PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT
(INTERNET OF
THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN
TUGAS AKHIR
SUMARLIN DANI BORTI MANALU 162408040
PROGRAM STUDI D-3 FISIKA
PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT
(INTERNET OF
THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS PROYEK DAN MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
SUMARLIN DANI BORTI MANALU 162408040
PROGRAM STUDI D-3 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
PERNYATAAN ORISINALITAS
PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF
THINGS MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN
LAPORAN PRAKTIK PROYEK
Saya menyatakan bahwa laporan proyek ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 19 Juli 2019
Sumarlin Dani Borti Manalu
PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDAASRKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3
LOLIN
ABSTRAK
Telah dirancang dan dipabrikasi sistem pengontrolan suhu ruangan. Pengairan lahan pertanian berdasarkan pada kelembapan dan suhu tanah berbasis internet, yang didalamnya terdapat sebuah sensor kelembapan YL-69 dan sensor suhu DS18B20.
NODEMCU V3 LOLIN digunakan sebagai pengontrol, penerima dan pengolah data pada sistem otomatis pengatur suhu dan ruangan. Prinsip kerja alat, apabila suhu ≥ 28,9oC dan kelembapan ≤40, maka pompa akan hidup secara otomatis dan notifikasi dikirim melalui e-mail, dan apabila suhu ≤ 28.5oC, maka pompa akan mati secara otomatis dan notifikasi juga dikirim melalui e-mail. Secara keseluruhan kinerja alat yang dirancang sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata rata persen deviasi yaitu 3 %.
Kata Kunci : Suhu tanah, Kelembapan tanah, Sensor YL-69, Sensor DS18B20 Mikrokontroller NODEMCU V3 LOLIN, dan Sistem pengontrolan otomatis.
WATERING SYSTEM OF AGRICULTURE LAND BASED ON SOIL MOISTURE AND TEMPERATURE BASED IOT (INTERNET OF THINGS)
USING NODE MCU V3 LOLIN
ABSTRACT
The increasing number of people causes increasing food needs. Agriculture is the main source of food needs. In agriculture land irrigation is very influential on the results of plant growth. So that the water discharge needs to be considered so as not to overdo it and lack it. Water discharge that will have less effect on plant growth while excessive water discharge will affect the availability of water sources.
Automation of irrigation systems is one of the most convenient, efficient and effective methods for optimizing water use. The system will help save water and make plants grow better because of controlled conditions. Certain humidity read by the humidity sensor will be the input system and the electric water pump will be the output of the NodeMCU.
Keywords: NodeMCU V3 Lolin, YL-69 Sensor, DS18B20 Sensor, Mikrokontroller NODEMCU V3 LOLIN, dan Automatic Control System
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul Pengairan Lahan Pertanian Berdasarkan Pada Kelembapan Tanah Berbasis Iot (Internet Of Things) Menggunakan Node Mcu V3 Lolin.
Dalam melaksanakan penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, baik berupa material, informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua dan adik penulis yaitu Bapak K. Manalu, Ibu S. Sipahutar dan Sowen Manalu, Shidik Manalu, dan Sayman Manalu yang senantiasa memberikan dukungan baik semangat, materi dan doa.
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang,M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. Takdir Tamba,M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi D-3 Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Drs. Aditia Warman, M.Si selaku sekertaris program studi D-3 Fisika
Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara 5. Bapak Junedi Ginting S.Si., M.Si. selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya selama penyusunan laporan tugas akhir ini.
6. Seluruh Staf Pengajar/Pegawai Program studi D-3 Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Medan, 12 Juli 2019
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN TUGAS AKHIR... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
PENGHARGAAN ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Tugas Akhir ... 2
1.4 Batasan Masalah... 2
1.5 Manfaat ... 2
1.6 Sistematika Penulisan ... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1 Kelembapan dan Suhu Tanah... 4
2.2 NODEMCU V3 LOLIN... 5
2.2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 LOLIN ... 5
2.2.2 Protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP) ... 6
2.2.3 Perangkat Lunak Arduino IDE... 7
2.2.3 Aplikasi Blynk ... 7
2.3 Sensor YL-69 ... 10
2.4 LCD (Liquid Crystal Display) ... 11
2.5 Relay ... 12
2.6 Pompa mini ... 14
2.7 Sensor DS18B20 ... 14
3.2 Flowchart Sistem ... 17
3.3 Gambar Ragkaian... 18
3.3.1 Mikrokontroller ... 18
3.3.2 Gambar Sensor YL-69 ... 18
3.3.3 Gambar Rangkaian NODEMCU dan Relay ... 19
3.3.4 Gambar Rangkaian NODEMCU dan I2C LCD... 20
3.3.5 Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem... 20
3.4 Perancangan PCB... 21
3.4 Pemeriksaan dan Perbaikan PCB ... 22
3.4 Penyolderan Komponen ... 22
BAB 4 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1 Pengukuran dan Hasil Pengukuran ... 23
4.1.1 Sensor YL-69 ... 23
4.1.2 Sensor DS18B20 ... 24
4.2 Analisa dan Pembahasan ... 25
4.2.1 Sensor YL-69 ... 25
4.2.2 Sensor DS18B20 ... 27
4.2.2 Pengujian Alat Keseluruhan ... 27
4.3 Tampak Fisik Keseluruhan Sistem ... 33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
5.1 Kesimpulan ... 35
5.2 Saran... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN
1. Datasheet DHT11 2. Datasheet NODEMCU 3. Datasheet LCD16x2 4. Datasheet Power Supply
DAFTAR TABEL
No. Tabel Keterangan Halaman
2.1 Spesifikasi NODEMCU V3... 6 4.1.1 Pengujian Sensor YL-69... 23 4.1.2 Pengujian Sensor DS18B20... 24
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan Halaman
2.1 ESP 8266 NODEMCU V3 Lolin... 5
2.2 Skematik posisi Pin NODEMCU Dev Kit v3 ... 6
2.3 Registrasi Proyek ... 9
2.4 Witged Aplikasi Blynk ... 10
2.5 Pengaturan Button ... 10
2.6 Sensor YL-69... 10
2.7 LCD (Liquid Crystal Dysplay) ... 11
2.8 Modul Relay ... 14
2.9 Pompa mini... 14
2.10 Sensor DS18B20... 14
3.1 Blok Diagram ... 16
3.2 Flowchart Sistem ... 17
3.3 Mikrokontroller NodeMCU... 18
3.4 Sensor YL-69 ... 18
3.5 Sensor DS18B20... 19
3.6 Modul Relay ... 19
3.7 NodeMCU dan I2C LCD... 20
3.8 Rangkaian Keseluruhan Sistem ... 20
3.9 Layout PCB ... 21
4.1 Grafik Perbandingan Hasil Pembacaan Alat Kalibrasi Dan Sensor YL-69 ... 24
4.2 Grafik Perbandingan Hasil Pembacaan Alat Kalibrasi Dan Sensor DS18B20 ... 25
4.3 Tampak Keseluruhan Sistem ... 33
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah manusia yang semakin bertambah menyebabkan kebutuhan pangan yang ikut bertambah. Pertanian merupakan sumber utama dalam kebutuhan pangan.
Dalam pertanian pengairan lahan sangat berpengaruh pada hasil pertumbuhan tanaman. Sehingga debit air perlu diperhatikan agar tidak berlebihan dan kekurangan. Debit air yang kurang akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman sedangkan debit air yang berlebihan akan berpengaruh pada ketersediaan sumber air.
Metode irigasi tradisional kurang mampu untuk melakukan pengaliran air yang tepat dan cepat. Tanah juga memiliki kemampuan menyimpan air yang berbeda beda sehingga perlu diperhatikan kelembabannya. Tetapi petani sulit memperhatikan kondisi kelembaban tanah karena membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga memperbesar kemungkinan beberapa tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik yang menyebabkan berkurang nya hasil panen. Kesulitan memperhatikan kondisi kelembaban tanah juga mengakibatkan penggunaan air yang tidak tepat. Penggunaan air yang berlebihan akan mempengaruhi ketersediaan sumber air yang semakin menurun.
Otomatisasi sistem irigasi merupakan salah satu metode yang paling nyaman, efisien dan efektif untuk optimalisasi penggunaan air. Sistem akan membantu dalam menghemat air dan membuat tanaman tumbuh lebih baik karena dalam kondisi yang terkontrol. Kelembaban tertentu yang terbaca oleh sensor kelembaban akan menjadi masukan sistem dan pompa air listrik akan menjadi output dari NodeMCU.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam bentuk tugas akhir sebagai judul “PENGAIRAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KELEMBAPAN DAN SUHU TANAH BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS) MENGGUNAKAN NODEMCU V3 LOLIN”.
1.3 Batasan Masalah
Dalam perancangan dan pembuatan tugas akhir ini di berikan batasan batasan masalah sebagai berikut :
1. Dalam pembahasan proyek ini, membahas tentang bagaimana perancangan alat, pengujian alat, tahap pengukuran.
2. Perancangan dan pembuatan alat ini berbasis mikrokontroller NodeMCU V3 Lolin.
3. Alat ini diterapkan pada ruangan terbuka.
4. Sensor suhu yang digunakan adalah Sensor DS18B20
5. Sensor kelembapan tanah yang digunakan adalah Sensor YL-69
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Memanfaatkan sensor YL69 yang memiliki range pengukuran kelembapan 0 – 100 % dan DS18B20 yang memiliki range pengukuran suhu -550 C sebagai pengukuran Kelembapan dan Suhu Tanah.
