• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis minuman ringan dan implikasinya terhadap strategi pemasaran - Repository Sekolah Bisnis IPB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis minuman ringan dan implikasinya terhadap strategi pemasaran - Repository Sekolah Bisnis IPB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minuman ringan siap hidang’ atau sering disebut sebagai ‘minuman ringan’ saja adalah terjemahan istilah Bahasa Inggris di industri minuman dari non-alcoholic ready to

drink atau biasa disingkat sebagai soft-drink (Edinformatics, 2008). Definisi minuman

ringan atau soft-drink menunjukkan ketidak-adaan kandungan alkohol dalam minuman

tersebut, yang merupakan kebalikan dari minuman keras atau hard-drink yang

merupakan istilah untuk minuman dengan kandungan alkohol. Sedangkan istilah siap

hidang atau ready to drink menggambarkan minuman ringan bisa langsung dikonsumsi

tanpa harus diproses terlebih dahulu (Wikipedia, 2008).

Sesuai dengan definisi tersebut yang termasuk dalam jenis minuman ringan adalah

semua minuman yang tidak mengandung alkohol dalam kemasan yang bisa langsung

dikonsumsi tanpa harus diproses lagi. Beberapa contoh minuman ringan siap hidang

yang banyak ditemui di pasar misalnya minuman soda dalam botol atau kaleng, teh

dalam botol atau gelas plastik, susu dalam kemasan kotak karton, air dalam kemasan

plastik, jus dalam botol, minuman isotonik dalam kaleng atau botol plastik, dan minuman

energi dalam kaleng atau botol; adalah beberapa jenis minuman ringan yang paling

banyak dijual di pasar. Minuman yang mengandung alkohol seperti bir atau wine, atau

jenis minuman yang harus melalui pemprosesan seperti kopi-tubruk atau teh-seduh atau

air ledeng yang harus dimasak terlebih dahulu, tidak termasuk ke dalam definisi minuman

ringan siap hidang.

Jenis minuman ringan di pasar Indonesia berkembang pesat sesudah tahun

sembilan puluhan (CCBI, 2007a). Jika sebelumnya yang banyak tersedia di pasar adalah

air dalam kemasan, minuman bersoda, teh dalam kemasan, dan susu dalam kemasan;

sesudah tahun sembilan-puluhan jenis minuman energi, minuman isotonik, jus dalam

kemasan, dan beragam minuman ringan dalam gelas plastik mulai mudah ditemui di

banyak toko di Indonesia. Menurut CCBI (2007a), paling tidak ada sembilan jenis

minuman ringan yang banyak ditemui di pasar yaitu air dalam kemasan misalnya Aqua;

minuman bersoda misalnya Coca-Cola; teh dalam kemasan misalnya Teh Botol Sosro;

minuman susu dalam kemasan misalnya Susu Ultra, minuman energi misalnya Krating

Daeng, jus dalam kemasan misalnya Buavita; minuman isotonik misalnya Pocari Sweat;

kopi dalam kemasan misalnya Nescafe dalam kaleng; dan minuman air dengan

(2)

misalnya Frutang dari Tang Mas. Pilihan minuman ringan yang tersedia untuk konsumen

di Indonesia semakin bervariasi karena merek-merek yang ada terus menambah jenis

produk yang ditawarkan, dan masuknya merek dan jenis minuman baru ke pasar.

Sejalan dengan bertambah banyaknya jenis minuman ringan yang tersedia di pasar,

volume penjualan minuman ringan juga meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir

ini. Menurut CCBI (2006), volume penjualan minuman ringan di Indonesia meningkat dari

91 juta liter di tahun 1997 menjadi 234 juta liter di tahun 2006, atau peningkatan dua

setengah kali lipat dalam waktu sepuluh tahun. Meskipun pasar minuman ringan terus

berkembang baik dari segi jumlah jenis minuman maupun volume penjualannya, 5 jenis

minuman terbesar yaitu air dalam kemasan, minuman bersoda, teh dalam kemasan, susu

dalam kemasan, dan minuman isotonik sudah mewakili 94% volume pasar minuman

sudah menguasai lebih dari lima puluh persen pangsa pasar segmen minuman tersebut

(Gambar 1). Merek Aqua dan Tang Mas mewakili lebih dari 60% volume jenis minuman

air dalam kemasan; merek Coke dan Fanta sudah mewakili 62% volume jenis minuman

bersoda; merek Sosro dan Frestea sudah merupakan lebih dari 75% volume jenis

minuman teh dalam kemasan; merek Ultra dan Bendera mewakili 65% jenis minuman

susu dalam kemasan, sedangkan merek Pocari Sweat dan Mizone sudah mewakili 78%

jenis minuman isotonik (CCBI, 2008a).

Semua merek yang mendominasi masing-masing segmen pasar minuman ringan

saat ini adalah merek pertama yang diluncurkan di segmen minuman ringan tersebut,

misalnya Aqua adalah merek pertama air dalam kemasan, Sosro adalah merek pertama

teh dalam kemasan, Coke adalah merek pertama minuman bersoda, Ultra adalah merek

(3)

kuat persepsi konsumen mengenai nama perusahaan sebagai produsen utama dan ahli

di produk kategori yang dibeli, maka semakin besar pengaruh nama perusahaan

terhadap konsumen dalam melakukan keputusan pemilihan merek yang akan dibeli.

energi; semua menunjukan pertumbuhan yang sangat pesat minimal dua digit dalam lima

tahun terakhir seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Pertumbuhan konsumsi per kapita per minggu minuman ringan di Indonesia

Jenis minuman Satuan 2002 2007 Pertumbuhan

kemasan 2002-2007 (%)

Air dalam kemasan 500 ml 0.040 0.064 59% Teh dalam kemasan 200 ml 0.017 0.050 194% Jus dalam kemasan 200 ml 0.003 0.026 767%

Minuman bersoda 200 ml 0.020 0.026 31%

Minuman energi 100 ml 0.009 0.027 200%

Sumber : Susenas 2002 dan 2007 (BPS 2003 & 2007)

Menurut data BPS (2008), 43 persen rumah tangga di perkotaan dan 13 persen

rumah tangga di pedesaan Indonesia mencukupi kebutuhan air bersih untuk keperluan

sehari-hari dengan membeli karena tidak memiliki sumber air seperti ledeng atau sumur,

atau memiliki sumber air tersebut tetapi dengan kualitas air yang tidak layak untuk

diminum. Lebih lanjut menurut BPS (2008), air dalam kemasan dianggap sebagai

sumber yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan air minum. Penggunaan air dalam

kemasan sebagai sumber air minum rumah tangga mencapai 15 persen rumah tangga di

perkotaan Indonesia, bahkan mencapai 31 persen untuk DKI Jakarta. Kelangkaan

Air dlm kemasan Minuman bersoda Teh dlm kemasan Susu dlm kemasan Minuman isotonik

(4)

sumber air layak minum yang dapat dipergunakan menyebakan konsumen harus

menggunakan air dalam kemasan sebagai alternatifnya.

Gaya hidup masyarakat merupakan faktor lain yang mendorong perkembangan

konsumsi minuman ringan. Penelitian CCI (2008a) mengenai alasan mengkonsumsi

minuman ringan menunjukan minuman ringan dikonsumsi tidak hanya sebagai pemuas

dahaga atau pelengkap makanan, tetapi juga sebagai bagian atau penunjang aktivitas

yang dilakukan oleh konsumen. Menurut CCI (2008a) sekitar 64% minuman ringan yang

terjual pada tahun 2007 dikonsumsi untuk alasan yang berhubungan dengan rasa haus,

lapar, dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh (thirst & hunger dan recharge & refill);

sedangkan 36% sisanya dikonsumsi untuk untuk alasan yang tidak berhubungan dengan

rasa haus atau makanan; melainkan dalam situasi yang berkaitan dengan gaya hidup.

Meskipun pasar minuman ringan di Indonesia berkembang lebih cepat dari

pertumbuhan penduduk Indonesia, dan pertumbuhan terjadi dari segi volume maupun

jenis minuman yang dijual, laju pertumbuhan masing-masing jenis minuman ringan

berfluktuasi dimana tingkat pertumbuhan suatu jenis minuman bisa berubah dari dua digit

menjadi satu digit atau bahkan menjadi negatif pada tahun yang berbeda (Tabel 3).

Tabel 3 Pertumbuhan produksi volume berbagai jenis minuman ringan per tahun

Minuman isotonik 60% 63% 38% 39% 72% -28% 21%

Total minuman ringan 8% 5% 7% 14% 5% 11% 9%

Tahun

Sumber : Company Business Plan 2008-2010 (CCBI, 2009)

Tinjauan terhadap sembilan penelitian mengenai perilaku konsumen minuman ringan

di Indonesia yang masing-masing dilakukan untuk satu jenis minuman tertentu dari

Afrianita (2007) dan Handayani (2007) untuk minuman isotonik; Ratri (2005) dan

Nurvrihadhi (2003) untuk teh dalam botol; Armin (2004) dan Nuruliman (2003) untuk

minuman energi; Tirtasuwanda (2003) untuk minuman bersoda; Suryadi (2003) untuk jus;

dan Murlina (2000) untuk tonic tea; menunjukan kesamaan atribut-atribut yang

dipergunakan konsumen dalam memilih merek dari jenis minuman ringan yang akan

dikonsumsi, yaitu : (1) harga yang terjangkau dan sesuai, (2) rasa dan aroma produk

yang dapat diterima, (3) kemudahan memperoleh (product availability), dan (4) manfaat

yang dirasakan (perceived benefit). Atribut lain yang juga banyak disebutkan di beberapa

penelitian di atas adalah kemasan yang menarik, praktis, dan higienis; kualitas produk

yang dapat dipercaya; merek yang terkenal; dan volume kemasan yang lebih besar.

(5)

minuman ringan di Indonesia di atas bersesuaian dengan penelitian CCI (2008b)

mengenai faktor-faktor yang penting untuk konsumen dalam membeli minuman ringan,

maupun dengan penelitian Lin dan Chang (2003) mengenai faktor yang menentukan

pilihan merek untuk produk dengan keterlibatan rendah.

Pan et al. (2008) dan Sherman et al. (1997) menunjukan bahwa atmosfir dan

lingkungan toko sebagai faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Penelitian AC Nielsen (2004) mengenai perkembangan pola belanja

konsumen di Indonesia menunjukan bahwa atmosfir toko dan promosi yang memberikan

manfaat langsung atau memungkinkan memperoleh lebih banyak dengan jumlah uang

yang sama akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hal ini berhubungan

dengan pendapat Sumarwan (2004) yang menyatakan keputusan dalam membeli produk

makanan dan minuman seringkali dilakukan di toko, karena itu informasi yang diperoleh

konsumen di toko atau komunikasi yang dilakukan pada saat belanja sangat

mempengaruhi keputusan pembelian.

Dampak minuman ringan terhadap kesehatan yang banyak diteliti antara lain adalah

kegemukan dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas (Vartanian et al.,

2007), serta tekanan mental dan hiperaktif pada anak-anak (Lien et al., 2006). Meskipun

demikian alasan kesehatan belum merupakan pertimbangan penting dalam memilih jenis

minuman ringan yang akan dikonsumsi, dan konsumen baru akan mengurangi konsumsi

minuman ringan jika sudah timbul dampak negatif atau penyakit, misalnya obesitas atau

diabetes (CCBI, 2008b).

Minuman ringan dan produk dalam kemasan (packaged goods) merupakan produk

dengan keterlibatan rendah untuk konsumen di Amerika Serikat (Roehm et al., 2002).

Hal ini berarti minuman ringan dan produk dalam kemasan memiliki tingkat kepentingan

yang rendah dalam persepsi konsumen (Peter dan Olson, 2008; Schiffman dan Kanuk,

2010). Konsumen dengan keterlibatan yang rendah biasanya tidak banyak memiliki

pengetahuan mengenai produk dalam pengambilan keputusan pembeliannya (Hawkins

et al., 2007); sehingga konsumen dengan keterlibatan yang rendah ke produk tidak

termotivasi untuk mencari informasi dan alternatif produk lain selain yang biasa mereka

pergunakan (Blackwell et al., 2006; Miquel et al., 2002); dan menggunakan proses

pengambilan keputusan rutin atau terbatas yang menggunakan sedikit informasi dan

upaya kognitif dalam memilih alternatif (Peter dan Olson, 2008); atau menggunakan

strategi pemilihan tanpa evaluasi yaitu menentukan pilihan secara sederhana tanpa

harus melakukan evaluasi merek, misalnya dengan memilih merek yang paling populer,

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana konsumen

mengevaluasi minuman ringan yang akan dikonsumsi sehingga pemahaman ini dapat

membantu produsen dalam mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk

mempengaruhi konsumen memilih produk yang dipasarkan.

Kebutuhan produsen untuk memahami secara lebih mendalam mengenai

faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih jenis minuman yang akan

dikonsumsi terlihat dari pengalaman beberapa produsen besar dalam meluncurkan jenis

minuman selain jenis yang saat ini sudah dipasarkan. Menurut CCBI (2009) hampir

semua produsen minuman ringan besar mengalami kegagalan dalam meluncurkan

produk baru di luar jenis minuman ringan yang dikuasai, misalnya produsen Coca-Cola

yang mendominasi pasar minuman bersoda belum berhasil mendapatkan 1% pangsa

volume di pasar minuman isotonik dan sampai saat ini belum mampu menjadikan teh

dalam kemasan menguntungkan secara komersial, produsen air dalam kemasan Aqua

menciptakan kategori minuman baru air dengan rasa buah pada tahun 2005 dan menarik

kembali produknya setahun kemudian karena penjualannya tidak berkembang sehingga

stok di pasar banyak yang melampaui tanggal kadaluwarsanya, produsen teh dalam

kemasan Sosro yang berusaha memasarkan minuman bersoda dengan rasa teh sampai

saat ini pangsa pasar volumenya tidak mencapai 1%.

Wawancara dengan beberapa pelaku industri minuman ringan air dalam kemasan,

minuman bersoda, teh dalam kemasan, susu dalam kemasan, dan minuman isotonik

menunjukan pengambilan keputusan untuk memasarkan produk baru atau menyusun

strategi pemasaran kebanyakan dilakukan berdasar pengalaman dan pemahaman

empiris mengenai situasi pasar dan ditambah dengan data riset yang terbatas dan tidak

secara spesifik diarahkan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam menentukan jenis pemilihan minuman ringan di situasi konsumsi

tertentu.

Penelitian yang saat ini sudah ada mengenai perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi minuman ringan dilakukan pada situasi dimana konsumen dihadapkan

pada pilihan merek-merek dalam satu jenis minuman ringan, misalnya memilih merek

yang paling disukai diantara alternatif merek air dalam kemasan, atau memilih merek

minuman yang paling disukai diantara berbagai teh dalam kemasan. Pada kenyataannya

seperti ditunjukan dalam penelitian CCI (2008a) konsumen dalam kondisi kebutuhan

minum yang sama dapat memilih alternatif jenis produk yang berbeda sehingga

sebenarnya merek-merek minuman ringan bersaing tidak hanya dalam satu jenis

(7)

Misalnya seorang konsumen sesudah berolahraga dapat memuaskan rasa hausnya

dengan jenis minuman air dalam kemasan yang artinya merek Aqua, Tang Mas, dan

Ades adalah alternatifnya; atau dengan jenis minuman teh dalam kemasan dengan

alternatif antara lain adalah Teh Botol Sosro dan Frestea; atau jenis minuman bersoda

dengan alternatif merek Coca-Cola, Fanta, Sprite, dan Pepsi; atau jenis minuman isotonik

dengan alternatif mereknya Pocari Sweat, Mizone, dan Vita-Zone. Artinya semua merek

dari beberapa jenis minuman ringan yang berbeda bersaing untuk dipilih oleh konsumen

untuk memenuhi kebutuhan yang sama.

