• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Aksesibilitas Dalam Kenyamanan Special Pengunjung Pada Ruang Publik Komersial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Aksesibilitas Dalam Kenyamanan Special Pengunjung Pada Ruang Publik Komersial."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Tempat makan dengan konsep yang tertata ditunjang makanan enak tidaklah cukup untuk memenuhi kriteria menjadi sebuah tempat makan yang baik. Visualisasi yang baik bukan merupakan jaminan bagi sebuah tempat makan, tetapi unsur teknis seperti masalah sirkulasi, aksesibilitas, kebutuhan ruang yang bertujuan menunjang kenyamanan spasial bagi para pengunjung justru memiliki peran yang penting bagi sebuah tempat makan, khususnya pada area publik. Penelitian ini menggunakan area publik Sisingamangaraja Sites (S2) sebagai objek studinya.

Pada implementasinya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang didukung oleh data kuantitatif dan kualitatif. Pengunjung pada S2 juga berperan dalam memberi pendapat melalui kuesioner, karena jawaban tersebut akan menjadi indikasi kecenderungan pendapat mereka mengenai masalah aksesibilitas yang berpengaruh terhadap kenyamanan spasial pada area publik S2. Aksesibilitas berbicara mengenai masalah kemudahan, kegunaan, keselamatan, dan kemandirian bagi para pengunjungnya.

Melalui penelitian yang telah dilakukan, permasalahan mengenai aksesibilitas ternyata masih banyak dijumpai pada area publik S2. Jadi dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas pada area publik S2 Semarang belum memenuhi kenyamanan spasial pengunjungnya.

(2)

ii

ABSTRACT

Places to eat with a concept that is supported with good food is insufficient to meet the criteria to become a good place. A good visualization is not a guarantee of a place to eat, but the technical elements such as problems of movement, accessibility, the need for space that aims to support the space convenience to our visitors, in fact have an important role for a place to eat in public areas. This research uses public areas Sisingamangaraja Sites (S2) as objects of study.

In implementation, this research uses descriptive analytical method, which is supported by quantitative and qualitative data. S2 Visitors also have a role in giving an opinion through a questionnaire, because the answer would be an indication of the tendency for their opinions on issues that affect the comfort of S2’s public areas. Discuss the problem of ease an accessibility, usability, security and independence for the visitors.

Through the research that has been done, the problems of accessibility is still often found in many areas of public S2. So it can be concluded that the accessibility of public areas in S2 Semarang did not meet their visitors' spatial comfort.

(3)

iii

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Metode dan Teknik Penelitian ... 4

1.6.1 Metode Penelitian... 4

1.6.2 Teknik Penelitian ... 4

1.7 Kerangka Penelitian ... 5

1.8 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Definisi Aksesibilitas ... 8

2.2 Definisi Kenyamanan Spasial ... 9

2.3 Definisi Ruang Publik ... 10

2.4 Definisi Sirkulasi ... 11

2.5 Asas Aksesibilitas ... 11

2.6 Sirkulasi Antar Ruang ... 12

2.6.1 Hubungan Jalan dengan Ruang ... 12

(4)

