• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

Tentang

SAR ( SEARCH AND RESCUE )

PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN

(2)

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

SAR ( SEARCH AND RESCUE )

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )

PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH

PERAIRAN

BAB I

PENDAHULUAN 1. Umum

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dimana sebagin besar atau 2/3 terdiri dari perairan sehingga Indonesia diakui oleh PBB sebagai negara kepulauan. Dengan luasnya wilayah perairan Indonesia, banyak dari masyakat Indonesia yang memanfaatkan perairan sebagai usaha dibidang perekonomian seperti usaha perikanan, perdagangan, wisata dan lain sebagainya. Semakin tingginya intensitas kegiatan usaha perekonomian yang menggunakan wilayah perairan, akan menyebabkan pula semakin banyaknya tingkat atau resiko kecelakaan.

Kecelakaan dapat terjadi pada Kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan usaha yang kuat untuk menghindarinya. Untuk mengantisipasinya diperlukan suatu kesigapan dari personil Polair dan didukung oleh kemampuan fisik dan pengetahuan tentang SAR di wilayah perairan. Keterampilan dan pengetahuan dalam melakukan pencarian korban di lapangan sangat mendukung efektifitas dari sebuah pencarian. Berbagai kendala akan di hadapi apaibila para personil Polair dalam sebuah misi SAR tidak mengetahui tekhnik-tekhnik SAR perairan.

2. Dasar

a. Peratuaran Kapolri No 22 tahun 2010 tentang Struktur Organisasi Polri. b. Keppres No 47 tahun 1979 tentang Basarnas.

3. Maksud dan Tujuan a. Maksud.

Maksud disusunnya standard operasional prosedur ini adalah untuk dapat dijadikan sebagai gambaran dalam penanganan kecelakaan diwilayah perairan.

(3)

2 b. Tujuan.

Tujuannya adalah agar standard operasional prosedur ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penanganan kecelakaan diwilayah perairan.

4. Ruang Lingkup

Ruanglingkup daripada standard operasional prosedur ini adalah sebatas kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam menangani kecelakaan ( SAR ) diwilayah perairan.

5. Tata Urut

BAB I : PENDAHULUAN BAB II : KETENTUAN UMUM

BAB III : PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN

BAB II

KETENTUAN UMUM 6. Pengertian Umum

a. Perairan

Adalah perairan laut, sungai dan danau yang bisa dilayari atau dapat dilalui dengan kapal dan jenis angkutan air lainnya.

b. SAR

merupakan singkatan dari Search And resquer yang mempunyai arti usaha untuk melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamtan terhadap keadaan darurat yang di alami baik manusia maupun harta benda yang berharga lainnya.

c. Kapal Polisi

Adalah Kapal Negara Republik indonesia yang diserahkan kepada Polri sebagai penanggung jawab operasional untuk mendukung tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya di wilayah perairan.

d. Anak Buah Kapal

Adalah Personil Polair yang ditempatkan atau ditugaskan di atas kapal sebagai penanggung jawab dan operator kapal serta seluruh peralatan pendukungnya untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas-tugas Polisi perairan.

e. Alat-alat keselamatan

Adalah Suatu alat pendukung tambahan yang berfungsi sebagai resquer dan juga berfungsi untuk mencegah atau mengurangi kerugian harta bila terjadi keadaan bahaya di atas kapal.

(4)

f. Observasi

Adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mancatat informasi yang dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan.

g. Alarm

Adalah tanda yang ada di atas Kapal untuk mengingatkan Anak Buah Kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya.

BAB III

PENANGANAN KECELAKAAN DI WILAYAH PERAIRAN

7. Proses Penanganan

Pelaksanaan penangan laka di wilayah perairan dilaksanakan setelah diketahui bahwa suatu laka telah terjadi melalui laporan kapal, stasiun pantai, masyarakat atau diketahui dan ditemukan langsung oleh Komandan kapal dan atau anak Buah kapal patroli Polisi. Dijabarkan sebagai berikut :

a. Laporan kejadian laka laut di wilayah perairan dari Kapal.

