• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN NILAI SOSIAL PERMAINAN TRADISIONAL

YANG ADA DI KECAMATAN PETANAHAN,

KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

RIZKI UNI UTAMI 1006223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

KAJIAN NILAI SOSIAL PERMAINAN TRADISIONAL

YANG ADA DI KECAMATAN PETANAHAN, KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh

RIZKI UNI UTAMI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rizki Uni Utami

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

vii

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian... 10

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 13

A. Kajian Pustaka ... 13

1. Permainan Tradisional ... 13

a. Definisi Permainan ... 13

b. Jenis – Jenis Permainan... 15

c. Fungsi Bermain ... 16

d. Definisi Permainan Tradisional ... 17

e. Fungsi Permainan Tradisional ... 20

2. Nilai Sosial ... 22

a. Definisi Nilai ... 22

b. Definisi Nilai Sosial ... 25

(6)

viii

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Perwujudan Kebudayaan, Sifat-Sifat Budaya, dan Nilai Budaya .. 28

a. Perwujudan Kebudayaan ... 28

b. Sifat – Sifat Budaya ... 29

c. Definisi Nilai Budaya ... 30

4. Ikatan Sosial ... 32

5. Teori Pendukung Penelitian ... 32

a. Interaksi Sosial ... 32

b. Teori Interaksionisme Simbolik ... 35

6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 39

B. Kerangka Pemikiran ... 42

BAB III METODE PENELITAN ... 44

A. Metode Penelitian ... 44

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 45

1. Subjek Penelitian ... 45

2. Lokasi Penelitian ... 45

C. Teknik Pengumpulan Data ... 46

D. Prosedur Penelitian ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 51

G. Uji Keabsahan Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

B. Deskrispi Hasil Penelitian... 62

1. Hasil Observasi ... 62

2. Hasil Wawancara ... 66

a. Permainan Tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan ... 66

b. Nilai-Nilai Sosial yang Terdapat di dalam Permainan Tradisi- onal yang ada di Kecamatan Petanahan ... 72

(7)

ix

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

1. Permainan Tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan ... 84

2. Nilai-Nilai Sosial yang Terdapat di dalam Permainan Tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan ... 134

3. Ikatan Sosial dalam Permainan yang Berlangsung ... 186

4. Implementasi Pembelajaran Sosiologi di SMA dalam Menyerap Nilai-Nilai Sosial Permainan Tradisional ... 194

5. Upaya yang dilakukan untuk Melestarikan Permainan Tradisional di Kecamatan Petanahan ... 201

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 207

A. Simpulan ... 207

B. Rekomendasi ... 208

DAFTAR PUSTAKA ... 210

(8)

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Rizki Uni Utami (NIM. 1006223). KAJIAN NILAI SOSIAL PERMAINAN TRADISIONAL YANG ADA DI KECAMATAN PETANAHAN,

KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang mendiami suatu tempat tertentu. Mereka memiliki kebudayaannya sendiri yang membedakannya dari masyarakat lain. Kebudayaan itu diciptakan serta dilestarikan oleh masyarakat tersebut secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya, sehingga kebudayaan tersebut dapat tetap hidup di masyarakat. Permainan tradisional merupakan salah satu budaya khas dari suatu masyarakat. Di dalam permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat positif yang berguna bagi perkembangan anak. Di Kecamatan Petanahan, saat ini permainan tradisional mulai jarang yang memainkannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya modernisasi, perkembangan zaman, serta perubahan cara pandang masyarakat setempat. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam beberapa rumusan, antara lain: 1) Apa saja permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan?; 2) Nilai-nilai sosial apa saja yang terdapat di dalam permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan?; 3) Bagaimana ikatan sosial dalam permainan yang berlangsung?; serta 4) Implementasi pembelajaran Sosiologi di SMA dalam menyerap nilai-nilai sosial permainan tradisional?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-verifikatif. Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Terdapat 16 permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan; 2) Nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam permainan tradisional, antara lain: sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai kerja dan prestasi orang lain, demokratis, peduli lingkungan dan peduli sosial, nasionalis, dan menghargai keberagaman; 3) Ikatan sosial dalam permainan yang berlangsung, diantaranya: terjadi komunikasi diantara sesama pemain, terjadi kerjasama diantara sesama pemain maupun diantara anggota kelompok, terjadi kesepakatan aturan permainan,kepatuhan akan peraturan,kebersamaan dengan orang lain, dan perasaan anak selama bermain; 4) Implementasi pembelajaran Sosiologi dalam menyerap nilai-nilai sosial dari permainan tradisional dapat melalui dua cara yakni pengajaran secara teoritis di kelas dan juga pengajaran yang bersifatintegratifantarasikap, pengetahuandanketerampilan di luarkelas.

Rekomendasi diberikan kepada beberapa pihak terkait, demi usaha pelestarian permainan tradisional serta pengimplementasian nilai-nilai sosial sebagai manfaat positif dari permainan tradisional.

