan faktor pendukung serta berupaya mengentisipasi faktor penghambat yang ada.

(9)

ABSTRACT

This study examines the religious extracurricular programs as one means of improving the quality of Islamic education and the attainment of the objectives of Islamic education. Religious extracurricular activities have a positive effect on student academic performance and can support the learning process. The existence of religious extracurricular program deemed necessary to support the achievement of learning objectives of Islamic education.

The general objective of this study was to describe the religious extracurricular activities, Finding quality improvement efforts of Islamic education through religious extracurricular activities and determine the factors that influence the quality improvement efforts of Islamic education through extracurricular activities in Islamic Elementary School in Salatiga.

The researchers chose Islamic Elementary School arround Salatiga, because besides having the religious extracurricular program, These schools also implement Islamic values in their school environment. To obtain the research results, the writer used descriptive method with qualitative approaches and techniques of observation, interviews and documentation. The research data was obtained from the School principal, vice principal of student affairs, Islamic education teachers, as well as extracurricular coaches in Islamic Elementary School in Salatiga.

The astudy shows that the learning of Islamic Education implementation generally went smoothly and conducive, and used varied learning methods. While the implementation of religious extracurricular program in Islamic Elementary School in Salatiga is different between one school to another, and also the management. In addition, every extracurricular coaches lead students to know the five aspects of the Islamic education curriculum that was not only in cognitive aspect, but also to the affective and psychomotor. To achieve this goal, Islamic Elementary School in Salatiga optimize factors that support and inhibite factors that attempt to obstruct the goal.

*Keywords: religious extracurricular, quality of Islamic education

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... ix

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

A. Rumusan dan Batasan Masalah ... 2

1. Batasan Masalah... 2

2. Rumusan Masalah ... 2

B. Signifikasi Penelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam ... 12

1. Pengertian Mutu Pendidikan ... 12

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 13

3. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam ... 14

4. Prinsip Mutu Pendidikan Islam ... 15

(11)

B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan ... 16

1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 16

2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 16

3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 18

4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan ... 18

BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA ... 21

A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga ... 21

B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga ... 22

1. Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib ... 24

2. Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan ... 26

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN MUTU PAI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN ... 32

A. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga ... 32

1. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib ... 33

2. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan... 36

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Kerangka Konseptual. ...7

3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan...24

3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus & SD Islam

Kurma. ...29

3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah,

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Pedoman Wawancara ………49

Pedoman Dokumentasi ……….50

Pedoman Observasi ………...50

Catatan Lapangan ………..51

Pengantar Bimbingan Tesis ………...68

Lembar Konsultasi Pembimbing ………...69

Berita Acara Ujian Tesis……….71

Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ………...72

Dokumentasi Foto ………..78

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan di Indonesia bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif,

mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1

Sejalan dengan tujuan tersebut, dalam Bab X Pasal 36 disebutkan

bahwa kurikulum yang disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia hendaklah memperhatikan

beberapa hal, diantaranya peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak

mulia dan agama. Lebih khusus lagi ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan

Keagamaan Pasal 1 dan 3 bahwa pendidikan agama wajib diselenggarakan

pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.2 Ketentuan ini menempatkan

pendidikan agama pada posisi yang amat strategis dalam upaya mencapai

tujuan pendidikan yang diharapkan.

Pendidikan Agama Islam di Indonesia dewasa ini mendapatkan sorotan

tajam dari masyarakat, khususnya dalam membentuk peserta didik yang

beriman dan bertaqwa. Nurkhalis Majid mengatakan bahwa kegagalan

Pendidikan Agama Islam disebabkan pembelajaran PAI lebih menitikberatkan

pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.3

Demikian juga dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI

harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik,

1

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta: Departemen Agama R.I., Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007, 5. 2

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan, (22 April 2010). 3

Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung

(15)

serta membangun moral bangsa (nation character building).4 Bagi penulis,

proses membangun karakter bangsa ini perlu dilakukan dengan berbagai

langkah dan upaya yang sistemik. Akhlak sebagai salah satu bagian terpenting

dalam pendidikan hendaknya menjadi fokus utama dalam upaya pembentukan

menjadi manusia dewasa yang siap untuk mengembangkan potensi yang

dibawa sejak lahir. Pendidikan akhlak diharapkan akan mampu

mengembangkan nilai-nilai yang dimiliki peserta didik menuju manusia

dewasa yang berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Berdasarkan problem di atas, maka seorang guru PAI dituntut untuk

mempunyai terobosan-terobosan baru yang dinilai dapat meningkatkan mutu

Pendidikan Agama Islam. Guru PAI harus mampu menyisipkan nilai-nilai

pendidikan islam didalam setiap kegiatan yang ada di sekolah, salah satunya

adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler guna menutupi kurangnya jam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk

meneliti “Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui

Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Batasan Masalah.

Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang jelas serta

mengingat luasnya masalah yang hendak diteliti berdasarkan identifikasi

masalah di atas, maka masalah yang diteliti akan dibatasi pada

bagaimanakah upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam

melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang diteliti

dapat dirumuskan sebagai berikut:

4

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan

(16)

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam

meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD islam se-kota

Salatiga?

b. Apa saja upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam

melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota

Salatiga?

c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu

Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan

di SD Islam se-kota Salatiga?

C. Signifikasi Penelitian

Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini,

maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain

sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam

meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD Islam se-kota

Salatiga.

b. Menemukan upaya yang ada dalam meningkatkan mutu Pendidikan

Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam

se-kota Salatiga.

c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meningkatkan

mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

2. Manfaat Penelitian.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

perkembangan dunia pendidikan secara umum, dan juga bagi peneliti

sendiri khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

salah satu sumber atau contoh pertimbangan dalam meningkatkan mutu

(17)

D. Telaah Pusataka

Di bawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang

dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok

permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak perbedaannya

dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil

penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan penelitian sebagai

berikut:

Hasil penelitian M. Ripin Ikwandi, dengan judul: “Peran Madrasah

Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama di MI Raudlotul

Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”. Program pasca sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada

bagaimana peran dan hasil peningkatan mutu pendidikan agama Islam di MI

Roudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo.5

Hasil publikasi ilmiah Hoer Appandi, dengan judul “Peran Kepala

Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui

Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun

Pelajaran 2012/2013”. Dalam tulisanya, Hoer Appandi lebih menitik beratkan

bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu PAI melalui MBS

yang dalam kesimpulanya terdapat beberapa peran kepala sekolah.6

Hasil Penelitian Miftakhul munir, dengan judul “Strategi guru PAI

dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMAN 3 malang”.

