• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pelatihan Kader POSYANDU

N/A
N/A
Muhafid

Academic year: 2022

Membagikan "Materi Pelatihan Kader POSYANDU"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

POSYANDU

(2)

Sumber

1.

1. Depkes. Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta; 2007

2.

2. Depkes RI. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat

Promosi Kesehatan; 2007.

(3)

SEJARAH LAHIRNYA POSYANDU

 Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraaan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada tahun 1975

menetapkan kebijakan

Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD).

(4)

PKMD :

Strategi pembangunan kesehatan yang menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan secara lintas program dan lintas sektor terkait.

(5)

 Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara massal untuk pertama kali oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saat itu Posyandu tumbuh dengan pesat.

(6)

LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah da Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

5. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001 tentang Revitalisasi Posyandu.

6. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

(7)

DEFINISI POSYANDU

Sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat

(8)

TUJUAN

Tujuan pokok dari pelayanan pos pelayanan terpadu adalah untuk :

1.Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak

2.Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

3.Mempercepat penerimaan NKKBS

4.Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan- kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.

(9)

5.Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geograf.

6.Meningkatkan dan pembinaan peran srta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha- usaha kesehatan masyarakat.

(10)

PENGELOLA POSYANDU.

1.Penanggungjawab umum : Kades/Lurah 2.Penggungjawab operasional : Tokoh

Masyarakat

3.Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK

4.Sekretaris : Ketua Pokja Kelurahan/desa 5.Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu

Petugas KB-Kes (Puskesmas).

(11)

PEMBENTUKAN POSYANDU.

a. Langkah – langkah pembentukan :

1.Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.

2.Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .

3.Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu

4.Pemilihan kader Posyandu.

5.Pelatihan kader Posyandu.

6.Pembinaan.

(12)

B. KRITERIA

PEMBENTUKAN POSYANDU

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

(13)

C. KRITERIA KADER POSYANDU :

1.Dapat membaca dan menulis.

2.Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3.Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

4.Mempunyai waktu yang cukup.

5.Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

6.Berpenampilan ramah dan simpatik.

7.Diterima masyarakat setempat.

(14)

D. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat.

(15)

SISTEM LIMA MEJA

Meja I

1.Pendaftaran

2.Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan

pasangan usia subur Meja II

Penimbangan balita, ibu hamil Meja III

Pengisian KMS

(16)

LANJUTAN ....

Meja IV

 Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB

 Penyuluhan kesehatan

 Pelayanan TMT, oralit,

vitamin A, tablet zat besi, pil

ulangan, kondom.

(17)

Meja V

 Pemberian imunisasi

 Pemeriksaan kehamilan

 Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

 Pelayanan kontrasepsi IUD,

suntikan

(18)

Petugas pada Meja I s/d IV

dilaksanakan oleh kader

PKK sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan

paramedis (Jurim, Bides,

perawat dan petugas KB).

(19)

SASARAN

Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah :

1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun 2. Anak balita usia 1 sampai 5

tahun

3. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

4. Wanita usia subur

(20)

KEGIATAN

A. Lima kegiatan posyandu ( Panca Krida Posyandu )

1. Kesehatan Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan Gizi

5. Penanggulangan diare

(21)

B.Tujuh kegiatan Posyandu ( Sapta Krida Posyandu )

1. Kesehatan Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan Gizi

5. Penanggulangan diare 6. Sanitasi dasar

7. Penyediaan obat esensial.

(22)

PERSYARATAN

1. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita

2. Terdiri dari 120 kepala keluarga

3. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)

4. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh.

(23)

LOKASI

1. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat

2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri

3. Dapat merupakan lokal tersendiri

4. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.

(24)

PELAKSANAAN

Dari segi petugas Puskesmas :

1.Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan PKMD

2.Perencanaan terpadu tingkat puskesmas, lokakarya mini

3.Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih teknologi

(25)

Dari segi masyarakat :

1.Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader kesehatan

2.Perencanaannya melalui musyawarah masyarakat desa

3.Pelaksanaannya melalui sistem 5 meja

(26)

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya.

(27)

Dana.

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

(28)

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)

Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu.

Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan.

Pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual.

(29)

MEKANISME

OPERASIONAL SIP :

a. Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu.

b. Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen :

1.Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK).

2.Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

3.Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

(30)

LANJUTAN ....

4.

Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.

5.

Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

6.

Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.

7.

Data hasil kegiatan Posyandu.

(31)

Catatan :

1. Instrumen/format SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB

2. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan bertanggungjawab dalam hal : a. Menghimpun data dan informasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan.

b.Menyimpulkan seluruh data dan informasi.

c. Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (Rakorbang).

(32)

3. Puskesmas, Kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan.

4. Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. Masalah- masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan Rakorbang Tingkat ll.

(33)

STRATA POSYANDU DIKELOMPOKKAN

MENJADI 4 :

1. Posyandu Pratama :

adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

(34)

2. POSYANDU MADYA :

1.Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata- rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.

2.Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.

(35)

3.Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :

a.Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.

b.Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

(36)

3. POSYANDU PURNAMA

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%.

Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.

(37)

Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :

1.Penggarapan dengan

pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu

2.Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

(38)

4. POSYANDU MANDIRI

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.

(39)

BENTUK KEGIATAN LAIN YANG MASIH DILOKASI

POSYANDU BERUPA;

1.Mencatat hasil kegiatan UPGK (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.

2.Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.

3.Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.

(40)

SKDN

S = jumlah balita yang ada di posyandu

K = jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS

D = Jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini

N = Jumlah balita yang naik berat badannya.

(41)

SEDANGKAN BENTUK KEGIATAN YANG

DILAKUKAN DILUAR POSYANDU BERUPA:

1. Melaksanakan kunjungan rumah.

2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.

3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.

4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan

(42)

APABILA KADER MENJUMPAI KESULITAN DALAM MENJALANKAN TUGASNYA

DALAM POSYANDU, MAKA MEREKA DAPAT MENGHUBUNGI ORANG-ORANG

BERIKUT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENCARI JALAN KELUAR:

1. Bidan desa.

2. Kepala Desa.

3. Tokoh masyarakat / tokoh agama.

4. Petugas LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), RT, RW.

5. Tim Penggerak PKK.

6. Petugas PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)

7. Petugas pertanian ( PPL ).

(43)

DUKUNGAN DARI

PUSKESMAS/ PETUGAS KESEHATAN

Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:

1.Aspek komunikasi.

2.Tehnik berpidato.

3.Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.

4.Proses pengembangan.

5.Tehnik pergerakan peran serta masyarakat.

6.Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa: Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu.

(44)

DUKUNGAN DARI MASYARAKAT / LKMD

LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa / kelurahan.

Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan kegiatannya.

 

(45)

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan Kader Kesehatan Desa dan Pembentukan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia

Dalam melaksanakan pelatihan kader Posyandu agar berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan, Pusat Promosi Kesehatan bersama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga

Pada praktek pelaksanaan posyandu lansia (uji coba) masing-masing kader umumnya sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tugas dari 5 meja, akan tetapi pencatatan

104 PERBEDAAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG PENGELOLAAN POSYANDU SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PELATIHAN DI DESA WANANTARA KECAMATAN SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU 1*Dedeh

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan sikap terkait gizi serta keterampilan pengukuran status gizi pada calon kader posyandu remaja di Desa Karangsalam Kidul, Kecamatan

Penguatan Tata Kelola Posyandu Pada Kader Posyandu Dusun Plumbon Desa Banguntapan Kabupaten Bantul Strengthening Governance Of Posyandu For Kader Posyandu At Dusun Plumbon Village

Kurikulum ini berisi tentang keterampilan dasar yang harus dikuasai kader Posyandu sesuai siklus

Kementerian Kesehatan RI menerbitkan Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu untuk pengelolaan Posyandu yang lebih