• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN TUGAS AKHIR"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT

(INTERNET OF

THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN

TUGAS AKHIR

SUMARLIN DANI BORTI MANALU 162408040

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA

(2)

PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT

(INTERNET OF

THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN

TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS PROYEK DAN MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA

SUMARLIN DANI BORTI MANALU 162408040

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF

THINGS MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN

LAPORAN PRAKTIK PROYEK

Saya menyatakan bahwa laporan proyek ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 19 Juli 2019

Sumarlin Dani Borti Manalu

(5)

PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDAASRKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3

LOLIN

ABSTRAK

Telah dirancang dan dipabrikasi sistem pengontrolan suhu ruangan. Pengairan lahan pertanian berdasarkan pada kelembapan dan suhu tanah berbasis internet, yang didalamnya terdapat sebuah sensor kelembapan YL-69 dan sensor suhu DS18B20.

NODEMCU V3 LOLIN digunakan sebagai pengontrol, penerima dan pengolah data pada sistem otomatis pengatur suhu dan ruangan. Prinsip kerja alat, apabila suhu ≥ 28,9oC dan kelembapan ≤40, maka pompa akan hidup secara otomatis dan notifikasi dikirim melalui e-mail, dan apabila suhu ≤ 28.5oC, maka pompa akan mati secara otomatis dan notifikasi juga dikirim melalui e-mail. Secara keseluruhan kinerja alat yang dirancang sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata rata persen deviasi yaitu 3 %.

Kata Kunci : Suhu tanah, Kelembapan tanah, Sensor YL-69, Sensor DS18B20 Mikrokontroller NODEMCU V3 LOLIN, dan Sistem pengontrolan otomatis.

(6)

WATERING SYSTEM OF AGRICULTURE LAND BASED ON SOIL MOISTURE AND TEMPERATURE BASED IOT (INTERNET OF THINGS)

USING NODE MCU V3 LOLIN

ABSTRACT

The increasing number of people causes increasing food needs. Agriculture is the main source of food needs. In agriculture land irrigation is very influential on the results of plant growth. So that the water discharge needs to be considered so as not to overdo it and lack it. Water discharge that will have less effect on plant growth while excessive water discharge will affect the availability of water sources.

Automation of irrigation systems is one of the most convenient, efficient and effective methods for optimizing water use. The system will help save water and make plants grow better because of controlled conditions. Certain humidity read by the humidity sensor will be the input system and the electric water pump will be the output of the NodeMCU.

Keywords: NodeMCU V3 Lolin, YL-69 Sensor, DS18B20 Sensor, Mikrokontroller NODEMCU V3 LOLIN, dan Automatic Control System

(7)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul Pengairan Lahan Pertanian Berdasarkan Pada Kelembapan Tanah Berbasis Iot (Internet Of Things) Menggunakan Node Mcu V3 Lolin.

Dalam melaksanakan penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, baik berupa material, informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua dan adik penulis yaitu Bapak K. Manalu, Ibu S. Sipahutar dan Sowen Manalu, Shidik Manalu, dan Sayman Manalu yang senantiasa memberikan dukungan baik semangat, materi dan doa.

2. Bapak Dr. Kerista Sebayang,M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Takdir Tamba,M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi D-3 Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Drs. Aditia Warman, M.Si selaku sekertaris program studi D-3 Fisika

Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara 5. Bapak Junedi Ginting S.Si., M.Si. selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktunya selama penyusunan laporan tugas akhir ini.

6. Seluruh Staf Pengajar/Pegawai Program studi D-3 Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Medan, 12 Juli 2019

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN TUGAS AKHIR... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PENGHARGAAN ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Tugas Akhir ... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Manfaat ... 2

1.6 Sistematika Penulisan ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Kelembapan dan Suhu Tanah... 4

2.2 NODEMCU V3 LOLIN... 5

2.2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 LOLIN ... 5

2.2.2 Protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP) ... 6

2.2.3 Perangkat Lunak Arduino IDE... 7

2.2.3 Aplikasi Blynk ... 7

2.3 Sensor YL-69 ... 10

2.4 LCD (Liquid Crystal Display) ... 11

2.5 Relay ... 12

2.6 Pompa mini ... 14

2.7 Sensor DS18B20 ... 14

(9)

3.2 Flowchart Sistem ... 17

3.3 Gambar Ragkaian... 18

3.3.1 Mikrokontroller ... 18

3.3.2 Gambar Sensor YL-69 ... 18

3.3.3 Gambar Rangkaian NODEMCU dan Relay ... 19

3.3.4 Gambar Rangkaian NODEMCU dan I2C LCD... 20

3.3.5 Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem... 20

3.4 Perancangan PCB... 21

3.4 Pemeriksaan dan Perbaikan PCB ... 22

3.4 Penyolderan Komponen ... 22

BAB 4 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Pengukuran dan Hasil Pengukuran ... 23