iv

2.6.3 Konfigurasi Jalan ... 13

2.7 Hubungan Jalan Berkaitan dengan Ruang ... 14

2.7.1 Melalui Ruang-ruang ... 14

2.7.2 Menembus Ruang... 14

2.7.3 Berakhir Dalam Ruang ... 15

2.8 Bentukan Ruang Sirkulasi ... 15

2.8.1 Tertutup ... 15

2.8.2 Terbuka pada Salah Satu Sisinya ... 16

2.8.3 Terbuka pada Kedua Sisinya ... 16

2.9 Alternatif Bentukan Ruang Sirkulasi ... 17

2.10 Standar Antropometri ... 18

2.10.1 Ukuran Tubuh Manusia... 18

2.11 Standar Antropometri bagi Pengguna dengan Kebutuhan Khusus ... 29

2.11.1 Penyandang Cacat dengan Tongkat ... 30

2.11.2 Penyandang Cacat dengan Kursi Roda ... 31

2.11.3 Sirkulasi Penyandang Cacat dengan Koridor dan Pengguna ... 32

BAB III OBJEK STUDI ... 35

3.1 Profil S2 Semarang ... 35

3.2 Kondisi Umum ... 37

3.3 Analisis Ruang Publik S2 Semarang ... 38

3.3.1 Analisis Denah ... 39

3.3.2 Analisis Kepadatan Ruang Publik ... 44

3.3.3 Analisis Jalur Pengguna dengan Kebutuhan Khusus ... 47

(5)

v

BAB IV ANALISIS ... 55

4.1 Analisis Area Publik S2 Semarang ... 56

4.1.1 Entrance Area ... 56

4.1.2 Seating Area ... 67

4.1.3 Public Toilet ... 91

4.2 Aksesibilitas bagi Pengguna dengan Kebutuhan Khusus pada Area Publik S2 ... 95

4.3 Penggunaan Elemen Estetis dalam Kaitannya dengan Aksesibilitas ... 100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 106

5.1 Simpulan ... 106

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1 Hubungan Jalan dengan Ruang ... 12

Gambar 2.2 Bentuk Ruang Sirkulasi ... 13

Gambar 2.3 Konfigurasi Jalan... 13

Gambar 2.4 Hubungan Melalui Ruang-ruang ... 14

Gambar 2.5 Menembus Ruang ... 14

Gambar 2.6 Berakhir Dalam Ruang ... 15

Gambar 2.7 Tertutup ... 15

Gambar 2.8 Terbuka pada Salah Satu Sisi ... 16

Gambar 2.9 Terbuka pada Kedua Sisi... 16

Gambar 2.10 Ruang Sirkulasi 1 ... 17

Gambar 2.11 Ruang Sirkulasi 2 ... 17

Gambar 2.12 Ruang Sirkulasi 3 ... 17

Gambar 2.13 Ukuran Tubuh Manusia ... 18

Gambar 2.14 Rentang Tubuh Manusia ... 19

Gambar 2.15 Zona Perlindungan ... 20

Gambar 2.16 Keterangan Zona Perlindungan ... 20

Gambar 2.17 Ukuran Rentang 1... 21

Gambar 2.18 Jarak Dalam Kelompok ... 21

Gambar 2.19 Sirkulasi Koridor dan Jalan Lintasan ... 22

Gambar 2.20 Zona Pergerakan ke Depan ... 23

Gambar 2.21 Keterangan Jarak Pergerakan ... 23

Gambar 2.22 Ukuran Langkah ... 23

Gambar 2.23 Ukuran Besar Kecil Tubuh ... 24

Gambar 2.24 Keterangan Jarak Antar Tubuh ... 24

Gambar 2.25 Tangga ... 25

Gambar 2.26 Lebar Tangga dan Pengguna ... 25

Gambar 2.27 Standar Ukuran Tangga ... 26

Gambar 2.28 Lajur Tangga ... 26

(7)

