• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES KREATIF BERTEATER PADA MAHASISWA DAN NILAI KARAKTER YANG TERBANGUN DIDALAMNYA (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES KREATIF BERTEATER PADA MAHASISWA DAN NILAI KARAKTER YANG TERBANGUN DIDALAMNYA (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model "

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

FARID IBNU WAHID NIM 1007218

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

KegiatanMahasiswaTeaterKafe Ide Universitas Sultan

AgengTirtayasadanPenerapannyadalam Model Pembelajaran Drama di

SekolahMenengahAtas).

Oleh Farid Ibnu Wahid

S.Pd Untirta, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Farid Ibnu Wahid, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)
(6)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan

penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tesis Ini Berjudul “Proses Kreatif Berteater pada Mahasiswa dan Nilai Karakter yang Terbangun Didalamnya”(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas) Judul ini diangkat dengan asumsi bahwa kegiatan berteater sesungguhnya kegiatan yang mengasah dan menumbuhkan kekuatan dalam menghadapi kehidupan. Dengan kata lain bahwa teater efektif mengasah; 1) kedisiplinan, 2) kejujuran, 3) optimalisasi daya pembelajaran, 4) kemampuan bekerja sama, 5) rasa percaya diri dan tanggung jawab sosial, 6) membantu jatidiri dan kepribadian tanpa pemaksaan.

Permasalahan penelitian ini berhubungan dengan proses kreatif berteater pada mahasiswa, nilai-nilai karakter yang tumbuh dan berkembang, dan penerapan model proses kreatif pada pembelajaran drama. Tujuan penelitian mendeskripsikan proses kreatif yang terjadi di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan nilai-nila karakter yang terbangun dalam proses kreatif tersebut. Unsur-unsur yang dianalisis meliputi, tahapan proses kreatif penciptaan pergelaran dan nilai-nilai karakter. Hasil kajian tersebut dihubungkan dengan kemungkinan proses kreatif diterapkan pada model pembelajaran drama.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis prose kreatif berteater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan nilai-nilai karakter yangterbangun dalam proses kreatif tersebut. Sumber data penelitian proses kreatif yang dilakukan dalam penciptaan pergelara teater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik: observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan angket. Instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam pelaksanaannya ada beberapa instrumen lain yang digunakan, yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, dan pedoman angket. Pengumpulan data dilaksanakan selama penelitian berlangsung.

(7)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan

penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This Thesis Titled " Creative Process and Value berteater on Student Awakened Characters Inside " ( Descriptive - Analytical Study of the Creative Process Student Activity Unit berteater on Idea Cafe Theatre University Sultan Ageng Tirtayasa and its application in the Drama Performance Learning Model in School) this title raised with the assumption that the activities of the theater actually activities that hone and cultivate strength in the face of life . In other words that effectively hone theater ; 1 ) discipline , 2 ) honesty , 3 ) optimizing the power of learning , 4 ) ability to cooperate , 5 ) self-confidence and social responsibility , 6 ) help identity and personality without coercion .

This research problems related to the creative process of the theater at the student , the values of the characters are growing and developing , and implementing the learning model of the creative process in the drama . The purpose of the study describe the creative process that happens in the Student Activity Unit Idea Cafe Theatre University Sultan Ageng Tirtayasa and value - indigo character who wakes up in the creative process . The elements analyzed include , stage of the creative process of the creation of performances and character values . The results of these studies are connected with the possibility of the creative process learning model applied to drama .

This study used a descriptive method of analysis . The method used to describe and analyze the creative prose berteater in the Student Activity Unit Idea Cafe Theatre University Sultan Ageng Tirtayasa and yangterbangun character values in the creative process . Sources of research data conducted in the creative process of theater creation pergelara in the Student Activity Unit Idea Cafe Theatre University Sultan Ageng Tirtayasa . The data were collected by using observation , interviews , documentation , field notes , and questionnaires . The main instrument is the researcher 's own research . In practice there are several other instruments used , namely observation sheets , interview guides , questionnaires and guidelines . Data collection is carried out during the study .

The results of the analysis that describes the creative process undertaken by the Student Activity Unit Idea Cafe Theatre University Sultan Ageng Tirtayasa in the creation of theatrical performances using stage by stage creation process Suyatna kratif Anirun . Each stage requires a training process is repeated to form the habituation acted for the students involved . Stages of the process and long , will grow in the attitudes and values of each individual character . From the analysis of the creative process and the value of these

(8)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMA KASIH viii

ABSTRAK xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xviii

DAFTAR GAMBAR xix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 13

1.3Batasan dan Rumusan Masalah 14

1.4Tujuan Penelitian 15

1.5Manfaat Penelitian 16

1.6Definisi Operasional 17

BAB II TEATER, PROSES KREATIF, NILAI-NILAI KARAKTER DAN

(9)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.2 Elemen – elemen Teater 22

2.1.3 Fungsi Teater 27

2.1.4 Teater sebagai Seni Ekspresi yang Kolektif 32

2.1.5 Perkembangan Teater Indonesia 34

2.2 Aktor dan Proses Kreatif 42

2.2.1 Proses Kreatif 42

2.2.2 Aktor dan Kekuatanya 42

2.2.3 Tahapan Proses Kreatif 50

2.2.3.1Praproduksi 51

2.2.3.2Proses produksi 55

2.2.3.3Tahapan Produksi 58

2.2.3.4Pascaproduksi 64

2.3 Nilai Karakter 65

2.3.1 Ihwal Nilai 66

2.3.2 Ihwal Karakter 67

2.3.3 Nilai Karakter 68

2.4 Proses Kreatif Berteater dalam Pembentukan Karakter 77

(10)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.6.1 Latar Belakang Filosofi 83