2. Membuat alat otomatisasi pengairan lahan pertanian.
3. Mengetahui dan memahami mikrokontroller NodeMCU secara umum, sensor yang digunakan, serta komponen yang terdapat pada pembuatan alat.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Dengan adanya alat ini pengairan lahan pertanian diharapkan dapat menambah hasil produksi pertanian
2. Adanya alat atau sistem cerdas yang dapat memberi informasi, peringatan, dan penanganan lahan pertanian berbasis IoT
3. Menambah pengetahuan penulis dalam bidang elektronika.
1.6 Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistem penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah,batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori yang menjadi referensi utama dalam penulisan tugas akhir. Teori yang dibahas berhubungan dengan sistem yang akan dibuat dan juga yang akan digunakan untuk kepentingan analisis dan perancangan.
3. BAB III PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas tentang perancangan alat, pembuatan rangkaian alat, blok diagram,diagram alir, pengujian alat dan cara kerja rangkaian yang dapat menghasilkan Pengairan Lahan Pertanian Berdasarkan Pada Kelembapan dan Suhu Tanah Berbasis IoT (Internet Of Things) Menggunakan NodeMCU V3 Lolin.
4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktifkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler.
5. BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari pengujian dan saran masukan untuk mengembangkan dan melengkapi sistem yang sudah dibangun untuk masa yang mendatang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kelembaban dan Suhu Tanah
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori – pori tanah yang berada di atas water table. Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori – pori tanah.
kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi. Kelembaban tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah dan kemiringan lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air. Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel kunci pada perubahan dari air dan energi panas di antara permukaan dan atmosfer melalui evaporasi dan transpirasi
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah. Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan terjadinya
2.2 NODEMCU V3 LOLIN
2.2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 LOLIN
NODEMCU pada dasarnya adalah pengembangan dari ESP 8266 dengan firmware berbasis e-Lua. Pada NODEMCU dilengkapi dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemrogaman maupun power supply. Selain itu juga pada NODEMCU di lengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash.
NODEMCU menggunakan bahasa pemrogamanan Lua yang merupakan package dari esp8266 (Gambar 2.1). Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemrogaman yang sama dengan c hanya berbeda syntax. Jika menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tool Lua loader maupun Lua uploder. (Abdul, K, 2013)
Gambar 2.1 ESP 8266 NODEMCU V3 LOLIN
Selain dengan bahasa Lua NODEMCU juga support dengan software Arduino IDE (Integrated Development Environment) dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE. Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu agar support terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran dari AiThinker yang support AT Command. Untuk penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware NODEMCU. Gambar 2.2 merupakan Skematik posisi Pin NODEMCU dan Tabel 2.1 merupakan spesifikasi dari NODEMCU V3 LOLIN.
Gambar 2.2 Skematik posisi Pin NODEMCU Dev Kit v3 Tabel 2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 (NODEMCU datasheet)
2.2.2 Protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
Hypertext Transfer Protokol (HTTP) adalah sebuah protokol jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi, kolaboratif, dan menggunakan hipermedia (NODEMCU Datasheet). Protokol HTTP didefinisikan
agen misalnya) mengirimkan permintaan (request) ke HTTP server dan server merespon sesuai request tersebut. User agen sebagai contoh adalah Mozilla, Netscape, Google Chrome, atau browser berbasis teks contohnya Lynx atau links dan sebagainya.
Pada protokol HTTP terdapat 3 jenis hubungan dengan perantara proxy, gateway, dan tunnel. Proxy bertindak sebagai agent penerus, menerima request dalam bentuk Uniform Resource Identifier (URI) absolut, mengubah format request dan mengirimkan request ke server yang ditunjukan oleh URI. 4 Gateway bertindak sebagai agen penerima dan menterjemahkan request ke protokol server yang dilayaninya. Tunnel bertindak sebagai titik Relay antara dua hubungan HTTP tanpa mengubah request dan response HTTP. Tunnel digunakan jika komunikasi perlu sebuah perantara dan perantara tidak mengetahui isi pesan dalam hubungan tersebut.
Perbedaan mendasar antara HTTP/1.1 dengan HTTP/1.0 adalah penggunaan hubungan persistent. HTTP/1.0 membuka satu koneksi untuk tiap permintaan satu URI, sedangkan HTTP/1.1 dapat menggunakan sebuah koneksi TCP (Transmission Control Protocol) untuk beberapa permintaan URI (persistent) (header Conection : keepAlive), kecuali jika client menyatakan tidak hendak menggunakan hubungan persistent (header Conection : close). HTTP port TCP default adalah 80, namun itu bisa diganti dengan nomor TCP lain diantara 1023 – 65535.
2.2.3 Perangkat Lunak Arduino IDE
IDE merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment.
IDE merupakan program yang digunakan untuk membuat program pada Esp 8266 NODEMCU. Program yang ditulis dengan menggunaan Software Arduino (IDE) disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan dalam file dengan ekstensi .ino.
Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan error, compile, dan upload program. Di bagian bawah paling kanan Gambar 2.3 Sotware Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta COM (commercial) Ports yang
Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch yang dibuat ada kekeliruan dari segi sintaks atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, maka sintaks yang dibuat akan dikompile kedalam bahasa mesin.
Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke Arduino Board.
2.2.4 Aplikasi Blynk
Blynk adalah aplikasi untuk iOS dan OS Android untuk mengontrol Arduino,NodeMCU,Raspberry Pi dan sejenisnya melalui Internet. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat hardware,menampilkan data sensor, menyimpan data,visualisasi, dan lain-lain.
Aplikasi Blynk memiliki 3 komponen utama.yaitu Aplikasi, Server, dan Libraries. Blynk server berfungsi untuk menangani semua komunikasi diantara smartphone dan hardware. Widget yang tersedia pada Blynk diantaranya adalah Button, Value Display, History Graph, Twitter, dan Email.
Blynk tidak terikat dengan beberapa jenis microcontroller namun harus didukung hardware yang dipilih. NodeMCU dikontrol dengan Internet melalui WiFi,chip ESP8266, Blynk akan dibuat online dan siap untuk Internet of Things . Cara pembuatan user interface pada Blynk sebagai berikut :
a. Membuka aplikasi blynk, pertama membuat akun untuk mendapatkan auth token yang dikirim melalui email. Setelah itu membuat project dengan diberi nama “ Tugas Akhir” dan hardware yang digunakan , kemudian pilih create seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Registrasi Proyek
b. Setelah auth token didapatkan, dapat memulai menambahkan widget untuk mendukung tampilan Tugas Akhir, seperti button. Seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Witged Aplikasi Blynk
c. Setting button yang terdapat pada pin NodeMCU kemudian menempatkan komponen tersebut sesuai yang diinginkan seperti pada Gambar 2.5 (eprints.akakom.ac.id.pdf).
Gambar 2.5 Pengaturan Button 2.3 Sensor YL-69
Sensor adalah transduser yang berfungsi untuk mengolah variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik.
Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin traducere.
Sensor yang digunakan adalah Sensor YL-69. Sensor YL-69 adalah sensor yang dapat mendeteksi kelembapan pada tanah. Sensor ini sangat ideal untuk memantau kelembapan tanah pada lahan pertanian. Sensor YL-69 merupakan sensor resistif.
Sensor ini terdiri dari dua elektrode yang nantinya akan membaca kelembapan disekitarnya, sehingga arus melewati dari satu elektrode ke elektrode yang lain.
Besar nilai arus dipengaruhi oleh besar kecilnya resistansi akibat kelembapan yang berada disekitar elektrode. Jika resistansi besar maka kelembapan dari tanah kecil, sedangkan jika resistansi kecil maka arus yang melewati elektrode semakin banyak dan menunjukkan bahwa kelembababan tinggi. Sensor ini juga dilengkapi rangkaian comparator seperti pada Gambar 2.6. (Rosari, 2008)
2.4 LCD (Liquid Crystal Display)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2. Seperti pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 LCD (Liquid Crystal Display)
Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah 0. Bus data terdiri dari 4 bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7.
Sebagaimana terlihat pada table deskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dalam hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8bit dikirim ke LCD secara 4bit atau 8bit pada satu waktu.
Jika mode 4 bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8bit (pertama dikirim 4bit MSB lalu 4bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur control EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroler mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high 1 dan kemudian menset dua jalur control lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high 1 . Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau 1, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar.
Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke 1.
Jalur control R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high 1 , maka program akan melakukan query data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get
menggunakan LCD, R/W selalu di set ke 0. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur.
Mengirimkan data secara parallel baik 4bit atau 8bit merupakan 2 mode operasi primer.
Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8 bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/0 (3 pin untuk control, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7 bit (3 pin untuk control, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroler dan LCD. Jika bit ini diset (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang
dibaca. (Saludin, 2013)
2.5 Relay
Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan elektronik lainnya. Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi ON / OFF.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.
Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.
Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan () dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).
Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet dengan induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.
1. Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik.
adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
2. Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contactada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open),
1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya elektromanetik
2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature) berpegas (bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik contact.
Gambar relay yang digunakan dapat dilihat seperti pada Gambar 2.8.
(Sumardi, 2013)
Gambar 2.8 Modul Relay
2.6 Pompa Mini
Pompa air mini digunakan sebagai aktuator atau final control element pada rangkaian, yang bertujuan untuk memompa air agar dapat digunakan dalam penyiraman tanaman otomatis. Pompa air mini ini dioperasikan dengan tegangan 5 V DC. Gambar Pompa dapat dilihat seperti pada Gambar 2.9
2.6 Sensor DS18B20
Sensor DS18B20 Sensor DS18B20 merupakan sensor suhu yang memiliki perlakuan khusus dalam penggunaannya. Pengoperasian sensor jenis ini berkomunikasi melalui bus 1-Wire yang menurut definisi hanya membutuhkan satu baris data untuk komunikasi dengan mikroprosesor pusat. Dengan kata lain, sensor ini menggunakan sistem 1 wire adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan satu saluran yang didesain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Berikut merupakan gambar fisik dari sensor suhu DS18B20. Keunggulan dari sensor suhu DS18B20 adalah selain memiliki komunikasi unik yaitu sistem 1 wire, sensor ini juga memiliki jangkauan pengengukuran suhu mulai dari -55 C sampai +125 C (-67 C sampai +257 F) serta memiliki tingkat akurasi sebesar ±0.5 C pada rentan suhu -10 C sampai +85 C. Bentuk sensor dapat dilihat seperti pada Gambar
2.10. (Daryanto, 2000)
Gambar 2.10 Sensor DS18B20
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
3.1 Diagram Blok
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini, maka sistem perancangan alat ini dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok mempunyai fungsi dan cara kerja tertentu. Dalam tugas proyek ini sistem terdiri atas blok diagram yang terlihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Blok Diagram
Sistem yang telah dirancang mampu terkoneksi dengan smartphone berbasis Android melalui koneksi ESP8266 dengan mengambil data melalui pembacaan sensor. NodeMCU Sebagai pengontrol, penerima dan pengolah data dalam sistem elektronika. Sensor YL-69 Sebagai input sensor untuk mendeteksi kelembapan tanah.
Sensor YL69
Sensor DS18B20
NODEMCU V3 LOLIN
POMPA LCD Power
Supply ANDROID
ESP8266
3.2 Flowchart Sistem Pengairan Lahan Pertanian
Diagram alir (flowchart) adalah sebuah penjelasan berupa gambar proses kerja sebuah sistem. Sistem yang dirancang adalah Pengairan Lahan Pertanian Berdarkan pada Suhu dan Kelembapan tanah.
Gambar 3.2 Flowchart Sistem Pengairan Lahan Pertanian START
BACA KELEMBAPAN dan
SUHU TANAH
Kelembapan = (nilaianalog/277)*100 Suhu = DS18B20.getTempCByIndex(0)
kel<=40
&&
Suhu>28.9
Relay ON
Pompa ON
Skel > 50
&&
Suhu<28.5 Relay
OFF
Pompa OFF
END YA
ON
TIDAK ON
Dikirim ke Blynk Bridge dengan Modul
Wifi ESP8266
Kirim Email
Kirim Email
3.3 Gambar Rangkaian 3.3.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program, dan terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.
Gambar 3.3 Mikrokontroler NodeMCU
3.3.2 Gambar Sensor YL-69
Sensor YL-69 adalah sensor yang dapat mendeteksi kelembapan pada tanah. Sensor ini sangat ideal untuk memantau kelembapan tanah pada lahan pertanian. Sensor YL-69 merupakan sensor resistif.
3.3.3 Gambar Sensor YL-69
Sensor DS18B20 merupakan sensor suhu yang memiliki perlakuan khusus dalam penggunaannya. Pengoperasian sensor jenis ini berkomunikasi melalui bus 1-Wire yang menurut definisi hanya membutuhkan satu baris data untuk
komunikasi dengan mikroprosesor pusat.
Gambar 3.5 Sensor DS18B20
3.3.4 Gambar Rangkaian NodeMCU dan Modul Relay
Modul relay ini dapat digunakan sebagai switch untuk menjalankan berbagai peralatan elektronik. Misalnya Lampu listrik, Motor listrik, dan berbagai peralatan elektronik lainnya. Kendali ON / OFF switch (relay), sepenuhnya ditentukan oleh nilai output sensor, yang setelah diproses Mikrokontroler akan menghasilkan perintah kepada relay untuk melakukan fungsi ON / OFF.
3.3.5 Gambar Rangkaian NodeMCU dan I2C LCD
Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2. Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah 0. Bus data terdiri dari 4 bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7.
3.3.6 Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem
Gambar dibawah ini adalah gambar keseluruhan rangkaian Pengairan Lahan Pertanian Berdasarkan Pada Kelembapan Tanah Berbasis IoT (Internet Of Things) Menggunakan NodeMCU V3 Lolin sebagai pengatur setiap komponen yang digunakan
Gambar 3.7 NodeMCU dan I2C LCD
3.4 Perancangan PCB
Perancangan PCB (Printed Circuit Board) dilakukan bersama dengan perancangan tata letak komponen. Proses ini sangat erat kaitannya dengan pola PCB. Dalam merancang tata letak komponen dan pembuatan jalur, perlu diperhatikan hal hal berikut ini:
a. Letakkan komponen yang rapi dan simetris.
b. Menghindari sudut atau belokan yang tajam agar jalur tidak mudah mengelupas.
Dalam merancang PCB pada tugas akhir ini digunakan Eagle 7.1.0.
software ini digunakan untuk memberikan kemudahan dalam merancang rangkaian dan layout PCB. Langkah pertama untuk membuat PCB adalah menggambar rangkaian. Untuk menggambar rangkaian dibutuhkan ketelitian dalam menghubungkan kaki kaki dari komponen.berikut contoh layout PCB:
Gambar 3.4 Layout PCB
3.5 Pemeriksaan dan Perbaikan PCB
Tahapan tahapan dalam pemeriksaan dan perbaikan jalur PCB adalah sebagai berikut:
a. Menghubungkan jalur PCB yang putus dengan menggunakan kabel atau melapisinya dengan timah.
b. Memotong dan memisahkan jalur PCB yang mengalami hubungan singkat dengan jalur lain dengan menggunakan cutter.
3.6 Penyolderan Komponen
Menyolder adalah proses membuat sambungan logam secara listrik dan mekanis menggunakan logam tertentu (timah) dengan menggabungkannya dengan alat khusus (solder). Alat ini berfungsi untuk memanaskan sambungan pada suhu tertentu. Solder memiliki sebuah elemen pemanas yang menghasilkan panas. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyolderan komponen adalah sebagai berikut:
a. Waktu dan suhu penyolderan jangan sampai merusak komponen yang akan disolder.
b. Kematangan timah pada titik sambung diusahakan sebaik mungkin sehingga tidak mempengaruhi kerja rangkaian.
BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran dan Hasil Pengukuran 4.1.1 Sensor YL69
Pengukuran dilakukan dengan metode langsung dengan membandingkan nilai pada alat standar dengan nilai alat yang sudah dibuat. cara pengukuran dengan menggunakan thermometer yaitu:
1. Tekan tombol ON pada alat pengukur kelembapan tanah.
2. Kemudian masukkan ke dalam wadahyang sudah dirancang agar alat dapat mengukur kelembapan.
Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali. Sehingga dapat diperoleh data percobaan sebagai berikut.
Tabel 4.1.1 Pengukuran dan Pengujian Sensor YL69
No
Sensor Kelembapan
YL-69 (%)
Moisture Meter (%) Keterangan
1 10,345 10
Pompa Hidup
2 24,138 23
Pompa Hidup
3 27,586 26
Pompa Hidup
4 34,483 35
Pompa Hidup
5 44,828 43
Pompa Mati
6 55,172 55
Pompa Mati
7 58,621 58
Data dari Tabel 4.1 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik perbandingan hasil pembacaan alat kalibrasi dan sensor YL69
4.1.2Sensor DS18B20
Pengukuran dilakukan dengan metode langsung dengan membandingkan nilai pada alat standar dengan nilai alat yang sudah dibuat. cara pengukuran dengan menggunakan thermometer yaitu:
1. Tekan tombol ON pada thermometer.
3. Kemudian masukkan ke dalam alat yang sudah dirancang agar thermometer dapat mengukur suhu ruangan.
Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali. Sehingga dapat diperoleh data percobaan sebagai berikut.
Tabel 4.1.2 Pengukuran Sensor DS18B20
43
0 10 20 30 40 50 60 70
1 2 3 4 5 6 7 8
Sensor (%) Alat Pengukur
Kelembapan tanah (%)
No Sensor (oC) Thermometer
Digital (oC) Keterangan
1 31,2 31,0 Pompa Hidup
2 30,0 29,4 Pompa Hidup
3 29,6 29,8 Pompa Hidup
4 28,9 28,8 Pompa Hidup
Pompa Hidup Moisture Meter
Data dari Tabel 4.2 digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.2
4.2 Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Sensor YL69
Tabel 4.1 merupakan simulasi untuk menguji standarisasi alat terhadap alat pembandingnya. Pada pengukuran diperoleh hasil data dengan persen deviasi sebagai berikut:
% Deviasi = | −
| × 100%
1. % Deviasi = , , × 100%
= ,, × 100%
= 3.3%
2. % Deviasi = , , × 100%
= ., × 100%
= 4.7%
3. % Deviasi = , , × 100%
= ., × 100%
31.0 °C
29.4 °C29.8 °C28.8 °C27.9 °C
27.0 °C26.2 °C25.4 °C
0.0 °C 5.0 °C 10.0 °C 15.0 °C 20.0 °C 25.0 °C 30.0 °C 35.0 °C
1 2 3 4 5 6 7 8
Sensor (°C) Thermometer (°C) Pompa Hidup
4. % Deviasi = . . × 100%
= ,. × 100%
= 1.4%
5. % Deviasi = , , × 100%
= ., × 100%
= 4,07%
6. % Deviasi = , , × 100%
= ,, × 100%
= 0.3%
7. % Deviasi = , , × 100%
= ,, × 100%
= 1.0%
8. % Deviasi = , , × 100%
= ,, × 100%
= 3.1%
Kesimpulan : Nilai hasil pengukuran sensor YL-69 dibandingkan alat kalibrasi memiliki% Deviasi rata-rata = 3 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran kelembapan menggunakan Sensor YL-69 linier dan sesuai dengan alat pengukur kelembapan yang ada.
4.2.2 Sensor DS18B20
Tabel 4.2 merupakan simulasi untuk menguji standarisasi alat terhadap alat pembandingnya. Pada pengukuran diperoleh hasil data dengan persen deviasi sebagai berikut:
% Deviasi = | −
| × 100%
1. % Deviasi = , , , × 100%
= ,, × 100%
= 0.64%
2. % Deviasi = . . . × 100%
= ,. × 100%
= 2%
3. % Deviasi = , , , × 100%
= ,, × 100%
= 0,67%
4. % Deviasi = , , , × 100%
= ,, × 100%
= 0,3%
5. % Deviasi = , , , × 100%
= ,, × 100%
= 1.06%
6. % Deviasi = , , × 100%
= ,, × 100%
= 3.8%
7. % Deviasi = , , × 100%
= 2,2%
8. % Deviasi = , , , × 100%
= ,, × 100%
= 0.78%
Kesimpulan : Nilai hasil pengukuran sensor DS18B20 dibandingkan alat kalibrasi memiliki% Deviasi rata-rata = 2 %, sehingga dapat disimpulakan bahwa pengukuran kelembapan menggunakan DS18B20 linier dan sesuai dengan alat pengukur suhu yang ada.
4.2.4 Pengujian Alat Keseluruhan
Berikut ini adalah program yang digunakan untuk melakukan pengujian alat.
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
#define BLYNK_PRINT Serial // Comment this out to disable prints and save space
char auth[] = "a4ff7a8441004e01867f0475588da1bc";
/* WiFi credentials */
char ssid[] = "loyalitas";
char pass[] = "formalitas11";
/* TIMER */
#include <SimpleTimer.h>
SimpleTimer timer;
#define ONE_WIRE_BUS 2 // DS18B20 on arduino pin2 corresponds to D4 on physical board
OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);
DallasTemperature DS18B20(&oneWire);
float temp;
float nilai;
float sensor = A0;
int pompa = 14;
int buzzer = 0;
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,2,1,0,4,5,6,7,3, POSITIVE);
byte termometru[8] = //icon for termometer {
B00100, B01010, B01010, B01110, B01110, B11111, B11111, B01110 };
byte picatura[8] = //icon for water droplet {
B00100, B00100, B01010, B01010, B10001,
B01110, };
void setup() {
Serial.begin(115200);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);
DS18B20.begin();
timer.setInterval(1000L, getSendData);
pinMode(sensor, INPUT);
pinMode(buzzer, OUTPUT);
pinMode(pompa, OUTPUT);
digitalWrite(pompa,HIGH);
Wire.begin();
lcd.begin(16,2); // initialize the lcd for 16 chars 2 lines, turn on backlight lcd.backlight();
lcd.clear();
lcd.createChar(1,termometru);
lcd.createChar(2,picatura);
// part code from http://tronixstuff.wordpress.com/
Wire.beginTransmission(0x68);
Wire.write(0x07); // move pointer to SQW address
Wire.write(0x10); // sends 0x10 (hex) 00010000 (binary) to control register - turns on square wave
Wire.endTransmission();
delay(500);}
lcd.clear();
}
void loop() {
timer.run(); // Initiates SimpleTimer Blynk.run();
nilai = analogRead(sensor);
Serial.print("kelembapan : ");