vii

Gambar 2.30 Pijakan Tangga ... 27

Gambar 2.31 Keterangan Jarak Tangga dan Pengguna ... 28

Gambar 2.32 Pergerakan Pada Ram... 28

Gambar 2.33 Standar Ukuran Ram ... 29

Gambar 2.34 Aksesibilitas Kursi Roda ... 29

Gambar 2.35 Ruang Gerak Pengguna dengan Penyangga Tangan ... 30

Gambar 2.36 Ruang Gerak Pengguna dengan Penyangga Tubuh ... 30

Gambar 2.37 Ruang Gerak Pengguna Tongkat... 31

Gambar 2.38 Kepadatan Pengguna Kursi Roda ... 31

Gambar 2.39 Sirkulasi Kursi Roda dan Pengguna Normal... 32

Gambar 2.40 Keterangan Sirkulasi Kursi Roda dan Pengguna Normal ... 32

Gambar 2.41 Sirkulasi Kursi Roda dan Penyandang Cacat ... 33

Gambar 2.42 Keterangan Sirkulasi Kursi Roda dan Penyandang Cacat ... 33

BAB III Gambar 3.1 Logo S2 Semarang ... 35

Gambar 3.2 Foto S2 Tampak Depan ... 37

Gambar 3.3 Foto Area Publik ... 38

Gambar 3.4 Denah S2 ... 40

Gambar 3.5 Denah Zoning S2 ... 41

Gambar 3.6 Blocking Ruang Publik ... 43

Gambar 3.7 Denah Analisis Kepadatan ... 45

Gambar 3.8 Jalur Pengguna Kebutuhan Khusus ... 47

Gambar 3.9 Fasad S2 ... 48

Gambar 3.10 View Seating Area Menuju Fasad ... 49

Gambar 3.11 Area Publik Terbuka ... 49

Gambar 3.12 View Seating Area ... 50

Gambar 3.13 Area Publik Depan Fasad ... 50

Gambar 3.14 Seating Area dekat Charmy... 51

Gambar 3.15 Seating Area Utama ... 51

Gambar 3.16 Seating Area Dekat Seroeni ... 52

(8)

viii

Gambar 3.18 Area Toilet dekat Charmy ... 53

Gambar 3.19 Ramp Dekat Geisha ... 53

Gambar 3.20 Ramp Dekat Fasad ... 54

BAB IV Gambar 4.1 Entrance Area S2 ... 57

Gambar 4.2 Area Drop Off... 58

Gambar 4.3 Denah Khusus Drop Off ... 58

Gambar 4.4 Kedatangan Kendaraan ... 59

Gambar 4.5 Antrian Pengunjung pada Saat Datang... 59

Gambar 4.6 Antrian Pengunjung pada Saat Masuk S2 ... 60

Gambar 4.7 Denah Khusus Area Penerimaan ... 62

Gambar 4.8 Pramusaji Menyambut Pengunjung ... 63

Gambar 4.9 Pengunjung pada Area Penerimaan... 63

Gambar 4.10 Pengunjung pada Area Penerimaan S2 ... 64

Gambar 4.11 Kepadatan Pengunjung pada Saat Pulang ... 65

Gambar 4.12 Antrian Pada Area Penerimaan ... 66

Gambar 4.13 Kepadatan Pengunjung ... 66

Gambar 4.14 Suasana Seating Area ... 68

Gambar 4.15 Denah Kepadatan Seating Area... 68

Gambar 4.16 Fungsi Ruang yang Lega ... 69

Gambar 4.17 Display Makanan pada Seating Area ... 70

Gambar 4.18 Tampak Meja dan Kursi ... 70

Gambar 4.19 Tampak Seating Area ... 71

Gambar 4.20 Suasana Ramai pada Saat Pengunjung Duduk ... 72

Gambar 4.21 Suasana pada Saat Pengunjung Duduk ... 74

Gambar 4.22 Pengunjung Memadati Area Sirkulasi... 76

Gambar 4.23 Pengunjung Melewati Area Sirkulasi ... 76

Gambar 4.24 Tampak Pengunjung pada Salah Satu Area Sirkulasi ... 77

Gambar 4.25 Intensitas Kepadatan Pengunjung ... 77

Gambar 4.26 Pengunjung yang Datang ... 78

(9)