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk produk minuman ringan siap hidang yang

sering disebut sebagai minuman ringan saja, tidak termasuk minuman dengan

kandungan alkohol seperti bir dan wine, atau minuman yang harus diproses sebelum

dikonsumsi seperti kopi-tubruk dan teh-seduh. Yang akan diteliti adalah lima jenis

minuman ringan terbesar yang sudah mewakili 94 % volume pasar minuman ringan di

Indonesia pada tahun 2007 seperti ditunjukan dalam Tabel 1, yaitu (1) air dalam

kemasan, (2) minuman bersoda, (3) teh dalam kemasan, (4) susu dalam kemasan, dan

(5) minuman isotonik; yang dikonsumsi oleh orang yang melakukan pembelian minuman

ringan tersebut.

Hasil penelitian mengenai proses dan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

memilih jenis minuman ringan ini akan bermanfaat untuk produsen dalam

mengembangkan bisnisnya di pasar minuman ringan Indonesia, selain ikut memperkaya

pengetahuan mengenai perilaku konsumen dalam memilih produk kebutuhan sehari-hari

seperti minuman ringan.

Berdasarkan uraian mengenai perkembangan pasar dan konsumsi minuman ringan

di Indonesia di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah:

Pertanyaan manajemen :

o Bagaimana mempengaruhi konsumen dalam pemilihan minuman ringan

tertentu.

Pertanyaan riset:

o Bagaimana perilaku konsumsi minuman ringan pada situasi konsumsi yang

berbeda?

o Faktor-faktor apa yang mempengaruhi konsumen dalam memilih minuman

ringan pada situasi tertentu?

o Bagaimana memanfaatkan pemahaman mengenai faktor-faktor tersebut untuk

menyusun strategi pemasaran yang efektif untuk mempengaruhi konsumen

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang diterangkan sebelumnya, tujuan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

Menganalisis perilaku konsumsi minuman ringan pada berbagai situasi konsumsi

yang berbeda.

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih

minuman ringan di berbagai situasi konsumsi.

Memanfaatkan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam memilih minuman ringan, untuk merumuskan strategi pemasaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat sebagai berikut:

Membantu produsen industri minuman ringan menyusun strategi marketing yang

efektif untuk pasar minuman ringan.

Memberikan kontribusi baru tentang proses pemilihan konsumen untuk jenis produk

minuman ringan .

1.5 Kebaruan Penelitian

Penelitian ini berhasil mengidentifikasi:

• Keterkaitan gaya hidup pada masyarakat Indonesia dengan kebiasaan konsumsi minuman ringan.

• Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan minuman ringan dalam berbagai situasi konsumsi.

1.6 Keterbatasan Penelitian

• Penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta dan hasilnya berlaku untuk konsumen di DKI Jakarta saja, karena gaya hidup mempengaruhi pemilihan jenis minuman ringan dan

gaya hidup di daerah lain mungkin berbeda dengan di DKI Jakarta.

• Jawaban responden merupakan pengakuan (claim) yang tidak terverifikasi sehubungan dengan konsumsinya selama satu bulan sebelum tanggal penelitian.

Pemilihan responden dilakukan di rumah tangga sehingga hampir tujuh puluh responden adalah wanita, meskipun jenis kelamin terbukti bukan merupakan faktor

(9)

Gambar

Gambar 1  Pangsa pasar merek di 5 segmen minuman ringan  terbesar

Referensi

Dokumen terkait

Mengisi form surat tanda terima alat dan bahan dari petugas laboratorium. Mengisi form surat pengembalian alat dan batran untuk pengecekan

Untuk listing yang lebih panjang (verbose) dari sembarang query gunakan opsi ”-v” (verbose) yang menunjukkan semua field pada paket reply dan merupakan titik temu yang

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Yang berarti dapat disimpulkan bahwa penyakit TB paru pada anak apabila sebelumnya telah memiliki riwayat kontak dengan penderita TB paru positif akan lebih

Aplikasi tidak hanya mengirimkan informasi, tetapi juga dilengkapi dengan fitur optimalisasi singkatan dan full text indexing yang berfungsi untuk mengoptimalkan jumlah karakter

Dongeng binatang si Kancil memiliki banyak manfaat dan pesan moral yang dimaksudkan agar anak – anak mendapatkan pengalaman dan pemahaman tentang bagaimana moral yang

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah terletak pada variabel dan objek penelitian, dimana penelitian saya tentang Pengaruh Store Atmosphere

Penilaian prestasi kerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam setahun yang dilakukan setiap akhir Desember tahun