(9)

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Rizki Uni Utami (NIM. 1006223). THE STUDY OF SOCIAL VALUE IN TRADITIONAL GAME WHICH EXIST IN PETANAHAN SUB-DISTRICT,

KEBUMEN REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE

Society is a collective human which inhabits a particular place.They have their own cultural which distinguishes them from others. The culture was invented and preserved by the society from one generation to the next, so thatthe culture can stay alive in society. Traditional game is one distinctive culture of a community.Traditional game hasalso many benefits which are useful for children growth.InPetanahan, traditional game is rarely being played by anyone right now.This rareness is affected by modernization,the development era, and the change of their views within the community. Considering the width of the problem on this study,the writer identified the problem in some synthesis, such as: 1) What traditional game which still exist in Petanahan?; 2) What is the social values found in Petanahan’s traditional game?; 3) How is the social ties happened in the game?; and 4) The implementation of learning sociologyat high schoolabsorb the traditional game’s social values? This research used qualitative-verifikative method. To get the data, the writer used observation technique, interview, documentation, and triangulation.

The result of this research indicated: 1) There were sixteen traditional games in Petanahan; 2) The social values found in the traditional game were: realize their rights and obligations and others, obey the social’s rules, appreciate the work and other person’s achievement, democratic, environmentalist and socially responsible, nationalist, and respect diversity; 3) The social ties which happen in the game, among them: the communication between fellow players happen,the cooperation amongst fellow playersoccurr, agreement within the rule of the game , the compliance of the game’s rule, togetherness with others, and child’s feeling during play; 4) The implementation of learning sociology in absorbing the social values of traditional games could pass through two ways namely teaching theoretically in classes and also teaching integratively with the adjustment between attitude, knowledge and skill outside of class.

Recommendation was given to several related parties, for the preservation of traditional game and the implementation of social values as a positive benefit of traditional game.

(10)

1

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang mendiami suatu tempat tertentu. Mereka memiliki kebudayaannya sendiri yang membedakannya dari masyarakat lain. Kebudayaan itu diciptakan serta dilestarikan oleh masyarakat tersebut secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya, sehingga kebudayaan tersebut dapat tetap hidup di masyarakat.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk karena terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kekhasannya masing-masing yang belum tentu dimiliki oleh masyarakat lainnya. Salah satu bentuk kebudayaan yang hampir sebagian besar masyarakat Indonesia miliki adalah permainan rakyat atau permainan tradisional. Setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk permainan tradisional yang berbeda maupun memiliki kemiripan dengan permainan tradisional dari daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan dalam permainan tradisionalnya. Menurut Depdikbud (1983, hlm. 1) :

Permainan tradisional merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak guna kepentingan pembinaan jasmani dan sikap mental yang bersangkutan. Kegiatan jasmaniah itu dapat dilakukan sekedar sebagai pengisi waktu luang dan memecahkan rasa kelelahan hidup sehari-hari ataupun dimaksudkan untuk membina keterampilan hidup sehari-hari serta sikap dalam pergaulan sosial yang lebih luas.

Penjelasan di atas juga dapat berarti bahwa permainan tradisional umumnya dilakukan oleh anak-anak. Walaupun ada beberapa jenis permainan tradisional yang biasanya dimainkan juga oleh orang dewasa, namun secara umum permainan tradisional lebih banyak dimainkan oleh anak-anak.

(11)

2

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada beberapa nilai yang terkandung dalam permainan tradisional yang dapat ditanamkan dalam diri anak antara lain rasa senang, adanya rasa bebas, rasa berteman, rasa demokrasi, penuh tanggung jawab, rasa patuh dan rasa saling membantu yang kesemuanya merupakan nilai-nilai yang sangat baik dan berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

Penjelasan Dharmamulya tidak jauh berbeda dengan pendapat Ariani (1998, hlm.3) yang menyatakan bahwa :

Berbagai nilai luhur yang terkandung di dalam permainan anak tradisional tersebut menggambarkan bahwa permainan anak tradisional dapat digunakan sebagai media yang tepat untuk membentuk kepribadian anak, karena itu keberadaan permainan tradisional hendaknya tetap dilestarikan.

Permainan tradisional jelas memberikan banyak manfaat yang baik pada diri anak. Nilai-nilai yang bersifat psikologis maupun sosial menjadi nilai yang dominan dalam merubah kepribadian anak melalui bermain permainan tradisonal.

Permainan tradisional sebagian besar dimainkan secara berkelompok, sehingga secara tidak langsung dapat melatih anak agar dapat bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Sebagai anggota dalam suatu masyarakat, maka sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain. Setiap individu akan merasa tenteram apabila hidup dalam kelompok manusia lain. Kebudayaan yang ada seperti permainan tradisional ini merupakan salah satu wujud adanya sebuah peradaban manusia. Jika sebuah kelompok biasanya memiliki lambang atau simbol sebagai identitasnya, maka permainan anak-anak tradisional ini merupakan salah satu bentuk lambang dari sebuah kelompok, yakni masyarakat. Menurut Depdikbud (1983, hlm.1) :

Salah satu fungsi permainan yakni sebagai hiburan atau rekreasi. Karena itu, permainan dapat diikuti oleh siapa saja yang ingin memainkannya, karena permainan bukanlah milik perorangan, sehingga dalam perkembangannya, permainan tradisional dapat berubah mulai dari bentuk, aturan-aturan permainannya serta jalannya permainan.