ix

Gambar 4.28 Tampak Kepadatan Pengunjung... 79

Gambar 4.29 Denah Furnitur ... 82

Gambar 4.30 Penempatan Furnitur pada Seating Area ... 83

Gambar 4.31 Penempatan Furnitur dekat Restoran Seroeni ... 83

Gambar 4.32 Penempatan Display Makanan ... 84

Gambar 4.33 Penempatan Furnitur dekat Restoran Geisha ... 84

Gambar 4.34 Penataan Furnitur ... 85

Gambar 4.35 Tampak Meja Kasir ... 86

Gambar 4.36 Peletakan Meja Kasir ... 86

Gambar 4.37 Close Up Meja Kasir ... 87

Gambar 4.38 Atap pada Area Publik ... 88

Gambar 4.39 Suasana Pada Siang Hari ... 89

Gambar 4.40 Suasana Pada Saat Hujan ... 89

Gambar 4.41 Seating Area pada Siang Hari ... 90

Gambar 4.42 Seating Area pada Saat Hujan ... 90

Gambar 4.43 Denah Kamar Mandi ... 92

Gambar 4.44 Lokasi Kamar Mandi Dekat Charmy ... 93

Gambar 4.45 Lokasi Kamar Mandi Dekat Restoran Geisha ... 93

Gambar 4.46 Kamar Mandi pada S2 ... 94

Gambar 4.47 Ram Dekat Entrance Area ... 96

Gambar 4.48 Ram Dekat Restoran Geisha ... 96

Gambar 4.49 Pengguna Tongkat pada Saat Menaiki Tangga ... 97

Gambar 4.50 Tampak Tangga pada Area Publik ... 98

Gambar 4.51 Jalur bagi Pengguna Kebutuhan Khusus ... 99

Gambar 4.52 Tampak Kolam pada S2 ... 100

Gambar 4.53 Tampak Lubang pada S2 ... 101

Gambar 4.54 Lubang pada Salah Satu Area ... 102

Gambar 4.55 Kolam pada Salah Satu Area ... 102

Gambar 4.56 Kolam dan Lubang pada Malam Hari ... 103

Gambar 4.57 Jarak Kolam dengan Pengguna ... 103

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Statistik Kuesioner... 56

Tabel 4.2 Analisis Masalah Aksesibilitas pada Area Drop Off ... 61

Tabel 4.3 Analisis Masalah Aksesibilitas pada Area Penerimaan ... 64

Tabel 4.4 Analisis Masalah Aksesibilitas pada Waktu Pulang ... 67

Tabel 4.5 Analisis Masalah Aksesibilitas pada Seating Area ... 72

Tabel 4.6 Perbandingan Zona Sentuhan pada S2 ... 73

Tabel 4.7 Analisis Masalah Aksesibilitas pada Saat Duduk ... 74

Tabel 4.8 Perbandingan Lebar Sirkulasi ... 80

Tabel 4.9 Perbandingan Jalur Antrian ... 80

Tabel 4.10 Analisis Masalah Aksesibilitas Ruang Gerak dan Sirkulasi ... 81

Tabel 4.11 Analisis Masalah Aksesibilitas Terhadap Penempatan Furnitur... 87

Tabel 4.12 Analisis Masalah Aksesibilitas Terhadap Perubahan Cuaca ... 91

Tabel 4.13 Analisis Masalah Aksesibilitas Terhadap Public Toilet pada S2 ... 95

Tabel 4.14 Analisis Perbandingan Ram ... 97

Tabel 4.15 Standar Aksesibilitas pada Bangunan Fasilitas Pelayanan Umum ... 98

Tabel 4.16 Analisis Masalah Aksesibilitas Terhadap Pengguna dengan Kebutuhan Khusus ... 100

(11)

xi

DAFTAR BAGAN

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, kebutuhan terhadap hiburan sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia. Layaknya kebutuhan sandang, pangan, dan papan, hiburan merupakan salah satu aspek pelengkap kebutuhan manusia yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

(13)

2

seperti jalan-jalan, wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, dan wisata budaya.

Makan atau wisata kuliner merupakan salah satu bagian dari hiburan yang sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari. Untuk kebutuhan ini tidak akan pernah ada habisnya, karena manusia selalu mencarinya. Itulah yang mendasari mengapa pada masa kini begitu banyak dijumpai tempat makan dengan istilah rumah makan, café, pujasera, restoran, dan kantin.

Adanya modernisasi memacu munculnya pandangan baru bagi arsitek dan desainer interior untuk mengembangkan ide mereka dalam memandang sebuah gaya hidup baru yang unik dan berbeda. Kemudian dituangkan dalam sebuah visualisasi berupa tempat makan yang pada saat ini dapat kita nikmati. Tidak hanya karena makanan yang disajikan, melainkan berupa kenyamanan visual dan suasana dari tempat itu sendiri.

Tempat makan dengan konsep yang tertata ditunjang makanan enak tidaklah cukup untuk memenuhi kriteria menjadi tempat makan yang baik. Sebagai arsitek dan desainer interior tentu dituntut jeli untuk menciptakan tempat makan yang tidak hanya bagus melalui visualisasinya, tapi tetap memperhatikan unsur teknis seperti masalah aksesibilitas, kenyamanan spasial, sirkulasi, kebutuhan ruang, dan masih banyak lagi.

UU RI Nomor 28 Tahun 2002 pasal 37 ayat 2 tentang bangunan gedung menyatakan bahwa bangunan dinyatakan memenuhi persyaratan layak fungsi apabila telah memenuhi persyaratan teknis yaitu, dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Seharusnya hal tersebur diterapkan dalam setiap bangunan.

(14)

3

dan bertemu. Oleh karena itu, aksesibilitas yang baik memegang peranan yang penting pada sebuah area publik. Tentunya bertujuan untuk menunjang kenyamanan dari pengguna itu sendiri, karena aksesibilitas berbicara mengenai kemudahan, kegunaan, keselamatan, dan kemandirian.

Penelitian ini membahas area publik sebuah tempat makan yang ada di kota Semarang sebagai studi kasus. Area publik ini dipilih karena munculnya fenomena di mana pada masa kini sering dijumpai pengguna lebih senang berada pada area publik daripada pada area yang sifatnya tertutup. Hal-hal yang disebutkan di atas menjadi bagian penting yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas aksesibilitas dalam kenyamanan spasial pengunjung pada ruang publik komersial dengan studi kasus foodcourt Sisingamangaraja Sites atau lebih sering dikenal dengan S2 Semarang.

1.2Batasan Masalah

Penelitian yang akan dibahas adalah tentang pengaruh aksesibilitas dalam kenyamanan spasial pengunjung. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada area publik komersial pada S2 Semarang. Bagian yang termasuk dalam area tersebut adalah entrance area, seating area, dan public toilet.

1.3Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh aksesibilitas terhadap kenyamanan spasial pengunjung pada area publik S2 Semarang?

2. Apakah tujuan aksesibilitas terhadap kenyamanan spasial pengunjung pada area publik S2 Semarang?

3. Apakah aksesibilitas area publik S2 Semarang telah memenuhi kenyamanan spasial bagi para pengunjungnya?

1.4Tujuan Penelitian

(15)

4

1. Menjabarkan tentang pengaruh aksesibilitas terhadap kenyamanan spasial pengunjung pada area publik S2 Semarang.

2. Mengetahui apakah tujuan aksesibilitas terhadap kenyamanan spasial pengunjung pada area publik S2 Semarang.

3. Mengetahui apakah aksesibilitas area publik S2 Semarang telah memenuhi kenyamanan spasial bagi para pengunjungnya

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Menjadi pembelajaran tersendiri bagi penulis, khususnya mengenai masalah aksesibilitas terhadap kenyamanan spasial pada ruang publik. 2. Menjadi referensi dan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, khususnya

mengenai topik tentang aksesibilitas yang berdampak terhadap kenyamanan spasial pada ruang publik komersial.

3. Memberi masukan bagi pihak S2 Semarang mengenai masalah aksesibilitas dan kenyamanan spasial pada area publik S2.

1.6Metode dan Teknik Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis untuk memecahkan masalah dengan cara meneliti, menyelidiki, dan menelaah masalah berdasarkan gambaran umum yang diperoleh dari lapangan.

