• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE ANGULAR CHEILITIS. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Klinik Yunior Dibagian Oral Medicine.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE ANGULAR CHEILITIS. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Klinik Yunior Dibagian Oral Medicine."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

ANGULAR CHEILITIS

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Klinik Yunior Dibagian Oral

Medicine

Oleh

Kelompok 16

Pembimbing :

Drg. Utmi Arma, MDSc

drg. Dhona Afriza, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

P A D A N G

2014

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ANGULAR CHEILITIS

Yang Diajukan dan Disusun Oleh:

Kelompok 16 Elpira Yulisma (10 – 049)

Mutia Febrian (10 – 054) Yulia Nengsih (10 – 059) Adelisya Gretyladizna (10 – 064)

Yuni Eka Lestari (10 – 069)

Padang, April 2014 Mengetahui, Dosen Pembimbing

(3)

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

Nama : Adelisya Gretyladizna Sex : Perempuan

Alamat : Jl. Alai Tmur V no.16 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam

No Rek. Medik : 05

Hari / Tgl Kasus Tindakan yangdilakukan Operator 1. Kunjungan Hari : Selasa Tanggal: 6 April 2014 Angular Chelts Anamnesa Pemeriksaan klinis Diagnosa 4. Rencana Perawatan 1. Elpira Yulisma 2. Mutia Febrian 3. Yulia Nengsh 4. Yuni Eka Lestari Padang, April 2014 Dosen Pembimbing (………..………)

(4)

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

B. DATA PASIEN

Nama : Adelisya Gretyladizna Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Alai Timur V no.16 Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status : Menikah

C. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama

Pasien mengeluh adanya rasa sakit pada sudut mulut saat makan dan membuka mulut.

2. Anamnesa (6 April 2014)

-Pasien datang mengeluhkan rasa sakit, kering, dan terbakar pada sudut kanan mulutnya

-Ditemukan luka dangkal berwarna putih dengan tepi memerah disudut bibir bagian kanan dan kiri.

-Pasien mengatakan sakit ketika membuka mulut, susah makan, dan perih terutama makan makanan pedas.

-Pasien mengatakan dia menggunakan gigi tiruan lengkap sejak 1 tahun yang lalu

-Pasien mengatakan luka pada sudut bibir sudah sejak 6 hari yang lalu

3. Riwayat penyakit sistemik : 4. Riwayat penyakit sekarang : 5. Riwayat penyakit keluarga :

-D. PEMERIKSAAN KLINIS

1. Ekstra Oral :

-2. Intral Oral

(5)

 Palatum : Normal

 Mukosa : Normal

 Lidah : Fissure tongue, Scallop Tongue

 Bibir : Lesi dangkal berwarna putih dengan tepi eritema di sudut bibir bagian kanan

 Dasar mulut : Normal

 Gigi : 1 8 1 7 1 6 1 5 1 4 1 3 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 4 8 4 7 4 6 4 5 4 4 4 3 4 2 4 1 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 Keterangan : -36 : Karies Superfisialis - 25, 26, 27, 46, 47 : Missing E. DIAGNOSA Angular cheilitis F. ETIOLOGI

Infeksi Candida albicans dimungkinan karena pasien menggunakan gigi tiruan

G. DIAGNOSA BANDING

Herpes Labialis

H. TERAPI

Untuk perawatan angular cheilitis yang disebabkan karena pemakaian gigi palsu, maka diperlukan perawatan atau pembuatan gigi tiruan yang baru.

(6)

I. Resep

J.

K. RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT L. YAYASAN PENDIDIKAN

BAITURRAHMAH

M. Izin Dinkes : PPK.03.2176 V.2009 N. Jl. By pass KM 15 Aie Pacah Padang Telp.

0751-463871

O.

P. R/ Nistatin tube No I Q. Aplic loc dol sbdd R. S. T. U. V. W. X.

Y. Pro : Adelisya Gretyladizna Z. Umur : 55 tahun

(7)

AA. GAMBAR MAKROSKOPIK INTRA ORAL AB. AC. AD. AE. AF. AG. AH.

(8)

AI. TINJAUAN PUSTAKA AJ.Definisi

AK. Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut. Angular cheilitis mengacu pada kondisi dimana terjadi peradangan pada sudut mulut.