4.1.1 Sensor YL-69 ... 23

4.1.2 Sensor DS18B20 ... 24

4.2 Analisa dan Pembahasan ... 25

4.2.1 Sensor YL-69 ... 25

4.2.2 Sensor DS18B20 ... 27

4.2.2 Pengujian Alat Keseluruhan ... 27

4.3 Tampak Fisik Keseluruhan Sistem ... 33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN

1. Datasheet DHT11 2. Datasheet NODEMCU 3. Datasheet LCD16x2 4. Datasheet Power Supply

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

2.1 Spesifikasi NODEMCU V3... 6 4.1.1 Pengujian Sensor YL-69... 23 4.1.2 Pengujian Sensor DS18B20... 24

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman

2.1 ESP 8266 NODEMCU V3 Lolin... 5

2.2 Skematik posisi Pin NODEMCU Dev Kit v3 ... 6

2.3 Registrasi Proyek ... 9

2.4 Witged Aplikasi Blynk ... 10

2.5 Pengaturan Button ... 10

2.6 Sensor YL-69... 10

2.7 LCD (Liquid Crystal Dysplay) ... 11

2.8 Modul Relay ... 14

2.9 Pompa mini... 14

2.10 Sensor DS18B20... 14

3.1 Blok Diagram ... 16

3.2 Flowchart Sistem ... 17

3.3 Mikrokontroller NodeMCU... 18

3.4 Sensor YL-69 ... 18

3.5 Sensor DS18B20... 19

3.6 Modul Relay ... 19

3.7 NodeMCU dan I2C LCD... 20

3.8 Rangkaian Keseluruhan Sistem ... 20

3.9 Layout PCB ... 21

4.1 Grafik Perbandingan Hasil Pembacaan Alat Kalibrasi Dan Sensor YL-69 ... 24

4.2 Grafik Perbandingan Hasil Pembacaan Alat Kalibrasi Dan Sensor DS18B20 ... 25

4.3 Tampak Keseluruhan Sistem ... 33

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah manusia yang semakin bertambah menyebabkan kebutuhan pangan yang ikut bertambah. Pertanian merupakan sumber utama dalam kebutuhan pangan.

Dalam pertanian pengairan lahan sangat berpengaruh pada hasil pertumbuhan tanaman. Sehingga debit air perlu diperhatikan agar tidak berlebihan dan kekurangan. Debit air yang kurang akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman sedangkan debit air yang berlebihan akan berpengaruh pada ketersediaan sumber air.

Metode irigasi tradisional kurang mampu untuk melakukan pengaliran air yang tepat dan cepat. Tanah juga memiliki kemampuan menyimpan air yang berbeda beda sehingga perlu diperhatikan kelembabannya. Tetapi petani sulit memperhatikan kondisi kelembaban tanah karena membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga memperbesar kemungkinan beberapa tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik yang menyebabkan berkurang nya hasil panen. Kesulitan memperhatikan kondisi kelembaban tanah juga mengakibatkan penggunaan air yang tidak tepat. Penggunaan air yang berlebihan akan mempengaruhi ketersediaan sumber air yang semakin menurun.

Otomatisasi sistem irigasi merupakan salah satu metode yang paling nyaman, efisien dan efektif untuk optimalisasi penggunaan air. Sistem akan membantu dalam menghemat air dan membuat tanaman tumbuh lebih baik karena dalam kondisi yang terkontrol. Kelembaban tertentu yang terbaca oleh sensor kelembaban akan menjadi masukan sistem dan pompa air listrik akan menjadi output dari NodeMCU.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam bentuk tugas akhir sebagai judul “PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN”.

(13)

1.3 Batasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan tugas akhir ini di berikan batasan batasan masalah sebagai berikut :

1. Dalam pembahasan proyek ini, membahas tentang bagaimana perancangan alat, pengujian alat, tahap pengukuran.

2. Perancangan dan pembuatan alat ini berbasis mikrokontroller NodeMCU V3 Lolin.

3. Alat ini diterapkan pada ruangan terbuka.

4. Sensor suhu yang digunakan adalah Sensor DS18B20

5. Sensor kelembapan tanah yang digunakan adalah Sensor YL-69

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Memanfaatkan sensor YL69 yang memiliki range pengukuran kelembapan 0 – 100 % dan DS18B20 yang memiliki range pengukuran suhu -550 C sebagai pengukuran Kelembapan dan Suhu Tanah.

2. Membuat alat otomatisasi pengairan lahan pertanian.

3. Mengetahui dan memahami mikrokontroller NodeMCU secara umum, sensor yang digunakan, serta komponen yang terdapat pada pembuatan alat.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Dengan adanya alat ini pengairan lahan pertanian diharapkan dapat menambah hasil produksi pertanian

2. Adanya alat atau sistem cerdas yang dapat memberi informasi, peringatan, dan penanganan lahan pertanian berbasis IoT

3. Menambah pengetahuan penulis dalam bidang elektronika.

(14)

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut merupakan sistem penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah,batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang menjadi referensi utama dalam penulisan tugas akhir. Teori yang dibahas berhubungan dengan sistem yang akan dibuat dan juga yang akan digunakan untuk kepentingan analisis dan perancangan.

3. BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang perancangan alat, pembuatan rangkaian alat, blok diagram,diagram alir, pengujian alat dan cara kerja rangkaian yang dapat menghasilkan Pengairan Lahan Pertanian Berdasarkan Pada Kelembapan dan Suhu Tanah Berbasis IoT (Internet Of Things) Menggunakan NodeMCU V3 Lolin.

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktifkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler.

5. BAB IV PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari pengujian dan saran masukan untuk mengembangkan dan melengkapi sistem yang sudah dibangun untuk masa yang mendatang.

(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kelembaban dan Suhu Tanah

Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori – pori tanah yang berada di atas water table. Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori – pori tanah.

kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi. Kelembaban tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah dan kemiringan lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air. Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel kunci pada perubahan dari air dan energi panas di antara permukaan dan atmosfer melalui evaporasi dan transpirasi

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah. Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan terjadinya

(16)

2.2 NODEMCU V3 LOLIN

2.2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 LOLIN

NODEMCU pada dasarnya adalah pengembangan dari ESP 8266 dengan firmware berbasis e-Lua. Pada NODEMCU dilengkapi dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemrogaman maupun power supply. Selain itu juga pada NODEMCU di lengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash.

NODEMCU menggunakan bahasa pemrogamanan Lua yang merupakan package dari esp8266 (Gambar 2.1). Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemrogaman yang sama dengan c hanya berbeda syntax. Jika menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tool Lua loader maupun Lua uploder. (Abdul, K, 2013)

Gambar 2.1 ESP 8266 NODEMCU V3 LOLIN

Selain dengan bahasa Lua NODEMCU juga support dengan software Arduino IDE (Integrated Development Environment) dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE. Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu agar support terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran dari AiThinker yang support AT Command. Untuk penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware NODEMCU. Gambar 2.2 merupakan Skematik posisi Pin NODEMCU dan Tabel 2.1 merupakan spesifikasi dari NODEMCU V3 LOLIN.

(17)

Gambar 2.2 Skematik posisi Pin NODEMCU Dev Kit v3 Tabel 2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 (NODEMCU datasheet)

2.2.2 Protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Hypertext Transfer Protokol (HTTP) adalah sebuah protokol jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi, kolaboratif, dan menggunakan hipermedia (NODEMCU Datasheet). Protokol HTTP didefinisikan

(18)

agen misalnya) mengirimkan permintaan (request) ke HTTP server dan server merespon sesuai request tersebut. User agen sebagai contoh adalah Mozilla, Netscape, Google Chrome, atau browser berbasis teks contohnya Lynx atau links dan sebagainya.

Pada protokol HTTP terdapat 3 jenis hubungan dengan perantara proxy, gateway, dan tunnel. Proxy bertindak sebagai agent penerus, menerima request dalam bentuk Uniform Resource Identifier (URI) absolut, mengubah format request dan mengirimkan request ke server yang ditunjukan oleh URI. 4 Gateway bertindak sebagai agen penerima dan menterjemahkan request ke protokol server yang dilayaninya. Tunnel bertindak sebagai titik Relay antara dua hubungan HTTP tanpa mengubah request dan response HTTP. Tunnel digunakan jika komunikasi perlu sebuah perantara dan perantara tidak mengetahui isi pesan dalam hubungan tersebut.

Perbedaan mendasar antara HTTP/1.1 dengan HTTP/1.0 adalah penggunaan hubungan persistent. HTTP/1.0 membuka satu koneksi untuk tiap permintaan satu URI, sedangkan HTTP/1.1 dapat menggunakan sebuah koneksi TCP (Transmission Control Protocol) untuk beberapa permintaan URI (persistent) (header Conection : keepAlive), kecuali jika client menyatakan tidak hendak menggunakan hubungan persistent (header Conection : close). HTTP port TCP default adalah 80, namun itu bisa diganti dengan nomor TCP lain diantara 1023 – 65535.

2.2.3 Perangkat Lunak Arduino IDE

IDE merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment.

IDE merupakan program yang digunakan untuk membuat program pada Esp 8266 NODEMCU. Program yang ditulis dengan menggunaan Software Arduino (IDE) disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan dalam file dengan ekstensi .ino.

Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan error, compile, dan upload program. Di bagian bawah paling kanan Gambar 2.3 Sotware Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta COM (commercial) Ports yang

(19)

 Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch yang dibuat ada kekeliruan dari segi sintaks atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, maka sintaks yang dibuat akan dikompile kedalam bahasa mesin.

 Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke Arduino Board.

2.2.4 Aplikasi Blynk

Blynk adalah aplikasi untuk iOS dan OS Android untuk mengontrol Arduino,NodeMCU,Raspberry Pi dan sejenisnya melalui Internet. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat hardware,menampilkan data sensor, menyimpan data,visualisasi, dan lain-lain.

Aplikasi Blynk memiliki 3 komponen utama.yaitu Aplikasi, Server, dan Libraries. Blynk server berfungsi untuk menangani semua komunikasi diantara smartphone dan hardware. Widget yang tersedia pada Blynk diantaranya adalah Button, Value Display, History Graph, Twitter, dan Email.

Blynk tidak terikat dengan beberapa jenis microcontroller namun harus didukung hardware yang dipilih. NodeMCU dikontrol dengan Internet melalui WiFi,chip ESP8266, Blynk akan dibuat online dan siap untuk Internet of Things . Cara pembuatan user interface pada Blynk sebagai berikut :

a. Membuka aplikasi blynk, pertama membuat akun untuk mendapatkan auth token yang dikirim melalui email. Setelah itu membuat project dengan diberi nama “ Tugas Akhir” dan hardware yang digunakan , kemudian pilih create seperti pada Gambar 2.3.

(20)

Gambar 2.3 Registrasi Proyek

b. Setelah auth token didapatkan, dapat memulai menambahkan widget untuk mendukung tampilan Tugas Akhir, seperti button. Seperti pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Witged Aplikasi Blynk

c. Setting button yang terdapat pada pin NodeMCU kemudian menempatkan komponen tersebut sesuai yang diinginkan seperti pada Gambar 2.5 (eprints.akakom.ac.id.pdf).

(21)

Gambar 2.5 Pengaturan Button 2.3 Sensor YL-69

Sensor adalah transduser yang berfungsi untuk mengolah variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik.

Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin traducere.

Sensor yang digunakan adalah Sensor YL-69. Sensor YL-69 adalah sensor yang dapat mendeteksi kelembapan pada tanah. Sensor ini sangat ideal untuk memantau kelembapan tanah pada lahan pertanian. Sensor YL-69 merupakan sensor resistif.

Sensor ini terdiri dari dua elektrode yang nantinya akan membaca kelembapan disekitarnya, sehingga arus melewati dari satu elektrode ke elektrode yang lain.

Besar nilai arus dipengaruhi oleh besar kecilnya resistansi akibat kelembapan yang berada disekitar elektrode. Jika resistansi besar maka kelembapan dari tanah kecil, sedangkan jika resistansi kecil maka arus yang melewati elektrode semakin banyak dan menunjukkan bahwa kelembababan tinggi. Sensor ini juga dilengkapi rangkaian comparator seperti pada Gambar 2.6. (Rosari, 2008)

(22)

2.4 LCD (Liquid Crystal Display)

Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2. Seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 LCD (Liquid Crystal Display)

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah 0. Bus data terdiri dari 4 bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7.

Sebagaimana terlihat pada table deskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dalam hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8bit dikirim ke LCD secara 4bit atau 8bit pada satu waktu.

Jika mode 4 bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8bit (pertama dikirim 4bit MSB lalu 4bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur control EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroler mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high 1 dan kemudian menset dua jalur control lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high 1 . Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau 1, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar.

Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke 1.

Jalur control R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high 1 , maka program akan melakukan query data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get

(23)

menggunakan LCD, R/W selalu di set ke 0. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur.

Mengirimkan data secara parallel baik 4bit atau 8bit merupakan 2 mode operasi primer.

Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8 bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/0 (3 pin untuk control, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7 bit (3 pin untuk control, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroler dan LCD. Jika bit ini diset (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang

dibaca. (Saludin, 2013)

2.5 Relay

Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan elektronik lainnya. Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi ON / OFF.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.

Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat

(24)

1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal).

2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet.

3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan () dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).

Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet dengan induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.

1. Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik.

adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.

2. Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contactada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open),

(25)

1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya elektromanetik

2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature) berpegas (bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik contact.

Gambar relay yang digunakan dapat dilihat seperti pada Gambar 2.8.

(Sumardi, 2013)

Gambar 2.8 Modul Relay

2.6 Pompa Mini

Pompa air mini digunakan sebagai aktuator atau final control element pada rangkaian, yang bertujuan untuk memompa air agar dapat digunakan dalam penyiraman tanaman otomatis. Pompa air mini ini dioperasikan dengan tegangan 5 V DC. Gambar Pompa dapat dilihat seperti pada Gambar 2.9

(26)

2.6 Sensor DS18B20

Sensor DS18B20 Sensor DS18B20 merupakan sensor suhu yang memiliki perlakuan khusus dalam penggunaannya. Pengoperasian sensor jenis ini berkomunikasi melalui bus 1-Wire yang menurut definisi hanya membutuhkan satu baris data untuk komunikasi dengan mikroprosesor pusat. Dengan kata lain, sensor ini menggunakan sistem 1 wire adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan satu saluran yang didesain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Berikut merupakan gambar fisik dari sensor suhu DS18B20. Keunggulan dari sensor suhu DS18B20 adalah selain memiliki komunikasi unik yaitu sistem 1 wire, sensor ini juga memiliki jangkauan pengengukuran suhu mulai dari -55 C sampai +125 C (-67 C sampai +257 F) serta memiliki tingkat akurasi sebesar ±0.5 C pada rentan suhu -10 C sampai +85 C. Bentuk sensor dapat dilihat seperti pada Gambar

2.10. (Daryanto, 2000)

Gambar 2.10 Sensor DS18B20

(27)

BAB III

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

3.1 Diagram Blok

Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini, maka sistem perancangan alat ini dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok mempunyai fungsi dan cara kerja tertentu. Dalam tugas proyek ini sistem terdiri atas blok diagram yang terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Blok Diagram

Sistem yang telah dirancang mampu terkoneksi dengan smartphone berbasis Android melalui koneksi ESP8266 dengan mengambil data melalui pembacaan sensor. NodeMCU Sebagai pengontrol, penerima dan pengolah data dalam sistem elektronika. Sensor YL-69 Sebagai input sensor untuk mendeteksi kelembapan tanah.

Sensor YL69

Sensor DS18B20

NODEMCU V3 LOLIN

POMPA LCD Power

Supply ANDROID

ESP8266

(28)

3.2 Flowchart Sistem Pengairan Lahan Pertanian

Diagram alir (flowchart) adalah sebuah penjelasan berupa gambar proses kerja sebuah sistem. Sistem yang dirancang adalah Pengairan Lahan Pertanian Berdarkan pada Suhu dan Kelembapan tanah.

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Pengairan Lahan Pertanian START

BACA KELEMBAPAN dan

SUHU TANAH

Kelembapan = (nilaianalog/277)*100 Suhu = DS18B20.getTempCByIndex(0)

kel<=40

&&

Suhu>28.9

Relay ON

Pompa ON

Skel > 50

&&

Suhu<28.5 Relay

OFF

Pompa OFF

END YA

ON

TIDAK ON

Dikirim ke Blynk Bridge dengan Modul

Wifi ESP8266

Kirim Email

Kirim Email

(29)

3.3 Gambar Rangkaian 3.3.1 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program, dan terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.

Gambar 3.3 Mikrokontroler NodeMCU

3.3.2 Gambar Sensor YL-69

Sensor YL-69 adalah sensor yang dapat mendeteksi kelembapan pada tanah. Sensor ini sangat ideal untuk memantau kelembapan tanah pada lahan pertanian. Sensor YL-69 merupakan sensor resistif.

(30)

3.3.3 Gambar Sensor YL-69

Sensor DS18B20 merupakan sensor suhu yang memiliki perlakuan khusus dalam penggunaannya. Pengoperasian sensor jenis ini berkomunikasi melalui bus 1-Wire yang menurut definisi hanya membutuhkan satu baris data untuk

komunikasi dengan mikroprosesor pusat.

Gambar 3.5 Sensor DS18B20

3.3.4 Gambar Rangkaian NodeMCU dan Modul Relay

Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan elektronik lainnya. Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi ON / OFF.

(31)

3.3.5 Gambar Rangkaian NodeMCU dan I2C LCD

Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2. Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah 0. Bus data terdiri dari 4 bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7.

3.3.6 Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem

Gambar dibawah ini adalah gambar keseluruhan rangkaian Pengairan Lahan Pertanian Berdasarkan Pada Kelembapan Tanah Berbasis IoT (Internet Of Things) Menggunakan NodeMCU V3 Lolin sebagai pengatur setiap komponen yang digunakan

Gambar 3.7 NodeMCU dan I2C LCD

(32)

3.4 Perancangan PCB

Perancangan PCB (Printed Circuit Board) dilakukan bersama dengan perancangan tata letak komponen. Proses ini sangat erat kaitannya dengan pola PCB. Dalam merancang tata letak komponen dan pembuatan jalur, perlu diperhatikan hal hal berikut ini:

a. Letakkan komponen yang rapi dan simetris.

b. Menghindari sudut atau belokan yang tajam agar jalur tidak mudah mengelupas.

Dalam merancang PCB pada tugas akhir ini digunakan Eagle 7.1.0.

software ini digunakan untuk memberikan kemudahan dalam merancang rangkaian dan layout PCB. Langkah pertama untuk membuat PCB adalah menggambar rangkaian. Untuk menggambar rangkaian dibutuhkan ketelitian dalam menghubungkan kaki kaki dari komponen.berikut contoh layout PCB:

Gambar 3.4 Layout PCB

(33)

3.5 Pemeriksaan dan Perbaikan PCB

Tahapan tahapan dalam pemeriksaan dan perbaikan jalur PCB adalah sebagai berikut:

a. Menghubungkan jalur PCB yang putus dengan menggunakan kabel atau melapisinya dengan timah.

b. Memotong dan memisahkan jalur PCB yang mengalami hubungan singkat dengan jalur lain dengan menggunakan cutter.

3.6 Penyolderan Komponen

Menyolder adalah proses membuat sambungan logam secara listrik dan mekanis menggunakan logam tertentu (timah) dengan menggabungkannya dengan alat khusus (solder). Alat ini berfungsi untuk memanaskan sambungan pada suhu tertentu. Solder memiliki sebuah elemen pemanas yang menghasilkan panas. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyolderan komponen adalah sebagai berikut:

a. Waktu dan suhu penyolderan jangan sampai merusak komponen yang akan disolder.

b. Kematangan timah pada titik sambung diusahakan sebaik mungkin sehingga tidak mempengaruhi kerja rangkaian.

(34)

BAB IV

PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran dan Hasil Pengukuran 4.1.1 Sensor YL69

Pengukuran dilakukan dengan metode langsung dengan membandingkan nilai pada alat standar dengan nilai alat yang sudah dibuat. cara pengukuran dengan menggunakan thermometer yaitu:

1. Tekan tombol ON pada alat pengukur kelembapan tanah.

2. Kemudian masukkan ke dalam wadahyang sudah dirancang agar alat dapat mengukur kelembapan.

Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali. Sehingga dapat diperoleh data percobaan sebagai berikut.

Tabel 4.1.1 Pengukuran dan Pengujian Sensor YL69

No

Sensor Kelembapan

YL-69 (%)

Moisture Meter (%) Keterangan

1 10,345 10

Pompa Hidup

2 24,138 23

Pompa Hidup

3 27,586 26

Pompa Hidup

4 34,483 35

Pompa Hidup

5 44,828 43

Pompa Mati

6 55,172 55

Pompa Mati

7 58,621 58

(35)

Data dari Tabel 4.1 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik perbandingan hasil pembacaan alat kalibrasi dan sensor YL69

4.1.2Sensor DS18B20

Pengukuran dilakukan dengan metode langsung dengan membandingkan nilai pada alat standar dengan nilai alat yang sudah dibuat. cara pengukuran dengan menggunakan thermometer yaitu:

1. Tekan tombol ON pada thermometer.

3. Kemudian masukkan ke dalam alat yang sudah dirancang agar thermometer dapat mengukur suhu ruangan.

Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali. Sehingga dapat diperoleh data percobaan sebagai berikut.

Tabel 4.1.2 Pengukuran Sensor DS18B20

43

0 10 20 30 40 50 60 70

1 2 3 4 5 6 7 8

Sensor (%) Alat Pengukur

Kelembapan tanah (%)

No Sensor (oC) Thermometer

Digital (oC) Keterangan

1 31,2 31,0 Pompa Hidup

2 30,0 29,4 Pompa Hidup

3 29,6 29,8 Pompa Hidup

4 28,9 28,8 Pompa Hidup

Pompa Hidup Moisture Meter

(36)

Data dari Tabel 4.2 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.2

4.2 Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Sensor YL69

Tabel 4.1 merupakan simulasi untuk menguji standarisasi alat terhadap alat pembandingnya. Pada pengukuran diperoleh hasil data dengan persen deviasi sebagai berikut:

% Deviasi = | −

| × 100%

1. % Deviasi = , , × 100%

= ,, × 100%

= 3.3%

2. % Deviasi = , , × 100%

= ., × 100%

= 4.7%

3. % Deviasi = , , × 100%

= ., × 100%

31.0 °C

29.4 °C29.8 °C28.8 °C27.9 °C

27.0 °C26.2 °C25.4 °C

0.0 °C 5.0 °C 10.0 °C 15.0 °C 20.0 °C 25.0 °C 30.0 °C 35.0 °C

1 2 3 4 5 6 7 8

Sensor (°C) Thermometer (°C) Pompa Hidup

(37)

4. % Deviasi = . . × 100%

= ,. × 100%

= 1.4%

5. % Deviasi = , , × 100%

= ., × 100%

= 4,07%

6. % Deviasi = , , × 100%

= ,, × 100%

= 0.3%

7. % Deviasi = , , × 100%

= ,, × 100%

= 1.0%

8. % Deviasi = , , × 100%

= ,, × 100%

= 3.1%

Kesimpulan : Nilai hasil pengukuran sensor YL-69 dibandingkan alat kalibrasi memiliki% Deviasi rata-rata = 3 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran kelembapan menggunakan Sensor YL-69 linier dan sesuai dengan alat pengukur kelembapan yang ada.