1.6.2 Teknik Penelitian

(16)

5

Secara kuantitatif penulis melakukan penyebaran kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui secara jelas dari sisi pengunjung, sehingga penulis mendapatkan gambaran dan masukan tentang apa yang sebaiknya dilakukan kemudian.

1.7Kerangka Penelitian

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2010)

(17)

6

1.8Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka memaparkan teori-teori yang berhubungan dengan aksesibilitas, sirkulasi, ergonomi, dan kenyamanan spasial, khususnya pada area publik.

Bab III Objek Studi menjelaskan tentang kondisi S2 secara umum dan secara khusus menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kenyamanan spasial, sirkulasi, aksesibilitas, dan kebutuhan ruang.

(18)

106

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab sebelumya penulis telah melakukan analisis permasalahan aksesibilitas terhadap kenyamanan spasial pada area publik S2 Semarang. Pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

5.1 Simpulan

(19)

107

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, area publik S2 dibagi menjadi tiga area, yakni entrance area, seating area, dan public toilet. Ketiga area tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Entrance Area

Yang termasuk dalam entrance area adalah area drop off hingga area penerimaan yang berfungsi juga sebagai area waiting list. Permasalahan aksesibilitas yang ditemui adalah jalur sirkulasi yang belum memadai dalam hal kegunaan dan kemudahan karena menyebabkan penumpukan pengunjung pada area ini, sehingga secara akses masih belum terpenuhi dengan baik.

Seating Area

Seating area meliputi seluruh area di mana terdapat meja dan kursi

yang dapat digunakan oleh pengunjung S2. Seating area juga merupakan area yang dilewati oleh pengunjung. Permasalahan aksesibilitas yang ditemui adalah letak dan penempatan furnitur yang belum sesuai dengan kondisi sekitar, sehingga berdampak pada akses pengunjung yang datang.

Public Toilet

(20)

108

b. Berdasarkan penelitian dan data-data yang didapat oleh penulis melalui kuesioner menyatakan terdapat banyak permasalahan aksesibilitas pada area publik S2 Semarang, sehingga dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas pada area publik S2 Semarang belum memberikan kenyamanan spasial bagi pengunjungnya. Berarti aspek kenyamanan, keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian yang merupakan indikator dari aksesibilitas belum terpenuhi secara maksimal. Hal ini mengindikasikan bahwa aksesibilitas memang erat kaitannya dengan kenyamanan spasial terutama pada ruang publik.

Permasalahan aksesibilitas lain yang ditemui, yaitu :

 Fasilitas bagi pengguna dengan kebutuhan khusus yang belum maksimal, seperti penggunaan pegangan tangan pada ram dan tangga, kamar mandi khusus, dan area parkir khusus.

 Detail-detail interior seperti tangga, atap, kolam, dan lubang yang perlu ditinjau ulang fungsi dan kegunaannya, sehingga pengunjung yang datang dapat merasa nyaman dan aman pada area publik S2.

5.2 Saran

Setelah penulis menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan, maka penulis bermaksud untuk memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak S2 untuk meningkatkan kenyamanan spasial pengunjung yang datang.

Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan-masukan, yaitu :

- Penataan kembali entrance area pada S2 dengan cara pemberian tanda pintu masuk dan keluar yang terpisah agar tidak terjadi penumpukan pengunjung yang datang atau pulang

(21)

107

- Lebih diperhatikannya fasilitas khusus bagi pengguna dengan kebutuhan khusus meliputi, area parkir khusus, kamar mandi khusus, pegangan tangan pada ram dan tangga, lebar sirkulasi yang sesuai, dan adanya penunjuk arah yang jelas.

Untuk melengkapi penelitian ini, penulis juga memberikan saran bagi pihak-pihak lain yang ingin menciptakan atau memiliki area publik seperti S2 Semarang, agar lebih memperhatikan pentingnya aksesibilitas bagi kenyamanan spasial pengunjungnya.

