• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator lain yang menunjukkan pentingnya transportasi dalam berbagai kegiatan yang diukur dari persentase konsumsi sumber-daya tertentu, secara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indikator lain yang menunjukkan pentingnya transportasi dalam berbagai kegiatan yang diukur dari persentase konsumsi sumber-daya tertentu, secara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1. LATAR BELAKANG

Peranan transportasi amat penting dalam kegiatan masyarakat, transportasi merupakan unsur terpenting dalam pergerakan manusia dan barang sehari-hari, peran tersebut terlihat dari berbagai aspek antara lain ; ekonomi, sosial, politik, pertahanan dan keamanan serta lingkungan. manusia tidak akan mengalami perkembangan dan kemajuan dalam aktifitasnya bila tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi. Sarana dan prasarana transportasi yang baik akan mendorong aktifitas dan mobilitas masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Morlok E.K. (1991) dalam bukunya menjelaskan bahwa, “Transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi masyarakat, ia menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, kemajuan-kemajuan dalam bidang transportasi telah memungkinkan perubahan dalam cara hidup dan cara masyarakat diatur, dengan demikian transportasi mempengaruhi peradaban manusia”. Selanjutnya Morlok E.K. (1991) menjelaskan bahwa, “Transportasi merupakan komponen utama dari masyarakat industri dan perkotaan, oleh karena itu, diperlukan dana yang cukup besar untuk menyiapkan sarana dan prasarana transportasi setiap tahunnya, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dalam tahun-tahun belakangan ini (dari tahun 1962 sampai dengan 1975). Dinegara tersebut antara 19 sampai 21 % dari Produk Nasional Bruto (GNP,Gross National Product, pengeluaran total untuk barang-barang dan pelayanan) telah dikeluarkan untuk transportasi”. Sedang di Indonesia menurut Koesno S. (1996) dalam papernya, “Efisiensi Transportasi Sub Sektor Jalan Dalam Menghadapi Era Globalisasi”, menyatakan bahwa kandungan komponen transportasi menyumbang sekitar 16 % dari harga komoditas, ini memang relatif cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara yang ada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN).

(2)

Indikator lain yang menunjukkan pentingnya transportasi dalam berbagai kegiatan yang diukur dari persentase konsumsi sumber-daya tertentu, secara nasional adalah: “12% dari seluruh pekerjaan, 75 % dari seluruh hasil Karet, 53 % dari seluruh hasil minyak, 24 % dari seluruh hasil baja, 27 % dari seluruh semen dan 67 % dari seluruh hasil timah”. (Transportation Association of America, 1974, hal. 1). Buku 10. Hal 67-68.

Menurut Tamin O.Z. (2000) “Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai ciri yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, frekwensi perjalanan, jenis barang yang diangkut dan lain-lain. Kebutuhan akan pergerakan bersifat kebutuhan turunan, pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan, pemenuhan kebutuhan biasanya harus dilakukan setiap hari, misalnya pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan olah raga”, karena itu diperlukan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung proses pemenuhan kebutuhan tersebut. Tamin O.Z. (2000) Menambahkan bahwa, “fasilitas sosial, fasilitas hiburan, pusat perbelanjaan dan perkantoran yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan harian harus disebar secara merata dalam suatu daerah perkotaan, sehingga jarak dari perumahan ke berbagai lokasi menjadi pendek. Semakin jauh kita bergerak, semakin tinggi peluang kita memberikan kontribusi kemacetan di kota tersebut”. Ini berarti pula akan menambah biaya transrportasi.

Hasil studi “Urban Transport Short-Term/JUTSI Implementation Program (1996) di Kota Jakarta”, memperlihatkan bahwa, “komposisi tujuan perjalanan didominasi oleh penglaju/commuter sebesar 44%, bekerja sebesar 16 %, sekolah 12 %, belanja 8 %, bisnis 5 %, pribadi 12 % dan lain-lain sebesar 3 %. Komposisi moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan di DKI, didominasi oleh kendaraan bus sebesar 49 %, kendaraan pribadi 21 %, sepeda motor 22 %, dan kereta api 8 %. Waktu perjalanan rata-rata yang digunakan oleh masing-masing kelompok tersebut adalah, bekerja sebesar 44,8 menit, sekolah

(3)

28,8 menit, belanja 22,6 menit, bisnis 39,5 menit, pribadi 26,8 menit, kommuter 31,7 menit, dan lain-lain sebesar 26,8 menit”.

Untuk melakukan perjalanan, seseorang harus mengeluarkan biaya transportasi. Biaya tersebut bisa bermacam-macam, bisa biaya langsung bisa biaya tidak langsung, bisa biaya tetap bisa juga biaya tidak tetap, sangat bergantung pada moda transportasi yang digunakan. Apakah menggunakan angkutan umum (bus, kereta api, dll) atau angkutan pribadi, kalau menggunakan angkutan pribadi, pakai kendaraan tak bermotor (sepeda, jalan kaki) atau kendaraan bermotor (mobil, motor). Pertanyaan yang muncul, berapa besar biaya transportasi yang dikeluarkan oleh masyarakat (keluarga) dalam melakukan perjalanan ?. Dari hasil studi “Urban transport Short-Term/JUTSI Implementaton Program (1996) di Kota Jakarta” memperlihatkan bahwa, perbandingan antara biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh masyarakat dengan pendapatannya sebesar 14,33 % - 37,7 %.

Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam melakukan perjalanan berbeda-beda. Banyak komponen (variabel) yang berpengaruh terhadap pengeluaran biaya tersebut, misalnya struktur keluarga, pendapatan keluarga, jenis angkutan yang digunakan, jarak perjalanan, jenis perjalanan yang dituju. Salah satu faktor yang diidentifikasi mempengaruhi biaya transportasi masyarakat (keluarga) adalah, pada kota mana mereka tinggal. Dalam rangka mendapatkan gambaran biaya transportasi yang dikeluarkan oleh setiap keluarga pada suatu kota, maka diperlukan kajian mendalam terhadap persepsi masyarakat tentang biaya transportasi yang dikeluarkan pada daerah perkotaan. Dari hasil studi ini, didapatkan komponen (variabel), yang mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh setiap keluarga dalam melakukan perjalanan serta semua biaya pengeluaran keluarga (total cost) yang didasarkan pada pandangan (persepsi) masyarakat (keluarga) sehingga para pengambil kebijakan (pemerintah atau pihak swasta) dapat menyiapkan sarana dan prasarana transportasi yang baik, murah dan terjangkau. Dengan demikian tercipta sinergi yag kuat antara

(4)

pemerintah sebagai penyedia sarana dan prasarana transportasi serta masyarakat sebagai pengguna.

Transportasi yang baik, menurut Simbolon M.M (2003), haruslah merupakan suatu sistem yang dapat memberikan pelayanan yang cukup, baik kepada masyarakat secara umum maupun pribadi, pelayanan tersebut meliputi keamanan, kenyamanan, kecepatan, ketepatan, dan dapat diandalkan oleh para penggunanya. Selain hal-hal tersebut diatas tentu saja para pengguna mengharapkan kepuasan serta biaya yang murah dalam melakukan perjalanan.

Melalui undang-undang No.22 tahun 2000 tentang otonomi daerah, otoritas pengelolaan sumber daya dipusatkan di daerah (kota atau kabupaten), dengan demikian pemerintah kota mempunyai tanggung jawab menyediakan berbagai hal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, pemerintah kota berkewajiban menyiapkan sarana dan prasarana transportasi seperti yang diamanatkan dalam Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) dan undang-undang No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, termasuk didalamnya, bagaimana membuat kota tersebut menjadi kota yang biaya transportasinya rendah.

2. IDENTIFIKASI MASALAH

Transportasi yang baik, menurut Simbolon M.M (2003), haruslah merupakan suatu sistem yang dapat memberikan pelayanan yang cukup, baik kepada masyarakat secara umum maupun pribadi, pelayanan tersebut meliputi keamanan, kenyamanan, kecepatan, ketepatan, dan dapat diandalkan oleh para penggunanya. Selain hal-hal tersebut diatas tentu saja para pengguna mengharapkan kepuasan serta biaya yang murah dalam melakukan perjalanan.

Untuk melakukan perjalanan, seseorang harus mengeluarkan biaya transportasi. Biaya tersebut bisa bermacam-macam, bisa biaya langsung bisa biaya tidak langsung, bisa biaya tetap bisa juga biaya tidak tetap, sangat bergantung pada moda transportasi yang digunakan. Apakah menggunakan angkutan umum (bus, kereta api, dll) atau angkutan pribadi, kalau menggunakan

(5)

angkutan pribadi, pakai kendaraan tak bermotor (sepeda, jalan kaki) atau kendaraan bermotor (mobil, motor). Pertanyaan yang muncul, berapa besar biaya transportasi yang dikeluarkan oleh masyarakat (keluarga) dalam melakukan perjalanan ?. Dari hasil studi “Urban transport Short-Term/JUTSI Implementaton Program (1996) di Kota Jakarta” memperlihatkan bahwa, perbandingan antara biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh masyarakat dengan pendapatannya sebesar 14,33 % - 37,7 %.

Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam melakukan perjalanan berbeda-beda. Banyak komponen (variabel) yang berpengaruh terhadap pengeluaran biaya tersebut, misalnya struktur keluarga, pendapatan keluarga, jenis angkutan yang digunakan, jarak perjalanan, jenis perjalanan yang dituju. Salah satu faktor yang diidentifikasi mempengaruhi biaya transportasi masyarakat (keluarga) adalah, pada kota mana mereka tinggal.

Morlok E.K. (1991) menjelaskan bahwa, “Transportasi merupakan komponen utama dari masyarakat industri dan perkotaan, oleh karena itu, diperlukan dana yang cukup besar untuk menyiapkan sarana dan prasarana transportasi setiap tahunnya, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dalam tahun-tahun belakangan ini (dari tahun 1962 sampai dengan 1975). Dinegara tersebut antara 19 sampai 21 % dari Produk Nasional Bruto (GNP,Gross National Product, pengeluaran total untuk barang-barang dan pelayanan) telah dikeluarkan untuk transportasi”.

Indikator lain yang menunjukkan pentingnya transportasi dalam berbagai kegiatan yang diukur dari persentase konsumsi sumber-daya tertentu, secara nasional adalah: “12% dari seluruh pekerjaan, 75 % dari seluruh hasil Karet, 53 % dari seluruh hasil minyak dan 67 % dari seluruh hasil timah”. (Transportation Association of America, 1974, hal. 1).

Sedang di Indonesia menurut Koesno S. (1996) dalam papernya, “Efisiensi Transportasi Sub Sektor Jalan Dalam Menghadapi Era Globalisasi”, menyatakan bahwa kandungan komponen transportasi menyumbang sekitar 16

(6)

% dari harga komoditas. Koesno S, (1996), kemudian menjelaskan bahwa semakin baik jalan yang tersedia, maka biaya operasi kendaraan (BOK) yang dikeluarkan oleh pengguna jalan akan semakin rendah, tetapi untuk penyediaan jalan yang baik memerlukan biaya yang cukup besar, demikian pula sebaliknya, apabila infrastruktur jalan tidak baik maka pengguna akan memerlukan biaya operasi dan pemeliharaan yag lebih besar. Kedua komponen tersebut selalu berada pada kutub yang berbeda, dan untuk mendapatkan yang optimal harus dicari kombinasi pembiayaan yang terendah. Kondisi tersebut dapat digambarkan secara grafik yang mempunyai analogi hubungan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Hubungan antara investment cost (Government Cost) dan Road User Cost (Public Cost) dan kualitas/spesifikasi jalan dapat dilihat pada gambar 1.a. Fungsi obyektifnya (Objective function) untuk manajemen dibidang transportasi khususnya jalan adalah mendapatkan nilai minimum, sehingga diperoleh jumlah investasi dan BOK yang terendah, secara grafis dapat dilihat pada gambar 1.b. Dengan adanya optimasi penanganan melalui out-put biaya transportasi terendah pada jalan, maka secara teoritis akan diperoleh optimasi secara jaringan atau network

3. PERUMUSAN MASALAH (PERTANYAAN MASALAH)

Dengan memperhatikan latar belakang dan setelah dilakukan identifikasi masalah seperti tersebut diatas, maka berikut beberapa pertanyaan yang perlu dijawab;

1. Komponen apa saja yang mempengaruhi biaya transportasi baik eksternal maupun internal bagi setiap keluarga (masyarakat) dalam melakukan perjalanan pada daerah perkotaan ?

2. Berapa besar biaya transportasi yang dikeluarkan oleh setiap kategori keluarga untuk melakukan perjalanan di daerah perkotaan ?

3. Sejauhmana komponen internal dan eksternal mempengaruhi biaya transportasi bagi daerah perkotaan (Mamminasata)

(7)

4. BATASAN PERMASALAHAN

1. Penelitian ini dilakukan pada daerah perkotaan (studi kasus MAMMINASATA Propinsi Sulawesi Selatan)

2. Penilitian ini berbasis keluarga yang dikelompokkan berdasarkan kategori sosial ekonomi setiap keluarga

3. Data diperoleh dari hasil survei lapangan dengan mengajukan beberapa pertanyaan melalui kuisioner, dan data-data lain dari tulisan-tulisan yang terkait dengan penelitian ini

4. Penelitian ini dikhususkan bagi keluarga (masyarakat) yang menggunakan angkutan umum dalam melakukan perjalanan (aktifitas)

5. Analisis dilakukan dengan berdasar pada data-data survey lapangan dan studi kepustakaan dari hasil pengolahan data yang terkait dengan topik penelitian.

5. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan identifikasi dan rumusan (pertanyaan) masalah tersebut diatas, maka ada beberapa hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi :

1. Menentukan komponen biaya transportasi baik eksternal maupun internal yang dikeluarkan oleh setiap keluarga (masyarakat) dalam melakukan perjalanan pada daerah perkotaan (Maminasata)

2. Menentukan besaran persentase biaya transportasi yang dikeluarkan oleh setiap keluarga (masyarakat) dalam melakukan perjalanan. 3. Merumuskan alternatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota

dalam rangka menurunkan biaya transportasi pada kota tersebut. 6. HIPOTESIS

Hipotesis yang dapat diajuakan pada penelitian ini antara lain ; bahwa Biaya transportasi yang dikeluarkan mempunyai hubungan yang kuat dengan aktifitas masyarakat atau keluarga, dan masyarakat yang berpenghasilan lebih

(8)

rendah diduga mengeluarkan biaya transportasi Lebih besar dari kelompok masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi (diukur dalam persentase).

7. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Dapat mengetahui komponen apa saja (internal dan external) yang mempengaruhi biaya transportasi bagi keluarga (masyarakat) dalam melakukan perjalanan pada daerah perkotaan

2. Dapat merumuskan persentase biaya transportasi bagi setiap keluarga (masyarakat) dalam melakukan perjalanan pada daerah perkotaan. 3. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan atau kebijakan baik

pemerintah maupun investor (swasta) terkait dengan komponen biaya transportasi.

8. KONTRIBUSI

Ada beberapa penelitian yang dilakukan terkait penentuan biaya transportasi, tetapi hanya bersifat parsial saja, seperti menentukan tarif angkutan umum; penentuan biaya tersebut biasanya didasarkan pada biaya operasi kendaraan (BOK), kemampuan dan kemauan membayar dari pengguna angkutan umum (ATP-WTP), biaya yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas (congestion cost), biaya pelayanan publik untuk lalu lintas (traffic servies), biaya parkir (parking cost), dan biaya publik pada fasilitas jalan (roadway facility cost), serta biaya kecelakaan atau keselamatann (safety cost), tetapi sepanjang pengetahuan penulis belum ada yang meneliti tentang berapa besar biaya transpor yang dikeluarkan oleh setiap keluarga (masyarakat) dalam melakukan perjalanan pada suatu kota, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul; “STUDI BIAYA TRANSPORTASI MASYARAKAT PENGGUNA ANGKUTAN UMUM PADA DAERAH PERKOTAAN “ dengan studi kasus MAMMINASATA Propinsi Sulawesi Selatan. Untuk itu berikut ini digambarkan kontribusi penelitian dalam gambar 2.

(9)

9. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan sistem Home Side Interview (wawancara) yang berbasis rumah tangga (keluarga), menggunakan kuisioner yang telah dirancang sebelumnya. Data-data yang dikumpulkan dapat berupa data primer ataupun sekunder, dapat bersifat kuantitatif, misalnya Luas wilayah, penghasilan rumah tangga (keluarga), jumlah kendaraan yang dimiliki, jumlah keluarga dan lain-lain, maupun data yang bersifat kualitatif, misalnya pekerjaan, tingkat pendidikan, angkutan umum apa yang digunakannya. Jumlah sampel yang diambil disesuaikan dengan peruntukan yang diperlukan dan dilakukan secara acak sehingga diperkirakan dapat mewakili masyarakat Kota Makassar, mulai dari masyarakat bawah, menengah dan masyarakat atas, baik pegawai negeri maupun pegawai pegawai swasta serta para pekerja lepas (buruh) dan lain-lain sebagainya.

Sebelum data-data tersebut dikumpulkan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kuesioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Kuesioner yang dibuat didasarkan atas variabel yang mempengaruhi biaya transportasi pada daerah perkotaaan (Makassar). Setelah kuesioner tersebut siap, kemudian dilakukan survei dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan lalu kemudian ditabelkan dalam rangka memudahkan pengolahan datanya. Data-data yang telah diolah tersebut kemudian dianalisis sedemikian untuk selanjutnya dilakukan pembahasan sehingga diperoleh kesimpulan dan rekomendasi (saran) bagi pengelola kota (pemerintah). Untuk lebih memudahkan para pemerhati dalam memahami penelitian ini , maka pada gambar 3; diperlihatkan bagan alir dari Metodologi Penelitian ini.

(10)

Kota Makassar dipilih sebagai lokasi studi karena, Makassar merupakan pintu gerbang Kawaasan Timur Indonesia, juga termasuk kota perdagangan, kota Industri, kota Pendidikan, kota Jasa, serta kota pariwisata. Selain alasan tersebut Kota Makassar termasuk salah satu kota Metropolitan di Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 1.253.656 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,65 % pertahun, luas wilayah 175,77 km², tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.132 jiwa/km², serta tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 10,52 % pada tahun 2008, untuk gambaran lebih jelas dapat dilihat tabel berikut; 11. METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

A. DATA PRIMER

Data primer diperoleh dari hasil wawancara para surveyor yang dilakukan langsung bagi sejumlah keluarga yang telah ditetapkan, data-data tersebut dicatat dalam kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya, adapun data-data tersebut meliputi :

 Alamat

 Pendidikan dan pekerjaan  Jumlah pendapatan  Jumlah anggota keluarga  Jumlah pengeluaran

 Jenis dan jumlah kendaraan yang dimiliki

 Pakai kendaraan apa untuk bepergian ? (angk. Umum/pribadi) Data yang terkumpul dari hasil survei, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kategori dan ditabelkan sehingga akan mempermudah dalam analisisnya.

B. DATA SEKUNDER

Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang terkait dan dapat mendukung penelitian ini data-data tersebut antara lain :

(11)

 Jumlah penduduk  Kepadatan penduduk  Luas wilayah

 Sistim aktifitas 12. SAMPEL

Jumlah sampel yang dperlukan dalam penelitian ditentukan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan yang kami miliki dengan sistem atau metode purposive sampling.

DAFTAR PUSTAKA

1. Avishai C. (2007), Public transit Planning and Operation, Elsevier, Haifa, Israel. 2. Badan Pusat Statistik (BPS). (2009), kota Makassar.

3. Grant EL. Dkk (2001), Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Jilid 1 & 2, Penerbit, Renika Cipta, Jakarta.

4. Kanafani A. (1983), Transportation Demand Analysis, Mc Graw-Hill, Book Company, Berkeley

5. Khisty JC. (1990), Transportation Engineering An Introduction, Prentice-Hall. Inc, New Jersey.

6. Koesno S. (1996), Efisiensi Transportasi Sub Sektor Jalan Dalam Menghadapi Era Globalisasi, Paper dalam Majalah Teknik, HPJI, Jakarta.

7. Lambang B.S; syamsuwito (2008), Sistem Angkutan Massal, Penerbit Umitoha Ukhuwah Grafika, Makassar.

8. Litman T. (2007), “Transit Price Elasticities and Cross-Elasticities”, Victoria Transport Policy Institute, Canada (0n-line) tersedia di www: http://

(12)

9. Mas’ud F. (2004) Survey Diagnosis Organisasional, Konsep & aplikasi, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

10. Miro F. (2005) Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

11. Morlok E.K. (1991), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

12. Munawar A. (2007), Pengembangan Transportasi Yang Berkelanjutan; Pidato Pengukuhan Guru Besar di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

13. PT.Krabat Inti Pratama,Enggineering consultan, (2009), Studi Transportasi DKI Jakarta, Departemen Perhubungan, Badan Penelitian dan Pengembangan.

14. Salim A. (1993), Manajemen Transportasi, Penerbit Rajagrafindo persada, Jakarta.

15. Schlag B. Public Acceptability of transport Pricing, reserch project TRANSPRICE (Trans Price Integrated Urban Transport Pricing for Optimum Modal Split, Dresden, Germany (0n-line) tersedia di www: http://

16. Simbolon M.M. (2003), Ekonomi Transportasi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

17. Sukirno S. (2006), Ekonomi Pembangunan; Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaakan, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

18. Tamin O.Z. (2008), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi; Teori, Contoh Soal, dan Aplikasi, Penerbit ITB, Bandung.

(13)

19. Tamin O.Z. (2000), Perencanaan & Pemodelan Transportasi, edisi kedua, Penerbit ITB, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

4) hampir kesemua elemen-elemen pengetahuan keibubapaan mempunyai perkaitan dengan elemen-elemen sikap terhadap peranan keibubapaan; 5) faktor-faktor demografi seperti

Bayi baru lahir yang dirawat bersama ibunya (Rooming In) ditetapkan sebesar 50% dari tarip Jasa Rumah Sakit, ditambah Jasa Dokter dan Jasa Perawat sesuai kelas perawatan

Hasil penelitian dan pembahasan tentang ”Peningkatan Penguasaan Materi Kependudukan melalui Model Jigsaw pada Peserta Didik Kelas VIII F di SMP Negeri 3 Teras Boyolali Semester

Dimana honeyd berfungsi sebagai server bayangan yang mendeteksi dan merekam aktivitas jaringan, snort digunakan sebagai sistem keamanan jaringan yang mendeteksi

Kantor Cabang Syariah Surabaya teller memiliki kualifikasi, diantaranya adalah memiliki keahlian (knowledge and skill) dan integritas tinggi dilihat dari kejujuran

Keberadaan koperasi Raksa Jaya selama ini dapat dikatakan cukup berhasil dalam melaksanakan program pemerintah, khususnya dalam penyaluran bantuan dana akselerasi (PMUK) dan

Ada beberapa batasan mengenai fungsi representatif, antara lain dikemukakan oleh Gerald Von Glahn dalam bukunya Law among Nations : “Seorang wakil diplomatik

[r]