(12)

3

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan perkembangannya mengikuti perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Apalagi jika permainan tersebut baik secara sengaja maupun tidak sengaja juga tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat lainnya, maka bentuk, cara memainkannya maupun aturan mainnya bisa menjadi berbeda, karena disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut. Hal itu sejalan dengan pendapat Yunus (1987, hlm.2) yang menyatakan bahwa

“permainan tradisional tumbuh dan berkembang berdasarkebutuhan masyarakat setempat. Kebanyakan permainan tradisional dipengaruhi oleh alam lingkungannya, oleh karena permainan ini selalu menarik, menghibur sesuai dengan kondisi masyarakat saat itu”. Di dalam jurnal yang dibuat oleh Seriati dan Hayati (2010) dijelaskan bahwa :

Permainan tradisional mendapat pengaruh yang kuat dari budaya setempat, oleh karena itu permainan tradisonal mengalami perubahan baik berupa pergantian, penambahan maupun pengurangan sesuai dengan kondisi daerah setempat. Dengan demikian, permainan tradisional meskipun nama permainannya berbeda antar daerah, namun memiliki persamaan atau kemiripan dalam cara memainkannya.

Pada penelitian tersebut juga dapat berarti bahwa telah terjadi pengaruh dari daerah lain, yang membuat permainan tradisional di suatu daerah pada umumnya banyak memiliki kesamaan dengan permainan tradisional dari daerah lain, hanya saja nama permainannya yang biasanya berbeda karena telah mengalami pengaruh dari budaya setempat.

(13)

4

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permainan modern dibandingkan dengan permainan tradisional. Padahal, tidak semua yang tradisional itu memiliki pengaruh yang negatif, dan tidak semua yang modern itu memiliki pengaruh yang positif.

Ada beberapa bentuk permainan tradisional yang menekankan nilai gotong-royong serta kerja sama yang dimainkan secara berkelompok. Berdasarkan penelitian Wahyuni (2009, hlm.96) dinyatakan bahwa“permainan tradisional gobag sodor terbukti dapat meningkatkan kualitas penyesuaian sosial anak sekolah dasar negeri Cakraningkratan Surakarta”. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Kurniati (2011, hlm.13) terungkap bahwa :

Permainan anak tradisional dapat mestimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, serta menghargai orang lain.

Demikian, dapat dipahami bahwa permainan tradisional dapat memberikan dampak yang sangat baik dalam membantu mengembangkan keterampilan emosi dan sosial anak.

(14)

5

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkembang dengan alami sesuai dengan tahapan usianya. Kegiatan yang menyenangkan anak akan lebih mudah diterima oleh anak pada masa perkembangannya. Apabila kegiatan yang menyenangkan itu bersifat positif karena memiliki pengaruh yang baik, maka manfaatnya untuk anak-anak juga akan sangat baik.

Kegiatan permainan tradisional ini tidak sampai membuat anak-anak berkelahi, menyendiri, maupun menghabiskan banyak waktu. Kegiatan permainan tradisional tidak membuat anak sampai melupakan kegiatannya yang lain di luar bermain. Karena jika mereka sudah merasa lelah bermain, maka anak-anak akan sepakat menghentikan permainan. Karena permainan tradisional sebagian besar menggunakan fisik, dan fisik memiliki keterbatasan, maka waktu yang digunakan untuk bermain tidak akan berlangsung lama. Anak juga tidak akan sampai berkelahi, walaupun permainan tradisional juga bersifat kompetitif, namun anak-anak akan bersaing dengan gembira, sehingga tidak akan terbawa emosi yang negatif. Kerjasama serta kekompakkan juga membuat anak-anak memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam melakukan salah satu jenis permainan yang menuntut kerjasama antar pemain, sehingga tidak akan ada anak yang merasa diabaikan.

Apabila permainan modern menjadikan kemenangan sebagai tujuan dan atas kemenangan itulah timbul kegembiraan, maka permainan tradisional lebih mementingkan kegembiraan atau kebahagiaan sebagai tujuan, dan atas kegembiraan itulah kemenangan diraih. Sekiranya itulah filosofi dari permainan tradisional yang tertanam pada setiap permainan dan pemainnya.

(15)

6

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setrengan, Egrang, serta Jae-Jaean, kini sudah jarang yang memainkannya, bahkan ada beberapa bentuk permainan yang sudah tidak pernah dimainkan lagi. Anak-anak di kecamatan Petanahan saat ini bahkan ada yang tidak mengenali beberapa jenis permainan tradisional tersebut. Mereka lebih mengenal permainan modern yang menggunakan teknologi, seperti play station maupun jenis hiburan lainnya seperti facebook dan twitter. Tidak

hanya remaja maupun orang dewasa yang menggunakan jejaring sosial sebagai sarana hiburan, namun kini anak-anak juga banyak yang menggunakannya. Padahal, permainan di zaman modern seperti sekarang ini sebagian besar membuat anak-anak menjadi kurang berinteraksi dengan orang lain, sehingga muncul istilah anak menjadi “anti sosial”. Mereka melakukan permainannya sendiri dengan menghadapi komputer maupun gadget seperti Blackberry, iPhone, iPad maupun laptop. Tidak sedikit dari

mereka yang sampai lupa waktu karena terlalu fokus kepada permainan. Selain itu juga, permainan modern banyak memberikan efek ketagihan bagi anak, sehingga anak selalu ingin memainkannya, hingga melupakan tugas-tugasnya yang lain. Padahal, permainan tradisonal mengandung nilai-nilai moral yang baik bagi perkembangan anak di masa depannya. Pembiasaan berinteraksi dengan teman sebaya sejak dini melalui permainan tradisional, akan membuat anak belajar banyak hal melalui orang lain, sehingga anak kelak akan paham bahwa mereka tidak mungkin dapat hidup sendiri di masyarakat.

(16)

7

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fenomena yang terjadi di masyarakat kecamatan Petanahan saat ini ialah anak-anak dengan usia belasan tahun akan merasa malu dan gengsiapabila mereka masih memainkan permainan tradisional. Sebagian besar merasa lebih percaya diri jika mereka dapat memainkan permainan modern yang menggunakan teknologi. Sebagian besar orangtua juga tidak melarang hal itu, karena mayoritas masyarakat di Kecamatan Petanahan kini memiliki cara pandang yang berbeda mengenai permainan. Orang tua banyak yang lebih senang apabila anak menghabiskan waktu di rumah, sehingga tidak pergi keluar rumah dalam waktu yang lama, atau dalam istilah masyarakat setempat disebut muyeng-muyeng.

(17)

8

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurniati, 2010, hlm.2) mengungkapkan bahwa permainan tradisional sebagai

those activities handed down from one generation to the next and continuesly followed by most people”. Pernyataan itu dapat berarti bahwa permainan tradisional merupakan sebuah aktivitas yang diwariskan atau diturunkan secara terus menerus dari satu generasi kepada generasi berikutnya dan diikuti oleh banyak orang. Hal ini juga berkaitan dengan pendapat M. Zaini Alif, pengelola Komunitas Hong, yang mengatakan bahwa permainan tradisi sebagai salah satu bentuk ketahanan budaya. Apabila kenyataan yang ada saat ini bahwa hampir tidak ada lagi anak-anak di Kecamatan Petanahan yang memainkan permainan tradisional yang dulunya pernah ada di dalam masyarakat, hal itu berarti telah muncul sebuah permasalahan.

Permainan anak-anak tradisional yang saat ini mulai hilang sebenarnya sangat disayangkan mengingat banyak sekali manfaat yang terdapat di dalam permainan tradisional. Sebagai salah satu hasil kebudayaan suatu masyarakat, sudah seharusnya permainan tradisional ini dilestarikan. Kebudayaan merupakan salah satu identitas bangsa, karena itulah agar identitas suatu masyarat tidak hilang, maka sudah seharusnya masyarakat menjaga serta melestarikan kebudayaanya. Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai permainan tradisional di kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, karena menurut pengamatan peneliti, saat ini di dalam masyarakat tersebut, anak-anak sudah jarang yang memainkan permainan tradisional.

(18)

9

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan serta melihat kondisi yang terjadi di lapangan, dapat disimpulkan identifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

Perkembangan zaman yang ditandai dengan globalisasi dan juga modernisasi serta perubahan cara pandang masyarakat di Kecamatan Petanahan terhadap permainan tradisional, telah membuat permainan tradisional menjadi jarang dimainkan lagi oleh anak-anak. Padahal, dengan bermain permainan tradisional, banyak manfaat positif yang bisa di dapatkan. Berbagai manfaat positif tersebut sangat berguna bagi tumbuh kembang anak, tidak hanya secara motorik, tetapi juga secara psikologis dan juga sosial.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai sasaran, dan tujuan yang hendak dicapai peneliti, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah: “Nilai-nilai sosial apakah yang terdapat di dalam permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan?”.

Agar penelitian lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai serta konsisten pada masalah yang diteliti dan juga tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka peneliti perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini,yaitu sebagai berikut :

1. Apa saja permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan?

2. Nilai-nilai sosial apakah yang terdapat di dalam permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan ?

3. Bagaimana ikatan sosial dalam permainan yang berlangsung ?

(19)

10

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum:

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

2. Tujuan khusus

a. Menginventarisasipermainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan.

b. Mengidentifikasinilai-nilai sosial yang terdapat di dalam permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan.

c. Mendeskripsikanikatan sosial dalam permainan yang berlangsung.

d. Mengetahuiimplementasi pembelajaran sosiologi di SMA dalam menyerap nilai-nilai sosial permainan tradisional.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :

a. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan mengenai nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam permainan tradisional yangada di Kecamatan Petanahan. Dengan demikian, masyarakat dapat menyadari pentingnya melestarikan permainan tradisional tersebut.

b. Bagi peneliti

(20)

11

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Bagi peneliti lain

Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding bagi penelitian yang sedang atau akan dilaksanakan. Hasil penelitian ini akan memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kajian sejenis.

F. Struktur OrganisasiSkripsi

Struktur organisasiskripsi atau sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian dan sistematika penelitian.

2. BAB II Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran

Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian

pustaka ditunjukkan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Dalam kajian pustaka, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang diteliti, serta penelitian terdahulu yang relevan juga dimasukkan dalam kajian pustaka. Kemudian kerangka pemikiran disusun untuk mengkaji hubungan teoritis penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian

Pada bab metode penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, yaitu subjek dan lokasi penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(21)

12

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahap-tahap yang telah ditentukan. Di dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. Pembahasan dalam BAB ini dikaitkan dengan teori-teori terkait yang telah dibahas pada BAB II Kajian Pustaka.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

(22)

44

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif verifikatif. Metode kualitatif verifikatif (Bungin, 2010, hlm.70) merupakan sebuah upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian yang akan dilakukan karena itu format desain penelitiannya secara total berbeda dengan format deskriptif kualitatif. Format ini lebih banyak mengkonstruksi format penelitian dan strategi memperoleh data di lapangan, sehingga format penelitiannya menganut model induktif. Namun dalam hal memperlakukan teori, format kualitatif verifikatif lebih longgar dalam arti tetap terbuka pada teori.

Berikut alur penelitian dengan menggunakan metode kualitatif verifikatif menurut Bungin :

Gambar 3.1

Metode Kualitatif Verifikatif

Sumber : Bungin (2010, hlm.71)

Sesuai dengan alur penelitian di atas, data-data yang diperoleh peneliti apabila telah memasuki lapangan penelitian kemudian diolah dan dianalisis oleh peneliti. Apabila ditemukan suatu penemuan baru sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat membuat teori baru.

DATA

DATA

DATA

DATA

(23)

45

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah para informan yang membantu peneliti dalam menggali data yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian ini dibedakan atas dua subjek yakni subjek pokok dan subjek pangkal. Subjek pokok merupakan subjek utama yang menjadi sumber data akan diperoleh, sehingga sebagian besar jawaban dari rumusan masalah dapat digali melalui informan utama, yang dalam hal ini adalah tokoh masyarakat seperti budayawan setempat. Sedangkan subjek pangkal dalam penelitian ini merupakan informan yang memiliki data pelengkap yang akan mendukung serta menguatkan data dari subjek pokok, dalam hal ini ialah anak-anak dan orang tua yang berdomisili di Kecamatan Petanahan yang masih ataupun pernah bermain permainan tradisional.

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian. Karena itulah dalam menentukan subjek penelitian yang akan menjadi sampel dalam penelitian akan berakhir apabila data yang dibutuhkan telah terpenuhi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan ini berada di Jalan Raya Pantai Selatan Petanahan, berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Adimulyo Sebelah Selatan : Samudera Hindia Sebelah Barat : Kecamatan Puring Sebelah Timur : Kecamatan Klirong

(24)

46

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Ds. Petanahan

Jumlah penduduk Kecamatan Petanahan sekitar 60.745 orang pada tahun 2013, yang mayoritas bekerja sebagai petani, pedagang dan juga nelayan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data antara lain :

Gambar 3.2

Teknik Pengumpulan Data

Sumber : Sugiyono (2012, hlm.225)

(25)

47

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Observasi

Observasi atau pengamatan ini merupakan salah satu cara peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Pengamatan dapat menggunakan pedoman maupun tidak dengan menggunakan pedoman, dalam hal ini disebut pedoman observasi. Akan tetapi, peneliti akan membuat instrumen atau pedoman observasi dalam melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar observasi yang dilakukan tetap sesuai dengan tujuan penelitian sehingga data yang diperoleh juga akan lebih terfokus.

Dengan menggunakan teknik observasi, peneliti akan menggali data pada anak-anak yang melakukan permainan tradisonal di Kecamatan Petanahan, sehingga dari sana peneliti dapat mencocokkannya dengan pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya, sehingga peneliti dapat mengetahui permainan-permainan tradisional yang masih dimainkan oleh anak-anak di Kecamatan Petanahan, kemudian nilai-nilai sosial yang terdapat dalam permainan tradisional tersebut, serta ikatan sosial yang terjadi pada saat permainan berlangsung.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara dipilih oleh peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada informan atau narasumber dengan terlebih dahulu membuat pedoman wawancara. Tidak jauh berbeda dengan tujuan dari dibuatnya pedoman observasi, karena pedoman wawancara juga dimaksudkan agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Yang membedakannya dengan observasi adalah bahwa wawancara dilakukan agar data yang diperoleh dapat lebih luas dan lebih mendalam. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012,hlm.231) bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.

(26)

48

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan teknik wawancara, peneliti akan menggali data dari para informan yang dalam hal ini adalah orang tua dan anak-anak di Kecamatan Petanahan yang pernah bermain maupun yang masih memainkan permainan tradisional dan juga kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat yang memiliki kepedulian terhadap kebudayaan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara lain peneliti dalam mengumpulkan data dari lapangan. Dokumentasi dilakukan untuk menambah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Dokumentasi dipilih peneliti dalam melakukan penelitian guna memperoleh gambaran nyata dari data. Sebagi contoh, ketika peneliti melakukan observasi anak-anak yang bermain perminan trdisional, maka akan lebih baik apabila ada dokumen berupa foto sebagai penjelas tambahan. Selain itu, dokumentasi lain seperti ketika peneliti melakukan wawancara dengan narasumber juga akan lebih meyakinkan ketika ada foto dokumentasi yang mendukung.

Peneliti memilih teknik ini dengan maksud agar permainan tradisional yang ditemukan di lapangan penelitian dapat terdokumentasikan melalui foto maupun gambar, dan juga video, sehingga hasil penelitian memiliki data penjelas.

d. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik paling akhir yang digunakan peneliti dalam menggali data di lapangan. Teknik ini merupakan teknik gabungan dari ketiga teknik sebelumnya yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik ini berfungsi untuk menguji kredibilitas suatu data yang telah ditemukan sebelumnya oleh peneliti. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012, hlm.241) bahwa :

(27)

49

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena itulah, dengan melalui teknik triangulasi ini, data akan lebih valid dan mendalam karena menggabungkan hasil data dari setiap teknik pengumpulan data yang digunakan.