Penelitian ini hanya menitik beratkan pada strategi guru PAI dalam

peningkatan mutu pendidikan di sekolah menegah atas negeri 3 Malang,

5

M. Ripin Ikwandi, “Peran Madrasah Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama

di MI Raudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”, Tesis, Program Studi Ilmu

Keislaman, Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2013. 6

Hoer Appandi, “Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam

Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran

2012/2013”,Publikasi Ilmiah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana Universitas

(18)

sedangkan penulis lebih menitik beratkan apa dan bagaimana strategi yang

digunakan guru PAI untuk meningkatkan mutu PAI.7

Hasil Penelitian Jumadi, dengan judul “Internalisasi Nilai-nilai PAI

melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohaniahan Islam di SMAN Kuala

Kapuas”. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan

internalisasi nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler

kerohaniahan Islam di SMAN Kuala Kapuas serta faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaannya. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa

internalisasi nilai-nilai agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler

kerohaniahan sudah terlaksana dengan baik, adapun pelaksanaannya

menggunakan dua cara yaitu langsung (keteladanan, pembiasaan, pengawasan,

nasehat, hukuman) dan menggunakan cara tidak langsung (belajar dikelas).8

Hasil penelitian Adiyannor Hidayatullah, dengan judul “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan Pramuka Pada Gugus

Depan Dikota Banjarmasin”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pelaksanaan pembinaan pendidikan agama Islam pada gerakan

pramuka dikota Banjarmasin serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung

dan menghambatnya.Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa

pendidikan agama Islam pada gugus depan dikota Banjarmasin dilakukan

dengan penanaman keimanan, shalat lima waktu, akhlak mulia dan

mengetahui sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, ditambah dengan

kegiatan ceramah kegiatan Isra Mi‟raj dan Maulid Nabi Muhammad, tadabur

alam, buka puasa bersama, shalat berjamaah, mengikuti lomba pengetahuan

pendidikan agama Islam.9

7

Miftakhur Munir, “Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang”, Tesis, Program Studi Ilmu Keislaman, Pasca

Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2010.

8

Jumadi, “Internalisasi Nilai-nilai PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohaniahan

Islam di SMAN Kuala Kapuas”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana

IAIN Antasari Banjarmasin 2014.

9

Adiyannor Hidayatullah, “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan

Pramuka pada Gugus Depan Dikota Banjarmasin”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam,

(19)

Akhirnya, setelah dilakukan penyelidikan akan beberapa penelitian

yang ada, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian thesis yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga” dapat dikatakan

memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun

perbedaanya terletak pada rumusan masalah yang ingin diteliti dan dianalisa.

Begitupun dengan hasil penelitian yang akan dihasilkan dari proses dan

penganalisaan titik awal hingga titik akhir upaya meningkatkan mutu

pendidikan agama islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD

islam se-kota Salatiga.

E. Kerangka Teoritis

Salah satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang dihadapi

bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan

satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, bila

dibandingkan dengan negara lain. Dari data hasil survey PERC ( The Political

and Economic Risk Consultancy ) yang dipublikasikan oleh The Jakarta Post,

edisi 3 September 2005, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita saat ini

masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain.10

Untuk mencapai mutu pendidikan khususnya Pendidikan Agama

Islam, seluruh SD Islam di kota Salatiga perlu menyusun strategi atau

perencanaan yang baik dan terukur. Sehingga apa yang diharapkan yaitu

output pendidikan yang bermutu betul-betul dapat terwujud. Untuk mencapai

tujuan diatas tentunya bukan perkara yang mudah bagi SD Islam se-kota

Salatiga, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana dengan

baik untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.

Upaya meningkatkan mutu PAI bisa ditunjang dengan kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan. Edward mengatakan bahwa “Extracurricular

designates an activity program as distinct and separate from the curriculum

and connotes subordinate or inferior status in relation to the formal

10

(20)

curriculum.”11 Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran intrakurikuler di kelas dan pelayanan

konseling yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga

kependidikan yang berkewenangan atau berkemampuan di sekolah atau

madrasah.12

Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

upaya program ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga dalam

meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam, yang dalam hal ini peneliti

terfokus dalam program ekstrakurikuler keagamaan. Gambaran yang jelas

tentang arah penelitian ini secara skematis penulis gambarkan dalam

kerangka berpikir sebagai berikut:

Tabel 1.1. Kerangka Konseptual

11

Edward J. Klesse, Student Activities in Today's Schools: Essential Learning for All Youth,

America: R&L Education, 2004, 77.

12

Muhaimin dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT

Raja Grapindo Persada, 2008, 74.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

(21)

Berdasarkan pada kerangka di atas, penulis jabarkan lagi bahwa

peningkatan mutu PAI dituntut oleh Undang Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat

(1) dan Bab II Pasal 3, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 35 ayat (1), Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan.

Pendidikan Agama Islam yang bermutu dapat dilihat dari proses

pebelajaran yang mengacu pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik, hasil akhir mencapai KKM yang bisa diukur melalui tes, serta

prestasi yang didapat baik berupa tes kemampuan akademik maupun prestasi

non akademik.13

Upaya peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembinaan program

ekstrakurikuler keagamaan yang dapat ditempuh dengan berbagai bentuk,

model dan cara. Upaya dan strategi guru PAI serta pembina ekstrakurikuler

keagamaan memegang peranan penting dalam proses peningkatan mutu

Pendidikan Agama Islam.

