46 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
4.1.1.1 RS Kesdam IV Diponegoro Semarang
Lokasi penelitian adalah RS Kesdam IV Diponegoro
Semarang. Rumah sakit ini merupakan RS peninggalan
belanda yang bernama Militer Hospital Yuliana. Rumah
sakit ini didirikan atau diresmikan pada tanggal 14
desember 1949 dan merupakan RS tentara yang berada
di Jalan Dr Sutomo Semarang. Penelitian yang dilakukan
peneliti di sini yaitu peneliti mengambil dua perawat yang
bekerja disini dengan pengalaman kerja atau pengalaman
merawat luka sudah lebih dari 5 tahun. Partisipan yang di
pilih peneliti untuk dilakukan wawancara adalah partisipan
dengan inisial YH dan YT dan partisipan untuk objek
amatan peneliti dengan memiliki luka ulkus diabetes
47
4.1.1.2 Pusat Perawatan Luka Praktek Perawat Mandiri Rose
Prasetya Wound Care
Lokasi penelitian yang ke 2 yang dipakai peneliti
dalam melakukan penelitian adalah di Pusat Perawatan
Luka Praktek Perawat Mandiri Rose Prasetya Wound Care.Terletak di Jl. Gebang Sari No. 42 RT 04 RW 09 Genuk Semarang. Pusat Perawatan Luka Praktek Perawat
Mandiri Rose Prasetya Wound Care di resmikan pada bulan januari 2012 dan sudah mengandung ijin praktek
dengan memiliki No. SIPP 449.1/1/BPPT/SIPP/II.
Pemilik dari Pusat Perawatan Luka Praktek Perawat
Mandiri Rose Prasetya Wound Care sudah banyak melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan
teknik modern sejak kira - kira 6 tahun yang lalu dengan mengunjungi rumah – rumah pasien. Pasien di wound Care
ini sudah lebih dari 100 pasien sejak pertama kali Wound Care ini diresmikan dan mengantongi surat ijin praktek. Penelitian yang dilakukan peneliti di sini yaitu peneliti
mengambil dua perawat yang bekerja dan sudah memiliki
pengalaman dalam bekerja atau pengalaman merawat
luka. Partisipan yang dipilih peneliti untuk dilakukan
wawancara adalah partisipan dengan inisial SR dan YP
48
luka ulkus diabetes melitus pada kaki dengan jumlah 2
orang.
4.1.2 Proses Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini hanya ingin mengetahui
tingkat keefektifan dari perawatan luka ulkus diabetes melitus pada
perawatan dengan teknik konvensional dan modern dressing. Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang pada tanggal 12 April
sampai 6 Mei 2016. Data yang diperoleh peneliti didapatkan
melalui proses wawancara dengan 4 partisipan yang ditentukan
oleh peneliti sendiri saat melihat tindakan perawatan luka yang
dilakukan oleh partisipan, observasi dan juga studi dokumentasi.
Kegiatan wawancara dilakukan beberapa hari terakhir sebelum
penelitian selesai. Hal ini dimaksudkan agar peneliti memiliki
banyak waktu untuk mengobservasi klien sekaligus melihat
tindakan perawatan yang diberikan oleh partisipan. Setelah itu
peneliti memilih 4 partisipan untuk peneliti wawancarai. Sebelum
wawancara dilakukan peneliti telah memberikan surat informed consent untuk ditandatangai sebagai persetujuan menjadi partisipan. Observasi dan studi dokumentasi juga dilakukan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian. Peneliti memilih 4 klien
49
atau observasi. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat data
peneliti dalam melakukan penelitian serta studi dokumentasi untuk
mendukung data dalam penelitian.
Peneliti mengawali proses penelitian dengan mengurus surat
ijin di kantor Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya
Wacana. Peneliti membutuhkan waktu 1 hari untuk mendapatkan
surat dari fakultas untuk selanjutnya diteruskan ke tempat dimana
peneliti akan melakukan penelitian selama kurang lebih 1 bulan.
Selanjutnya peneliti membawa surat resmi permohonan penelitian
dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana
(FIK-UKSW) di instansi dan tempat dimana peneliti akan
melakukan penelitian.
Proses peneliti dalam menentukan partisipan adalah dengan
melihat selama beberapa minggu tindakan perawatan luka yang
dilakukan oleh partisipan kepada objek amatan setelah itu peneliti
melakukan wawancara kepeda partisipan – partisipan tersebut.
Kriteria partisipan untuk diwawancarai dilihat dari pengalam dalam
merawat luka, dan pengalam bekerja sedangkan untuk kriteria
objek amatan atau observasi yaitu memiliki luka di ekstermitas
bawah, berusia kira - kira 40-60 tahun dan melihat data - data
yang terkait dengan klien atau objek amatan peneliti sebagai
50
Hasil observasi yang dipakai peneliti yaitu observasi
partisipastif. Observasi partisipatif dilakukan oleh peneliti dengan
mengambil gambar atau foto kondisi luka selama perawatan luka
dilakukan. Observasi partisipatif dilakukan dengan memperlihatkan
kondisi luka selama perawatan luka. Ini dipakai peneliti untuk
mendukung data penelitian dari peneliti agar peneliti dapat
mengetahui tingkat keefektifan dari masing – masing prosedur.
4.1.3 Gambaran Partisipan Wawancara
Nama
YT 34 Perempuan Amd.Kep Perawat Partisipan
51
4.1.4 Gambaran Partisipan Observasi
Nama
Pendidikan Pekerjaan Ket
52
Metode
Konvensional
S 67 Perempuan SD Petani Partisipan
Observasi
Dengan
Metode
53 4.2 Analisa Data
4.2.1 Tabel analisa data observasi
Hasil Observasi Interpretasi Sub Tema
Pasien 1
Pada pasien 1 dalam perawatan menggunakan
teknik konvensional ketika pertama kali dilihat pada
hari pertama penelitian, luka tampak berwarna sedikit kehitaman dengan diameter luka yang cukup besar kemudian tampak pada daerah sekitar
luka memiliki warna kemerahan seperti terjadi infeksi pada luka tersebut. Setelah dilakukan
observasi terus menerus yang peneliti temukan
kondisi luka masih sama seperti sebelumnya. Pada hari ke 7 perawatan yang dilakukan hanya
1. Kondisi luka awal mempengaruhi
kesembuhan luka.
54 dengan menggunakan satu sarung tangan,
perawat tidak mengganti sarung tangan bersih ke sarung tangan steril. Hari-hari berikutnya belum terlihat perubahan pada luka tersebut. Perawatan pada luka terus dilakukan dengan
mengunakan alat dan bahan yang disediakan dari NaCl, Pehidrol, Betadine dan lain-lain dan mengikuti SOP yang ada. Dua minggu setelah itu pada hari ke 13 masih tampak kemerahan pada
55 Setelah dua minggu lebih luka yang harusnya
sudah terlihat perubahan namun ini belum terlalu tampak sama sekali dari kondisi luka tersebut. Terlihat sedikit perubahan seperti
jaringan mati mulai menghilang, eksudat masih
tampak dan lain-lain. Namun belum menunjukan
perubahan yang begitu mencolok. Perbedaan yang
peneliti dapatkan dari perawatan dengan
menggunakan teknik modern setelah hampir dua minggu kondisi luka mulai memperlihatkan
perubahan yang signifikan, kondisi luka tampak
sangat baik dari sebelumnya dan bahkan sudah
mulai mengeluarkan jaringan granulasi pada luka
56 teknik konvensional ini peneliti belum terlalu
melihat perubahan pada luka tersebut. Observasi peneliti lakukan sampai hari ke 24
karena keterbatasan dari waktu serta pasien
pulang.
Pasien 2
Pada pasien 2 perawatan yang dilakukan dengan
menggunakan teknik konvensional kondisi luka
yang tampak saat pertama kali di observasi yaitu
warna tampak kekuningan dan sedikit
1. Kondisi luka awal mempengaruhi
kesembuhan luka.