Gambar 3.3 Teknik Triangulasi

Sumber : Sugiyono (2012, hlm.242)

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Sebelum melakukan tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan tahap pra penelitian terlebih dahulu. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada tahap pra penelitian ini meliputi: memilih masalah yang menarik untuk diteliti, menentukan judul, membuat rumusan masalah, menentukan pendekatan metode penelitian, menentukan lokasi dan subjek penelitian, melakukan studi pendahuluan, mengumpulkan data, lalu membuat dan menyusun proposal penelitian.

Tahapan yang ditempuh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, yakni sebagai berikut:

a. Prosedur Administrasi Penelitian.

Prosedur perizinan yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Observasi

Wawancara mendalam

Dokumentasi

(28)

50

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI.

2. Kemudian surat permohonan izin penelitian dari prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI beserta proposal skripsi yang ditandatangani oleh penguji sidang proposal, diserahkan kepada Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS UPI sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan surat izin penelitian dari Fakultas. Surat penelitian di dapatkan peneliti dengan nomor 104/UN.40.2.DI/PL/2014

3. Setelah itu, barulah peneliti memasuki lokasi penelitian di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, untuk memperoleh data, dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Fakultas kepada Kepala Kecamatan Petanahan.

b. Persiapan Penelitian

Beberapa tahap persiapan sebelum melakukan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, adalah sebagai berikut:

1. Menyusun beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada para informan atau narasumber, yang dalam hal ini adalah budayawan; orang tua; dan anak-anak.

2. Pertanyaan yang akan ditanyakan tersebut sebelumnya telah didiskusikan terlebih dahulu kepada Dosen Pembimbing, agar lebih terfokus kepada masalah yang akan diteliti dan juga dalam pemilihan redaksi kalimat yang sesuai.

3. Mempersiapkan perizinan penelitian yang diperlukan. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(29)

51

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian dilakukan terhadap budayawan di Kecamatan Petanahan, Orang tua di Kecamatan Petanahan, dan juga anak-anak di Kecamatan Petanahan. Dengan lebih mengkhusukan penelitian terhadap orang tua yang dahulu pernah bermain permainan tradisional dan juga anak-anak yang masih bermain permainan tradisional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif merupakan peneliti itu sendiri. Sugiyono (2012,hlm.222) menyatakan bahwa “peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Karena itulah, kunci dari penelitian itu adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus kritis, peka, dan mampu menguasai tema penelitian yang dilakukannya, agar data yang diperoleh dapat sesuai dengan tujuan penelitian.

Instrumen pendukung lainnya yang berupa fisik seperti Kamera, Alat perekam, kertas HVS tak bergaris, kertas folio bergaris, bolpoint, pencil, penghapus karet, serta penggaris.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan sejak awal peneliti memasuki lapangan penelitian hingga akhir penelitian di lapangan. Analisis data dilakukan dari setiap data yang diperoleh peneliti dari setiap teknik pengumpulan data. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2012, hlm.244) yang menjelaskan bahwa :

(30)

52

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data kualitatif, dilakukan secara terus-menerus hingga data jenuh. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 246) menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Langkah-langkah analisis data yang digunakan peneliti dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan model Miles dan Huberman.

Gambar 3.4

Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman

Periode pengumpulan

... Reduksi data

Antisipasi Selama Setelah Display Data

Selama Setelah Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah

Sumber : Sugiyono (2012, hlm.246)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data menurut Miles dan Huberman (dalam Malihah dan Kolip, 2011, hlm.24) merupakan :

Kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian di susun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

Data yang akan di dapatkan oleh peneliti jumlahnya akan semakin banyak. Karena itulah, data yang diterima akan semakin rumit. Untuk itu, peneliti perlu

(31)

53

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta dicari hal-hal yang penting, dan dicari pola maupun temanya. Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2012, hlm.247) bahwa “data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan”.

2. Penyajian Data (Data Dispaly)

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menyajikan data. Sugiyono (2012, hlm.249) menjelaskan bahwa “dalam data penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Malihah dan Kolip (2011, hlm.24) dijelaskan bahwa :

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data dan memverifikasinya sehingga menjadi kebermaknaan data.

Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data dalam berbagai bentuk disesuaikan dengan kebutuhan. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka uraian dengan bentuk deskripsi akan menjadi bentuk penyajian data yang paling banyak digunakan peneliti dalam menyajikan data. Bagan ataupun tabel serta gambar akan menjadi pelengkap penyajian data.

3. Kesimpulan (Verification)

Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap ketiga dalam menganalisis data. Kesimpulan awal merupakan kesimpulan sementara yang sifatnya bisa menjawab rumusan masalah maupun tidak menjawab rumusan masalah. Hal ini dikarenakan rumusan masalah dan masalah dalam penelitian kualitatif bisa saja berubah atau bahkan tidak ada jawabannya. Hal ini bisa saja terjadi, karena temuan dri penelitian kualitatif biasanya adalah temuan baru yang belum ditemukan sebelumnya.

(32)

54

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang valid dan konsisten. Menurut Miles dan Huberman (dalam Malihah dan Kolip, 2011.hlm.25) “untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung, sehingga menjamin signifikansi hasil penelitian”.

Demikianlahlangkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data. Dengan menggunakan langkah-langkah di atas diharapkan peneliti dapat menganalisis data secara ilmiah, sehingga penelitian yang dihasilkan terkait dengan kajian nilai sosial permainan tradisional di Kecamatan Petanahan dapat teruji keabsahannya.

