• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA BIAYA REVEGETASI PADA REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI DI LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN PASIR SILIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA BIAYA REVEGETASI PADA REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI DI LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN PASIR SILIKA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA BIAYA REVEGETASI PADA REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI DI LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN PASIR

SILIKA

(Studi Kasus: Pertambangan pasir silika, PT XYZ)

SKRIPSI

Faqi Nabil Giffari

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

i

RENCANA BIAYA REVEGETASI PADA REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI DI LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN PASIR

SILIKA

Studi Kasus: Pertambangan pasir silika, PT XYZ

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Sains dan Teknologi

Uiniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Faqi Nabil Giffari 11160980000019

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UINIVERSITASISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

RENCENA BIAYA REVEGETASI PADA REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI DI LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN PASIR

SILIKA

Studi Kasus: Pertambangan Pasir Silika, PT. XYZ

Skripsi

Oleh

Faqi Nabil Giffari 11160980000019

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dr. Ambran Hartono, M.Si. NIP. 19710408 2002121 001

Dosen Pembimbing II

Ahmad Fauzan Haryono, M.T. NIP. 199210182019031006

Mengetahui,

Ketua Prodi Teknik Pertambangan

Dr. Ambran Hartono, M.Si.

(4)
(5)
(6)

v

ABSTRAK

FAQI NABIL GIFFARI Analisa Biaya Rencana Reklamasi Tahap Operasi

Produksi Pada Lahan Bekas Tambang Pasir Silika, Studi Kasus: Pertambangan Pasir Silika, PT. XYZ, Dibimbing oleh AMBRAN HARTONO dan AHMAD

FAUZAN HARYONO.

PT. XYZ terletak di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Proses penambangan yang dilakukan oleh PT. XYZ akan menghasilkan lubang dan bekas lahan hasil penambangan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan kegiatan reklamasi tahap operasi produksi yang akan dilaksanakan oleh PT. XYZ pada Tahun 2020-2024. Reklamasi yang akan dilakukan oleh PT. XYZ merupakan penatagunaan jalan tambang yang akan direvegetasi menggunakan LCC (Legume Cover Crop) dengan metode

Hydroseeding berupa Pueraria Javanica dan tanaman inti berupa Cemara Laut..

Dari semua kegiatan revegetasi pada reklamasi ini, total biaya yang dibutuhkan adalah Rp1.097.742.763,00,-.

Kata Kunci : Revegetasi, Reklamasi, Tahap Operasi Produksi, Pasir Silika,

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Analisa

Biaya Rencana Reklamasi Tahap Operasi Produksi pada Lahan Bekas Penambangan Pasir Silika” Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang teah menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang berilmu seperti sekarang ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, antara lain:

1. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis serta terus memberikan motivasi untuk penulis agar dapat berjuang dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Saintek dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si selaku Ketua Prodi dan Dosen Pembimbing Teknik Pertambangan dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Ahmad Fauzan Haryono M.T, selaku Dosen Pembimbing I Teknik

Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan bantuan, support dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir.

5. Dosen dan staff Teknik Pertambangan UIN Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

vii

6. Teman-teman Teknik Pertambangan Angkatan 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menjadi tempat melepaskan penat dan selslu memotivasi penulis.

7. Himpunan Tambang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu menyemangati penulis.

Jakarta, 28 Juni 2020

(9)

viii

DAFTARSI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR SI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Kondisi Geologi ... 5

2.2 Tahapan Penambangan ... 7

2.3 Tafsir ayat ... 8

(10)

ix

2.5 Metode Penimbunan ... 11

2.6 Metode Perhitungan Alat ... 13

2.7 Revegetasi ... 14

2.8 Hydroseeding ... 15

2.9 Pemupukan ... 17

2.10 Pueraria Javanica... 18

2.11 Cemara Laut (Casuarina Equisetifolia) ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 22

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 22

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3 Tahapan Penelitian ... 26

3.4 Bagan Alir Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Lahan Yang Akan Direklamasi ... 30

4.2 Teknik dan Peralatan yang Akan Digunakan Dalam Reklamasi... 32

4.3 Persiapan Lahan Revegetasi ... 32

4.4 Revegetasi ... 32

4.5 Pemeliharaan ... 37

4.6 Biaya Penatagunaan Lahan... 39

4.7 Biaya Revegetasi ... 42

(11)

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Geologi Lembar Dabo ... 6

Gambar 2. 2 Diagram Alir Proses Penambangan Pasir Silika PT.XYZ ... 8

Gambar 2. 3 Down Hill Dozing ... 11

Gambar 2. 4 High Wall Dozing ... 12

Gambar 2. 5 Trench Dozing ... 12

Gambar 2. 6 Komatsu D85EX ... 13

Gambar 2. 7 Material Campuran Hydroseeding ... 16

Gambar 2. 8 Komposisi Material Campuran Hydroseeding ... 17

Gambar 2. 9 Tumbuhan Peuraria Javanica ... 19

Gambar 2. 10 Cemara Laut ... 20

Gambar 3. 1 Peta Lokasi IUP Penambangan Pasir Silika PT. XYZ ... 23

Gambar 3. 2 Peta Kesampaian Daerah PT. XYZ ... 24

Gambar 3. 3 Diagram Alir Penelitian ... 29

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Rincian Kegaitan Penelitian ... 22

Tabel 4. 1 Jarak Jalan Tambang PT. XYZ ... 31

Tabel 4. 2 Jarak Jalan Tambang pada Setiap Sequence ... 31

Tabel 4. 3 Kebutuhan Alat Reklamasi ... 34

Tabel 4. 4 Kebutuhan Bibit Cemara Laut ... 35

Tabel 4. 5 Kebutuhan Material Hydoseeding ... 36

Tabel 4. 6 Kebutuhan Pupuk ... 39

Tabel 4. 7 Perhitungan Ripper ... 41

Tabel 4. 8 Tabel Biaya Sewa Bulldozer D85 EX... 42

Tabel 4. 9 Tabel Analisa Kualitas Tanah ... 43

Tabel 4. 10 Kebutuhan Waktu Penanaman dan Pemeliharaan ... 44

Tabel 4. 11 Biaya Penanaman dan Perawatan ... 44

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Harga Keperluan Revegetasi ... 51

Lampiran 2. Perhitungan Biaya Revegetasi ... 52

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan pasir silika di duinia dan khususya di Indonesia saat ini tergolong sangat tinggi karena silika merupakan bahan baku utama dan pendukung untuk beberapa ndsutri. Pemerintah Republik Indonesia juga berupaya meningkatkan nilai jual pasir silika untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri dengan kewajiban agar komoditas tersebut untuk diolah terleih dahulu di Indonesia sebelum dipasarkan. Ketentuan tersebut diaitur dalam Undang – Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan pasir silika yang terletak di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Perusahaan ini berencana melakukan kegiatan pertambangan silika dari hulu ke hilir sesuai dengan amanat Undang – Undang No. 4 Tahun 2009. Kegiatan pertambangan silika ini akan dilaksanakan secara terintegrasi yang mencakup rencana kegiatan penambangan, pengolahan, pemurinian silika, aktivitas fasilitas penunjang, serta terminal khusus. Kapasitas produksi pasir silika yang akan ditambang adalah 3,5 juta ton per tahun. Selanjutnya, pengolahan dan pemurinian pasir silika akan dilakukan untuk mendapatkan kualitas yang dipersyaratkan.

Proses pada penambangan pasir silika akan menimbulkan beberapa dampak bagi lingkungan sekitar. Lahan yang digunakan akan mengalami perubahan bentang alam dan kualitas lingkungan. Untuk meminimalisir

(16)

2 dampak negatif dan memperbaiki lahan bekas penambangan, perlu dilakukan penelitian dalam perencanaan kegiatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan penambangan yaitu proses reklamasi. Hal itu dilakukan guna pelaksanaan reklamasi menjadi baik dan efisien secara teknis dan juga ekonomis.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana rencana kegiatan operasional pada saat dilakukan revegetasi reklamasi tahap operasi produksi PT. XYZ?

b. Bagaimana menghitung biaya rencana revegetasi reklamasi tahap operasi produksi PT. XYZ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi:

a. Penelitian ini hanya membahas mengenai rencana reklamasi tahap operasi produksi.

b. Penelitian ini hanya membahas reklamasi pada jalan tambang dan fasilitas penunjang.

c. Vegetasi yang digunakan telah ditentukan oleh PT. XYZ dan Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam

d. Rencana reklamasi tahap operasi produksi dibuat untuk tahun 2020 – 2024.

(17)

3

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:.

a. Menentukan luas lahan yang akan direvegetasi pada lahan bekas penambangan pasir silika

b. Mengetahui produktivitas alat berat yang akan digunakan untuk persiapan lahan revegetasi bekas produksi penambangan pasir silika. c. Menentukan jumlah Legume Cover Crop (LCC) dan bibit Cemara Laut

untuk kebutuhan revegetasi lahan bekas produksi penambangan pasir silika.

d. Mengetahui jumlah biaya revegetasi dari rencana reklamasi tahap operasi produksi.

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan selalu terdapat manfaat bagi beberapa kalangan. Berikut adalah manfaat dari penelitian ini, yaitu :

a. Bagi Peserta:

1. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tugas akhir ini adalah peserta dapat menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana.

2. Peserta dapat merealisasikan ilmu teorisitis yang sudah di dapatkan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.

3. Peserta dapat membandingkan ilmu teoritis dengan teknis yang berada di lapangan.

(18)

4

b. Bagi Perusahaan:

1. Hasil penelitian ini digunakan oleh perusahaan sebagai dokumen rencana reklamasi tahap operasi produksi.

2. Dengan adanya perencanaan biaya reklamasi tahap operasi produksi beramanfaat bagi PT. XYZ sehingga pekerjaan dapat dilakukan lebih terarah, efektif, dan efisien.

c. Bagi Universitas:

1. Membuka kerja sama antara universitas dengan perusahaan yang dijadikan tempat penelitian.

2. Sebagai upaya media promosi calon ulusan sarjana dengan melakukan penelitian di perusahaan pertambangan.

(19)

5

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Geologi

Wilayah Kepulauan Riau merupakan bagian dari kawasan Asia Timur yang termasuk dalam Kawasan Kawasan Asia Timur Granite Belt yang termasuk dalam periode Carbon-Triassic. Granit merupakan salah satu jenis batuan fenolik yang telah terangkat ke permukaan, sehingga pada masa orogeni Trias tersusun menjadi pulau-pulau di sepanjang bagian timur Sumatera. Tata letak wilayah Sumatera adalah tepi aktif Santander, terletak pada kompleks prisma akresi dan cekungan depan berbentuk busur di daerah antara busur dan palung. Keadaan ini menyebabkan terbentuknya struktur geologi utama yang sangat kompleks di daerah tersebut. Sesar utama adalah trend tenggara-barat laut yang merupakan hasil subduksi dari Sumatera bagian barat, subduksi ini merupakan nteraksi lempeng Samudera Hindia-Australia-Eurasia, sehingga berpotensi tinggi untuk aktivitas seismik dan relatif dangkal. Sumatera bagian timur merupakan daerah tektonik pasif yang terletak di belakang busur tektonik aktif Sumatera (K. sutisna, G, Burhan, dan B. hermanto, 1994).

Kabupaten Lingga terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lingga dan Pulau Singkep. Menurut peta geologi lempeng Dabo, daerah ini terdiri dari batuan metamorf zaman karbon, selatan ditembus oleh granit Trias dan Kapur, dan utara memiliki batuan sedimen. Struktur geologi yang berkembang di daerah ini adalah tenggara-barat laut, terdiri dari lipatan dan sesar. Bagian selatan Pulau Singkep tersusun atas batuan metamorf yang

(20)

6 tersusun atas kuarsit dengan sisipan silirit dan slate, termasuk dalam formasi kuarsit Bukit Duabelas, dan berumur dari karbon hingga Perm. Kemudian, formasi Malihan Persing mengandung grafit bentuk slender, slate, dan flake dari batuan metamorf urat kuarsa yang juga merupakan karbon untuk penuaan Perm. Kemudian kelompok granit Mungung Trias dan kelompok granit Jurassic Tanjungbuku menerobos kelompok kuarsit Bukit Duabelas dan kelompok Malihan Persing yang tersusun dari batuan metamorf. Lapisan termuda yang diendapkan di Pulau Singkep adalah lapisan rawa dan lapisan aluvial. Struktur geologinya berarah tenggara-barat laut, berbentuk sesar, melintasi bagian utara Pulau Singkep hingga Pulau Selayar. (K. sutisna, G, Burhan, dan B. hermanto, 1994)

Gambar 2. 1 Peta Geologi Lembar Dabo (K. sutisna, G, Burhan, dan B. hermanto, 1994)

(21)

7

2.2 Tahapan Penambangan

PT. XYZ merencanakan menggunakan sistem tambang terbuka. sistem penambangan terbuka diharapkan dapat memberikan perolehan penambangan terbaik dengan biaya yang lebih efisien, yang mengarah kepada perolehan keuntungan yang optimal. Untuk itu perlu dibuat kajian studi kelayakan terkait rencana penambangan tersebut.

Kegiatan penambangan yang direncanakan dimulai dengan pembersihan lahan, pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk atau pengupasan lapisan tanah penutup, penggalian pasir, Pengangkutan, hingga pengolahan pasir silika.

Kegiatan pembersiahan lahan dilakukan menggunakan alat gusur

bulldozer untuk memastikan lahan bersih dari vegetasi penutup hingga siap

untuk dilakukan pengupasan lapisan tanah pucuk. Setelah lahan terbuka dan bersih dari vegetasi maka dilanjutkan dengan kegiatan pengupasan tanah penutup. Lapisan penutup ini merupakan tanah pucuk dengan ketebalan sekitar 30 cm, merupakan bagian tanah yang kaya akan unsur hara. Tanah pucuk yang telah dikupas kemudian ditumpuk pada lokasi yang telah ditentukan untuk naintinya dapat dipergunakan kembali pada proses reklamasi.

(22)

8 Setelah lapisan penutup dikupas dan pasir terekspose maka dapat dilakukan penggalian, pemuatan dan pengangkutan pasir. Penggalian dan pemuatan menggunakan alat excavator dan pengangkutan menggunakan

dump truck. Pasir silika yang ditambang akan diangkut menuju stockpile

sebelum dilakukan tahap pencucian. Diagram alir proses penambangan pasir silika dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2. 2 Diagram Alir Proses Penambangan Pasir Silika PT.XYZ (Dokumen Studi Kelayakan PT. XYZ, 2020)

2.3 Tafsir ayat

Ayat al-qur’an sebagai pedoman hidup manusia dalam menjalaini kehidupan. Setiap ayat yang tertuang dalam Al-Qur’an memberikan pesan tersendiri kepada setiap manusia dalam bertindak. Beberapa Ayat yang akan dibahas mengenai pembiayaan adalah sebagai berikut

(23)

9 َلا َو ( نيِنِسْحُمْلا َنِهم ٌبي ِرَق ِ هاللّ َتَمْح َر َّنِإ ًاعَمَط َو ًاف ْوَخ ُهوُعْدا َو اَه ِحَلاْصِإ َدْعَب ِض ْرَلأا يِف ْاوُدِسْفُت 56 ) َلَبِل ُهاَنْقُس ًلااَقِث ًاباَحَس ْتَّلَقَأ اَذِإ ىَّتَح ِهِتَمْح َر ْيَدَي َنْيَب ًارْشُب َحاَي ِهرلا ُلِس ْرُي يِذَّلا َوُه َو د ِهِب اَنْل َزنَأَف تِهيَّم ( نو ُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل ىَت ْومْلا ُج ِرْخُن َكِلَذَك ِتا َرَمَّثلا ِهلُك نِم ِهِب اَنْج َرْخَأَف ءاَمْلا 57 ُج ُرْخَي ُبِهيَّطلا ُدَلَبْلا َو ) ُف ِهرَصُن َكِلَذَك ًادِكَن َّلاِإ ُج ُرْخَي َلا َثُبَخ يِذَّلا َو ِهِهب َر ِنْذِإِب ُهُتاَبَن ( نو ُرُكْشَي م ْوَقِل ِتاَيلآا 58 )

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suaitu daerah yang tandus, lalu Kami iturunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

b. Aplikasi dalam reklamasi pertambangan

Industri pertambangan adalah industri yang berpotensi merusak alam, dalam praktiknya pertambangan dapat dipastikan merubah bentang alam. Pertambangan dapat dilakukan secara baik dan benar dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan utama. Ketika proses pertambangan selesai, pertambangan akan meninggalkan lubang bekas tambang. Maka dari itu diwajibkan bagi seluruh perusahaan

(24)

10 tambang untuk melakukan reklamasi agar lahan yang selesai ditambang dapat kembali dipergunakan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

2.4 Reklamasi

Menurut pengertian reklamasi dalam Keputusan Mentri No. 1827 Tahun 2018. Reklamasi adalah aktivitas yang dilaksanakan selama tahapan usaha pertambangan yang bertujuan untuk menata, memperbaiki, dan memulihkan kualitas lingkungan hidup dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukkannya. Aktivitas pertambangan merupakan aktivitas di luar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah yang mempunyai peran penting dalam perkembangan ekonomi nasional.

Industri pertambangan telah memberikan banyak banyak kegunaan untuk mendongkrak ekonomi daerah bahkan negara. Akan tetapi ndustri pertambangan juga tidak lepas dari dampak negatif bagi lingkungan hidup, diantaranya sebagai berikut:

a. Pergantian klim

b. Kepunahan dan kerusakan keanekaragaman hayati

c. Bencana kekeringan, longsor, banjir dan/atau kebakaran hutan, dan lahan

d. Perubahan fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

e. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

Peralihan dan kerusakan lingkungan hidup ini akan terjadi di ndustri pertambangan, maka harus diadakan kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi

(25)

11 membutuhkan perencanaan yang matang agar lahan lingkungan yang ditinggalkan setelah operasi penambangan bisa kembali berfungsi. Sebagaimana amanat Peraturan Menteri No.18 Tahun 2008 yang mewajibkan perusahaan unitunk merencanakan dan Menyusun rencana reklamasi sesuai dengan AMDAL atau UKL dan UPL yang telah disetujui. (Keputusan Mentri ESDM No.1827, 2018)

2.5 Metode Penimbunan

Terdapat aneka macam cara penimbunan yang bisa diaplikasikan memakai alat mekainis berupa bulldozer yang akan menggusur material timbunan yang sudah ditumpahkan dump truck.

a. Down Hill Dozing

Sistem yang berfungsi dalam metode ini, bulldozer secara konsisten mendorong iturun. Karenanya, bulldozer akan terbanitu oleh kekuatan gravitasi untuk mempercepat saat memindahkan material.

Gambar 2. 3 Down Hill Dozing (Yanto Indonesianto, 2010)

b. High Wall atau Float Dozing

Traktor beberapa kali pada saat itu mengumpulkan material bersama-sama dan mendorong dengan hati-hati ke lereng yang

(26)

12 tinggi. Sebelum semua kotoran habis meluncur ke bawah, traktor harus direm agar tidak jaituh. (Gambar 3.10)

Gambar 2. 4 High Wall Dozing (Yanto Indonesianto, 2010)

c. Trench atau Slot Dozing

Bulldozer yang menggusur melalui satu jalan yang sama akan

menyebabkan terbentuk semacam dinding pada kiri dan kanan bilah yang disebut spillages, sehingga pada pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang keluar dari samping bilah.

(27)

13

2.6 Metode Perhitungan Alat

Ripper adalah alat untuk membajak/menggemburkan tanah keras

(lempung keras). Tanah keras ini efektif bila dikerjakan dengan bulldozer karena blade akan cepat rusak, sehingga bulldozer bisa juga dilengkapi dengan ripper. (Soemardikatmodjo, 2003)

Gambar 2. 6 Komatsu D85EX ( Handbook Of Komatsu)

Gigi ripper dapat dinaik - iturunkan sesuai dengan kedalaman penggalian yang dikehendaki dan kondisi material yang akan digaru. (Soemardikatmodjo, 2003)

Kapasitas Produksi ripping dengan multi shank ripper adalah sebagai berikut :

𝐾𝑃 = (LK × P × J × 60 × FK)/(𝐽/𝐹 + 𝐽/𝑅 + 𝑍) Keterangan :

KP = Kapasitas produksi ripping LK = Lebar kerja (meter)

(28)

14 J = Jarak ripping (meter)

FK = Faktor koreksi

F = Kecepatan maju (m/menit) R = Kecepatan mundur (m/menit) Z = Waktu tetap

Produktivitas kerja suaitu alat yang diperlukan adalah standard agar alat tersebut bekerja dalam kondisi deal ditambah dengan faktor dimana faktor ini adalah faktor produktivitas kerja (E). Kemahiran sangat bergantung pada kondisi kerja dan faktor karakteristik lainnya seperti geologi, bakat admiinistrator, penentuan standars pemeliharaan, dan lainnya yang diideintifikasi dengan aktivitas perangkat..

Pada kenyataan yang sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja tetapi berdasarkan pengalaman - pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensi yang mendekati kenyataan.

2.7 Revegetasi

Revegetasi adalah usaha untuk memulihkan lahan bekas penambangan dengan cara menanam kembali tumbuhan pada lahan bekas penambangan. Setiadi (2006) menyampaikan model revegetasi dalam rehabilitasi lahan yang terdegradasi terdiri dari beberapa model antara lain restorasi, reforestasi, dan agroforestri. Lebih lanjut dinyatakan bahwa aktivitas revegetasi meliputi beberapa hal yaitu

(29)

15 b. Produksi bibit

c. Penyiapan lahan d. Amandemen tanah e. Teknik penanaman

f. Pemeliharaan dan program moinitoring

Pada lahan bekas tambang, revegetasi merupakan sebuah usaha yang kompleks yang meliputi banyak aspek, tetapi juga memiliki banyak keuntungan. Eberapa keuntungan yang didapat antara lain, menjaga lahan dari erosi aliran [ermukaan yang deras, membangun habitat bagi satwa liar, membangun keanekaragaman jenis-jenis lokal dan plasma nutfah. Beberapa faktor sebagai bahan evaluasi revegetasi antara lain, performa peritumuhan dan kesesuaian jeis, kesinambungan dan tingkat pemnuhan kebutuhan diri oleh tanaman, peningkatan lingkungan mikrohabitat, pengurangan dampak terhadap lingkungan serta keuntungan bagi masyarakat sekitar (Setiadi 2006).

2.8 Hydroseeding

Hydroseeding merupakan suaitu teknik atau cara tanam yang

menggunakan campuran utama air dan benih. Teknik atau cara ini merupakan proses dimana benih, air, pupuk, mulsa dan bahan pembenah atau pengikat tanah dicampur dan diaduk dalam tangki, kemudian disemprotkan pada permukaan tanah atau lereng dengan Hydroseeder. Saat penyemprotan, mulsa bersama pupuk dan benih rumput berfungsi sebagai

(30)

16 lapisan dasar penyerap untuk menahan air, mempercepat perkecambahan benih rumput, dan membentuk mulsa untuk mencegah erosi tanah.

Gambar 2. 7 Material Campuran Hydroseeding (Sunandar, 2013)

Proses penyemprotan campuran bahan penyemaian hidrolis memerlukan beberapa tahapan kerja, yaitu: (1) penyiapan bahan, alat dan sumber daya manusia; (2) pencampuran bahan penyemaian hidrolik; dan (3) proses penyemprotan itu sendiri. Tahapan ini mengacu pada pedoman penerapan teknologi pembenihan hidrolis untuk pengendalian erosi yang dirumuskan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.

Pencampuran material hydroseeding adalah salah satu tahap penting dalam teknologi hydroseeding. Secara umum, pekerjaan pencampuran dan penyemprotan maerial hydroseeding merupakan bagian proses penanaman vegetasi yang sangat cepat dan tepat dalam upaya pengendalian erosi

(31)

17 permukaan. Material yang dicampurkan harus sesuai dengan kualitas, kuaintitas, dan urutannya.

Gambar 2. 8 Komposisi Material Campuran Hydroseeding (Sunandar, 2013)

2.9 Pemupukan

Rendahnya kadar unsur hara essensial seperti N, P, K, Ca, Mg, rendahnya KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan kandungan bahan organik, reaksi tanah (pH) yang terlalu masam atau alkalin, toxic dari Fe dan Al, serta keberadaan pyrite (FeS2), merupakan masalah-masalah umum yang sering ditemui. Tanaman tumbuh lambat, kerdil dan seringkali mengalami kematian. Untuk mengatasi masalah ini, maka sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah terlebih dahulu perlu diketahui, sehingga penangannya (Soil amendment) dapat dengan tepat bisa dilakukan (Setiadi 2010).

Perbaikan fisik lahan menjadi salah satu kebutuhan untuk mengembalikan tanah telah rusak. Tanah yang tergolong sangat masam hingga masam pemberian kapur pertanian perlu dilakukan untuk

(32)

18 meningkatkan pH tanah dan ketersediaan unsur-unsur lainnya, seperti P dan berbagai unsur mikro. (Iskandar 2012)

Dosis pupuk yang dibutuhkan untuk penanaman Legume Cover Crop (LCC) antara lain: Urea (80 kg/ha), KCL (5 kg/ha), TSP (3 kg/ha). (Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri)

2.10 Pueraria Javanica

Pueraria termasuk legum dari subfamili Leguminosae. Tanaman ini

merupakan mrupaka asli Asia dan biasa ditemukan di Asia Tenggara. Seperti legum lainnya, tanaman tumbuh merambat, kal, atau merambat. Dua jenis

Pueraria yang digunakan sebagai tanaman penutup tanah yaitu Pueraria Javanica dan Pueraria Phaseoloides (Kudzu tropic) (purwanto, 2007).

Tanaman tumbuh perlahan, merayap ke kiri, memiliki batang yang tebal dan akar yang dalam, membentuk umbi dengan diameter akar hingga 6 cm. Batang dan cabangnya berbulu lebat. Daunnya besar, daun majemuk, berbentuk segitiga atau ketupat, ujung meruncing, pangkal bulat, bagian bawah berbulu, keriput, agak gelap, dan lebar 1,6-2 cm. Di ketiak daun tumbuh bunga tandan sepanjang 15 cm, kecil-kecil berwarna ungu mengkilat. Polongnya lurus dan ujungnya melengkung, berukuran 10 cm x 0,4 cm. Setiap polong berisi

(33)

10-19 20 biji. Bijinya berwarna coklat kehitaman, berkulit keras, berbentuk lonjong segiempat (Purwanto,2007).

Gambar 2. 9 Tumbuhan Peuraria Javanica (Direktorat Jendral Perkebunan, 2007)

Pueraria Javanica ditanam untuk dimanfaatkan sebagai tanaman

penutup tanah, pencegah erosi, sumber pupuk hijau, pemberantas alang-alang pada pakan ternak. Sistem pengakarannya sangat dalam dan bercabang-cabang. Setiap buku batang yang brsinggungan dengan tanah akan mengeluarkan akar sehingga mampu mengikat tanah dan cocok sebagai tanaman pencegah erosi. Sebagai tanaman penutup tanah, biasanya penanaman dikombinasikan dengan

Centrasoma, Calopogoinium, dan Psophocarpus (Purwanto, 2007).

Pueraria dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dengan 1000

mdpl., toleran pada tanah asam dan miskin phospat. Pertumbuhan tanaman lambat pada 3 bulan pertama. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan menggunakan biji. Namun, karena kulit bijinya keras, maka sebaiknya sebelum

(34)

20 disebar bijit tersebut direndam terlebih dulu dalam air panas. Pertumbuhan tanaman agak baik dengan sinar matahari yang banyak, dapat juga tumbuh dengan naungan yang ringan, tetapi tanaman ini tdak tahan kekeringan. Untuk memproleh bijinya, penanama yang dilakukan dengan merambatkannya pada tanaman lain atau meopangnya dengan bamboo. Jumlah biji berkisar antara 60.000-65.000 butir per kg (Purwanto, 2007).

2.11 Cemara Laut (Casuarina Equisetifolia)

Tanaman cemara laut termasuk ke dalam kingdom Plantae (Tumbuhan), subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), super divisi Spermatophyta (Menghasilkanbiji), divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), kelas Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Sub Kelas Hamamelidae, ordo asuarinales. Casuarina equisetifolia L termasuk dalam famili Casuarinaceae, Pohon cemara selalu hijau dengan ketinggian berkisar 6-35 m.

(35)

21 Cemara merupakan tumbuhan hijau, sekilas terlihat seperti buah pir berduri, karena dahannya pada dahan besar terlihat seperti jarum, dan buahnya seperti tumbuhan runjung kecil. Kulitnya berwarna coklat muda keabu-abuan, kasar, dan pohon tua memiliki lekukan. Lingkaran leintisel terlihat jelas pada kulit muda. Cabang-cabangnya terkulai dan seperti jarum; sangat kecil, dengan daun yang lebih kecil tersusun dalam 7-8 helai.

Cemara laut tumbuh di daerah pesisir. Kondisi pertumbuhan pinus laut antara lain: Jenis tanah eintisol, menurut tipe klim Schmidt dan Ferguson B, ketinggian 0-155 mdpl. Temperaitur suhu 22,8 C-32 C, dan curah hujan rata-rata 1.685 mm / tahun

Cemara laut dapat diklasifikasikan sebagai jenis pohon serba guna atau jenis pohon serba guna, yaitu jenis pohon yang ditanam dalam satu kawasan untuk mencapai manfaat (fungsi) ganda. Sebagai contoh, petaini dapat memanfaatkan baik kayu maupun non kayu dari satu pohon yang sama. Manfaat utama jenis ini berupa kayu yang sangat tinggi kualitasnya sebagai bahan bakar (arang), kayu gelondongan untuk pancang, tonggak dan pagar. Cemara laut mempunyai potensi yang baik seebagai bahan kayu bakar terbaik di duinia (Syamsuwida, 2005). Namun di daerah-daerah yang sangat kekurangan kayu seperti Cina bagian tenggara, kayu dari pohon cemara dapat digunakan untuk tiang rumah dan perabotan sederhana (Dommerques, 1983). Selain itu Cemara laut bisa dimanfaatkan untuk konservasi tanah dan rehabilitasi lahan, jalur hijau penahan angin dan kayu konstruksi (Syamsuwida, 2005).

(36)

22

BABIII

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian tugas akir ini dilakukan di lahan bekas penambangan PT XYZ pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Mei.

a. Waktu penelitian

Rincian kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabe; dibawha ini: Tabel 3. 1 Rincian Kegaitan Penelitian

No Jenis Kegiatan Minggu Ke- Maret April 3 4 1 2 3 4 1. Studi Literaitur 2. Pengambilan Data

3. Pengolahan dan Analisis Data

4. Penyusunan Laporan

5. Evaluasi dan Pengumpulan Laporan

(37)

23 Luas tapak proyek yang akan digunakan untuk kegiatan penambangan silika dan pembangunan sarana penunjangnya adalah sesuai dengan Wilayah zin Usaha Pertambangan (WIUP) Eksplorasi yaitu seluas 328 ha di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau 0°39'05.9" LS dan 104°21'22.3" BT.

Gambar 3. 1 Peta Lokasi IUP Penambangan Pasir Silika PT. XYZ (Dokumen Studi Kelayakan PT. XYZ, 2020)

(38)

24 Lokasi rencana tambang PT XYZ terletak di Pulau Singkep yang secara admiinistratif berada di Provinsi Kepulauan Riau. Perjalanan dimulai dari Jakarta menggunakan jalur udara menuju Batam atau Tanjung Pinang sekitar ± 2 jam perjalanan. Sesampainya di Batam atau Tanjung Pinang dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan kapal laut menuju ke Pulau Singkep sekitar 3 - 4 jam, kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Desa Marok Kecil menggunakan mobil ± 30 menit Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Peta Kesampaian Daerah PT. XYZ (Dokumen Studi Kelayakan PT. XYZ, 2020)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Ada berbagai teknik cara dalam pengambilan data pada penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan 2 cara yaitu, studi literatur dan observasi lapangan berikut adalah penjelasanya:

(39)

25

a. Studi Literatur

Studi Literatur yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari referensi buku, jurnal, artikel maupun laporan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

b. Observasi Lapangan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diperoleh tanpa melakukan pengamatan langsung di lapangan atau secara garis besar merupakan data yang sebelumnya sudah di kumpulkan oleh PT. XYZ dan dapat digunakan untuk kajian lain. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diberikan PT XYZ. Adapun data sekunder yang digunakan berupa:

1 Peta sequence penambangan.

Data sequence penambangan ini diberikan dalam format

drawing exchange format (DXF) yang bisa dikembangkan datanya

menggunakan aplikasi AUTOCAD. 2 Spesifikasi alat

Data yang diperlukan lagi adalah data spesifikasi alat yang digunakan pada saat penelitian, data ini berupa dimensi alat bulldozer Komatsu D85EX, dimensi ripper¸ dan semua data-data spesifikasi alat yang dibutuhkan.

(40)

26 3 Laporan studi kelayakan PT. XYZ

Laporan studi kelayakan adalah laporan dari pemegang izin/ kuasa pertambangan yang memuat hasil studi secara menyeluruh atas aspek yang berkaitan dengan rencana pengusahaan suatu tambang, untuk mengetahui kelayakan usaha.

Salah satu isi dari laporan studi kelayakan ini menjelaskan bagaimana keadaan lahan sebelum ditambang dari segi litologi tanah dan penggunaan lahan sebelumnya. Kemudian dalam laporn ini dijelaskan juga apa saja dampak lingkungan yang terjadi, dan perencaan reklamasi pasca tambang PT. XYZ.

3.3 Tahapan Penelitian

Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui luas area revegetasi

Format data sequence penambangan yang diberikan oleh PT. XYZ berupa drawing exchange format (DXF), dimana format data tersebut bisa dikembangkan pada salah satu software yang Bernama AUTOCAD. Data yang dikembangkan pada peta sequence ini untuk mengetahui luas jalan tambang yang berada di antara

sequence-sequence penambangan pasir silika. Untuk mengetahui luas jalan

tambang di area sequence dapat dilakukan pengukuran pada panjang garis di bagian yang dijadikan jalan tambang. Setelah dilakukan

(41)

27 pengukuran, dijumlahkan secara menyuluruh panjang jalan dari

sequence 1 sampai dengan sequence 5. Saat selesai dijumlahkan, total

panjang jalan tambang dikalikan dengan lebar jalan tambang yang menghasilkan luas jalan tambang yang akan direvegetasi.

b. Mengetahui produktivitas alat dan biaya sewa (bulldozer)

Untuk mengetahui produktivitas alat bulldozer dapat menggunakan rumus, ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak volume tanah yang digemburkan dan berapa lama pemakaian alat. Untuk menghitung produktivitas bulldozer ini dibutuhkan data seperti lebar kerja alat, kedalaman penetrasi, jarak ripping, faktor koreksi, kecepatan, dan waktu tetap. Setelah mendapatkan berapa lama waktu pemakaian, hasil tersebut dikalikan dengan harga perjam sewa alat. c. Menentukan jenis tanaman yang digunakan

Penentuan jenis tanaman untuk revegetasi sesuai dengan kondisi lahan bekas jalan tambang dan fasilitas penunjang di wilayah reklamasi. Dasar penentuan tanaman yang digunakan adalah sifat fisik tanah yang minim unsur hara pada daerah tersebut, penggunaan lahan sebelum ditambang dimana lahan tersebut merupakan perkebunan dan permukiman , dan rencana reklamasi pasca tambang yang tidak menutup kolam tambang. Maka dari itu, ditentukanlah tanaman untuk menjaga kestabilan lereng lubang tambang dan bisa hidup di tanah yang minim unsur hara yaitu Pueraria Javanica dan Cemara laut.

(42)

28 d. Mengetahui produktivitas alat hydroseeding

Perhitungan produktivitas alat hydroseeding dan biaya dapat dilakukan dengan perhitungan rumus fisika sederhana untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan alat untuk bekerja. Cukup mengalikan kecepatan truk hdroseeding dengan jarak yang ditempuh truk, peneliti mendapatkan waktu yang diperlukan akat untuk bekerja. Setelah waktu sudah diketahui, waktu dikalikan dengan harga sewa alat perjam.

e. Menentukan rangkaian kegiatan pemeliharaan

Dalam rangkaian kegiatan reklamasi, dibutuhkan kegiatan pemeliharaan tanaman guna menjaga tanaman tetap tumbuh dengan baik. Pemeliharaan dibagi menjadi beberapa rangkaian, pemupukan untuk menambah kualitas unsur hara, dan penyulaman tanaman yang mati.

f. Mengetahui biaya revegetasi

Biaya yang akan dikeluarkan pada reklamasi ini harus direncanakan dengan baik dan efisien. Seluruh tahapan reklamasi akan menghasilkan biaya yang dikeluarkan dan itu harus dikalkulasikan agar kegiatan reklamasi berjalan secara efektif dan efisien.

(43)

29

3.4 Bagan Alir Penelitian

Tahapan proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3. 3 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Kesimpulan dan Saran Tahapan Penelitian 1. Mengethaui luas area revegetasi

2. Mengetahui produktivitas alat berat (bulldozer) 3. Menentukan Jenis tanaman yang akan digunakan 4. Mengetahui produktivitas alat hydroseeding 5. Menentukan rangkaian kegiatan pemeliharaan. 6. Mengetahui biaya reklamasi.

Pembahasan

Membahas perencanaan reklamasi agar berjalan secara efisien dan ekonomis

Studi Literaitur

Data Sekunder :

1. Peta sequence penambangan PT. XYZ

2. Spesifikasi alat yang digunakan 3. Laporan studi kelayakan PT. XYZ

(44)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lahan Yang Akan Direklamasi

Rencana reklamasi lahan untuk kegiatan penambangan bahan galian pasir silika pada lokasi Blok UP PT. XYZ selama kurun waktu mulai dari tahun 2020 sampai tahun 2024 adalah:

a. Pencucian dan Benefisiasi

Pada area bekas sarana pencucian dan benefisiasi akan dilakukan penggemburan tanah dan revegetasi tanaman LCC.

b. Jalan Tambang

Jalan tambang adalah jalan yang menghubungkan antara area tambang dengan lokasi stockpile. Pengangkutan pasir silika dari front penambangan diangkut ke lokasi pencucia menggunakan dump truck, jarak dari front ke lokasi pencucian antara 1.900 m hingga yang terdekat 100 m. Kemudian pasir silika hasil pencucian akan diangkut menggunakan dump truck menuju ke jetty yang berjarak 5.500 m. Lebar jalan angkut 10 m berdasarkan 3,5 kali alat angkut yang digunakan.

Berm atau tanggul pengaman tingginya setengah kali tinggi roda alat

angkut. Kondisi jalan yang dibuat untuk kapasitas dump truck berukuran hino kapasitas 15 ton.

(45)

31 Tabel 4. 1 Jarak Jalan Tambang PT. XYZ

Sumber: (Dokumen Studi Kelayakan PT.XYZ)

Jalan produksi ini dibuat dengan lebar 10 meter. Kondisi jalan yang dibuat untuk kapasitas dump truck berukuran hino kapasitas 15 ton. Luas jalan tambang pada setiap tahapan atau sequence penambangan dapat dilihat tada Tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4. 2 Jarak Jalan Tambang pada Setiap Sequence

Lokasi Jalan Luas (ha)

Jalan Tahun 2020 4,2 Jalan Tahun 2021 3,7 Jalan Tahun 2022 2 Jalan Tahun 2023 2,1 Jalan Tahun 2024 2,2

Lahan bekas jalan tambang seluas 14,2 ha yang akan direklamasi memiliki luas yang berbeda-beda pada tiap sequence. Pada tahun 2020 hasil perhitungan mendapatkan luas jalan seluas 4,2 ha. Pada tahun 2021 lahan bekas jalan tembang seluas 3,7 ha. Pada tahun 2022 lahan bekas jalan tambang seluas 2 ha. Pada tahun 2023 lahan bekas jalan

Sequence Jarak (m) Sequence 1 4.235,00 Sequence 2 3.675,23 Sequence 3 2.051,83 Sequence 4 2.123,95 Sequence 5 2.191,45

(46)

32 tambang seluas 2,1 ha. Pada tahun 2024 lahan bekas jalan tambang seluas 2,2 ha.

4.2 Persiapan Lahan Revegetasi

Jalan bekas tambang yang tidak digunakan kembali akan meninggalkan material yang terpadatkan sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami tumbuhan secara langsung. Maka digunakan dozer untuk menggemburkan material yang terpadatkan akibat dijadikan jalan tambang.

Lahan bekas jalan tambang seluas 14,2 ha dilakukan penggemburan tanah dengan Bulldozer D85SS lalu ditanam dengan tanaman LCC dan tanaman inti yaitu tanaman cemara laut. Pada tahun 2020 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 25 jam seluas 2,1 ha. Pada tahun 2021 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 21 jam seluas 1,8 ha. Pada tahun 2022 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 12 jam seluas 1 ha. Pada tahun 2023 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 21 jam seluas 2,1 ha. Pada tahun 2024 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 13 jam seluas 2,1 ha.

4.3 Teknik dan Peralatan yang Akan Digunakan Dalam Reklamasi

Berdasarkan hasil pembahasan dalam Dokumen Studi Kelayakan PT XYZ, maka metode dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan reklamasi adalah sebagai berikut:

(47)

33 Rencana revegetasi akan dilakukan di area yang dibuka untuk kegiatan operasi produksi pada tahun 2020-2024 seluas 14,2 ha yaitu jalan tambang yang tidak digunakan lagi 14,2 ha

Tahapan kegiatan revegetasi yang direncanakan adalah:

1 Analisis kualitas tanah untuk 5 conto setelah dilakukan penambangan, yaitu 1 conto untuk mewakili seluruh area penambangan.

2 Pemupukan untuk menyiapkan lahan sebelum penanaman seluas 14,2 ha

3 Pengadaan benih tanaman LCC dibutuhkan sebanyak 3,5 ton untuk seluruh area reklamasi.

4 Kegiatan penanaman akan dilakukan menggunakan metode

Hydroseeding.

5 Penanaman pohon cemara laut dengan jarak tanam 4x4 meter Pemeliharaan tanaman pada area yang sudah ditanami seluas 142.000 m² yaitu dengan satu (1) kali pemupukan.

b. Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan reklamasi PT XYZ adalah dozer yang digunakan untuk menggemburkan tanah menggunakan Ripper dozer dengan pengulangan dua kali. Kemudian ada mesin Hydroseeding yang digunakan untuk penebaran bibit LCC. Alat yang digunakan pada kegiatan reklamasi dapat dilihat pada Tabel 4. 3 sebagai berikut:

(48)

34 Tabel 4. 3 Kebutuhan Alat Reklamasi

Jenis Pekerjaan Jenis Alat Nama Alat

Penggemburan tanah Bulldozer Komatsu D85ESS

Penebaran bibit Truk Hydroseeding Hydroseeder Model T60

Sumber: (Dokumen Studi Kelayakan PT.XYZ)

4.4 Revegetasi

Tanah yang baru disebarkan belum membentuk struktur yang kompak sehingga sangat rawan terhadap erosi. Sementara itu, penanaman dengan pohon saja membutuhkan waktu yang lama sampai tajuknya mampu menutup tanah dan melindungi tanah dari erosi. Untuk melakukan perlindungan tanah secara cepat, perlu dilakukan penanaman dengan tanaman penutup tanah yang dapat menutup tanah dengan cepat.

Kegiatan revegetasi atau penanaman kembali ini dilakukan pada timbunan yang membentuk tanggul pada sisi-sisi kolam. Jenis tanaman yang digunakan dalam proses revegetasi ini adalah tanaman endemik yang dapat tumbuh di media pasir seperti pueraria javanica yang akan disebarkan dengan metode Hydroseeding. Penanaman tanaman berbatang keras yang berfungsi sebagai penghijauan lahan dan memperkuat kelerengan digunakan pohon cemara laut dilakukan dengan jarak penanaman 4x4 m menggunakan sistem bujur sangkar dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut.

(49)

35 Gambar 4. 1 Sistem Penanaman Revegetasi

Menghitung kebutuhan bibit cemara laut dapat dilakukan dengan cara mengetahui luas area (m2) yang akan direvegetasi, kemudian dibagi dengan luas area (m2) penanaman satu bibit pohon cemara laut. Jarak tanam yang

digunakan pada penanaman cemara laut adalah 4×4 meter yang mengashilkan luas sebesar 16 m2. Kemudian seluruh luas area sequence yang telah diketahui dibagi dengan 16 m2 yang menghasilkan kebutuhan bibit pohon cemara laut

seperti pada tabel berikut.

Tabel 4. 4 Kebutuhan Bibit Cemara Laut

Penebaran benih tanaman cover crop oleh PT XYZ dilaksanakan dengan menebarkan benih Legume Cover Crop (LCC) pueraria javanica menggunakan metode hydroseeding dengan rasio benih 25 g/m2 perhitungan kebutuhan LCC dapat dilihat pada tabel 4. 2 Sebagai berikut.

Sequence Jarak (m) Luas (m²) jumlah pohon Sequence 1 4.235 42.350 2.647 Sequence 2 3.675 36.752 2.297 Sequence 3 2.052 20.518 1.282 Sequence 4 2.124 21.240 1.327 Sequence 5 2.191 21.915 1.370

(50)

36 Tabel 4. 5 Kebutuhan Material Hydoseeding

Penebaran benih LCC dan penanaman pohon tiap tahun direncanakan sebagai berikut:

1. Tahun 2020 persiapan reklamasi.

2. Tahun 2021 benih Legume Cover Crop dan ditebarkan pada areal selebar 10 m sisi kiri dan kanan tanggul sequence 1.

3. Tahun 2022 benih Legume Cover Crop pada areal selebar 10 m sisi kiri dan kanan tanggul sequence 2 .

4. Tahun 2023 benih Legume Cover Crop ditebarkan pada areal selebar 10 m sisi kiri dan kanan tanggul sequence 3.

5. Tahun 2024 benih Legume Cover Crop ditebarkan pada areal selebar 10 m sisi kiri dan kanan tanggul sequence 4.

Total area yang dilakukan kegiatan revegetasi seluas 14,2 ha.

Revegetasi menggunakan LCC Pueraria Javanica yang berguna untuk menahan daya perusak hujan yang menghancurkan butir-butir material, menambah sifat orgainik material dari daun, batang, atau akar yang mati.

Tahun

Jarak (m)

Luas area

Kebutuhan bibit (kg)

Kebutuhan Mulsa (kg)

Waktu hari (jam)

tahun 2020

4235

42350

1059

11646

2

tahun 2021

3675

36752

919

10107

2

tahun 2022

2052

20518

513

5643

1

tahun 2023

2124

21240

531

5841

1

tahun 2024

2191

21915

548

6026

1

total

14277

142775

3569

39263

7

(51)

37 Revegetasi menggunakan pohon cemara laut berguna untuk menjaga kestabilan lereng yang ditinggalkan pada saat berhentinya operasi penambangan. Karena ada lereng yang terbentuk setinggi 2-4 m bekas lubang tambang yang akan ditinggalkan. Maka dari itu dibutuhkan tanaman untuk menjaga dan melindungi lereng tersebut untuk menguatkan struktur material bekas penambangan agar tidak terjadi longsor.

Pada tahun 2020 bibit LCC yang digunakan sebanyak 1 ton dan penanaman sebanyak 2647 bibit cemara laut. Tahun 2021 dibutuhkan biji LCC sebanyak 0,9 ton dan penanaman 2297 bibit cemara laut. Tahun 2022 dibutuhuhkan 0,5 ton biji LCC dan penanaman 1282 bibit cemara laut. Tahun 2023 dibutuhkan 0,53 ton biji LCC dan penanaman 1327 bibit cemara laut. Tahun 2024 dibutuhkan biji LCC sebanhak 0,54 ton dan penanaman 1370 bibit cemara laut. Total bibit yang digunakan untuk pengendalian erosi sebanyak 3,5 ton biji LCC dan 8933 bibit cemara laut.

4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman akan dilakukan 2 kali dalam setahun dan dilakukan oleh beberapa tenaga kerja agar kondisi dan perkembangan tanaman dapat berjalan dengan normal. Pemeliharaan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Bibit yang digunakan harus seumur dengan

(52)

38 tanaman yang disulam. Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3% – 5% setiap hektarnya. Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.

b. Pemupukan

Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl). Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.

Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman. Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut:

1. Kapur Pertanian : 120 kg/ha → diberikan 2x aplikasi 2. Pupuk Kandang : 65 kg/ha → diberikan 2x aplikasi 3. Pupuk Alam : 65kg/ha → diberikan 2x aplikasi

Kebutuhan tiap sequence dapat dihitung dengan cara mengalikan kebutuhan pupuk perhektar dengan luas sequence dan dikalikan dengan 2 karena ada dua kali pemupukan.

𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑒 =

𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑒 × 2 Setelah menghitung dengan cara tersebut, maka akan didapatkan total jumlah kebutuhan masing-masing pupuk pada tabel berikut.

(53)

39 Tabel 4. 6 Kebutuhan Pupuk

Pada tanaman yang sudah menghasilkan, pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari pokok.

Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober) untuk pemupukan yang pertama, dan pada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang kedua.

4.6 Biaya Penatagunaan Lahan

Biaya penatagunaan lahan hanya digunakan untuk penggemburan material bekas jalan tambang pada penambangan dikarenakan tidak adanya lapisan penutup dan tanah penutup, lalu semua lahan bekas tambang akan dijadikan tambak kan dengan direvegatasi pada setiap tanggulnya. Pada lahan bekas pencucian dan benefisiasi akan direvegetasi.

Alat yang digunakan untuk menggemburkan material adalah Komatsu D85 SS dengan spesifikasi alat (handbook komatsu) dan pengerjaan sebagai berikut:

a. Lebar Kerja : 2,1 m

b. Kedalaman Penetrasi : 30 cm

Kapur pertanian (kg) Pupuk Kandang (kg) Pupuk Alam (kg)

Sequence 1 (4,2 ha) 1.016 551 551 Sequence 2 (3,7 ha) 882 478 478 Sequence 3 (2 ha) 492 267 267 Sequence 4 (2,1 ha) 510 276 276 Sequence 5 (2,2 ha) 526 285 285 Total 3.427 1.856 1.856

(54)

40 c. Kecepatan Maju : 30 m/menit

d. Kecepatan Mundur : 25 m/menit

e. Faktor Koreksi : 0,5

f. Waktu Tetap : 0,10 s

Perhitungan teknis waktu produktivitas Ripper guna penggemburan lahan dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut

(55)

41 Tabel 4. 7 Perhitungan Ripper

Tahun Jarak (m) Luas (m²) Jumlah Material (Lcm) Produktivitas

(Lcm/jam) Waktu Penggunaan (Jam) 2020 4.235 21.175 7.623 309 25 2021 3.675 18.376 6.615 309 21 2022 2.052 10.259 3.693 309 12 2023 2.124 10.620 3.823 309 12 2024 2.191 10.957 3.945 309 13

(56)

42 Biaya penatagunaan lahan berupa penggemburan lahan guna penanaman LCC dihitung pada setiap tahapan atau sequence penambangan.

Dozer menggemburkan lahan menggunakan Ripper dengan kedalaman 30 cm

sebagai zona pengakaran dan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali agar lahan benar benar gembur. Perhitungan ekonomi berupa biaya penggemburan dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4. 8 Tabel Biaya Sewa Bulldozer D85 EX

Jarak (m) Jarak Waktu (jam) Biaya (Rp)

Tahun2020 (m) 4.235,00 25 Rp 12.328.043 Tahun2021 (m) 3.675,23 21 Rp 10.699.076 Tahun2022 (m) 2.051,83 12 Rp 5.974.891 Tahun2023 (m) 2.123,95 12 Rp 6.184.786 Tahun2024 (m) 2.191,45 13 Rp 6.381.205 Total Rp 41.568.002 4.7 Biaya Revegetasi

Kebutuhan biaya reklamasi dapat diketahui dari data yang disajikan berikut ini:

a. Analisa Kualitas Tanah

Biaya analisis kualitas tanah untuk 5 conto adalah sebesar Rp3.575.000,00. Pengujian sifat fisik dilakukan di Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bintan dengan harga analisis tanah seperti dapat dilihat pada table 4.6 berikut.

(57)

43 Tabel 4. 9 Tabel Analisa Kualitas Tanah

No Jenis analisis Metode/ Satuan Hasil Alat yang

digunakan

Satuan Harga

1 Persiapan Contoh dan

Penetapan Kadar Air *

Gravimetri (%) oven per sampel Rp40.000,00

2 Teksitur tiga fraksi (pasir, debu dan liat)

Gravimetri (%) pipet per sampel Rp45.000,00

3 pH-H2O dan KCl Elektrometry pH meter per sampel Rp40.000,00

4 C-orgainik Wakley& Black (%) Burette per sampel Rp65.000,00

5 N-Kjeldahl Kjeldhal (%) Destilator per sampel Rp80.000,00

6 P-tersedia Olsen atau Bray (ppm) Spektro per sampel Rp75.000,00

7 P-Potensial (HCl 25 %) EkstrakHCl 25% (mg/100g) Spektro per sampel Rp40.000,00

8 K-Potensial (HCl

25 %)

EkstrakHCl 25% (mg/100g) AAS per sampel Rp40.000,00

9 Kapasitas Itukar Kation (KTK)

Ekstrak NH4Oac 1 M pH 7,0 (cmol.kg-1)

Destilator per sampel Rp70.000,00

10 Kation Dapat Ditukar

K Ekstrak NH4Oac 1 M pH

7,0 (cmol.kg-1)

AAS per sampel Rp40.000,00

Na Ekstrak NH4Oac 1 M pH

7,0 (cmol.kg-1)

AAS per sampel Rp40.000,00

Ca Ekstrak NH4Oac 1 M pH

7,0 (cmol.kg-1)

AAS per sampel Rp40.000,00

Mg Ekstrak NH4Oac 1 M pH

7,0 (cmol.kg-1)

AAS per sampel Rp40.000,00

11 Kemasaman Dapat Ditukar

Al-dd (cmol.kg-1) Burette per sampel Rp20.000,00

H-dd (cmol.kg-1) Burette per sampel Rp20.000,00

12 Saliinitas Elektrometry per sampel Rp20,000.00

Total biaya analisis tanah per sampel Rp715.000,0

0

b. Penanaman dan pemeliharaan

Kegiatan penanaman dan perawatan dilakukan oleh 8 orang, dengan 4 orang mengerjakan perawatan tanaman dan 4 orang melakukan penanaman pohon/bibit. Perhitungan kebutuhan waktu pengerjaan dapat dilihat pada table 4.7 sebagai berikut.

(58)

44 Tabel 4. 10 Kebutuhan Waktu Penanaman dan Pemeliharaan

keterangan jumlah satuan

waktu penanaman dan pemeliharaan 1

batang 20 menit

jumlah pohon per ha 625 pohon

waktu penanaman per ha 208 jam

hari yang diperlukan untuk penanaman

(8jam kerja) 26 hari

waktu yang diperlukan dengan 4 tenaga

kerja per ha 7 hari

Kebutuhan biaya peralatan dan konsumsi pekerja pada kegiatan penanaman dan perawatan dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4. 11 Biaya Penanaman dan Perawatan

c. Pengadaan bibit

Bibit yang digunakan pada revegetasi ini adalah cemara laut. Ketiga tanaman tersebut dimanfaatkan karena dapat tumbuh di media

Biaya peralatan Jumlah pohon

biaya penanaman per pohon konsumsi per orang/ hari jumlah tenaga kerja hari pengerja an total konsumsi Biaya operasional per pohon Rp3.340.000 8923 374 Rp 200.000,00 4 7 Rp 5.600.000 Rp 1.629

Biaya peralatan Jumlah pohon

biaya perawatan per pohon konsumsi per orang/ hari jumlah tenaga kerja hari pengerja an total konsumsi Biaya operasional per pohon Rp3.340.000 8923 374 Rp 200.000,00 4 7 Rp 5.600.000 Rp 1.629 Biaya Penanaman Biaya Perawatan

(59)

45 pasir, memiliki nilai jual dan dapat berguna sebagai tanaman untuk memperkuat tanggul. Maka dari itu ketiga tanaman tersebut sangat cocok untuk revegetasi lahan tersebut. Penentuan jumlah bibit berdasarkan jarak tanam 4x4 meter dengan luasan yang di reklamasi 14,2 ha sehingga didapat kebutuhan jumlah bibit pohon sebanyak bibit.

4.8 Total Biaya Revegetasi

Pada penambangan pasir silika, kegiatan revegetasi pada reklamasi tahap operasi produksi yang dilakukan oleh PT. XYZ dibutuhkan untuk membiayai analisa kualitas tanah, pemupukan dasar, pembelian dan penanaman LCC Pueraria javanica dan cemara laut, tenaga kerja, serta pemantauan lereng. Pada tahun 2020 biaya yang dibutuhkan Rp. Rp325.851.322,-. kemudian pada tahun 2021 sebesar Rp. Rp285.744.473,00,-. Pada tahun 2022 biaya yang dibutuhkan Rp156.790.002,00,-. Pada tahun 2023 dibutuhkan biaya Rp162.163.998,00,-. Pada tahun 2024 sebesar Rp167Rp162.163.998,00,-.192Rp162.163.998,00,-.969,00,-Rp162.163.998,00,-. Total biaya rencana reklamasi PT XYZ pada periode tahun 2020 s/d 2024 yaitu sebesar Rp1.097.742.763,00. Rekapitulasi total biaya yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung atas rencana reklamasi PT XYZ pada periode tahun 2020 s/d 2024, jumlah biaya revegetasi pada reklamasi per ha adalah Rp77.305.828,00. total biaya reklamasi PT XYZ ditampilkan pada Tabel dibawah ini.

(60)

46 Tabel 4. 12 Total Biaya Revegetasi Reklamasi Tahap Operasi Produksi

No JENIS ALAT/ KEGIATAN SATUAN JUMLAH Biaya OTOO ONGKOS TOTAL

TAHUN 2020

(RP/satuan) 2020 2021 2022 2023 2024

1 Analisis Kualitas Tanah conto 1 Rp715.000 Rp715.000 Rp715.000 Rp715.000 Rp715.000 Rp715.000 Rp715.000

2 Pemupukan Dasar / Ameliorasi Rp2.085.000 Rp17.659.952 Rp15.325.701 Rp8.556.115 Rp8.856.887 Rp9.138.349

Kapur pertanian (Kaplan) kg/ha 120 Rp6.000 Rp720.000

Pupuk kandang/bokasi kg/ha 65 Rp10.000 Rp650.000

Pupuk alam (P-Alam) kg/ha 65 Rp11.000 Rp715.000

3 LCC Pueraria Javanica kg/ha 14 Rp160.000 Rp2.284.393 Rp169.400.016 Rp147.009.120 Rp82.073.048 Rp84.958.152 Rp87.658.024

4 Penanaman pohon pohon 8.923 Rp53.540.471 Rp47.643.755 Rp41.346.315 Rp23.083.045 Rp23.894.480 Rp24.653.819

Bibit Cemara Laut Rp18.000 Rp53.540.471

5 Penanaman LCC dengan

metode Hydroseeding

ha 14,28 Rp13.850.000 Rp197.742.807 Rp58.654.756 Rp50.901.908 Rp28.417.793 Rp29.416.760 Rp30.351.591

6 Penanaman benih Tanaman

Pokok batang/Ha

pohon 8.923 Rp1.629 Rp14.540.154 Rp4.312.922 Rp3.742.850 Rp2.089.578 Rp2.163.033 Rp2.231.772

7 Pemeliharaan tanaman pohon 8.923 Rp1.629 Rp14.540.154 Rp4.312.922 Rp3.742.850 Rp2.089.578 Rp2.163.033 Rp2.231.772

8 Tenaga kerja Rp1.600.000 Rp13.552.001 Rp11.760.730 Rp6.565.844 Rp6.796.652 Rp7.012.642

Tenaga kerja untuk pemupukan dan penanaman

orang 4 Rp200.000 Rp800.000

Tenaga kerja untuk pemeliharaan

orang 4 Rp200.000 Rp800.000

9 Pemantauan lereng orang 2 Rp400.000 Rp800.000 Rp9.600.000 Rp11.200.000 Rp3.200.000 Rp3.200.000 Rp3.200.000

(61)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan data sebagaimana telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Lahan bekas jalan tambang seluas 14,2 ha yang akan direklamasi memiliki luas yang berbeda-beda pada tiap sequence. Pada tahun 2020 hasil perhitungan mendapatkan luas jalan seluas 4,2 ha. Pada tahun 2021 lahan bekas jalan tembang seluas 3,7 ha. Pada tahun 2022 lahan bekas jalan tambang seluas 2 ha. Pada tahun 2023 lahan bekas jalan tambang seluas 2,1 ha. Pada tahun 2024 lahan bekas jalan tambang seluas 2,2 ha.

b. Persiapan lahan dilakukan sebelum kegiatan penanaman LCC dengan menggemburkan tanah. Pada tahun 2020 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 25 jam seluas 2,1 ha. Pada tahun 2021 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 21 jam seluas 1,8 ha. Pada tahun 2022 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 12 jam seluas 1 ha. Pada tahun 2023 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 21 jam seluas 2,1 ha. Pada tahun 2024 dibutuhkan waktu penggemburan tanah selama 13 jam seluas 2,1 ha.

c. Pada lahan bekas jalan tambang dan fasilitas penunjang, revegetasi yang dilakukan dengan penanaman biji LCC Pueraria Javanica sebanyak 3,5 ton dengan teknik pembibitan menggunakan

(62)

48 lahan seluas 14,2 ha. Revegetasi menggunakan LCC Pueraria Javanica yang berguna untuk menahan daya perusak hujan yang menghancurkan butir-butir material, menambah sifat orgainik material dari daun, batang, atau akar yang mati. Revegetasi menggunakan cemara laut digunakan untuk menjaga kestabilan lereng setinggi 2-4 m yang ditinggalkan.

d. Total biaya yang dibutuhkan revegetasi pada reklamasi tahap operasi produksi dari tahun 2020 – 2024 sebesar Rp1.097.742.763,00,-.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan kepada penulis lain agar dapat memilih jenis tanaman lain untuk reklamasi tahap operasi produksi, kemudian penulis lain juga dapat meneliti tahap lain dari reklamasi seperti reklamasi tahap eksplorasi ataupun reklamasi tahap pascatambang.

(63)

49

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, D. 1994. Berbagai Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta

Direktorat Jendral Perkebunan. 2007. Pedoman Budi Daya Tanaman Pagar Jarak. Bogor(ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Domergues, Y. 1995. Casuarina Equisetifolia : Pohon Kuno yang Menjamin Masa

Depan yang Cerah. Lembar Informasi Pohon Pengikat Initrogen. NFTA. USA

Evinola, SP. 2019. Mengenal Ruang Lingkup Tanaman Hias. Ponorogo. Uwais Inspirasi Indonesia

Iskandar. 2012. Reklamasi dan Pengelolaan Lahan Bekas Tambang. Makalah disampaikan pada “Seminar Reklamasi dan Pengelolaan Lahan Bekas Tambang serta Kewajiban Iuran Pertambangan” di Muara Teweh, 10 dan 11 April 2012.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 1827 Tahun 2018. Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik. 7 Mei 2018. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 7. Jakarta.

Komatsu. 2004. Crawler Dozer. Tokyo: Komatsu Ltd

Mulyani, Sri Eni. 2018. Studi Komparasi Bahan Pemantap Tanah Jenis Lateks dan

Polyacrilamide (PAM) dalam Campuran Hydroseeding terhadap

Pertumbuhan Jenis Rumput dan Cover Crop. 1 (1). 15 – 19.

Peoria, llioinis . 2000. Handbook of Ripping. Caterpillar nc.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 7 Tahun 2014 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang, Jakarta.

(64)

50 Purwanto,IImam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta.

Kanisius Press.

Purwanto, I., Suhaeti, E., & Sumantri, E. Menghitung Takaran Pupuk untuk

Percobaan Kesuburan Tanah. Teknisi Litkaya Penyelia Balitbang. Balai

Penelitian Tanah.

Soemardikatmojo,I. (2003). PTM dan Alat-Alat Berat. Jakarta. Universitas Indonesia

Sulaiman. 2020. Draft Studi Kelayakan PT. XYZ. Lingga.

Sunandar, A. 2013. Penanganan Erosi Permukaan Lereng Jalan Secara Vegetatif

Melalui Teknlogi Hydroseeding. Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan

dan Jembatan.

Sutisna, K., Berhan, G., & Hermanto, B. 1994. Geologi Lembar Dabo, Sumatera.

Peta.Indonesia: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Syamsuwida, D. 2005. Budidaya Cemara Laut Sebagai Pohon Serbaguna Dalam

Pengembangan hutan Kemasyarakatan. nfo Benih. Vol. 10.

Yanto Indonesianto, 2009, Pemindahan Tanah Mekainis, Jurusan Teknik Pertambangan, Uiniversitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.

(65)

51

LAMPIRAN

(66)

52 Lampiran 2. Perhitungan Biaya Revegetasi

a. Kebutuhan waktu penanaman • Waktu tanam 1 pohon= 20 menit

• Kebutuhan pohon per hekta (jarak tanam 4×4 m)= 625 pohon (10000 𝑚2)/(4 𝑚 × 4𝑚) = 625 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛 • Waktu penanaman per Ha= 208 jam

(20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 625 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛)/(60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 208 𝑗𝑎𝑚 • Hari yang diperlukan (8 jam kerja per hari)= 26 hari

(208 𝑗𝑎𝑚)/(8 𝑗𝑎𝑚) = 26 ℎ𝑎𝑟𝑖 • Waktu yang diperlukan 4 pekerja= 7 hari

26/4 = 7 ℎ𝑎𝑟𝑖

b. Kebutuhan bibit LCC (Peuraria Javanica) Diketahui:

• Kebutuhan bibit per m2= 25 g/m2

• Luas area revegetasi= 142.774 m2

Perhitungan:

• Kebutuhan bibit revegetasi = 25 𝑔𝑟/𝑚2 × 142.774 𝑚2 = 3.560.000 𝑔𝑟 = 3560 kg

c. Kebutuhan bibit cemara laut Diketahui:

• Jarak tanam pohon = 4m×4m • Radius tanam = 16 m2

(67)

53 Perhitungan:

(68)

54 Lampiran 3. Perhitungan Penatagunaan Lahan

a. Produktivitas Bulldozer D85EX Diketahui:

• Lebar Kerja : 2,1 m

• Kedalaman Penetrasi : 30 cm

• Kecepatan Maju : 30 m/menit

• Kecepatan Mundur : 25 m/menit

• Faktor Koreksi : 0,5

• Waktu Tetap : 0,10 menit

• Swell Factor : 1,2 Perhitungan: 𝐾𝑃 = (LK × P × J × 60 × FK)/(𝐽/𝐹 + 𝐽/𝑅 + 𝑍) × 𝑆𝐹 𝐾𝑃 = (2,1 m × 0,3 m × 14.277 m × 60 × 0,5)/((14.277 𝑚)/(30 𝑚 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) + (14.277 𝑚)/(25 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) + 0,10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) × 1,2 𝐾𝑃 = 309 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 b. Kebutuhan biaya sewa Bullldozer D85EX

Diketahui:

• Jumlah material : 25.699 lcm

• Produktivitas : 309 lcm/jam

• Biaya sewa : Rp. 500.000/jam

(69)

55 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙)/𝑃𝑟𝑜𝑓𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = (25.699 𝑙𝑐𝑚)/(309 𝑙𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚) 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡ℎ𝑘𝑎𝑛 = 83 𝑗𝑎𝑚

Perhitungan biaya sewa Bulldozer D85EX:

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑤𝑎 = 𝑆𝑒𝑤𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑤𝑎 = 500.000 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ/𝑗𝑎𝑚 × 83 𝑗𝑎𝑚

Gambar

Gambar 2. 1 Peta Geologi Lembar Dabo (K. sutisna, G, Burhan, dan B. hermanto,  1994)
Gambar 2. 2 Diagram Alir Proses Penambangan Pasir Silika PT.XYZ (Dokumen  Studi Kelayakan PT
Gambar 2. 3 Down Hill Dozing (Yanto Indonesianto, 2010)  b.  High Wall atau Float Dozing
Gambar 2. 4 High Wall Dozing (Yanto Indonesianto, 2010)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait