• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya Laporan Kinerja 2016 sebagai penjabaran kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dapat tersusun.

Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2016 Direktorat Alat dan Mesin Pertanian melaksanakan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan

kegiatan “Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat dan Mesin

Pertanian”.

Dalam rangka pertanggungjawaban kepada pemberi amanah/mandat maka disusunlah “Laporan Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2016”. Adapun isi Laporan Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2016 terdiri dari Pendahuluan, Perencanaan Kinerja, Akuntabilitas Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dan Penutup.

Kami menyadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2016 masih perlu penyempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan kinerja tersebut.

Jakarta, Januari 2017

Direktur Alat dan Mesin Pertanian

Ir. Suprapti

(2)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Kedudukan Tugas, dan Fungsi ... 2

1.3. Susunan Organisasi dan Tata kerja ... 2

1.4. Dukungan Sumberdaya Manusia ... 5

1.5. Dukungan Anggaran ... 6

II. PERENCANAAN KINERJA ... 7

2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 ... 7

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 11

III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 13

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 13

3.2. Hambatan dan Kendala ... 22

3.3. Upaya dan Tindak Lanjut ... 23

IV. PENUTUP ... .. 25

(3)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian

TA. 2016 ... 11

Tabel 2 : Perkembangan Pagu Anggaran Dan Realisasi Keuangan Penyediaan

Bantuan Alsintan Satker Pusat TA. 2016 ... 14

Tabel 3 : Perkembangan Realisasi Fisik Penyediaan Bantuan Alsintan

Satker Pusat TA. 2016 14

Tabel 4 : Realisasi Penyediaan bantuan Alsintan Satker TP Provinsi TA. 2016 16

Tabel 5 : Kontribusi Alsintan Thd Pencapaian Surplus Beras Tahun 2011- 2015 20

(4)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

iv

DAFTAR LAMPIRAN

... Halaman

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Direktorat Alat dan Mesin Pertanian... 27

Lampiran 2 : Jumlah Pegawai Direktorat Alat dan Mesin Pertanian... 28

Lampiran 3 : Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Direktorat Alat dan Mesin Pertanian... 29 Lampiran 4 : Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian... 30

(5)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 1

B A B I P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian merupakan bagian integral yang mendukung pembangunan pertanian nasional. Permasalahan utama dalam pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian saat ini adalah penurunan kondisi sarana dan prasarana pertanian yang existing terutama menyangkut aspek kuantitas dan kualitas serta terjadinya konversi lahan pertanian ke non pertanian, sehingga berpengaruh terhadap pencapaian peningkatan produksi pertanian. Kondisi ini menjadi dorongan dan tekad pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan sarana dan prasarana pertanian.

Sejalan dengan kondisi tersebut, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 telah menetapkan unit organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan sarana pertanian. Tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, penyediaan pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian pra panen.

Pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian saat ini merupakan pelaksanaan tahun kedua dalam rencana pembangunan jangka menengah 2015-2019. Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam bentuk kebijakan dan program Direktorat Alat dan Mesin Pertanian serta memenuhi instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. Penyusunan Laporan Kinerja ini didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

(6)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 2

1.2 Kedudukan Tugas, dan Fungsi

Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian

(Permentan) Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen. Untuk pelaksanaan tugas

tersebut, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian menyelenggarakan fungsi : (1)

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; (2)

Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan, pendaftaran,

pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; (3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; (4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; (5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penyediaan, pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian prapanen; dan (6) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian

Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian didukung oleh 3 (tiga) Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha , yaitu :

1. Subdirektorat Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian

2. Subdirektorat Pendaftaran, Pengawasan, dan Peredaran Alat dan Mesin Pertanian

3. Subdirektorat Kelembagaan Alat dan Mesin Pertanian 4. Subbagian Tata Usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Masing-masing Subdirektorat didukung oleh 2 (dua) Eselon IV.

1.3 Susunan Organisasi dan Tata kerja

Direktorat Alat dan Mesin Pertanian ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian dengan susunan organisasi

(7)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 3

yang terdiri dari 3 Unit kerja Eselon III dan 7 Unit kerja Eselon IV sebagaimana

dalam Lampiran 1.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:

1) Subdirektorat Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian

prapanen, Subdirektorat Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian

menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan

d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan; dan

e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

2) Subdirektorat Pendaftaran, Pengawasan dan Peredaran Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendaftaran,

(8)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 4

pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Pendaftaran, Pengawasan dan Peredaran Alat dan Mesin Pertanian menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pendaftaran, pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan

b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pendaftaran, pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan

c) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendaftaran, pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

d) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pendaftaran, pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan; dan

e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pendaftaran, pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

3) Subdirektorat Kelembagaan Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan alat dan mesin pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Kelembagaan Alat dan Mesin Pertanian menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan perbengkelan serta pengembangan usaha jasa alat dan mesin pertanian;

(9)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 5

b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan perbengkelan serta pengembangan usaha jasa alat dan mesin pertanian;

c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan perbengkelan serta pengembangan usaha jasa alat dan mesin pertanian

d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan perbengkelan serta pengembangan usaha jasa alat dan mesin pertanian; dan

e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan perbengkelan serta pengembangan usaha jasa alat dan mesin pertanian

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian.

1.4 Dukungan Sumberdaya Manusia

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia pada Semester II sebanyak 47 orang yang tersebar pada 3 (tiga) Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha dengan perincian sebagai berikut :

a) Subdirektorat Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 11 orang,

b) Subdirektorat Pendaftaran, Pengawasan dan Peredaran Alat dan Mesin

Pertanian sebanyak 11 orang,

c) Subdirektorat Kelembagaan Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 11 orang,

d) Subbagian Tata Usaha sebanayak 14 orang,

e) Semua sumber daya Direktorat Alat dan Mesin Pertanian tersusun secara

sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Alat dan Mesin Pertanian serta tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai

(10)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 6

Direktorat Alat dan Mesin Pertanian pada Semester I tahun 2016 dapat dilihat

pada Lampiran 2.

1.5. Dukungan Anggaran

Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mendapat dukungan anggaran tahun 2016 pada Semester II setelah adanya revisi anggaran adalah sebesar Rp 3.713.222.513.000,- Anggaran tersebut terbagi atas dana Satker Pusat sebesar Rp 3.072.929.000.000,- dan dana satker TP Provinsi serta Dekon sebesar Rp. 640.293.513.000,-.

Dari dana Pusat sebesar Rp 3.072.929.000.000,- digunakan untuk mendukung kegiatan Belanja Alat Dan Mesin Pertanian, fasilitasi Bantuan Alat Dan Mesin Pertanian dan Layanan Perkantoran. Belanja alat dan mesin pertanian terdiri dari Alsintan Traktor Roda 2 sebesar Rp. 946.232.000.000,-, Traktor Roda 4 sebesar Rp. 927.960.000.000,-, Pompa Air sebesar Rp. 423.650.000.000,-, Rice Transplanter sebesar Rp. 480.000.000.000,-, Tray sebesar Rp. 40.000.000.000,-, hand spayer sebesar Rp. 50.400.000.000,-, Excavator sebesar Rp. 160.000.000.000-, sedangkan fasilitasi bantuan alat dan mesin pertanian sebesar Rp. 37.725.550.000,- dan Layanan Perkantoran sebesar Rp. 6.961.450.000,-.

Untuk dana Satker TP Provinsi sebesar Rp. 640.293.513.000,-. digunakan untuk mendukung kegiatan Belanja Alat Dan Mesin Pertanian, Pendampingan TNI AD, Supervisi dan Pembinaan Aspek Alsintan. Belanja alat dan mesin perkantoran terdiri dari Alsintan Traktor Roda 2 sebesar Rp. 408.877.550.000,-, Pompa Air sebesar Rp. 72.641.205.000,-, Rice Transplanter sebesar Rp. 149.608.000.000,-, sedangkan kegiatan Pendampingan TNI AD sebesar Rp.

2.610.000.000, Supervisi dan Pembinaan Aspek Alsintan Rp.

(11)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 7

B A B I I

P E R E N C A N A A N K I N E R J A

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 2015-2019 disusun dengan mengacu kepada Renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019. Renstra Direktorat Alat dan Mesin Pertanian selama periode 2015-2019 telah mengalami review, untuk penyempurnaan dari perubahan kebijakan yang ada.

Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian tahun 2015 – 2019 memuat program / kegiatan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian. Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Alat dan Mesin Pertanian selama periode 2015-2019. Sesuai review renstra (November 2015) tertuang visi, misi, tujuan dan arah kebijakan sebagai berikut :

2.1.1 Visi

Visi Direktorat Alat dan Mesin Pertanian adalah terwujudnya sistem mekanisasi pertanian yang tangguh dalam rangka pemantapan ketahanan pangan nasional, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan pendapatan petani.

2.1.2 Misi

Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mengemban Misi sebagai berikut :

1) Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian.

2) Mendorong tersedianya alat dan mesin pertanian ditingkat petani dalam rangka mendukung pembangunan pertanian

(12)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 8

3) Mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas usaha sektor pertanian

4) Mengefektifkan peran pengawasan penyediaan, peredaran dan pemanfaatan alat dan mesin pertanian

5) Mengembangkan pola kerjasama pelayanan dan pengembangan alat mesin pertanian yang terintegrasi

6) Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin pertanian

7) Mendorong berkembangnya Lembaga Unit Usaha Pelayanan Jasa Alsintan di pedesaan yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah setempat

2.1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan pengembangan alat mesin pertanian, tahun 2015 – 2019, adalah sebagai

berikut :

a. Menyelenggarakan fasilitasi penyediaan alat dan mesin pertanian di tingkat petani dalam rangka mendukung pembangunan pertanian

b. Mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas usaha sektor pertanian

c. Mengefektifkan peran pengawasan penyediaan, peredaran dan

pemanfaatan alat dan mesin pertanian

d. Menumbuh kembangkan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan bengkel alsintan

e. Melakukan penguatan UPJA yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah setempat

f. Meningkatkan kualitas pengelolaan UPJA yang berorintasi bisnis dan mandiri

agar menjadi UPJA Mandiri

g. Meningkatkan koordinasidan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan dan peningkatan peranan kelembagaan alsintan.

(13)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 9

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran pelaksanaan

pembangunan dan program kerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian tahun

2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya peningkatan kepemilikan alsintan di 33 provinsi sebesar 3 - 5 % b. Terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan

mesin pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna di 33 Provinsi. c. Terlaksananya Pengembangan dan Pembinaan UPJA di 33 Provinsi.

2.1.4 Arah Kebijakan

Arah kebijakan alat dan mesin pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian yaitu sebagai berikut :

1) Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan

pada 33 provinsi sebesar 3 – 5 %, adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan

kegiatan kepemilikan alsintan,(b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten/Kota guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan,(c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan.

2) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan

pengembangan UPJ Pemula, Berkembang dan Profesional, meningkat masing- masing 10%, 10% dan 15% per tahun, adalah : (a) sosialisasi Permentan No.25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan UPJA,(b) Pembentukan Tim UPJA,(c) kebijakan pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA,(d) peningkatan peranan UPJA dalam pengembangan alsintan,(e) kebijakan peningkatan integrasi subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA.

3) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan

bengkel alsintan di 33 propinsi, adalah : (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam pengembangan bengkel,(c) peningkatan keahlian pengelola bengkel alsintan.

(14)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

10

4) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan

pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasil guna di 33 Provinsi meliputi : (a) Sosialisasi pengawasan alsintan (b) Meningkatkan jumlah dan kompetensi Petugas Pengawas Alsintan dan (c) Meningkatkan sarana pengawasan alsintan.

5) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan dan pembinaan UPJA 33

Provinsi dalam rangka peningkatan forum komunikasi dan informasi pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan.

2.1.5 Rencana Aksi

Dalam pencapaian sasaran strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian telah disusun rencana aksi per triwulan yang dilaksanakan dalam kurun waktu triwulan I - IV dengan jenis kegiatan sebagai berikut :

1) Penerbitan Pedoman Pelaksanaan Penyaluran bantuan Alsintan APBN TA

2016.

2) Telah Tersalurkan bantuan alsintan sebanyak 7.500 pada triwulan I

3) Telah Tersalurkan bantuan alsintan sebanyak 15.175 pada triwulan II

4) Telah Tersalurkan bantuan alsintan sebanyak 30.350 pada triwulan III

5) Telah Tersalurkan bantuan alsintan sebanyak 65.694 pada triwulan IV

Pelaporan Rencana Aksi Triwulan IV tahun 2016 sebagaimana dalam Lampiran 3.

2.1.6 Program dan Kegiatan

Dalam Renstra Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 2015-2019 ditetapkan

Program Direktorat Alat dan Mesin Pertanian adalah Program Pengelolaan

Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat dan Mesin Pertanian dengan

indikator kinerja program adalah:

1) Tersedianya kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan dan

kelembagaan alat dan mesin pertanian.

2) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur dibidang

pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian.

(15)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

11

dan kelembagaan alat dan mesin pertanian

4) Jumlah unit alsintan yang digunakan, luasan (Ha) areal yang dikerjakan

menggunakan alsintan, jumlah petugas pengawas alsintan dan jumlah UPJA/Bengkel Alsintan yang operasional.

2.2 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Alat dan Mesin

Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Perjanjian Kinerja ini menjadi dokumen untuk mewujudkan capaian strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian TA. 2016 sebagai berikut :

Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian TA. 2016

Sumber data : Perjanjian Kinerja Tahunan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP, 2016

NO SASARAN KEGIATAN

1. Meningkatnya pemanfaatan

alat dan mesin pertanian

1. Jumlah bantuan alat dan mesin pertanian:

a. Traktor Roda 2 46,980 Unit

b. Traktor Roda 4 Tanaman

Pangan 2,250 Unit

c. Pompa Air 19,518 Unit

d. Rice Transplanter 7,854 Unit

e. Mini Excavator 200 Unit

f. Hand Sprayer 72,000 Unit

g Seeding Tray 623,100 Unit

1.

Rp. *

- Blokir penghematan : Rp.

693.627.958.739,-- Blokir rencana tunda bayar : Rp.

752.261.541.261,-Sumarjo Gatot Irianto Suprapti

Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat

Mesin Pertanian 3,709,902,539,000

Jakarta, Desember 2016 Direktur Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian,

Direktur Alat dan Mesin Pertanian,

Terdapat selfblocking anggaran sebesar Rp.

1.445.889.500.000,-PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

(16)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

12

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Alat dan Mesin Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

(17)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

13

B A B I I I

A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

3.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat

berhasil (capaian > 100 persen) , (2) berhasil (capaian 80 – 100 persen), (3)

cukup berhasil (capaian 60 – 79 persen), (4) kurang berhasil (capaian < 60

persen) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.

1. Capaian kinerja satker Direktorat Alat dan Mesin Pertanian diukur dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka target. Realisasi Keuangan dan Fisik pencapaian kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dana Satker Pusat khususnya penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian setelah adanya Self Bloking adalah sebesar 100%,

berdasarkan penilaian scoring berarti telahberhasil.

Kebijakan penghematan anggaran APBN-P (Self Blocking) di Kementerian

Pertanian TA. 2016, sesuai Instruksi Presiden RI No. 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan APBN-P TA. 2016 dan Surat Menteri Keuangan No. S-2124/AG/2016 tanggal 30 Agustus 2016 hal Penundaan/Penangguhan Revisi Anggaran. Total Penghematan Anggaran

APBN-P (Self Blocking) di Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar Rp.

5,938 triliun. Untuk Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian sesuai dengan lampiran Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor B-4178/RC.110/A/11/2016 tanggal 30 November 2016 hal Penyampaian ADK

RKA-K/L Self Blocking Lingkup Kementerian Pertanian TA 2016 total Self

Blocking sebesar Rp. 2,099 trilyun. Sedangkan Self Blocking kegiatan bantuan Alsintan sebesar Rp. 1,445 triliun yang terdiri dari Blokir penghematan sebesar Rp. 693,62 miliar dan penundaan pembayaran

(18)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

14

tagihan 2016 yang akan dibayarkan di tahun 2017 sebesar Rp. 752,26 miliar.

Realisasi pencapaian kinerja penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian dana Satker Pusat tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Perkembangan Pagu Anggaran Dan Realisasi Keuangan

Penyediaan Bantuan Alsintan Satker Pusat TA. 2016

Tabel 3. Perkembangan Realisasi Fisik Penyediaan Bantuan Alsintan Satker Pusat TA. 2016

1) Penyediaan Traktor Roda 2 dari target volume setelah blokir sebanyak

31.734 unit terealisasi sebanyak 31.794 unit (100%)

2) Penyediaan traktor roda 4 dari target 2.250 unit terealisasi sebanyak 2.250

unit (100%)

Periode : S/D 31 Desember 2016 (Dalam Rp. 000)

REALISASI Per 31 Desember Alsintan Pusat 3.028.242.000.000 1.391.643.770.573 1.636.598.229.427 1.636.598.229.430 54,04 100,00 1. TR2 946.232.000.000 411.558.638.550 534.673.361.450 534.673.361.450 56,51 100,00 2. TR4 927.960.000.000 379.062.887.500 548.897.112.500 548.897.112.500 59,15 100,00 3. Pompa Air 423.650.000.000 289.079.207.700 134.570.792.300 134.570.792.300 31,76 100,00 4. Rice Transplanter 480.000.000.000 190.832.269.823 289.167.730.177 289.167.730.180 60,24 100,00 5. Excavator 160.000.000.000 66.474.153.400 93.525.846.600 93.525.846.600 58,45 100,00 6. Handsprayer 50.400.000.000 22.643.551.100 27.756.448.900 27.756.448.900 55,07 100,00 7. Tray 40.000.000.000 31.993.062.500 8.006.937.500 8.006.937.500 20,02 100,00

PAGU Awal % Thd Pagu

Awal

PAGU Blokir % Thd Pagu

Blokir Nama Kegiatan SELF BLOKING

Periode : S/D 31 Desember 2016 (Dalam Rp. 000)

Alsintan Pusat 931.220 179.618 751.602 751.602 80,71 100,00 1. TR2 33.794 2.060 31.734 31.734 93,90 100,00 2. TR4 2.280 30 2.250 2.250 98,68 100,00 3. Pompa Air 16.946 482 16.464 16.464 97,16 100,00 4. Rice Transplanter 6.000 146 5.854 5.854 97,57 100,00 5. Excavator 200 - 200 200 100,00 100,00 6. Handsprayer 72.000 - 72.000 72.000 100,00 100,00 7. Tray 800.000 176.900 623.100 623.100 77,89 100,00

VOLUME Awal VOLUME SETELAH

BLOKIR REALISASI

% Thd Volume Awal

VOLUME Blokir % Volume

Blokir Nama Kegiatan

(19)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

15

3) Penyediaan Pompa Air dengan target 16.464 unit terelisasi 16.464 unit

(97,16%)

4) Penyediaan Rice Transplanter dengan target 5.854 unit terealisasi

sebanyak 5.854 unit (97,57%)

5) Penyediaan Exavator dengan target 200 unit terealisasi sebanyak 200 unit

(100%)

6) Penyediaan Hand Sprayer dengan target 72.000 unit terealisasi sebanyak

72.000 unit (100%)

7) Penyediaan Tray dengan target 800.000 unit terealisasi sebanyak 623.100

unit (77,89%)

Dari tabel 2 dan 3 di atas dapat dapat dijelaskan bahwa prosentase (%) realisasi keuangan dan fisik untuk Pengadaan Traktor Roda 2, Traktor Roda 4, Pompa Air, Rice Transplanter dan Tray sumber dana Satker Pusat terhadap target sebelum adanya kebijakan pemotongan anggaran tidak bisa 100% dikarenakan adanya pemotongan anggaran Kegiatan Bantuan Alsintan sebesar Rp. 1.445.889.500.411. Sedangkan faktor yang menjadi penyebab prosentase (%) SP2D Terhadap Nilai Kontrak tidak mencapai 100% dikarenakan adanya penundaan pembayaran tagihan 2016 yang akan dibayarkan di tahun 2017 sebesar Nilai Kontrak Rp. 2.388.859.770,688 dikurangi realisasi SP2D Rp. 1.636.598.229,427 yaitu sebesar Rp. 752.261.541.261,-.

2. Pencapaian kinerja realisasi fisik Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dana satker TP Provinsi khususnya penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian adalah sebesar 100% dan Pencapaian kinerja realisasi keuangan adalah sebesar 96,31%. Berdasarkan penilaian scoring berarti

telah berhasil. Realisasi pencapaian kinerja penyediaan bantuan alat dan

mesin pertanian dana satker TP Provinsi tahun 2016 adalah sebagai berikut :

