• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORENSIK ODONTOLOGI STANDAR NATO KEDOKTERAN GIGI MILITER. Deteksi Cepat, Diferensiasi. Teknologi. GDQ,GHQWL NDVL Agen Biologi. Panel yang Tersedia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORENSIK ODONTOLOGI STANDAR NATO KEDOKTERAN GIGI MILITER. Deteksi Cepat, Diferensiasi. Teknologi. GDQ,GHQWL NDVL Agen Biologi. Panel yang Tersedia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

56

military dentistry edisi vii - 2017

5

5

5

5

5

5

5

55

5

6

6

66

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

milmil mil mil milmil mil l ita ta ta ta ta ta ita t ry ry y y y y y y den den d den den den den den den den den en d d e n e tis tis tis tis s tis tis is tis tis tis tis s t t try t t t t t tt t t ed e e e e eee e isi si i i i i i i ii i i v i v v i v v v i i v v i v v i v i v i v i v i v i v i v i v v v i i i i -202 20 20 0 0 00 0 0 0 0 2 20 20 0 2 0 20 20 0 0 0 0 0 17 17 17 17 17 7 17 1

INFOR

MASI

KEDOKT

ERAN GIGI MILIT

ER

military dentistry edisi vii - 2017

1

si vi i -2 2 20 0 0 0 00 0 0 00 00000 0 0 00000 0 000 0 0000000000 00 000000 17171171717 1 11 7 7 17 7 1 77777 17 7 1 777 1 7 7 7777 77 1

11111111111111111

1

1111111

1

1

1

111111111111

1

1

1

1

1

1111

TEKNIK FOTOGR

AFI

UNTUK IDENTIFIKA

SI

mil m iit tttta a t r ry den en ti i is sss is ssss ttt tt tt t t t tr r trtr r r tr r tr tr tr ry ry y y try yy tt t ttt t rrrrrrr tr rrry y t t t t t ttr rr y tt t t t t tr r rrrr r rrry ry ttt t rrrrr y y t t t tr rr r rr rr t tt t rrrr t t t t trtr r rry ry t t t rrrr r t tttt rr tttttttttttt t tttttrtrtttrttrtrttrtr tt t ttrtr rry t y rr ttt rrrrrrrr eded d isis

BIT

E MARK MA

SIH

K

AN

RE

LE

VAN U

NT

U

K FORE

NS

IK

IDE

NT

IFIK

A

SI?

ME

K

ANIS

ME

PE

NG

EMB

ANG

AN

ILMU

KE

DOKT

ERAN G

IG

I

MILIT

ER DI INDONE

SIA

PROB

LE

MA G

IG

I D

AL

AM PE

NE

RB

ANG

AN

PROB

LE

MA

GIG

ID

A

LA

M

PEN

ER

BA

U

RG

ENS

I PROG

RAM DE

NT

AL

FIT

NE

SS

B

AG

I PRAJU

RIT

T

NI AL

INFORMASI KEDOKTERAN GIGI MILITER

Edisi VII - Agustus 2017

IS

SN 2460-9080

FORENSIK ODONTOLOGI

ST

ANDAR NA

TO

IS SN 2460-9080

2

military dentistry edisi vii - 2017

Panel yang T

ersedia

Teknologi

VereChip TM , yang dikembangkan

berdasarkan teknologi mikro

Àuida,

menggabungkan dua teknologi yang telah diuji coba (Polymerase Chain Reaction (

P

C

R

) dan

Micro-array Hybridisation) ke platform Lab-on-Chip (

LO

C

)) yang akan

digunakan bersamaan dengan VerePlex

TM

Biosystem.

Integrasi teknologi ini memberi keuntungan pada miniaturisasi, multiplexing

dan otomasi

hingga

metode pendeteksian yang diketahui

saat

ini,

dan

berlaku

di

bidang klinis, bioterorisme, makanan dan pertanian, pengobatan pribadi dan solusi khusus.

(021)-4288 9718 adisselako@gmail.com

0HQJLGHQWL¿NDVL

Agen Biologi Cat

A 0HQJLGHQWL¿NDVL,QÀXHQ]D A & B 0HQJLGHQWL¿NDVL MTBC , INH -R , RIF -R & 14 N TMs 0HQJLGHQWL¿NDVL%HEHUDSD3DWRJHQ Vektor Bawaan 0HQJLGHQWL¿NDVL%HEHUDSD3DWRJHQ Subtipe E.coli

0HQJLGHQWL¿NDVL0LGGOH(DVW5HVSLUDWRU\ Syndrome Corona V

irus ( M E R S -CoV)

0HQJLGHQWL¿NDVL%HEHUDSD Patogen Bawaan Makanan

0HQJLGHQWL¿NDVL%HEHUDSD3DWRJHQ8QJJDV

Deteksi Cepat, Diferensiasi GDQ,GHQWL¿NDVL

Agen Biologi

military dentistry edisi vii - 2017

(2)

54

military dentistry edisi vii - 2017

54

m ilita r y denti st r y edi si vii - 201 7

military dentistry edisi vii - 2017

3

PENGARAH :

drg. Iria Rizal

Dr. Ganesha Wandawa, drg. SpPerio

SENIOR EDITOR :

drg. Liem Tjing Kiat

Prof. Dr. drg. Setyo Harnowo,

Sp.BM (K), FICD, FICCDE

PENANGGUNGJAWAB :

drg. Sugeng Winarno, SpPerio, MKM

PEMIMPIN REDAKSI :

drg. Ridwan Purwanto, MARS

EDITOR :

drg. Trisnawati Riana Indari, Sp.KG

drg. Esqiyati Wahidah, Sp.Pros

PRODUKSI DAN ARTISTIK :

drg. Yun Mukmin Akbar, Sp.Ort

FOTOGRAFER :

Suratmin

MARKETING :

drg. Cut Yulian Fitriani

SEKRETARIS :

drg. Tamar Nur Sasongko

DISTRIBUSI :

M. Amin Mudhar, SKM

ALAMAT REDAKSI:

Jalan Farmasi No. 1, Bendungan Hilir

Jakarta Pusat

Telp. (021) 5733026 ext 473

Fax. (021) 5732701

Web : www.ladokgirem.com

Redaksi menerima tulisan, saran, dan kritik yang bisa dikirim ke alamat redaksi atau email : ladokgi.dokgimil@gmail.com

EDITORIAL

PENERBIT:

Sa

la

m

Seja

ht

er

a

Odontologi forensik adalah salah satu

metode penentuan identi

 kasi individu yang

telah dikenal sejak era Sebelum Masehi,

tentunya

dengan

metode

yang

sangat

sederhana. Ilmu ini terus berkembang

hingga sampai di era modern saat ini, di

mana

identifkasi

jenazah

dengan

kondisi

yang sudah sangat rusak pun bukan mustahil

dapat dikenali.

Edisi kali ini secara spesi

 k

menampilkan

bagaimana forensik odontologi standar

NATO, dengan menggali langsung dari

staf

Ladokgi

TNI

Angkatan

Laut

R.E.

Martadinata, drg. Svetlana Paruntu, MARS.

yang berkesempatan mengikuti kegiatan

pelatihan forensik odontologi di Norwegia

tahun lalu. Tentunya banyak kejutan

dan pengetahuan baru yang dapat kita

ambil dan membuka mata kita bahwa

sudah

saatnya

kita

TNI

Angkatan

Laut

khususnya, memperluas dan meningkatkan

kemampuan forensik odontologi kita,

sehingga tidak tertinggal dari

negara-negara maju lainnya.

Kami

juga

menampilkan

artikel

dari

berbagai penulis terkait praktik klinis di

bidang kedokteran gigi yang tentunya akan

semakin

memperkaya

ilmu

kita

sebagai

dokter gigi.

