CRUISE TOURISM :
PERSAINGAN
IMAGE, VALUES
DAN
BRANDING DESTINASI WISATA
I Nyoman Sudiarta
Tourism Faculty of Udayana University – Goris Street, no 7, Denpasar–Bali [email protected]
Abstract
Cruise tourism is a part of tourism industry, which kown as floating hotel or floating resort (Dowling (2006). It’s be a new industry in the world, that evidenytly the growth of cruises principal. Such as Holland American Line, Costa Cruise dan Carnival P&O Cruises, Silversea, Tui cruises, Star cruises. This opportunities supported The Growth of people travel used of cruise line average 4,5 % annual. Hence It’s will bring a tight competition especially in pricing play (Papatheodorou,2006). Bali as internation destination, owning opportunity as cruise tourist destination, with various weakness require or conducted research and correction of infrastructure and superstructure and also human resource that have ability in cruise tourism. Rivalry in the future between image and creating of value to the customer.
Keyword: International Destination, Role, Cruise Tourism, Case Study
Pendahuluan
Tulisan ini berusaha untuk mengekplorasi peran pariwisata kapal pesiar yang
dapat dipandang sebagai sebuh industri, yang dikaitkan dengan perkembangan industri
pariwisata dunia. Tulisan ini mencoba menggambarkan dua pandangan yang yang saling
paradok, disatu pihak industri pariwisata kapal pesiar dianggap mampu berkontribusi
positif namun disisi lain ada yang berpandangan industri ceruk ini dianggap lebih banyak
memberi dampak negatif., dipandang sebagai industri neolib yang hanya menawarkan
kemewahan dan memberikan dampak bagi lingkungan dan juga social (Aguirre,2010)
Penulis berpandangan kehadiran inustri ini harus ditanggapi sebagai sesuatu yang
bermakna, suatu bagian dari era globalisasi yang memang mendapat diskusi yang
beragam. Konsumen memang menantikan industri ini untuk merealisasikan behavior
meraka, ada yang melakukan perjalanan karena ingin mendapatkan manfaat dari
pull motivation dari Dann,1981),atau sepenuhnya karena dorongan dari dalam dirinya
untuk merealisasikan emosinya.
Tentunya konsumen akan dapat memaknai seberapa besar industri ini dapat
memberikan value dari rangkaian perjalanan mereka. Kehadiran operator kapal pesiar
yang semakin banyak jumlahnya serta perkembangan jumlah penumpang
menggambarkan bahwa industi ini akan dapat eksis seiring dengan perubahan paradigma
manusia akan perjalanan sebagai suatu kebutuhan primer dan memberi manfaat bagi
kehidupan mereka baik hanya sekedar pengalaman petualangan namun juga bermanfaat
sebagai sumber edukasi ( Eijgelaa,Eke et.al.2010).
Kehadiran industri ini tidak dibantah lagi telah mampu menyerap tenaga kerja
yang berasal dari seluruh dunia dengan berbagai ras, suku dan agama, merupakan bukti
nyata kehadiran globalisasi telah mampu mempertemukan perbedaan budaya antar
bangsa dalam satu budaya baru globalisasi kapal pesiar. Tumbuhnya industri kapal pesiar
membawa keuntungan sendiri bagi masyarakat Indonesia dan Bali,mereka dianggap
memberi manfaat bagi penciptaan lapangan kerja, bahkan di Indonesia dan Bali saat ini
banyak tumbuh sekolah kapal pesiar yang mendidik calon tenaga kerja kapal pesiar.
UNWTO memperkirakan pariwisata dunia akan pulih pada tahun 2010 setelah
krisis ekonomi dan wabah flu babi, sektor ini diharapkan menjadi tahun transformasi
bagi dunia pariwisata. Namu Sekretaris Jenderal United Nation of World Tourism
Organization (UNWTO) Taleb Rifai, memperkirakan kedatangan wisatawan
internasional turun sekitar 4,0% pada 2009 menjadi 880 juta orang, tetapi akan pulih dan
tumbuh sekitar 3,0 - 4,0% pada tahun 2010.
http://www.eturbonews.com/12058/unwto-increasing-confidence-2010-recovery-tourism-sector. di unduh 28 Januari 2010.
Walaupun tahun 2010 telah berlalu namun ramalan UNWTO memberikan
gambaran tentang bahwa pertumbuhan pariwisata dunia memang berkisar 4%.
Berkembangnya pariwisata dunia juga diharapkan juga membawa angin segar bagi
perkembangan kapal pesiar, sehingga muncul istilah Cruise Tourism yang dapat
diterjemahkan dengan “Pariwisata Kapal Pesiar”. Walapun pembahasan tentang industri
masih relatif terbatas namun mampu memberikan iklim baru dalam persaingan pariwisata
dunia dan digambarkan industri kapal pesiar sebagai pasar yang paling dinamis serta
Pangsa pasar wisatawan kapal pesiar atau cruise line memiliki potensi yang
cukup besar bagi stakeholders pariwisata yang akan menggarap potensi yang terpendam
ini. Industri global ini diprediksi menghasilkan pendapatan sebesar $18 billion per tahun
dari setiap pengeluaran wisatawan.
(http://corporate.tourism.nsw.gov.au/Cruise_Tourism.p1478.aspx. di unduh pada tanggal
15 Oktober 2010 :46AM).
Dalam konteks pemasaran, Cruise Tourism adalah bagian dari kegiatan
kepariwisataan secara umum, dia adalah pasar ceruk (niche market) yang merupakan
salah satu potensi menjanjikan, terutama bagi konsumen yang menyukai berlibur
menggunakan kapal pesiar. Tulisan Grandi Silvia dkk (2006) dari Universitas Modena
dan Reggio Emilia. dengan judul Cruise Tourism: challenges and opportunities for
coastal regional development. The Caribean case of the West Indies. Dikatakan bahwa
“ Cruise Tourism in the ten years and world wide not just in North America. From a
niche market It is becoming an important way to diversify supply and to the tourist
stimulus for the Coastal Regional Develoment Event if challenging sustainability.
Gambaran sekilas ini, menunjukkan betapa pentingnya Industri Kapal Pesiar bagi
perkembangan pariwisata internasional, nasional dan juga daerah. Karibesa, Eropa, dan
Amerika. Namun seiring perubahan pada pangsa pasar, tidak tertutup kemungkinan Asia,
Indonesia dan Bali menjadi daya tarik baru bagi wisatawan ini.
Studi Literatur
Minimnya literatur akademik maupun empiris yang berkaitan dengan dunia kapal
pesiar adalah salah satu alasan tulisan ini, penulis rangkum yang diperoleh dari
penelusuran jurnal maupun materi kuliah yang diperoleh dari salah satu praktisi
pariwisata yang menangani wisata kapal pesiar atau cruise line serta focus grup dari
mahasiswa program doctor pariwisata Universitas Udayana. Tulisan ini merupakan
pengembangan dari tugas mata kuliah yang diberikan pada setiap akhir perkulihan.
Sebagai industri yang relatif baru, maka sepatutnya digambarkan berbagai hal yang
Pengertian Kapal Pesiar
Beberapa pengertian Cruise Line disampaikan oleh para akademisi dan praktisi.
A cruise is defined as “to make a trip by sea in a liner for pleasure”, calling at a number
of ports (Collins English Dictionary). Secara bebas dapat diterjemahkan sebagai suatu
perjalanan dilaut dengan menggunakan kapal untuk tujuan bersenang-senang. Sedangkan
Dowling (2006) mengatakan, dewasa ini kapal pesiar tidak dipandang sebagai
transportasi semata, namun sebagai hotel terapung (floating hotel), atau disebut dengan
resor terapung (floating resort). Dengan demikian kapal pesiar atau cruise line sering
disamakan dengan hotel terapung atau resort yang dapat bergerak kemana-mana
sehingga tidak membosankan bagi konsumen.
Pariwisata, Globalisasi dan Lokalisasi
Banyak yang berpandangan, bahwa pariwisata adalah bagian dari globalisasi atau
ada yang mengatakan bahwa pariwisata itu adalah sebuah era globalisasi. Karena
perjalanan manusia tidak hanya disekitar lingkungan rumahnya namun sebuah perjalanan
yang panjang, memerlukan keterlibatan berbagai hal seperti trasportasi, akomodasi,
tempat makan dan minum serta tempat berbelanja cendera mata sebagai ungkapan bahwa
saya telah datang ketempat itu. Globalisasi dipandang sebagai bagian dari aktifitas Neo
Liberal sehingga industri kapal pesiar dipandang sebagai pengaruh dari dunia yang bebas
ini.(Reisinger,2009)
Industri kapal pesiar tidak sepenuhnya pengaruh dari Neolib namun dia juga
merupakan memerlukan aktifitas local seperti melihat budaya, heritage dan juga
kehidupan spiritual suatu destinasi. Sehingga menurut pandangan penulis industri kapal
pesiar adalah gabungan dari keduanya; dunia global dan local sehingga deikenal istilah
Glokalisasi (Reisinger,2009).
World Tourism Organization, WTO, 1991)menggambarkan pariwisata sebagai:”
aktifitas sesorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat diluar lingkungan biasanya untuk kurang dari spesifik waktu dan tujuan umumnya adalah perjalanan dan bukan untuk mendapatkan penghasilan ditempat yang dikunjunginya…”. Sebagai tambahan definisi umum yang digunakan adalah “ suatu aktifitas perjalanan
dan tinggal tidak lebih dari satu tahun. Baron (1996) mengkompilasi definisi pariwisata
yang diadopsi dari UN seperti digambarkan pada tabel berikut .
Tabel: Definisi Perjalanan dan Pariwisata
Destination Image
Pike (2008) menggambarkan pentingnya mempelajari tentang imej suatu destinasi,
bahkan Chon’s (1990 dalam Pike,2008) telah mereview 23 tulisan yang berkaitan dengan
destination imge serta pengaruhnya terhadap prilaku membeli dan kepuasan (Pike,2008).
Hunt’s (1975 dalam Pike,2008) menyatakan bahwa imej bawa oleh seorang pelaku
perjalanan dan berperan penting dalam proses seleksi, sehingga dapat memutuskan untuk
melakukan sesuatu, membeli atau tidak. Memutuskan untuk melakukan perjalanan ke 1. Visitor (V)
Any person traveling to apalce other than that of his/her usual environment for up to 12 months and whose main purpose of trip is leisure, business, pilgrimage, health,etc, other than exercise of an activity remunerated from within the place visited or migration
A. visitor staying at least one night in the place visited (not necessary in paid accommodation)
A Day visitor who does not stay overnight in the place visited eg: a) cruise visitor CV), b). Border shopper (BS) who may have high expenditure on purchase of food, drinks, tobacco etc.
Visitor and a) Direct transit traveller (eg: at airport, between two nearby port) b). Commuters, routine travel for work, study, shooping etc)
c). Other Noncommuting Travel eg: occasional local travel, transport crew etc
Traveller exluding crew
Aktivitas dari pengunjung, orang yang melakukan perjalanan dan tinggal di suatu tempat diluar lingkungan biasanya untuk lebih dari 12 bulan untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan keagamaan dan lain-lain Terdiri dari : Internasional : outbound dan inbound
Domestik :dalam suatu negara.
Perusahaan yang menyediakan jasa dan barang kepada pengunjung meliputi : a). hospitality (hotel, restaurant etc)
b). Trasport
c). Tour operator and travel agent , attraction d). Other branches of economy supplying visitor
Industri pariwisata jasa perjalanan
luar negeri atau tidak akan memerlukan pertimbangan dilihat dari resiko misalnya
(Pike,2008). Resikopun dapat dibagi lagi menjadi resiko performen, resiko social, resiko
phisik dan juga finasial.
Memutuskan melakukan perjalanan naik kapal pesiar yang paling mewah akan
membawa konsekwensi harga yang mahal, namun membawa resiko social, dipandang
oleh masyarakat sebagai orang yang kaya, sehingga meningkatkan harga diri ( lihat
aktualisasi diri dari Maslow). Dengan demikian menciptakan imej sebuah destinasi
dimata wisatawan tidaklah semudah yang dibayangkan. Setiap pesaing akan berlomba
menciptakan imej suatu destinasi yang paling diingat, bermanfaat serta bernilai bagi
konsumen.
Budaya dan Value
Untuk tidak menimbulkan pengetian yang kabur penulis tetap menggunakan kata
value bukan nilai. Kata value sering dikaitkan dengan budaya sehingga sering ditulis
cultures and values (Reisinger, Turner, 2003). Budaya dan value orang Amerika misalnya
digambarkan oleh Vander Zanden (1965 dalam Reisingerdan Turner,2003) “ Sseven
major values that guse behaviour of majority of people in the United Stae were identified :
1). Materiaism,2) Succes,3). Work and activity, 4).Progress, 5),
Rationality,6).Democracy,7).Humanitarianism. Sedangkan orang Eropa menurut Lessem
and Naubauer (1994), yang terbagi menjadi empat yaitu 1). Pragmatism, 2).
Rasionalism,3).Holism and Humanism. Dengan demikian memahami value sebagai
suatu budaya dari bangsa-bangsa didunia sangat penting.
Karena dalam dunia hospitalities sangat penting memahami nilai budaya
orang-orang dari sauatu Negara. Misalnya orang-orang – orang-orang Amerika dan Eropa bersifat
Humanism maka aktifitas wisata diharapkan yang bernuansa humanism dan sebagainya.
Sehingga tidak salah bila sebuah destinasi menawarkan aktifitas yang besifat spiritual,
yang memadukan antara alam dan pengolahan mind and soul menjadi daya tarik sendiri
Paradoks Industri Kapal Pesiar
Penelitian Eijgelaar et.al. 2010 tentang pariwisata kapal pesiar di kawasan
atlantik digambarkan bahka industri ini akan membawa dampak bagi lingkungan seperti
terhadap gletser, serta kehidupan fauna karena polusi gas emisi dari kapal pesiar sendiri
maupun penggunaan pesawat dari kapal kedarat dan peralatan bermesin lainnya, Namun
penelitian mereka juga menggambarkan pentingnya industri ini bagi penumpang kapal
pesiar itu, karena 90% peserta kapal pesiar merasakan atau mendapat pengalaman yang
alami, sebanyak 57% menikmati kapal pesiar sebagai suatu discovery dan untuk edukasi
sebanyak 30% menyatakan bahwa mereka melakukan perjalanan dengan cruiseline
karena ingin mendapatkan pengetahuan dari perjalanannya. Memang suatu paradok, dia
dianggap memberikan dampak negative namun disatu pihak memberi manfaat bagi
konsumennya.
Dampak Terhadap Lingkungan
Johnson (2002 dalam Aguirre 2010) mengatakan ada suatu studi yang mengidentifikasi adanya dampak wisata kapal pesiar terhdap lingkungan yang dilakukan
oleh British Airways di Seychelles: yaitu pertama adanya modifikasi terhadap
lingkungan alam; hilangnya habitat alami, eksploitasi konstruksi oleh masyarakat
lokalokal., kedua operasional terkait dengan penggunaan energi, air dan orang-orang
kebetulan atau sengaja merusak ekosistem laut, ketiga dampak yang berhubungan dengan
pemindahan orang ke dan dari titik keberangkatan dan tujuan, sehingga meningkatkan
penggunaan perjalanan udara. Ke-empat dampak kegiatan rekreasi pada satwa liar seperti
gangguan dan membuang sampah sembarangan, dan tekanan pada spesies yang terancam
punah
Dampak Sosial dan Budaya
Aguirre 2010) menggambarkan perkembangan industri kapal pesiar yang cukup
pesat akan berkaitan dengan interaksi yang cukup intensif antara wisatawan dan
penduduk setempat, akan menimbulkan dampak negatif baik ketika host berhadapan
dengan wisatawan dan juga sebaliknya (Klein,2005b dalam Aguirre,2010). Karena
mereka berhadapan dengan hiruk pikuk diskotik, kemudian dihadapkan pada atraksi
Aguirre,2010). Banyak literature yang membahas tentang hubungan antara wisatawan
dengan tuan rumah (host) baik dalam konteks ekonomi maupun social (Olsen, 2002;
Gibson and Bentley,2006), dimana akan terjadi berbagai perubahan; nilai, system,
hubungan keluarga, prilaku individu, rasa aman, nilai moral, kehidupan kelompok,
kreatifitas, upacara tradisi dan organisasi sosial.
Tingkat kepuasan pada suatu destinasi sangat tergantung pada pengalaman yang
diterima seperti dikatakan oleh (Mannel dan Kleber, 1997), prilaku masyarakat dan
pengalaman harus dipahami sebagai pengaruh dari situasi sosial, karena kehadiran dan
prilaku yang berbeda dari wisatawan. Seperti contoh dengan destinasi yang sangat kecil
dengan adanya gelombang wisatawan yang besar, tentunya akan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat terutama kaitannya dengan penangananya. Juga akan
terjadi polusi trasportasi, kemacetan lalu lintas.(Aguirre,2010).
Kawasan Pariwisata Kapal Pesiar Dunia
Berdasarkan estimasi intercruise management yang berbasis pada laporan
regional cruise serta estimasi pertumbuhan berdasarkan laporan Mintel Cruise tahun
2008 (Surakusuma,2010). Kawasan Karibea menempati urutan teratas sebesar 50% dari
seluruh pangsa pasar kapal pesiar, kemudian disusul kawasan Mediteranean sebesar 19%,
Kawasan Amerika Utara sebesar 14%, kawasan Eropa Utara menempati posisi 11%
Amerika Selatan menempati posisi 4% sedangkan Asia hanya menempati posisi 1% dan
masih lebih tinggi dari Kanada juga menjadi pesaing yang kurang dari 1%.
Prediksi pangsa pasar pada tahun 2014 menurut laporan intercruise management,
kawasan Karibea masih tetap menjadi primadona namun berkurang menjadi 38%,
kawasan Mediteranea menjadi lebih menarik, dengan menduduki posisi 22 – 32 %,
kawasan Amerika Utara naik menjadi 15%, Eropa Utara menjadi 13 % naik 2%
dibandingkan pada tahun 2008, sedangkan Amerika Selatan tumbuh 5 % sampai dengan
10%, sedangkan Negara Kanada diprediksi antara antara 2% sampai dengan 17 %.
Sedangkan kawasan Asia diprediksi tumbuh menjadi 7 % sampai dengan 25%. Bila
dilihat dari tujuh kawasan utama destinasi kapal pesiar pada tahun 2014 diprediksi
Ini membuktikan bahwa kawasan Asia termasuk Indonesia dan Bali sangat
menarik bagi wisatawan yang berminat melakukan perjalanan menggunakan kapal pesiar
sekaligus memiliki pesaing yang serius dengan Negara-negara lain seperti Kanada.
Seperti disajikan pada Tabel 1.1
Tabel. 1.1
Realisasi dan Prediksi Kedatangan Wisatawan Ke Berbagai Kawasan atau Negara
No Kawasan / Negara Prosentase
Realisasi dan prediksi
2008 (2014) Keterangan
1 Karibea 50 38 Kawsan Asia
menjadi daya
tarik baru bagi
wisatawan kapal
pesiar
2 Mediteranea 19 32
3 Amerika Utara 14 15
4 Eropa Utara 11 13
5 Amerika Selatan 4 15
6 Asia 1 25
7 Kanada - 17
Rata-rata 14 % 22%
Sumber : Surakusuma (2010) dan Mintel cruise report 2008 and PhoCus predictions. Data diolah
Perkembangan Penumpang Kapal Pesiar di Dunia
Dengan berkembangnya suatu kawasan sebagai destinasi bagi wisatawan kapal
pesiar, dapat dibayangkan berapa jumlah wisatawan dari berbagai belahan dunia akan
berkunjung pada kawasan yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan kapal pesiar. Mintel
International Cruise, laporan tahun 2008 dalam Surakusuma, (2010) menyampaikan
perkembangan jumlah wisatawan yang menggunakan kapal pesiar sejak tahun 2004
Tabel 1.2
Realisasi dan Prediksi Wisatawan Kapal Pesiar Dunia
No Tahun Jumlah
(000)
Pertumbuhan (%)
1 2004 13.4
2 2005 14.5 7.59
3 2006 15.4 5.84
4 2007 16.4 6.10
5 2008 17.1 4.09
6 (2009) 17.9 4.47
7 (2010) 18.7 4.28
8 (2011) 19.6 4.59
9 (2012) 20.4 3.92
10 (2013) 21.4 4.67
11 (2014) 22.3 4.04
Rata-rata 17.92 4.51
Sumber : Mintel International Cruise report. Jun 2008 dan Surakusuma,(2010)
Jumlah wisatawan yang menggunakan kapal pesiar sejak tahun 2004 sampai
dengan 2010 (tujuh tahun) selalu mengalami peningkatan dengan jumlah wisatawan
sebanyak 113 juta atau rata-rata kurang lebih 16 juta orang setiap tahun. Namun sejak
tahun 2004 pertumbuhan wisatawan mengalami penurunan, dari 7,59 % pada tahun 2005
menjadi 5.84 % pada tahun 2006, kemudian meningkat kembali pada tahun 2007 menjadi
6.10% dan secara umum mengalami penurunan rata – rata sebesar 4% seperti disajikan
pada tabel 1.1.
Seiring dengan perkembangan pariwisata secara umum, pertumbuhan pariwisata
kapal pesiar juga mengalami fluktuasi, yang mengikuti tren permintaan pariwisata dunia
serta krisis yang terjadi dibelahan dunia. Realisasi dan ramalan wisatawan yang
menggunakan jasa kapal pesiar sejak tahun 2004 sampai dengan 2014 di prediksi
rata-rata sebesar 4,51%, Jumlah ini sebanding dengan pertumbuhan pariwisata dunia secara
umum yang mencapai pertumbuhan rata-rata sebesar 4 %.
Menurut WTO, (2003 dalam Dowling 2006) hampir 75% kapal pesiar
menyediakan fasilitas akomodasi yang dilengkapi dengan restaurant, bar, fasilitas
olahraga, shopping center, kegiatan entertainment, pusat komunikasi dll. Kabin sangat
luas dan mewah, dan ada kecendrungan kabin dilengkapi jendela dan atau balkoni
(Dowling,2006).Memang tidak mengherankan bila kapal pesiar sebagai industri baru
dalam percaturan industri pariwisata, dikatakan sebagai resort terapung, karena berbagai
fasilitas dapat disediakan layaknya sebuah destinasi.
Dengan demikian persaingan dalam dunia kapal pesiar dimulai dari fasilitas yang
ada didalam terutama kamar, fasilitas serta fasilitas penunjang, seperti bar dan restoran
sebagai sumber revenue kedua setelah kamar. Persaingan berikutnya adalah saling
berlomba meningkatkan promosi dan positionining atau pencitraan/imaging. Untuk
memudahkan konsumen mengetahui produknya. Perusahaan kapal pesiar berlomba
membuat citra dengan membuat tema promosi dan juga menjadi image bagi konsumen.
Mereka menanamkan asosiasi dibenak konsumen untuk selalu diingat dengan
tema-tema seperti Carnival diasosiasikan dengan branding “ fun ship” , sedangkan
Queen Elizabeth 2 menawarkan citra lebih eksklusif dan pengalaman yang unik dengan
tema promosi “ For one in your live”, sedangkan Disney’s Cruises menciptakan citra
yang beda yitu untuk “anak-anak”. Perlombaan ini adalah sangat wajar dengan kompetisi
yang semakin ketat, konsumen yang semakin pintar atau “ smart.
Perusahaan Kapal Pesiar di Dunia
Berkembangnya pariwisata dunia juga membawa angin segar bagi perkembangan
kapal pesiar, sehingga muncul istilah Cruise Tourism yang dapat diterjemahkan dengan
“Pariwisata Kapal Pesiar” Walupun pembahasan industri ini belum begitu intensif namun
telah membawa berbagai stackholders untuk ikut bersaing dipasar yang paling dinamis
serta pertrumbuhan yang sangat dramatis. (Charlie and McCalla,2006)
Jumlah dan jenis cruise line sampai dengan tahun 2010 yang berlaga dilautan
dapat dikatagorikan menjadi empat bagian, yaitu; 1), Carnival Corporation yang
membawahi Carnival, P&O Cruises, Princes Cruises, Holland American Line,Aida
Caribbean International yang membawahi Azamara cruises, Celebrity Cruises dan Royal
Caribbean, menempati posisi kedua dengan 22% dari seluruh pangsa pasar dunia,
sedangkan 3) Star Cruises yang membawahi NCL dan Star Cruises menempati posisi ke
empat dengan 11% market share sedangkan 4) kelompok lainnya yang terdiri dari TUI
Cruises, Silversea, Island Cruises, MSC Cruises, Thomson Cruises, Fred Olsen
menempati posisi ketiga untuk total market share dunia. (Surakusuma, 2020). Seperti
digambarkan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3.
Perusahaan dan Jenis Cruise Line di Dunia
No Perusahaan Nama Cruise Prosentase
1 Carnival Corporation Carnival, P&O Cruises, Princes Cruises, Holland
Lainnya TUI Cruises, Silversea,
Island Cruises, MSC
Seperti diprediksi sebelumnya (Surakusuma 2010 dan Mintel Cruise report,2008)
bahwa Asia pada tahun 2014 akan menjadi pesaing dari kawasan yang penulis sebut
dengan CAMERA atau Caribia, Mediteranea dan Amerika Utara sebagai daerah tujuan
utama para peminat kapal pesiar. Dengan prediksi minat konsumen atas destinasi Asia,
maka mau tidak mau Asia, Indonesia dan juga Bali harus mulai berbenah untuk
menyongsong industri baru ini untuk menambah posisioning destinasi daratan bergabung
dengan destinasi samudra menjadi LADA atau laut dan darat. Kolaborasi destinasi laut
(Reisinger,2009, Kotler,2000, Kotler dan Keller,2009), serta meningkatkan pendapatan
destinasi beserta komponen yang terkait didalamnya.
Kapal Pesiar Yang Pernah Singgah ke Indonesia dan Bali
Beberapa perusahaan kapal pesiar yang pernah singgah ke Indonesia dan Bali
diantaranya Costa Marina, berasal dari Itali singgah pada tahun 2009 dengan 492
penumpang, Astor dari Cyprus,singgah pada tahun 2009 dengan jumlah penumpang 437
orang. Maxim Gorkiy dari Bahama juga singgah pada tahun 2009 dengan penumpang
sebanyak 669 orang, Volendam dari Amerika, dengan jumlah penumpang 635 orang
Albatros dari Bahama dengan 581 penumpang. Sedangkan pada tahun 2010 tercatat kapal
Spririt of Adventure dari Italy dengan 625 orang penumpang, Discovery dari UK
membawa 475 orang penumpang. (Surakusuma,2010)
Pada tahun 2008 destinasi Asia hanya dilirik 1%, seperti digambarkan
sebelumnya industri kapal pesiar adalah industri yang dramatis, yang tanpa diduga
mengalami peningkatan pesat. Hal ini dimungkinkan karena perubahan pada pola prilaku
konsumen atau wisatawan yang ingin memperoleh pengalaman yang otentik, natural
(Reisinger,2009), sehingga harga bukan menjadi masalah. Kenyamanan adalah nomor
satu diatas segala galanya yang dipadukan dengan kemahiran dalam memberikan
informasi atas produk atau rangkaian perjalanan (itinerary) yang akan dinikmati sehingga
apa yang diharapkan dapat sampai kepada konsumen dengan bermanfaat.(McCabe,2009).
Kelemahan Pengembangan Destinasi Wisata Bali
Menurut Surakusuma (2010) beberapa kelemahan dan yang seharusnya disiapkan
dalam pengembangan pariwisata kapal pesiar diantaranya :
Kelemahan berbagai prasarana dan sarana serta sumber daya
manusia.(Surakusuma,2010).
 Minimnya fasilitas publik seperti : pontoon, waiting room, toilet money
changer,disable facilities etc)
 Regulasi
 Biaya operasional tinggi
 Kurangnya perencanaan
 Kemampuan komunikasi (minimal bhs inggris)
 Keamanan / public area dan penumpang
 Penjaga pantai/coast guard
 Fasilitas belum berstandar international
Strategi Pengembangan Pariwisata Kapal Pesiar
Walaupun terjadi pergeseran pangsa pasar kapal pesiar dalam kurun waktu 10
tahun terakhir (Surakusuma,2010) dari Luxuries ke Budget dan Middle class namun
masih tetap memiliki kekuatan belanja, bila dahulu menggunakan mobil limusin berganti
dengan Bus. Hal ini diperkuat dengan rata-rata pertumbuhan jumlah penumpang kapal
pesiar sejal tahun 205 sampai dengan 2007 mencapai 6% per tahun, namun sejak tahun
2008 sampai dengan tahun 2014 diperkirakan mencapai rata-rata pertumbuhan sebesar
4%.
Walupun pertumbuhan kapal pesiar mengalami penurunan, diharapkan tidak
mengurangi niat untuk menggandeng pangsa pasar baru ini dengan pangasa pasar yang
sudah ada, sehingga memperkaya konsep “ diversifikasi” Indonesia dan Bali sebagai
destination. Kapal pesiar pada tahun 2014, mungkinkah ini akan dicapai, mari kita tunggu
tahun 2014 yang telah diambang pintu.
Menurut Surakusuma (2010) strategi menjadikan Bali sebagai Destinasi Kapal
Pesiar menggunakan enam entitas, yang terdiri dari: peran dan pemberdayaan : 1).
Pemerintah, 2). Masyarakat/host, 3). Industry/pengusaha. 4), Petugas pelabuhan, 5).
Pengelola wisata cruise dan 6). Pihak keamanan.
Penulis berpandangan bahwa persaingan industri pariwisata dan kapal pesiar saat
ini dan dimasa mendatang adalah persaingan imege dan value. Bagaimana sebuah
destinasi dapat menciptakan image atai self image yang baik dimata wisatawan sehingga
sebuah destinasi akan memiliki nilai dimata wisatawan. Maka berikanlah nilai atau value
atau pengalaman yang berkualitas maka nama sebuah destinasi akan melekat dibenak
Simpulan dan Saran
Dengan berkembangnya pariwisata dunia dan juga perubahan atas pangsa pasar
dunia membawa pengaruh positif bagi perkembangan pariwisata kapal pesiar secara
umum. Walaupun Karibea tetap menjadi primadona dunia namun Asia; Indonesia dan
Bali akan berkembang menjadi Crusie Destination sepenjang memenuhi enam entitas
yang disampaikan Surakusuma,(2010) serta digarap dengan kesadaran semua pihak,
serius dan professional seperti halnya mengelola industri hotel.
Jumlah penumpang kapal pesiar mengalami pertumbuhan rata-rata antara 3 - 5 %
atau hamper sama dengan pertumbuhan pariwisata dunia, bahkan mungkin akan
mengalami pertumbuhan diatasnya.Berkembangnya pariwisata kapal pesiar, juga ditandai
dengan tumbuhnya jumlah perusahaan kapal pesiar di dunia, seperti Holland American
Lina, Costa Cruise, Carnival dan lainnya yang melakukan perjalanan ke Berbagai belahan
dunia termasuk ke Indonesia dan Bali.
Berbagai dampak yang mungkin akan timbul dengan adanya perkembangan
industri kapal pesiar seperti dampak ekonomi, sosil budaya dan juga lingkungan. Dampak
positif dalam bidang ekonomi memang tidak dapat diragukan lagi, termasuk dalam
bidang penyerapan tenaga kerja. Namun dampak negatir akan menanti bila tidak dikelola
atau tanpa perencanaan yang baik.
Ciptakan Branding Destinasi melalui penciptaan image dan kualitas pengalaman
wisatawan sehingga dapat menciptakan kepuasan berkelanjutan.
Kepustakaan
Aguirre, Sandra Zapata and Brida, Juan Gabriel. Cruise Tourism: Economi,Socio-cultural and Environmental Impact. International Journal of Leisure and Tourism Marketing. 2010. Volume 1. No 3 pp 205-226.
Charlier, Jacques J and McCalla, R. A Geographical Overview of the World Cruise Market and its Seasonal Complementarities. CAB International. UK
Dowling, Ross.K. 2006. The Crusing Industry. CAB International.UK
Eijgelaa,Eke;Thaper,Carla ;Peeters,Paul. 2020. Antartic Cruise Tourism: the paradoxes of ambassadorship, “ last chance tourism” and greenhouse gas emission. Journal of Suatainable Tourism Vol.18 No 3. April 2010.pp. 337 -354.
Grandi Silvia (2006) Cruise Tourism: challenges and opportunities for coastal regional development. The Caribean case of the West Indies.
McCabe,Scott.2009. Marketing Communiacation in Tourisn & Hospitality. Elsevier, UK. Reisinger,Yvette. 2009. International Tourism: Cultures and Behaviours. Elsevier Ltd. UK Reisinger, Yvette and Turner,Lindsay.2003. Cross-Cultural Behaviour in
Tourism:Concept and Analysis.
Ross.Darren Lee-Ross, 2006 Cruise Tourism and Organizational Culture: The Case for Occupational Communities
Surakusuma.Ida Bagus Lolec.2010. Cruise Tourism: Market Opportunity. PT Pacific World Nusantara. Denpasar (Papper presented on Tourism Doctoral Programme Udayana University Denpasar-Bali-Indonesia) – Ida Bagus Lolec Surakusums is Regional Country Manager PT Pacific World Nusantara)
Surakusuma.Ida Bagus Lolec.2010. Diplomat Khusus, (ed) Jendela Pariwisata Indonesia: How luck is Bali. Wisnu Press. Kuta – Bali - Indonesia
Papatheodorou. Andreas. 2006. “The Cruise Industry: An Industrial Organization Perspecpective”, In: Dowling, Ross.K., (ed) The Cruising Industry, CAB International. UK.
Indonesia Electronic Cruise Destination Guide 2009. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Republik Indonesia.