196 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, gambaran kepuasan pernikahan adalah sebagai berikut:
1. Kedua partisipan dan suami sudah saling terbuka dalam berbagai hal. Selain komunikasi verbal, partisipan juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengungkapkan rasa sayang pada pasangan.
2. Saat tidak bersama pasangan, waktu luang partisipan digunakan untuk mengasuh anak dan berkumpul bersama saudara. Selain memenuhi kebutuhan suami ketika berada di rumah, partisipan terkadang mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama suami. 3. Ibadah partisipan mengalami peningkatan setelah resmi menikah.
Suami menjadi pihak yang sering mengingatkan partisipan agar beribadah tepat waktu.
4. Selain meminta masukan dari orang yang dianggap lebih berpengalaman, diskusi menjadi salah satu cara bagi partisipan dan pasangan dalam menyelesaikan masalah rumah tangga. Terkadang suami menggunakan humor untuk meredakan amarah partisipan.
197
bisa ditabung, membantu bekerja serta berhutang pada teman atau keluarga.
6. Intimasi seksual dirasakan partisipan sudah memuaskan meski setelah kelahiran anak pertama, partisipan dan suami mulai jarang melakukan hubungan seksual.
7. Pasang surut hubungan dengan keluarga pasangan pernah dialami oleh partisipan. Seiring berjalannya waktu, hubungan partisipan dengan keluarga pasangan sudah kembali harmonis. Ini tampak dari kenyamanan partisipan untuk menceritakan masalahnya pada keluarga pasangan.
8. Setelah menikah, hubungan kedua partisipan dengan teman masih berjalan baik. Partisipan masih dapat bertemu dan berkumpul dengan teman wanita meski sudah tidak sesering sebelum menikah. Hubungan partisipan dengan teman lawan jenis tetap berjalan baik meski jarang pergi bersama.
9. Pengasuhan anak sebagian besar menjadi tanggung jawab kedua partisipan. Pada saat tertentu seperti ketika berada di rumah atau tidak bekerja, suami pun bersedia membantu istri mengasuh anak. 10.Partisipan dan pasangan sepakat menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang belum direncanakan. Penggunaan alat kontrasepsi mulai dilakukan setelah kelahiran anak pertama.
198
12.Kesetaraan peran dalam rumah tangga coba diterapkan dalam rumah tangga partisipan. Tidak hanya mengasuh anak, terkadang suami bersedia mengerjakan tugas rumah tangga.
13.Selama menikah, konflik pernah terjadi antara partisipan dengan mertua dan terkadang membawa pengaruh dalam hubungan menantu-mertua.
B. SARAN
1. Bagi wanita menikah muda
a. Belajar mengendalikan emosi karena usia muda identik dengan emosi yang belum stabil. Pengendalian emosi dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan masalah dengan pasangan secara baik-baik, bukan menghindar dengan pulang ke rumah orang tua atau mendiamkan pasangan.
b. Menumbuhkan sikap saling percaya dengan pasangan. Sikap saling percaya mampu menghindarkan rasa curiga yang berlebihan terhadap pasangan.
2. Bagi para orangtua
199
b. Selalu mengusahakan agar putra putri mereka tidak putus sekolah. Diharapkan setelah menyelesaikan pendidikan formal, anak dapat bekerja dan menunda keinginan segera menikah.
c. Memberikan dukungan moril kepada anak remaja mereka yang sudah menikah. Dukungan dapat berupa nasihat kepada anak mengenai kehidupan pernikahan. Orang tua dapat berperan sebagai teman bercerita bagi putra putri mereka mengenai kehidupan berumah tangga.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Penulis merekomendasikan partisipan penelitian selanjutnya adalah pasangan suami istri yang menikah di usia remaja. b. Pada penelitian berikutnya, dapat meneliti kepuasan