2.6.2 Dasar Estetika 84

2.6.3 Dasar Budaya 85

2.6.4 Pementasan Drama dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan86

2.7 Model Mengajar dan Komponennya 89

2.7.1 Model Pembelajaran Drama dengan Model Role Playing 91

2.8 Kerangka Teori 94

BAB III METODE PENELITIAN 95

3.1Metode Penelitian 95

3.2Sumber Data Penelitian 97

3.3Intrumen Penelitian 98

3.4Teknik Pengumpulan Data 99

3.5Teknik Analisis Data 120

3.6Arah Penelitian 123

BAB IV KAJIAN PROSES KREATIF BERTEATER DAN NIALAI KARAKTER

DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA TEATER KAFE IDE UNIVERSITAS

SULTAN AGENG TIRTAYASA 124

(11)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2 Responden 128

4.1.3 Penelitian lapangan 129

4.2Analisis Data 130

4.2.1 Analisis Proses Kreatif pada Naskah Kasat Tak Kusut karya M. Saduri di

Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa 132

4.2.1.1Analisis Struktur Naskah Naskah Kasat Tak Kusut karya M. Saduri

132

4.2.1.2Analisis Proses Kreatif Naskah Kasat Tak Kusut karya M. Saduri

Sutradara Imaf M. Liwa 147

1) Praproduksi 147

2) Proses Produksi 179

3) Tahapan Produksi 182

4) Pascaproduksi 188

4.2.1.3Analisis Pertunjukan Kasat Tak Kusut karya M. Saduri sutradara

Imaf M. Liwa 189

4.2.2 Analisis Proses Kreatif pada Naskah Teknologi Penjara karya Moh.

Wan Anwar dan Nandang Aradea di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater

(12)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.2.2Analisis Proses Krestif Teknologi Penjara karya Moh. Wan

Anwar dan Nandang Aradea Sutradara Imaf M. Liwa 205

1) Praproduksi 205

2) Proses Produksi 210

3) Tahapan Produksi 216

4) Pascaproduksi 219

4.2.2.3Analisis Pertunjukan Teknologi Penjara karya Moh. Wan Anwar

dan Nandang Aradea sutradara Imaf M. Liwa 219

4.2.3 Analisis Proses Kreatif pada Naskah Ibu karya Ibu karya Berthot Brech

di Teater Koma 227

4.2.3.1Analisis Struktur Naskah Ibu karya Berthot Brech 227

4.2.3.2Analisis Proses Krestif Pertunjukan Ibu karya Berthot Brech

Sutradara Nano Riantiarno 234

1) Praproduksi 234

2) Proses Produksi 239

3) Tahapan Produksi 239

4) Pascaproduksi 241

4.2.3.3Analisis Pertunjukan Ibu karya Berthot Brech sutradara Nano

(13)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4Perbandingan Proses Kreatif pada Teater Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa

Teater Kafe IdeUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan Teater Profesional

(Teater Koma) 266

4.5Analisis Nilai Karakter pada Proses Kreatif pada Naskah Kasat Tak Kusut

karya M. Saduri di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa 268

4.5.1 Deskripsi Angket 269

4.5.2 Analisis Angket 276

4.5.3 Verifikasi 282

BAB V PENERAPAN HASIL ANALISIS PROSES KREATIF DAN

NILAI-NILAI KARAKTER KE DALAM MODEL PEMBELAJARAN DRAMA DI SMA

286

5.1Latar Belakang Filosofi 286

5.2Dasar Estetika 287

5.3Dasar Budaya 288

5.4Orientasi model 289

5.5Penerapan 291

5.6Dampak yang Diharapkan 292

(14)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif 300

BAB VI PENUTUP 304

6.1 Simpulan 304

6.2 Saran 309

DAFTAR PUSTAKA

Riwayat Hidup Penulis

(15)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangun didalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

(16)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas. Selain itu, Indonesia

memilikianeka kekayaan berupa pulau, sumber daya alam dansumber daya

manusia, suku bangsa, agama, serta budaya. Salah satu wujud kekayaan khazanah

budaya Indonesia adalah teater. Berkenaan dengan itu, Noor (2005:21)

menyebutkan Indonesia kaya dengan jenis-jenis teater. Dalam konteks ini, Noor

membagi teater tersebut ke dalam tiga kelompok besar dengan pertimbangan

faktor sejarah, kebudayaan, dan sosial, yaitu(1) teater tradisional, (2) teater

daerah, dan (3) teater Indonesia.

Sejalan dengan pernyataan tersebut,Sumardjo (2004:4) menegaskan bahwa

Indonesia merupakan suatu bangsa yang amat kental kehidupannya dengan seni

teater. Hal itu terlihat dari bangunan istana, rumah bangsawan, priyayi, atau

rumah-rumah rakyat, yang dibangun untuk keperluan teater. Teater sebagai seni

pertunjukan tentunya memiliki keterkaitan langsung dengan masyarakat. Dalam

konteks ini, Sumardjo (Sugiyati, 1993:8) mengemukakan bahwa teater

merupakan kesenian yang amat sosiologis. Teater sebagai alat ekspresi tentu

(17)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keduanya memberikan peranan yang saling menunjang untuk terselenggaranya

sebuah teater. Dengan kata lain, teater dapat disebut sebagai sarana silaturahim di

tengah masyarakat yang sedang dilanda individualisme dan konsumtivisme

sebagai dampaklain dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Globalisasi berdampak signifikan terhadap perilaku manusia. Selain

berdampak positif, globalisasi pun memberi dampak negatif bagi kehidupan.

Selaras dengan itu, perubahan zaman terus memaksa manusia untuk mengikutinya

sehingga menjadikan manusia seolah-olah sebagai kendaraan perubahan. Hal ini

dapat menjadikan manusia melupakan karakter dirinya bahkan karakter

bangsanya.