Terima laporan tentang adanya laka di wilayah perairan dari Kapal melalui radio SSB,melalui kontak langsung dengan Kapal atau datang ke Kantor Polair dan membuat Laporan Polisi yang di tanda tangani oleh Komandan kapal Polisi.

b. Laporan yang disampaikan melalui Stasiun Pantai

Melalui sarana komunikasi seperti Radio VHF, SSB pada Chanel 16 dan lain-lain. Petugas menerima laporan dan menginformasikan kepada Komandan Kapal patroli Polri melalui alkom yang ada.

c. Laporan kejahatan perompakan di wilayah perairan dari masyarakat.

Menerima laporan tentang adanya kecelakaan di wilayah perairan dari mesyarakat, baik melalui kontak langsung dengan kapal patroli atau datang ke Kantor Kepolisian Perairan secara tertulis maupun lisan. Laporan yang diajukan secara tertulis maupun lisan dicatat lebih dahulu oleh petugas yang menerima laporan kemudian diinformasikan kepada komandan Kapal patroli Polri yang dituangkan dalam Laporan Polisi yang di tanda tangani oleh Komandan Kapal patroli.

d. Diketahui / ditemukan langsung oleh Komandan kapal dan /atau Anak Buah kapal Patroli Polri.

(5)

4

Peristiwa kecelakaan di wilayah perairan, diketahui atau dtemukan langsung oleh Komandan Kapal atau Anak Buah kapal patroli Polri maka wajib segera melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan kewenangan yaitu sesuai jabatan, Pos lokasi dan tugas masing-masing. Melaporkan pada kesempatan pertama dengan alat komunikasi yang ada ke atasan. Segera melakukan tindakan Kepolisian terhadap kasus perompakan yang terjadi.

8. Persiapan

Keselamatan kapal patroli Polri beserta Anak Buah kapal patroli Polri merupakan perhatian utama, maka harus memperhatikan setiap usaha untuk menjamin keselamatan dengan memperhatikan prosedur pengamanan.

Persiapan penanganan kecelakaan adalah sebagai berikut : a. Observasi

Observasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mancatat informasi yang dapat dilihat dan berguna pada saat penanganan.

Sasaran yang perlu di observasikan adalah : 1) Posisi / Lokasi Kapal.

2) Kegiatan kapal. 3) Jenis Kapal.

4) Tanda-tanda di lambung Kapal. 5) Kondisi Kapal.

6) Bendera Kapal / Kebangsaan. 7) Haluan dan kecepatan Kapal. 8) Elektronik yang dimiliki. 9) Jenis dan kondisi kelengkapan. 10) Jumlah awak Kapal.

b. Tingkat Resiko dan ancaman

Semua penanganan dapat mengakibatkan resiko bagi awak Kapal patroli Polri. Penentuan tingkat resiko dibuat untuk menentukan cara bertindak dalam mengantisipasi kemungkinan resiko yang akan terjadi. Beberapa hal yang menentukan tingkat resiko, meliputi :

1) Konfigurasi Kapal yang mengalami kecelakaan. 2) Kebangsaan awak Kapal yang mengalami kecelakaan. 3) Reaksi awak Kapal terhadap kehadiran Kapal patroli Polri. 4) Keadaan cuaca.

5) Waktu ( siang/malam ).

(6)

c. Membuat Rencana

Tujuan membuat rencana penanganan meliputi : 1) Tingkat resiko.

2) Tugas-tugas khusus bagi setiap ABK kapal patroli Polri ketika naik ke kapal yang mengalami kecelakaan

3) Kapan dan dimana mengumpulkan awak Kapal. 4) Bagaimana rekomendasi antar ABK Kapal patroli. 5) Apakah ada kata-kata kode yang digunakan.

d. Ada 4 ( Empat ) petunjuk perencanaan yang perlu diikuti sebagai berikut : 1) Pusat Komando

Kelompok yang mengontrol kegiatan dibawah pimpinan atau Komandan Kapal patroli atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern dan ekstern.