G. Uji Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif, untuk meyakinkan hasil penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan kevaliditasannya secara ilmiah, maka peneliti menggunakan beberapa cara, diantaranya :

1. Perpanjang Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dilakukan peneliti dengan kembali lagi ke lapangan, mengecek data, melakukan wawancara kembali dengan sumber data yang telah ditemukan sebelumnya maupun data yang baru, melakukan pendekatan lebih jauh lagi dengan para informan, dengan membiasakan diri ada dalam dunia mereka, terbiasa hadir dalam keseharian informan, karena hal itulah yang akan membuat hubungan antara peneliti dengan informan atau narasumber menjadi tak berjarak. Dengan begitu, data yang diperoleh peneliti sebelumnya dapat lebih diyakinkan lagi melalui perpanjangan pengamatan yang dilakukannya.

Pada saat pertama kali peneliti memasuki lapangan, peneliti dianggap orang asing oleh narasumber, oleh karena itu, pendekatan sngat penting untuk dilakukan ketika peneliti akan melakukan perpanjangan pengamatan. Lamanya waktu perpanjangan pengamatan tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Apabila dirasa sudah cukup, maka peneliti dapat menghentikan pengamatan.

(33)

55

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak-anak merupakan fase dimana mereka masih labil sehingga mudah berubah perilakunya. Hal itulah yang membuat peneliti menggunakan perpanjangan pengamatan sebagai salah stu cara untuk menguji validitas data.

2. Menggunakanbahanreferensi

Dalam menguji validitas data, peneliti juga akan menggunakan bahan referensi seperti foto-foto maupun gambar, rekaman percakapan dalam wawancara, dan juga video dalam melakukan observasi. Itu semua penting bagi peneliti untuk melengkapi laporan penelitian dan juga sebagai pendukung dalam laporan penelitian.

3. Mengadakanmember check

Member check merupakan proses pengecekan data yang telah diberikan

informan kepada peneliti. Hal itu berguna untuk mengetahui bahwa data sudah sesuai dengan yang dimaksudkan pemberi data (informan) atau kurang sesuai. Peneliti mengulang kembali jawaban informan untuk mendapatkan persetujuan informan secara langsung. Apabila ternyata ditemukan jawaban yang kurang atau bahkan tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh peneliti maka di sanalah fungsi dari member check, sebelum data diolah serta dianalisis bahkan disebarluaskan.

Membercheck bisa dilakukan setelah peneliti selesi mengumpulkan data dari

lapangan, atau ketika peneliti mendapatkan temuan baru dari penelitiannya.

4. Membuat Catatan Lapangan

(34)

207

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti dapat menarik beberapa simpulan sebagai berikut:

Permainan tradisional yang hingga saat ini masih ada dan dimainkan oleh anak-anak di Kecamatan Petanahan berjumlah enam belas nama permainan, dengan empat belas permainan merupakan permainan yang dari dahulu hingga sekarang masih ada, dan dua permainan yang baru dimainkan anak-anak dalam beberapa tahun terakhir. Tempat anak-anak-anak-anak biasa bermain permainan tradisional yakni di halaman rumah, karangan atau lahan kosong, perempatan jalan yang sepi, dan juga di sekolah ataupun TPA (Tempat

Pendidikan Alqur’an). Pada umumnya, anak biasa bermain apabila hari libur yakni dari pukul 07.30 wib. sampai dengan pukul 17.00 wib., dan apabila hari sekolah, anak biasa bermain dari pukul 10.00 wib. sampai dengan pukul 17.00 wib.

Nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam permainan tradisional yang ada di Kecamatan Petanahan antara lain, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, yang terlihat dari nilai tanggung jawab. Patuh pada aturan-aturan sosial yang terlihat dari nilai kedisiplinan. Menghargai karya dan prestasi orang lain yang terlihat dari nilai sportivitas. Demokratis yang terlihat dari nilai demokrasi. Peduli lingkungan peduli sosial yang terlihat dari nilai kepemimpinan, nilai kesetia-kawanan, nilai kegotong-royongan, dan nilai kejujuran. Nasionalis, dan menghargai keberagaman yang terlihat dari nilai kerukunan dan nilai toleransi.

(35)

208

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermain, anak lebih senang melakukan kegiatannya bersama dengan teman-temannya dibandingkan sendiri.

Implementasi pembelajaran Sosiologi dalam menyerap nilai-nilai sosial dari permainan tradisional dapat melalui dua cara yakni pengajaran teoritis di kelas selama mata pelajaran Sosiologi berlangsung, dan juga pengajaran yang bersifat integratif antara sikap; keterampilan; dan pengetahuan, yakni dengan menerapkannya langsung melalui sikap dan tindakan di luar kelas, baik selama kegiatan pembelajaran Sosiologi maupun dalam aktivitas anak didik selama di sekolah.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan permainan tradisional di Kecamatan Petanahan antara lain dapat dilakukan melalui inventarisasi permainan-permainan tradisional dari setiap desa yang ada di Kecamatan Petanahan, untuk diarsipkan maupun dibukukan; mengadakan kegiatan tahunan seperti festival seni dan budaya Kecamatan Petanahan; mengajarkan permainan tradisional melalui keluarga; dan mengajarkan permainan tradisional di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang ditarik peneliti, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang dapat bermanfaat untuk pihak-pihak yang memerlukannya. Rekomendasi-rekomendasi tersebut sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kecamatan Petanahan