AL. Infeksi jamur dan bakteri diduga menjadi salah satu penyebab kondisi ini. Sudut mulut yang mengalami peradangan biasanya akan nampak pecah-pecah dan menyakitkan. Orang-orang dengan kondisi tertentu seperti sistem kekebalan tubuh rendah, menderita diabetes mellitus, dan air liur yang selalu terkumpul di sudut mulut lebih rentan mengalami angular cheilitis. Pasien yang menjalani radiasi kepala dan leher juga memiliki risiko mengalami peradangan

sudut bibir.

Selain itu, kekurangan zat besi, vitamin B12, dan folat juga menjadi faktor pemicu lain dari angular cheilitis. Etiologinya diperkirakan berhubungan dengan infeksi

Candida albicans dan Staphylococcus aureus.

AM. Lesi ini dapat timbul unilateral atau bilateral, dasarnya basah atau lembab dan bisa meluas ke mukosa pipi atau kulit sekitar sudut mulut. Pada awalnya jaringan mukokutan disudut mulut menjadi merah lunak dan berulserasi. Selanjutnya fisura-fisura erimatus menjadi dalam dan melebar beberapa cm dari sudut mulut kekulit sekitar bibir atau berulserasi dan mengenai mukosa bibir dan pipi. Seringkali menimbulkan keropeng yang terbelah dan berulserasi kembali selama fungsi mulut normal. Akhirnya dapat timbul nodula-nodula granulomatosa kecil berwarna kuning coklat.

AN. Angular cheilitis umumnya kronis, biasanya bilateral dan seringkali berhubungan dengan stomatitis gigi tiruan serta glositis. Keadaan-keadaan predisposisi termasuk anemia, kebersihan mulut yang buruk, seringnya penggunaan antibiotic spectrum luas, dimensi vertikal yang menurun, lipatan perioral yang lemah dan defisiensi nutrisi kelompok vitamin B.

(9)

AP.

AQ. Gejala klinis

 Luka dan rasa sakit di sudut mulut merupakan gejala utama angular cheilitis.

 Luka ini berbentuk ruam merah atau pembengkakan yang dapat menyebar di sekitar mulut.

 Jaringan mulut menjadi lunak dan ketika mulut dibuka akan terjadi perdarahan.

 Dalam beberapa kasus, gejala ulserasi (lesi inflamasi) dan keluarnya nanah juga dapat terjadi.

AR.

AS. Etiologi

AT.Penyebab angular cheilitis belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa kemungkinan penyebab diidentifikasi di bawah ini:

AU. 1. Kekurangan gizi : Salah satu pemicu kondisi ini adalah kekurangan gizi. Seseorang yang mengalami kekurangan riboflavin, kekurangan zat besi, dan/atau kekurangan seng kemungkinan akan terkena angular cheilitis.

AV.2. Anorexia nervosa dan bulimia nervosa : Anorexia nervosa dan bulimia nervosa berhubungan dengan kekurangan gizi. Orang yang menderita masalah ini juga rentan terhadap angular cheilitis.

AW. 3. Sering muntah : Muntah konstan dalam waktu lama melibatkan pembukaan mulut secara konstan. Isi perut yang keluar umumnya setengah dicerna yang membuat lembab sudut mulut sehingga membuatnya rentan terhadap infeksi.

AX. 4. Kehilangan gigi : Kehilangan gigi umum terjadi pada usia lanjut. Hal ini akan membuat mulut kehilangan salah satu

(10)

penopangnya. Tekanan berlebih pada mulut bisa memicu angular cheilitis.

AY.5. Cuaca dingin : Pada cuaca dingin, bibir akan mudah kering dan menjadi pecah-pecah. Masalah ini sering diamati pada orang yang berada di iklim dingin.

AZ. 6. Menjilati dan menggigiti bibir : Menjilati dan menggigiti bibir secara konstan bisa memicu angular cheilitis.

BA. 7. Infeksi bakteri dan jamur : Infeksi bakteri dan jamur dapat memicu angular cheilitis. Mikroorganisme seperti Candida albicans, Staphylococcus aureus, dan Herpes simplex sering ditemukan pada bibir individu yang mengalami angular cheilitis.