Aksesibilitas berbicara mengenai kemananan, kenyamanan, kegunaan, dan kemandirian bagi semua pengunjungnya. Pengunjung berarti semua orang yang datang termasuk juga pengunjung dengan kebutuhan khusus, sehingga fasilitas-fasilitas bagi pengguna dengan kebutuhan khusus juga harus diperhatikan. Dengan aksesibilitas yang baik pada area publik, maka kenyamanan spasial pengunjung akan tercapai.

(22)

-DAFTAR PUSTAKA

D.K Ching, Francis. 1996. Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan, edisi kedua. Jakarta : Erlangga.

ce.vtt.fi, diakses 16 Februari 2010.

Gruen, Victor. 1973. Enters for the Urban Environment :Survival of the Cities. New York : Van Nostrand Reinhold Company.

Manuaba, A. 1977. Pengetrapan Ergonomis Dalam Rangka Peningkatan Kegiatan Usaha Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat Desa. Ceramah keliling Pendidikan Masyarakat, tanggal 24-29 Maret 1977 di Bali.

Neufert, Ernst. 1980. Architect’s Data, Second English Edition. New York : Granada Publishing.

ocw.gunadarma.ac.id, diakses 5 Desember 2009.

Panero, Julius. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, terjemahan, Jakarta : Erlangga.

Rogers, Carl. 1959. "A theory of therapy, personality and interpersonal relationships as developed in the client-centered framework.". in (Ed.) S. Koch. Psychology: A study of a science. Vol. 3: Formulations of the person

and the social context. New York: McGraw Hill.

Setyaningsih, W, 2003, TOT dan Penelitian Aksesibilitas Bangunan Gedung di

Surakarta, UKKA FT UNS (Laporan Penelitian) + Kimpraswil.

(23)

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan

Produktivitas Kerja. Jakarta : UNIBA PRESS.

UU RI No. 28 Tahun 2002. Tentang Bangunan Gedung.

www.bussinessdictionary.com, diakses 17 Februari 2010

www.oed.com, diakses 21 Maret 2010

www.pu.go.id, diakses 5 Desember 2009

www.untag-sby.ac.id, diakses 17 Februari 2010

www.thefreedictionary.com, diakses 17 Februari 2010

www.wikipedia.org, diakses 12 Desember 2009

Wignyosoebroto, S. 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis

untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, PT.Candimas Metropole, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Seksi Pengolahan dan Preservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b mempunyai tugas melaksanakan pengolahan, perawatan, perbaikan, dan penyimpanan

Namun hasil pengujian secara parsial menunjukkan Belanja Modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan daerah, dan Dana Perimbangan berpengaruh negatif terhadap

Dar ihasi lpenghi t ungan kat a- kat a ber sai ng,bai k dar isegipenggunaan maupun dar i segi pemi l i han, dapat di si mpul kan beber apa hal sebagai bent ukhasi lpenel i t i ani

Berau Coal telah memiliki dokumen Laporan Hasil Cruising 5 % pada areal yang akan dimanfaatkan kayunya dan lokasi sesuai dengan izin IPK yang dimiliki pada areal seluas 727 Ha

Metode Single Pass Clustering adalah metode yang menggunakan strategi disain Bottom-Up yang dimulai dengan meletakkan setiap obyek sebagai sebuah klaster tersendiri

Keratitis adalah infeksi kornea pada yang ditandai dengan timbulnya infiltrat pada lapisan kornea, biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena,

Matematis Peserta didik yang Menggunakan Model Pembelajaran Bentang Pangajen Berbasis Konflik Kognitif, Model Pembelajaran Bentang Pangajen, dan.. Model

Dari sudut yang lain pula, usaha mencari kaedah atau modul pembelajaran bahasa Arab yang lebih efektif perlu terus dijalankan agar kepelbagaian yang wujud dapat