Serial.println(nilai);
nilai = (nilai/277)*100;
Serial.println(nilai);
Serial.println("%");
Blynk.virtualWrite(9, nilai);
lcd.setCursor(9, 1);
lcd.write(2);
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(nilai);
lcd.print("% ");
delay(100);
DS18B20.requestTemperatures();
float suhu = DS18B20.getTempCByIndex(0);
Serial.print(suhu);
Serial.println(" C");
lcd.setCursor(1, 1);
lcd.print(suhu);
lcd.setCursor(6, 1);
lcd.print((char)223); //degree sign lcd.print("C");
delay(250);
if (nilai<=30 && suhu>32 ){
{digitalWrite(pompa,LOW);
digitalWrite(buzzer,HIGH);
delay(500);
digitalWrite(buzzer,LOW);
Blynk.virtualWrite(5, 255);
Blynk.virtualWrite(6, 0);
Blynk.email("[email protected]", "TA SUMARLIN", "Kondisi Tanah Tidak Baik, Suhu dan kelembapan tanah tidak layak, Pompa Otomatis Dinyalakan");
Blynk.notify("Kondisi Tanah Tidak Baik, Suhu dan kelembapan tanah tidak layak, Pompa Otomatis Dinyalakan");
Blynk.tweet("Kondisi Tanah Tidak Baik, Suhu dan kelembapan tanah tidak layak, Pompa Otomatis Dinyalakan");}
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("POMPA HIDUP");}
else if(nilai>50 && suhu<26){
digitalWrite(pompa,HIGH);
digitalWrite(buzzer,LOW);
Blynk.virtualWrite(6, 255);
Blynk.tweet("Kondisi Tanah Layak Tanam, Pompa Mati/Telah Dimatikan");
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("POMPA MATI");}
}
void getSendData() {
DS18B20.requestTemperatures();
temp = DS18B20.getTempCByIndex(0);
Serial.println(temp);
Blynk.virtualWrite(10, temp); //virtual pin V10 }
4.3 Tampak Fisik Keseluruhan Sistem Pengairan Lahan Pertanian
Pengujian ini akan menggabungkan semua sistem dan berjalan secara otomatis dengan program yang telah dimasukkan ke Arduino Nano. Berikut tampak fisik keseluruhan sistem pengairan lahan pertanian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa system pengatur suhu ruangan secara otomatis berbasis mikrokontroller NODEMCU V3 LOLIN telah berhasil dirancang , Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kelembapan tanah dan menyalakan pompa air dengan memanfaatkan NodeMCU sebagai modul pengendali utama. Penggunaan sensor YL-69 memberikan hasil bahwa pulsa analog berubah secara linier terhadap perubahan kelembaban tanah, dimana keduanya memenuhi hubungan berbanding terbalik. Semakin tinggi kelembaban tanah maka semakin kecil pulsa analog. Hasil pengontrolan kelembaban tanah menunjukkan bahwa kelembaban tanah sebesar 40% dan suhu tanah berada pada kisaran diatas 29,80C akan menjadi masukan sistem untuk melakukan proses penyiraman. Kelembaban tanah kembali ke keadaan normal sebesar 50% dan suhu tanah berada pada kisaran dibawah 26 0C setelah proses penyiraman. Artinya sistem irigasi yang dibuat dapat melakukan otomatisasi pada pengairan lahan guna mengoptimalkan penggunaan air.
5.2 Saran
Dari hasil Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk memberi saran sebagai berikut untuk pengembangan selanjutnya, sebaiknya digunakan sensor lain selain YL69 dan DS18B20 karena akurasi dari sensor ini juga masih kurang karena adanya persen deviasi oleh karena itu sebaik nya kita menggunakan sensor yang lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, K. 2013. ”Buku Pintar Pemograman Arduino”. Yogyakarta : MediaKom.
Bambang, Murdaka. 2013 . “Fisika 1”. Yogyakarta . UGM.
Daryanto, Drs. 2000 . “Pengetahuan Teknik Elektronika”. Yogyakarta : Candi Gebang
Muis, Saludin . 2013 . “Prinsip kerja LCD”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mohamad, Ishaq, D. 2017. “Fisika Dasar Jilid 2”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosari, Renati Winong. 2008. ”Konsep Dasar Elektronika”. Jakarta : Andi Offset Rodnay, Zaks.1993.”Pengantar Elektronika”. Jakarta : Erlangga
Sumardi. 2013 . “MIKROKONTROLER belajar AVR mulai dari nol”. Edisi pertama . Yogyakarta : Graha Ilmu
Yuwono, Tribowo. 2003. “Bioteknologi Pertanian”. Yogyakarta . UGM.
http://www.ngarep.net/tutorial-arduino-mengakses-lcd-oled-display/
Di akses pada tanggal 10 Juli 2019
http://www.caratekno.com/2015/07/pengertian-arduino-uno-mikrokontroler.html/
Di akses pada tanggal 10 Juli 2019