Peristiwa kekerasan yang terus terjadi dan semakin meningkat jumlahnya

di pelbagai daerah, bobroknya mental para pejabat, dan meningkatnya perilaku

merusak diri, seperti mengonsumsi narkoba, alkohol, dan berperilaku seks bebas

merupakan beberapa dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi. Penyalahgunaan

narkoba tidak hanya dilakukan oleh pecanduyang tergolong masyarakat biasa.

Namun, dilakukan pula oleh oknum pejabat dan figur publik. Hal yang lebih

mengerikan adalah semakin marak dan naiknya jumlah populasi pengonsumsi

alkohol di negeri ini. Dalam kaitannya dengan konsumsi alkohol, terdapat hal

yang sangat mengerikan, yakni terjadinya banyak kasusmeninggalnya pemuda

gara-gara meminum minuman keras hasil oplosan yang diracikoleh mereka

(18)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

degradasi moral, yakni perilaku seks bebas yang menjadi trend di antara remaja.

Kenyataan tersebut antara lain dipicu olehsemakin terbuka dan semakin murahnya

akses internet. Hal itu dapat terjadi mengingat konten internet bukan semata berisi

materi-materi yang memiliki manfaat dan kemaknawian, melainkan terdapat pula

materi-materi yang mengumbar hedonisme, keliaran, antiagama, antimoral, dan

lain-lain yang berkategori negatif.

Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan segala implikasi positif dan negatifnya, kita membutuhkan pagar dan

benteng yang kokoh agar tetap memiliki ahlak, karakter, dan kepribadian yang

berbasis nilai-nilai keluhuran budi pekerti. Namun, sebagaimana dinyatakan

Muslich (2011:1)kita sering melupakan kepribadian sebagai bangsa timur yang

memiliki karakter kuat. Bahkan, takjarang di antara kita sampai meninggalkan

karakter bangsa demi sebuah citra sebagai manusia yang modern. Untuk itu,

pendidikan karakter merupakan fondasi bangsa yang sangat penting dan perlu

ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Senada dengan pernyataan itu, Nugroho

ketika memberikan orasi budaya dengan tema Pendidikan Karaker Kunci

Kemajuan Bangsa di Jakarta, Sabtu (3/3/2010) mengatakan, “Pendidikan nasional

belum mampu mencerahkan bangsa ini. Pendidikan kita kehilangan nilai-nilai

luhur” (Muslich, 2011:1).

Mulyana (2010:2) lebih tegas lagi menyatakan bahwabangsa Indonesia

(19)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia.Pernyataan itu tentu menunjukkan ironi, yakni bagaimana mungkin

sebuah bangsa terbentuk bila apa yang dicita-citakan sudah pudar dan tidak ada

rasa kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Selanjutnya, ditegaskan oleh Mulyana

(2010:2) bahwa penyebab krisis karakter dan jati diri bangsa kita adalah (1) tidak

bisa belajar dari pengalaman bangsa sendiri, (2) terlena oleh sumber daya alam

yang melimpah, (3) pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada

eksploitasi sumber daya alam, (4) pembangunan terlalu ditekankan pada

pembangunan fisik jangka pendek, dan (5) salah duga bahwa materi dikira akan

mampu menggantikan semangat. Oleh karena itu, Indonesia berada dalam

keadaan kritis untuk keberlangsungan sebuah bangsa yang besar. Seakan-akan

Indonesia tidak mampu menghadapi perubahan zaman.

Keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi,

nepotisme (KKN), bersikap saling menghargai, dan berperilakutaat hukum hanya

menjadi sebatas keinginan. Fakta sebenarnya di dalam kehidupan nyata

menunjukkan bahwa apa yang terjadi bertolak belakang dariapa yang diinginkan.

Tidak dapat dimungkiri bahwa korupsi merupakan masalah terbesar yang

dihadapi oleh bangsa ini. Terkait dengan itu, Erry Riyana Hardjapamekas (mantan

Wakil Ketua KPK) dalam kata pengantar yang ditulisnya untuk buku karya Rosidi

(2006:10) menerangkan bahwa Indonesia sekarang ini sedang menghadapi

penyakit korupsi, bukan sekadar korupsi sebagai tindak pidana kriminal,

(20)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter dan perilaku masyarakat dan nilai-nilai hidup yang mendasarinya.

Berkembangnnya praktik KKN di semua bidang dan jenjang, penyimpangan

demokrasi, dan kebebasan yang keluar batas telah menjadi faktor penggenap

timbulnya perilaku dan sikap anarkistis. Oleh karena itu, tidaklah terlalu

mengherankan bila konflik horizontal dan vertikal yang ditandai oleh kekerasan

dan kerusuhan muncul di mana-mana. Ditambah sikap selalu mengedepankan rasa

individualistik dan kedaerahan yang berlebihan sehingga memicu terkikisnya rasa

nasionalisme dan kebangsaan. Gejala-gejala itu menunjukkan kepada kita

mengenai lunturnya nilai-nilai luhur bangsa.

Berkenaan dengan fenomena degradasi moral, seorang profesor

pendidikan dari Cortland University, Thomas Lickona (2013:17-23)

mengungkapkan bahwa ada sembilan gejala penurunan moral anak bangsa.

Gejala-gejala ini harus diwaspadai karena bila tanda-tanda ini sudah ada, berarti

sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda tanda yang dimaksud

adalah (1) meningkatnya kekerasan dan tindakan anarkistis di kalangan remaja,

(2) pencurian, (3) tindakan curang, (4) pengabaian terhadap aturan yang berlaku,

(5) tawuran antarsiswa, 6) tindakan intoleransi, (7) penggunaan bahasa dan

kata-kata yang memburuk, (8) kematangan seksual yang terlalu dini dan

penyimpangannya, dan (9) perusakan diri.

Tentu saja, sebagai warga bangsa dan negara yang baik, kita tidak akan

(21)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gejala-gejala yang disebutkan oleh Lickona tersebut ternyata telah terjadi

menimpa bangsa ini. Secara khusus, kemerosotan moral dan mental pelajar dan

mahasiswa sebagai pewaris bangsa telah terjadi dengan sangat memprihatinkan.

Hal itu tampak dari pelbagai fenomena mulai dari pelanggaran ringan sampai

dengan pelanggaran berat yang dipertontonkan oleh kaum terpelajar bangsa ini.

Dalam konteks akademis, perilaku menyontek yang didasari motif ingin lulus

ujian dengan mudah, perilaku tawuran, dan perilaku negatif lain yang ditunjukkan

saat diumumkan tidak lulus ujian, bahkan perbuatan negatif yang menyakiti diri

sendiri,serta tindakan kriminal telah sering dilakukan oleh para pelajar. Di

kalangan mahasiswa, kerapuhan moral dan perilaku tidak beretika cenderung

lebih besar dan bahkan lebih memprihatinkan. Dalam kaitan dengan hal ini, kerap

kali kita saksikan dan lihat terjadinya tawuran antarmahasiswa di kampus-kampus

tertentu yang menjurus perbuatan anarkistis. Selain itu,marak pula kasus pesta

minuman keras, melakukan seks bebas, dan menyalahgunakan narkoba yang

menjurus pada tindakan menyakiti diri sendiri sehingga menimbulkan depresi,

serta terjangkiti virus HIV/AIDS. Bahkan, sekarang muncul sebuah sikap yang

memalukan untuk kalangan mahasiswa, yaitu kebiasaan melakukan plagiasi.

Plagiasi atau penjiplakan dilakukan oleh oknum mahasiswa untuk kepentingan

memenuhi tugas-tugas kuliah. Dalam Desain Induk Pendidikan Karakter

(22)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

optimalnya pengembangan karakter yang terjadi di lembaga pendidikan dan

kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Kondisi memperihatinkan tersebut membuat prihatin semua komponen

bangsa. Untuk itu, Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara memperingati

Dharma Santi Hari Nyepi 2010 memandang perlu dilakukannya pembangunan

karakter. Dalam kaitan dengan itu, ia menyatakan sebagai berikut:

Pembangunan karakter (character building) amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berahklak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa kita ingin juga memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga merupakan masyarakat yang baik (good society). Dan, masyarakat idaman ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berahlak baik, manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berkata baik pula.

Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan sebuah metode alternatif dalam

menata dan mengembangkan pendidikan karakter untuk menyikapi perubahan

zaman. Salah satu upaya yang tepat untuk menghadapi kemerosotan moral adalah

melalui ikhtiar pendidikan.Dalam hal ini, pendidikan memiliki peran penting dan

sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Ki Hajar

Dewantara (dalam Pengantar Desain Induk Pendidikan Karakter Kemendiknas

tahun 2015-2025) dengan tegas menyatakan, “Pendidikan merupakan daya upaya

untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter),

pikiran (intellect), dan tubuh anak.” Dengan demikian, pendidikan dapat

(23)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Atas dasar uraian tersebut, penelitian ini berusaha menawarkan sebuah

metode alternatif untuk penanaman karakter, khususnya bagi generasi muda yang

akan menjadi pewaris untuk meneruskan keberlangsungan bangsa ini. Adapun

metode yang ditawarkan tersebut, yaitu penamaman nilai karakter melalui proses

berteater. Hal ini didasarai anggapan bahwa proses kreatif teater akan menjadikan

manusia menyadari proses penciptaan.

Saini KM dalam Teater untuk Dilakoni (1993:31) mengungkapkan bahwa

peristiwa teater dapat dijadikan sebagai peristiwa pencerahan. Pemain dan

penonton diharapkan lebih sadar tentang nilai-nilai dan lebih terampil di dalam

membedakannya, sementara perasaannya pun diharapkan akan lebih halus.

Dengan kata lain, diharapkan jadi lebih manusiawi.

Menurut Dahana (Riantiarno, 2003:xviii), teater terkadang menjadi

jembatan untuk berkembang menjadi profesional di bidang lainnya, seperti

politik, bisnis, pengacara, wartawan, dan sebagainya. Dengan latar belakang

aktivitas teater, bukan hanya Ronald Reagan yang sukses menjadi presiden,

melainkan juga Vaclav Havel di Cekoslovakia yang sukses memimpin negeranya

sehingga ketika mundur ditangisi oleh jutaan rakyatnya. Selain itu, ada pula

Mikhael Gorbachev, presiden reformasi Uni Soviet, yang saat mudanya adalah

pemain teater. Dalam konteks lokal, yakni di negara kita sendiri, kita mempunyai

tokoh politik besar yang juga sangat dengan dengan aktivitas teater, yakni

(24)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

naskah, tetapi juga menyutradarai sendiri sandiwara-sandiwaranya, terutama saat

beliau ditahan di Bengkulu.

Pada uraian lain, Radar menjelaskan bahwa Antonin Artaud pernah

menulis, “Hidup dapat kita perbaharui melalui teater”. Selain itu, Jacques Copeau

mengatakan, “Teater dapat memberi Anda kepekaan yang lebih kuat dan cinta

yang lebih murni untuk lebih memanusiakan Anda”. Artinya, jalan teater adalah

juga jalan untuk menjadi manusia yang lebih baik sehingga tidak ada peluang

untuk menjadi manusia yang penuh penyimpangan.

Sebelum membahas teater lebih dalam, berikut ini dikemukakan terlebih

dahulu pemakaian istilah “drama” dan “teater”. Drama berasal dan dibawa oleh

kebudayaan Barat. Di Yunani drama lahir dari suatu ritual pemujaan terhadap para

dewa. Kata drama sendiri berasal dari draomai yang berarti ‘berbuat’, ’berlaku’,

‘bertindak’, dan ‘bereaksi’. Pada awalnya, drama ditampilkan di lapangan terbuka.

Para penonton duduk melingkar atau setengah lingkaran dan upacara dilakukan di

tengah lingkaran tersebut. Makin lama jumlah lingkaran makin lebar, dan upacara

juga semakin besar sehingga memerlukan tempat yang luas. Tempat yang luas dan

dijadikan semacam auditorium inilah di Yunani saat itu di sebut Theatron. Hal ini

senada yang dikemukakan Yudiaryani(2002:1) bahwa Theatron diartikan sebagai

a place for seeing atau tempat tontonan berbentuk bangku-bangku yang berputar

(25)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, kata teater muncul sesudah kata drama. Drama dan teater

adalah dua hal yang berbeda artinya, tetapi saling mangait.

Dalam perkembangannya, terjadi pergeseran terminologi kata drama.

Semula drama diartikan berangkat dari sebuah upacara keagamaan.

Kemudian,drama diartikan sebagai sebuah seni bicara yang enak ditonton.

Intonasi untuk memperoleh efektivitas komunikasi mulai dipertimbangkan

sehingga memunculkan dua pertimbangan besar. Di satu pihak, menekankan seni

pertunjukan yang sarat dengan musik dan nyanyian sebagai elemen utamanya

yang kemudian kita kenal sebagai opera.Dipihak lain, lebih mengandalkan dialog

sebagai elemen utamanya lalu kita kenal dengan istilah drama (Rahmanto, 2011:

1.4).

Dari kecenderungan tersebut, drama tetap bertahan artinya dan teater

memiliki arti lain, yaitu selain sebagai tempat pementasan berlangsung, teater

dipergunakan juga untuk menunjukkan sebuah kejadian atau peristiwa yang

sedang berlangsung. Dengan memakai kata teater, kita mampu mengetahui

warisan budaya drama sebagai jenis sastra termasuk di dalamnya bentuk

pementasan pantomim, pertunjukan rakyat, wayang kulit, wayang golek, wayang

orang, monolog, dan kabaret (Yudiaryani, 2002:2). Bahkan, masa sekarang kata

teater lebih luas dapat dipergunakan untuk menyebutkan pertunjukan atau

(26)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa drama dan teater memiliki

batasan yang jelas. Drama merupakan setiap karya yang dibuat (naskah) untuk

dipentaskan di atas panggung oleh para aktor yang menggambarkan kisah hidup

dan kehidupan manusia yang diceritakan dengan gerak dan laku. Dengan kata

lain, drama lebih pada karya yang berupa naskah. Sementara itu, teater adalah

kegiatan manusia yang secara sadar mementaskan (berdasarkan naskah drama

ataupun tidak) dengan gerak dan laku, serta karsanya dalam mewujudkan sebuah

karya seni pertunjukan. Dengan kata lain, teater merupakan sebuah pertunjukan

drama yang menarik dan biasanya dipertunjukan di panggung. Oleh sebab itu,

dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah kata teater, yaitu pertunjukan

drama yang menggunakan naskah ataupun tidak menggunkan naskah drama,

sedangkan kata drama sendiri akan dipakai untuk membahas naskah dan

pengajaraan drama di sekolah.

Setiap manusia memiliki kepekaan tehadap rasa dan keindahan yang sama.

Teater sebagai seni dapat menjadikan manusia untuk memiliki pandangan dan

sikap dalam menghadapi kehidupannya. Riantiarno (2011:2) menegaskan bahwa

teater adalah seni yang bebas, yaitu seni yang bisa membantu pemahaman kita

terhadap semesta dan dunia yang kita tinggali sekarang. Teater dapat memberikan

kesadaran kapada manusia sebagai mahluk sosial. Dengan demikian, teater

selayaknya dilatihkan pada manusia. Untuk itu, teater selayaknya pula dipelajari

(27)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nonformal (ekstrakurikuler) (Endraswara, 2011:15). Dalam dunia pendidikan,

teater terintegrasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Seni Budaya. Teater

selain dapat membantu pemahaman terhadap lingkungan dan mahluk lainnya,

juga dapat menjadikan manusia yang mampu memahami sebagai individu yang

memiliki masalah. Konflik yang tersusun dalam teater menjadikan manusia sadar

dalam kehidupan dirinya selalu ada masalah yang harus diselesaikan. Dengan

demikian, teater mampu menolong kepada kita untuk penyadaran terhadap

masalah dan cara penyelesaiannya.

Penelitian yang berkenaan dengan pemeranan dalam drama pernah

dilakukan oleh Adita Widara Putra (2012) dalam tesisnya yang berjudul

“Penerapan Model Bengkel Sastra untuk Meningkatkan Kemampuan Apresiasi

Drama Mahasiswa (Penelitian Mixed Methods Tipe Exploratory pada Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Siliwangi Tasikmalaya).” Penelitian ini berfokus pada kemampuan mahasiswa

dalam mengapresiasi drama setelah mengalami pembelajaran drama dengan

model bengkel sastra dan diskusi kelompok. Penelitian ini selain mendalami

apresiasi drama dengan proses pengalaman yang dialami oleh mahasiswa, juga

menggali sikap kerja sama, sikap dan perilaku, optimisme, serta semangat

pengembangan potensi diri.

Penelitian yang berkenaan dengan pendidikan karakter pernah dilakukan

(28)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakter Budaya dalam Cerita Drama Seni Tarling di Kabupaten Indramayu”.

Penelitian ini berkenaan dengan kandungan nilai-nilai karakter budaya pada cerita

drama atau lakon seni Tarling kabupaten Indramayu dan kelayakan bahan ajar

cerita drama atau lakon seni Tarling. Penelitian ini selain dimaksudkan untuk

mengenalkan cerita-cerita daerah kepada siswa, juga sebagai salah satu upaya

untuk melestarikan dan mewariskan cerita-cerita daerah kepada siswa. Penelitian

lain yang berkenaan dengan karakter adalah penelitian Lina Martini (2011) yang

dilaporkan dalam tesisnya berjudul “Kajian Nilai Karakter terhadap Cerita Rakyat

di Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang dan Model Pelestariannya”.

Penelitian ini berkenaan dengan kandungan nilai karakter yang terdapat dalam

cerita rakyat Legenda Leluhur Sumedang dan model pelestariannya dalam bentuk

pementasan drama di sekolah. Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis adalah mendeskripsikan pengaruh kegiatan proses kreatif (berteater) pada

mahasiswa dan mencari model pembelajaran drama dalam upaya membangun

nilai karakter. Adapun teater kampus yang akan menjadi objek penelitian adalah

Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa. Hal ini

didasarkan pada anggapan bahwa proses kreatif berteater dipercaya dapat

membentuk atau memiliki pengaruh terhadap pembangunan karakter mahasiswa

sebagai pewaris dan penerus bangsa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memfokuskan masalah

(29)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakter yang Terbangun di dalamnya (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses

Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan MahasiswaTeaterKafe Ide Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dan Penerapannya dalam Model Pembelajaran Drama di

Sekolah Menengah Atas).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi

beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut.

1) Wilayah Indonesia sangat luas dan memiliki kekayaan berlimpah berupa

pulau, sumber daya alam dan sumber daya manusia, suku bangsa, agama,serta

budaya.

2) Indonesia merupakan suatu bangsa yang amat kental kehidupannya dengan

seni teater.

3) Era globalisasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku

manusia.

4) Kita sering melupakan kepribadian sebagai bangsa timur yang memiliki

karakter kuat. Bahkan, tak jarang di antara kita sampai meninggalkan karakter

bangsa demi sebuah citra sebagai manusia yang modern.

5) Berkembangnnya praktik KKN di semua bidang dan jenjang, demokrasi, dan

kebebasan yang keluar batas mengakibatkan timbul perilaku dan sikap

(30)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Kemerosantan moral dan mental di kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai

pewaris bangsa sangat memprihatinkan.

7) Proses kreatif teater akan menjadikan manusia menyadari proses penciptaan.

8) Peristiwa teater dapat dijadikan sebagai peristiwa pencerahan.

9) Teater terkadang menjadi jembatan untuk berkembang menjadi profesional di

bidang lainnya, seperti politik, bisnis, pengacara, wartawan, dan sebagainya.

10)Teater sebagai seni dapat menjadikan manusia memiliki pandangan dan sikap dalam mengahadapi kehidupannya

1.3Batasan dan Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang terungkap dalam latar belakang tidak akan penulis

kaji semuanya. Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan

diteliti. Adapun masalah utama yang diteliti adalah proses kreatif berteater yang

dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa dari praproduksi, proses kreatif (proses latihan penciptaan),

pertunjukan, dan pascaproduksi. Sebagai upaya pengembangan karakter, penulis

mengkaji nilai-nilai karakter apa saja yang terbangun pada mahasiswa dalam

proses kreatif berteater tersebut. Selain itu, penulis akan menerapkan metode

proses kreatif berteater ini dalam proses pembelajaran drama di Sekolah

Menengah Atas sebagai metode alternatif dalam pembelajaran permentasan

(31)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih terfokus dan terarahnya penelitian ini, dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimanakah proses kreatif yang terjadi di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater

Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa?

2) Nilai-nilai karakter apa sajakah yang terbangun pada proses kreatif berteater di

Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa?

3) Bagaimanakah penerapan proses kreatif berteater di Unit Kegiatan Mahasiswa

Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam pembelajaran

drama di Sekolah Menengah Atas?

1.4Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan-tujuan yang diiginkan. Secara

umum, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah metode alternatif dalam

penanaman pendidikan nilai-nilai karakter memalui pembelajaran drama di

Sekolah Menengah Atas melalui proses kreatif berteater yang dilakukan oleh Unit

Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh deskripsi berkaitan

dengan:

1) proses kreatif yang terjadi di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide

(32)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) nilai-nilai karakter apa sajakah yang terbangun pada proses kreatif berteater di

Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa;

3) penerapan proses kreatif berteater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe

Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam pembelajaran drama di Sekolah

Menengah Atas.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menberikan manfaat sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu medote dalam pembelajaran

drama dalam rangka pembentukan dan penanaman nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran drama, khususnya penerapan model proses kreatif.

2) Manfaat Praktis

Secara umum, manfaat praktis penelitian proses kreatif berteater diharapkan

memberikan manfaat penyadaran atau inspirasi bagi generasi muda untuk

mengisi kehidupannya dengan menghayati dan menanamkan nilai-nilai

(33)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini memberikan manfaat khusus kepada pihak-pihak sebagai

berikut.

a. Penulis, sebagai pengembangan pengetahuan dan wawasan serta

pengalaman dalam proses kreatif berteater sebagai pengembangan

pembelajaran drama.

b. Mahasiswa dan murid, sebagai wahana pengetahuan proses penciptaan

pertunjukan teater dan sebagai wahana dalam pembelajaran drama dengan

pendekatan proses kreatif.

c. Bagi guru pengajar drama, sebagai pengetahuan dalam pembelajaran

drama diperlukan sebuah improvisasi. Adapun proses kreatif adalah salah

satu model alternatif dalam pembelajaran drama dari model-model yang

telah ada.

1.6Definisi Operasional

1) Kajian Nilai Karakter

Yang dimaksud kajian nilai karakter pada penelitian ini adalah menelaah

atau memeriksa nilai-nilai yang terdapat dalam diri mahasiswa yang

berproses kreatif berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide

Universitas Tirtayasa, yang diperoleh melalaui pendidikan, pengalaman,

dan lingkungan sehingga dapat mencerminkan diri pribadi yang memiliki

karakter.

(34)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang dimaksud dengan proses kreatif dalam penelitian ini disebut juga

dengan proses latihan berteater dalam sebuah penciptaan pertunjukan

teater adalah tahapan-tahapan dalam produksi dimulai dari prapoduksi,

proses kreatif (tahapan latihan dan pencarian dalam penciptaan), dan pasca

pertunjukan teater, dan pascaproduksi, yaitu keleluasaan mengembangkan

ide-ide dan gagasan secara bebas untuk terciptanya sebuah produk

pertunjukan yang memiliki kualitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater

Kafe Ide Universitas Tirtayasa.

3) Teater Mahasiswa

Teater mahasiswa adalah seni pertunjukan yang dikembangkan di

kampus-kampus dan biasanya anggotanya terdiri dari mahasiswa dari berbagai

disiplin ilmu. Dalam penelitian ini, teater mahasiswa yang dimaksud

adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa.

4) Model Pembelajaran Drama

Model dapat diartikan gambaran yang membantu dan menjelaskan pola

pikir tindakan suatu upaya yang disusun atau dirancang untuk sebuah

pembelajaran drama di sekolah yang berdasarkan pada nilai-nilai karakter

yang terkandung dalam proses kreatif berteater di Unit Kegiatan

Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam

(35)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

(36)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METOE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Seorang peneliti untuk tidak melenceng dari tujuan penelitiannya, harus

memilih dan menggunakan metode yang tepat. Dalam penelitian, baik sastra

maupun disiplin ilmu lainnya memiliki prosedur dan sistematis.Hal ini

berdasarkan Siswantoro (2010: 56) bahwa ”Penelitian sastra, sebagaimana

penelitian disiplin lain, bersandar pada metode yang sistematis. Hanya saja

penelitian sastra bersifat deskriptif, karena itu metodenya juga digolongkan ke

dalam metode deskriptif”.

Menurut Nawawi (1995: 63) metode deskriptif adalah sebagai berikut,

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (novel, drama, cerita pendek, puisi) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan memaparkan

objek yang akan diteliti. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Best

(Sukardi, 2009: 157) metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha

(37)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan metode yang mendeskripsikan objek penelitian secara sistematis

sesuai dengan fakta dan kenyataan.

Definisi di atas memiliki pengertian bahwa untuk meneliti sastra yang

bersifat deskripsi, metode yang digunakannya pun adalah metode deskriptif. Hal

ini untuk mendapatkan pemecahan masalah-masalah penelitian dengan cara

mengungkapkan dan menggambarkan objek atau kajian penelitian dengan apa

adanya tanpa manipulasi.

Penelitian sastra memiliki kekhasan dalam menggunakan metode penelitian.

Dimana dalam penelitian sastra, dapat digunakan lebih dari satu metode

penelitian. Asalkan gabungan dua metode atau lebih yang digabungkan tersebut

tidak saling bertentangan. Misalkan, peneliti bisa menggunakan gabungan metode

deskriptif dengan metode analisis isi. Gabungan kedua metode tersebut

dinamakan metode deskriptif analitis.

Metode deskriptif analitis bekerja dengan cara mendeskripsikan dan

menganalisis fakta-fakta dan data. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ratna

(2010: 53) bahwa ”Metode deskriptif analitis dilakukan dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.” Dalam

metode deskriptif analitis, mula-mula data atau fakta-fakta dideskripsikan dengan

tujuan menemukan unsur-unsurnya. Setelah ditemukan, unsur-unsur tersebut

dianalisis satu per satu. Pendeskripsian fakta dan data tidak sekadar identifikasi

(38)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis tidak sekadar menguraikan tetapi juga memberikan pemahaman dan

penjelasan secukupnya.

Dari uraian di atas, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Adapun

metode yang digunakan adalah metode deskripstif analitis. Kegiatan

pendeskripsian penelitian ini hanya pada proses kreatif berteater di Unit Kegiatan

Mahasiswa Teater Kafe Ide Untirta. Pendeskripsian ini bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematis proses kreatif apa saja yang dilakukan untuk

terwujud sebuah pertunjukan teater di Unit Kegiatan Teater Kafe Ide Untirta.

Setelah digambarkan secara sistematis, proses kreatif tersebut dianalisis satu per

satu untuk mendapatkan nilai-nilai karakter yang terbangun di mahasiswa yang

terlibat dalam proses kreatif berteater di Unit Kegiatan mahasiswa Teater Kafe Ide

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2Sumber Data Penelitian

Secara garis besar, data penelitian terdiri dari dua macam, yaitu sumber

data utama (primer) dan data tambahan (skunder). Menurut (Moleong, 2000; 112)

sumber data utama dalam penelitian alamiah adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain.

Adapun sumber utama penelitian ini adalah mahasiswa yang berproses

kreatif berteater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan

(39)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

foto atau direkam setelah itu dideskripsikan oleh peneliti, Sehingga menjadi data

yang utuh. Adapun data tambahan yang dipakai dalampenelitian ini adalah naskah

tertulis yang berupan naskah drama yang menjadi patokan dalam berproses

kraetif. Naskah tersebut berjudul Kasat Tak Kusut karya Saduri.

Ada beberapa alasan mengapa kelompok ini yang dipilih, pertama; UKM

Teater Kafe Ide Untirta adalah komunitas teater kampus yang produktif di Banten.

Kedua; anggotanya UKM Teater Kafe Ide dari berbagai disiplin ilmu,

memungkinkan adanya kepentingan dalam mengikuti proses kreatif tersebut.

Ketiga; UKM Teater Kafe Ide Untirta memiliki kurikulum penerimaan yang

sudah terstruktur, dan keempat; memiliki rekam jejak alumni yang memiliki

integritas dan loyalitas yang tinggi (berkarakter) baik dalam berkesenian ataupun

dalam pekerjaan khususnya di Banten.

3.3Intrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri

(keyhuman instrument). Hal ini sesuai dengan pandangan Nasution (Satori dan

Komariah, 2009: 63) bahwa:

(40)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita, 5) peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkan, melahirkan hifotesis dengan segera untuk mengetes hipotesis yang timbul seketika, 6) hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh

penegasan, perubahan, dan perbaikan.

Untuk lebih rinci dan lengkapnya data dalam penelitian ini, maka dalam

penelitian kualitatif yang menjadi intrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Hal

yang sama diungkapkan oleh Sugiyono (2008: 223-224) bahwa ”Dalam penelitian

kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya, ada

kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang

ditemukan melalui observasi dan wawancara.” Sebagai intrumen kunci, peneliti

berpedoman pada pedoman lembar wawancara, pedoman observasi, dan pedoman

angket.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Artinya data yang diperoleh

adalah data yang didapatkan di lapangan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Ratna (2010:188) bahwa “teknik pengumpulan data dengan

menggunakan metode lapangan adalah teknik observasi, wawancara mendalam,

(41)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini `dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan

perekaman. Sumber data dalam penelitian ini adalah proses kreatif proses

berteater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa.

Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan

angket dengan tujuan memperoleh gambaran proses kreatif secara rinci yang

dilakukan oleh mahasiswa pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide

Universitas Tirtayasa. Observasi dan wawancara merupakan teknik pengumpulan

data yang paling utama pada penelitian ini. Untuk keperluan tersebut, peneliti

turun ke lapangan dan melakukan pengamatan selama proses kreatif berlangsung.

Dalam melakukan observasi, peneliti memilih, mengumpulkan, dan mencatat data

yang relevan dengan fokus penelitian. Dalam melakukan observasi, peneliti juga

melakukan wawancara. Tujuan observasi dan wawancara adalah untuk

mengumpulkan sumber data utama (primer). Oleh karena itu, peneliti harus

menyiapkan instrumen berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan

kelengkapan yang menunjang, seperti; buku catatan, kamera, dan alat perekam.

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang proses kreatif teater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide

Universitas Tirtayasa. Maryaeni (2008:69) menjelaskan bahwa “observasi

merupakan mencatat segala suatu gejala yang ada dan mungkin hal-hal yang

diduga berpengaruh terhadap data dan analisis data penelitian”. Dalam observasi

(42)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang satu dengan observer yang lain. Oleh karena itu, dengan melakukan

observasi secara langsung diharapkan akan bisa mengungkap fakta-fakta secara

lebih mendalam mendekati objektivitas dalam upaya mendapatkan rekaman

secara lengkap, utuh, mendalam, dan leluasa tentang proses kreatif penciptaan

pementasan teater yang terjadi di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide

Universitas Tirtayasa.

Dengan melakukan observasi secara langsung diharapkan akan bisa

mengungkap fakta-fakta secara lebih mendalam mendekati unsur objektivitas

dalam upaya mendapatkan rekaman secara lengkap, utuh, mendalam, dan leluasa

tentang proses kreatif penciptaan pementasan teater yang terjadi di Unit Kegiatan

Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa. Untuk melakukan pengamatan

tersebut, maka dibuat kisi-kisi tahapan proses kreatif berteater, sebagai berikut;

Tabel 3. 1

Kisi-kisi Observasi Tahapan Proses Kreatif Berteater Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Tirtayasa

Rumusan

1. Praproduksi a. Naskah

(43)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Teater Kafe

organisasi untuk tim estetika maupun olah vokal, dan olah sukma.

d. Menentukan blocking,

movement, dan

(44)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Menjelaskan

penentuan blocking, movement, dan

grouping yang akan dipakai dalam

(45)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Latihan umum

a) Melatih kelancaran pelaksanaan teknis pertunjukan.

g. Tahap pementasan a) Pementasan sudah

sudah sesuai dengan sasaran atau target yang ingin dicapai dengan

memperhatikan struktur pertunjukn?

4. Pascaproduksi Evaluasi

a. evaluasi membahas hal-hal yang

berkaitan dengan estetika dan keproduksian?

Berdasarkan kisi-kisi tersebut, peneliti mengembangkan pedoman tahapan proses

kreatif berteater di Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa sebagai berikut.

Tabel 3. 2

(46)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Asep yang

dianalisis

Indikator Hasil Aanalisis Keterangan

1 Praproduksi a. Naskah

2 Proses produksi a. Organisasi produksi a) Membuat struktur

(47)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Latihan-latihan dasar

a) Memiliki

kemampuan dasar tentang olah tubuh, olah vokal, dan olah sukma.

d. Menentukan blocking,

movement, dan

grouping

a) Menjelaskan

penentuan blocking, movement, dan

grouping yang akan dipakai dalam

(48)

Farid Ibnu Wahid, 2014

Proses kreatif berteater pada mahasiswa dan nilai karakter yang terbangundidalamnya(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Proses Kreatif Berteater pada Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan penerapannya dalam Model Pembelajaran

Pementasan Drama di Sekolah Menengah Atas)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Membangun

motivasi dari dalam untuk kesempurnaan peran.

e. Tahap pemantapan a) Mampu melakukan

latihan agar peran yang diperankan menjadi bagian dari aktor.

f. Latihan umum

a) Melatih kelancaran pelaksanaan teknis pertunjukan.

g. Tahap pementasan a) Pementasan sudah

sudah sesuai dengan sasaran atau target yang ingin dicapai dengan

memperhatikan struktur pertunjukn?

4 Pascaproduksi a. Evaluasi

a) evaluasi membahas hal-hal yang

berkaitan dengan estetika dan keproduksian ?

Adapun wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap para

mahasiswa yang terlibat dalam proses kreatif berteater pada Unit Kegiatan

Mahasiswa Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Wawancara adalah

Gambar

Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara
Tabel 3. 4
+3

Referensi

Dokumen terkait