(38)

4.2.2 Sensor DS18B20

Tabel 4.2 merupakan simulasi untuk menguji standarisasi alat terhadap alat pembandingnya. Pada pengukuran diperoleh hasil data dengan persen deviasi sebagai berikut:

% Deviasi = | −

| × 100%

1. % Deviasi = , , , × 100%

= ,, × 100%

= 0.64%

2. % Deviasi = . . . × 100%

= ,. × 100%

= 2%

3. % Deviasi = , , , × 100%

= ,, × 100%

= 0,67%

4. % Deviasi = , , , × 100%

= ,, × 100%

= 0,3%

5. % Deviasi = , , , × 100%

= ,, × 100%

= 1.06%

6. % Deviasi = , , × 100%

= ,, × 100%

= 3.8%

7. % Deviasi = , , × 100%

(39)

= 2,2%

8. % Deviasi = , , , × 100%

= ,, × 100%

= 0.78%

Kesimpulan : Nilai hasil pengukuran sensor DS18B20 dibandingkan alat kalibrasi memiliki% Deviasi rata-rata = 2 %, sehingga dapat disimpulakan bahwa pengukuran kelembapan menggunakan DS18B20 linier dan sesuai dengan alat pengukur suhu yang ada.

4.2.4 Pengujian Alat Keseluruhan

Berikut ini adalah program yang digunakan untuk melakukan pengujian alat.

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

#define BLYNK_PRINT Serial // Comment this out to disable prints and save space

char auth[] = "a4ff7a8441004e01867f0475588da1bc";

/* WiFi credentials */

char ssid[] = "loyalitas";

char pass[] = "formalitas11";

/* TIMER */

#include <SimpleTimer.h>

SimpleTimer timer;

(40)

#define ONE_WIRE_BUS 2 // DS18B20 on arduino pin2 corresponds to D4 on physical board

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

DallasTemperature DS18B20(&oneWire);

float temp;

float nilai;

float sensor = A0;

int pompa = 14;

int buzzer = 0;

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,2,1,0,4,5,6,7,3, POSITIVE);

byte termometru[8] = //icon for termometer {

B00100, B01010, B01010, B01110, B01110, B11111, B11111, B01110 };

byte picatura[8] = //icon for water droplet {

B00100, B00100, B01010, B01010, B10001,

(41)

B01110, };

void setup() {

Serial.begin(115200);

Blynk.begin(auth, ssid, pass);

DS18B20.begin();

timer.setInterval(1000L, getSendData);

pinMode(sensor, INPUT);

pinMode(buzzer, OUTPUT);

pinMode(pompa, OUTPUT);

digitalWrite(pompa,HIGH);

Wire.begin();

lcd.begin(16,2); // initialize the lcd for 16 chars 2 lines, turn on backlight lcd.backlight();

lcd.clear();

lcd.createChar(1,termometru);

lcd.createChar(2,picatura);

// part code from http://tronixstuff.wordpress.com/

Wire.beginTransmission(0x68);

Wire.write(0x07); // move pointer to SQW address

Wire.write(0x10); // sends 0x10 (hex) 00010000 (binary) to control register - turns on square wave

Wire.endTransmission();

(42)

delay(500);}

lcd.clear();

}

void loop() {

timer.run(); // Initiates SimpleTimer Blynk.run();

nilai = analogRead(sensor);

Serial.print("kelembapan : ");

Serial.println(nilai);

nilai = (nilai/277)*100;

Serial.println(nilai);

Serial.println("%");

Blynk.virtualWrite(9, nilai);

lcd.setCursor(9, 1);

lcd.write(2);

lcd.setCursor(10, 1);

lcd.print(nilai);

lcd.print("% ");

delay(100);

DS18B20.requestTemperatures();

float suhu = DS18B20.getTempCByIndex(0);

Serial.print(suhu);

Serial.println(" C");

(43)

lcd.setCursor(1, 1);

lcd.print(suhu);

lcd.setCursor(6, 1);

lcd.print((char)223); //degree sign lcd.print("C");

delay(250);

if (nilai<=30 && suhu>32 ){

{digitalWrite(pompa,LOW);

digitalWrite(buzzer,HIGH);

delay(500);

digitalWrite(buzzer,LOW);

Blynk.virtualWrite(5, 255);

Blynk.virtualWrite(6, 0);

Blynk.email("[email protected]", "TA SUMARLIN", "Kondisi Tanah Tidak Baik, Suhu dan kelembapan tanah tidak layak, Pompa Otomatis Dinyalakan");

Blynk.notify("Kondisi Tanah Tidak Baik, Suhu dan kelembapan tanah tidak layak, Pompa Otomatis Dinyalakan");

Blynk.tweet("Kondisi Tanah Tidak Baik, Suhu dan kelembapan tanah tidak layak, Pompa Otomatis Dinyalakan");}

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("POMPA HIDUP");}

else if(nilai>50 && suhu<26){

digitalWrite(pompa,HIGH);

digitalWrite(buzzer,LOW);

Blynk.virtualWrite(6, 255);

(44)

Blynk.tweet("Kondisi Tanah Layak Tanam, Pompa Mati/Telah Dimatikan");

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("POMPA MATI");}

}

void getSendData() {

DS18B20.requestTemperatures();

temp = DS18B20.getTempCByIndex(0);

Serial.println(temp);

Blynk.virtualWrite(10, temp); //virtual pin V10 }

4.3 Tampak Fisik Keseluruhan Sistem Pengairan Lahan Pertanian

Pengujian ini akan menggabungkan semua sistem dan berjalan secara otomatis dengan program yang telah dimasukkan ke Arduino Nano. Berikut tampak fisik keseluruhan sistem pengairan lahan pertanian.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa system pengatur suhu ruangan secara otomatis berbasis mikrokontroller NODEMCU V3 LOLIN telah berhasil dirancang , Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kelembapan tanah dan menyalakan pompa air dengan memanfaatkan NodeMCU sebagai modul pengendali utama. Penggunaan sensor YL-69 memberikan hasil bahwa pulsa analog berubah secara linier terhadap perubahan kelembaban tanah, dimana keduanya memenuhi hubungan berbanding terbalik. Semakin tinggi kelembaban tanah maka semakin kecil pulsa analog. Hasil pengontrolan kelembaban tanah menunjukkan bahwa kelembaban tanah sebesar 40% dan suhu tanah berada pada kisaran diatas 29,80C akan menjadi masukan sistem untuk melakukan proses penyiraman. Kelembaban tanah kembali ke keadaan normal sebesar 50% dan suhu tanah berada pada kisaran dibawah 26 0C setelah proses penyiraman. Artinya sistem irigasi yang dibuat dapat melakukan otomatisasi pada pengairan lahan guna mengoptimalkan penggunaan air.

5.2 Saran

Dari hasil Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk memberi saran sebagai berikut untuk pengembangan selanjutnya, sebaiknya digunakan sensor lain selain YL69 dan DS18B20 karena akurasi dari sensor ini juga masih kurang karena adanya persen deviasi oleh karena itu sebaik nya kita menggunakan sensor yang lebih efisien.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, K. 2013. ”Buku Pintar Pemograman Arduino”. Yogyakarta : MediaKom.

Bambang, Murdaka. 2013 . “Fisika 1”. Yogyakarta . UGM.

Daryanto, Drs. 2000 . “Pengetahuan Teknik Elektronika”. Yogyakarta : Candi Gebang

Muis, Saludin . 2013 . “Prinsip kerja LCD”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mohamad, Ishaq, D. 2017. “Fisika Dasar Jilid 2”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rosari, Renati Winong. 2008. ”Konsep Dasar Elektronika”. Jakarta : Andi Offset Rodnay, Zaks.1993.”Pengantar Elektronika”. Jakarta : Erlangga

Sumardi. 2013 . “MIKROKONTROLER belajar AVR mulai dari nol”. Edisi pertama . Yogyakarta : Graha Ilmu

Yuwono, Tribowo. 2003. “Bioteknologi Pertanian”. Yogyakarta . UGM.

http://www.ngarep.net/tutorial-arduino-mengakses-lcd-oled-display/

Di akses pada tanggal 10 Juli 2019

http://www.caratekno.com/2015/07/pengertian-arduino-uno-mikrokontroler.html/

Di akses pada tanggal 10 Juli 2019

Gambar

Gambar 2.2 Skematik posisi Pin NODEMCU Dev Kit v3 Tabel 2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 (NODEMCU datasheet)
Gambar 2.3 Registrasi Proyek
Gambar 2.5 Pengaturan Button 2.3 Sensor YL-69
Gambar 2.7 LCD (Liquid Crystal Display)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem monitoring tegangan, arus, dan suhu pada panel hubung bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) berbasis Internet of Things (IoT) ini merupakan alat ukur yang dihubungkan dengan

Pada penelitian ini akan dibuat sistem monitoring kualitas air sungai berbasis Internet of Things (IoT) dengan pengiriman data menggunakan komunikasi WiFi yang kemudian hasil data

DESIGN AND BUILDING OF A WATER LEVEL MONITORING SYSTEM ON A HOME TANDON USING NODEMCU ESP8266 AND BLYNK APPLICATION BASED ON IOT INTERNET OF THINGS WITH AUGMENTED REALITY

Kata kunci:“MONITORING DAYA, PANEL LISTRIK 3 FASE,Internet of Things IoT” ABSTRACT This final project focuses on designing an electrical power monitoring device to prevent energy

5.2 Saran Berdasarkan dari hasil percobaan pembuatan alat moditoring konsumsi listrik 3 fase tegangan rendah yang berbasis Internet of Things IoT, maka dapat dilihat ada beberapa