Selamat membaca.

drg. Ridwan Purwanto, MARS.

baca.

drg

. Ri

dwan Purwanto, MAR

S

6

military dentistry edisi vii - 2017

6

military dentistry edisi vii - 2017

HOT TOPIC

FORENSIK ODONTOL

OGI

ST

ANDAR NA

TO

Keterbatasan jumlah

ahli forensik odontologi mendorong NATO merati

 kasi standar yang

selama ini dipegangnya. Dari kursus forensik odontologi standar NATO diharapkan semakin banyaknya para ahli forensik odontologi yang memiliki kompetensi mumpuni dalam bidang identi

 kasi.

military dentistry edisi vii - 2017

51

L

embaga Kedokteran Gigi TNI Angkatan Laut R.E. Martadinata menyelenggarakan

pelatihan

DVI

dental dokter gigi TNI Angkatan

Laut

dengan

tujuan

memberikan

bekal

pengetahuan dan ketrampilan kepada para dokter gigi TNI Angkatan Laut tentang prosedur DVI, agar mempunyai kesiapan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Latihan berlangsung selama 1 minggu dimulai 17-21 April 2017. Ada banyak sekali materi yang diberikan dalam kegiatan ini, mulai dari Forensik Odontologi, pemaparan kasus, hingga manajemen forenksik odontologi jika saat bencana. Negara Indonesia mempunyai konstelasi geogra

 s yang terletak pada posisi

pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng ensoaustralia dan mediterania serta dikelilingi ratusan gunung berapi aktif. Selain itu luas wilayan Indonesia lebih dari

Pelatihan DVI Dental Dokter Gigi TNI Angkatan Laut TA 2017

EVENT

2 juta kilometer persegi terdiri dari ribuan gugusan pulau besar dan kecil dengan jumlah penduduk hampir 250 juta orang. Kondisi tersebut memungkinkan wilayah Indonesia rawan

terjadinya bencana masal.

Pemerintah Indonesia telah menentukan suatu metode identi

 kasi korban bencana masal yang disebut dengan “Disaster Victim Identi

 cation (DVI)” Dental yang berstandar

kepolisian internasional (Interpol). Secara resmi prosedur DVI merupakan tanggungjawab

kepolisian,

namun

dalam

pelaksanaannya kepolisian membutuhkan bantuan dari berbagai pihak termasuk TNI Angkatan Laut. Pelatihan DVI Dental TNI Angkatan Laut ini dilakukan untuk mempersiapkan dokter gigi TNI Angkatan Laut dalam menghadapi tantangan mengantisipasi kemungkinan adanya permintaan dari kepolisian dalam penanganan korban musibah masal.

military dentistry edisi vii - 2017

(3)

4

military dentistry edisi vii - 2017

12

military dentistry edisi vii - 2017

HOT TOPIC T eknik F otograf i untuk Identi À kasi K orb an Saat ini kegiatan forensik di lapangan (TKP) sangat didukung dengan fotogra

À . Walaupun sampai saat ini sketsa tetap yang

terbaik karena menggunakan ukuran dan skala perbandingan serta

tata letak bidang dari TKP, tetapi kamera dan foto menjadi pelengkap utama yang dibutuhkan khususnya melihat hal-hal

yang ada di TKP yang mungkin terlewat saat eksaminasi. 12 military dentistry edisi vii - 2017

military dentistry edisi vii - 2017

13

titik api atau titik

fokus

yang

diarahkan dan

jatuh secara tepat dan yang menyinari (mengiluminasi) suatu medium (bisa negative

À lm

ataupun

suatu

sensor

digital)

sehingga menghasilkan gra

À s yang identik

dengan bentuk aslinya. Agar diperoleh suatu bentuk gambar yang tajam/tidak buram termasuk keseimbangan

warna,

komposisi

dari

detail

ini mencakup teknis foto. Kemudian secara estetika

yang

akan

meliputi

komposisi

dalam arti komposisi antara ketajaman, benda yang tampak di depan dan bagian belakang/latar dari gambar, misalnya benda

dibagian

depan

tajam

dan

latar belakang yang sedikit buram akan menunjukkan kedalaman sutu foto.Suatu foto pemandangan alam dapat memberikan suatu kesejukan atau bisa juga memberi gairah dan energi misalnya pemandangan pantai dengan segala aktivitasnya. Atau memilukan bila melihat puing-puing kehancuran akibat suatu pemboman

dalam

suatu

peperangan,

atau pemulung sedang berteduh bila kita membuatnya dengan teknik komposisi yang tepat.Secara teknis ada tiga pokok utama yang perlu diatur yang merupakan fungsi kerja

dari suatu kamera baik itu still camera

maupun movie camera. Ketiganya adalah ISO atau kalau jaman dulu adalah ASA dalam kita membeli negatif

À lm misal, ASA

100, 200, 300 dst atau kalau fotografer profesional biasanya menggunakan low to very low sensitivity yaitu ASA 60 ke bawah bisa 25, 30. Artinya semakin rendah nilai ISO/ASA semakin kurang sensiti

À tasnya

akan tetapi semakin padat materi yang menangkap hasil pengambilan gambar. Hal

ini sangat bermanfaat bila hasil gambar

akan dibesarkan menjadi ukuran sangat besar

misalnya

6 x

10

meter

bahkan lebih

tidak akan pudar atau pecah.

H al yang sama juga bisa teradi

pada saat otopsi jenasah, di mana kadang kala terlewatkan saat memeriksa jenasah baik

pemeriksaan luar maupun dalam. Dengan fotogra À , hal-hal yang sudah dilihat oleh

seorang dokter forensik dapat diingat-ingat dengan mudah terutama bila kejadiannya sudah beberapa waktu yang lalu. Khususnya bila dipanggil sebagai saksi ahli di pengadilan akan sangat bermanfaat. Seorang fotografer forensik bisa berada

di TKP maupun di ruang otopsi atau juga

sebagai fotografer forensik teknis misalnya memotret bagian-bagian dari kendaraan atau sidik jari. Mengapa

fotogra

À diperlukan dalam

kedokteran forensik ? Tujuan utama adalah sebagai pencatatan cepat kondisi tubuh pada korban, misalnya jenis, lokasi dan luas perlukaan. Selain itu untuk keperluan perekaman secara menyeluruh, visualisasi apa yang tak tampak dengan mata (kondisi bagian dalam dan organ dalam tubuh), sebagai alat memberikan keyakinan kepada aparat penegak hukum

dan

masih

banyak lagi fungsi fotogra

À

forensik.

Intinya, foto-foto yang akurat penting

bagi investigasi forensik karena merupakan dokumentasi

dan bukti foto seringkali dapat dijadikan suatu dokumen tetap dan menjadi bagian dari barang bukti yang dihadirkan di pengadilan dan memberikan

informasi kepada penyidik sebagai bagian dari investigasi atau informasi bagi intelegen.Ada hal-hal yang harus diperhatikan

dalam praktek fotogra

À dalam olah TKP. Yang pertama memahami kamera dan

cara kerjanya. Prinsip dalam operasi suatu kamera

mengabadikan

gambar

(bergerak/

moving pictures/movie maupun tidak bergerak

/

still

picture/photograph)

adalah

dengan memanfaatkan sejumlah lensa (cembung ataupun cekung) dengan variasi

military dentistry edisi vii - 2017

13

20

military dentistry edisi vii - 2017

Inspiring Story Wakasal Laksdya TNI A. Tau

À q

R.

Keberhasilan Tempur karena Daya Gerak Tentara yang Prima

T

entara harus siap kapanpun ketika diminta bertempur. Kesiapan

À sik dan mental

menjadi prasyarat yang tidak

dapat ditawar. Keberhasilan sebuah pertempuran sangat bergantung pada

kesiapan

prajurit

dan

kecerdasan komandan tempur di medan

tempur.

Selanjutnya,

berserah

kepada Yang Maha Kuasa sebagai penentu segala peristiwa.Sejarah sudah mencatat beberapa peristiwa heroik kasus penyanderaan di laut, udara

atau

di darat. Umumnya

pembebasan sandera melibatkan operasi

militer

yang

belum

tentu

berakhir dengan kesuksesan.

20

military dentistry edisi vii - 2017

military dentistry edisi vii - 2017

21

Indonesia patut berbangga. Salah satu

kisah kesuksesan pembebasan sandera tergores manis dalam catatan sejarah kita. Enam tahun lalu, prajurit-prajurit terbaik TNI berhasil membebaskan penyenderaan kapal MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia. Kejadiannya

sudah

banyak

dituliskan, dengan warna cerita berbeda. Belum lama ini majalah Military Dentistry, menemui Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Ahmad Tau

À qoerrohman di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap. Dia adalah sosok penting

bahkan sentral dalam peristiwa heroik tersebut. Maret 2011 adalah puncak pengalaman

tempur bagi jenderal bintang 3 yang biasa disapa Tau

À q ini. Saat presiden memutuskan

operasi militer dan mengirimkan pasukan ke Somalia, Tau

À q baru saja ditunjuk sebagai

Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat (Guspurlabar). Bahkan belum 12 jam ia menjadi Komandan Guspurlabar, ia sudah harus membawa 400 lebih pasukan ke Somalia, sebuah misi sulit tanpa bekal informasi cukup. Tau

À q mengenang kembali perjalanan

panjang yang tidak akan terlupakan seumur hidupnya tersebut. Beberapa hari sebelum ia dimutasi menjadi Komandan Guspurlabar, ia sebenarnya sudah tahu peristiwa tersebut dan memiliki perasaan kuat bahwa ia akan dilibatkan dalam operasi militer

pembebasan sandera di Somalia, seandainya pemerintah memutuskan

memberangkatkan pasukan. Ia masih ingat, tanggal 21 Maret 2011 dipanggil merapat ke Jakarta dari Surabaya untuk rencana operasi pembebasan sandera. Ia diperintah langsung oleh Wakasal saat itu

untuk

memimpin

pasukan

dan

diminta

membeberkan rencana operasi. Dengan percaya diri dan berbekal

pengalaman bertahun-tahun menjadi komandan kapal perang, Tau À q dengan

lancar membeberkan rencana penyerbuan

. Semua panglima tinggi bahkan panglima TNI pun hanya bisa menuruti rencana yang

sudah tersusun matang oleh Tau

À q

seorang

diri. Ada dua konsep penting dalam rencananya. Pertama, memperhitungkan waktu yang cukup mendesak. “

Time

is

essensial

. Ini ada kaitan dengan waktu

karena akan membawa (pasukan) ke perairan internasional yang mana kalau di perairan itu kita harus mengeliminir permasalahan

politis

karena

Angkatan

Laut

memiliki yuridiksi terkait pembajakan. Oleh karena itu saya memutuskan tidak akan lewat Selat Malaka, Sabang dan seterusya karena

akan

terlambat.

Saya

memutuskan

langsung berangkat dari Selat Sunda ke Laut Arab,” ujar Tau

À q.

Rencana ini awalnya ditolak dengan

mempertimbangkan kemampuan kapal. Ada dua kapal perang jenis fregat yang direncanakan membawa pasukan TNI ke Somalia yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim

Perdanakusumah.

Tau

À q

berkeras.

Sebagai mantan komandan kapal perang ia tahu persis kemampuan kedua kapal tersebut. Misi dimulai, hanya 12 jam setelah ia resmi serah terima sebagai Danguspurlabar. Sebelumnya

Tau À q adalah Komandan Komando Latihan (Kolat) Armada Timur.

Dengan waktu singkat, ia menyiapkan pasukan, terdiri dari 400 personil dari unit kapal fregat, pasukan pembebas, satu pasukan elit, dan tim pendulung (penyelam, kesehatan, ahli hukum dll). “Pokoknya semua naik saja sambil jalan. Uang yang saya perkiraan 70 milyar cuma dapat 3,5 milyar

dan itupun dalam bentuk rupiah. Setelah ditukar hanya dapat 2 juta dolar,”

kenangnya. Seperti kita tahu, operasi itu berakhir sukses dan tepat berlangsung selama 60 hari seperti rancangan Tau

À q

sejak

awal.

Hari ke-60 ia dan pasukannya kembali dengan

selamat ke Jakarta. Ia banyak ditanya, bagaimana bisa merancang

military dentistry edisi vii - 2017

21

16

military dentistry edisi vii - 2017

HOT TOPIC BITE MARKMasihkan Relevan untuk Forensik Identi

À kasi?

military dentistry edisi vii - 2017

17

A

lat bukti berupa bekas gigitan atau bite mark sudah bertahun-tahun dikenal dan digunakan dalam

persidangan

di

seluruh

dunia. Tak jarang bite mark ini menjadi bukti paling kuat yang menjadi sebuah keyakinan sehingga terdakwa berkahir di penjara. Bukti berupa tanda gigitan ini adalah salah satu aspek dari forensik odontologi, yaitu suatu

proses

di

mana

odontologis

(dokter

gigi) mencoba mencocokkan tanda gigitan

yang

ditemukan

di

TKP

dengan

tampilan gigi tersangka. Jika korban digigit pelaku saat melakukan kejahatan dan polisi memiliki

tersangka, maka odontologists dapat mencoba untuk "mencocokkan"

tanda gigitan gigi yang dicurigai.Umumnya tanda gigitan dapat ditemukan pada kulit manusia, atau bahan lainnya, misalnya sepotong keju dan bekas gigitannya yang ditemukan di tempat

pembunuhan,

Selama

berpuluh-puluh tahun, bukti berupa bekas gigitan sudah digunakan dengan frekuensi yang meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kasus penganiayaan.

Metode analisis tanda gigitan

ini telah

berevolusi agar memberikan hasil yang lebih handal dan meyakinkan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul pro dan kontra terkait tanda gigitan sebagai bukti ilmiah. Tanda gigitan di kulit dan jaringan di bawahnya adalah proses yang dinamis yang masih belum dipahami dengan jelas sehingga butuh prinsip kehati-hatian dalam interpretasi dan penarikan kesimpulan. Banyak

kasus

kontroversial

yang

melibatkan

luka gigitan sehingga diperlukan protokol standar,

pelatihan

identi

À kasi

yang

tepat, dan pembuatan kesimpulan yang dipertimbangkan secara hati-hati.Meskipun bukti bekas gigitan telah digunakan di seluruh dunia dalam banyak penuntutan pidana, faktanya tidak ada dukungan

atau

penelitian

ilmiah

yang

jelas mengenai keakuratan atau reliabilitas dari bukti bekas gigitan ini. Meskipun bukti bekas gigitan sering kali ditampilkan karena mendekati akurat, namun belum ada validasi

ilmiah seperti halnya sidik jari atau

bukti DNA yang memang unik untuk

setiap

orang.

30

military dentistry edisi vii - 2017

DENTAL CARE Bumi dan penduduknya terjebak dalam paradok. Kian rentannya

Bumi tak bisa dihindari dan berdampak semakin menipisnya cadangan energi dan pangan, namun di sisi lain lonjakan jumlah penduduk kian melambung bahkan cenderung tak terbendung. Kondisi

inilah yang mendasari prediksi para pemerhati peperangan,

bahwa pada tahun 2043 akan pecah perang memperebutkan sumber energi dan pangan.

UR GENSI PR OGRAM DENT AL FITNESS BAGI PRAJURIT TNI AL

military dentistry edisi vii - 2017

31 B angsa Indonesia yang dikaruniai

Tuhan berupa sumber energi dan

pangan melimpah hingga membuat iri bangsa-bangsa lain di

muka bumi. Konstitusi kita mengamanatkan bahwa eksploitasinya diperuntukkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, namun sesungguhnya kekayaan tersebut juga merupakan titipan anak cucu. Oleh karena itu, agar kekayaan tersebut tetap lestari dan tidak jatuh ke pihak asing, maka setiap warga negara wajib turut serta dalam upaya

bela

negara

yang

diwujudkan

dalam

penyelenggaraan pertahanan negara. “TNI Angkatan Laut sebagai bagian integral dari komponen utama pertahanan negara

menjalankan

fungsinya

sebagai

penangkal, penindak dan pemulih terhadap setiap ancaman militer dari aspek laut. Dalam menjalankan tugasnya, personel

TNI

AL

tidak

jarang

dihadapkan

pada permasalahan medan dalam kondisi matra, baik aspek darat, laut maupun dirgantara, serta durasi penugasan yang lebih dari 6 bulan. Hal ini berpotensi timbulnya kelainan patologis pada jaringan sekitar

gigi dan mulutnya yang bersifat akut,”

jelas drg. Sugeng Winarno, Sp. Perio.,MKM, Kepala Departemen Kedokteran Gigi Militer (Kadepdokgimil) Ladokgi R.E. Martadinata Jakarta.Kejadian akut yang sering dialami, lanjutnya, adalah radang pulpa akut pada gigi yang karies, peradangan akut pada jaringan periodontal, barotrauma pada penyelaman, aerodontalgia akibat penerbangan. Kelainan patologis ini selain menyebabkan

sakit

yang

tajam

tentu

dapat mengganggu konsentrasi prajurit dalam

penugasan

tersebut,

sehingga

membutuhkan penanganan lebih lanjut.“Bagi Prajurit TNI AL, gigi bukan saja penting bagi kesehatan, tetapi juga sebagai data primer antemortem. Sehingga keberadaannya

di dalam

mulut

agar

tetap

sehat merupakan kebutuhan mutlak,” tegas Sugeng.

Alasan itulah menurut Sugeng yang

lantas membuat Ladokgi R.E. Martadinata sebagai Unit Pelaksana Teknis Diskesal yang bertanggung jawab dalam pembinaan kesehatan di bidang gigi dan mulut bagi anggota beserta keluarganya, menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan dukungan dan pelayanan kesehatan, diantaranya adalah program dental

À tness yang diperuntukkan utamanya

bagi prajurit yang akan melaksanakan penugasan ke luar negeri. Prinsip dasar penyelenggaraan program

ini adalah memberikan

upaya kesehatan berbasis perorangan yang bersifat

komprehensif, yang meliputi

pelayanan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Upaya promotif dan preventif diberikan kepada prajurit dalam bentuk tindakan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) serta tindakan

klinis terhadap

kondisi gigi dan jaringan sekitarnya yang

berpotensi

menimbulkan

kelainan

patologis. Disamping itu tujuan utama upaya ini adalah dimaksudkan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilannya dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya secara mandiri. Upaya kuratif dilakukan terhadap kerusakan pada gigi maupun jaringan penyangganya, serta upaya rehabilitatif adalah tindakan mengembalikan gigi yang hilang agar berfungsi

kembali

dengan

menggunakan prothesa. Setelah tindakan komprehensif ini selanjutnya dilakukan pengambilan data antemortem dan penetapan status dental

À tness.

“Program

Dental

Fitness

memungkinkan

setiap prajurit mengetahui penyebab pasti penyakit gigi dan memantau kesehatannya secara mandiri. Seperti kita ketahui bersama bahwa plak gigi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jaringan penyangga dan kerusakan gigi,” tambahnya.

HOT TOPIC

Forensik Odontologi Standar NA

TO

Teknik F

otografi untuk Identifik

asi

Bite Mark Masihk

an R elevan untuk F orensik Identifik asi?

INSPIRING STOR

Y

W ak asal L

aksdya TNI Ahmad T

aufiqoerrohman

Keberhasilan T

empur k

arena Daya Gerak Tentara yang P

rima

PROFILE

Jejak L

angk

ah L

aksdya TNI Ahmad

Taufiqoerrohman Arungi T antangan

ADVER

TORIAL

Layanan K esehatan K omprehensif di AdMedik a

DENT

AL CARE

Urgensi P rogram Dental F itness Bagi P

rajurit TNI AL

KOLOM

Problema Gigi Dalam P

enerbangan

Pasak F

iber R

einforced Composites Sebagai

Penguat R estorasi R esin K omposit K elas IV P ada Gigi Insisivus L ateralis K

anan Maksila Nekrosis P

ulpa

LAPORAN KASUS

Tatalaksana Stomatitis Alergik

a Oleh

Karena Alergi Mak

anan

EVENT

Pelatihan DVI Dental Dokter Gigi TNI

Angk atan L aut T A 2017

OPINI

Mek anisme P engembangan Ilmu

Kedokteran Gigi Militer di Indonesia

03

04

05

06

12

16

20

24

28

30

34

39

44

51

52

Editorial Daftar Isi

Cover Stor y MA G AZINE MILIT

ARY DENTISTRY EDISI VII - AGUSTUS 2017

DAFTAR ISI

34 military dentistry edisi vii - 2017

KOLOM

drg Nurul Haryanto

Sp Perio.

military dentistry edisi vii - 2017

3 5

T

NI Angkatan Udara sangat erat

hubungannya dengan pesawat dan airman, seperti para penerbang, aircrew dan penerjun. Airman memiliki tempat bekerja yang sebagian besar dihabiskan di udara. Pada kondisi ini keadaan lingkungan sekitar berubah. Perubahan ini dapat dirasakan dengan adanya perubahan tekanan udara

yang

bertekanan 1 atm menjadi berkurang atau lebih kecil. Tubuh melakukan respon untuk

mengimbangi dan menyesuaikan perubahan tekanan udara tersebut yaitu

dengan merubah tekanan rongga di dalam tubuh.

Rongga

tubuh

tersebut

antara

lain

paru, sinus, telinga dan gigi geligi. Apabila terjadi perubahan yang besar antara tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam tubuh, rongga tubuh akan mengalami desakan sewaktu melakukan penyesuaian tekanan, sehingga dapat menimbulkan nyeri. Apabila nyeri tersebut di rongga gigi disebut aerodontalgia. Aerodontalgia adalah rasa nyeri

di

gigi

yang timbul karena

terjadi perubahan tekanan di sekitar tubuh. Aerodontalgia

dirasakan

sangat

berat

sehingga dapat mengganggu airman terutama

dalam

berpikir

dan

mengambil

keputusan. Penyebab nyeri yaitu adanya gas atau udara yang terperangkap pada saat terjadi perubahan tekanan. Perubahan tekanan udara yang mendadak di sekeliling tubuh menyebabkan perbedaan tekanan yang besar antara tekanan di dalam rongga tubuh dan di luar tubuh. Perbedaan tekanan udara yang

besar

ini

mengakibatkan

desakan

pada jaringan di sekitar rongga tubuh selama udara di luar dan di dalam saling mengimbangi.

Gejala aerodontalgia pada gigi baru

akan timbul apabila jaringan gigi sudah ada kelainan misal adanya tumpatan yang bocor, radang pulpa yang kronik, dan

radang

periapikal.

Apabila

kita

menemukan kasus aerodontalgia tersebut maka kita perlu meneliti keadaan jaringan giginya, bagaimana tumpatannya, jaringan pulpanya dan jaringan periapikalnya. Perawatan yang tidak sempurna mengakibatkan adanya gas di dalam rongga sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri pada saat terjadi perubahan tekanan yang mendadak. Atm

os fe r Untuk lebih memahami aerodontalgia

perlu diketahui tentang atmosfer terlebih dahulu. Atmosfer merupakan lautan udara yang sangat luas dan menyelimuti bumi serta banyak mengandung bermacam-macam gas murni terutama oksigen, nitrogen, uap air, gumpalan es dan partikel-partikel

bebas yang bermuatan listrik. Pada prinsipnya bila kita semakin naik ke atas ada

3 komponen yang mengalami perubahan yaitu gas, suhu dan tekanan udara.

PROBLEMA GIGI DAL

AM PENERBANG

AN

PROBLEMA GIGI DAL

AM PENERBANG

AN

6

military dentistry edisi vii - 2017

6

m

ilitary dentistry edisi vii - 201

7

HOT TOPIC

FORENSIK

ODONTOL

OGI

ST

AN

DA

R

NA

TO

Keterbatasan jumlah

ahli forensik odontologi ini mendorong NATO merati

À kasi standar yang

selama ini dipegangnya. Dari kursus forensik odontologi standar NATO diharapkan semakin banyaknya para ahli forensik odontologi yang memiliki kompetensi mumpuni dalam bidang identi

À kasi.

military dentistry edisi vii - 2017

7 m il m il it a it a ry ryry d en d en t is t is try t ed isi vivi i -i -2 0 01 7 17 17 7 7 7 7 7 7777777777

Masih begitu membekas dalam ingatan drg.

Svetlana

Paruntu,

MARS.

yang

berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut. Sebagai wakil dari Indonesia dan tentu

saja

membawa

nama

Ladokgi

R.E.

Martadinata drg. Lana begitu terkesan dengan ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama mengikuti kegiatan pelatihan kelas dunia tersebut. Dengan rinci

drg.

Lana

menceritakan

apa

yang

dipelajarinya bersama para peserta dari berbagai negara di Asia. Di hari pertama, peserta kursus diperkenalkan dengan maksud dan tujuan pelatihan forensik odontologi dengan standar NATO ini. Latar belakang digelarnya kursus ini karena keterbatasan jumlah

ahli

odontologi

forensik

yang

dimiliki

oleh negara anggota NATO. “Yang

benar-benar dokter gigi forensik odontologi sedikit sekali. Itulah sebabnya NATO membuat suatu

kursus

yang

dianggap

mumpuni

untuk setiap dokter gigi. Sehingga setiap kali ada misi operasi atau adanya sebuah kejadian

semua

dokter

gigi

NATO

punya

kemampuan yang sama,” papar drg. Lana. Awalnya kursus ini hanya diperuntukkan bagi negara anggota NATO saja. Berjalannya waktu ternyata pelatihan kompetensi

ini

dibuka

untuk

seluruh

dunia.

Inilah yang dilakukan di Norwegia pada tahun lalu. Sehingga tidak lagi eksklusif hanya sebatas pada negara NATO saja, tetapi membuka diri untuk negara lain yang ingin berpartisipasi.

NATO membuka diri karena mereka

memiiki keterbatasan jumlah tenaga odontologi forensik yang ahli. Sedangkan mereka tidak menutup mata bahwa warga negera yang tergabung dalam NATO sering bepergian ke luar negeri maupun keliling dunia. Selain membuka diri mereka juga membuka koneksi dokter gigi yang punya kemampuan NATO dan non NATO.

Secara umum materi pelajaran yang

diberikan dalam kursus ini sama, ilmu odontologi forensiknya sama, cuma selalu ditekankan pentingnya memiliki Kit sebagai ‘senjata’ andalan tim odontologi forensik di lapangan.

Sehingga

bila

ada

kejadian

siap

segera ke lokasi untuk melakukan identi

À kasi

pada korban. Isi dalam Kit tersebut mulai dari form data postmortem hingga alat-alat pemeriksaan lainnya.

KURSUS SINGK AT FORENSIK ODONTOL OGI YANG DIL AKUK AN DI NORWEGIA TAHUN 2016

Sebagai wakil dari Indonesia dan tentu saja membawa nama Ladokgi R.E. Martadinata drg. Lana begitu terkesan dengan ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama mengikuti kegiatan Kursus Forensik Odontologi Standar Nato.

38

military dentistry edisi vii - 2017

Pe

nce

gahan

Untuk mencegah agar tidak terjadi

aerodontalgia, maka perlu pemeriksaan secara berkala kesehatan gigi dan mulut pada para penerbang, crew pesawat dan

penerjun.

Bila

ditemukan

kelainan

baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung, perlu segera dilakukan tindakan pengobatan hingga tuntas. Pada penambalan, terutama karies yang dalam sudah seharusnya diberi basis tumpatan yang baik. Pada gigi yang dilakukan perawatan endodontik harus dilakukan perawatan endodontik yang sempurna.Petugas kesehatan baik dokter gigi maupun perawat dihimbau untuk melakukan pelayanan yang seoptimal mungkin bagi awak pesawat dan penerjun.Pe

nan ggul an gan Perlu diketahui faktor penyebab aerodontalgia sebelum melakukan

penanganan terhadap kasus itu sendiri. Faktor penyebab itu bisa secara langsung atau tidak langsung: 1. Langsung :a. Tumpatan bocor

b. Pulpitis kronis c. Perawatan mumi À kasi d.

Nekrosis pulpa, denganatau tanpakelainan periapikal

2. Tidak Langsung B ar os inus itis

Penanggulangan kasus pada dasarnya

sama dengan penanggulangan penyakit gigi pada umumnya. Pada kasus yang berasal dari kelainan gigi maka harus dilakukan

perawatan

terhadap

gigi-

gigi

tersebut. Untuk karies yang dalam harus dilakukan

penambalan

yang

baik

sebelum

terbang atau terjun. Jika disebabkan tumpatan yang kurang sempurna harus dilakukan pembongkaran tambalan lama dan dilakukan penambalan ulang yang adekuat. Pada kasus pulpitis atau pulpa nekrosis dilakukan perawatan saluran akar yang hermetis.

Barosinusitis

merupakan

penyebab

tidak langsung sehingga memerlukan penanganan khusus oleh seorang ahli THT.Bila disertai kelainan gigi tentu dilakukan perawatan terhadap gigi tersebut.

Hingga saat ini belum ditemukan cara

untuk mengatasi kasus aerodontalgia yang terjadi saat di udara kecuali segera turun ke ketinggian yang aman atau mendarat bila memungkinkan. D

AFT

AR A

CU

AN

Diambil dari berbagai sumber

.

I A

cute Pain On Accent Reversible Pulpitis

II Dul

l Pain On Accent Ireversibel Pulpitis

III P

ain On Descent Dead, Necrotic Pulp

IV P

ain On Accent or Descent Abses or Cyst

Wi

thaut Relief on Ground

CLASS SYMTOMS CAUSE

military dentistry edisi vii - 2017

39 KOLOM PE ND AH U LU AN

Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk mempertahankan

gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan disekitarnya.

1

Perawatan saluran akar dapat dilakukan dalam beberapa kali kunjungan atau satu kali

kunjungan. Perawatan satu kunjungan dapat dilakukan pada gigi-gigi dengan persyaratan

bahwa gigi harus dalam kondisi antara lain tidak ada sensitivitas periapikal atau lesi periapikal, tidak ada eksudat dalam saluran akar serta tidak bau.

2

Perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu preparasi atau pembersihan

dan pembentukan saluran akar, disinfeksi saluran akar serta obturasi atau pengisian saluran akar. 3 PA

SAK FIBER REINFOR

CED COMPOSITES SEBA

GAI

PENGUA

T RESTOR

ASI RESIN KOMPOSIT KEL

AS IV

PADA GIGI INSISIVUS L

ATER

ALIS KANAN MAKSIL

A

NEKROSIS P

ULP

A

drg Ruli Yusman, Sp.KG, MH.KASUBDISKESLA DISKES LANTAMAL IX

military dentistry edisi vii - 2017

39

52

military dentistry edisi vii - 2017

Pan

dahul

uan

Ilmu Kedokteran gigi militer adalah

merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran gigi pada umumnya, yang secara khusus merupakan Ilmu Kedokteran gigi yang mengkaji tentang pelayanan kesehatan gigi pada medan tugas-tugas militer baik pada matra darat, laut dan udara yang meliputi usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Secara geogra

À s Indonesia merupakan sebuah negara dengan luas wilayahnya

terbentang dari Sabang hingga Marauke, mempunyai ribuan pulau-pulau, baik pulau yang besar maupun kecil dan dua pertiga wilayahnya berupa lautan serta dilalui oleh garis khatulistiwa dimana didalamnya hidup berbagai jenis

Á ora

dan

fauna

serta dihuni oleh berbagai macam suku bangsa dengan beraneka-raga adat dan budaya sehingga Indonesia mempunyai ciri tersendiri bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.

Ciri

tersendiri

ini

tentunya

mempengaruhi

pula pada Ilmu Kedokteran gigi pada umumnya dan Ilmu Kedokteran gigi militer

pada khususnya. Bila kita melihat OPINI

Sebuah sumbangan pemikiran oleh

Prof Dr drg Suhardjo Sitam,MS.SpRKG (K)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

MEKANISME PENGEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN GIGI MILITER DI INDONESIA SUMBER : https://www.google.co.id/search?q=NFI&tbm=isch&tbs=rimg:CUXYg9PyMTARIjitipmaST0MqUWGKBsWQo-KH1NvqTh7Megdq_1cZ8kmlgsNfsqDC17iNVC

0ikulry

_1cXEkKWjRoKmSoSCa2KmZpJPQypEQCYvLXCR85iKhIJRYYoGxZCj4oRykEHiIR-txUqEgkfU2-pOHsx6BE1o5Jp_1GdInioSCR2r9xnySaWCEfJR6LjFZ3PgKhIJw1

-yoMLX

uI0Rrn8b15svGJ0qEglULSKS6WvL9xGNWXpxxo5H2yoSCRcSQpaNGgqZETX_1DlsRi6wj&tbo=u&sa=X&ved=0ahUKEwiMg77prODVAhXIo48KHWASCx4Q9C8IHw& biw=1366&bih=605&dpr=1#imgrc=JEYO81kNQj8whM:

military dentistry edisi vii - 2017

53

pada keputakaan yang ada, baik pada buku-buku teks atau jurnal, teori tentang Ilmu Kedokteran gigi militer telah banyak dibahas namun mengingat Kekhasan dari negara kita Indonesia, maka kajian secara ilmiah perlu dilakukan. Kajian ilmiah secara khusus tentang ilmu Kedokteran gigi militer perlu

dilakukan

karena

adanya

fenomena

penyakit gigi dan mulut pada medan tugas-tugas militer matra darat, laut dan udara.Pen

dirian Pus

at S

tudi

Pengembangan Ilmu Kedokteran gigi

militer tidak dapat terpisah dari adanya suatu lembaga pendidikan yang merupakan pusat kajian suatu ilmu pengetahuan, yang kita kenal sebagai Pusat Studi. Pusat Studi sebagai suatu lembaga ilmiah yang akan mengkaji Ilmu Kedokteran gigi militer yaitu mengkaji dari berbagai aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu : Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat. Ketiga aspek dharma harus berinteraksi dan bergantung satu sama lainnya. Pada aspek dharma pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat diketemukan

suatu fenomena yang biasa disebut sebagai permasalahan

yang dalam hal ini adalah permasalahan penyakit gigi dan mulut pada medan tugas-tugas

militer pada matra darat, laut, dan udara. Fenomena atau permasalahan ini merupakan tanda dimulainya aspek

dharma penelitian, karena fenomena ini merupakan dasar untuk dilakukan suatu obyek penelitian. Selanjutnya hasil dari penelitian yang diperoleh merupakan referensi ilmiah atau suatu teori yang akan

digunakan

oleh

dharma

Pendidikan

dan pengajaran, demikian seterusnya berjalandan berputar secara sistematis sehingga ilmu itu berkembang.Pembentukan komunitas Ilmu Kedokteran gigi militer dan Ikatan Keahlian di bidang ilmu Kedokteran gigi militer.Ikatan

peminatan Kedokteran gigi militer yang telah ada kita tingkatkan menjadi

Ikatan Keahliannya itu merupakan Ikatan Kedokteran gigi militer. Pembentukan komunitas Ilmu Kedokteran militer para anggotanya berasal dari Ikatan Peminatan yang telah ada ditambah dengan para dokter gigi militer yang telah mempunyai pengalaman pada medan tugas-tugas militer pada matra darat, laut dan udara serta dokter gigi lulusan pascasarjana Magister (S2) maupun Doktor (S3) yang tesis

atau

disertasinya

memabahas

tentang

Ilmu Kedokteran gigi militer. Perubahan Organisasi

profesi

Ikatan

peminatan

menjadi

organisasi profesi keahlian perlu dilengkapi dengan

organ

Kolegiumnya,yang

bertugas

khususnya dalam menangani keilmuan dibidang Kedokteran gigi militer, tentunya sesuai arahan dari

organisasi profesi Dokter

gigi(PB PDGI) sebagai induk dari organisasi

profesi Ikatan Keahlian Kedokteran gigi militer.Langkah

selanjutnya

adalah

permutihan

anggota Ikatan Kedokteran gigi militer menjadi Dokter gigi Spesialis Kedokteran gigi militer tentunya sesuai dengan persyaratan

yang telah ditentukan oleh Kolegium Kedokteran gigi militer yang ada.

Para anggota Ikatan Kedokteran gigi militer yang

telah diputihkan menjadi Dokter gigi Spesialis Dokter gigi militer mempunyai

tugas mempersiapkan pendirian Program Pendidikannya secara formal yaitu Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Militer (PPDGS KGM), pada kesempatan inilah diminta merencanakan kurikulumnya juga merencanakan hal-hal yang terkait dengan Sumber daya manusia seperti staf pengajar (Dosen), sumber daya alat dan laboratoriumnya serta klinik yang terkait dengan ilmu kedokteran gigi militer dari masing-masing matra. Demikian secara ringkas pembahasan tentang “MEKANISME PENGEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN GIGI MILITER DI INDONESIA” sebagai suatu sumbangan pemikiran semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

military dentistry edisi vii - 2017

53

pada keputakaan yang ada, baik pada buku-buku

teks

atau

jurnal,

teori

tentang

Ilmu Kedokteran gigi militer telah banyak dibahas namun mengingat Kekhasan dari negara kita Indonesia, maka kajian secara ilmiah perlu dilakukan. Kajian ilmiah secara khusus tentang ilmu Kedokteran gigi militer perlu dilakukan karena adanya fenomena penyakit

gigi dan mulut pada medan

tugas-tugas militer matra darat, laut dan udara.

Pe

ndirian Pus

at S

tudi

Pengembangan Ilmu Kedokteran gigi

militer tidak dapat terpisah dari adanya suatu lembaga

pendidikan

yang

merupakan

pusat kajian suatu ilmu pengetahuan, yang kita kenal sebagai Pusat Studi. Pusat Studi sebagai suatu lembaga ilmiah yang akan mengkaji Ilmu Kedokteran gigi militer yaitu mengkaji

dari

berbagai

aspek

Tri

Dharma

Perguruan Tinggi, yaitu : Pendidikan dan Pengajaran,

Penelitian,

dan

Pengabdian

kepada masyarakat. Ketiga aspek dharma harus berinteraksi dan bergantung satu sama lainnya. Pada aspek dharma pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat diketemukan suatu fenomena yang biasa disebut sebagai permasalahan yang dalam hal ini adalah permasalahan penyakit

gigi dan mulut pada medan tugas-tugas militer pada matra darat, laut, dan udara. Fenomena atau permasalahan ini merupakan tanda dimulainya aspek

dharma penelitian, karena fenomena ini merupakan dasar untuk dilakukan suatu obyek penelitian. Selanjutnya hasil dari penelitian yang diperoleh merupakan referensi ilmiah atau suatu teori yang akan

digunakan

oleh

dharma

Pendidikan

dan pengajaran, demikian seterusnya berjalandan berputar secara sistematis sehingga ilmu itu berkembang.

Pembentukan komunitas Ilmu

Kedokteran gigi militer dan Ikatan Keahlian di bidang ilmu Kedokteran gigi militer.

Ikatan peminatan Kedokteran gigi militer

yang telah ada kita tingkatkan menjadi

Ikatan Keahliannya itu merupakan Ikatan Kedokteran gigi militer. Pembentukan komunitas Ilmu Kedokteran militer para anggotanya berasal dari Ikatan Peminatan yang telah ada ditambah dengan para dokter gigi militer yang telah mempunyai pengalaman pada medan tugas-tugas militer pada matra darat, laut dan udara serta dokter gigi lulusan pascasarjana Magister (S2) maupun Doktor (S3) yang tesis atau disertasinya memabahas tentang Ilmu Kedokteran gigi militer. Perubahan Organisasi profesi Ikatan peminatan menjadi organisasi

profesi keahlian perlu dilengkapi dengan organ Kolegiumnya,yang bertugas

khususnya dalam menangani keilmuan dibidang Kedokteran gigi militer, tentunya sesuai

arahan

dari

organisasi

profesi

Dokter

gigi(PB PDGI) sebagai induk dari organisasi profesi Ikatan Keahlian Kedokteran gigi militer.

Langkah selanjutnya adalah permutihan

anggota Ikatan Kedokteran gigi militer menjadi Dokter gigi Spesialis Kedokteran gigi militer tentunya sesuai dengan persyaratan

yang

telah

ditentukan

oleh

Kolegium Kedokteran gigi militer yang ada. Para anggota Ikatan Kedokteran gigi militer yang

telah diputihkan menjadi Dokter gigi Spesialis Dokter gigi militer mempunyai

tugas mempersiapkan pendirian Program Pendidikannya secara formal yaitu Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Militer (PPDGS KGM), pada kesempatan inilah diminta merencanakan kurikulumnya juga merencanakan hal-hal yang terkait dengan Sumber daya manusia seperti staf pengajar (Dosen), sumber daya alat dan laboratoriumnya serta klinik yang terkait dengan ilmu kedokteran gigi militer dari masing-masing matra.

Demikian secara ringkas pembahasan

tentang “MEKANISME PENGEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN GIGI MILITER DI INDONESIA” sebagai suatu sumbangan pemikiran semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

52

military dentistry edisi vii - 2017

Pan

dahul

uan

Ilmu Kedokteran gigi militer adalah

merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran

gigi pada umumnya, yang secara khusus

merupakan Ilmu Kedokteran gigi yang

mengkaji

tentang

pelayanan

kesehatan

gigi pada medan tugas-tugas militer baik

pada matra darat, laut dan udara yang

meliputi usaha promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif. Secara geogra  s Indonesia merupakan sebuah negara dengan luas wilayahnya

terbentang dari Sabang hingga Marauke,

mempunyai ribuan pulau-pulau, baik pulau

yang besar maupun kecil dan dua pertiga

wilayahnya berupa

lautan serta dilalui

oleh garis khatulistiwa dimana didalamnya

hidup berbagai jenis

 ora dan fauna

serta dihuni oleh

berbagai

macam

suku

bangsa dengan beraneka-raga adat dan

budaya

sehingga

Indonesia

mempunyai

ciri tersendiri bila dibandingkan dengan

negara-negara lainnya di dunia.

Ciri tersendiri ini tentunya mempengaruhi

pula pada Ilmu Kedokteran gigi pada

umumnya dan Ilmu Kedokteran gigi

militer pada khususnya. Bila kita melihat

OPINI

Sebuah sumbangan pemikiran oleh

Prof Dr drg Suhardjo Sitam,MS.SpRKG (K)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

MEKANISME PENGEMBANGAN

ILMU KEDOKTERAN GIGI MILITER

DI INDONESIA

SUMBER : https://www.google.co.id/search?q=NFI&tbm=isch&tbs=rimg:CUXYg9PyMTARIjitipmaST0MqUWGKBsWQo-KH1NvqTh7Megdq_1cZ8kmlgsNfsqDC17iNVC 0ikulry _1cXEkKWjRoKmSoSCa2KmZpJPQypEQCYvLXCR85iKhIJRYYoGxZCj4oRykEHiIR-txUqEgkfU2-pOHsx6BE1o5Jp_1GdInioSCR2r9xnySaWCEfJR6LjFZ3PgKhIJw1 -yoMLX uI0Rrn8b15svGJ0qEglULSKS6WvL9xGNWXpxxo5H2yoSCRcSQpaNGgqZETX_1DlsRi6wj&tbo=u&sa=X&ved=0ahUKEwiMg77prODVAhXIo48KHWASCx4Q9C8IHw& biw=1366&bih=605&dpr=1#imgrc=JEYO81kNQj8whM:

military dentistry edisi vii - 2017

5

COVER STORY

FORENSIK

ODONTOLOGI

S

ejak bumi ini diciptakan oleh Sang

Maha Pencipta, entah sudah berapa

kali terjadi bencana masal yang

menyebabkan kematian banyak

orang, bahkan dulu sampai menyebabkan

musnahnya

spesies

tertentu.

Bencana

masal adalah tantangan bagi manusia

yang hidup di bumi. Di era modern saat

ini, suatu bencana atau kasus kejahatan terorisme seringnya tidak dapat diduga

atau diprediksi kapan datangnya. Pada

kasus-kasus semacam ini, tidak jarang kita

jumpai banyak korban tidak dikenal dan

karenanya perlu diidenti

 kasi. Forensik odontologi adalah salah satu

metode penentuan identitas individu

yang diakui keakuratannya, karena nyaris

menyamai ketepatan teknik identi

 kasi

sidik jari. Fakta bahwa gigi (dan tulang)

adalah material biologis yang paling tahan

terhadap perubahan lingkungan sehingga

kerapkali didapatkan hanya gigi saja yang

tersisa dari jenazah yang harus diidenti

 kasi.

Sejarah odontologi forensik telah ada

sejak jaman prasejarah, akan tetapi baru

mulai mendapatkan perhatian pada akhir

abad 19 ketika banyak artikel tentang

odontologi forensik ditulis dalam jurnal

kedokteran gigi pada saat itu. Terbentuknya

odontologi forensik dipelopori oleh Dr.

Oscar Amoedo (dikatakan sebagai bapak

odontologi forensik), yang

mengidenti

 kasi

korban kebakaran di Paris, pada tahun

1898.

Saat ini rasanya hampir semua negara

di dunia sudah

memiliki standar forensik

odontologi. Organisasi pertahanan

negara-negara Atlatik Utara (NATO) pun memiliki

standar dalam ilmu forensik, yang selama ini

terkesan eksklusif dan hanya menjadi ilmu

terbatas di kalangan mereka saja. Namun

keterbatasan jumlah ahli forensik odontologi

mendorong NATO merati  kasi standar yang

selama ini dipegangnya. NATO membuka

diri dan memanggil dokter gigi yang merasa

tertarik dengan ilmu forensik odontologi

untuk belajar bersama mereka.

Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

Terbanglah salah satu staf dokter gigi di

Ladokgi TNI Angkatan Laut R.E. Martadinata,

drg. Svetlana Paruntu, MARS. ke Norwegia,

sebuah negara dingin di Skandinavia.

Tak sia-sia, begitu banyak hal baru yang

dipelajari drg. Lana di sana, dan ia secara

khusus

membaginya

untuk

pembaca

Military Dentistry yang setia. Dan inilah

(4)

50

military dentistry edisi vii - 2017

mg, vit B6 20 mg, vit B12 12 mcg, folic acid

400 mcg, pantothenic acid 20 mg, Zn 22.5

mg, niacin 100 mg) bentuk kaplet, adapun

fungsi dari masing-masing multivitamin dan

mineral ini adalah vitamin E dan C berfungsi

sebagai antioksidan, dan perbaikan sistem

imun,

mempercepat

penyembuhan

luka,

pembentukan jaringan ikat, vitamin B1

(Tiamin ), vitamin B2 (ribo

 avin),

niacin

berfungsi

metabolisme

karbohidrat,

vitamin B6 (piridoksin) berfungsi untuk

metabolisme protein dan glikogen., vitamin

B12 (cobalamin) dan asam folat berfungsi

untuk pembentukan sel darah merah, dan

sintesis

DNA,

asam

pantotenat

berfungsi

untuk sistesis lemak, zinc berfungsi untuk

regenerasi sel, metabolisme karbohidrat,

membantu mempercepat regenerasi

jaringan yang rusak, meningkatkan proses

penyembuhan luka11,12,13. Pasien juga

diberikan ibuprofen karena mengeluh

sakit sekali pada sariawannya. Ibuprofen

adalah obat antiin  amasi non steroid, yang

bekerja dengan menekan hormon yang

menyebabkan in

 amasi dan sakit di tubuh.

Ibuprofen juga dapat menekan demam

dan rasa sakit atau in  amasi oleh karena

beberapa kondisi, misalnya sakit kepala,

sakit gigi, arthritis, dan luka oleh karena

trauma14.

Pada kunjungan berikutnya (7 hari

setelah kunjungan pertama), sariawan

tidak kunjung sembuh dikarenakan gigi

palsu penyebab ulser di mukosa bibir

bawah belum diperbaiki dan dihaluskan.

Selain itu pasien merasa obat oles diberikan

juga tidak memberikan efek yang begitu

kuat terhadap penyembuhan sariawannya,

sehingga pada kunjungan ini pasien

diinstruksikan untuk memperbaiki gigi

tiruannya. Setelah hasil pemeriksaan darah

didapatkan, pasien diberikan resep obat

kortikosteroid methylprednisolone. Methyl

Prednisolone adalah

kortikosteroid yang

bersifat intermediate acting (biologic half

life 12-36 jam), memiliki retensi natrium yang

rendah (0,5).

Kortikosteroid memiliki efek

antiin

 amasi dan imunosupresi15.

Pemberian curcuma tablet 200

mg ke

pasien adalah untuk perawatan liver/hati

atau hepatoprotektor, oleh karena kerja

berat liver untuk detoksi

 kasi obat-obatan yang digunakan, khususnya penggunaan kortikosteroid11.

Ke

simpul

an

Ulser kambuhan pada rongga mulut

yang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas

tipe I dengan riwayat lesi yang tidak

kunjung sembuh membutuhkan anamnesis

yang lengkap dan pemeriksaan

penunjang

untuk dapat menegakkan diagnosis pasti,

sehingga dapat memberikan terapi tepat.

Dua jenis lesi yang berbeda penyebab bisa

terjadi di rongga mulut secara bersamaan.

Ref

er

en

si

1. Glick M. Burket's Oral Medicine. 12th ed. Connecticut

(USA): People's Medical Publishing House; 2015; 4:73-77

2. DeLong L, Burkhart N. General and Oral Pathology for

The Dental Hygienist. 2nd ed. Baltimore, MD: Lippincott

Williams & Wilkins; 2013;331-334,341-346,347-349.

3. Wardhana, E.A.D.Recurrent Aphthous Stomatitis Caused

by Food Allergy (Review Article). Journal Acta Medica

Indonesiana. 2010. 42(4). p 236:240

4. Tjokroprawiro A, Setiawan P, Efendi C, Santoso D,

Soegiarto G. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2nd ed.

Surabaya: Airlangga University Press; 2015;p.1-28

5. Anura,A.Traumatic Oral Mucosal Lesions : A Mini Review

and Clinical Update. OHDM.2014; 13(2),p 254-259

6. Dirjen Kefarmasian Kemenkes RI. Pedoman Interpretasi

Data Klinik. Jakarta: Kemenkes RI; 2011:19

7. Mappiase, A. Update in Pathogenesis, Diagnostic Test and

Treatment (Simposium dan Workshop). RS Akademis

Jaury Jusuf Putra. 2010;p.1-10

8. Valenta,R; Hochwallner, H; Linhart, B; Pahr,S. Food

Allergies : The Basics. Journal of Gastroenterology.201

5;148:p.1120-1131

9. Kumar,R; Abbas,AK;Aster,JC.Robbins and

CotranPathologic Basis of Disease (ninth Edition).

Philadelphia , USA : Elsevier Saunders.2015:200-206

10. Kalbemed A. Aloclair Plus [Internet]. Kalbemed.com.

2013 [cited 7 April 2016]. Available from: http://www.

kalbemed.com

11. MIMS.com. 114th ed. Jakarta; 2009.

12. Institute N. Vitamin dan Mineral : Apakah Atlet Butuh

Lebih ? [Internet]. Kalbemed.com. 2016 [cited 7 April

2016]. Available from: http://www.kalbemed.com

13. Haw W. Manfaat Zinc bagi Tubuh.[Internet]. Sehat100.

com.2014 [cited 13 April 2016]. Avalaible from : http://

www.sehat100.com

14. Drugs.com.Ibuprofen (internet). www.drugs.com. 2016

(cited 30 November 2016)

15. Azis A. Penggunaan kortikosteroid di klinik (The use of

corticosteroid in clinics). Jurnal Pediatri. 2014;:1-6.

military dentistry edisi vii - 2017

7

milmil ita ta ryry denden tistis trtry ed isi v i v i i i -202 1717 7

777777

7

777

Masih begitu membekas dalam ingatan

drg. Svetlana Paruntu, MARS. yang

berkesempatan mengikuti kegiatan

tersebut. Sebagai wakil dari Indonesia dan tentu saja membawa nama Ladokgi R.E.

Martadinata drg. Lana begitu terkesan

dengan ilmu dan pengalaman yang

didapatkan selama mengikuti kegiatan

pelatihan kelas dunia tersebut. Dengan

rinci drg. Lana menceritakan apa yang

dipelajarinya bersama para peserta dari

berbagai negara di Asia.

Di hari pertama, peserta kursus

diperkenalkan

dengan

maksud

dan

tujuan pelatihan forensik odontologi

dengan standar NATO ini. Latar belakang

digelarnya kursus ini karena keterbatasan

jumlah ahli odontologi forensik yang dimiliki

oleh negara anggota NATO. “Yang benar-benar dokter gigi forensik odontologi sedikit

sekali. Itulah sebabnya NATO membuat

suatu

kursus

yang

dianggap

mumpuni

untuk setiap dokter gigi. Sehingga setiap

kali ada misi operasi atau adanya sebuah

kejadian semua dokter gigi NATO punya

kemampuan yang sama,” papar drg. Lana.

Awalnya kursus ini hanya diperuntukkan

bagi negara anggota NATO saja.

Berjalannya waktu ternyata pelatihan kompetensi ini dibuka untuk seluruh dunia.

Inilah yang dilakukan di Norwegia pada

tahun lalu. Sehingga tidak

lagi eksklusif

hanya sebatas pada negara NATO saja,

tetapi membuka diri untuk negara lain yang

ingin berpartisipasi.

NATO membuka diri karena mereka

memiiki keterbatasan jumlah tenaga

odontologi

forensik

yang

ahli.

Sedangkan

mereka tidak menutup mata bahwa warga

negera yang tergabung dalam NATO sering

bepergian ke luar negeri maupun keliling

dunia. Selain membuka diri mereka juga

membuka koneksi dokter gigi yang punya

kemampuan NATO dan non NATO.

Secara umum materi pelajaran yang

diberikan dalam kursus ini sama, ilmu

odontologi forensiknya sama, cuma selalu

ditekankan pentingnya memiliki Kit sebagai

‘senjata’ andalan tim odontologi forensik di

lapangan. Sehingga bila ada kejadian siap

segera ke lokasi untuk melakukan identi

 kasi

pada korban. Isi dalam Kit tersebut mulai

dari form data postmortem hingga alat-alat

pemeriksaan lainnya.

KURSUS SINGK

AT FORENSIK

ODONTOL

OGI Y

ANG DIL

AKUK

AN DI

NORWEGIA T

AHUN 2016

Sebagai wakil dari Indonesia dan tentu saja membawa nama Ladokgi R.E.

Martadinata drg. Lana begitu terkesan dengan ilmu dan pengalaman yang

didapatkan selama mengikuti kegiatan Kursus Forensik Odontologi Standar Nato.

military dentistry edisi vii - 2017

7

detail yang memadai secara kuantitatif dan kualitatif untuk menetapkan bahwa ini adalah individu yang sama. Kedua, kemungkinan identi

10

military dentistry edisi vii - 2017

 kasi

data

antemortem dan postmortem memiliki  tur yang konsisten namun karena kondisi residu atau kualitas data antemortem

,

identi

 kasi positif tidak mungkin dilakukan.

Ketiga, tidak cukup bukti, karena tidak ada

informasi gigi yang memadai untuk menarik kesimpulan. Dan keempat, pengecualian atau exclusion di mana data antemortem dan postmortem tidak konsisten.

Pe

ntin

gny

a de

nt

al

fot

ogr

afi dal

am

ide

ntifikas

i

Dalam kursus ditekankan bahwa seorang ahli identi

 kasi mesti jeli dan peka terhadap

objek yang ditangani. “Sangat penting seorang ahli identi

 kasi harus jeli, agar tidak

ada satu kesalahan pun mengingat beban kerjanya

berat.

Keluarga

korban

butuh

kepastian bahwa jenazah itu memang benar-benar anggota keluarganya,” tutur drg. Lana menirukan pesan salah satu mentornya.

Pelatihan mengisi data antemortem

menjadi hal menarik, sebab seluruh peserta diberikan kebebasan menuliskan apapun informasi dan data

postmortem yang didapat. Selain itu yang tidak kalah menarik

adalah materi tentang dental fotogra

 . Pelajaran teknis ini begitu menyita

perhatian. “Awalnya saya sedikit mengabaikan peran dental fotogra

 ini, namun ternyata sangat dibutuhkan. Kalau data antemortem kan mudah

karena manusia hidup.

Sementara untuk

postmortemnya bagaimana mendapatkan gambar atau foto yang jelas dalam lingkungan yang sangat kecil

dengan objek

yang sudah mati,” papar drg. Lana.

Dalam hal ini ahli identi

 kasi harus pintar

dan keratif dalam mengambil gambar dan

menentukan angle foto pada mayat yang tentu saja tidak bisa buka mulut. Dengan kondisi yang sedemikian rupa bagaimana bisa mendapatkan gambar yang tepat sesuai kebutuhan. Di sinilah teknik dental fotogra

 sangat krusial. Tekniknya dari sisi

penggunaan kamera, layaknya fotogra

 secara umum, fokusnya hanya bagian kecil saja.

Kemudian praktek foto dental X Ray,

bagaimana

kalau

kita

cuma

dapat

potongan tubuh saja, lalu bagaimana memfotonya.

Teknik dental X Ray atau fotogra

 terhadap data postmortem. Saat

di lapangan di tengah segala keterbatasan dan kondisi darurat semua alat harus pakai, termasuk harus sedia kapas banyak, harus menyiapkan pengganjal organ tersebut agar bisa difoto dengan layak. Dalam pelatihan ini diambil contoh penggunaan pasir yang dibungkus sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan alas peletakan organ

agar

saat

difoto

memberi

kesan

pararel, sehingga fokus yang diinginkan tercapai.

Di luar hal teknis, konektivitas menjadi

poin penting yang ditekankan oleh

military dentistry edisi vii - 2017

47

8 mg sebanyak 25 tablet, diminum 3 kali sehari (empat hari pertama), kemudian dikontrol, jika ada remisi kemudian dosis diturunkan menjadi 2 kali sehari (empat hari kedua), kemudian dikontrol lagi, jika ada remisi dosis diturunkan menjadi 1 kali sehari (empat hari terakhir). Pasien juga diresepkan curcumatablet

200 mg sebanyak 10 tablet,

diminum sehari satu kali sesudah makan. Obat

yang

masih

tersisa

dari

pemberian

obat pada hari pertama dilanjutkan. Pada KIE pasien diintruksikan untuk meningkatkan oral higiene, menghaluskan gigi palsu sebagian atas kanan, menggunakan obat secara teratur.

Kunj

un

gan Ke

tiga

(8

Jul

i 20

16

)

Pasien datang hari ke-18 dari kunjungan

pertama. Sariawan di bibir dan lidah sudah

sembuh. Gigi palsu sudah diperbaiki dan dihaluskan. Obat digunakan secara teratur dan sudah habis. Pada pemeriksaan ekstra

oral dalam batas normal, dan pada

pemeriksaan intra oral juga dalam batas normal. Pada tanggal 14 Oktober 2016 pasien melakukan prick test di poli THT RSUD Dr. Soetomo, dengan hasil sebagai berikut :

a.

Pada mukosa labial bawah dekstra tidak terdapat abnormalitas.

b. Pada mukosa dorsal lidah tidak terdapat abnormalitas.

Gambar 3. Kondisi klinis intra oral kunjungan ketiga

Diagnosis

klinis

pada

kunjungan

ini

adalah suspek stomatitis alergika dengan dugaan alergi disertai traumatik ulser sudah sembuh. Pasien dinstruksikan untuk menghentikan obat. Pada KIE pasien diinstruksikan untuk meningkatkan oral higiene, dan melakukan

prick

test

di RSUD

Referensi

Dokumen terkait