2) Satuan keadaan darurat

Kelompok dibawah perwira senior yang dapat memperkirakan keadaan. Melaporkan ke pusat koamndo dan menyarankan tindakan apa yang harus diambil , jenis bantuan apa dan dari mana bantuan tersebut dibutuhkan.

3) satuan pendukung

Kelompok pendukung ini dibawah seorang perwira yang harus siap membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando. Tugasnya menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbaikan bantuan medis, termasuk alat bantu pernapasan dan lain-lain.

4) Kelompok ahli mesin

Kelompok ini dibawah satuan engineering atau KKM (Kepala kamar mesin) yang menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab utamanya di ruang mesin dan dapat memberi bantuan bila diperlukan.

9. Pelaksanaan

Cara bertindak Kapal patroli Polri meliputi :

a. TPTKP dalam tangani laka oleh petugas patroli, dengan urutan sebagai berikut : 1) Bunyikan alarm di Kapal patroli sebagai tanda adanya laka laut, maka

komandan Kapal beserta ABK segera menuju Pos masing-masing yang telah ditentukan di atas kapal patroli Polri dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan berpakaian dan perlengkapannya.

(7)

6

2) ABK Kapal patroli yang pertama kali melihat atau mengetahui adanya laka laut, segera berteriak “ KECELAKAAN LAUT” di posisi ( posisi laka tersebut terjadi atau dilihat ) secara berulang, kemudian menginformasikan kejadian tersebut kepada perwira jaga Kapal.

3) kecepatan laju kapal patroli segera dikurangi dan haluan diarahkan kelokasi laka yang terjadi dan diusahakan posisi lokasi laka senantiasa pada posisi lambung dari kapal patroli.

4) Komandan kapal menuju salah satu abk kapal untuk selalu mengawasi posisi laka.

5) Merapatkan kapal patroli ke lokasi laka dengan memperhatikan posisi yang aman bagi kapal patroli.

6) Olah gerak kapal patroli dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu korban yang sedang berusaha menyelamatkan diri.

7) Pada malam hari, lampu sorot kapal patroli seluruhnya dinyalakan dan diarahkan pada lokasi kecelakaan.

8) Dalam hal penangan terhadap korban melakukan tindakan tindakan antara lain: a) Bilamana ada korban yang jatuh kelaut usahakan dalam melempar

pelampung ke arah korban yang jatuh kelaut harus memperhatikan arus laut, agar korban dapat menjangkau pelampung.

b) Anggota Tim Penolog agar diterjunkan kelaut dengan maksud memberikan pertolongan harus sudah memakai baju penyelamat (life jacket) atau alat pengamanlainnya.

c) Dalam hal penangan korban luka berat dan luka ringan diusahakan diberikan tempat yang terbuka dan/atau terdapat sirkulasi udara diatas kapal.

d) Segera memberikan tindakan pertama terhadap korban dengan mempergunakan alat kesehatan yang berada diatas kapal patroli Polri sebelum mendapatkan perawatan yang intensif dari pihak rumah sakit.

10 Tindakan pengakhiran penanganan kecelakaan diwilayah perairan meliputi:

1. Konsolidasi, hal ini dimaksudkan untuk mengecek personel,perlengkapan dan segala hal yang diketahui /ditemukan serta dilakukan pada saat penanganan kecelakaan oleh petugas kapal patroli.

