• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BANGKA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2018

TENTANG

PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN BANGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas penataan ruang Daerah perlu dilakukan koordinasi antar perangkat Daerah dan antar tingkat pemerintahan dengan membentuk Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

(2)

2 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 17 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2017 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1854);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten bangka Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2013 Nomor 1 Seri D);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Sungailiat Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2014 Nomor 12 Seri D) Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Nomor 3);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 6 Seri D);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANGKA TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN BANGKA.

(3)

3 BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Bangka.

4. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan Kabupaten yang selanjutnya disingkat DPUPRP adalah Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan Kabupaten Bangka.

5. Koordinasi adalah upaya mencapai suatu kesatuan sikap pandangan dan gerak langkah melalui kegiatan yang meliputi penentuan pembagian pekerjaan, hubungan kerja dan penyaluran tanggung jawab masing- masing unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan suatu tugas untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dan atau tumpang tindih.

6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

7. Sinkronisasi adalah upaya menciptakan suatu kondisi di antara komponen-komponen yang memiliki gerakan secara selaras dan simultan (tidak bertentangan atau menimbulkan konflik) serta memiliki tujuan yang sama.

8. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

9. Struktur ruang adalah susunan pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

10. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

11. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

12. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

13. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

14. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya mewujudkan tertib tata ruang.

15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten adalah rencana tata ruang yang memuat tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah, serta menetapkan kawasan-kawasan yang harus dilindungi dan kawasan-kawasan yang dapat dibudidayakan, termasuk di dalamnya kawasan-kawasan produksi, kawasan permukiman, sistem prasarana dan sarana serta wilayah-wilayah dalam Daerah yang akan diprioritas pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.

(4)

4 16. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah Kabupaten yang dilengkapi dengan peraturan zonasi.

17. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat TKPRD adalah Badan bersifat ad-hoc untuk membantu pelaksanaan tugas koordinasi penataan ruang di daerah.

18. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi perangkat daerah di Kabupaten Bangka.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman dalam pengaturan dan penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah.

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah mempercepat penyelengaraan penataan ruang yang meliputi proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup koordinasi penataan ruang Daerah meliputi:

a. perencanaan tata ruang;

b. pemanfaatan ruang; dan

c. pengendalian pemanfaatan ruang.

BAB IV

PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Pasal 4

(1) Bupati dalam melaksanakan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) membentuk TKPRD.

(2) Pembentukan TKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(3) TKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 memiliki tugas terhadap:

a. perencanaan tata ruang;

b. pemanfaatan ruang; dan

c. pengendalian pemanfaatan ruang.

(4) Tugas perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan RTR Kabupaten dengan mempertimbangkan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui kajian lingkungan hidup strategis;

b. mengoordinasikan sinkronisasi RTR Kabupaten dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah;

c. mengoordinasikan sinkronisasi RTR Kabupaten dengan RTR nasional dan RTR provinsi dan RTR Kabupaten yang berbatasan;

(5)

5 d. Mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah tentang RTR Kabupaten kepada gubernur dalam rangka memperoleh rekomendasi;

e. Mengoordinasikan pelaksanaan pembahasan pemberian persetujuan substansi rancangan peraturan daerah RTR Kabupaten kepada Menteri yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang; dan

f. mengoordinasikan proses penetapan RTR Kabupaten ke daerah provinsi.

(5) Tugas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemanfaatan ruang di daerah Kabupaten; dan

b. mengoordinasikan pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar daerah Kabupaten.

(6) Tugas pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. mengoordinasikan pelaksanaan pengendalian penerapan indikasi program utama RTR Kabupaten ke dalam RPJMD;

b. mengoordinasikan pelaksanaan ketentuan peraturan zonasi daerah Kabupaten dalam proses pemberian izin untuk investasi skala besar;

c. mengoordinasikan penetapan bentuk dan mekanisme pemberian insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang daerah Kabupaten;

d. memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang daerah Kabupaten dalam hal diperlukan kepada OPD yang menangani Perizinan; dan

e. memberikan rekomendasi bentuk sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang dan/atau kerusakan fungsi lingkungan kepada perangkat daerah yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang.

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI Pasal 5

Struktur organisasi TKPRD Kabupaten meliputi:

a. penanggung jawab : Bupati;

b. ketua : Sekretaris Daerah;

c. wakil ketua : kepala badan yang menyelenggarakan perencanaan daerah kabupaten;

d. sekretaris : kepala dinas yang menyelenggarakan sub urusan penataan ruang daerah kabupaten;

e. anggota : perangkat daerah terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.

Pasal 6

TKPRD Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dibantu oleh:

a. sekretariat TKPRD; dan b. kelompok kerja

(6)

6 Pasal 7

(1) Sekretariat TKPRD Kabupaten berada pada Dinas Kabupaten yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang.

(2) Sekretariat TKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Sekretaris Dinas Kabupaten yang menyelenggarakan sub- urusan penataan ruang.

(3) Sekretariat TKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempunyai tugas:

a. menyiapkan data dan informasi dalam rangka kelancaran tugas TKPRD Kabupaten;

b. menyusun jadwal dan agenda kerja TKPRD Kabupaten;

c. melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan TKPRD Kabupaten;

d. menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah Kabupaten; dan

e. menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam pemanfaatan ruang.

(4) Sekretariat TKPRD Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertanggung jawab kepada Sekretaris TKPRD Kabupaten.

Pasal 8

Kelompok kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi:

a. kelompok kerja perencanaan tata ruang; dan

b. kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 9

(1) Kelompok kerja perencanaan tata ruang daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, mempunyai susunan keanggotaan meliputi:

a. ketua : kepala bidang pada dinas yang menyelenggarakan sub- urusan penataan ruang;

b. sekretaris : kepala sub bidang pada dinas yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang;

c. anggota : perangkat daerah Kabupaten terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.

(2) Kelompok kerja perencanaan tata ruang daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:

a. memberikan masukan teknis kepada Ketua TKPRD Kabupaten dalam rangka pelaksanaan kebijakan penataan ruang daerah Kabupaten;

b. mengkaji permasalahan dalam perencanaan tata ruang; dan

c. memberikan alternatif pemecahan atas permasalahan untuk dibahas dalam rapat koordinasi TKPRD Kabupaten/ kota.

(3) Kelompok kerja perencanaan tata ruang daerah Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua TKPRD Kabupaten melalui Sekretaris TKPRD.

(7)

7 Pasal 10

(1) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, mempunyai struktur organisasi meliputi:

a. ketua : kepala bidang pada dinas yang menyelenggarakan sub-urusan penataan bangunan dan lingkungan;

b. sekretaris : kepala seksi pada Satuan Polisi Pamong Praja; dan c. anggota : perangkat daerah Kabupaten terkait penataan ruang

yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.

(2) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:

a. memberikan masukan kepada Ketua TKPRD Kabupaten dalam rangka perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah Kabupaten;

b. mengumpulkan dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan

c. memberikan alternatif pemecahan atas permasalahan untuk dibahas dalam sidang pleno TKPRD Kabupaten/kota.

(3) Kelompok kerja pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua TKPRD Kabupaten melalui Sekretaris TKPRD.

Pasal 11

Struktur TKPRD provinsi dan TKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 5 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 12

(1) Pelaksanaan koordinasi TKPRD Kabupaten dilakukan melalui rapat koordinasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang.

(2) Dalam hal kondisi tertentu yang bersifat mendesak, TKPRD Kabupaten dapat menyelenggarakan rapat khusus guna membahas permasalahan yang bersifat strategis dan/atau penting untuk segera ditangani.

BAB VI PELAPORAN

Pasal 13

(1) Bupati melaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah Kabupaten kepada gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri disampaikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan Agustus.

(2) Gubernur melaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah provinsi dan pembinaan penataan ruang Kabupaten kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah disampaikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan September.

(8)

8 (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan

untuk mengidentifikasi perkembangan penataan ruang daerah sebagai:

a. bahan masukan penyusunan kebijakan pembinaan penataan ruang daerah; dan

b. bahan masukan penyelenggaraan rapat koordinasi di tingkat daerah provinsi untuk laporan dari daerah Kabupaten, dan rapat koordinasi di tingkat nasional untuk laporan dari daerah provinsi.

BAB VII PENDANAAN

Pasal 14

Pendanaan pelaksanaan koordinasi penataan ruang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Bangka Nomor 28 Tahun 2015 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2015 Nomor 28) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 16

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka.

Ditetapkan di Sungailiat

pada tanggal 14 Februari 2018 BUPATI BANGKA,

Cap/dto TARMIZI SAAT Diundangkan di Sungailiat

Pada tanggal 14 Februari 2018 Plt. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BANGKA, Cap/dto

AKHMAD MUKHSIN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TAHUN 2018 NOMOR 13

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM, Cap/dto

TIAMAN FAHRUL ROZI, SH. MH PEMBINA TK I

NIP. 19660608 198603 1 004

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaannya terdapat beberapa perubahan, diantaranya perubahan kelas dalam mengajar dikarenakan status guru yang bersangkutan. Keterbatasan ini menyebabkan praktikan

Pengujian selanjutnya yaitu melakukan komputasi perkalian matriks dengan menjalankan program matrixMul serta matrix.c pada GPU server untuk mendapatkan tolak ukur performa kompu-

- Harga atau biaya produksi relatif mahal. - Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua penonton mampu mengikuti informasi yang

Pertumbuhan populasi Branchionus plicatilis pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama penelitian disajikan pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa jumlah populasi

Pada saat di a saat di IIGD pasi GD pasien masih belu en masih belum sadarkan di m sadarkan diri dan did ri dan didapatkan tekanan darah apatkan tekanan darah yan yang g tinggi

Targeting usaha untuk 3 kolam bertingkat dengan kuantitas produksi per kolam mencapai 1 ton atau 4000 ekor ikan. Jadi, 3 kolam sekitar 12.000 ekor ikan atau setara dengan

Adapun responden dalam penelitian ini tentunya ditentukan secara Purposive Purposive yaitu yaitu penentuan responden yang di dasar atas suatu pertimbangan tujuan

Alhamdulillahhirrobbil’alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas nikmat, karunia, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat