1 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh:
DIAN AYU YULIASTUTI 0612010044/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI HAND AND BODY LOTION
CITRA DI SURABAYA SELATAN
Disusun Oleh :
Dian Ayu Yuliastuti
0612010044/FE/EMTelah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 30 Juli 2010
Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama : Ketua
Drs.Ec.Gendut Sukarno,MS Drs. Ec. Gendut Sukarno,MS Sekretaris
Dra. Ec. Tri Kartika P,Msi Anggota
Dra. Ec. Hj. Kustini, Msi
Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Hand and Body Lotion Citra Di Surabaya Selatan “. Dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materii, Khususnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir.Teguh Soedarto,MP , selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs.Ec.Gendut Soekarno,MS , selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.
6. Suamiiku tercinta beserta anakku yang masih ada dalam kandungan yang telah memberikan dukungan baik secara materiil dan spirituilnya. Tidak akan pernah sanggup penulis uraikan dan mungkin membalasnya.
7. Serta teman-temanku yang telah memberikan dukungan dan banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skrpsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membantu dari pembaca pihak lain.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya , Juli 2010
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8
2.2.2. Perilaku Konsumen ... 9
2.2.2.1.Pengertian Perilaku Konsumen ... 9
2.2.2.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 10
2.2.2.3.Faktor Kebudayaan ... 10
Faktor Kebudayaan ... 10 2.2.2.4.Faktor Sosial ... 12 2.2.2.4.1. Pengertian Faktor Sosial ... 12 2.2.2.4.2. Indikator Yang Mempengaruhi
Faktor Sosial ... 12 2.2.2.5.Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.5.1. Pengertian Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.5.2. Indikator Yang Mempengaruhi
Faktor Pribadi ... 14 2.2.2.6.Faktor Psikologis ... 16 2.2.2.6.1. Pengertian Faktor Psikologis ... 16 2.2.2.6.2. Indikator Yang Mempengaruhi
Faktor Psikologis ... 16 2.2.3. Minat Beli Konsumen ... 18 2.2.3.1. Pengertian Minat Beli Konsumen ... 18 2.2.3.2.Indikator Yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen ... 19 2.2.4. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli
Konsumen ... 19 2.2.4.1. Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat
Konsumen ... 23
2.2.4.3. Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23
2.2.4.4. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen ... 23
2.3. Kerangka Konseptual ... 24
2.4. Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 26
3.1.1. Pengukuran Variabel ... 28
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 28
3.2.1. Jenis Data ... 29
3.2.2. Sumber Data ... 29
3.2.3. Pengumpulan Data ... 29
3.3. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 30
3.3.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 30
3.3.2. Uji Univariant dan Multivariant ... 31
3.3.2.1. Uji Outlier Univariant ... 31
3.3.2.2. Uji Oulier Multivariant ... 31
3.3.2.3. Uji Normalitas Data ... 32
3.3.5. Uji Hipotesis ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 40
4.1.1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk. ... 40
4.1.2. Citra Hand and Body Lotion ... 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42
4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 42
4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1) ... 45
4.2.3. Deskripsi Variabel Fkator Sosial (X2) ... 47
4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3) ... 48
4.2.5. Deskripsi Variabel Faktor Psikologi (X4) ... 49
4.2.6. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 50
4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis ... 51
4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 51
4.3.2. Evaluasi atas Outlier ... 53
4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 54
4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55
4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 60
4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 62
4.4. Pembahasan ... 63
4.4.1. Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Minat Beli ... 64
4.4.4. Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Minat Beli ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
5.1. Kesimpulan ... 68
5.2. Saran ... 68
Tabel 1. 1. Brand Share Kategori Hand and Body Lotion Tahun 2008-2009. 3
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Kebudayaan (X1) ... 46
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Sosial (X2) ... 47
Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Pribadi (X3) ... 48
Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Psikologi (X4) ... 49
Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y) 50
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Normalitas ... 52
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 54
Tabel 4.11. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 55
Tabel 4.12. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 57
Tabel 4.13. Construct Reliability & Variance Extrated ... 59
Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 61
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Faktor Budaya (X1),
Variabel Faktor Sosial (X2), Variabel Faktor Pribadi (X3), Variabel
Faktor Psikologi (X4) dan Minat Beli (Y)
Lampiran 3. Hasil Pengujian Normalitas Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier
Lampiran 5 Hasil Pengujian Validitas Standardize faktor loading dan construct dengan confirmatory factor analysis
Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability Consistency Internal
DI SURABAYA SELATAN Dian Ayu Yuliastuti
Abstraksi
Persaiangan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk bersaing, salah satunya adalah dengan persaingan antar merek. Untuk tujuan tersebut maka manajer pemasaran membutuhkan pengetahuan mengenai perilaku kosnumen agar dapat mengetahui keinginan konsumen. Dengan mengetahui keinginan konsumen maka manajer pemasaran akan dapat meningkatkan minat beli konsumen, minat beli konsumen didorong oleh kebutuhan yang ada dalam diri seseorang dan keinginan seseorang terpengaruh jika konsumen menunjukkan rasa senang dan kecewa jika kebutuhan diri seseorang tidak terpenuhi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor dari perilaku konsumen terhadap minat beli konsumen hand and body lotion citra di Surabaya Selatan.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah kesesuaian faktor Kebudayaan (X1), Faktor Sosial (X2), Faktor Pribadi (X3), Faktor Psikologi (X4)
dan Minat Beli (Y).Populasi yang digunakan adalah seluruh konsumen yang akan menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu, dengan jumlah sampel sebanyak 108 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari responden secara langsung yaitu menyebarkan kuesioner pada para responden. Metode pengambilan data melalui metode observasi dan metode kuesioner. Cara pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan indikator variabelnya kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penelitian yang
menganalisis beberapa faktor-faktor perilaku konsumen terhadap minat beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan diperoleh hasil bahwa Faktor Budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli , Faktor Sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli , Faktor Pribadi
berpengaruh positif terhadap Minat Beli , Faktor Psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk bersaing, salah satunya adalah dengan persaingan antar merek. Dengan adanya perkembangan teknologi para produsen berusaha untuk menjaga reputasi atau menjaga kualitas dan mutu dari produk yang dihasilkan. Apabila produk tersebut kualitasnya buruk maka konsumen secara langsung akan meninggalkannya dan akan mencoba produk yang lainnya.
Tapi apabila suatu produk punya kualitas yang baik maka konsumen secara langsung pasti akan mempertahankan produk tersebut dan mungkin akan menyebarkan informasi ini kepada konsumen lain bahwa produk ini mempunyai mutu yang baik.
dimana promosi sangat diperlukan untuk menarik minat beli konsumen pada suatu produk. Jadi kegiatan promosi sangatlah diperlukan oleh perusahaan , karena promosi yang tidak berhasil juga akan mempengaruhi tingkat pembelian konsumen.
Menurut Howard (1994 : 41) minat beli dapat didefinisikan sebagai suatu tahapan dalam batin konsumen yang mencerminkan rencana untuk melakukan suatu pembelian suatu jenis produk dengan merek dan jangkan waktu tertentu.
Umumnya pertimbangan minat beli atas suatu produk yang berkualitas baik dan dengan harga yang sesuai dengan kemampuan belinya. Menurut kotler (1997 : 52) menyatakan bahwa produsen dalam menawarkan produk berpikir melalui pertimbangan lima tingkatan produk yaitu Core Benefit , Generic Product , Expected Product , Augmented Product ,
Potential Product.
Salah satu produk hand and body lotion yang dianggap sebagai produk yang cukup familiar (dikenal) dalam masayarakat adalah hand and body lotion merek Citra. Beberapa keunggulan hand and body lotion Citra
permanen untuk merasakan sepenuhnya produk-produk Citra untuk merawat dan mempercantik jiwa. Pada bulan Februari 2006, Citra juga meluncurkan kembali varian Citra Hand & Body Lotion (Citra Bengkoang White Lotion , Citra The Hijau Beauty Lotion dan Citra Mangir Beauty Lotion) dan meluncurkan Citra Sabun Cair (Citra Bengkoang White Milk Bath dan Citra The Hijau Refreshing Bath).
Berikut ini akan disajikan tabel Brand Share kategori Hand and Body Lotion mulai tahun 2008 – 2009, berdasarkan SWA September 2009 :
Tabel 1 : Brand Share Kategori Hand and Body Lotion Tahun 2008 - 2009
Kategori No Merk Brand Share
2008 2009 Hand and
Body Lotion
1 Vaseline 39,5% 40,2%
2 Citra 50,1% 37,8%
3 Nivea 38,4% 32%
Sumber : SWA September 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Hand and Body Lotion Citra mengalami penurunan pada tahun 2009 dengan brand share
37,8%. Brand share dapat didefinisikan melalui identifikasi, pengukuran dan analisis kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menginterprestasikan informasi tersebut ke dalam tindakan-tindakan untuk menciptakan minat membeli seseorang (Knapp,2001 : 95). Oleh karena itu, perasaan konsumen tentang nilai akan selalu berubah. Penurunan brand share hand and body lotion Citra mengindikasikan kurangnya minat beli konsumen terhadap
diri seseorang dan keinginan bahwa batin/diri seseorang terpengaruh jika konsumen menunjukkan rasa senang, dan kecewa jika kebutuhan diri seseorang tidak terpenuhi. Dengan demikian maka seorang konsumen akan mempunyai gambaran tersendiri untuk mendapatkan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan seleranya.
Dengan adanya fenomena diatas maka peneliti bermaksud untuk mencoba menganalisa variabel-variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam menimbulkan minat beli produk hand and body lotion Citra, dengan mengambil judul :
“ Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Hand and Body Lotion Citra di Surabaya Selatan.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Apakah faktor kebudayaan memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra?
2.Apakah faktor sosial memiliki pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra?
body lotion Citra?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk menganalisa faktor kebudayaan terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
2.Untuk menganalisa faktor sosial terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
3.Untuk menganalisa faktor pribadi terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
4.Untuk menganalisa faktor psikologis terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi Peneliti
untuk dapat mencetuskan ide setara dengan pemasaran dimasa yang akan datang dan membantu memberikan dasar bagi pengambilan kebijaksanaan perusahaan.
3. Bagi perguruan Tinggi
23
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu diambil dari jurnal : Yohanes Sondang Kunto dan
Inggried Kurniawan Khoe dengan judul “ Analisis Pasar Pelanggan Pria
Produk Facial Wash di Kota Surabaya”.
1. Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan
variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi Perilaku konsumen
terhadap keputusan memakai Facial wash di kota Surabaya.
2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas dan
reliabilitas untuk mengukur ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran ; analisi deskriptif untuk
memperoleh gambaran obyektif mengenai obyek penelitian ; analisis
Suharjo’s split untuk mengidentifikasi atribut-atribut under serviceuntuk
memberi masukan kepada pihak manajemen tentang atribut-atribut
produk yang harus ditingkatkan layanannya karena memiliki tingkat
kepuasan yang lebih rendah dibanding tingkat kepentingannya ; analisis
klaster untuk melakukan proses segmentasi terhadap sejumlah
responden berdasarkan variabel psikografis yang diukur dalam dimensi
attitude, interest, dan opinion yang diukur melalui 18 item pertanyaan
membagi sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda
berdasarkan sebuah kriteria tertentu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002:9) mendefinisikan manajemen pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi.
Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan
cara yang baik, maka dikenal sebagai manajemen pemasara. Adapun
definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “ Manajemen
Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun dan memelihara pertakaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan”.
Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses
manajemen, yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan ini bertujuan
menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang
maupun jasa. Atau benda-benda lain yang memenuhi kebutuhan
psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran yang ditimbulkan
pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai
tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen
dipengaruhi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan produk-produk
perusahaan.
2.2.2 Perilaku Konsumen
2.2.2.1Pengertian Perilaku Konsumen
Ada beberapa definisi perilaku konsumen dalam buku karangan
(Simamora, 2002:2) yaitu :
a. Engel (1995 : 3)
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
ini.
b. Loudon dan Bitta
Perilaku Konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang
mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi , memperoleh ,
menggunakan , atau mengatur barang dan jasa.
c. Kotler dan Amstrong
Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik
individu maupun rumah tangga , yang membeli produk untuk
2.2.2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam uapaya
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi individu yang
bersangkutan dalam minat pembelian pada sebuah produk.
Menurut Simamora (2004 : 6), perilaku konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor kebudayaan, soaial, psikologi dan pribadi. Dimana dapat
dijabarkan sebagai berikut :
2.2.2.3Faktor Kebudayaan
2.2.2.3.1 Pengertian Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami
peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas social pembeli.
2.2.2.3.2 Indikator Yang Mempengaruhi Kebudayaan
a. Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan
dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya
dituntun oleh naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya
dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi,
preferensi, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah
tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di
berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat
menyediakan produk – produk baru yang diinginkan konsumen.
b. Subkultur
Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau
kelompok orang dengan system nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok
kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai
citrarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula halnya dengan
kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan
subkultur tersendiri. Banyaknya subkultur ini merupakan segmen
pasar yang penting, dan pemasar sering menemukan manfaat
dengan merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan
subkultur tersebut.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan
teratur dalam suatu masyarakat yang aggotanya mempunyai nilai,
minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh
factor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi
pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.
Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang
2.2.2.4Faktor Sosial
2.2.2.4.1 Pengertian Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari
konsumen. Faktor – faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan
konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar – benar
memperhitungkannya untuk menyususn strategi pemasaran.
2.2.2.4.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Sosial
Faktor-faktor yang tercakup dalam faktor sosial seperti
kelompok, keluarga, peran dan status.
a. Kelompok
Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam mana
seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.
Ada yang disebut dengan primer, di mana anggotanya berinteraksi
secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada
pula yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang
berinteraksi secara formal tetapi tidak regular. Contohnya adalah
organisasi.
b. Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam
hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan harga diri. Bahkan jika
pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh
terhadap perilaku pembeli tetap ada. Sedangkan pada keluarga
prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak
pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar perlu
menentukan bagaimana interaksi di antara para anggota keluarga
dalam pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari
pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka
masing – masing. Sehingga dengan memahami dinamika
pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat
dibantu dalam menetapkan strtegi pemasaran yang terbaik bagi
anggota keluarga yang tepat.
c. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari
segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Contohnya
adalah direktur memakai pakaian yang mahal dan mengendarai
mobil Marcedes.
2.2.2.5Faktor Pribadi
2.2.2.5.1 Pengertian Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti usia dan tahap daur-hidup pembeli, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang
bersangkutan.
2.2.2.5.2 Indikator Yang Mempengaruhi Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap Daur Hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli
sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang
akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap
daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan
perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan
daur hidup manusia.
b. Pekerjaan
Pekarjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi
kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai
minat di atas rata-rat terhadap produk mereka.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk.
Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan
tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indicator-indikator ekonomi
tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan
untuk menetapkan posisi produknya.
d. Gaya Hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan
pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar
secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai
tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada
karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan
relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian
sangat bermanfaat untuk menganalisa perilaku konsumen bagi
beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat
menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk
memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada
hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep
diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra
2.2.2.6Faktor Psikologis
2.2.2.6.1 Pengertian Faktor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak
kebutuhan baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini
timbul darisuatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus,
dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti
kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh
lingkungannya.
2.2.2.6.2 Indikator yang Mempengaruhi Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta
kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Kebanyakan dari kebutuhan – kebutuhan yang ada tidak
cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada
suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif
apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah
suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar
kepuasan.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana
Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai : proses dimana
individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
mengenai dunia.
c. Proses Belajar (Learning)
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku
manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran
seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat,
tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat membangun
permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan
dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi, dan
dengan memberikan penguatan yang positif.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan
mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan
mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu
pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.
Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan
emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Dapat
pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan
bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program
2.2.3 Minat Beli Konsumen
2.2.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman
terhadap perilaku konsumen karena minat beli adalah salah satu tahap
dalam perilaku pembeli. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat
beli merupakan factor penting untuk proses perilaku pembelian secara
keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang dipengaruhi banyak
factor.
Minat beli ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari
refleksi rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam
jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia (Schiffman & Kanuk,
2000 : 206).
Menurut Bagozzi (1999:20) menyatakan bahwa niat yang kuat
akan mendorong seseorang untuk berperilaku seperti diniatkan. Pada saat
konsumen memiliki niat untuk membeli sebuah produk, maka konsumen
tersebut telah memiliki kemampuan untuk membeli sebuah produk, serta
telah memiliki rencana tentang apa yang akan dilakukan untuk
mewujudkan niatnya tersebut dan konsumen tinggal melaksanakan niatnya
tersebut.
Menurut (Dharmestha 1998 dalam Urip trimulyono 2004)
menyatakan bahwa niat dapat diartikan sebagai niat untuk menggunakan
produk dari konsumen yang sudah atau yang belum pernah menggunakan.
niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor – faktor motivasi
yang memiliki dampak pada sesuatu, niat menunjukkan seberapa keras
seseorang berani mencoba, niat menunjukkan seberapa banyak upaya yang
direncanakan seseorang untuk dilakukan, nuat paling dekat dengan
perilaku selanjutnya.
2.2.3.2 Indikator yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Indikator-indikator yang dapat membentuk minat beli konsumen
menurut Augusty Ferdinand (2006 : 242) yaitu :
a. Intensitas Pencarian Informasi
Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu
produk.
b. Keinginan Segera Membeli
Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang
diinginkannya.
c. Keinginan Preferensial
Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk
membeli dan mengabaikan pihak lain.
2.2.4 Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen
Pengaruh dari perilaku konsumen yang dibentuk oleh faktor-faktor
budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dalam mempengaruhi minat beli
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen dalam membeli suatu produk sehingga
pemasar harus memahami pengaruh dari kultur, sub-kultur dan kelas
sosial. Hal ini sesuai dengan teori antropologi dalam (Simmamora,2002:6)
dimana teori ini memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas termasuk
didalamnya kelompok yang lebih besar misalnya kebudayaan, sub-kultural
dan kelas sosial. Dimana kultur merupakan faktor penentu paling pokok
dari keinginan dan perilaku seseorang dan karena perilaku biasa dipelajari
dari lingkungan sekitarnya sehingga minat membeli sebuah produk juga
dipengaruhi oleh budaya yang ada disekitarnya. Tiap kultur mempunyai
subkultur yang lebih kecil berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang
sama karena setiap kelompok atau daerah mempunyai minat dan etnik
yang khas sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang selain itu
kelas sosial yang juga bagian kultur mempunyai pengaruh terhadap minat
karena suatu masyarakat yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang
sama dan tinggal pada suatu daerah akan berperilaku sama.
Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti kelompok, keluarga, peran dan status. Hal ini sesuai dengan teori
Sosiologi dalam (Simamora, 2002:6) yang menyatakan bahwa perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga dan
kelompok sosial dimana seseorang itu menjadi anggota. Pada dasarnya
yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya. Minat seseorang
dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil, bisa kelompok primer dimana
anggotanya berinteraksi secara tidak formal dan kelompok sekunder yang
berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler. Anggota keluarga dapat
memberikan pengaruh terhadap minat beli seseorang karena keluarga
walaupun sudah tidak berhubungan masih memiliki pengaruh terhadap
minat seseorang, selain itu peran dan status seseorang membawa status
yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
Minat membeli seseorang juga dipengaruhi oeh perilaku konsumen
yang dicerminkan dari psikologi konsumen, pribadi konsumen dan sosial
konsumen. Menurut teori Self – Perception Theory yang menyatakan
bahwa perilaku seseorang dalam memutuskan sesuatu dipengaruhi oleh
sumber yang berasal dari diri sendiri dan sumber eksternal atau alasan
yang berasal dari luar diri. Maksudnya bahwa minat beli seseorang
dipengaruhi oleh kebutuhan dan selera seseorang yang berubah sesuai usia
dan tahap daur hidup dari keluarga selain itu pekerjaan seseorang juga
mempengaruhi minat apa yang akan dibeli seseorang, dengan keadaan
ekonomi yang mapan mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli
suatu produk, hal ini memperlihatkan kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan dan tingkat bunga, selain itu gaya hidup seseorang juga
menunjukkan pola hidup yang bersangkutan yang mencerminkan dalam
Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik
yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan diakui, harga diri dan
kebutuhan untuk diterima lingkungan. Abraham Maslow dalam teori
motivasi yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun secara
berjenjang. Mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang
paling sedikit memberikan dorongan. Seseorang yang termotivasi untuk
bertindak melakukan sesuatu diawali dengan minat yang dipengaruhi oleh
persepsi terhadap sesuatu, selain itu proses belajar menjelaskan perubahan
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman yang merupakan hasil
proses belajar. Hasil dari proses belajar tersebut adalah kepercayaan dan
sikap terhadap minat membeli suatu produk.
2.2.4.1 Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Minat Beli Konsumen
Menurut Stanton yang dikutip oleh Swastha (1987) Kebudayaan adalah
simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan manusia, diturunkan dari
generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur minat beli manusia dalam
masyarakat yang ada. Sehingga minat beli manusia juga ditentukan oleh
kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam
permintaan akan bermacam-macambarang dan jasa. Jadi, minat beli sangat
2.2.4.2 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Minat Beli Konsumen
Swasta dan Handoko (1997 : 37) manusia sebagai sosial animal yang
menyesuaikan diri dengan bentuk dan norma umum dari lingkungan kulturnya,
lingkungan hidupnya. Keinginan dan minat seseorang dibentuk oleh kelompok
masyarakat dalam mana ia menjadi anggota, dan kelompok-kelompok masyarakat
dalam mana ia ingin menjadi anggota.
2.2.4.3 Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Minat Beli Konsumen
Menurut Mangkunegara (1998 : 49) didefinisikan sebagai suatu bentuk
dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya.
Pribadi konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal (motif, IQ, emosi, cara
berfikir, persepsi) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, keluaraga, masyarakat,
sekolah, lingkungan alam). Pribadi sangat mempengaruhi persepsi dan minat beli
seseorang.
2.2.4.2 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Minat Beli Konsumen
Minat membeli individual sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis
diantaranya motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap.
Faktor-faktor tersebut adalah hal yang digunakan oleh konsumen dalam berinteraksi.
Faktor tersebut juga merupakan alat bagi konsumen untuk mengenali perasaan
mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi. Menurut Stanton (1984 :
155), kekuatan-kekuatan psikologis yang mempengaruhi seseorang pada waktu
Faktor Peran & Status
(X2.3)
Pekerjaan (X3.2) Keadaan Ekonomi
(X3.3) Gaya Hidup
(X3.4) Usia & Tahap Daur Hidup
(X3.1)
Kepribadian dan Konsep diri (X3.5) Kepercayaan & Sikap
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan
landasan teori maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga faktor kebudayaan memiliki pengaruh positif terhadap minat
beli hand and body lotion Citra
2. Diduga faktor sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
hand and body lotion Citra
3. Diduga faktor pribadi memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
hand and body lotion Citra
4. Diduga faktor psikologis memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan (Engel,1995).
Variabel ini mempunyai empat indikator :
a. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayyan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti
kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
seperti usia dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
d. Faktor Psikologis
Psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis
tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk
diterima oleh lingkungannya.
2. Minat Beli Ulang merupakan suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi
rencana pembeli untuk membeli kembali beberapa unit dalam jumlah tertentu
dari beberapa merek yang tersedia (Schiffman & Kanuk, 2000 : 206). Variabel
ini mempunyai tiga indikator :
a. Intensitas Pencarian Infprmasi
Yaitu seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu produk.
b. Keinginan Segera Membeli
Yaitu seseorang yang berkeinginan segera membeli suatu produk yang
diinginkannya.
c. Keinginan Preferensial
Yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan seseorang untuk membeli
dan mengabaikan pilihan lain.
variabel yang akan diukur dijabarkan indikator variabel, kemudian indicator
tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Positive sampai sangat negative
(Sugiyono 2003:107).
Untuk keperluan analisis kualitatif, dalam penelitian ini maka
jawaban dapat diberi skor, misalnya :
• Nilai 1 = Sangat tidak setuju (STS)
• Nilai 2 = Tidak setuju (TS)
• Nilai 3 = Cukup (C)
• Nilai 4 = Setuju (S)
• Nilai 5 = Sangat setuju (SS)
3.2 Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen yang akan menggunakan
dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan.
b. Sampel
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah konsumen hand and
body lotion citra di Surabaya Selatan yang menggunakan hand and body lotion
Citra dan telah berusia 17 tahun keatas. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampel dengan Purposive sampling yaitu sampel yang dipilih
berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 x 6 = 108 data responden.
3.2.1 Jenis Data
Primer
Data yang diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner yang
disebarkan ke pengunjung berisikan pendapat mereka mengenai
Hand and body lotion Citra.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden
melalui instrument kuesioner.
3.2.3 Pengumpulan Data
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung dan mendapatkan bukti – bukti
yang berkaitan dengan obyek penelitian.
b. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan
daftar kuesioner kepada responden untuk dijawab berdasarkan
pendapat responden terhadap hand and body lotion Citra.
3.3 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.3.1 Uji Reliabilitas dan Validitas
Validitas mengandung pengertian bahwa hasil pengukuran sudah valid
pengukuran.Analisis kehandalan bertujuan untuk mengukur konsistensi dari setiap
item pertanyaan dalam penelitian dengan meggunakan teknik Alpha Cronbach,
seperti yang dikatakan oleh Alpha Cronbach dalam Azwar (1997:9) bahwa
besarnya koefisien reliabilitas berkisar dari 0,0 sampai dengan 1,0 akan tetapi
kenyataannya koefisien sebesar 1,0 dan sekecil 0,0 tidak pernah dijumpai.
Instrumen pengukuran dikatak reliabel apabila memberikan nilaai Alpha
Cronbach >0,6.
Uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat
loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable.
Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance-extracted.
Construct reliability dan variance-extracted dihitung dalam rumus berikut :
Construct Reliability =
3.3.2 Uji Univariant dan Multivariant
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim baik
secara univaret maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi
karakteristik untuk yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari
observasi – observasi lainnya (Ferdinand, 2002 : 52).
ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi
nilai data penelitian ke dalan standard score atau yang bias disebut dengan
z-score, yang mempunyai rata – rata nol dengan standard deviasi sebesar 1,00
(Hair.et.al.,1995). Bila nilai – nilai itu dinyatakan dengan dalam format yang
standard (z-score), maka pertandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat
dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah
nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair
dkk, 1995 dalam Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi –
observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.
3.3.2.2Uji Outlier Multivariat
Evaluasi terhadap outlier multivariat perlu dilakukan sebab walaupun data
yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi
observasi itu dapat menjadi outlier bila sudahsaling dikombinasikan. Jarak
Mahalanalobis (The Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung
dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata – rata semua variabel dalam
sebuah variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat
dilakukan dengan menggunakan criteria jarak Mahalanolobis pada tingkat p <
0,001. Jarak Mahalanolobis itu dapat dievaluasikan dengan menggunakan nilai X²
pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian.
Dan apabila jarak Mahalanolobis lebih besar dari nilai X² tabel adalah Outlier
Sebaran data harus dianalisis. Untuk mengetahui apakah asuransi
normalitas di penuhi, sehingga data dapat diolah lanjut pada path diagram. Untuk
menguji normalitas dan distribusi data yang digunakan dalam analisis, peneliti
dapat menggunakan uji – uji statistic. Nilai statistic untuk menguji normalitas itu
disebut sebagai z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :
Nilai - z =
N 6 Skewness
dimana N adalah ukuran sampel
Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical rasio (Ferdinand, 2000 :
95), maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis
dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan yang dikehendaki. Misalnya bila
nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi
mengenai normalitas dan distribusi pada tingkat 0,01.
3.3.3 Analisis Path Dengan Menggunakan Permodelan SEM (Structural Equation
Modeling)
Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari
measurement model dan structural model. Measurement model atau model
pengukuran model ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau
faktor berdasarkan indikator – indikator empirisnya. Srtuctural model adalah
mengenai sruktural hubungan yang membentuk atau menjelaskan kualitas antar
yang perlu dilakukan adalah :
a. Pengembangan model berbasis teori
Langkah pertama dalam pengembangan SEM adalah pencarian atau
pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat,
setelah itu model tersebut di validasi secara empiric melalui program SEM.
b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas
Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama
digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan
memudahkan peneliti melihat hubungan – hubungan kausalitas ingin diujinya.
c. Konversi diagram alur
Setelah teori atau model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah
diagram alur, spesifikasi model dikonversikan dalam rangkaian persamaan.
d. Memilih model input dan estimasi model
Perbedaan SEM dengan teknik multivariate lainnya adalah dalam input data
yang akan digunakan dalam permodelan estimasinya. SEM hanya akan
menggunakan matriks Varian’s/ kovarians atau matrik korelasi sebagai data
input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan.
e. Menilai problem identifikasi
Problem identifikasi pada prinsipnya adalah mengenai
ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan
estimasi yang baik.
2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya
disajikan.
3. Muncul angka – angka yang aneh seperti adanya Varian’s error yang
negative.
4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat
(misalnya lebih dari 0,9).
5.
f. Evaluasi model
Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap
berbagai kriteria goodnes of fit. Kriteria – kriteria tersebut adalah :
1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan
dengan perbandingan 5 observasi untuk estimated parameter.
2. Normalitas dan linearitas.
3. Outliers.
4. Multicolinierity dan singularity
Pengujian model dengan two step approach digunakan untuk
mengatasi sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir
instrument yang digunakan (Harline dan Ferrel,1995) dan keakuratan
reliabilitas indikator – indikator terbaik dapat dicapai dengan two step
approach ini, yang bertujuan untuk menghindari interaksi antar model
terhadap measurement model dan estimasi terhadap sructural model
(Anderson dan gerbing,1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM
dengan two step approach adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skalu butir – butir setiap konstruk menjadi sebuah
indikator summed scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang
berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi (z-scores) dengan mean =
0, deviasi standar = 1, yang tuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh
– pengaruh skala yang berbeda – beda tersebut (Hair t.al.,1998).
b. Menetapkan error (Є) dan lambda (λ) terms, error terms dapat dihitung
dengan rumus 0,1 kali σ² dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ
(Anderson dan Gerbing,1998). Perhitungan construct reliability (α) dapat
dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS (Statistical
Package For Social science). Setelah error (Є) dan lambda (λ) terms
diketahui, skor – skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada
analisis model pengukuran SEM.
3.3.4 Evaluasi Multicolinearity dan Singularity
Untuk melihat apakah dapat penelitian terdapat mulitikolinearitas atas
singularity dalam kombinasi – kombinasi variabel, maka yang perlu diamati
adalah data determinasi dari matriks kovarians sampelnya. Determinasi yang kecil
atau mendekati nol akan mengindikasi adanya multikolinearitas atai singularity,
Umumnya dalam analisis SEM berbagai jenis fit index yang digunakan
untuk mengatur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan
datayang disajikan. Berikut ini adalah indeks kesesuaian dan out-off valuenya
untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.
a. X² Chi-Square Statistic
Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah like hood
ratio chi-square statistic. Model diuji akan dipandang baik atau memuaskan
apabila ada nilai chi-squareny rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik
model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off valuenya
sebesar p>0.05 atau p >0,10.
b. RMSEA (The Root Mean Square Error Of Approximation)
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi
chi-square statistic dalam sampel yang benar. Nilai RMSEA menunjukkan
goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi.
Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks
untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model
ini berdasarkan degress of freedom.
c. GFI – Goodness of Fit Index
GFI adalah analog dari R² dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan
menghitung proporsi tertimbang dari Varian’s dalam matriks kovarians
sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang diestimasikan. GFI adalah
menunjukkan sebuah “better fit”.
d. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index
AGFI = GF/DF. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila
AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun
AGFI adalah kriteria yang memperhitungksn proporsi tertimbang dari varian’s
dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat di
interprestasikan sebagai tingkatan yang baik-good overall model fit (baik)
sedangkan besaran antara nilai 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan cukup
adverquate fit (Hulland et.al.,1996).
e. CMIN/DF
The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan degree of
freedom nya akan menghasilkan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN/DF tidak lain adalah statitik
chi-square. X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah
indikasi dari accetable fit antara model dan data.
f. TLI – Tucker Lewis Index
Sebuah alternatif internal fit index yang membandingkan sebuah model yang
diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai
acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0,95 dan nilai
yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
mendekati 1 , mengindikasikan tingkat yang paling tinggi (a very good fit).
Nilai yang direkomendasikan adalah CFI >0,95.
BAB IV
4.1.1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia Tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van Nederlandsch-Indie dengan No. 14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desembar 1933 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934.
Nama Perseroan di ubah menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H. No. 171 tanggal 22 Juli 1980. Selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta Tn. Mudofir Hadi, S.H. No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 Th. 98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam tambahan No. 39 Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998. Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15 % sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933, dan Perseroan berlokasi di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Cikarang dan Surabaya
4.1.2. Citra Hand and Body Lotion
Citra adalah merek lokal di Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi
merek perawatan kulit lengkap yang memberikan kecantikan alami secara
keseluruhan. Citra diketahui sebagai merek kecantikan dengan bahan-bahan alami
dari warisan kuat budaya Indonesia, dan telah beredar di Indonesia selama lebih dari
20 tahun. Citra dikenal pertama kali sebagai merek Hand & Body Lotion tetapi
beberapa tahun belakangan ini telah memperluas merek ke segmen lain seperti Sabun
Cair, Body Scrub, Pembersih Wajah dan Pelembab Wajah. Konsumen sasaran Citra
adalah wanita berusia 15 hingga 35 tahun yang ingin menjadi modern tanpa
melupakan norma-norma sosial Indonesia. Mereka juga percaya pada kandungan
pertama, Citra menginginkan Merek Perawatan Kulit Lengkap yang tercermin dari
jajaran produk perawatan kulit Citra yang sudah ada. Untuk Perawatan Tubuh, Citra
memiliki Citra Hand & Body Lotion, Citra Liquid Soap dan Citra Body Scrub.
Sementara itu, untuk Perawatan Wajah, Citra memiliki Citra Hazeline Moisturizer
dan Citra Face Cleanser. Citra akan terus menciptakan inovasi strategis yang
berkaitan dengan konsumennya.
Misi kedua, Citra ingin membantu wanita Indonesia menyeimbangkan
pikiran dan tubuh mereka. Citra sadar bahwa wanita Indonesia memiliki peran ganda
dalam menjalani hidup dan ada permintaan tinggi dari masyarakat untuk wanita ini
untuk menjalankan peran mereka. Dengan memiliki keseimbangan pikiran dan
tubuh, wanita dapat memainkan peran dengan lebih baik dan hal ini akan membawa
ke hubungan harmonis dengan masyarakat. Berdasarkan semua alasan ini, Citra
meluncurkan varian wewangian aromaterapi, karena manfaat aromaterapi sudah
dikenal luas untuk membantu mengendurkan ketegangan panca indra dan
menenangkan pikiran dan tubuh.
Untuk mendukung kedua misi tersebut di atas, Citra meluncurkan aktivasi
Rumah Cantik Citra (RCC). RCC adalah rumah spa untuk merasakan seluruh produk
Citra dalam merawat dan mempercantik tubuh dan jiwa.(
www.unilever.co.id/id/produkkami/personalcare/citra.asp)
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
menggunakan dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya
Selatan yang setelah disebarkan kuesioner maka jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 108 orang.
1. Deskripsi Karakteristik Resonden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden
diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1.
KarakteristikResponden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Pria 10 9,3
2 Wanita 98 90,7
Total 108 100
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin Pria yakni sebanyak
10 orang atau sebesar 9,3%, sedangkan yang mempunyai jenis kelamin
wanita dengan jumlah sebanyak 98 orang atau sebesar 90,7%
2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden
Tabel 4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Prosentase (%)
1 17 –20 tahun 25 23,2
2 21 – 30 tahun 40 37
3 31 – 40 tahun 35 32,4
4 > 40 Tahun 8 7,4
Total 108 100 Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang yang akan menggunakan
dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yaitu
yang berusia 17 sampai 20 tahun berjumlah 25 orang atau sebesar 23,2%,
yang berusia 21-30 tahun berjumlah 40 orang atau 37% dan yang berusia 31
sampai 40 tahun sebanyak 35 orang atau sebesar 32,4% dan yang berusia
lebih dari 40 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 7,4%.
3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 orang responden
diperoleh gambaran responden berdasarkan pekarjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1 Pegawai Negeri 23 21,2
2 Pegawai Swasta 40 37,2
3 Mahasiswa 35 32,4
4 Dan lain-lain 10 9,2
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang yang akan menggunakan
dan telah menggunakan hand and body lotion Citra di Surabaya Selatan yaitu
yang mempunyai pekerjaan pegawai swasta berjumlah 40 orang atau sebesar
37,2%, kemudian yang mempunyai pekerjaan mahasiswa berjumlah 35 orang
atau 32,4% dan yang memunyai pekerjaan pegawai swasta sebanyak 23 orang
atau sebesar 21,2% dan yang pekerjaan lain-lain sebanyak 10 orang atau
sebesar 9,2%.
4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 4.4.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Kebudayaan(X1)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5
1
menurut responden menggunakan hand and
body lotion merupakan kebiasaan masyarakat
0 7 37 47 17 108
2
Menurut responden suatu kebiasaan kelompok atau kumpulan dapat mnimbulkan pengaruh minat beli pada produk hand and body kotion Citra
3 menimbulkan pengaruh minat
beli hand and body lotion
Citra
0 3 50 43 12 108
Total 0 16 12
7 14
1 40
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan oleh
reseponden dapat dikatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan mengenai faktor
kebudayaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan
jawaban setuju bahwa menggunakan hand and body lotion merupakan kebiasaan
masyarakat, kebiasaan kelompok atau kumpulan dapat menimbulkan pengaruh minat
beli pada produk hand and body lotion Citra dan tingkat sosial masyrakat dapat
menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and bodi lotion Citra.
4.2.3. Deskripsi Variabel Fkator Sosial (X2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 4.5.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Sosial (X2)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand and body lotion Citra
3 8 33 48 16 108
2
Menurut responden keluarga dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand body lotion Citra
0 7 40 50 11 108
3
Menurut responden status di
masyarakat dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli hand and body lotion Citra
0 11 44 43 10 108
Total 3 26 11
7 14
1 37
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan
reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa
kelompok disekitar responden dapat menimbulkan pengaruh dalam minat beli hand
and body lotion Citra, keluarga dapat menimbulkan pengaruh terhadap minat beli
hand body lotion Citra dan status di masyarakat dapat menimbulkan pengaruh
terhadap minat beli hand and body lotion Citra.
4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 4.6.
1
Menurut responden usia dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra
0 5 34 64 5 108
2
Menurut responden pekerjaan dapat mempengaruhi minat
beli hand and body lotion
Citra
0 8 37 49 14 108
3
Menurut responden keadaan
ekonomi dapat mempengaruhi minat beli
hand and body lotion Citra
0 4 43 49 12 108
4
Menurut responden membeli hand and body lotion merupakan gaya hidup modern
0 5 41 54 8 108
5
Menurut respoden membeli hand body lotion Citra sudah sesuai dengan kepribadian responden
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang
diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban
bahwa usia dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, pekerjaan
dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, keadaan ekonomi
dapat mempengaruhi minat beli hand and body lotion Citra, membeli hand and
body lotion merupakan gaya hidup modern dan membeli hand body lotion Citra
sudah sesuai dengan kepribadian responden.
responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 4.7.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Faktor Psikologi (X4)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5
1
Respoden membeli hand and body lotion Citra karena sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan
0 7 43 46 6 108
2
Hand and body lotion Ctra karena sudah sesuai dengan kebutuhan yang responden inginkan
0 8 50 45 5 108
3
Menurut responden hand and body lotion Citra memberi pengaruh, dorongan, respond dan pembenaran pada diri responden
0 8 55 44 1 108
4
Pengalaman responden menggunkan hand and body lotion Citra membuat responden percaya untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang
diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban
bahwa respoden membeli hand and body lotion Citra karena sesuai dengan
kebutuhan responden, hand and body lotion Ctra karena sudah sesuai dengan
kebutuhan yang responden inginkan, menurut responden hand and body lotion
responden percaya untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut.
4.2.6. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para
responden yang berjumlah 108 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Tabel 4.8.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y)
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5
1
Merek hand body lotion Citra saat ini memang sudah sesuia dengan apa yang responden inginkan
0 10 47 42 9 108
2
Menurut responden harga hand and body lotion Citra
membuat responden melakukan pembelian ulang
0 11 42 45 10 108
3
Menurut responden kualitas hand and body lotion Citra membuat responden yakin untuk menggunakan hand and body lotion ini
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang
diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban
bahwa merek hand body lotion Citra saat ini memang sudah sesuia dengan apa
yang responden inginkan, menurut responden harga hand and body lotion Citra
and body lotion ini.
4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang
digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk
menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis
maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat
ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58.
Hasil pengujian Normalitas pada penelitian ini akan ditampilkan pada tabel
berikut :
Tabel 4.9.
Hasil Pengujian Normalitas