2. korban luka maupun yang meninggalyang meninggal dunia segera dibawa kepelabuhan terdekat guna penanganan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang dengan menggunakan kapal patroli

3. pemberkasan awal penanganan meliputi : a) LaporanPolisi

b) Pernyataan Polisi

c) Berita Acara Pemeriksaan

d) Surat Perintah pemeriksaaan kapal

(8)

e) Membuat Sketsa TKP

f) Membuat Laporan dan Berita Acara Pemeriksaan TKP

g) Menyiapkan Visum et repertum apabila ada korban luka maupun meninggal dunia h) Berita Acaramembawa/ mengawal kapal

i) Menyerahkan hasil kegiatan di TKP kepada penyidik besertatersangka,saksi dan barang bukti yang ditemukan dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

4. Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP di buat juga Berita Acara Pemotretan di TKP sera Berita Acara lain sesuai tindakan yang dilakukan.

5. Melaporkan setiap tindakan yang telah dilakukan terhadap penanganan kecelakaan diwilayah perairan kepada satuan atas dengan mempergunakan alat komunikasi yang ada diatas Kapal patroli Polri

11 Intruksi dan Koordinasi

1. Intruksi

a. Laporkan pada kesempatan pertama apabila menangani kecelakaan diwilayah perairan kepada Kababinkam Polri Up. Direktur Polair Polri apabila penugasan dari Mabes Polri dan kepada Kapolda Up. Direktur Polair Polda bila penugasan dari kewilayahan.

b. Cegah dan hindari sejauh mungkin jatuhnya korban personil dan harta benda dalam proses penanganan kecelakaan diwilayah perairan.

2 Koordinasi

a. Adanya koordinasi dengaan sebaik-baiknya antar fungsi, antar satuan dan satuan dan instansi terkait.

b. Apabila kapal patroli Polri mengalami kesulitan dalam menangani kecelakaan, demi keamanan dan keselamatan ABK kapal patroli maka segera meminta bantuan kekuatan antar fungsi, antar satuan dilingkungan Polri maupun instansi yang terkait dengan alat komunikasi yang ada.

12 Bunyi alarm di Kapal patroli Polri sebagai tanda adanya laka di wilayah perairan:

1. Dengan bel alarm ”SATU PANJANG” secara terus menerus selama 60 detik, diikuti dengan pengumuman ”KECELAKAAN DI LAUT” di posisi... sebanyak 3 kali secara berulang ulang.

2. Dengan lonceng, membunyikan lonceng dengan cara ”DUA KALI PUKULAN” secara berulang ulang selama 60 detik.

(9)

8.

3. Dengan suling, dilaksanakan dengan cara meniup suling ”SATU KALI PANJANG” selama 60 detik secara berulang ulang.Tanda aman, membunyikan bel alarm ”DUA KALI PANJANG” selama 60 detik secara berulang ulang.

BAB IV PENUTUP

Demikian Standard Operasional Prosedur ( SOP ) Search And Rescue ( SAR ) dalam penanganan kecelakaan di laut/perairan di buat untuk dijadikan salah satu pedoman dalam pelaksanaan SAR di wilayah perairan bagi personil Polair Polda NTB. Diharapkan dengan adanya SOP penanganan kecelakaan di perairan/laut seluruh personil Polair dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas tugas SAR.

Lembar, Agustus 2016

DIREKTUR KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB

EDWIN RACHMAT ADIKUSUMO KOMBES POL NRP 62110800

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pembuatan lubang dengan kedalaman ± 30cm di lapangan, untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada tanah di

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMADIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI – HARI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2011..

Swarga Bara ( Lelang Ulang) Sehubungan dengan Dokumen Penawaran Saudara untuk pelelangan pekerjaan tersebut di atas, bersama ini POKJA DPU CIPTA KARYA II mengundang Saudara untuk

Dengan ini pula saya meminta maaf seluruh karyawan dan segenap jajaran manajemen PT.Indomarco Prismatama apabila terdapat kesalahan yang telah saya

[r]

Pokja Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perumahan

Berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi, Teknis dan Biaya serta Penetapan Pemenang, kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten

[r]