• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI HAND AND BODY LOTION CITRA DI SURABAYA SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI HAND AND BODY LOTION CITRA DI SURABAYA SELATAN."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh:

DIAN AYU YULIASTUTI 0612010044/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)
(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI HAND AND BODY LOTION

CITRA DI SURABAYA SELATAN

Disusun Oleh :

Dian Ayu Yuliastuti

0612010044/FE/EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 30 Juli 2010

Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama : Ketua

Drs.Ec.Gendut Sukarno,MS Drs. Ec. Gendut Sukarno,MS Sekretaris

Dra. Ec. Tri Kartika P,Msi Anggota

Dra. Ec. Hj. Kustini, Msi

(4)
(5)
(6)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Hand and Body Lotion Citra Di Surabaya Selatan “. Dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materii, Khususnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir.Teguh Soedarto,MP , selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs.Ec.Gendut Soekarno,MS , selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(7)

kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.

6. Suamiiku tercinta beserta anakku yang masih ada dalam kandungan yang telah memberikan dukungan baik secara materiil dan spirituilnya. Tidak akan pernah sanggup penulis uraikan dan mungkin membalasnya.

7. Serta teman-temanku yang telah memberikan dukungan dan banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skrpsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membantu dari pembaca pihak lain.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya , Juli 2010

(8)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8

2.2.2. Perilaku Konsumen ... 9

2.2.2.1.Pengertian Perilaku Konsumen ... 9

2.2.2.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 10

2.2.2.3.Faktor Kebudayaan ... 10

(9)

Faktor Kebudayaan ... 10 2.2.2.4.Faktor Sosial ... 12 2.2.2.4.1. Pengertian Faktor Sosial ... 12 2.2.2.4.2. Indikator Yang Mempengaruhi

Faktor Sosial ... 12 2.2.2.5.Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.5.1. Pengertian Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.5.2. Indikator Yang Mempengaruhi

Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.6.Faktor Psikologis ... 16 2.2.2.6.1. Pengertian Faktor Psikologis ... 16 2.2.2.6.2. Indikator Yang Mempengaruhi

Faktor Psikologis ... 16 2.2.3. Minat Beli Konsumen ... 18 2.2.3.1. Pengertian Minat Beli Konsumen ... 18 2.2.3.2.Indikator Yang Mempengaruhi Minat Beli

Konsumen ... 19 2.2.4. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli

Konsumen ... 19 2.2.4.1. Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat

(10)

Konsumen ... 23

2.2.4.3. Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23

2.2.4.4. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 26

3.1.1. Pengukuran Variabel ... 28

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 28

3.2.1. Jenis Data ... 29

3.2.2. Sumber Data ... 29

3.2.3. Pengumpulan Data ... 29

3.3. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 30

3.3.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 30

3.3.2. Uji Univariant dan Multivariant ... 31

3.3.2.1. Uji Outlier Univariant ... 31

3.3.2.2. Uji Oulier Multivariant ... 31

3.3.2.3. Uji Normalitas Data ... 32

(11)

3.3.5. Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 40

4.1.1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk. ... 40

4.1.2. Citra Hand and Body Lotion ... 41

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 42

4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1) ... 45

4.2.3. Deskripsi Variabel Fkator Sosial (X2) ... 47

4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3) ... 48

4.2.5. Deskripsi Variabel Faktor Psikologi (X4) ... 49

4.2.6. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 50

4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis ... 51

4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 51

4.3.2. Evaluasi atas Outlier ... 53

4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 54

4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 60

4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 62

4.4. Pembahasan ... 63

4.4.1. Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Minat Beli ... 64

(12)

4.4.4. Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Minat Beli ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

(13)

Tabel 1. 1. Brand Share Kategori Hand and Body Lotion Tahun 2008-2009. 3

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Kebudayaan (X1) ... 46

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Sosial (X2) ... 47

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Pribadi (X3) ... 48

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Psikologi (X4) ... 49

Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y) 50

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Normalitas ... 52

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 54

Tabel 4.11. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 55

Tabel 4.12. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 57

Tabel 4.13. Construct Reliability & Variance Extrated ... 59

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 61

(14)
(15)

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Faktor Budaya (X1),

Variabel Faktor Sosial (X2), Variabel Faktor Pribadi (X3), Variabel

Faktor Psikologi (X4) dan Minat Beli (Y)

Lampiran 3. Hasil Pengujian Normalitas Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier

Lampiran 5 Hasil Pengujian Validitas Standardize faktor loading dan construct dengan confirmatory factor analysis

Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability Consistency Internal

(16)

DI SURABAYA SELATAN Dian Ayu Yuliastuti

Abstraksi

Persaiangan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk bersaing, salah satunya adalah dengan persaingan antar merek. Untuk tujuan tersebut maka manajer pemasaran membutuhkan pengetahuan mengenai perilaku kosnumen agar dapat mengetahui keinginan konsumen. Dengan mengetahui keinginan konsumen maka manajer pemasaran akan dapat meningkatkan minat beli konsumen, minat beli konsumen didorong oleh kebutuhan yang ada dalam diri seseorang dan keinginan seseorang terpengaruh jika konsumen menunjukkan rasa senang dan kecewa jika kebutuhan diri seseorang tidak terpenuhi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor dari perilaku konsumen terhadap minat beli konsumen hand and body lotion citra di Surabaya Selatan.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah kesesuaian faktor Kebudayaan (X1), Faktor Sosial (X2), Faktor Pribadi (X3), Faktor Psikologi (X4)

dan Minat Beli (Y).Populasi yang digunakan adalah seluruh konsumen yang akan menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu, dengan jumlah sampel sebanyak 108 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari responden secara langsung yaitu menyebarkan kuesioner pada para responden. Metode pengambilan data melalui metode observasi dan metode kuesioner. Cara pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan indikator variabelnya kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penelitian yang

menganalisis beberapa faktor-faktor perilaku konsumen terhadap minat beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan diperoleh hasil bahwa Faktor Budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli , Faktor Sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli , Faktor Pribadi

berpengaruh positif terhadap Minat Beli , Faktor Psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk bersaing, salah satunya adalah dengan persaingan antar merek. Dengan adanya perkembangan teknologi para produsen berusaha untuk menjaga reputasi atau menjaga kualitas dan mutu dari produk yang dihasilkan. Apabila produk tersebut kualitasnya buruk maka konsumen secara langsung akan meninggalkannya dan akan mencoba produk yang lainnya.

Tapi apabila suatu produk punya kualitas yang baik maka konsumen secara langsung pasti akan mempertahankan produk tersebut dan mungkin akan menyebarkan informasi ini kepada konsumen lain bahwa produk ini mempunyai mutu yang baik.

(18)

dimana promosi sangat diperlukan untuk menarik minat beli konsumen pada suatu produk. Jadi kegiatan promosi sangatlah diperlukan oleh perusahaan , karena promosi yang tidak berhasil juga akan mempengaruhi tingkat pembelian konsumen.

Menurut Howard (1994 : 41) minat beli dapat didefinisikan sebagai suatu tahapan dalam batin konsumen yang mencerminkan rencana untuk melakukan suatu pembelian suatu jenis produk dengan merek dan jangkan waktu tertentu.

Umumnya pertimbangan minat beli atas suatu produk yang berkualitas baik dan dengan harga yang sesuai dengan kemampuan belinya. Menurut kotler (1997 : 52) menyatakan bahwa produsen dalam menawarkan produk berpikir melalui pertimbangan lima tingkatan produk yaitu Core Benefit , Generic Product , Expected Product , Augmented Product ,

Potential Product.

Salah satu produk hand and body lotion yang dianggap sebagai produk yang cukup familiar (dikenal) dalam masayarakat adalah hand and body lotion merek Citra. Beberapa keunggulan hand and body lotion Citra

(19)

permanen untuk merasakan sepenuhnya produk-produk Citra untuk merawat dan mempercantik jiwa. Pada bulan Februari 2006, Citra juga meluncurkan kembali varian Citra Hand & Body Lotion (Citra Bengkoang White Lotion , Citra The Hijau Beauty Lotion dan Citra Mangir Beauty Lotion) dan meluncurkan Citra Sabun Cair (Citra Bengkoang White Milk Bath dan Citra The Hijau Refreshing Bath).

Berikut ini akan disajikan tabel Brand Share kategori Hand and Body Lotion mulai tahun 2008 – 2009, berdasarkan SWA September 2009 :

Tabel 1 : Brand Share Kategori Hand and Body Lotion Tahun 2008 - 2009

Kategori No Merk Brand Share

2008 2009 Hand and

Body Lotion

1 Vaseline 39,5% 40,2%

2 Citra 50,1% 37,8%

3 Nivea 38,4% 32%

Sumber : SWA September 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Hand and Body Lotion Citra mengalami penurunan pada tahun 2009 dengan brand share

37,8%. Brand share dapat didefinisikan melalui identifikasi, pengukuran dan analisis kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menginterprestasikan informasi tersebut ke dalam tindakan-tindakan untuk menciptakan minat membeli seseorang (Knapp,2001 : 95). Oleh karena itu, perasaan konsumen tentang nilai akan selalu berubah. Penurunan brand share hand and body lotion Citra mengindikasikan kurangnya minat beli konsumen terhadap

(20)

diri seseorang dan keinginan bahwa batin/diri seseorang terpengaruh jika konsumen menunjukkan rasa senang, dan kecewa jika kebutuhan diri seseorang tidak terpenuhi. Dengan demikian maka seorang konsumen akan mempunyai gambaran tersendiri untuk mendapatkan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan seleranya.

Dengan adanya fenomena diatas maka peneliti bermaksud untuk mencoba menganalisa variabel-variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam menimbulkan minat beli produk hand and body lotion Citra, dengan mengambil judul :

“ Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Apakah faktor kebudayaan memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra?

2.Apakah faktor sosial memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra?

(21)

body lotion Citra?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Untuk menganalisa faktor kebudayaan terhadap minat beli hand and body lotion Citra.

2.Untuk menganalisa faktor sosial terhadap minat beli hand and body lotion Citra.

3.Untuk menganalisa faktor pribadi terhadap minat beli hand and body lotion Citra.

4.Untuk menganalisa faktor psikologis terhadap minat beli hand and body lotion Citra.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi Peneliti

(22)

untuk dapat mencetuskan ide setara dengan pemasaran dimasa yang akan datang dan membantu memberikan dasar bagi pengambilan kebijaksanaan perusahaan.

3. Bagi perguruan Tinggi

(23)

23

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu diambil dari jurnal : Yohanes Sondang Kunto dan

Inggried Kurniawan Khoe dengan judul “ Analisis Pasar Pelanggan Pria

Produk Facial Wash di Kota Surabaya”.

1. Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan

variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi Perilaku konsumen

terhadap keputusan memakai Facial wash di kota Surabaya.