(36)

209

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Lembaga Pendidikan di Kecamatan Petanahan

Untuk PAUD, agar benar-benar serius dalam melaksanakan himbauan dari Dikpora Kecamatan Petanahan, terkait himbauan untuk mengajarkan permainan tradisional di PAUD. Sedangkan untuk SMA, agar mulai menyadari akan manfaat mengajarkan nilai-nilai positif dalam permainan tradisional kepada anak didik, yang dapat diintegrasikan melalui mata pelajaran Sosiologi, sehingga nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam permainan tradisional dapat diimplementasikan dalam dunia persekolahan. 3. Bagi Orang Tua

Lebih memahami pentingnya membiasakan anak berhubungan sosial dengan teman-teman sebayanya, yakni dengan mengizinkan anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya, selama kegiatan tersebut positif, dan juga mengajarkan permainan tradisional kepada anak-anak.

4. Bagi Masyarakat di Kecamatan Petanahan

Lebih menyadari pentingnya bermain permainan tradisional bagi anak, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai sosial yang positif tidak hanya bagi anak yang memainkannya, tetapi juga akan bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Selain itu juga agar lebih menyadari pentingnya melestarikan permainan tradisional sebagai salah satu budaya masyarakat setempat. Hal itu dapat dilakukan dengan mengadakan festival seni dan budaya lokal secara rutin dan berkelanjutan.

5. Bagi Anak-Anak

Agar jangan malu ataupun gengsi untuk bermain permainan tardisional, karena banyak manfaat positif apabila bermain permainan tradisional. Selain itu, dengan bermain bersama teman-teman, akan lebih menyenangkan dan tidak akan membosankan dibandingkan dengan bermain sendiri.

6. Bagi Peneliti Lain

(37)

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Alviani, Zeihan Kahira. (2009). Efektivitas Metode Permainan Tradisional untuk Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa. Ringkasan Skripsi (Tidak diterbitkan) : UPI.

Ariani, C. (1998). Pembinaan Nilai Budaya Melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Depdikbud, Dirjen Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.

Barkah, Euis Karwati, dkk. (1996). Permainan Tradisional Anak-Anak Daerah Jawa Barat. Bandung : Yayasan Pena Bangsa dan CV. Duta Pacifica.

Bungin, Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif “Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya”. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Danandjaya, James. (1984). Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta : PT. Pustaka Utama Graftti.

Darmodiharjo, Darji. (1986). Nilai, Norma, dan Moral dalam Penghayatan Pancasila. Jakarta : Aries Lima.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. (1983). Permainan Anak-Anak Daerah Jawa Tengah. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. (1983). Permainan Anak-Anak Daerah Kalimantan Timur. Jakarta.

Dharmamulya, Sukirman, dkk. (2005). Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta : Kepel Press.

Herimanto dan Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Horton, Paul B. dan Hunt, Chester L. (1984). Sosiologi Jilid 1 : Edisi Keenam. _______ : Erlangga.

(38)

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ismail, Andang. (2006). Education Games “Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif”. Yogyakarta : Pilar Media.

Koentjaraningrat. (2003). Pengantar Antropologi 1. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. (1990). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia.

Kurniati, E. (2011). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan Tradisional. Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan.

Malihah, Elly dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Antropologi. Bandung : CV. Maulana Media Grafika.

Nazsir, Nasrullah. (2008). Teori-Teori Sosiologi. Bandung : Widya Padjadjaran.

Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta : KENCANA Prenada Media Group.

Setiadi, Elly M. Dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi “Pemahaman Fakta, dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya”. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Setiadi, Elly, dkk. (2012). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi “Suatu Pengantar”. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sujarwa. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “Manusia dan Fenomena Sosial Budaya”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(39)

Rizki Uni Utami, 2014

Kajian Nilai Sosial Permainan Tradisional Yang Ada Di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syam, Nina W. (2012). Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Wahyuni, I. S. (2009). Efektivitas Pemberian Permainan Tradisional Gobag Sodor terhadap Penyesuaian Sosial Anak Sekolah Dasar Negeri Cakraningrat Surakarta. Ringkasan Skripsi (tidak diterbitkan): UMS.

Widagdho, Djoko, dkk. (2010). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wulansari, C. Dewi. (2009). Sosiologi “Konsep dan Teori. Bandung : PT Refika Aditama.

Yulianty, Rani. (2009). Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern dan Tradisional. Jakarta : Laskar Aksara.

Yunus, Ahmad. (1987). Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ProyekInventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaaan Daerah.

2. Website

Cahyono, N. (2011). Transformasi Permainan Anak Indonesia. Artikel. [Tersedia] :http://- permata-nusantara.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 Mei 2014.

Webdian. (2010). Sketsa Permainan Tradisional Indonesia. Artikel. [Tersedia]:http://webdian.files.wordpress.com/2010/06/sketsa-permainan-tradisional-indonesia.blogspot.com. Diakses pada tanggal 06 September 2014.

3. Jurnal

Iswinarti. (2010). Nilai-nilai Terapiutik Permainan Tradisional Engklek untuk Anak Usia Sekolah Dasar. NaskahPublikasi. www.google.com. Diaksestanggal 29 Juni 2014.

Gambar

Gambar 3.1 Metode Kualitatif Verifikatif
Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.3 Teknik Triangulasi
Gambar 3.4  Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait