• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam edukasi.kompas.com (Kamis, 8 November 2012), diberitakan bahwa pelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang penting setara dengan pelajaran matematika atau IPA. Kisah kepahlawanan dan nasionalisme yang ada dalam pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut merupakan modal sosial bagi penguatan masyarakat. Dalam Seminar Nasional Memperingati Hari Pahlawan 10 November di Malang, Hariyono yang merupakan Guru Besar Sejarah di Falkutas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang mengatakan bahwa kisah perjuangan yang ada di dalam sejarah, akan menjadi teladan bagi generasi muda untuk meraih prestasi.

Memperkuat pernyataan di atas, edukasi.kompas.com (Jumat, 9 Juli 2010) dari opini responden atas pengakuannya yang tersirat dalam jajak pendapat Juli 2010 lalu yang dilakukan Kompas. Dari seluruh responden 90,6% setuju bahwa pengajaran sejarah yang berkualitas dapat menopang pembentukan karakter suatu bangsa. Peran strategis memahami pelajaran sejarah berguna sebagai cara untuk mengerti sejarah bangsa (39,8%), mengenang peristiwa masa lalu (22,4%), dan menanamkan jiwa kepahlawanan atau kebangsaan (17,9%).

Faktanya, saat ini sejarah terhambat oleh cap membosankan, hal ini disebabkan karena sejak lama pelajaran sejarah dianggap pelajaran yang tidak menarik, baik dari segi materinya dan metode belajarnya, apa lagi di tengah

(2)

kemajuan jaman yang serba teknologi serta kepraktisan hidup, sejarah dianggap tidak penting. Pelajaran sejarah selalu diasosiasikan dengan hafalan, siswa mencatat dan menghafal ceramah dari guru, dan ironisnya sampai saat ini metode itulah yang paling banyak dipakai untuk belajar sejarah, karena dianggap satu-satunya cara.

Menurut Asep Kambali, seorang Sejarawan Indonesia, aktivis pelestarian sejarah dan budaya, serta pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI) membenarkan hal tersebut. Ditemui dikediamannya di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat (Rabu, 19 Maret 2014) Asep mengatakan nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme dalam sejarah memang berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa, jika kita paham sejarah maka kita tidak akan mudah diadu domba, karena kita memiliki ingatan kolektif yaitu sejarah, dan itu mengingatkan kita kenapa kita bersatu melawan penjajah dan bersatu sebagai Indonesia. Kemudian sejarah untuk menopang pembentukan karakter bangsa, bangaimana pahlawan bangsa mereka berjuang untuk bangsa ini, bagaimana mereka menyikapi sebuah masalah, itu akan menjadi teladan untuk generasi muda dalam membangun bangsanya.

Fakta yang sering ditemui Asep Kambali dalam profesinya pada saat menjadi dosen sejarah di berbagai kampus di Indonesia, para mahasiswa tidak mengetahui siapa nama pahlawan yang ada di uang sepuluh ribu rupiah dan juga arti dari Indonesia, atau siapa yang memberi nama Indonesia. Lalu pada saat menjadi narasumber dalam acara TV, generasi tua pun juga tidak mengetahui arti dan siapa yang memberi nama Indonesia. Kemudian saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di sekolah internasional, para siswa dapat menjawab

(3)

dengan baik hal yang berhubungan dengan peradaban Romawi kuno, Dinasti-dinasti China, tetapi mereka tidak tahu kenapa nama jalan sekolah mereka TB Simatupang, apa kepanjangannya dan diambil dari mana. Kesimpulannya, hal yang simple seperti itu saja mereka tidak tahu, apa lagi yang berat seperti kisah kepahlawanan.

Berdasarkan hasil survey dari tiga toko buku Gramedia yang ada di Tangerang menunjukan bahwa buku pelajarah sejarah yang ada di pasaran belum banyak mengulas mengenai sejarah kepahlawanan rakyat Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Sejarah seharusnya mulai dipelajari sejak anak bisa membaca, tapi sayang buku pelajaran sejarah di sekolah terkesan berat, membosankan, dan sangat didominasi teks. Buku pelajaran sejarah yang ada di pasaran penuh dengan tulisan, dan banyak yang isi bukunya masih hitam putih atau satu warna dengan intensitas yang berbeda. Fakta ini membuat anak-anak tidak mau menyentuh buku pelajaran sejarah, mereka lebih memilih melihat-lihat buku pelajaran yang dirancang dengan menarik, seperti WHY series.

Lain halnya dengan buku hiburan anak yang dapat memikat anak-anak untuk membacanya, seharusnya sejarah juga bisa dikemas dalam buku yang dapat memikat anak-anak seperti buku hiburan. Salah satu buku hiburan yang memikat anak-anak adalah buku ilustrasi pop-up. Menurut Paul Jackson (1993, hlm. 6) Pop up mempunyai daya tarik di segala usia dan budaya, dan merupakan struktur magis yang indah, di mana dua dan tiga dimensi disajikan bersamaan. Mark Hiner (1986, hlm. 4) menambahkan bahwa buku pop up mempunyai efek yang

(4)

dinamis dan tiga dimensi, jadi tidak hanya gambar statis dua dimensi dan kata-kata. Sehingga sangat menarik anak untuk membacanya.

Berdasarkan fakta di atas, penulis ingin membuat buku ilustrasi pop up mengenai sejarah kepahlawanan rakyat Indonesia edisi penjajahan Jepang, yang bertujuan agar anak-anak menyukai pelajaran sejarah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya dalam penelitian di atas sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang buku ilustrasi pop up mengenai sejarah

kepahlawanan rakyat Indonesia untuk anak usia tujuh hingga sebelas tahun?

1.3. Batasan Masalah

Ruang lingkup pembahasan masalah ini adalah sebuah buku ilustrasi dengan ilustrasi berteknik pop up sebagai sarana belajar sekaligus bermain, untuk anak usia tujuh hingga sebelas tahun.

Buku ilustrasi pop up ini hanya menceritakan 5 kisah besar kepahlawanan rakyat Indonesia yang terjadi selama penjajahan Jepang, yaitu:

1. Peristiwa Singaparna di Tasikmalaya, 25 Februari 1944 (Kiai Zainal Mustafa)

2. Misi melucuti senjata tentara Jepang, Hutan Lekong di Serpong, 25 Januari 1946 (Daan Mogot)

(5)

3. Pemberontakan daidan (batalyon) Peta di Blitar, 14 Februari 1945 (Supriyadi)

4. Perlawanan Dayak di daerah Hulu Kapuas, Kalimantan Barat, 13 Mei1945

5. Perang gerilya, Pulau Yapen di Papua, Desember 1945 (Silas Papare) Buku ini memiliki ukuran panjang 25,5 cm, lebar 23,5 cm untuk cover, dan panjang 24,5 cm, lebar 23 cm untuk isi. Jumlah halaman buku ini 30 halaman, dan semuanya berwarna.

1.4. Tujuan Tugas Akhir

1. Merancang buku ilustrasi pop up mengenai sejarah kepahlawanan rakyat Indonesia untuk anak usia tujuh hingga sebelas tahun.

1.5. Manfaat Perancangan

1. Akademik, usaha untuk menggunakan seni dan desain untuk

meningkatkan ketertarikan anak terhadap pelajaran sejarah.

2. Masyarakat, bermanfaat untuk membuktikan bahwa belajar sejarah itu menyenangkan, dan untuk menarik anak-anak membaca serta mempelajari sejarah kepahlawanan, dan dapat menjadi alat yang membantu guru serta orangtua dalam mengajari anak.

(6)

1.6. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu menggunakan referensi atau mengacu pada permasalahan melalui media cetak seperti buku, koran, majalah, dan jurnal, sebagai landasan teori sebagai bahan atau pondasi dasar dalam perancangan tugas akhir ini. 2. Wawancara

Wawancara secara langsung kepada pakar sejarah untuk memahami masalah yang dihadapi oleh penulis mengenai sejarah kepahlawanan rakyat Indonesia. Kemudian wawancara secara langsung kepada guru sekolah dasar yang

bertujuan untuk mengetahui permasalahan anak usia tujuh hingga sebelas tahun dalam menerima pelajaran sejarah.

3. Survei

Melakukan survei dengan membuat kuisioner yang di sebar di berbagai SD sebagai target audience untuk mencari tahu referensi visual seperti jenis karakter, warna, bentuk, dan tipografi.

4. Observasi dan Eksperimen

Melakukan Observasi terhadap anak usia tujuh hingga sebelas tahun untuk mengetahui efektifitas dari buku ilustrasi pop up terhadap minat baca anak, dan juga untuk mengetahui ukuran buku yang tepat bagi anak-anak tersebut.

(7)

1.7. Metode Perancangan

Metode perancangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Dibawah ini adalah tahapan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu :

1. Pengumpulan data yang dilakukan dengan 4 cara yaitu : • Mengumpulkan data dari berbagai literature.

• Wawancara, melakukan tanya jawab terhadap narasumber terkait.

• Survei, dengan menyebarkan angket di SD untuk mengambil beberapa

sample dengan menanyakan beberapa pertanyaan

• Eksperimen dan observasi.

2. Mengolah data yang sudah didapat

• Mengkuantifikasi data survey

• Menganalisis dan menghasilkan kesimpulan atas data.

• Membuat konsep visual buku ilustrasi.

• Menyusun naskah cerita

3. Dari data yang sudah ada di analisa dan dibuat brainstorming gaya visual dan karakter.

4. Perancangan tahap awal.

5. Pembuatan ilustrasi secara digital. 6. Produksi ilustrasi digital.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah lembaga yang bersifat profesi sebagai pengemban tugas dan mitra kerja KEMENAG (Kementerian Agama) dalam mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Eni Gustina, wawancara dengan peneliti, rekaman handphone, Bandar Lampung, 25 Januari 016.. mengatur keuangan, anak-anak, jika kita tidak bisa mengatur maka akan

Dalam penelitian ini, pem- belajaran berbasis masalah dikatakan efektif apabila kemampuan pema- haman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah

merupakan permukaan Pada gunun mataair da sabuk mat mataair ju lereng yan material pe Diti dua jenis disebabkan yang terja Mataair y gravitasi an (volcanic s gunungapi dengan

Dari beberapa indikakator yang digunakan peneliti terlihat belum efektif peranan dinas tenaga kerja dan transmigrasi misalnya dalam penberian informasi yang diumumkan

(4) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungiawab kepada

ICU adalah bagian rumah sakit yang dilengkapi dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien –

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena Skripsi dengan judul “ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI PADA