KLIPING OHYUNBIN
RUMAH ADAT JAWA TIMUR 1. Rumah Joglo Jompongan dan Joglo Sinom
Rumah adat pertama yang sudah populer adalah rumah Joglo. Tak hanya di Jawa Tengah saja, ternyata Jawa Timur juga memiliki rumah adat ini. Joglo di Jawa Timur ada beberapa macam, yang paling terkenal adalah rumah Joglo Jompongan dan Sinom.
Desain di setiap rumah memiliki keunikan masing-masing. Bangunan dengan bentuk limas ini dibangun dengan bahan dasar kayu jati. Di dalam rumah tersebut, ruang-ruang dibagi sesuai fungsinya. Rata-rata setiap rumah Joglo memiliki area khusus, seperti senthong, yang dibagi menjadi senthong kiwa, senthong tengen, dan senthong tengah.
Dalam pembangunannya juga dibuat saka guru atau tiang penyangga dan juga bebatur, yang dibuat dengan posisi tanah lebih tinggi dari sekitarnya. Bebatur ini menjadi cermin dari
keharmonisan alam dan manusia, juga antara manusia satu dengan manusia lainnya. Lalu untuk pondasi rumah Joglo lebih berkaitan erat dengan kepercayaan kejawen yang masih dianut masyarakat.
Bagi masyarakat, Joglo Jompongan lebih dikenal sebagai dasar dari rumah adat Joglo.
Bentuknya lebih mengarah ke bujur sangkar, dan memiliki pengerat di dua bagian. Semantara untuk Joglo Sinom, sudah lebih berkembang lagi.
Rumah ini dibangun dengan konsep teras yang mengeliling, kemudian setiap sisinya dibuat bertingkat lebih tinggi. Joglo Sinom juga memiliki ketentuan jumlah penyangga, yaitu 36 pilar, di mana 4 di antaranya dijadikan sebagai pilar utama atau saka guru.
2. Rumah Adat Joglo Situbondo
Selain kedua Joglo di atas, masih ada rumah Joglo Situbondo. Sebenarnya hanya penyebutannya saja yang berbeda. Secara umum ketentuan bangunan dan bentuknya hampir serupa. Joglo ini memiliki bentuk limas atau dara gepak. Material utamanya pun sama, yaitu kayu jati. Lalu yang menjadi keunikan dari rumah adat satu ini adalah kepercayaan Kejawen yang berakar pada sinkretisme jadi lambang rumah adat satu ini.
Dalam tata ruang Joglo Situbondo, menggambarkan keharmonisan antar sesama manusia dan dengan lingkungan. Bangunan dibagi menjadi beberapa area, seperti pendopo dan bagian inti rumah yang terdiri dari senthong tengen untuk dapur dan gudang, senthong kiwa untuk area kamar tidur, dan senthong tengah sebagai tempat menyimpan benda pusaka dan berharga lainnya.
Kemudian pondasi rumah, jumlah saka yang dipakai, bebatur rumah, juga ornamen atau hiasan yang menggambarkan kepribadian dari masyarakat sekitar. Saat hendak masuk ke rumah Joglo Situbondo, Anda akan melihat makara atau selur gulung
MAKANAN KHAS JAWA TIMUR
1. RAWON
Rawon sendiri adalah salah satu kuliner khas dari Jawa Timur yang memiliki cita rasa yang unik, dan bisa saja menjadi satu-satunya jenis kuliner berbentuk sup yang berwarna hitam. Bahkan tidak hanya terkenal di Indonesia saja, sajian kuliner rawon juga terkenal sampai di
mancanegara. Di Jawa Timur sendiri terdapat beberapa daerah yang memang memiliki jenis kuliner dan tempat makan enak rawon yang sangat terkenal, sepeti Kota Surabaya, Malang, Pasuruan dan juga Probolinggo. Daerah-daerah ini memang memiliki tempat makan legendaris yang sudah berdiri sejak bertahun-tahun lamanya.Menarik sekali membicarakan tentang jenis kuliner rawon ini. Siapa yang menyangka kalau rawon sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Bahkan dalam prasasti Taji, disebutkan bahwa terdapat hidangan bernama “rarawwan”. Dan yang
mengagetkan ternyata rarawwan adalah jenis makanan yang saat ini disebut dengan nama rawon.
2. RUJAK CINGUR
RUJAK cingur populer sebagai makanan khas Surabaya, Jawa Timur. Namun, tahukah kamu sebenarnya rujak cingur berasal dari Mesir dan menjadi favoritnya Firaun.
Rujak cingur adalah makanan tradisional yang berisi mentimun, toge, kacang panjang kangkung, nanas, tempe dan cingur atau mulut sapi. Semua bahan tersebut dicampur dengan bumbu kacang dan petis.
Konon dari hikayat yang beredar, rujak cingur disebut-sebut bukan asli Surabaya, melainkan dari Mesir. Terciptanya rujak cingur berawal dari Raja Firaun Hanyokrowati yang sedang bertahta di Mesir. Saat itu Raja tengah berulang tahun, lapor Sejarah Unik Kemudian Raja mengadakan sayembara barangsiapa yang bisa menyajikan makanan enak dan istimewa, maka akan dikabulkan permintaannya. Semua juru masak Istana pun berlomba-lomba menyajikan makanan lezat.
Namun, makanan-makanan tersebut tidak ada yang cocok di lidah Raja Firaun. Lalu, seorang punggawa kerajaan mengatakan kepada Raja bahwa ada seseorang yang ingin menyajikan masakan untuknya.
Dilansir dari Good News From Indonesia (10/03/20) orang itu bernama Abdul Rozak yang membawa makanan dibungkus daun pisang. Makanan tersebut lebih dulu dicek keamanannya oleh ahli kesehatan. Makanan itu terbuat dari cingur unta, aneka sayur dan bumbu.
Baru kemudian dicicip oleh Raja. Raja pun makan dengan lahap, bahkan keringatnya sampai bercucuran karena rasanya yang pedas. Makanan buatan Abdul Rozak itulah yang berhasil memuaskan Raja Firaun.
Abdul Rozak pun diberi hadiah berupa kapal laut dan sebidang tanah. Bukan hanya itu, ia juga diangkat menjadi juru masak istana. Namun, hanya menerima hadiah berupa kapal laut dan menolak hadiah lainnya.
Dengan kapal laut itulah Abdul Rozak mengembara hingga menginjakkan kaki ke Tanjung Perak, Surabaya, tepatnya di masa-masa perdagangan. Saat itulah, Abdul Rojak menyebarkan resep makanan tersebut.
Namun, karena kesulitan mencari cingur unta resepnya kemudian diubah
menggunakan cingur sapi. Ia juga mengganti beberapa bumbu dengan bumbu yang mudah didapat di Surabaya.
Tak disangka racikan makanan tersebut disukai masyarakat Surabaya. Sejak saat itulah makanan tersebut diberi nama rujak cingur. Kata rujak berasal dari nama ‘Rozak’, sementara cingur adalah bahan makanannya.