Perpaduan antara kegiatan ekstrakurikuler PAI yang disesuaikan

dengan unsur-unsur dalam mutu Pendidikan Agama Islam akan menghasilkan

sebuah proses pembinaan peserta didik di SD Islam se-Kota Salatiga yang

nantinya akan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Sesuai dengan obyeknya,

penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Adapun yang

perlu diperjelaskan dalam penelitian ini adalah:

1. Setting penelitian.

13

Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator cara

(22)

Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya,

peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat,

atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar

alamiahnya.14

Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Kepala

sekolah SD Islam se-kota Salatiga, guru PAI di SD Islam se-kota Salatiga,

pelatih ekstrakurikuler keagamaan, serta Wakaur Kesiswaan. Selain itu

dalam rangka mengembangkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, maka siswa yang mengikuti program

ekstrakurikuler keagamaan juga terlibat didalamnya karena siswa adalah

sasaran utama.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi

partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut

digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya

4. Jenis dan Sumber data

a. Jenis data, pada pendekatan penelitian ini kualitatif deskriptif berjenis

analisis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, dalam bidang pendidikan

analisis kegiatan dilaksanakan terhadap upaya-upaya meningkatkan

mutu pendidikan PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di

SD Islam se-kota Salatiga.

b. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sumber

data primer dan sumber data sekunder, yang akan diuraikan sebagai

berikut:

14

John W.Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition,

(23)

1. Sumber data primer, yaitu sumber data mengenai proses kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan, dari mulai penyusunan program

ekstrakurikuler keagamaan sampai dengan pelaksanaan program

ekstrakurikuler keagamaan. Data tersebut bersumber dari kepala

sekolah dan kaur bidang kesiswaan di SD Islam se-kota Salatiga.

2. Sumber data sekunder yaitu dari beberapa dokumen pelengkap dan

pendukung data primer, yaitu berupa dokumen serta wawancara

dengan KKG PAI maupun dinas pendidikan kota Salatiga tentang

hasil pengembangan pendidikan agama Islam di SD Islam melalui

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

5. Instrumen Penelitian

Menurut Nawawi, dalam pengumpulan data diperlukan alat

(instrumen) yang tepat agar data yang berhubungan dengan masalah dan

tujuan penelitian dapat dikumpulkan secara tepat.15 Dalam penelitian ini,

instrumennya adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama,

karena peneliti yang memahami objek yang dikajinya. Selama di lokasi,

dia dibantu dengan alat pedoman wawancara dan didukung dengan

sejumlah instrumen lainnya seperti buku catatan untuk mencatat hal-hal

penting yang menunjang kelancaran penelitian, tape recorder yang akan

digunakan untuk merekam informasi dan pendapat informan yang

berkaitan dengan upaya pengembangan mutu PAI melalui kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga, serta camera

digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan.

6. Tehnik analisis data.

Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan bahwa

analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

aktivitasnya dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

15

Barda Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press,

(24)

menerus sampai tuntas, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi.16

G. Sistematika Pembahasan

Secara sekeluruhan penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing

disusun secara rinci dan sistematis. Bab pertama merupakan pendahuluan

yang akan membahas tentang: Latar belakang masalah, rumusan dan batasan

masalah, signifikasi penelitian, telaah pustaka, kajian teoritis serta metode

penelitian.

Bab kedua memuat kajian teori yang terdiri dari subbab pertama

landasan teori tentang kajian peningkatan mutu PAI yang meliputi pengertian

mutu PAI, peningkatian mutu PAI, prinsip-prinsip mutu PAI serta indikator

mutu PAI. Dilanjutkan dengan subbab kajian ekstrakurikuler PAI yang

meliputi pengertian program ekstrakurikuler keagamaan, fungsi dan tujuan

ekstrakurikuler keagamaan, jenis-jenis program ekstrakurikuler keagamaan

serta bentuk program ekstrakurikuler keagamaan.

Bab ketiga merupakan analisis pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga yang membahas tentang pelaksanaan

pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga serta pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.

Bab keempat memaparkan analisis upaya peningkatan mutu PAI

melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang membahas tentang upaya

peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD

Islam se-kota Salatiga serta faktor pendukung dan penghambat upaya

pengembangan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD

Islam se-kota Salatiga.

Bab kelima adalah penutup yang menguraikan kesimpulan dan

saran-saran, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar rujukan dan

lampiran-lampiran.

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Ganesha, 2006,

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam.

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Ishikawa mengatakan bahwa “Quality is meeting custtomer satisfaction”,17 mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa. Menurut

Dzaujak Ahmad, mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam

pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen

yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah

terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.18

Sedagkan menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari dua

sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif, mutu

ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik.

Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan merupakan produk

pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal.

Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk

mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskriptif, mutu

ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes prestasi belajar.19

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh

tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman.

Oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan

peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan

tuntunan kehidupan masyarakat

17

Kaoru Ishikawa, What is Total Quality Contrail Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice

Hall International Inc, 1985, 11. 18

Dzaujak Ahmad, Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di sekolah Dasar, Jakarta:

Depdikbud 1996, 8.

19

(26)

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan menurut Routledge adalah process of acquiring or

imparting knowledge and skills.20 Pendidikan mengandung maksud suatu

proses dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui kegiatan

pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah The art of imparting or

acquiring knowledge and habit through instructional as study.21

Menurut Dr. Muhammad Ibrahim SA, meyatakan bahwa: Islamic education in true sense of temr, is a system of education which en-anbles a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenents of Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memungkinkan seseorang mampu menjalani kehidupan sesuai dengan ideologi Islam, sehingga ia dalam menjalani hidupnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.22

Muhaimin dan Abdul Mujib mendefinisikan pendidikan Islam

adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan

nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi

fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam

segala aspeknya.23 Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai

dengan ajaran Islam maka harus berproses melalui sistem pendidikan

Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler. Esensi

dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan

atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq (moralitas) dan

pengalamanya.24 Dari keempat potensi esensial ini menjadi tujuan

fungsional pendidikan Islam. Oleh karenanya, dalam strategi pendidikan

20

Routledge, Key Wood Education The Basics, New York: Routledge, 2011, xii.

21

Park, Joe (ed), Selected Reading in thePhilosopy Of Education, New York: The

Macmillan Company, 1962, 3. 22

H.M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: Golden Pers,

1991, 7.

23

Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya,

1993,136.

24

Moh. Fadhil al-Djamali, al-Tarbiyah al Insan al-Jadid , Tunisia al-Syghly: Matba’ah al

(27)

Islam, keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat

dari lingkaran proses pendidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan

akhir pendidikan.

3. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam.

Konteks pendidikan berbeda dengan organisasi lain karena sifatnya

yang intangible, pendidikan mengharapkan hasil/produk bukan

semata-mata keluaran secara kuantitatif, akan tetapi outcome atau hasil yaitu

lulusan yang bermanfaat di lingkungan sesuai proses yang dialkukan.

Output pendidikan merupakan fokus dari ikhtiar pendidikan, dan input

menjadi masukan yang penting bagi output, tetapi yang jauh lebih penting

adalah bagaimana mendayagunakan input sekolah tersebut yang terkait

dengan individu-individu dan sumber-sumber lain yang ada di sekolah.

Hal ini menjelaskan kedudukan komponen-komponen tersebut bahwa

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Proses memliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.25

Mutu dalam pendidikan Islam mengacu pada proses dan hasil

pendidikan, dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input,

seperti: bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi

(bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan

administrasi, sarana prasarana, sumber belajar, serta penciptaan suasana

yang kondusif. Dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input

tersebut atau mensinergikan semua komponan dalam proses belajar

mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun

di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan

mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai

oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai dapat

berupa hasil test kemampuan akademis (Hasil ulangan atau ujian), dapat

pula prestasi bidang lainnya, seperti: olah raga, seni, bahkan prestasi

25

Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta:

(28)

sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible)

seperti suasana disiplin, keakraban, kebersihan, dsb.26

4. Prinsip-Prinsip Mutu Pendidikan Islam.

Pengembagan pendidikan agam Islam pada sekolah juga

mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007

tentang pendidikan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, bahwa

pendidikan islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, pertama,

pendidikan agama diselenggarakan dalam bentuk pendidikan agama islam

di satuan pendidikan pada semua jenjang dan jalur pendidikan. Kedua,

pendidikan umum berciri Islam pada satuan pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi pada jalur

formal dan non formal, serta informal. Ketiga, pendidikan keagamaan

islam pada berbagai satuan pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang

diselenggarakan pada jalur formal, dan non formal, serta informal.

Pengembangan kurikulum pendidikan agama islam pada sekolah

diarahkan pada peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Agama Islam

pada sekolah dengan perkembangan kondisi lingkungan lokal, nasional

dan global, serta kebutuhan peserta didik. Kegiatan dalam rangka

pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam tingkat satuan

pendidikan.27

5. Indikator Mutu Pendidikan Agama Islam

Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan

Islam yaitu hasil akhir pendidikan misalnya tes tertulis, anakdot, skala

sikap.28 Dalam konteks pendidikan islam, indikator mutu berpedoman

pada konteks hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang dicapai

oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Sedangkan prestasi yang dicapai

dapat berupa hasil tes kemampuan akademik atau prestasi non akademik.

26

Sutrisno, Pendidikan Islam Yang Menghidupkan, Yogyakarta: Kota Kembang, 2008, 52.

27

Mohammad Ali, Article, Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 19

September 2010.

28

Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator

(29)

B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan.

1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan.

Program ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai program

kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dalam rangka

memberikan arahan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran

agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar dikelas serta untuk

mendorong pembentukan pribadi peserta didik dan penanaman nilai-nilai

agama dan akhlakul karimah peserta didik. Tujuannya adalah membentuk

manusia yang terpelajar dan bertaqwa kepada Allah SWT.29

Program ekstrakurikuler keagamaan ini dikemas melalui shalat

berjamaah, shalat dhuha, tadarus Al-Qur’an, khitabah, MTQ, Hadrah dan

berbagai program social keagamaan lainnya yang dilaksanakan di luar jam

sekolah. Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan antara satu

sekolah dengan sekolah yang lain berbeda karena variasinya sangat

ditentukan oleh kemampuan guru, siswa, dan kemmapuan sekolahnya.30

2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan.

Secara khusus program ekstrakurikuler keagamaan ini bertujuan

untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai materi yang diperoleh

di kelas, mengenai hubungan antar mata pelajaran keimanan dan

ketaqwaan, serta sebagai upaya ,melengkapi pembinaan manusia

seutuhnya. Sebagian disebutkan dalam Al-Qur’an tentang anjuran kepada

manusia untuk selalu menyeru pada yang kebaikan dan mencegah pada

yang mungkar. Seperti firman Allah dalam surat al-Imran ayat 104.

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf

29

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, 9.

30

(30)

dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.

Fungsi dan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat

dirumuskan sebagai berikut:31

a. Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu

mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan

mampu mengamalkan dlam perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan budaya.

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkunga sosial,

budaya danalam sekitar.

c. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik

agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh

karya.

d. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggungjawab

dalam menjalankan tugas.

e. Menumbuh kembangkan akhlak islami yang mengintegrasikan

hubungan dengan Allah, Rasul, Manusia, alam semesta bahkan diri

sendiri.

f. Mengembangkan sensitifitas peserta didik dalam melihat

persoalan-persoalan social keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif

terhadap permasalahan social dan dakwah.

g. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta

didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

h. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

komunikasi dengan baik, baik verbal maupun non verbal.

i. Melatih kemampuan peserta didik untuk bekerja dengan

sebaik-baiknya, secara mandiri maupun kelompok.

31

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,

(31)

j. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan

masalah sehari-hari.

Dengan demikian untuk mencapai tujuan dari pendidikan islam,

maka guru tidak hanya bisa mengandalkan pada kegiatan proses belajar

mengajar di kelas saja yang minim pertemuannya, dibutuhkan tindak

lanjut berupa pengamalan atau praktek dalam kehidupan sehari-hari.

3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan.

Program ekstrakurikuler keagamaan pada umumnya dibagi

menjadi dua jenis yaitu kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan

wajib adalah seluruh bentuk kegiatan yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang melibatkan potensi, bakat, pengembangan seni dan

ketrampilan tertentu yang harus didukung oleh kemampuan dasar yang

dimiliki pese rta didik. Sasaran program ini adalah seluruh peserta didik

madrasah dan masyarakat sekolah, yang kegiatan ini wajib di ikuti oleh

seluruh peserta didiknya. Kegiatan pilihan adalah kegiatan yang ditetapkan

sekolah berdasarkan minat dan bakat dari peserta didiknya.32

4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan.

Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler begitu bervariasi dari

sekolah yang satu dengan yang lain, begitupun dengan pengembangan

program ekstrakurikuler keagamaan ini. Bentuk-bentuk kegiatan

ekstrakurikuler harus dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat

pemahaman dan kemampuan peserta didik, serta tuntutan lokal dimana

madrasah atau sekolah umum berada.33Berpijak pada Panduan tentang

pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada

sekolah umum yang diterbitkan oleh Departemen Agama R.I., ada delapan

bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang bisa dikembangkan

yaitu:

32

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, 2002, 274.

33

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,

(32)

a. Pelatihan ibadah, meliputi aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam

benar, dan kefasihan bacaan berdasarkan kaidah-kaidah dalam ilmu

tajwid.

c. Apresiasi Seni dan Kebudayaan Islam. Bentuk kegiatan ini bisa

mencakup pada pelatihan kaligrafi, rebana, vokal grup shalawatan,

qasidah, grup marawis atau grup teater yang khusus mengangkat

persoalan-persoalan tradisi dan kebudayaan Islam.

d. Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI). Kegiatan ini dimaksudkan

untuk memperingati dan merayakan hari-hari besar Islam seperti

peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, dsb.

e. Tadabbur dan Tafakkur Alam. Kegiatan ini merupakan kegiatan

karyawisata ke suatu lokasi tertentu untuk melakukan pengamatan,

penghayatan dan perenungan terhadap alam ciptaan Allah swt.

f. Pesantren Kilat (Sanlat). Pesantren Kilat adalah kegiatan yang

dilaksanakan oleh sekolah pada waktu libur sekolah. Kegiatan ini

dapat dilaksanakan di sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah

seperti mushalla, masjid, pondok pesantren, sanggar dan tempat

lainnya yang sesuai. Pada dasarnya pesantren kilat harus dapat

mengkondisikan suasana kehidupan yang Islami dengan adanya

kebersamaan, kekerabatan yang saling menunjang sesuai ajaran

Islam.34

g. Kegiatan Perpustakaan yang dimaksudkan untuk menghidupkan dan

melestarikan tradisi keperpustakaan melalui pengelolaan yang baik.

Bentuk pengelolaannya meliputi: pengadaan buku-buku, majalah,

34

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Kilat

(33)

buletin, surat kabar yang berhubungan dengan wawasan keislaman dan

ilmu pengetahuan, penanganan manajemen perpustakaan.

h. Kunjungan Studi. Ini merupakan kegiatan kunjungan atau silaturahmi

ke tempat-tempat tertentu dengan maksud melakukan studi atau

mendapatkan informasi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran.35

Prinsip pengembangan berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam tersebut tidak bisa lepas dari bentuk

pengembangan ekstrakurikuler secara umum. Kegiatannya harus tetap

mempertimbangan tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta didik

serta tuntutan-tuntutan lokal tempat sekolah berada.

35

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Kilat

(34)

BAB III

ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA

A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga

Pelaksanaan pembelajan PAI di SD Islam se-kota Salatiga

dilaksanakan sesuai yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP dan belum

menerapkan kurikulum 2013. Untuk kelompok mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam maupun mata pelajaran lainnya di SD Islam se-kota Salatiga

telah menetapkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk nilai

raport yang harus dicapai siswa adalah berkisar 70 sampai 75. Penetapan

standar KKM ini melihat pada rata-rata tingkat kemampuan siswa dan tingkat

kesulitan mata pelajarannya.36

Proses pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga

sudah menggunakan metode yang bervariatif, mulai menggunakan metode

ceramah, diskusi, demonstrasi ataupun lainya, ditujukan agar siswa senantiasa

dapat mengikuti pembelajaran PAI dengan kondusif, ceria dan menyenangkan

sekaligus membantu siswa dalam memahami ajaran Islam secara

menyeluruh.37

Hal tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Muhaimin, bahwa

strategi penyampaian pembelajaran PAI adalah metode-metode penyampaian

pembelajaran PAI yang dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespon

dan menerima pembelajaran PAI dengan mudah, cepat dan menyenangkan.

Karena itu, penetapan strategi penyampaian perlu menerima serta merespon

masukan dari peserta didik. Dengan demikian, strategi penyampaian

mencakup lingkungan fisik, guru atau orang, bahan-bahan pembelajaran dan

kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran lain.38

36

Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 2-4 juni 2016.

37Wawancara dengan kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus, SDIT Nida’ul Hikmah, SD

Islam Kurma pada tanggal 7 juni 2016. 38

(35)

Berdasarkan hasil observasi, selain guru PAI yang terus berupaya

dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI, seluruh SD Islam di kota Salatiga

juga memiliki strategi khusus dalam membantu guru PAI mencapai tujuan

pembelajaranya tersebut, seperti hal nya program pembiasaan PAI diantaranya

peringatan hari besar keagamaan, tadarus bersama, menghafal surah-surah

pilihan, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, kegiatan keagamaan di bulan

ramadhan, bahkan sampai dengan mewajibkan siswa mengikuti program

“Madrasah Diniyah” seperti yang di laksanakan di SD Islam Kurma dan SD Integral Hidayatullah kota Salatiga. Semuanya itu untuk meningkatkan mutu

PAI serta menghasilkan out put yang mulia dan berkualitas.39

B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota

Salatiga

Secara keseluruhan SD Islam se-Kota Salatiga berupaya

mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswanya dan mewadahinya dalam

kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah ekstrakurikuler keagamaan.

