• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban secara benar dan rutin terhadap anak atau peserta didik. diperlukan pembiasaan. misalnya agar anak atau peserta didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kewajiban secara benar dan rutin terhadap anak atau peserta didik. diperlukan pembiasaan. misalnya agar anak atau peserta didik"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Metode pembiasaan digunakan untuk melaksanakan tugas atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap anak atau peserta didik diperlukan pembiasaan. misalnya agar anak atau peserta didik dapat melaksanakan shalat secara benar dan rutin maka mereka perlu dibiasakan shalat masih kecil, dari waktu kewaktu, itulah sebabnya kita perlu mendidik mereka sejak dini atau kecil agar mereka terbiasa dan tidak merasa berat untuk melaksanakannya ketika mereka sudah dewasa.

Metode pembiasaan yakni metode yang digunakan pendidik dengan cara memberikan pengalaman yang baik untuk dibiasakan dan sekaligus menanamkan pengalaman yang dialami oleh para tokoh untuk ditiru dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari – hari.

Pengalaman-pengalaman yang baik tersebut harus diciptakan oleh guru kepada siswa dalam setiap proses pembelajaran. peserta didik bisa diajak kebeberapa tempat untuk dialami dan diresapi, seperti belajar tentang shalat mereka diajak kemasjid, belajar tentang hadits diajak keperpustakaan dengan mencari kitab-kitab hadits dan dibacanya, belajar tentang sejarah islam diajak kemusium atau ketempat-tempat peninggalan sejarah dan lainya.

(2)

Menurut Amin Abu Lawi, akhlak dalam persepektif Islam mempunyai nilai samawi yang bersumber dari Al – Qur’an. Menurutnya, akhlak dapat dimaknai dengan mengacu kepada hokum dan ketetapan syariah yang lima, yaitu : wajib, sunnah, mubah, makruh, daaan haram, karena itulah realitas akhlak. Lebih lanjut dijelaskan, bila akhlak berbasis kepada hukum yang lima, maka klasifikasinya seperti berikut ini : Akhlak wajib, seperti perilaku jujur, amanah, ikhlas, dan seterusnya ; akhlak sunah seperti mengucapkan salam, memberi makan dan sedekah; akhlak mubah, seperti bermain dan bersendau gurau dengan teman; akhlak makruh seperti seperti berzina, minum khamar, berdusta, berkhianat, mencuri, dan lain sebagainya.

Secara garis besar dikenal dua jenis akhlak ; yaitu akhlaqal –karim ( akhlak terpuji ), akhlak yang baik dan benar menurut syariat islam, dan akhlaq al – madzmumah ( akhlak tercela ), akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut syariat islam. Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat – sifat yang baik pula, demikian sebaliknya akhlak yang buruj terlahir dari sifat – sifat yang buruk. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak al – madzmumah adalah perbuatan atau perkataan yang munkar, serta sikap dan perbuatan yang sesuai dengan syariat Allah, baik itu perintah ataupun larangan – Nya, dan tidak sesuai dengan akal dan fitrah yang sehat.

Dalam memaknai akhlaq al – karimah, penulis menyimpulkan bahwa akhlak tersebut merupakan sikap sikap yang melekat pada seseorang berupa ketaatan pada aturan dan ajaran syariah islam yang

(3)

tercermin dalam berbagai amal batin seperti dzikir, berdo’a, maupun amalan lahir seperti kepatuhan pelaksanaan ibadah dan sikap tata krama berinteraksi dengan orang lain. Adapun akhlaq al- madzmumah bagi peneliti adalah sikap yang melekat pada diri berupa kebiasaan pelanggaran – pelanggaran kepada ketentuan atau aturan syariah baik secara amalan batin, seperti dengki, hasad, maupun amalan lahir seperti berzina, menyakiti orang lain, dan seterusnya.

Disinidalam akhlak terpuji yaitu sikap jujur. Jujur merupakan sebuah karakter yang kami anggap dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur dalam kamus besar Bahasa indonesia dimaknai dengan lurus hati; tidak curang. Dalam pandangan umum, jujur sering dimaknai “ adanya kesamaan antara realitas ( kenyataan ) dengan ucapan “, dengan kata lain “ apa adanya “.

Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan ( dalam bentuk perasaan, kata – kata dan atau perbuatan ) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Kata jujur identik dengan “ benar “ yang lawan katanya adalah “ bohong “. Makna jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan ( kemaslahatan ). Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kpentingan diri sendiri atau kelompok, tetapi semua orang yang terlibat.

(4)

Dalam kontek pembangunan karakter disekolah, kejujuran menjadi amat penting untuk menjadi karakter anak – anak Indonesia saat ini.

Karakter ini dapat dilihat secara langsung dalam kehidupan di kelas, semisal ketika anak melaksanakan ujian. Perbuatan mencontek merupakan perbuatan yang mencerminkan anak tidak berbuat jujur kepada diri, teman, orang tua, dan gurunya. Dengan mencontek, anak menipu diri, teman, gurunya. Apa yang ditipu oleh anak. Anak memanipulasi nilai yang didapatkannya seolah - olah merupakan kondisi yang sebenarnya dari kemampuan anak, padahal nilai yang didapatnya bukan merupakan kondisi yang sebenarnya dari kemampuan anak, padahal nilai yang didapatnya bukan merupakan kondisi yang sebenarnya.

Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.Jujur bagi anak – anak merupakan hal yang abstrak.Artinya , anak belum dapat mengerti secara jelas apa itu jujur.

Oleh karenanya, sikap jujur ini hanya dapat dikenalkan dan ditanamkan kepada anak - anak melalui perbuatan yang nyata. Dalam konteks ini, ketika orangtua maupun pendidik berkata atau berjanji sesuatu harus ditepati. Jangan sekali – kali apa yang diucapkan tidak dilaksanakan sehingga membuat anak menjadi tidak percaya pada apa yang kita ucapkan.

Pendidik dapat melatih anak berperilaku jujur dengan cara bermain jual – beli atau bisa juga orangtua menyuruh sang anak membelikan

(5)

barang di suatu toko dengan diberi uang lebih. Kemdian, sang anak diperintahkan untuk menyerahkan uang kembalian dari toko yang masih sisa. Apabila anak dibiasakan seperti ini, lama – kelamaan anak akan menjadi terbiasa.

Selain itu, masih banyak cara lain yang dapat digunakan untuk menanamkan kejujuran kepada anak. Namun, yang paling efektif ialah dengan memberikan keteladanan secara langsung kepada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu berkata dan berbuat jujur kepada anak, bahkan bila berjanji juga harus ditepati. Cara – cara demikianlah yang dapat membuat anak mengenal dalam memahami kejujuran. Oleh karenanya, dalam keadaan bagaimanapun kita, berkatalah jujur kepada anak – anak.

Kejujuran adalah suatu kemampuan untuk mengakui perasaan atau pemikiran atau juga tindakan seseorang pada orang lain. Kejujuran menjadi penting karena dengan mengakui apa yang ia pikirkan, ia rasakan, dan ia lakukan sebagaimana adanya, seseorang dapat terhindar dari rasa bersalah yang timbul akibat kebohongan yang ia lakukan.

Di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, di sini para Guru selalu membiasakan siswa untuk mengikuti do’a bersama setiap pagi, berjabatan tangan dan mengucapkan salam sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan, membaca ayat – ayat Al –Qur’an, menghafal ayat – ayat Al – Qur’an, dilanjutkan shalat dhuha dan shalat dhuhur yang dilaksanakan secara berjama’ah di Masjid samping

(6)

madrasah, Bapak Ibu Guru pun ikut mendampingi siswa dalam pelaksanaan pembiasaan tersebut.

Bapak / Ibu Guru menanamkan kebiasaan – kebiasan yang baik terhadap siswa baik di jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran karena Guru juga bisa berperan sebagai orang tua siswa, ketika siswa berada di dalam madrasah. Dalam penelitian ini Peneliti ingin mengetahui apakah dengan metode pembiasan yang dilakukan oleh Bapak / Ibu guru sudah maksimal atau belum, dan mungkin juga ada metode – metode lain yang di gunakan dalam penanaman nilai – nilai akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai implementasi metode pembiasaan dalam penanaman nilai – nilai akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Sehingga anak – akan memiliki sikap terbiasa dalam melaksanakan kebiasaan – kebiasaan yang baik, dimanapun mereka berada, yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Penanaman Akhlak Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan ?

(7)

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan ?

Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda dengan yang penulis maksud, maka sebelumnya penulis jelaskan maksud judul diatas yaitu :

1) Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. pelaksanaan berarti suatu proses.

2) Metode yaitu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

3) Pembiasaan yaitu cara yang dapat dilakukan untuk membiasaakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntutan Ajaran Agama Islam..

4) Akhlak terpuji yaitu akhlak dapat diartikan dengan budi pekerti suatu perbuatan yang lahir dengan mudah dari jawa yang tulus tanpa memerukan pertimbangan dan pemikiran lagi.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

(8)

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan.

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan tentang implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.wacana tersebut paling tidak dapat membantu para siswa agar selalu berdo’a tidak hanya di sekolah saja tetapi membiasakan di rumah juga setiap waktu.

2. Secara Praktis Bagi Siswa :

a) Tidak hanya mendapatkan pendidikan dalam bentuk tori saja tetapi mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mengamalkannya.

Bagi Guru :

a) Sebagai masukan yang baik karena dalam penerapan metode pembiasaan ini tidak, hanya dalam bentuk teori namun dapat dituangkan dalam praktek kehidupan sehari-hari, dan mempermudahkan dalam penyamapaian materi yang disampaikan.

b) Mampu menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji pada diri siswa.

(9)

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teoritis Dan Penelitian Yang Relevan

Menurut M. Arifin sebagaimana dikutip oleh Hardar putra Dauly menyebutkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah idealitas ( cita-cita ) yang mengandung nilai islam yang hendak dicapai dalam proses pendidikan Islam berdasarkan ajaran Islam bertahap.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia seutuhnya, beriman dan bertaqwa, kepada Tuhan YME serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah SWT. Dimuka bumi yang berdasarkan Ajaran Al-Qur’an dan Al-sunnah. Maka dalam konteks ini berarti terciptanya insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.

Dalam formulasi itu terdapat nilai-nilai luhur berupa ketuhanan, kebangsaan,pengetahuan kepribadian dan ketrampilan, untuk menyiapkan peserta didik yang handal diperlukan nilai-nilai yang mengarah pada masa mendatang.

Dalam pendidikan akhlak aktualisasi nilai-nilai Islam perlu dipandang sebagai suatu persoalan yang penting dalam suatu usaha penanaman ideologis islam sebagai pandangan hidup. Namun demikian dalam usaha aktualisasi nilai-nilai moral Islam memerlukan proses yang lama agar penanaman tersebut bukan sekedar dalam formalitas namun telah masuk dalam dataran praktis.

(10)

Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain yang menjadi bagian dari identitas sesuatu tersebut.Metode dalam bahasa arab dikenal dengan istilah thuriquh yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan, bila dihubungkan dengan pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.

Kebiasaan, sebagaimana sudah kita singgung, menduduki kedudukan sangat istimewa di dalam kehidupan manusia.Iamenghemat – banyak sekali kekuatan manusia – karena sudah menjadi kebiasaan yang sangat melekat dan spontan – agar kekuatan itu dapat dipergunakan buat kegiatan – kegiatan di lapangan – lapangan lain seperti untuk bekerja, memproduksi, dan mencipta.

Bila pembawaan seperti ini tidak diberikan Tuhan kepada manusia, maka tentu mereka – sebagai mana sudah kita katakan – akan menghabiskan hidup mereka hanya untuk belajar berjalan, berbicara, dan berhitung.

Tetapi, di samping ia mempunyai kedudukan amat penting di dalam kehidupan manusia, ia dapat berubah menjadi faktor penghalang yang besar, bila ia kehilangan “ penggerak “nya dan berubah menjadi kelambanan yang memperlemah dan mengurangi reaksi jiwa.

(11)

Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat – sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilanggan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan.

Sekaligus Islam menciptakaan agar tidak terjadi keotomatisan yang kaku dalam bertindak, dengan cara terus – menerus mengingatkan tujuan yang ingin dicapai dengan kebiasaan itu, dan dengan menjalin hubungan yang hidup antara manusia dengan Allah dalam suatu hubungan yang dapat mengalirkan berkas cahaya kedalam hatisehingga tidak gelap gulita. Islam memulainya waktun mulai muncul pada zaman jahiliyah degan mengikis habis kebiasaan – kebiasaan buruk yang dilihatnya sangat luas pengaruhnya dalam masyarakat Arab. Ia menempuh salah satu cara dengan memotong habis secara radikal atau mengubahnya secara berangsur – angsur sesuai dengan keadaan kebiasaan yang ingin diperbaikinya dan sesuai pula dengan cara menjalarnya kebiasaan itu kedalam hati manusia.

Dalam kaitanya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir , bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.

(12)

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika dipenerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki

“ rekaman “ ingatannya yang sangat kuat dan kondisi keperibadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan – kebiasaan yang mereka lakukan sehari – hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menamkan nilai – nilai moral kedalam jiwa anak. Nilai – nilai yang tertanam dalam dirinya kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah keusia remaja dan dewasa.

Dalam teori psikologi metode pembiasaan ( habituation ) ini dikenal dengan teori “ operan conditioning “ yang membiasakan merespon anak untuk berperilaku terpuji, disiplin dan giat belajar, bekerja keras dan ikhlas.Jujur dan tanggung jawab atas segala tugas yang telah dilakukan. Metode pembiasaan ini perlu dilakukan oleh orang tua dan guru dalam rangka pembentukan dan penanaman nilai – nilai karakter, untuk membiasakan anak melakukan perilaku terpuji ( akhlak mulia ).

Menurut Al – Ghazali akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Sehinggamempelajari dan menggamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.Menurut Al – Quzwaini, akhlak terpuji adalah ketetapan jiwa dengan perilaku yang baik dan terpuji. Menurut Ibnu Hazm,

(13)

pangkal akhlak terpuji ada empat, yaitu adil, paham, keberanian, dan kedermawanan.

Akhlak al – karimah adalah akhlak yang terpuji atau akhlak yang mulia di mata Allah SWT.Akhlak yang terpuji ini merupakan implementasi dari sifat dan perilaku yang baik dalam diri manusia.Akhlak al – karimah dapat dilihat dari sifat, tingkah laku maupun perbuatan Nabi Muhammad SAW.

Kajian tentang metode penanaman nilai terutama nilai agama bukanlah hal yang baru, didunia akademik telah banyak penelitaian-penelitian yang serupa diantaranya,

Skripsi Nur Khotimah yang berjudul “ Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Asmaul Husna di Bustanul Athfal Al- Fallah prayonangan tengah batang “ penelitian ini menekankan pada pelaksanaan metode pembiasaan menghafal Asmaul husna yang dilakukan di bustanul athfal setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai serta mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru Bustanul Athfal dalam menerapkan metode pembiasaan menghafal Asmaul Husna.

Skripsi mamlu’atul khoiriyah tentang “ upaya guru dalam menerapkan nilai-nilai keagamaan ( studi kasus di pendidikan Al- Qur’an Al-karomah tirto pekalongan ) Upaya yang dilakukan oleh para guru dalam menerapkan nilai-nilai keagamaan kepada siswa sebagai berikut, pada nilai aqidah meliputi guru mengenalkan Allah

(14)

melalui ciptaannya, mengenalkan arti kandungan ayat dalam Al- Qur’an mengenai rasul dan nabi mengenalkan malaikat dengan tugasnya. Pada syari’ah guru brupaya agar anak mempraktikkan secara langsung dan mengamalkannya, meliputi mengamalkan dan melaksanakan shalat 5 waktu, mengamalkan puasa dibulan ramadhan, mengamalkan zakat, menunaikan haji.Dalam nilai-nilai akhlak guru berupaya agar anak dapat berakhlak terpuji kepada sesama makhluk Allah.

Skripsi Mukamilah tentang pembiasaan akhlak mulia pada siswa di SD Negeri Panjang Wetan 05 Pekalongan. Dalam pembahasan dari paparan dan analisis hasil penelitian, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Upaya Guru Pendidkan Agama Islam ( GPAI ) dalam membiasakan akhlak mulia pada siswa di SD Negeri Panjang Wetan 05 Pekalongan melalui : 1) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah , 2) pemenuhan sarana dan fasilitas pendidikan, 3) ketauladanan sikap dan kepribadian Guru, 4) penerapan pendidikan kebiasaan, 5) Upaya penciptaan suasana keagamaan yang kondusif dalam menumbuhkan kebiasaan penerapan pengamalan ajaran agama, 6) pelatihan kedisiplinan,. Selain itu terdapat faktor – faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembiasaan akhlak mulia pada siswa di SD Negeri Panjang Wetan 05 Pekalongan..