57 mengeluarkan bau yang khas. Perawatan pada
pasien 2 sama dengan pasien 1, yaitu dengan
menggunakan NaCl, pehidrol, betadine dan lain – lain. Kondisi yang muncul setelah dilakukan
observasi secara terus menerus memunculkan kondisi luka yang tetap sama dengan sebelumnya. Tidak terlalu memunculkan banyak
perubahan dari luka bahkan hampir tidak terlihat perubahannya. Kondisi luka pada pasien 2 tidak terlalu berbeda dengan pasien 1 yaitu tidak terlalu
memunculkan perubahan yang dapat dilihat dengan jelas. Setelah dua minggu kondisi yang terlihatpun masih sama dan perawatan yang dilakukan pun tetap menggunakan alat dan bahan
3. Belum terlalu terlihat perubahan yang baik.
58 yang sama seperti sebelumnya. Observasi peneliti
lakukan sampai hari ke 24 hampir sama dengan
pasien 1 karena keterbatasan waktu.
Pasien 3
Pada pasien 3 perawatan luka yang dilakukan
adalah dengan menggunakan perawatan yang
lebih modern. Hari pertama saat diobservasi kondisi luka sangat jelek luka tampak hitam dan keluar eksudat ada nekrosis dan mengeluarkan bau yang khas. Tindakan perawatan luka dengan
1. Kondisi luka awal mempengarhui
kesembuhan pada luka. 2. Proses penyembuhan
luka jadi lebih cepat. 3. Perubahan dari luka
terlihat jelas.
4. Perawatan luka dilakukan sesuai SOP
1. Kondisi luka awal mempengaruhi
kesembuhan luka. 2. Mempercepat proses
penyembuhan luka. 3. Menunjukan perubahan
yang signifikan.
59 teknik ini berbeda dengan konvesional karena
sudah memakai alat dan bahan yang lebih modern
dari biasanya dan SOP yang dipakaipun berbeda
namun perawatannya dilakukan juga sesuai dengan SOP yang sudah ada. Observasi terus
dilakukan pada hari - hari berikutnya namun
kondisi luka masih belum terlihat perubahan masih
sama seperti pertama kali diobservasi. Observasi
terus peneliti lakukan untuk mencari perubahan dari kondisi luka tersebut. Teknik yang dipakai dalam perawatan luka ini memiliki keunikan
tersendiri karena ternyata teknik ini dapat
membuat perubahan yang begitu signifikan hal ini peneliti buktikan dengan observasi pada hari ke
60 8 masuk minggu kedua sudah terlihat
perubahannya, kondisi luka mulai merah walaupun masih bau tetapi sudah mulai terlihat perubahanya. Hal ini peneliti lakukan terus menerus sampai kondisi luka terlihat lebih baik, tampak merah, eksudat mulai menghilang, dan kondisi luka semakin membaik Hampir setiap
minggu menunjukan adanya perubahan. Observasi
peneliti lakukan sampai hari ke 24 dan kondisi dari
61 keterbatasan waktu maka peneliti lakukan
penelitian sampai hari ke 24 tetapi yang peneliti
dapatkan sangat banyak terkait dengan
perubahan yang terjadi pada luka mulai dari perubahan warna dasarnya, hampir memunculkan jaringan granulasi serta kondisi luka yang semakin membaik walaupun belum
sembuh secara total. Alat dan bahan yang dipakai
dalam metode ini juga menurut peneliti sangat
membantu sehingga membuat kondisi luka jadi lebih cepat sembuh.
Teknik – teknik yang dipakai dalam metode ini
sangat berbeda. Dalam metode ini lebih diterapkan
62 konvensional yang membuat daerah lingkungan
luka harus tetap kering, karena perawatan dengan
metode lembab tidak akan menggangu
pertumbuhan sel – sel baru pada luka dan membuat luka jadi cepat sembuh.
Pasien 4
Pada pasien ke 4 teknik perawatan luka yang di
gunakan sama dengan pasien ke 3 menggunakan
teknik modern dressing dan menggunakan SOP Modern dressing. Kondisi luka saat pertama kali
1. Kondisi lukan awal mempengaruhi
kesembuhan pada luka. 2. Proses penyembuhan
jadi lebih cepat.
3. Menunjukan perubahan
1. Kondisi luka awal mempengaruhi
kesembuhan luka. 2. Mempercepat proses
63 dilakukan observasi yaitu kondisi nya sangat tidak
bagus dimana kondisi luka tersebut warna dasar tampak berwarna kuning banyak mengeluarkan eksudat serta mengeluarkan bau yang sangat khas. Pada observasi berikutnya yaitu hari ke 5
yang peneliti temukan masih sama seperti pertama
kali dilakukan observasi. Perawatan pun dilakukan
terus menerus dengan alat dan bahan yang
modern dan juga sesuai dengan panduan yang ada dan dengan keunikan dari teknik ini seiring
berjalannya waktu dan juga observasi yang
dilakukan saat masuk minggu kedua perubahan dari luka mulai terlihat walaupun bau yang dikeluarkan masih sama namun jelas terlihat
yang sangat baik.
4. Perawatan luka dilakukan sesuai SOP yang ada.
yang signifikan.
64 perubahan. Hal ini berjalan terus menerus pada
hari ke 15 dalam proses observasi warna dasar pada luka tampak merah, walaupan masih sedkit mengeluarkan eksudat dan bau namun jelas perubahannya pada warna dasar luka dimana kita tahu bahwa warna dasar merah pada luka menandakan bahwa kondisi luka tersebut akan sembuh. Ini dibuktikan dari teknik yang dipakai bahwa memang teknik modern membuat luka jadi
lebih cepat sembuh dengan menjaga kelembaban pada luka sehingga tidak menghalagi
pertumbuhan jaringan - jaringan dan sel – sel baru
akibat dari kondisi lingkungan yang kering.
65 pasien 3 yaitu sampai hari ke 24 dan yang peneliti
temukan sangat jelas bahwa kondisi dari luka
tersebut terlihat mengalami perubahan yang sangat baik warna dasar luka tampak sekali merah, jaringan granulasi sudah muncul, eksduat menghilang, serta bau berkurang.
Walaupun luka belum sembuh total namun
perubahan sangat terlihat jelas. Teknik
perawatan dengan metode ini memang benar jika
66 4.2.2 Tabel Analisa data wawancara
Pertanyaan 1
Kode Jawaban Interpretasi Sub Tema
P1Q1A3
P : Bagaimana pendapat mas mengenai perawatan luka yang selama ini mas lakukan?
RP1 : Dirumah sakit begini… karena
sekarang udah kerja kalau dulu kan waktu kuliah kita harus benar - benar sesuai dengan buku SOP itu ya hmmm.. lalu kita kalau dirumah sakit kita memang dituntut tetap sesuai dengan SOP tapi kalau dilapangan
kita sebenarnya…… karena banyak
pasien juga jadi kita harus punya
1. Perawatan luka dilakukan sesuai dengan SOP.
67 P1Q1A4
teknik – teknik lah yang biar kita juga bisa cepat karena masih harus megang pasien yang lainnya juga tapi teknik - teknik itu juga ini… jadi kita tidak meninggalkan tetap prinsip bersih dan steril itu tadi.
P : Karena prinsip bersih dan steril juga berpengaruh pada kondisi luka benar gak mas?
68
gitu mas… utuk menjaga kondisi lukanya agar tetap baik gitu….
P2Q1A4
P : Bisa mba ceritakan bagaimana pendapat mba mengenai perawatan luka yang selama ini mba lakukan ?
RP2 : Pendapatnya….. yaa selama ini merawat luka, kita merawat sesuai dengan SOP, tindakan perawatan luka dimanapun khususnya luka - luka seperti diabetes melitus dan juga luka – luka lain yaa harus sesuai dengan SOP tetapi terkadang karena banyak pasien di rumah sakit juga yaa kita harus melakukan tindakan
1. Perawatan luka dilakukan sesuai dengan SOP.
69 perawatan dengan cepat gitu tetapi
harus tetap melihat prisip bersih pendapat mba mengenai perawatan luka yang selama ini mba lakukan
RP3 : Kalau untuk modern dressing
sendiri itu… eee dalam arti untuk
perawatannya sendiri mungkin itu akan lebih mahal. Tetapi itu akan lebih menghemat waktu penyembuhannya dalam arti akan
mempercepat proses
penyembuhan dari luka sendiri karena modern dressing itu kan
1. Proses penyembuhan luka jadi lebih cepat.
2. Tidak menggunakan betadine pehidrol dan lain-lain.
1. Mempercepat proses penyembuhan luka.
70 P3Q1A5
basic nya sudah….. aaa eee dari dressing nya sendiri sudah modern sudah tidak pake betadine apakah itu H2O2 yang pehidrol itu jadi kita
sudah gak memakai itu lagi ataupun yang metronidasol serbuk jadi memakainya sudah lebih modern.
P : Alat dan bahan pun sudah modern yaa mba dan itu akan menunjang kesembuhan lebih cepat?
71 memakai ee alat dan bahan yang
lebih modern gitu… dan kedua untuk modern dressing kenapa lebih cepat menyembuhkan luka itu karena memakai alat – alat yang ee apa canggih untuk menunjang proses penyembuhan luka itu sendiri. Kondisi luka cepat sembuh karena kita juga sesuaikan dengan warna dasar pada luka dan topikal yang tepat untuk luka itu seperti apa gitu.
72 P3Q1A6 RP3 : Iya sudah sangat modern dan
jelas membuat luka cepat sembuh
mas… benar…
P4Q1A3
P : Bagaimana pendapat mas mengenai perawatan luka yang selama ini mas lakukan
RP4: Maksudnya perawatan luka yang seperti apa yang mas harapkan dari jawaban saya?
P : Perawatan luka modern yang selama ini mas terapkan dalam merawat luka klien
1. Menjaga kondisi luka agar tetap lembab.
73 P4Q1A4 RP4 : Kalau boleh saya ulas lebih
mendalam lagi tentang pertanyaan yang sudah anda ajukan. Jadi begini kalau saya sekarang memang benar sudah memakai perawatan yang lebih modern yaitu tentang bagaimana perawatan menggunakan ehh modern dressing yang sudah ada terus dengan ee bagaimana teknik yang kita gunakan itu berbeda dengan yang konvensional yaitu mungkin seperti kita lebih menjaga moist nya dari luka itu sendiri kelembapan dari luka itu sendiri jadi istilahnya kaya kita memakai dressing yang lebih modern dari mulai salapnya trus dari busa yang
74 juga kita harus melihat eeee kondisi
75 P4Q1A5
luka itu sendiri
P : Kalau modern berarti lebih menjaga kelembapan dari luka itu sendiri ya mas.. juga mempercepat pertumbuhan jaringan granulasi dan epitalisasi
76
Kode Jawaban Interpretasi Sub Tema
P1Q2A1
P : Bagaimana strategi yang mas terapkan dalam perawatan luka selama ini?
RP1: Kalau untuk saya sendiri, biasanya kalau untuk merawat luka karena pasiennya banyak biasannya tu
kita cuman singkat di…
kalau…..seperti…. inilah kita langsung ke prosesnya ajalah strategi yang saya pakai. gini yaa saya contohkan yaa kita tetap pakai sarung tangan yang bersih lalu kita buka luka itu, setelah itu kita lihat kalau memang ada jaringan – jaringan yang mati kita ambil dengan peralatan steril yang sudah
1. Strategi yang dipakai sesuai dengan SOP yang tersedia
77
ada.. kita ambil… lalu kita bersihkan luka itu kita pakai… kalau diruangan
kebanyakan pake ini… jadi betanine
kalau biasanya kan kita kalau sesuai urutan kita siram dulu pake NaCl itu jelas.. lalu setelah itu kita oplos antara NaCl, betadine, dan pehidrol nahh
untuk membersihkan itu… jadi setelah
jaringan tadi yang mati itu di bersihkan jadi kita siram luka tersebut
menggunakan cairan itu tadi… yang
sudah kita campur tadi.. jadi biar singkat lalu kita siram lagi pake NaCl..
lalu kita tutup luka itu menggunakan….
78 terlalu banyak meliliki strategi khusus
dalam merawat luka. Hehehehe iyaa benar kalau sudah senior kan pasti sudah banyak strategi yang dipakai khusus gimana caranya gitu tetapi tetap sesuai dengan yang seharusnya kita lakukan. Seperti itu sih mas.
P2Q2A1
P2Q2A2
P : Bagaimana strategi yang mba terapkan dalam perawatan luka selama ini?
RP2 : Luka apa dulu?
P : Luka diabetes melitus
RP2 : Nahhh kalau luka DM kita biasanya merawat luka sehari sekali,
1. Strategi yang dipakai sesuai dengan SOP yang tersedia
79 P2Q2A3
P2Q2A4
untuk obat-obatnya kita sesuai dengan intruksi dari dokter
P : Alat dan bahan yang biasanya mba pakai dalam merawat luka DM apa mba?
RP2 : Betadine, Pehidrol, terus.. sama ada untuk luka DM ada obatnya lagi.
P : Bisa mba jelaskan cara pengguananya?
RP2 : Kalau betadine nanti dicampur dengan NaCl…. itu untuk mencuci luka, kalau pehidrol kita lihat dari
80 dengan lukanya dan dengan intruksi
dokternya sama ada obat buat DM itu yang ada kusus buat menyerap nana biasanya dipakai di sini tetapi juga kita dengar dari intruksi dokternya gitu.. Belum terlalu banyak strategi atau apapun yang bisa kita lakukan yak arena kita bekerja atau kita melakukan sesuatu sesuai dengan SOPnya yaa mungkin itu strategi kita dalam melakukan tindakan perawatan luka baik itu luka diabetes melitus ataupun untuk menentukan support system serta apa yang
81 biasanya kita lakukan yaa.. kita
pengkajian luka harus.. sudah pasti.. entah itu dari besar kecilnya luka itu sendiri, terus isi dari luka itu sendiri contoh seperti ada eksudat, terus kita perlu juga mengkaji tentang komplikasi dari pasien yang menderita luka itu sendiri. Ini penting karena untuk ehh support system selanjutnya kita perlu untuk menetapkan edukasi apa yang bisa menunjang untuk proses penyembuhan luka sendiri.
P : Berarti kalau modern semuanya dikaji yaa mba jadi asuhan keperawatannya lebih kompleks gitu ?
82 P3Q2A2 RP3 : Iya benar kalau modern itu
83 balutannya, melihat model lukanya, apakah ada eksudat, eksudanya banyak atau tidak terus eee,, Lukanya apakaah masih memerah gitu.. pokoknya strateginya kita melihat juga warna dasar dari lukanya sebelum kita memilih topikal atau obat yang pas untuk luka dengan warna dasar dari luka itu sendiri, pokoknya pemelihan topikal dari luka
1. Pemilihan obat yang sesuai dengan warna dasar pada luka.
2. Menjaga kondisi luka agar tetap lembab.
1. Tepat dalam pemilihan topical sesuai warna dasar luka. 2. Menjaga Kelembaban dari
84 itu sendri harus benar-benar sesuai
dengan kondisi luka agar kesembuhan lukanya juga semakin cepat sama itu
tadi eee apa… menjaga kelembapan
85 klien akibat ada luka yang di deritanya
seperi itu mas.
Pertanyaan 3
Kode Jawaban Interpretasi Sub Tema
P1Q3A1
P : Apa keuntungan dan kerugian dari metode yang biasa dipakai?
RP1 : Keuntungannya ya itu secara waktu kita jelas lebih cepat istilahnya.. lalu lebih cepat itupun kita juga tidak meninggalkan prinsip bersih dan steril
itu… lalu keuntungan lainnya yaa.. itu
sih jadi sehingga kita bisa memegang
1. Bekerja dikejar waktu
sehingga kurang
meperhatikan kebersihan luka.
86 P1Q3A2
pasein – pasien yang lain karena waktu di rumah sakit kan terbatas dan pasien bukan Cuma satu saja
begitu.. jadi….. ada untungnya juga sih
dengan bekerja lebih cepat maka kita bisa berpindah ke pasien – pasien yang lain.
P : Kalau kerugiannya ada gak mas bisa di jelaskan?
RP1 : Kalau kerugian… mungkin
secara kerugian kalau lebih cepat
seperti itu tu… luka itu jadi cepat
kemungkinan untuk luka itu tidak 100 % bersih itu mungkin ada..
jelas…karena kan kita juga bekerja di
87 lain juga yang membutuhkan tindakan
seperti itu mas. Tidak menutup kemungkinan kalau hal – hal seperti itu bisa terjadi dengan kondisi luka yang di alami oleh klien yang kita rawat.
P2Q3A1
P : Apa keuntungan dan kerugian dari metode yang biasa dipakai?
RP2 : Keuntungannya itu setiap kali kita mau melakukan tindakan alat dan bahannya sudah tersedia karena di sediakan oleh pihak rumah sakit dan
juga.. eee… SOP nya tersedia
walaupun kita bekerjanya harus terburu - buru karena banyak pasien
1. Bekerja dikejar waktu
sehingga kurang
memperhatikan kondisi luka.
88 yang harus ditangani lagi tapi yaa itu
tadi alat dan bahannya sudah ada. waktu kita jelas lebih cepat istilahnya.. lalu lebih cepat itupun kita juga tidak meninggalkan prinsip bersih dan steril
itu… lalu keuntungan lainnya yaa.. itu
sih jadi sehingga kita bisa memegang pasein – pasien yang lain karena waktu di rumah sakit kan terbatas dan pasien bukan Cuma satu saja
begitu.. jadi….. ada untungnya juga sih
dengan bekerja lebih cepat maka kita bisa berpindah ke pasien – pasien yang lain.
89 P2Q3A2 RP2: Kalau kerigian… ya mungkin
mungkin ada yaa… secara karena kita
kan bekerja di Rumah Sakit jadi waktu kita sangat terbatas untuk hanya mengurusi satu pasien saja.. berbeda kalau kita hanya punya satu pasien pastinya kita hanya fokus ke dia saja tapi di sini kan banyak pasien jadi waktu kita juga terbatas.. tapi itu tadi dalam bekerja kita juga harus tetap hati – hati dan sesuai prosedur yaa walaupun dikejar - kejar waktu tapi
tetap harus sesuai. dan juga…. atau
90 mungkin yang harus kita perhatikan
lagi seperti itu.
P3Q3A1
P : Apa keuntungan dan kerugian dari metode yang biasa dipakai?
RP3 : Kalau keuntungannya jelas yang tadi.. mempercepat penyembuhan luka. terus eee apa kita lebih melibatkan keluarga dalam setiap perawatan luka karena kita kan eee wound care nya lebih ke keluraga juga yaa.. jadi setiap perawatan pasti didampingi sama keluarga. Keluarga selalu ada kemudian keluarga juga jadi lebih mengerti tentang kondisi luka yang diderita anggota keluarganya
1. Proses penyembuhan luka jadi lebih cepat.
2. Mecegah amputasi.
1. Mepercepat proses penyembuhan luka.
91 P3Q3A2
pada akhirnya kan keluarga jadi lebih paham gitu.
P : Adakah kerugian dari metode yang di gunakan selama ini?
RP3 :Kalau kerugian sih sampe saat ini belum terlihat.. malah justru lebih..
lebih apa yaa… lebih cepat malah
92 P3Q3A3
P : Berarti kalau metode – metode lain selain ini mungkin ada ancaman amputasi ya mba?
RP3 : Iya.. luka sediki ada eksudat langsung bisa saja diamputasi.. kalau metode modern lebih mengedepankan pencegahan sejak dini jangan sampai terjadi amputasi.
P4Q3A1
P :Apa keuntungan dan kerugian dari metode yang biasa dipakai?
RP4 : Keuntungannya ya sudah pasti sangat banyak kalau dari saya…. kalau modern dressing di tempat
saya…. kalau metode lain maaf saya
membandingkan dengan metode lain.. kalau metode lain mungkin akan selalu
1. Proses penyembuhan luka jadi lebih cepat.
93 P4Q3A2
dibuka balutannya.. tertapi kalau dressing yang saya pilih tergantung dengan ehh karakter lukanya yaa mungkin 1 minggu 1 sampai 2 kali
atau setiap 14 hari sekali juga ada…
yaa mungkin lebih praktis lah dan lebih ekonomis serta membuat luka cepat sembuh ya istilahnya lebih ekonomis ke pasiennya
P : Apakah ada kerugian dalam menjalankan metode ini?
94 modern sepertinya… atau mungkin
95 Pertnyaan 4
Kode Jawaban Interpretasi Sub Tema
P1Q4A1
P : Adakah ada kendala dalam menjalankan metode yang biasa mas pakai?
RP1 : Kendala paling yaa cuman
kalau yaa.. apa…luka itu besar lalu
mungkin jelek lah kondisi luka itu..
jadi kita harus ini dulu ke dokter kan…
96 P1Q4A2
keterbatasan waktu itu tadi maka kita bekerja harus cepat dan sesuai nah itu yang menjadi kendala juga buat saya pribadi karena jujur kadang kala saya kewalahan dan kalang kabut juga karena pasien – pasiennya banyak kan mas jadi mau gak mau
kita harus… eee kita dituntut untuk
bekerja cepat itu mungkin kendala yang akan selalu ada yaa dalam bekerja dirumah sakit.
P : Kalau di sini kebanyakan luka apa mas?
97 P2Q4A1
P : Adakah ada kendala dalam menjalankan metode yang biasa mba pakai?
RP2 : Kendala apa yaa.. mungkin
kalau bilang kendala….. mungkin bagi
98 itu sih yang agak menjadi kendala
maksudnya apalagi kalau luka itu besar lalu mungkin jelek sampai sudah mengeluarkan banyak eksudat dan bauhlah.. nah kan kita harus benar – benar memperhatikan itu tetapi kita kerja kan bukan cuma di situ saja banyak yang harus kita kerja mungkin kendalanya di situ ya mas.. pada akhirnya kan luka itu kita rawat terburu – buru ya walaupun nanti diganti balutannya lagi tapii mungkin saja bisa terjadi ada sedikit kelupaan apa gitu.. mungkin itu sih kendala
nya…. yaa ujung – ujungnya
99 P3Q4A1
P : Adakah ada kendala dalam menjalankan metode yang biasa mba pakai
RP3 : Mungkin kendalannya satu modern dressing itu kan teknologinya lebih canggih mungkin pertama kali pasien dan keluarga akan kaget, untuk dressing nya sendiri itu kan
melibatkan banyak…. banyak
dressing tergantung dengan tipe luka yang kita tangani nah itu lebih mahal kesannya.. kesannya lebih mahal… tetapi sebenarnya karena pake modern dressing mempercepat penyembuhan luka yang tadinya harus dirawat 6 bulan ini menghemat biaya tapi setelah kita jelaskan
1. Pengetahuan keluarga
mengenai biaya
perawatan.
2. Pengetahuan keluarga mengenai obat – obatan yang akan dipakai.
1. Pengetahuan keluaraga terhadap biaya perawatan. 2. Pengetahuan keluaraga
100 P3Q4A2
manfaat – manfaatnya ke keluarga…. keluarganya lebih banyak mengerti nda ada masalah gitu keluarga jadi lebih banyak paham tentang tindakan yang akan kita lakukan karena itu tadi kita melibatkan keluarga.
P : Apakah waktu menjadi kendala selama perawatan ini dilakukan?
101 dengan keluarga klien tentang kondisi
luka yang dialami oleh klien itu sendiri.. jadi waktu kita lebih banyak gitu yaa tujuannya yaa cuma satu sih yang penting klien dan keluarganya paham tentang perawatan yang kita lakukan dan mereka percaya gitu.
P4Q4A1
P : Adakah ada kendala dalam menjalankan metode yang biasa mas pakai?
RP4 : Kendalanya mungkin.. kalau bagi saya kendalanya luka ulkus itu tidak hanya ulkus tapi banyak ulkus yang menjurus kebanyakan penyakit yang lebih baru lagi jadi kita perlu
1. Pengetahuan perawat perlu ditingkatkan lagi.
102 P4Q4A2
tetap belajar terus mungkin itu kendalanya tapi sekaligus menjadi tantangan bagi kita agar kita benar – benar dapat memahami metode modern dressing ini dengan baik gitu
P : Berarti kendalanya mungkin lebih ke kita perawat yang merawat luka yaa.. karena kita memang perlu mendalami metode yang kita pakai kalau tidak ya akan bahaya bagi klien kita
103 tapi bisa saja akan memunculkan luka
baru - luka baru jadi pendalaman materi dan pengetahuan kita juga harus terupdate itu sih kalau kendala
bagi saya… ya saya perlu belajar
104 Pertnyaan 5
Kode Jawaban Interpretasi Sub Tema
P1Q5A1
P : Keterampilan atau pengembangan skill mas dapatkan dari mana?
RP1 : Didapat dari perkuliahan itu jelas, kemudian dapat dari pengalaman juga yang jelas di dalam pekerjaan kan pasti di kasih tindakan merawat luka untuk kita lakukan. nah dari situ kan dapat banyak pengalaman – pengalaman dalam
merawat luka, itu sih yang paling……
yaa istilahnya paling keren lah pengalaman itu, karena kalau di kampus waktu kuliah dulu kan kita cuman dapat ibaratnya teori terus nda langsung ke pasien kan hmmm
1. Ketrampilan didapat dari perkuliahan dan pengalaman
– pengalaman selama bekerja dan juga mengikuti seminar – seminar.
105 P1Q5A2
seperti itu
P : Apakah ada training yang di rekomendasikan dari mas sendiri?
106 P2Q5A1
P2Q5A2
P : Ketrampilan atau pengembangan Skill didapat dari mana?
RP2 : Di dapat dari mengikuti seminar – seminar, kemudian pelatihan – pelatihan yang diberikan dari Rumah Sakit untuk kami yang bekerja didalamnya… yaaa istiahnya untuk meng update ilmu – ilmu terbaru tentang apa saja dan juga yang didalamnya ada tentang perawatan – perawatan luka dan juga penggunaan – pengunaan obat dan lain sebagainya seperti itu
P : Apakah ada training yang di rekomendasikan dari mba sendiri?
RP2 : Training…. yaa kalau training selama ini yaa kita sudah ada fasilitas
1. Mengikuti berbagai seminar dan pelatihan.
107 P2Q5A3
dari Rumah Sakit dan sudah di sediakan secara berkala untuk setiap karyawan yang bekerja
P : Kalau training yang di rekomendasikan dari mba sendiri untuk kita gitu seperti apa?
108 kalian harus ikut untuk menambah
109 P3Q5A1
P3Q5A2
P : Ketrampilan atau pengembangan Skill didapat dari mana?
RP3 : Di dapat dari pelatihan –
pelatihan itu sudah pasti jelas…
pelatihan – pelatihan Wound Care, Pelatihan Wound Ostomy sama Incontinential itu juga kita kolaborasi dalam tiga ilmu itu nah kita dapatkan dari sana skill nya.
P : Kalau pelatihan seperti CWCCA seperti itu pernah ikut berarti?
RP3 : Iya sudah pasti pernah…
rencananya nanti kan ada peningkatan setiap saat kan update nanti bisa ada pelatihan yang lebih
lagi, lebih apa yaa….. kita akan dapat
ilmu yang baru – baru lagi dari
1. Mengikuti berbagai seminar dan pelatihan.
110 pelatihan – pelatihan yang kita ikut
111 P3Q5A3
jadi akan sangat penting bagi kita untuk bisa mengetahuinya lebih dan lebih lagi seperti itu.
P : Apakah ada training yang di rekomendasikan dari mba sendiri?
112 di atasnya lagi yang paling tertinggi
nanti ETN, kalau ETN itu jadi nanti
antara Wound, Ostomy,
Incontinetial jadi 3 itu nanti jadi
satu….. nah di ETN sendri jadi nanti kita berhak untuk aaa… bisa diberi
kewenangan untuk menjadi pembicara, dan juga kita boleh mengadakan pelatihan – pelatihan untuk luka yang dasar.
P : Mba kalau boleh tahu harganya untuk kita bisa mengikuti pelatihan – pelatihan seperti tadi dari CWCCA, CWCC sampai ETN kira – kira berapa banyak yang harus kita keluarkan?
113 P3Q5A4 3.000.000, kalau CWCC sekitar
15.000.000 dan yang paling mahal sudah pasti ETN sekitar 35.000.000 tapi biasanya itu juga ada beasiswanya kaya gitu, kalau kita memiliki skill yang baik nanti kita dapat beasiswa.
P4Q5A
P : Ketrampilan atau pengembangan
Skill didapat dari mana?
RP4 : Kalau saya sendiri mengikuti
pelatihan dari CWCCA Di situ kita
diberi pelatihan dasar khusus dalam
merawat luka dan juga mengenai
1. Mengikuti berbagai seminar dan pelatihan.
114 berbagai macam topikal obat – obat
modern kemudian saya terapkan
sedikit - sedikit seperti ini. dan juga
banyak mengenai topikal – topikal tu
dari teller obat yang bekerjasama
dengan kita untuk obat – obat
terbarunya. Jadi meraka akan
menjual dressing – dressing terbaru seperti untuk menyerap eksudat
seperti apa, menghilangkan bau
seperti apa dan sebagainya seperti itu
mas.
115 P4Q5A2
rekomendasikan dari mas sendiri?
RP4 : Kalau menurut saya sebagai
dasar, kalian wajib untuk ikut
pelatihan CWCCA untuk pengetahuan awal kalian mengenai
perawatan luka dengan
menggunakan metode modern dressing nanti ada yang lebih tinggi dari CWCCA lagi tapi saran saya ikuti
yang dasar dulu sampai kalian sudah
paham mengenai pengobatan
117 4.2.3 Tabel analisa data sub tema dan tema
Sub Tema Tema
Pertanyaan I
1. Perawatan luka sesuai SOP.
2. Perawatan luka memperhatikan prinsip bersih dan steril.
1. Perawatan luka sesuai SOP.
2. Perawatan luka memperhatikan prinsip bersih dan steril.
1. Mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Penggunaan betadine dan lain-lain tidak dipakai.
1. Menjaga kelembaban dari luka.
1. Prosedur perawatan luka dilakukan sesuai SOP
(*ST1Q1P1, ST1Q1P2, ST1Q2P1, ST2Q2P2, ST2OP1, ST2OP1 ST4OP3, ST4OP4)
2. Perawatan luka dilakukan dengan memperhatikan prinsip bersih dan steril
( ST2Q1P1, ST2Q1P2)
3. Perawatan luka modern mempercepat proses penyembuhan luka dengan menjaga kelembaban pada luka dan pemilihan topikal yang tepat
118
4. Kondisi luka awal merpengaruhi kesembuhan pada luka (ST2Q4P1, ST1Q4P2, ST1OP1, ST1OP2, ST1OP3, ST1OP4, ST3OP1,2,3,4)
5. Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka konvensional
( ST1Q3P1, ST1Q3P2, ST1Q4P1, ST2Q4P2)
6. Peningkatan pengetahuan keluarga dan perawat terhadap perawatan luka modern (ST2Q3P3, ST1Q4P3,ST1Q4P4) Pertnyaan 2
1. Perawatan luka sesuai SOP.
1. Perawatan Luka sesuai dengan SOP.
1. Pengkajian penting untuk dilakukan.
2. Tepat dalam pemilihan topikal sesuai warna dasar luka.
119
7. Pengembangan skill dan ketrampilan didapat dari seminar dan pelatihan (ST1Q5P1,2,3,4)
Pertanyaan 3
1. Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka.
1. Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka.
1. Mepercepat proses penyembuhan luka. 2. Pencegahan sejak dini terhadap amputasi.
1. Mepercepat proses penyembuhan luka.
Pertnyaan 4
1. Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka.
120 perawatan luka.
1. Kondisi luka menjadi kendala dalam perawatan luka.
2. Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka.
1. Pengetahuan keluaraga terhadap biaya perawatan.
2. Pengetahuan keluaraga terhadap penggunaan obat-obatan.
121 Pertanyaan 5
1. Pengembangan skill didapat dari pengalaman dan mengikuti seminar.
1. Pengembangan skill didapat dari mengikuti seminar dan pelatihan.
1. Pengembangan skill didapat dari mengikuti seminar dan pelatihan.
122 Hasil Observasi
1. Kondisi luka awal mempengaruhi kesembuhan luka.
2. Perawatan luka sesuai SOP.
3. Belum memunculkan perubahan yang signifikan.
1. Kondisi luka awal mempengaruhi kesembuhan luka.
2. Perawatan luka sesuai SOP.
3. Belum memunculkan perubahan yang signifikan.
1. Kondisi luka awal mempengaruhi kesembuhan luka.
123 4. Perawatan luka sesuai SOP.
1. Kondisi luka awal mempengaruhi kesembuhan luka.
124 Keterangan :
*ST : Sub tema
Q : Question
P : Partisipan
125 4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Grafik Hasil Penelitian
4.3.2 Grafik Perbandingan Perawatan Luka Konvensional dan Modern
( Sumber : Pribadi Peneliti)
Gambar 4.3.3 Luka dengan perawatan luka modern hari ke 20
126
Gambar 4.3.4 Luka dengan perawatan luka konvensional hari ke 20
(Sumber : Pribadi Peneliti)
Grafik dan gambar diatas merupakan gambaran dari hasil observasi
yang dilakukan peneliti pada kedua metode perawatan luka yaitu
perawatan luka dengan menggunakan teknik konvensional dan
perawatan luka dengan menggunakan teknik modern. Dalam penelitian
ini semua partisipan memiliki keadaan kondisi luka yang sama yaitu
berada pada fase inflamasi sejak pertama kali dilihat kondisi luka dari
masing – masing partisipan. Berdasarkan grafik 4.3.1 diatas dapat
dijelaskan mengenai perbandingan keefektifan dari kedua metode
tersebut yang peneliti lakukan selama 24 hari. Ada 4 partisipan
observasi yang peneliti angkat yaitu 2 partisipan menggunakan teknik
perawatan luka konvensional dan 2 partisipan menggunakan teknik
127
kemerahan pada luka serta eksudat pada luka juga berkurang
dibandingan dengan hari – hari sebelumnya dimana didapatkan kondisi
luka yang sangat bau dan berwarna kehitaman serta memiliki banyak
eksudat. Kemudian pada hari ke 12 didapatkan kondisi luka semakin
membaik dengan munculnya warna kemerahan pada luka serta eksudat
dan bau mulai menghilang. Hal ini berlangsung terus menerus hingga
pada hari ke 20 dan ke 24 dimana peneliti temukan luka yang sudah
memunculkan jaringan granulasi, tidak terlihat eksudat sama sekali
serta kondisi luka yang semakin membaik seperti pada gambar 4.3.2.
Partisipan ke 2 dengan perawatan modern juga memiliki perubahan pada hari ke 10 dimana kondisi luka yang sebelumnya bau dan
berwarna kekuningan jadi berkurang serta ekusdat yang sebelumnya
banyak sudah mulai berkurang. Hari ke 15 luka tampak mulai membaik
dengan warna dasar luka yang mulai memerah walaupun masih bau
dan masih mengeluarkan eksudat. Pengamatan terus peneliti lakukan
pada hari ke 20 hingga hari ke 24 dan peneliti temukan warna dasar
luka tampak merah, eksudat berukurang, hampir memunculkan jaringan
granulasi serta bau yang sudah mulai menghilang. Terjadi perubahan
yang begitu signifikan dari kedua partisipan dengan metode modern dressing dan kondisi luka dari kedua pasien juga semakin membaik.
Berbeda dengan partisipan yang melakukan perawatan luka dengan
metode konvensional dimana hampir tidak terlihat perubahan sama
128
belum mencapai tahap munculnya jaringan baru. Terlihat sedikit
perubahan dan terjadi hanya pada hari ke 12 dimana bau dari luka mulai
berkurang namun kondisi luka masih sama seperti biasanya yaitu
tampak kehitaman pada luka, dan pada hari ke 20 peneliti temukan hal
yang sama dimana hanya terjadi sedikit perubahan pada luka yaitu luka
masih tampak sedikit kehitaman dan belum memunculkan jaringan
granulasi seperti pada gambar 4.3.3. Pasien ke 2 dengan metode
konvensional juga mengalami hal yang sama yaitu hanya memunculkan
sedikit perubahan pada hari ke 18 dengan hanya mengeluarkan sedikit
eksudat dan sedikit berbau. Pada hari ke 20 luka tidak mengeluarkan
eksudat dan bau pada luka mulai menghilang. Perawatan terus menerus
dilakukan dari minggu ke minggu namun perubahan yang diharapkan
belum begitu terlihat pada luka dari kedua pasien dengan menggunakan
metode ini. Observasi dilakukan sampai dengan hari ke 24 namun
kondisi luka tidak menunjukan berubahan yang berarti, dan belum
memunculkan jaringan granulasi dibandingkan dengan metode modern dressing yang memunculkan perubahan yang sangat jelas dari minggu ke minggu.
Selain pengamatan yang dilakukan peneliti untuk melihat
perbedaan, faktor lain yang mendukung adalah penggunaan topikal
yang dipakai pada kedua metode ini pun berbeda. Penggunaan topikal
129
kondisi luka yang ditemukan. Penggunaan topikal yang sering dipakai
dalam metode ini yaitu Hydro Gel, Alevin, Iodosop Infra Red, Alginat, Kasa dan Plester. Masing – masing topikal memiliki keunggulan masing
– masing untuk proses penyembuhan luka yang lebih cepat. Berbeda
dengan teknik konvensional yang masih memakai peralatan dan
pengobatan pada umumnya atau yang biasa dipakai seperti Betadine, NaCl, Pehidrol, Hepafiks, Kasa, dan Plester. Selain itu juga, beberapa
hasil wawancara yang peneliti temukan yang mendunkung keefektifan
dari metode perawatan dengan teknik modern dibandingkan dengan teknik konvensional.
Berdasarkan hasil pengamatan pada grafik 4.3.1 diatas dapat
disimpulkan bahwa partisipan yang melakukan perawatan dengan
menggunakan teknik modern dapat memunculkan perubahan yang jelas
yaitu warna dasar pada luka berwarna merah, bau berkurang, eksudat
berkurang sampai hilang dan disertai dengan munculnya jaringan
granulasi yang lebih cepat dibandingkan dengan partisipan yang
melakukan perawatan luka dengan teknik konvensional dimana hampir
tidak terlihat perubahan sama sekali dari kondisi luka.
4.4.Tema Penelitian
Hasil penelitian memaparkan mengenai beberapa tema yang
130
mendapatkan 7 tema besar yang mendasari hasil penelitian. Adapun tema
tersebut adalah :
4.4.1 Prosedur perawatan luka dilakukan sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP)
Kedua perawatan luka dengan menggunakan teknik
konvensional dan modern dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur. Berdasarkan hasil wawancara bahwa
setiap perawat melakukan perawatan luka sesuai dengan
standar operasional prosedurnya masing-masing baik
konvensional maupun modern.
4.4.2 Perawatan luka dilakukan dengan memperhatikan prinsip
bersih dan steril
Kedua metode perawatan luka dilakukan berdasar pada
prinsip bersih dan steril untuk menjaga kondisi masing –
masing luka agar terhindar dari bakteri yang dapat
mempengaruhi kondisi luka.
4.4.3 Perawatan luka modern mempercepat proses penyembuhan
luka dengan menjaga kelembaban pada luka dan pemilihan
topikal yang tepat
Metode perawatan luka dengan menggunakan teknik modern
memiliki keefektifan yang lebih dibandingkan dengan metode
konvensional. Metode ini dapat mempercepat proses
131
area sekitar luka karena ketika kondisi luka tetap lembab
maka tidak akan memunculkan luka baru pada daerah
sekitar luka sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan sel
– sel baru akibat dari kondisi sekitar luka yang kering. Hal ini
akan sangat cepat memunculkan jaringan granulasi pada
luka. Selain itu pemilihan topikal yang tepat sesuai dengan
kondisi luka juga berpengaruh pada kesembuhan luka yang
lebih cepat karena ketika kita memilih topikal yang tepat
maka kondisi lukapun akan semakin cepat membaik
(P3Q1A4, P3Q1A5, P4Q1A4, P4Q2A1, P3Q3A1).
4.4.4 Kondisi luka awal mempengaruhi kesembuhan luka
Kondisi luka awal dan warna pada luka berpangaruh pada
kesembuhan luka karena ketika kondisi luka terlihat tidak
baik atau warna dasarnya hitam maka proses kesembuhan
dari luka tersebut juga sangat lama. Namun sebaliknya juga
kondisi luka semakin membaik dan warna dari luka tersebut
berwarna kemerahan menandakan bahwa kondisi luka
tersebut akan cepat sembuh. Jadi kondisi awal dan warna
pada luka sangat berpengaruh untuk kesembuhan luka
(P1Q4A1, P2Q4A1 ).
4.4.5 Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka konvensional
Waktu menjadi kendala dalam perawatan luka konvensional
132
yang harus di berikan pengobatan pun bukan hanya 1
melaikan ada banyak pasien. Hal ini yang menjadi kendala
dalam perawatan luka dengan teknik konvensional karena
keterbatasan dari waktu yang disediakan untuk hanya
menangani 1 pasien saja.
(P1Q3A1, P1Q3A2, P2Q3A1, P2Q3A2, P1Q4A1, P2Q4A1).
4.4.6 Peningkatan pengetahuan keluarga dan perawat terhadap
perawatan luka Modern
Perawatan dengan dengan metode modern akan sangat lebih baik jika klien dan keluarga paham akan perawatan
tersebut serta paham akan topikal – topikal yang dipakai.
Oleh karena itu peningakatan pengetahuan kepada klien dan
keluarga menjadi sangat penting agar pengobatan berjalan
lancar.
4.4.7 Pengembangan skill dan keterampilan didapat dari seminar dan pelatihan
Keterampilan dan pengembangan skill yang didapat oleh partisipan adalah kebanyakan dengan mengikuti seminar dan
berbagai pelatihan yang tersedia. Keterampilan yang dimiliki
oleh masing – masing perawat, selain pengalaman yang
mereka miliki akan sangat lebih baik juga jika mereka tetap
133
sudah ada untuk meningkatkan lagi pengetahuan dan
keterampilan skill yang dimiliki.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Prosedur perawatan luka dilakukan sesuai SOP
SOP merupakan acuan atau pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja instasi pemerintah sesuai dengan prosedur dan tata kerja
yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah untuk mewujudkan good governance atau mewujudkan kinerja pemerintah yang lebih baik dengan menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan
oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan agar berjalan dengan
baik.SOP juga merupakan satu perangkat instruksi kegiatan yang
dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (Depkes RI,
2004).
SOP yang telah ditetapkan bukan hanya di institusi
pemerintahan, perusahaan namun juga di setiap rumah sakit
telah memiliki SOP masing – masing dalam bekerja. Di rumah
sakit SOP selalu terkait dengan gambaran pengetahuan perawat
terhadap keselamatan klien, karena SOP selalu dipakai sebagai
standar dalam melaksanan setiap tindakan keperawatan dan di
dalam SOP juga terkandung setiap prosedur keselematan kerja
134
(2008), menyatakan bahwa, gambaran pengetahuan perawat
tentang keselamatan pasien yang terkandung dalam SOP
menunjukkan hasil yang sangat baik terhadap kinerja perawat
karena tingkat pengetahuan perawat yang tinggi terhadap SOP
dan keselamatan pasien akan diikuti dengan tingkat kepatuhan
yang tinggi pula dalam menjalankan setiap tindakan sesuai
dengan prosedur keselamatan.
Menurut pengamatan peneliti, SOP memang harus di
jadikan acuan dalam memberikan setiap pelayanan terhadap
pasien karena berpedoman pada SOP adalah salah satu upaya
untuk menjaga keselamatan pasien. Berpedoman pada SOP
dapat memperlancar tugas perawat dalam melaksanakan
pekerjaan. Selain itu juga dapat meningkatkan keselamatan
pasien, karena dengan menjaga keselamatan pasien maka akan
meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktek
dan dapat menghindari risiko tertular infeksi tertentu. Sari, dkk.,
(2014), dan Simamora (2012), menyatakan bahwa setiap perawat
dalam melakukan tindakan apapun diharuskan sesuai dengan
acuan atau standar yang tersedia, karena bekerja sesuai dengan
acuan atau standar akan meminimalisir terjadinya infeksi baik
kepada pasien maupun ke diri sendiri serta tingkat keselamatan
terhadap pasien jadi lebih tinggi. SOP yang dipakai di rumah sakit
135
rumah sakit untuk perawatan luka biasanya sama untuk luka
diabetes tipe apapun dan juga memiliki warna dasar yang
berbeda, namun SOP yang dipakai di wound care disesuaikan dengan warna dasar dan juga kondisi dari luka serta dimulai
dengan pencucian dari luka tersebut sehingga menjadikan
perawatan luka modern ini jadi lebih efektif dan efisen untuk kesembuhan pasien.
Kepatuhan terhadap SOP merupakan komponen penting
dalam manajemen keselamatan pasien. Namun dalam
menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab kepatuhan
terhadap penggunaan SOP masih belum terlihat. Penelitian
Loekqijana, dkk., (2014), menyatakan bahwa, faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan SOP adalah usia dan
lama bekerja. Perawat yang sudah berusia lebih tua memiliki
strategi sendiri dalam melakukan tindakan sehingga tindakan
yang harusnya berpedoman pada SOP menjadi berkurang. Selain
usia, lama dalam bekerja juga mempengaruhi kepatuhan perawat
dalam melaksanankan tugas sesuai standar. Orang yang lama
bekerja memiliki pengalaman yang banyak dalam menjalankan
setiap tindakan sehingga hampir semua tindakan dilakukan
berdasarkan pengalaman dalam bekerja. Hal ini yang
menyebabkan kepatuhan seorang perawat terhadap SOP
136
Secara keseluruhan dalam melakukan tindakan
keperawatan atau apapun setiap perawat diwajibkan untuk
mengikuti standar yang telah di tetapkan dari institusi masing -
masing. Ketika mengikuti pedoman atau acuan maka kerja kita
akan lebih aman karena kita bekerja sesuai dengan apa yang
sudah ditetapkan. Ketika kita bekerja sesuai dengan SOP maka
akan memperlancar tugas kita dalam bekerja, mengarahkan kita
agar sama - sama disiplin, dan dapat mewujudkan pelayanan
yang berkualitas dan berkinerja tinggi.
4.5.2 Perawatan luka dilakukan dengan memperhatikan prinsip bersih
dan steril
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah
sakit, memegang peranan penting dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan
kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam
memberikan tindakan keperawatan yang berkualitas terhadap
pasien. Untuk mewujudkan itu di perlukan tenaga keperawatan
yang memiliki kemampuan serta bekerja berdasar pada standar
praktek yang ada. Salah satunya adalah menjaga prinsip bersih
dan steril dalam setiap perawatan luka yang dilakukan. Menurut
Setiardjo (2009), Potter dan Perry (1995) dalam Setiyawati
137
keperawatan akan menjadi penting untuk tetap memperhatikan
prinsip bersih dan steril agar bebas dari kuman. Ini
dimaksudkan agar dapat mengantisipasi dan mencegah
terjadinya infeksi pada luka karena pencegahan infeksi pada
luka adalah kunci dari keberhasilan kesembuhan luka.
Menurut pengamatan peneliti, perawatan pada luka
sangat penting untuk tetap memperhatikan prinsip bersih dan
steril, luka akan menjadi cepat sembuh jika kebersihan dari luka
tetap terjaga. Selain itu, perawat juga dituntut untuk bekerja
dengan benar karena kebersihan luka juga ditunjang dengan
kesempurnaan perawat dalam menjalankan tugas secara
benar. Lubis (2004), Perry dan Potter (2005), mengatakan
keberhasilan pengendalian infeksi pada tindakan perawatan
luka bukan hanya ditentukan oleh canggihnya peralatan yang
ada tetapi ditentukan oleh kesempurnaan petugas dalam
melaksanakan perawatan klien secara benar. Kesempurnaan
menjalankan tugas dengan benar salah satunya dengan
memegang prinsip bersih dan steril agar pengendalian
kebersihan infeksi dapat berhasil. Infeksi biasanya diakibatkan
dari pemberian pelayanan kesehatan yang tidak sesuai atau
sering terjadi pada fasilitas – fasilitas pelayanan kesehatan.
Ketika perawat bekerja sesuai dengan prinsip – prinsip yang
138
tugas serta akan tercapai keberhasilan dalam pencegahan
infeksi.
Selain berdasar pada SOP dan mengikuti prinsip bersih
dan steril, ada faktor – faktor lain yang mendukung kejadian
infeksi pada luka sehingga menghambat penyembuhan pada
luka. Hasil penelitian Puspitasari, dkk., (2009), dan Hardian
(2008), menyatakan bahwa, faktor paling dominan yang
mempengaruhi penyembuhan luka adalah personal hygiene, dan status gizi (konsumsi) dari klien. Faktor – faktor tersebut
saling berhubungan satu sama lain dalam proses penyembuhan
luka, karena sebaik apapun makanan yang dikonsumsi oleh
pasien apabila kesadaran akan menjaga kebersihan dirinya
kurang maka akan tetap menghambat proses penyembuhan
luka.
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
dalam setiap tindakan yang kita lakukan kepada pasien harus
berdasar pada prinsip - prinsip dan pedoman yang sudah
disediakan karena ketika seorang petugas bekerja sesuai
dengan prinsip - prinsip yang benar maka akan tercapai
keberhasilan dalam menjalankan tugas serta akan tercapai
139
4.5.3 Perawatan luka modern mempercepat proses penyembuhan luka dengan menjaga kelembaban pada luka dan pemilihan
topikal yang tepat
Perawatan luka yang diberikan pada pasien dapat
meningkatkan proses perkembangan luka. Perawatan yang
diberikan bersifat memberikan kehangatan dan lingkungan yang
lembab pada luka. Kondisi yang lembab pada permukaan luka
dapat meningkatkan proses perkembangan perbaikan luka,
mencegah dehidrasi jaringan dan kematian sel. Dalam penelitian
Slater (2008), Irawaty, dkk., (2009), dan Bradley, dkk., (1993),
menyatakan bahwa, perawatan luka dengan konsep lembab
akan mengurangi risiko infeksi sehingga akan mempercepat
proses penyembuhan luka dan dapat dengan cepat memperbaiki
jaringan – jaringan yang hilang serta dapat meningkatkan proses
angiogenesis, proliferasi sel, granulasi dan epitelisasi, juga
mengurangi hari pergantian balutan dan mengurangi beban
biaya yang diperlukan.
Menurut pengamatan peneliti, keefektifitas perawatan
dengan menggunakan teknik modern pada luka jelas dapat memberikan perbedaan dan perkembangan yang sangat
signifikan dengan pemilihan topikal dan perawatan yang tepat
dapat mempercepat proses penyembuhan dari luka. Selain itu
140
proses penyembuhan yang lebih cepat. Muha (1999),
mengatakan bahwa perawatan luka yang diberikan harus
bersifat menjaga kelembaban dari luka karena perawatan luka
lembab dapat memfailitasi proses penyembuhan luka yang lebih
cepat. Efek yang menguntungkan dari lingkungan luka yang
lembab yaitu dapat mencegah dehidrasi jaringan dan kematian
sel, mempercepat angiogenesis, mempercepat pertumbuhan
jaringan granulasi dan mencegah terjadinya luka baru pada area
sekitar luka.
Keefektifan perawatan luka modern memang jelas memberikan dampak yang positif terhadap luka. Selain faktor -
faktor diatas yang mempengaruhi penyembuhan, ada beberapa
faktor lain mempengaruhi proses penyembuhan luka. Kartika,
dkk., (2015), menyatakan bahwa, kekebalan tubuh menjadi
bagian penting yang mempengaruhi proses penyembuhan luka,
dimana peran sistem kekebalan tubuh dalam proses ini tidak
hanya untuk mengenali dan memerangi antigen baru dari luka,
tetapi juga untuk proses regenerasi sel. Selain itu kadar gula
darah. Peningkatan gula darah akibat hambatan sekresi insulin
menyebabkan nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel, akibatnya
terjadi penurunan protein dan kalori tubuh. Kemudian juga nutris,
karena nutrisi memainkan peran tertentu dalam penyembuhan
141
vitamin A meningkatkan epitelisasi, dan seng (zinc) diperlukan
untuk mitosis sel dan proliferasi sel.
Dalam perawatan luka dengan menggunakan teknik
konvensional dan teknik modern dressing telah membuktikan bahwa balutan modern mempunyai tingkat perkembangan perbaikan dan penyembuhan luka diabetes yang lebih cepat dan
lebih baik. Balutan modern juga dikenal dapat memfasilitasi penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan balutan konvensional. Hal ini disebabkan karena
balutan modern lebih menjaga kelembaban pada daerah lingkungan luka dan juga pemilihan balutan yang tepat serta
pemilihan topikal yang sesuai dengan kondisi dan fase pada
luka.
4.5.4 Kondisi luka awal mempengaruhi kesembuhan pada luka
Persiapan dasar luka menjadi penting dalam proses
penyembuhan luka, karena dengan kita memahami kondisi luka
dan warna dasar saat pertama kali luka itu dibuka maka akan
sangat memudahkan kita untuk melakukan suatu tindakan pada
luka tersebut. Persiapan dasar luka pada perawatan luka yang
harus dilakukan yaitu dengan mencuci luka, karena dengan
mencuci luka maka akan meningkatkan, memperbaiki dan
142
penting untuk kita memahami warna pada luka. Bryant (2000),
menjelaskan dua jenis nekrosis yang terdapat pada luka yaitu
Slough dan Escer. Slough merupakan jaringan nekrosis basah, mudah lepas dan berwarna kuning, sedangkan Escer adalah jaringan nekrosis yang mengalami granulasi, tipis, menempel
pada luka. Biasanya berwarna cokelat sampai hitam. Selain
beberapa jenis warna pada luka diatas ada juga kondisi luka
yang berwana kemerahan dimana kita tahu jika luka mengalami
perubahan warna menjadi merah maka proses pertumbuhan
jaringan baru dan proses penyembuhan luka menjadi cepat.
Dengan demikian memahami warna pada luka, akan membantu
dalam memilih perawatan yang tepat dan benar.
Menurut pengamatan peneliti, selain kondisi awal luka ada
beberapa faktor juga yang harus diperhatikan dalam proses
perawatan luka karena selain kita memahami kondisi luka dan
warna dasar luka diawal, kita perlu untuk memahami beberapa
faktor lain seperti pada pemilihan balutan yang tepat, karena
pemilihan balutan yang tepat akan berpengaruh pada
kesembuhan luka dan mempercepat kondisi kesembuhan dari
luka itu sendiri. Bryant (2013), menyatakan bahwa, jika
pemilihan balutan salah maka akan memperburuk kondisi luka
tersebut. Namun ketika kita memahami dan tepat dalam