Ekstrakurikuler keagamaan sebagai ekstrakurikuler yang mengembangkan

minat dan bakat siswa dalam bidang keagamaan sebagai salah satu upaya

dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga ini

dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pulang sekolah.

Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan

ekstrakurikuler keagamaan ini tidak mengurangi jam belajar-mengajar peserta

didik, sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam ini

tentunya akan melibatkan berbagai pihak dan dijalankan dengan berbagai

perencanaan agar kegiatan ekstrakurikuler lebih terstruktur dan dapat berjalan

dengan baik. Maka dari itu koordinasi dengan berbagai pihak harus disusun

secara jelas dan rapi, karena menjalankan suatu sistem ekstrakurikuler tidak

bisa berjalan hanya dengan satu pihak saja melainkan dengan berbagai pihak

39

(36)

dan saling mendukung. Selain itu, sistem pembinaan kegiatan ekstrakurikuler

pendidikan agama Islam dapat dilakukan dengan pembiasaan,

pelatihan-pelatihan baik secara formal maupun informal dan menekankan kegiatan

praktis dalam bentuk keterampilan yang dapat mendukung pemahaman,

penghayatan dan pengamalan nilai-nilai ke Islaman serta pembinaan untuk

beramal shalih. Seluruh jenis kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama

Islam di kota Salatiga selalu dipantau perkembanganya, diharapkan mutu out

put yang diinginkan bisa tergambar secara jelas.40

Berdasarkan data diatas, dapat dianalisa bahwasanya pelaksanaan

program ekstrakurikuler di SD Islam se kota Salatiga sudah melalui proses

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan kontrol/evaluasi guna

mencapai tujuan secara obyektif, sesuai dengan pendapat Henry L. Sisk dalam

bukunya Principles of Management mengatakan bahwa “Management is the

coordination of all resources throughthe processes of planning, organizing,

directing, and controlling in order to attain stated objectives”.41

Berjalanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota

Salatiga sangat bervariatif antara lembaga satu dengan yang lainya, Tentunya

dengan manajemen dan strategi yang bervariatif juga. Berpijak dari delapan

bentuk kegiatan ekstrakurikuler PAI yang diterbitkan oleh Departemen Agama

RI pada kajian teori, SD Islam di kota Salatiga mengembangkan dan membagi

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan menjadi dua bagian, yaitu program

ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Program ekstrakurikuler wajib yaitu

program yang harus diikuti oleh seluruh siswa, sedangkan yang dimaksud

ekstrakurikuler pilihan adalah siswa memilih program yang sesuai dengan

minat dan bakatnya, tidak semua program ekstrakurikuler disediakan di setiap

lembaga, hanya yang dibutuhkan oleh lembaga.42

Dari paparan diatas, penulis dapat menggambarkan program

ekstakurikuler keagamaan di SD Islam kota Salatiga dalam tabel dibawah ini.

40

Wawancara dengan kepala SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 7 Juni 2016. 41

Henry L. Sisk, Principles of Management, Brighton England: South-Western Publishing

Company, 1969, 10. 42

(37)

Tabel. 3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan

Ekstrakurikuler tahfidz merupakan ekstrakurikuler keagamaan

yang diwajibkan di seluruh SD Islam se-Kota Salatiga, hanya

penerapanya di setiap lembaga yang berbeda. Di SD Plus Tahfidzul

Qur’an, ekstrakurikuler ini merupakan ciri khas dari lembaga tersebut.

Di SD islam ini setiap hari anak diwajibkan untuk setoran hafalan

al-Qur’an minimal 2 ayat, diharapkan anak bisa menghafal minimal 5 juz

setelah kelulusan.43 Sedangkan di SD Islam yang lain juga menerapkan

seperti hal nya SD Tahfidzul Qur’an, akan tetapi target yang akan dicapai berbeda. Misalnya di SD Muhammadiyah untuk kelas 3-6

setoran hafalan setiap hari jumat & sabtu dengan target hafal juz 30

setelah kelulusan, SD Islam kurma setoran hafalan ayat pilihan di hari

jumat dengan target memahami tentang dasar-dasar hukum didalam

al-Qur’an, SD Al-Azhar dan SDIT Nida’ul Hikmah melaksanakan

43

Wawancara dengan kepala SD Tahfidz an-Nida’ pada tanggal 19 juli 2016.

(38)

program tahfidz setiap dua hari setoran hafalan 1 ayat dengan target

hafal juz 30 setelah kelulusan, sedangkan SD Islam Integral

melaksanakan program tahfidz di pagi sebelum masuk serta sore pada

madin.44

b. BTQ

Ekstrakurikuler BTQ juga merupakan ekstrakurikuler

keagamaan yang diwajibkan di seluruh SD Islam se-Kota Salatiga.

Dengan diwajibkanya ekstrakurikuler BTQ ini sangat membantu

mengentaskan anak dalam membaca dan menulis al-Qur’an, hal ini

harus diwujudkan di SD yang notabenya mengutamakan nilai-nilai

Islam. Program BTQ dilaksanakan pada setiap hari sesuai jam yang

sudah ditetapkan masing-masing sekolah. Metode yang digunakan

dalam belajar membaca dan menulis al-Qur’an juga berbeda, ada yang

menggunakan metode Qiro’ati seperti SD Islam Kurma dan SDIT Nida’ul Hikmah, ada juga yang menggunakan metode Iqra’ seperti SD

Muhammadiyah (Plus), SD Al-Azhar, SD Integral Hidayatullah dan

SD Tahfidzul Qur’an.45

c. PHBI

Peringatan hari besar Islam diwajibkan di SD Islam Kurma,

sebagian yang lain tidak begitu inten dalam melaksanakan maupun

memfasilitasi kegiatan ini dalam program ekstrakurikuler. Bentuk

kegiatan PHBI yang dijalankan SD Islam kurma diantaranya adalah,

peringatan Maulid Nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Hijriyah

dan lain-lain. Dari hasil wawancara guru PAI SD Islam Kurma

menegaskan bahwa, menurutnya peringatan hari besar Islam di

lingkungan sekolah bisa menjadi ajang dakwah sekolah. Inilah saat

yang tepat bagi peserta didik muslim menunjukkan bahwa mereka

mampu untuk berkarya dan menampilkan kreasinya.46

44

Wawancara dengan guru PAI SD Al-Azhar pada tanggal 19 juli 2016. 45

Wawancara dengan kepala Sekolah SD Islam Kurma pada tanggal 14 Juni 2016. 46

(39)

d. Pesantren Kilat

Semua SD Islam di kota Salatiga mengagendakan pesantren

kilat di setiap tahunya. Semua SD Islam di kota salatiga

mengagendakan kegiatan ini pada setiap bulan Ramadhan dan diberi

nama “Pesantren Ramadhan”. Kegiatan Pesantren Ramadhan

merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa SD Tahfidzul

Qur’an dan SD Islam Kurma, hal ini didukung oleh pondok pesantren

yang dimilikinya. Sedangkan di SD Muhammadiyah (plus), SD

Al-Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah dan SD Integral melaksanakan kegiatan

ini hanya di ikuti oleh siswa kelas 3-5.47

e. Pelatihan Ibadah.

Pelatihan Ibadah adalah program ekstrakurikuler yang meliputi

sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, manasik haji, doa dan tadarus,

mabit, dan masih banyak kegiatan lainya. SD Islam di kota Salatiga

mewajibkan adanya ekstrakurikuler ini dikarenakan kegiatan ini sangat

berpengaruh terhadap mutu dan kualitas Pendidikan Agama Islam,

selain itu kegiatan ini menyangkut tentang pondasi pemahaman

nilai-nilai Islam.

2. Ekstrakurikuler Seni & Budaya Islam(Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan)

a. Khitobah

Program ekstrakurikuler khitobah hanya dilaksanakan di SD

Muhammadiyah (Plus), dan SD Islam Kurma, sedangkan di SD yang

lainya hanya membimbing dan mengarahkan bagi anak yang ingin

berlomba, tidak dibentuk ekstrakurikuler secara resmi. Adanya

ekstrakurikuler ini jelas memberikan output yang bermutu, misalnya di

SD Muhammadiyah (Plus) mempunyai Da’i kecil kondang yang jam

terbangnya sampai ke kancah nasional. Sedangkan di SD Islam

Kurma juga mempunyai da’i yang juga sering mengisi ceramah di

47

(40)

masyarakat, sehingga keberadaanya sangat bermanfaat dan menjadi

inspirasi bagi siswa-siswa lain di lingkunganya.48

b. Kaligrafi

Program ekstrakurikuler kaligrafi hanya di laksanakan di SD

Islam Kurma dan SD Muhammadiyah (Plus). SD Islam Kurma

melaksanakan ekstrakurikuler kaligrafi dua hari dalam satu minggu,49

yaitu hari kamis dan sabtu setelah pulang sekolah. Sedangkan SD

Muhammadiyah (Plus) maleksanakan ekstrakurikuler kaligrafi pada

hari senin setelah pulang sekolah. Program ekstrakurikuler kaligrafi ini

belum dilaksanakan SD Islam yang lainya dikarenakan SDM yang

mengampu ekstrakurikuler ini belum ada. Sedangkan untuk

mempersiapkan siswa yang ingin mengikuti ajang perlombaan

biasanya sekolah mengirimkan siswanya ketempat pelatihan kaligrafi

diluar sekolah.

c. Rebana

Program ekstrakurikuler rebana dilaksanakan di empat SD

Islam, yaitu SD Islam Kurma, SD Muhammadiyah Plus, SD Islam

Integral dan SD Al-Azhar Salatiga. Setiap sekolah yang mempunyai

program ekstrakurikuler rebana ini menyediakan fasilitas alat-alat

rebana. Kegiatan ini dipandu oleh satu pelatih rebana, siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah dalam memandu

dan menyelaraskan nada. Sedangkan di dua SD yang lain belum

membuat program ekstrakurikuler rebana.50

d. Seni Tartil & Tilawah

Program ekstrakuler seni tartil & tilawah ini dilaksanakan di

seluruh SD Islam di kota Salatiga. Program ini di anggap sangat

penting dan harus fasilitasi dalam bentuk ekstrakurikuler oleh seluruh

SD Islam di kota Salatiga. Pelaksanaan program ekstrakurikuler seni

48

Wawancara dengan wakil kepala sekolah SD Muhammadiyah Plus pada tanggal 21 juni 2016.

49

Wawancara dengan guru PAI SD Islam Kurma pada tanggal 23 Juni 2016. 50

(41)

tartil dan tilawah ini tidak sulit dijalankan bagi sekolah di kota

Salatiga, dikarenakan kota Salatiga merupakan salah satu kota yang

memiliki banyak pondok pesantren yang banyak melahirkan SDM

pelatih seni tilawah dan tartil di kota Salatiga, bahkan setiap sekolah

mempunyai guru yang juga berkompeten di bidang seni tilawah &

tartil. Waktu pelaksanaan program ini berbeda-beda di setiap sekolah,

sesuai dengan jadwal masing-masing.51

e. Cerita Islami

Program ekstrakurikuler cerita islami ini hanya dilaksanakan di

SD Muhammadiyah Plus pada hari senin sore dan SD Islam Kurma

pada hari sabtu sore. Ada juga yang program pelaksanaanya digabung

dengan ekstrakurikuler khitobah seperti SDIT Nida’ul Hikmah.

Program ekstrakurikuler ini tidak jauh berbeda dengan program

ekstrakurikuler khitobah, hanya saja lebih terfokus ke cerita Islam.52

f. Adzan, CCQ dan TIKI

Program ekstrakurikuler Adzan, CCQ dan TIKI hanya

dilaksanakan di SD Muhammadiyah Plus. Adzan dan TIKI

dilaksanakan pada hari senin sore, sedangkan CCQ dilaksanakan pada

hari selasa sore. Pada SD Islam yang lain belum mengadakan program

ekstrakurikuler ini, hanya saja siswa yang akan mengikuti perlombaan

akan dilatih secara individu.53

Berdasarkan paparan diatas, Hasil penelitian yang penulis dapatkan

bahwasanya seluruh SD Islam di kota Salatiga sudah memfasilitasi dan

melaksanakan program ekstrakurikuler keagamaan dalam upaya peningkatan

mutu Pendidikan Agama Islam, dalam hal ini upaya yang dilaksanakan dalam

peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam berbeda-beda sesuai dengan

program dan manajemen ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan di

setiap sekolah.

51

Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016. 52

Observasi di SD Islam se-Kota Salatiga 12-15 juli 2016. 53

(42)

Setelah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh,

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di setiap SD Islam se-kota

Salatiga, Jika mengacu pada panduan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum yang diterbitkan oleh

Departemen Agama R.I. SD Islam di kota Salatiga yang paling banyak

membuat program ekstrakurikuler keagamaan adalah SD Muhammadiyah

Plus dan SD Islam Kurma. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel. 3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus &

SD Islam Kurma

Daftar Program Ekstrakurikuler Keagamaan

SD Muhammadiyah (Plus) SD Islam Kurma

(43)

Tabel 3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT

Nida’ul Hikmah, SD Integral Hidayatullah dan SD Tahfidz

Daftar Program Ekstrakurikuler Keagamaan

SD Al-Azhar SDIT Nida’ul Hikmah SD Tahfidz an-Nida SD Integral

Hidayatullah

leluasa dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui program

ekstrakurikuler keagamaan. Selain banyaknya program ekstrakurikuler

keagamaan yang diampu, dua sekolah ini juga sangat memperhatikan SDM

pengampu program ekstrakurikuler keagamaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan, SD Al-Azhar,

SDIT Nida’ul Hikmah, SD Tahfidz an-Nida’ dan SD Integral Hidayatullah mempunyai upaya lain dalam rangka meningkatkan mutu PAI, diantaranya

adalah:

a. Hasil wawancara yang didapat dari guru PAI SD Al-Azhar Salatiga,

mengatakan bahwasanya dalam peningkatan mutu PAI di SD Al-Azhar

lebih menekankan pada kualitas pembelajaran di kelas serta

pembiasaan-pembiasaan keagamaan yang didampingi dengan baik,

(44)

juga mempunyai kualitas yang baik. Hal ini didukung oleh hasil belajar

PAI yang penulis dapatkan dari hasil penelitian.54

b. Hasil wawancara yang didapat dari kepala sekolah SDIT Nida’ul Hikmah, mengatakan bahwasanya dalam peningkatan mutu PAI di

SDIT Nida’ul Hikmah lebih didukung oleh program fullday yang

dimilikinya, selain itu didukung oleh fasilitas masjid yang dimiliki oleh

sekolah sehingga banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering

dilaksanakan guna meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di

SDIT Nida’ul Hikmah.55

c. Sedangkan di SD Tahfidz an-Nida dan SD Integral Hidayatullah

memiliki progam Madin “Madrasah Diniyah”. 56

Menurut data yang

diperoleh dari hasil wawancara yang didapatkan dari masing-masing

guru PAI mengatakan bahwa, menurutnya peningkatan mutu PAI

melalui program Madin yang dimilikinya lebih efektif, karena program

madin ini pada intinya terfokus dengan materi-materi pendidikan

Islam, sehingga lebih mudah dalam mencapai tujuan.

Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar,

SDIT Nida’ul Hikmah, SD Tahfidz an-Nida’ dan SD Integral Hidayatullah belum maksimal, sehingga perlu upaya-upaya khusus yang harus dilakukan

guna meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Di empat SD Islam diatas

lebih mengupayakan peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam melalui

kegiatan lain selain ekstrakurikuler, seperti program Madin di SD Integral

Hidayatullah dan SD Tahfidz an-Nida’ serta program pembiasaan dan

pengembangan diri di SD Al-Azhar dan SDIT Nida’ul Hikmah.57

54

Wawancara dengan guru PAI SD Al-Azhar pada tanggal 13 agustus 2016.

55

Gambar

Tabel 1.1. Kerangka Konseptual
Tabel. 3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan
Tabel. 3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus &
Tabel 3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-Azhar, SDIT

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu dimohon kehadiran saudara untuk pembuktian kualifikasi dimaksud dengan membawa seluruh dokumen kualifikasi asli / telah dilegalisir oleh pihak yang berwenang serta

Artikel memperlihatkan fashionista di Kabupaten Aceh Tamiang yang telah menjadi penggila dan pemuja produk tas branded ‘KW’ disebabkan banyak faktor, seperti budaya

Ini akan menolong orang untuk berjalan dalam kemenangan (dan menambah berjalan dengan sempurna). Kalau jatuh, itu tanda ada lagi yang perlu digarap bersama Tuhan. Misalnya :

mempengaruhi prestasi belajar menurut Ahmadi (1992:130), menjelaskan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus

Salah satu metode yang banyak digunakan dalam mengukur estimasi ukuran dari perangkat lunak adalah Function Point Analysis (FPA) [2][3].. FPA pertama kali dikenalkan

Dengan definisi di atas jelas pajak adalah kewajiban yang datang secara temporer, diwajibkan oleh ulil amri sebagai kewajiban tambahan setelah zakat (jadi

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) pengembangan model pembelajaran keterampilan motorik berbasis permainan ini sangat sesuai untuk anak