(20)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

16

Tabel 4. Realisasi Penyediaan Bantuan Alsintan Satker TP Provinsi TA. 2016 UNIT RP. UNIT % RP. % 1 Aceh 1,201 48,322,925,000 1,201 40,084,570,000 82.95 1 Traktor Roda 2 906 34,952,075,000 906 100.00 28,693,770,000 82.09 2 Pompa Air 179 4,322,850,000 179 100.00 3,808,800,000 88.11 3 Rice Transplanter 116 9,048,000,000 116 100.00 7,582,000,000 83.80 2 Jambi 455 14,256,135,000 455 100.00 12,920,670,500 90.63 1 Traktor Roda 2 342 9,172,275,000 342 100.00 8,519,370,500 92.88 2 Pompa Air 69 1,651,860,000 69 100.00 1,467,600,000 88.85 3 Rice Transplanter 44 3,432,000,000 44 100.00 2,933,700,000 85.48 3 Sumatera Selatan 2,471 73,489,875,000 2,471 100.00 69,112,826,000 94.04 1 Traktor Roda 2 1,915 49,263,375,000 1,915 100.00 48,839,970,000 99.14 2 Pompa Air 350 8,158,500,000 350 100.00 6,335,000,000 77.65 3 Rice Transplanter 206 16,068,000,000 206 100.00 13,937,856,000 86.74 4 Bangka Belitung 47 1,493,860,000 47 100.00 1,371,869,500 91.83 1 Traktor Roda 2 26 750,750,000 26 100.00 714,749,000 95.20 2 Pompa Air 17 439,110,000 17 100.00 385,440,500 87.78 3 Rice Transplanter 4 304,000,000 4 100.00 271,680,000 89.37 5 Banten 743 21,521,475,000 743 100.00 19,319,076,780 89.77 1 Traktor Roda 2 561 13,842,675,000 561 100.00 12,648,976,780 91.38 2 Pompa Air 110 2,494,800,000 110 100.00 2,190,100,000 87.79 3 Rice Transplanter 72 5,184,000,000 72 100.00 4,480,000,000 86.42 6 Jawa Barat 3,616 103,132,290,000 3,616 100.00 94,831,135,000 91.95 1 Traktor Roda 2 2,735 66,050,250,000 2,735 100.00 62,610,270,000 94.79 2 Pompa Air 532 11,954,040,000 532 100.00 10,504,340,000 87.87 3 Rice Transplanter 349 25,128,000,000 349 100.00 21,716,525,000 86.42 7 Jawa Timur 4,755 137,629,380,000 4,755 100.00 125,653,875,000 91.30 1 Traktor Roda 2 3,540 85,862,700,000 3,540 100.00 81,236,400,000 94.61 2 Pompa Air 718 15,982,680,000 718 100.00 12,565,000,000 78.62 3 Rice Transplanter 497 35,784,000,000 497 100.00 31,852,475,000 89.01 8 Bali 330 9,491,955,000 330 100.00 7,027,299,710 74.03 1 Traktor Roda 2 248 5,989,200,000 248 100.00 4,242,754,000 70.84 2 Pompa Air 49 1,126,755,000 49 100.00 682,545,710 60.58 3 Rice Transplanter 33 2,376,000,000 33 100.00 2,102,000,000 88.47 9 Kalimantan Tengah 771 25,148,460,000 771 100.00 22,082,226,500 87.81 1 Traktor Roda 2 577 16,172,520,000 577 100.00 14,221,389,000 87.94 2 Pompa Air 118 3,047,940,000 118 100.00 2,707,167,500 88.82 3 Rice Transplanter 76 5,928,000,000 76 100.00 5,153,670,000 86.94 10 Kalimantan Selatan 1,844 63,588,830,000 1,844 100.00 59,906,971,500 94.21 1 Traktor Roda 2 1,390 42,968,205,000 1,390 100.00 41,555,548,000 96.71 2 Pompa Air 275 7,016,625,000 275 100.00 6,230,866,000 88.80 3 Rice Transplanter 179 13,604,000,000 179 100.00 12,120,557,500 89.10

(21)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016 17 11 Sulawesi Utara 207 6,846,575,000 207 100.00 6,488,890,000 94.78 1 Traktor Roda 2 156 4,600,050,000 156 100.00 4,532,890,000 98.54 2 Pompa Air 35 966,525,000 35 100.00 837,000,000 86.60 3 Rice Transplanter 16 1,280,000,000 16 100.00 1,119,000,000 87.42 12 Sulawesi Tengah 490 16,779,485,000 490 100.00 15,226,719,000 90.75 1 Traktor Roda 2 370 11,055,975,000 370 100.00 10,116,372,000 91.50 2 Pompa Air 74 2,043,510,000 74 100.00 1,819,707,000 89.05 3 Rice Transplanter 46 3,680,000,000 46 100.00 3,290,640,000 89.42 13 Sulawesi Selatan 2,390 74,464,950,000 2,390 100.00 68,879,904,520 92.50 1 Traktor Roda 2 1,799 48,177,150,000 1,799 100.00 45,189,324,520 93.80 2 Pompa Air 360 8,731,800,000 360 100.00 7,746,480,000 88.72 3 Rice Transplanter 231 17,556,000,000 231 100.00 15,944,100,000 90.82 14 Sulawesi Tenggara 390 13,138,530,000 390 100.00 12,034,577,500 91.60 1 Traktor Roda 2 290 8,300,250,000 290 100.00 7,828,110,000 94.31 2 Pompa Air 57 1,484,280,000 57 100.00 1,290,940,000 86.97 3 Rice Transplanter 43 3,354,000,000 43 100.00 2,915,527,500 86.93 15 Gorontalo 139 5,015,225,000 139 100.00 4,592,971,000 91.58 1 Traktor Roda 2 90 2,447,550,000 90 100.00 2,288,415,000 93.50 2 Pompa Air 23 591,675,000 23 100.00 524,446,000 88.64 3 Rice Transplanter 26 1,976,000,000 26 100.00 1,780,110,000 90.09 16 Sulawesi Barat 210 6,576,720,000 210 100.00 5,808,600,500 88.32 1 Traktor Roda 2 152 3,910,200,000 152 100.00 3,430,185,000 87.72 2 Pompa Air 34 842,520,000 34 100.00 751,995,500 89.26 3 Rice Transplanter 24 1,824,000,000 24 100.00 1,626,420,000 89.17 17 Maluku 75 3,120,775,000 75 100.00 2,730,845,000 87.51 1 Traktor Roda 2 42 1,422,225,000 42 100.00 1,190,877,000 83.73 2 Pompa Air 19 578,550,000 19 100.00 507,340,000 87.69 3 Rice Transplanter 14 1,120,000,000 14 100.00 1,032,628,000 92.20 18 Maluku Utara 48 2,067,360,000 48 100.00 1,983,637,000 95.95 1 Traktor Roda 2 28 998,550,000 28 100.00 950,217,000 95.16 2 Pompa Air 11 348,810,000 11 100.00 322,575,000 92.48 3 Rice Transplanter 9 720,000,000 9 100.00 710,845,000 98.73 19 Papua Barat 38 1,580,250,000 38 100.00 1,457,604,001 92.24 1 Traktor Roda 2 23 773,850,000 23 100.00 716,654,000 92.61 2 Pompa Air 9 302,400,000 9 100.00 256,900,001 84.95 3 Rice Transplanter 6 504,000,000 6 100.00 484,050,000 96.04 20 Papua 80 3,461,700,000 80 100.00 3,187,348,000 92.07 1 Traktor Roda 2 56 2,167,725,000 56 100.00 2,032,318,000 93.75 2 Pompa Air 15 555,975,000 15 100.00 429,800,000 77.31 3 Rice Transplanter 9 738,000,000 9 100.00 725,230,000 98.27 TOTAL NASIONAL 20,300 631,126,755,000 20,300 100.00 577,437,777,011 91.49 1 Traktor Roda 2 15,246 408,877,550,000 15,246 100.00 381,558,559,800 93.32 2 Pompa Air 3,054 72,641,205,000 3,054 100.00 61,364,043,211 84.48 3 Rice Transplanter 2,000 149,608,000,000 2,000 100.00 134,515,174,000 89.91

(22)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

18

1) Penyediaan traktor roda 2 dari target 15.256 unit terealisasi sebanyak 15.256 unit (100%)

2) Penyediaan pompa air dari target 3.054 unit terealisasi sebanyak 3.054 unit (100%)

3) Penyediaan rice transplanter dari target 2.000 unit terealisasi sebanyak 2.000 unit (100%)

3.1. 2. DUKUNGAN ALSINTAN TERHADAP PRODUKSI PADI

Kondisi sektor pertanian di Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan terbatasnya tenaga kerja. Disamping itu dengan perubahan iklim yang terjadi menyebabkan pola tanam semakin tidak menentu dan tuntutan waktu yang terbatas. Dalam kondisi tersebut maka dengan dukungan alsintan diharapkan akan diperoleh: peningkatan mutu pengolahan tanah; peningkatan Indeks Pertanaman (IP); efisiensi biaya produksi; penyelamatan kehilangan hasil; peningkatan mutu hasil; dan peningkatan pendapatan petani.

Hasil kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Kementerian Pertanian telah menunjukkan bahwa alsintan merupakan salah satu kegiatan yang berdampak nyata terhadap peningkatan produksi komoditas padi. Artinya jika kita memberikan bantuan penyediaan alsintan kepada petani padi maka diyakini akan mampu memberikan kontribusi pada peningkatan produksi padi.

Adapun beberapa dukungan alsintan terhadap peningkatan produksi padi sebagai berikut:

1. Dukungan Terhadap Peningkatan Intensitas Pertanaman dan Efisiensi Tenaga kerja

Dukungan alsintan memungkinkan terjadinya peningkatan efisiensi tenaga kerja dan Intensitas Pertanaman (IP). Pemanfaatan alsintan secara optimal lebih jauh akan membantu memecahkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi seperti menurunnya pertumbuhan produksi tanaman pangan, produktivitas lahan dan meningkatnya alih fungsi lahan.

(23)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

19

Selain traktor, dukungan pompa irigasi memungkinkan terjadinya perubahan pola tanam (intensitas pertanaman) dari 1 kali setahun menjadi 2 kali atau lebih dalam setahun. Selain dapat memecahkan permasalahan kelangkaan air, pompa air irigasi sekaligus dapat meningkatkan kesempatan kerja, karena bertambahnya jumlah areal tanam per tahun. Dalam hal ini, efisiensi yang dilakukan pompa dapat berupa penghematan jumlah air atau tenaga kerja yang digunakan untuk usaha tani, atau dapat pula berupa peningkatan indeks pertanaman (IP) yaitu dengan semakin meningkatnya jumlah frekuensi tanam per tahun per satuan luas dan waktu.

2. Dukungan Terhadap Upaya Menekan Urbanisasi/Meningkatkan Daya Tarik Bekerja di Sektor Pertanian

Dewasa ini SDM pertanian di pedesaan mengalami penurunan sehingga perlu upaya menarik tenaga potensial pedesaan untuk tidak keluar (urban) dari desa/daerah masing-masing dan bekerja di sektor pertanian. Alsintan merupakan salah satu dari upaya tersebut. Jika upaya sosialisasi alsintan tidak dilakukan, maka tidak tertutup kemungkinan pada waktu mendatang akan terjadi kesulitan dalam mencari tenaga kerja pedesaan ini.

3. Dukungan Terhadap Upaya Menekan Biaya Produksi

Efisiensi sebagai akibat penggunaan alsintan dalam proses produksi akan menurunkan biaya produksi per satuan luas dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Mengingat strategisnya peranan alsintan dalam memberikan dukungan pada tercapainya sasaran pembangunan pertanian secara luas, maka untuk meningkatkan kemampuan pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, maka langkah operasional kebijakan pengembangan alsintan pra panen di Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan alsintan pengolahan lahan (traktor roda 2 dan traktor roda 4), rice transplanterdan pompa air.

Kebijakan pengadaan alsintan oleh pemerintah dilakukan melalui dana/anggaran yang berasal dari APBN dan APBD, selain itu pengadaan bisa melalui cara swadaya dan kerjasama dengan swasta. Pengadaan alsintan melalui anggaran pemerintah dapat dilaksanakan melalui dana APBN dalam bentuk dana pusat dan, Tugas Pembantuan,

(24)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

20

Agar pengadaan, peredaran dan penggunaan alsintan oleh petani dapat mengarah kepada alsintan yang berkualitas dan sesuai dengan Standar Nasional (SNI), maka telah ditetapkan Pedoman Pengawasan Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan alsintan oleh menteri Pertanian melalui Permentan No. 65/Permentan/OT.140/12/2006. Diharapkan permentan ini segera ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota) untuk menetapkan petugas pengawasnya.

Dalam menyusun kebutuhan alsintan dilakukan estimasi kontribusinya terhadap peningkatan produksi padi. Misalnya penggunaan traktor roda 2 diasumsikan memiliki kontribusi terhadap peningkatan IP sebesar 34% sd 41%. Sedangkan pompa air diasumsikan memiliki kontribusi terhadap peningkatan IP sebesar 24% sd 28%. Maka dengan menghitung alsintan

yang tersedia (existing) dan luas cakupan (coverage area) akan diketahui

kontribusinya terhadap produksi padi.

Adapun hitungan kontribusi traktor roda 2 dan pompa air terhadap produksi padi adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Kontribusi Alsintan Thd Pencapaian Surplus Beras Tahun 2011 - 2015

Pemanfaatan alsintan di lahan pertanian umumnya kondisi lahannya tergolong berat untuk operasional alsintannya. Sehingga usia alsintan di lapangan rata-rata hanya mampu bertahan untuk 5 tahun pemakaian.

Adapun jumlah alsintan di Indonesia (existing) berdasarkan bantuan

alsintan dari APBN dari tahun 2011 sd 2016 adalah sbb:

TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air TR 2 Pompa Air

1 Ketersediaan alsintan (unit) 90.275 54.956 95.275 57.456 100.275 59.956 105.275 62.456 110.275 64.956 2 Luas cakupan (ha) 2.708.250 1.923.460 2.858.250 2.010.960 3.008.250 2.098.460 3.158.250 2.185.960 3.308.250 2.273.460 3 Kontribusi Peningkatan IP 0,34 0,24 0,35 0,25 0,37 0,26 0,39 0,27 0,41 0,28 4 Kontribusi Thd Produksi (ton beras) 7.698.363 5.467.550 8.252.797 5.806.365 8.820.670 6.153.020 9.401.984 6.507.515 9.996.738 6.869.850 5 Sasaran Produksi Nasional (ton beras) 39.536.000 39.536.000 41.512.800 41.512.800 43.568.000 43.568.000 45.746.400 45.746.400 48.031.200 48.031.200 6 Kontribusi (%) 19,47 13,83 19,88 13,99 20,25 14,12 20,55 14,23 20,81 14,30

(25)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

21

Tabel 6. Bantuan Alsintan dari APBN Tahun 2011 s.d 2016

Jika bantuan alsintan dimanfaatkan secara optimal maka kontribusi terhadap peningkatan produksi padi akan semakin tinggi. Namun sebaliknya jika bantuan alsintan tidak dimanfaatkan secara optimal maka peluang peningkatan produksi dari kontribusi alsintan akan rendah. Untuk itu diperlukan pengawalan khusus agar alsin dimanfaatkan secara optimal melalui UPJA dan Brigade Tanamdengan komitmen luasan layanan pertanaman padi di masing-masing lokasi dan secara periodik mingguan dan bulanan dilaporkan

3.1. 3. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2016 atas efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Sasaran program Direktorat Alat dan Mesin Pertanian yaitu meningkatnya jumlah kepemilikan alsintan di tingkat Poktan/Gapoktan/UPJA untuk mengolah lahan pertanian serta meningkatnya kesejahteraan petani. Apabila dilihat dari sisi efisiensi anggaran dalam pencapaian sasaran program pada tahun 2016, maka dapat dikatakan cukup efisien.

Keefisienan ini dapat terlihat sebagai berikut :

Efisiensi Penggunaan Anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian N0 JENIS ALSINTAN

TAHUN

TOTAL

2012 2013 2014 2015 2016

APBN KTNGENSI REFOC APBNP

1 Traktor Roda 2 1.567 3.996 7.635 7.800 6.100 20.624 50.000 97.722 2 Pompa Air 600 2.002 4.122 3.000 2.328 18.642 20.000 50.694 3 Traktor R4 TP 40 --- --- --- --- 1.339 3.000 4.379 4 Traktor R4 Bun 10 --- --- --- --- 10 5 Rice Trans. --- 153 279 --- --- 5.879 8.000 14.311 6 Chopper --- 154 225 100 --- --- 479 7 Cultivator --- 200 240 --- --- --- 440 JUMLAH 2.217 6.505 12.501 10.900 8.428 46.484 81.000

(26)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

22

Realisasi anggaran Direktorat Alat dan Mesin Pertanian setelah pemotongan anggaran dan penundaan pembayaran adalah sebesar Rp 2.237.305.270.772,- dari target Rp. 3.713.222.513.000,- (60,25%), sebagian besar dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pengadaan alsintan. Mekanisme pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan pengadaan alsintan dilakukan melalui system e-katalog sehingga tidak adanya unsur pengambilan keuntungan dari proses pengadaan. Selain itu, efisiensi penggunaan anggaran juga tercapai melalui diterapkannya pengadaan alsintan secara e-catalog. Dengan sistem e-catalog ini telah disepakati perjanjian antara LKPP dan penyedia alsintan terkait adanya jaminan dari pengusaha bahwa harga alsintan yang diusulkan dalam e-catalog adalah lebih rendah dari harga pasar.

3.2. Hambatan Dan Kendala

Pelaksanaan kinerja pembangunan prasarana dan sarana pertanian tahun 2016 masih mengalami hambatan/kendala, sehingga pencapaian target sasaran strategis belum seluruhnya tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja pada Tahun 2016, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2016. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain :

1. Kendala Administrasi

1) Kebijakan anggaran nasional yang mengharuskan adanya penghematan anggaran di tahun berjalan, sehingga mengakibatkan adanya revisi DIPA/POK dan penundaan pembayaran tagihan 2016 yang akan dibayarkan di tahun 2017.

2) Masih lemahnya sistem pengendalian dan pengawalan terhadap

pelaksanaan kegiatan di daerah.

3) Keterlambatan dalam penyampaian Berita Acara Serah Terima (BAST) Alsintan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Poktan/Gapoktan/UPJA sebagai bentuk pertanggungjawaban dan bukti penyaluran bantuan Alsintan kepada Direktorat Alat dan Mesin Pertanian.

(27)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

23

2. Kendala Teknis

1) Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan, secara kuantitas maupun kualitas pada tingkat kabupaten dan provinsi.

2) Keterlambatan dalam menetapkan calon lokasi dan kelompok tani penerima kegiatan di beberapa daerah yang disebabkan kesulitan dalam memilih lokasi dan petani yang sesuai dengan pedoman teknis.

3.3. Upaya dan Tindak Lanjut

Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka diperlukan upaya tindak lanjut dan tindakan antisipatif ke depan sebagai berikut :

1. Aspek Administratif

1) Percepatan pelaksanaan pembayaran 2016 yang yang akan dibayarakan di 2017 kepada penyedia Alsintan dengan dilampiri hasil verifikasi dari APIP

Kementan jika penundaan pembayaran antara Rp 200 juta – Rp 2 M,

verifikasi dari BPKP apabila bernilai > Rp 2 M

2) Percepatan proses pengadaan Alsintan Tahun 2017 di bulan Januari minimal 50% sudah selesai dilaksanakan.

3) Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kab/Kota utuk melakukan percepatan penyampaian BAST dari Distan Kab/Kota ke Poktan/Gapoktan/UPJA.

4) Mengoptimalkan sistem pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini.

2. Aspek Teknis

1) Penambahan petugas pelaksana kegiatan alsintan, baik di Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten.

(28)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

24

2) Dalam pembinaan ke daerah menekankan agar identifikasi calon petani dan calon lokasi dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat.

(29)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

25 B A B I V P E N U T U P

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Alat dan Mesin

Pertanian 2015 – 2019. Renstra dimaksud menjadi acuan dalam pencapaian

sasaran strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian yaitu meningkatnya produktivitas pertanian melalui terlaksananya penyediaan dan pengembangan Alat dan Mesin Pertanian.

Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Alat dan Mesin Pertanian dalam pencapaian sasaran strategis tersebut, disampaikan dalam Laporan Kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. Dalam Laporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan.

Untuk itu perlu upaya perbaikan untuk mengatasi kendala teknis dan administrasi yang dihadapi. Sebagai upaya perbaikan guna meningkatkan kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata perbaikan mulai dari proses perencanaan hingga implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Peningkatan kualitas perencanaan kegiatan, 2). Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh

stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian.

(30)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

26

Lampiran – Lampiran

1. Struktur Organisasi Direktorat Alat dan Mesin Pertanian; 2. Jumlah Pegawai Direktorat Alat dan Mesin Pertanian;

3. Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Direktorat Alat dan Mesin Pertanian; 4. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian;

(31)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

27

(32)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan tahun 2016

28

Lampiran 2.

No. Direktur/Subdit/TU

Golongan Pegawai Total

(orang)

IV III II I

1 Direktur Alat dan Mesin Pertanian 1 0 0 0 1

2 Subdit Penyediaan Alat dan Mesin

Pertanian 2 8 1 0 11

3

Subdit Pendaftaran, Pengawasan dan

Peredaran dan Alat dan Mesin

Pertanian

3 7 0 0 10

4 Subdit Kelembagaan Alat dan Mesin

Pertanian 2 9 0 0 11

5 Subbag TU 1 7 5 0 14

(33)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan Tahun 2016 Lampiran 3.

RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2016 Unit Kerja : Direktorat Alat dan Mesin Pertanian

Tahun : 2016

Ket : Rencana Aksi dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebijakan pada tahun berjalan Sumber : Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, 2016.

(34)

Laporan Kinerja Direktorat Alsintan Tahun 2016 30

(35)
(36)

Gambar

Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian TA. 2016
Tabel 3. Perkembangan Realisasi Fisik Penyediaan Bantuan Alsintan Satker  Pusat TA. 2016
Tabel  5.  Kontribusi  Alsintan  Thd  Pencapaian  Surplus  Beras  Tahun  2011 -  2015
Tabel 6. Bantuan Alsintan dari APBN Tahun 2011 s.d 2016

Referensi

Dokumen terkait

Kelayakan usahatani tumpangsari cabai merah dan bawang merah di lahan pasir Kabupaten Bantul merupakan perbandingan antara penerimaan yang diterima oleh petani dari

Pada tahap pelaksanaan terdapat 65% mahasiswa kurang memahami makna sains bagi anak usia dini, penguasaan materi pelajaran dalam membelajarkan sains serta keterampilan sains

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi penerimaan informasi pengguna website DPMD dengen menggunakan pendekatan model penerimaan teknologi (Technology Acceptance

Berpijak pada hasil pengukuran terhadap penguasaan KASIPA, kemampuan MASKIPA dan kemampuan MASKPS mahasiswa calon guru serta hasil analisis terhadap instrumen evaluasi yang

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan oleh penulis adalah Saraswati, dkk 2013 melakukan analisis laporan keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, hal.. Barang konsumsi, adalah barang yang dapat lansung digunakan untuk kegiatan konsumsi, baik

bahwa untuk melaksanaan ketentuan Pasal 79 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah perlu membentuk Peraturan Bupati