BB. 8. Obat-obatan : Obat-obatan yang membuat kering kulit seperti isotretinoin untuk jerawat dan acitretin untuk psoriasis dapat menjadi penyebab cheilosis.

BC. 9. Kelebihan vitamin A : Meskipun jarang, kelebihan vitamin A mengakibatkan lesi di sudut bibir. Kelebihan vitamin A dapat disebabkan oleh konsumsi berlebihan suplemen vitamin A, minyak ikan cod, atau minyak ikan lainnya.

BD. 10. Keluar air liur saat tidur : Air liur yang mengalir keluar dari sudut mulut saat tidur meningkatkan kemungkinan terkena kondisi ini. Hal ini karena air liur membuat sudut bibir lembab sepanjang malam dan menyebabkan kuman mudah menginfeksi.

BE. 11. Gigi palsu : Gigi palsu juga bisa menyebabkan angular cheilitis pada orang yang menggunakannya.

BF.12. Masalah genetik : Predisposisi genetik berpotensi menyebabkan angular cheilitis. Orang yang menderita sindrom Down termasuk dalam kategori ini.

(11)

BG. 13. Paparan matahari : Paparan jangka panjang pada sinar matahari dan angin menyebabkan kekeringan kulit termasuk daerah bibir. Kondisi ini membuat bibir pecah-pecah dan teriritasi yang pada akhirnya memicu angular cheilitis.

BH. 14. Sering mengelap mulut : Sebagian orang memiliki kebiasaan sering mengelap mulut. Orang-orang seperti ini berisiko mengembangkan angular cheilitis.

BI. 16. Kekurangan protein dan kalori : Kekurangan protein dan kalori merupakan salah satu penyebab terjadinya angular cheilitis

BJ.

Diagnosa Banding BK. Herpes Labialis

BL. Defenisi

BM. Herpes labialis dikenal dengan feverblister atau

coldsore adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes

simpleks I dan berciri khas erupsi vesikel pada kulit didekat atau

pada tepi merah bibir. Hal ini terjadi setelah infesi primer, dimana

virus laten diaktifkan kembali pada 20-30% pasien. Faktor pemicu

seperti common cold dan infeksi lainnya, terpapar sinar matahari

yang kuat, menstruasi atau kadang-kadang gangguan emosional

atau iritasi lokal seperti perawatan gigi gigi.

BN. Herpes labialis dimulai dengan rasa gatal ditempat

terkena. Terjadi prodormal parastesi atau rasa terbakar. Kemudian

terdapat eritem pada tempat yang tekena. Vesikel terbentuk setelah

(12)

mucocutaneus junction bibir, tetapi dapat meluas ke perbatasan

kulit.

BO. Vesikel meluas, bersatu dan mengeluarkan eksudat. Setelah

dua dua atau tiga hari vesikel pecah dan terbentuk krusta, tetapi

vesikel-vesikel yang baru sering terlihat hanya dalam satu atau dua

hari kemudian berkeropeng dan akhirnya sembuh.

BP. Dalam 12 jam akan timbul vesikel dan vesikel tersebut

akan pecah membentuk ulcer dan krusta dalam 36 dan 48 jam.

Umumnya krusta akan hilang dan lesi akan sembuh pada hari ke 8

hingga 10. Perawtan herpes labialis adalah dengan pemberian krim

asiklovir 0,5 % yang dioleskan pada daerah keluhan.

BQ.

BR.

BS.

BT.

BU. DAFTAR PUSTAKA BV.

BW. Afriza, D. 2010. Manifestasi Penyakit Sistemik di Rongga Mulut Universitas Baiturrahmah Padang Hlm : 40-41

BX. Arma, U. 2009. Ilmu Penyakit Mulut. Universitas Baiturrahmah. Padang. Hlm : 40-42.

(13)

BY. Langlais, R.P. dan Miller, C.S. 2000. Color Atlas of Common Oral

Disease. Lipincott William dan Wilkin. Ed.3

BZ. Lynch, MA, Brightman, VJ, & Greenberg MS,1994, Ilmu Penyakit

Mulut, Binarupa Aksara

CA. Michael A.O. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut; Alih Bahasa, Elly Wiriawan – Jakarta : WIdya Medika

CB.

Referensi

Dokumen terkait