2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas dan

reliabilitas untuk mengukur ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran ; analisi deskriptif untuk

memperoleh gambaran obyektif mengenai obyek penelitian ; analisis

Suharjo’s split untuk mengidentifikasi atribut-atribut under serviceuntuk

memberi masukan kepada pihak manajemen tentang atribut-atribut

produk yang harus ditingkatkan layanannya karena memiliki tingkat

kepuasan yang lebih rendah dibanding tingkat kepentingannya ; analisis

klaster untuk melakukan proses segmentasi terhadap sejumlah

responden berdasarkan variabel psikografis yang diukur dalam dimensi

attitude, interest, dan opinion yang diukur melalui 18 item pertanyaan

(24)

membagi sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda

berdasarkan sebuah kriteria tertentu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2002:9) mendefinisikan manajemen pemasaran

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi.

Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan

cara yang baik, maka dikenal sebagai manajemen pemasara. Adapun

definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “ Manajemen

Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan

pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,

membangun dan memelihara pertakaran yang menguntungkan dengan

pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”.

Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses

manajemen, yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan ini bertujuan

menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang

maupun jasa. Atau benda-benda lain yang memenuhi kebutuhan

psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran yang ditimbulkan

(25)

pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai

tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen

dipengaruhi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan produk-produk

perusahaan.

2.2.2 Perilaku Konsumen

2.2.2.1Pengertian Perilaku Konsumen

Ada beberapa definisi perilaku konsumen dalam buku karangan

(Simamora, 2002:2) yaitu :

a. Engel (1995 : 3)

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan

ini.

b. Loudon dan Bitta

Perilaku Konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang

mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi , memperoleh ,

menggunakan , atau mengatur barang dan jasa.

c. Kotler dan Amstrong

Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik

individu maupun rumah tangga , yang membeli produk untuk

(26)

2.2.2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam uapaya

memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi individu yang

bersangkutan dalam minat pembelian pada sebuah produk.

Menurut Simamora (2004 : 6), perilaku konsumen dipengaruhi

oleh faktor-faktor kebudayaan, soaial, psikologi dan pribadi. Dimana dapat

dijabarkan sebagai berikut :

2.2.2.3Faktor Kebudayaan

2.2.2.3.1 Pengertian Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan

paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami

peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas social pembeli.

2.2.2.3.2 Indikator Yang Mempengaruhi Kebudayaan

a. Kultur

Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan

dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya

dituntun oleh naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya

dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi,

preferensi, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah

tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di

(27)

berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat

menyediakan produk – produk baru yang diinginkan konsumen.

b. Subkultur

Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau

kelompok orang dengan system nilai yang sama berdasarkan

pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok

kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai

citrarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula halnya dengan

kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan

subkultur tersendiri. Banyaknya subkultur ini merupakan segmen

pasar yang penting, dan pemasar sering menemukan manfaat

dengan merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan

subkultur tersebut.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan

teratur dalam suatu masyarakat yang aggotanya mempunyai nilai,

minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh

factor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi

pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.

Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang

(28)

2.2.2.4Faktor Sosial

2.2.2.4.1 Pengertian Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial

seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari

konsumen. Faktor – faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan

konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar – benar

memperhitungkannya untuk menyususn strategi pemasaran.

2.2.2.4.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Sosial

Faktor-faktor yang tercakup dalam faktor sosial seperti

kelompok, keluarga, peran dan status.

a. Kelompok

Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh banyak kelompok

kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam mana

seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.

Ada yang disebut dengan primer, di mana anggotanya berinteraksi

secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada

pula yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang

berinteraksi secara formal tetapi tidak regular. Contohnya adalah

organisasi.

b. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh

(29)

keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam

hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan harga diri. Bahkan jika

pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh

terhadap perilaku pembeli tetap ada. Sedangkan pada keluarga

prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak

pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar perlu

menentukan bagaimana interaksi di antara para anggota keluarga

dalam pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari

pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka

masing – masing. Sehingga dengan memahami dinamika

pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat

dibantu dalam menetapkan strtegi pemasaran yang terbaik bagi

anggota keluarga yang tepat.

c. Peran dan Status

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari

segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Contohnya

adalah direktur memakai pakaian yang mahal dan mengendarai

mobil Marcedes.

(30)

2.2.2.5Faktor Pribadi

2.2.2.5.1 Pengertian Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti usia dan tahap daur-hidup pembeli, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang

bersangkutan.

2.2.2.5.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Pribadi

a. Usia dan tahap Daur Hidup

Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli

sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang

akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap

daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan

perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan

daur hidup manusia.

b. Pekerjaan

Pekarjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi

kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai

minat di atas rata-rat terhadap produk mereka.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan

(31)

tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indicator-indikator ekonomi

tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan

untuk menetapkan posisi produknya.

d. Gaya Hidup

Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan

pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.

Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang

bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan

pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar

secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai

tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan

mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada

karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan

relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian

sangat bermanfaat untuk menganalisa perilaku konsumen bagi

beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat

menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk

memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada

hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep

diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra

(32)

2.2.2.6Faktor Psikologis

2.2.2.6.1 Pengertian Faktor Psikologis

Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak

kebutuhan baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini

timbul darisuatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus,

dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah

kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti

kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh

lingkungannya.

2.2.2.6.2 Indikator yang Mempengaruhi Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor

psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta

kepercayaan dan sikap.

a. Motivasi

Kebanyakan dari kebutuhan – kebutuhan yang ada tidak

cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada

suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif

apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah

suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar

kepuasan.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana

(33)

Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai : proses dimana

individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan

informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti

mengenai dunia.

c. Proses Belajar (Learning)

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku

manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran

seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat,

tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat membangun

permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan

dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi, dan

dengan memberikan penguatan yang positif.

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan

mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan

mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu

pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.

Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan

emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Dapat

pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan

bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program

(34)

2.2.3 Minat Beli Konsumen

2.2.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman

terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap

dalam perilaku pembeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat

beli merupakan factor penting untuk proses perilaku pembelian secara

keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi banyak

factor.

Minat beli ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari

refleksi rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam

jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia (Schiffman & Kanuk,

2000 : 206).

Menurut Bagozzi (1999:20) menyatakan bahwa niat yang kuat

akan mendorong seseorang untuk berperilaku seperti diniatkan. Pada saat

konsumen memiliki niat untuk membeli sebuah produk, maka konsumen

tersebut telah memiliki kemampuan untuk membeli sebuah produk, serta

telah memiliki rencana tentang apa yang akan dilakukan untuk

mewujudkan niatnya tersebut dan konsumen tinggal melaksanakan niatnya

tersebut.

Menurut (Dharmestha 1998 dalam Urip trimulyono 2004)

menyatakan bahwa niat dapat diartikan sebagai niat untuk menggunakan

produk dari konsumen yang sudah atau yang belum pernah menggunakan.

(35)

niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor – faktor motivasi

yang memiliki dampak pada sesuatu, niat menunjukkan seberapa keras

seseorang berani mencoba, niat menunjukkan seberapa banyak upaya yang

direncanakan seseorang untuk dilakukan, nuat paling dekat dengan

perilaku selanjutnya.

2.2.3.2 Indikator yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Indikator-indikator yang dapat membentuk minat beli konsumen

menurut Augusty Ferdinand (2006 : 242) yaitu :

a. Intensitas Pencarian Informasi

Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu

produk.

b. Keinginan Segera Membeli

Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang

diinginkannya.

c. Keinginan Preferensial

Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk

membeli dan mengabaikan pihak lain.

2.2.4 Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen

Pengaruh dari perilaku konsumen yang dibentuk oleh faktor-faktor

budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dalam mempengaruhi minat beli

(36)

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling

dalam terhadap perilaku konsumen dalam membeli suatu produk sehingga

pemasar harus memahami pengaruh dari kultur, sub-kultur dan kelas

sosial. Hal ini sesuai dengan teori antropologi dalam (Simmamora,2002:6)

dimana teori ini memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh

lingkungan sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas termasuk

didalamnya kelompok yang lebih besar misalnya kebudayaan, sub-kultural

dan kelas sosial. Dimana kultur merupakan faktor penentu paling pokok

dari keinginan dan perilaku seseorang dan karena perilaku biasa dipelajari

dari lingkungan sekitarnya sehingga minat membeli sebuah produk juga

dipengaruhi oleh budaya yang ada disekitarnya. Tiap kultur mempunyai

subkultur yang lebih kecil berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang

sama karena setiap kelompok atau daerah mempunyai minat dan etnik

yang khas sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang selain itu

kelas sosial yang juga bagian kultur mempunyai pengaruh terhadap minat

karena suatu masyarakat yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang

sama dan tinggal pada suatu daerah akan berperilaku sama.

Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial

seperti kelompok, keluarga, peran dan status. Hal ini sesuai dengan teori

Sosiologi dalam (Simamora, 2002:6) yang menyatakan bahwa perilaku

seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga dan

kelompok sosial dimana seseorang itu menjadi anggota. Pada dasarnya

(37)

yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya. Minat seseorang

dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil, bisa kelompok primer dimana

anggotanya berinteraksi secara tidak formal dan kelompok sekunder yang

berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler. Anggota keluarga dapat

memberikan pengaruh terhadap minat beli seseorang karena keluarga

walaupun sudah tidak berhubungan masih memiliki pengaruh terhadap

minat seseorang, selain itu peran dan status seseorang membawa status

yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oeh perilaku konsumen

yang dicerminkan dari psikologi konsumen, pribadi konsumen dan sosial

konsumen. Menurut teori Self – Perception Theory yang menyatakan

bahwa perilaku seseorang dalam memutuskan sesuatu dipengaruhi oleh

sumber yang berasal dari diri sendiri dan sumber eksternal atau alasan

yang berasal dari luar diri. Maksudnya bahwa minat beli seseorang

dipengaruhi oleh kebutuhan dan selera seseorang yang berubah sesuai usia

dan tahap daur hidup dari keluarga selain itu pekerjaan seseorang juga

mempengaruhi minat apa yang akan dibeli seseorang, dengan keadaan

ekonomi yang mapan mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli

suatu produk, hal ini memperlihatkan kecenderungan dalam pendapatan

pribadi, tabungan dan tingkat bunga, selain itu gaya hidup seseorang juga

menunjukkan pola hidup yang bersangkutan yang mencerminkan dalam

(38)

Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik

yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan diakui, harga diri dan

kebutuhan untuk diterima lingkungan. Abraham Maslow dalam teori

motivasi yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun secara

berjenjang. Mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang

paling sedikit memberikan dorongan. Seseorang yang termotivasi untuk

bertindak melakukan sesuatu diawali dengan minat yang dipengaruhi oleh

persepsi terhadap sesuatu, selain itu proses belajar menjelaskan perubahan

perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman yang merupakan hasil

proses belajar. Hasil dari proses belajar tersebut adalah kepercayaan dan

sikap terhadap minat membeli suatu produk.

2.2.4.1 Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat Beli Konsumen

Menurut Stanton yang dikutip oleh Swastha (1987) Kebudayaan adalah

simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan manusia, diturunkan dari

generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur minat beli manusia dalam

masyarakat yang ada. Sehingga minat beli manusia juga ditentukan oleh

kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam

permintaan akan bermacam-macambarang dan jasa. Jadi, minat beli sangat

(39)

2.2.4.2 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Minat Beli Konsumen

Swasta dan Handoko (1997 : 37) manusia sebagai sosial animal yang

menyesuaikan diri dengan bentuk dan norma umum dari lingkungan kulturnya,

lingkungan hidupnya. Keinginan dan minat seseorang dibentuk oleh kelompok

masyarakat dalam mana ia menjadi anggota, dan kelompok-kelompok masyarakat

dalam mana ia ingin menjadi anggota.

2.2.4.3 Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen

Menurut Mangkunegara (1998 : 49) didefinisikan sebagai suatu bentuk

dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya.

Pribadi konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal (motif, IQ, emosi, cara

berfikir, persepsi) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, keluaraga, masyarakat,

sekolah, lingkungan alam). Pribadi sangat mempengaruhi persepsi dan minat beli

seseorang.

2.2.4.2 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen

Minat membeli individual sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis

diantaranya motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap.

Faktor-faktor tersebut adalah hal yang digunakan oleh konsumen dalam berinteraksi.

Faktor tersebut juga merupakan alat bagi konsumen untuk mengenali perasaan

mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi. Menurut Stanton (1984 :

155), kekuatan-kekuatan psikologis yang mempengaruhi seseorang pada waktu

(40)

Faktor Peran & Status

(X2.3)

Pekerjaan (X3.2) Keadaan Ekonomi

(X3.3) Gaya Hidup

(X3.4) Usia & Tahap Daur Hidup

(X3.1)

Kepribadian dan Konsep diri (X3.5) Kepercayaan & Sikap

(41)

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan

landasan teori maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga faktor kebudayaan memiliki pengaruh positif terhadap minat

beli hand and body lotion Citra

2. Diduga faktor sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat beli

hand and body lotion Citra

3. Diduga faktor pribadi memiliki pengaruh positif terhadap minat beli

hand and body lotion Citra

4. Diduga faktor psikologis memiliki pengaruh positif terhadap minat beli

(42)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.

Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan

suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan (Engel,1995).

Variabel ini mempunyai empat indikator :

a. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayyan mempunyai pengaruh yang paling luas dan

paling dalam terhadap perilaku konsumen.

b. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti

kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.

(43)

seperti usia dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

d. Faktor Psikologis

Psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis

tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk

diterima oleh lingkungannya.

2. Minat Beli Ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi

rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam jumlah tertentu

dari beberapa merek yang tersedia (Schiffman & Kanuk, 2000 : 206). Variabel

ini mempunyai tiga indikator :

a. Intensitas Pencarian Infprmasi

Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu produk.

b. Keinginan Segera Membeli

Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang

diinginkannya.

c. Keinginan Preferensial

Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk membeli

dan mengabaikan pilihan lain.

(44)

variabel yang akan diukur dijabarkan indikator variabel, kemudian indicator

tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang

dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Positive sampai sangat negative

(Sugiyono 2003:107).

Untuk keperluan analisis kualitatif, dalam penelitian ini maka

jawaban dapat diberi skor, misalnya :

• Nilai 1 = Sangat tidak setuju (STS)

• Nilai 2 = Tidak setuju (TS)

• Nilai 3 = Cukup (C)

• Nilai 4 = Setuju (S)

• Nilai 5 = Sangat setuju (SS)

3.2 Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen yang akan menggunakan

dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan.

b. Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah konsumen hand and

body lotion citra di Surabaya Selatan yang menggunakan hand and body lotion

Citra dan telah berusia 17 tahun keatas. Metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah sampel dengan Purposive sampling yaitu sampel yang dipilih

berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk

(45)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 x 6 = 108 data responden.

3.2.1 Jenis Data

 Primer

Data yang diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner yang

disebarkan ke pengunjung berisikan pendapat mereka mengenai

Hand and body lotion Citra.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden

melalui instrument kuesioner.

3.2.3 Pengumpulan Data

a. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung dan mendapatkan bukti – bukti

yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan

daftar kuesioner kepada responden untuk dijawab berdasarkan

pendapat responden terhadap hand and body lotion Citra.

3.3 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.3.1 Uji Reliabilitas dan Validitas

Validitas mengandung pengertian bahwa hasil pengukuran sudah valid

(46)

pengukuran.Analisis kehandalan bertujuan untuk mengukur konsistensi dari setiap

item pertanyaan dalam penelitian dengan meggunakan teknik Alpha Cronbach,

seperti yang dikatakan oleh Alpha Cronbach dalam Azwar (1997:9) bahwa

besarnya koefisien reliabilitas berkisar dari 0,0 sampai dengan 1,0 akan tetapi

kenyataannya koefisien sebesar 1,0 dan sekecil 0,0 tidak pernah dijumpai.

Instrumen pengukuran dikatak reliabel apabila memberikan nilaai Alpha

Cronbach >0,6.

Uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat

loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable.

Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance-extracted.

Construct reliability dan variance-extracted dihitung dalam rumus berikut :

Construct Reliability =

3.3.2 Uji Univariant dan Multivariant

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim baik

secara univaret maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi

karakteristik untuk yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi – observasi lainnya (Ferdinand, 2002 : 52).

(47)

ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi

nilai data penelitian ke dalan standard score atau yang bias disebut dengan

z-score, yang mempunyai rata – rata nol dengan standard deviasi sebesar 1,00

(Hair.et.al.,1995). Bila nilai – nilai itu dinyatakan dengan dalam format yang

standard (z-score), maka pertandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat

dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah

nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair

dkk, 1995 dalam Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi –

observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.3.2.2Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap outlier multivariat perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outlier bila sudahsaling dikombinasikan. Jarak

Mahalanalobis (The Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung

dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata – rata semua variabel dalam

sebuah variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat

dilakukan dengan menggunakan criteria jarak Mahalanolobis pada tingkat p <

0,001. Jarak Mahalanolobis itu dapat dievaluasikan dengan menggunakan nilai X²

pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian.

Dan apabila jarak Mahalanolobis lebih besar dari nilai X² tabel adalah Outlier

(48)

Sebaran data harus dianalisis. Untuk mengetahui apakah asuransi

normalitas di penuhi, sehingga data dapat diolah lanjut pada path diagram. Untuk

menguji normalitas dan distribusi data yang digunakan dalam analisis, peneliti

dapat menggunakan uji – uji statistic. Nilai statistic untuk menguji normalitas itu

disebut sebagai z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :

Nilai - z =

N 6 Skewness

dimana N adalah ukuran sampel

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical rasio (Ferdinand, 2000 :

95), maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis

dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan yang dikehendaki. Misalnya bila

nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi

mengenai normalitas dan distribusi pada tingkat 0,01.

3.3.3 Analisis Path Dengan Menggunakan Permodelan SEM (Structural Equation

Modeling)

Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

measurement model dan structural model. Measurement model atau model

pengukuran model ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau

faktor berdasarkan indikator – indikator empirisnya. Srtuctural model adalah

mengenai sruktural hubungan yang membentuk atau menjelaskan kualitas antar

(49)

yang perlu dilakukan adalah :

a. Pengembangan model berbasis teori

Langkah pertama dalam pengembangan SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat,

setelah itu model tersebut di validasi secara empiric melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan

memudahkan peneliti melihat hubungan – hubungan kausalitas ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur

Setelah teori atau model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah

diagram alur, spesifikasi model dikonversikan dalam rangkaian persamaan.

d. Memilih model input dan estimasi model

Perbedaan SEM dengan teknik multivariate lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam permodelan estimasinya. SEM hanya akan

menggunakan matriks Varian’s/ kovarians atau matrik korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan.

e. Menilai problem identifikasi

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

estimasi yang baik.

(50)

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya

disajikan.

3. Muncul angka – angka yang aneh seperti adanya Varian’s error yang

negative.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

5.

f. Evaluasi model

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap

berbagai kriteria goodnes of fit. Kriteria – kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan

dengan perbandingan 5 observasi untuk estimated parameter.

2. Normalitas dan linearitas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity dan singularity

Pengujian model dengan two step approach digunakan untuk

mengatasi sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir

instrument yang digunakan (Harline dan Ferrel,1995) dan keakuratan

reliabilitas indikator – indikator terbaik dapat dicapai dengan two step

approach ini, yang bertujuan untuk menghindari interaksi antar model

(51)

terhadap measurement model dan estimasi terhadap sructural model

(Anderson dan gerbing,1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM

dengan two step approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skalu butir – butir setiap konstruk menjadi sebuah

indikator summed scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang

berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi (z-scores) dengan mean =

0, deviasi standar = 1, yang tuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh

– pengaruh skala yang berbeda – beda tersebut (Hair t.al.,1998).

b. Menetapkan error (Є) dan lambda (λ) terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,1 kali σ² dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ

(Anderson dan Gerbing,1998). Perhitungan construct reliability (α) dapat

dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS (Statistical

Package For Social science). Setelah error (Є) dan lambda (λ) terms

diketahui, skor – skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada

analisis model pengukuran SEM.

3.3.4 Evaluasi Multicolinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah dapat penelitian terdapat mulitikolinearitas atas

singularity dalam kombinasi – kombinasi variabel, maka yang perlu diamati

adalah data determinasi dari matriks kovarians sampelnya. Determinasi yang kecil

atau mendekati nol akan mengindikasi adanya multikolinearitas atai singularity,

(52)

Umumnya dalam analisis SEM berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengatur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan

datayang disajikan. Berikut ini adalah indeks kesesuaian dan out-off valuenya

untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. X² Chi-Square Statistic

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah like hood

ratio chi-square statistic. Model diuji akan dipandang baik atau memuaskan

apabila ada nilai chi-squareny rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik

model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off valuenya

sebesar p>0.05 atau p >0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error Of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-square statistic dalam sampel yang benar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi.

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks

untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model

ini berdasarkan degress of freedom.

c. GFI – Goodness of Fit Index

GFI adalah analog dari R² dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan

menghitung proporsi tertimbang dari Varian’s dalam matriks kovarians

sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang diestimasikan. GFI adalah

(53)

menunjukkan sebuah “better fit”.

d. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index

AGFI = GF/DF. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun

AGFI adalah kriteria yang memperhitungksn proporsi tertimbang dari varian’s

dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat di

interprestasikan sebagai tingkatan yang baik-good overall model fit (baik)

sedangkan besaran antara nilai 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan cukup

adverquate fit (Hulland et.al.,1996).

e. CMIN/DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedom nya akan menghasilkan salah satu indikator untuk mengukur tingkat

fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statitik

chi-square. X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah

indikasi dari accetable fit antara model dan data.

f. TLI – Tucker Lewis Index

Sebuah alternatif internal fit index yang membandingkan sebuah model yang

diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai

acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0,95 dan nilai

yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

(54)

mendekati 1 , mengindikasikan tingkat yang paling tinggi (a very good fit).

Nilai yang direkomendasikan adalah CFI >0,95.

BAB IV

(55)

4.1.1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk.

PT. Unilever Indonesia Tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van

Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van Nederlandsch-Indie dengan No. 14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desembar 1933 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934.

Nama Perseroan di ubah menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H. No. 171 tanggal 22 Juli 1980. Selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta Tn. Mudofir Hadi, S.H. No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 Th. 98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam tambahan No. 39 Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998. Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15 % sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933, dan Perseroan berlokasi di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Cikarang dan Surabaya

4.1.2. Citra Hand and Body Lotion

Citra adalah merek lokal di Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi

merek perawatan kulit lengkap yang memberikan kecantikan alami secara

keseluruhan. Citra diketahui sebagai merek kecantikan dengan bahan-bahan alami

dari warisan kuat budaya Indonesia, dan telah beredar di Indonesia selama lebih dari

20 tahun. Citra dikenal pertama kali sebagai merek Hand & Body Lotion tetapi

beberapa tahun belakangan ini telah memperluas merek ke segmen lain seperti Sabun

Cair, Body Scrub, Pembersih Wajah dan Pelembab Wajah. Konsumen sasaran Citra

adalah wanita berusia 15 hingga 35 tahun yang ingin menjadi modern tanpa

melupakan norma-norma sosial Indonesia. Mereka juga percaya pada kandungan

(56)

pertama, Citra menginginkan Merek Perawatan Kulit Lengkap yang tercermin dari

jajaran produk perawatan kulit Citra yang sudah ada. Untuk Perawatan Tubuh, Citra

memiliki Citra Hand & Body Lotion, Citra Liquid Soap dan Citra Body Scrub.

Sementara itu, untuk Perawatan Wajah, Citra memiliki Citra Hazeline Moisturizer

dan Citra Face Cleanser. Citra akan terus menciptakan inovasi strategis yang

berkaitan dengan konsumennya.

Misi kedua, Citra ingin membantu wanita Indonesia menyeimbangkan

pikiran dan tubuh mereka. Citra sadar bahwa wanita Indonesia memiliki peran ganda

dalam menjalani hidup dan ada permintaan tinggi dari masyarakat untuk wanita ini

untuk menjalankan peran mereka. Dengan memiliki keseimbangan pikiran dan

tubuh, wanita dapat memainkan peran dengan lebih baik dan hal ini akan membawa

ke hubungan harmonis dengan masyarakat. Berdasarkan semua alasan ini, Citra

meluncurkan varian wewangian aromaterapi, karena manfaat aromaterapi sudah

dikenal luas untuk membantu mengendurkan ketegangan panca indra dan

menenangkan pikiran dan tubuh.

Untuk mendukung kedua misi tersebut di atas, Citra meluncurkan aktivasi

Rumah Cantik Citra (RCC). RCC adalah rumah spa untuk merasakan seluruh produk

Citra dalam merawat dan mempercantik tubuh dan jiwa.(

www.unilever.co.id/id/produkkami/personalcare/citra.asp)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

(57)

menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya

Selatan yang setelah disebarkan kuesioner maka jumlah responden dalam

penelitian ini adalah 108 orang.

1. Deskripsi Karakteristik Resonden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1.

KarakteristikResponden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 10 9,3

2 Wanita 98 90,7

Total 108 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin Pria yakni sebanyak

10 orang atau sebesar 9,3%, sedangkan yang mempunyai jenis kelamin

wanita dengan jumlah sebanyak 98 orang atau sebesar 90,7%

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden

(58)

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17 –20 tahun 25 23,2

2 21 – 30 tahun 40 37

3 31 – 40 tahun 35 32,4

4 > 40 Tahun 8 7,4

Total 108 100 Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang yang akan menggunakan

dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yaitu

yang berusia 17 sampai 20 tahun berjumlah 25 orang atau sebesar 23,2%,

yang berusia 21-30 tahun berjumlah 40 orang atau 37% dan yang berusia 31

sampai 40 tahun sebanyak 35 orang atau sebesar 32,4% dan yang berusia

lebih dari 40 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 7,4%.

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan pekarjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Pegawai Negeri 23 21,2

2 Pegawai Swasta 40 37,2

3 Mahasiswa 35 32,4

4 Dan lain-lain 10 9,2

(59)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang yang akan menggunakan

dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yaitu

yang mempunyai pekerjaan pegawai swasta berjumlah 40 orang atau sebesar

37,2%, kemudian yang mempunyai pekerjaan mahasiswa berjumlah 35 orang

atau 32,4% dan yang memunyai pekerjaan pegawai swasta sebanyak 23 orang

atau sebesar 21,2% dan yang pekerjaan lain-lain sebanyak 10 orang atau

sebesar 9,2%.

4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 4.4.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Kebudayaan(X1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1

menurut responden menggunakan hand and

body lotion merupakan kebiasaan masyarakat

0 7 37 47 17 108

2

Menurut responden suatu kebiasaan kelompok atau kumpulan dapat mnimbulkan pengaruh minat beli pada produk hand and body kotion Citra

(60)

3 menimbulkan pengaruh minat

beli hand and body lotion

Citra

0 3 50 43 12 108

Total 0 16 12

7 14

1 40

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan oleh

reseponden dapat dikatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan mengenai faktor

kebudayaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan

jawaban setuju bahwa menggunakan hand and body lotion merupakan kebiasaan

masyarakat, kebiasaan kelompok atau kumpulan dapat menimbulkan pengaruh minat

beli pada produk hand and body lotion Citra dan tingkat sosial masyrakat dapat

menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and bodi lotion Citra.

4.2.3. Deskripsi Variabel Fkator Sosial (X2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 4.5.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Sosial (X2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

(61)

1 menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and body lotion Citra

3 8 33 48 16 108

2

Menurut responden keluarga dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand body lotion Citra

0 7 40 50 11 108

3

Menurut responden status di

masyarakat dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra

0 11 44 43 10 108

Total 3 26 11

7 14

1 37

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan

reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa

kelompok disekitar responden dapat menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand

and body lotion Citra, keluarga dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli

hand body lotion Citra dan status di masyarakat dapat menimbulkan pengaruh

terhadap minat beli hand and body lotion Citra.

4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 4.6.

(62)

1

Menurut responden usia dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra

0 5 34 64 5 108

2

Menurut responden pekerjaan dapat mempengaruhi minat

beli hand and body lotion

Citra

0 8 37 49 14 108

3

Menurut responden keadaan

ekonomi dapat mempengaruhi minat beli

hand and body lotion Citra

0 4 43 49 12 108

4

Menurut responden membeli hand and body lotion merupakan gaya hidup modern

0 5 41 54 8 108

5

Menurut respoden membeli hand body lotion Citra sudah sesuai dengan kepribadian responden

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang

diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban

bahwa usia dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, pekerjaan

dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, keadaan ekonomi

dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, membeli hand and

body lotion merupakan gaya hidup modern dan membeli hand body lotion Citra

sudah sesuai dengan kepribadian responden.

(63)

responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 4.7.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Psikologi (X4)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1

Respoden membeli hand and body lotion Citra karena sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan

0 7 43 46 6 108

2

Hand and body lotion Ctra karena sudah sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan

0 8 50 45 5 108

3

Menurut responden hand and body lotion Citra memberi pengaruh, dorongan, respond dan pembenaran pada diri responden

0 8 55 44 1 108

4

Pengalaman responden menggunkan hand and body lotion Citra membuat responden percaya untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang

diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban

bahwa respoden membeli hand and body lotion Citra karena sesuai dengan

kebutuhan responden, hand and body lotion Ctra karena sudah sesuai dengan

kebutuhan yang responden inginkan, menurut responden hand and body lotion

(64)

responden percaya untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut.

4.2.6. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para

responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Tabel 4.8.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1

Merek hand body lotion Citra saat ini memang sudah sesuia dengan apa yang responden inginkan

0 10 47 42 9 108

2

Menurut responden harga hand and body lotion Citra

membuat responden melakukan pembelian ulang

0 11 42 45 10 108

3

Menurut responden kualitas hand and body lotion Citra membuat responden yakin untuk menggunakan hand and body lotion ini

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang

diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban

bahwa merek hand body lotion Citra saat ini memang sudah sesuia dengan apa

yang responden inginkan, menurut responden harga hand and body lotion Citra

(65)

and body lotion ini.

4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang

digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk

menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis

maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat

ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58.

Hasil pengujian Normalitas pada penelitian ini akan ditampilkan pada tabel

berikut :

Tabel 4.9.

Hasil Pengujian Normalitas

Gambar

Tabel 1 :  Brand Share Kategori Hand and Body Lotion  Tahun 2008 - 2009
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada lestari komputer manado.(Dama, 2016) Dari kajian penelitian diatas, bahwa penelitian yang penulis

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli konsumen di Toko Imelda Ponsel Telukdalam Kabupaten Nias

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Eletronic Word Of Mouth, Brand Awereness dan Citra Merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli konsumen Kopi

Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen Berdasarkan dari semua hasil pengujian statistik yang dapat dibuktikandari uji simultan F dapat ditarik

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BELI KONSUMEN PADA INDOMARET Studi pada Indomaret Cabang Adhyaksa Kota Banjarmasin Anzilimah, 2020, Pembimbing I : Dwi Wahyu

Hipotesis 2 H2:terdapat pengaruh signifikan kualitas produk terhadapminat beli konsumen Teh Celup SariWangi di Kecamatan Adimulyo Hipotesis 3 H3 : terdapat pengaruh signifikan citra

Analisis Pengaruh Desain Kemasan, Citra Merek, Dan Harga Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Studi Kasus Produk Susu Bubuk Chil-Kid Perusahaan Kalbe Nutritionals doctoral

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh brand image, harga, dan promosisecara langsung terhadap minat beli konsumen, dan pengaruh brand image, harga, dan promosi