(15)

Penelitian-penelitian diatas berbeda dengan penelitian penulis karena penelitian ini berusaha memaparkan Implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Safi’iyah Proto Kedungwuni Pekalongan.

2. Kerangka Berfikir

Berdasarkan analisis teori diatas dapat disusun suatu kerangka berfikir bahwa penanaman nilai-nilai akhlak sangatlah penting pada diri individu sejak dini dan seterusnya. pendekatan pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi. Dengan pembiasaan pendidik memberika kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara individu maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-hari.

Berawal kepada pembiasaan itulah peserta didik membiasakn dirinya menuruti dan patuh kepada aturan-aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat. Dari hal yang terkecil seperti mengawali semua kegiatan dengan membaca do’a, dengan dilakukannya setiap hari maka siswa akan terbiasa untuk berdo’a sebelum mengerjakan sesuatu. Menanamkan pembiasaan tersebut tidaklah mudah karena harus dilakukan secara terus menerus.

(16)

Dengan pembiasaan yang dilakukan setiap hari diharapkan siswa akan sadar akan pentingnya do’a.

Menanam tumbuh kebiasaan yang baik tidaklah mudah, sering makan waktu panjang. tetapi bila sudah menjadi keebiasaan sulit pula untuk merubahnya. Adalah sangat penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang yang dalam kesusahan, membntu fakir miskin. Agama islam sangat mementingkan pndidikan kebiasaan, dengan pembiasaan itulah diharapkan siswa mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.

Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih dan digunakan dalam pendekatan pembiasaan antara lain : metode latihan (Drill), metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan metode Eksperimen.

Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sekaligus mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ilmu pengetahuan dan ketrampilan tersebut, sehingga metode yang digunakan haruslah mampu mebuat pserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan itu.

(17)

Mendidik melalui kebiasaan faktor ini perlu diterapkan pada peserta didik sejak dini, contohnya sederhana misalkanya mebiasakan mengucapkan salam pada waktu masuk dan keluar rumah, membaca basmallah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucapkan hamdallah setelah menyelesaikan pekerjaan.

Peneliti melihat pembiasaan yang dilakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, dari awal berdo’a , berjabatan tangan dan mengucapkan salam sebelum masuk kelas , membaca Al – Qur’an, meghafal Al – Qur’an, melaksanakan shalat dhuha, dan melaksanakan shalat dhuhur secara berjama’ah. Dari pembiasaan yang dilakukan peneliti ingin mengetahui akhlak terpuji apa saja yang tertanam dari pembiasaan – pembiasaan tersebut.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitia lapangan (field reseach) yaitu penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala – gejala yang di selidiki. Dalam penelitan ini penulis mengambil tempat penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan.

2. Jenis Pendekatan

Pada penulisan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

(18)

kata-katatertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. sumber primer yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah guru PAI, siswa Madrasah Ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

b. Sumber Data Sekunder

Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. sumber sekunder adalah sumber data yang mendukung terhadap sumber primer. data sekunder mencaku pdokumen-dokumen, buku- buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang cukup dan jelas sesuai dengan permasalahan penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi :

a. Metode Interview/Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses tanya jawab secara mendalam antara pewawancara dengan informan guna memperoleh infomasi yang lebih terperinci sesuai dan

(19)

penelitian. dalam wawancara ini, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Wawancara mendalam sangat cocok untuk mengumpulkan data pribadi, pandangan-pandangan dan pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang sedang dieksplorasi.

b. Metode Observasi

Observasi partisipan adalah suatu kegiatan observasi di mana obsever (orang yang melakukan observasi) terlibat atau berperan serta dalam lingkungan kehidupan orang-orang yang diamati. hasil observasi adalah informasi tentang ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Tujuan observasi partisipan adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku manusia, dan untuk mengukur aspek tertentu sebagai bahan feedback terhadap pengukuran tersebut.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang berdiri dan perkembangan sekolah, informasi tentang pelaksanaan metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji, kendala yang dihadapi oleh guru agama serta implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak

(20)

terpuji di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto kedungwuni pekalongan.

Penulis melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data yang diperlukan. dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data antara lain : a) mengamati kegiatan guru dan siswa, baik di dalam kegiatan belajar mengajar maupun diluar kegiatan pembelajaran dengan tujuan mengetahui kegiatan pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji, b) mengamati lokasi penelitian dan lingkungan disekitar Madrasah Ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, untuk mendapat gambaran lokasi penelitian, c) mengamati sarana dan prasarana yang menunjang pada proses pembelajaran agama serta hal lain yang relevan dengan penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. sebagai besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan sebagainya. sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi pelung kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

Penulis menggunakan metode dokumentasi unuk mendapatkan data tentang profil sekolahan, jumlah guru dan karyawan,

(21)

kegiatan do’a pagi, berjabatan dan mengucapkan salam sebelum masuk kelas, shalat dhuha berjamah, membaca ayat – ayat Al – Qur’an, menghafal ayat – ayat Al – Qur’an, dan pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah, keadaan siswa dan keadaan sarana dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

5. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis kualitatif artinya dengan menekankan pada proses penyimpulan, dari data-data yang telah didapat data dianalisis sifat dari data itu sendiri berubah – ubah menyesuaikan keadaan lingkungan yang diteliti.

Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan berbagai informasi yang berkualitas yang berhubungan dengan implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto kedungwuni pekalongan.

Kajian utama dalam penelitan kualitatif adalah fenomena atau kejadian yang berlagsung dalam suatu situasi tertentu. peneliti harus terjun langsung ke lapangan ( lokasi ) untuk membaca, memahami, dan mempelajari situasi. penelitian dilakukan ketika proses interaksi sedang berlangsung secara alami ditempat kejadian. kegiatan peneliti adalah mengamati, mencatat, bertanya

(22)

dan menggali, sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang sedang terjadi sa’at itu.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis perlu menguraikan beberapa hal yang menyangkut sistematika penulisan yang menggambarkan sisi secara singkat yaitu sebagai berikut :

Bab Pertama : sebagai pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,sistematika penulisan laporan.

Bab Kedua : berisi tentang landasan teori penelitian yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama mengenai metode pembiasaan yang memuat pengertian metode pembiasaan, landasan metode pembiasaan, tujuan dan fungsi metode pembiasaan, kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan. bagian kedua membahas tentang nilai-nilai akhlak terpuji yang memuat tentang pengertian nilai – nilai akhlak terpuji.

Bab Ketiga : berisi tentang laporan hasil penelitian yang terdiri dari tentang kondisi umum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan yang meliputi sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana,serta kurikulum siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni

(23)

pekalongan, implementasi metode pembiasaan dalam penanaman nilai – nilai akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedugwuni Pekalongan, faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syfi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Bab Keempat : analisis implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Safi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, dan analisis faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedugwuni Pekalongan.

Bab kelima : merupakan penutup yang meliputi simpulan dari peneltian yang telah dilaksankan yaitu ; implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji, faktor pendukung dan faktor peghambat dalam penanaman akhlak terpuji siswa dan saran-saran dari peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi dari ICAP tersebut dan wacana yang disampaikan oleh beberapa pemangku jabatan, Indonesia direncanakan akan menetapkan kebijakan carbon pricing

membukukan dana MAP dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I pada Rekening KSP/USP Koperasi. menarik dan menerima angsuran jasa/bunga serta pembayaran angsuran

Tingkat pengangguran perempuan (9%) mendekati laki-laki (8 %) dan menurun lebih cepat, sementara proporsi perempuan terhadap total pengangguran lebih rendah dan menurun dari

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi, tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan bahwa penyajian-penyajian yang lebih

Adapun judul tesis adalah “ Perbedaan Pengaruh Pemberian Infus HES dengan Berat Molekul 40 kD dan 200 kD Terhadap Plasma Prothrombin Time dan Partial Thromboplastin Time : Kajian

Dari hasil penelitian disimpulkan disimpulkan bahwa pola peresepan dan rasionalitas pengobatan bagi pasien DM tipe 2 di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak sudah

Fenomena di atas menunjukkan bahwa, unit pelayanan rawat inap (inpatient service) di RSUD Kota Tidore Kepulauan saat ini adalah salah unit pelayanan yang paling potensial

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian untuk meneliti dosis toksik, efek samping, dan dosis efektif, dilakukan penelitian