• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Persepsi Remaja tentang Penggunaan Alat Ortodontik Cekat dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi (Penelitian pada Pelajar SMAK "X" Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Persepsi Remaja tentang Penggunaan Alat Ortodontik Cekat dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi (Penelitian pada Pelajar SMAK "X" Bandung)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Persepsi adalah suatu proses menerima dan menginterpretasikan data.Persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dapat dilihat dari aspek estetik dan aspek fungsional. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik. Penampilan fisik terutama dapat dilihat dari penampilan wajah, tidak terlepas dari penampilan gigi dan mulut. Sebagian besar minat perawatan maloklusi pada kalangan remaja didorong oleh kepedulian pribadi mengenai penampilan yaitu dari aspek estetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi pelajar SMAK “X” Bandung.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 41 orang.

Tabulasi silang antara persepsi dan minat memperlihatkan minat responden paling banyak dalam kategori minat sedang baik persepsi dari aspek estetik maupun aspek fungsional. Analisis data dari penelitian menggunakan chi-square test dengan α = 0,05. Hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi tidak signifikan dengan p = 0,456.

Simpulan dari penelitian tidak ada hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi pada pelajar SMAK “X” Bandung.

(2)

v ABSTRACT

Perception is a process of receiving and interpretating data. Perceptions about the use of fixed orthodontic appliance can be seen from aesthetic and functional aspects. For late adolescence, one of the most important thing is the physical appearance. Appearance can be seen mostly from the face, which is related to the teeth and mouth. Most of the interest towards malocclusion treatment in late adolescence is driven by a personal concern about the aesthetic aspect. The purpose of this study is to determine the relationship between the perception of the use of fixed orthodontic appliance towards the interest in the treatment of malocclusion in SMAK "X" students in Bandung.

This research was an analytic cross-sectional study design and the sampling technique used a purposive sampling. The amount of sample which met the inclusion and exclusion criteria was 41 students.

Cross-tabulation between perception and interests showed that the most interests of the respondent was seen in the moderate category in perception of both functional and aesthetic aspects. The data was analyzed using chi-square test with α = 0,05. The relationship between the perception of the use of fixed orthodontic appliance towards the interest in the treatment of malocclusion did not show a significant result with p = 0,456.

The conclusion of the study is that there is no correlation between the perception of the use of fixed orthodontic appliance towards the interest in the treatment of malocclusion in SMAK "X" students in Bandung.

(3)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Pemikiran ... 4

1.6. Hipotesis ... 6

1.7. Metode Penelitian... 7

(4)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Persepsi ... 8

2.1.1. Definisi Persepsi... 8

2.1.2. Ciri-ciri Persepsi... 8

2.1.3. Komponen Persepsi ... 9

2.2. Ortodontik ... 9

2.2.1. Definisi Ortodontik ... 9

2.2.2. Tujuan Perawatan Ortodontik ... 10

2.3. Alat Ortodontik ... 10

2.3.1. Alat Ortodontik Lepasan ... 11

2.3.2. Alat Ortodontik Cekat ... 12

2.3.2.1. Kelebihan Alat Ortodontik Cekat ... 13

2.3.2.1. Kekurangan Alat Ortodontik Cekat ... 13

2.3.2.3. Indikasi Penggunaan Alat Ortodontik Cekat ... 14

2.3.2.4. Kontraindikasi Penggunaan Ortodontik Cekat ... 14

2.4. Minat ... 15

2.4.1. Definisi Minat ... 15

2.4.2. Faktor yang Mendasari Minat ... 16

2.5. Maloklusi ... 16

2.5.1. Definisi Maloklusi ... 16

2.5.2. Etiologi Maloklusi ... 17

(5)

xi

Terhadap Perawatan ... 22

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2. Subjek Penelitian ... 25

3.2.1. Populasi Penelitian ... 25

3.2.2. Besar Sampel Penelitian ... 25

3.2.3. Metode Pengambilan Sampel ... 25

3.2.4. Kriteria Sampel ... 26

3.3. Variabel Penelitian ... 26

3.4. Definisi Operasional... 26

3.5. Instrumen Penelitian... 27

3.5.1. Variabel Persepsi ... 27

3.5.2. Distribusi Kisi-kisi Kuisioner Persepsi... 28

3.5.2.1. Distribusi Kisi-kisi Kuisioner Persepsi Aspek Estetik ... 28

3.5.2.2. Distribusi Kisi-kisi Kuisioner Persepsi Aspek Fungsional ... 29

3.5.3. Variabel Minat ... 30

3.5.4. Distribusi Kisi-kisi Kuisioner Minat ... 30

3.6. Prosedur Kerja ... 31

3.6.1. Prosedur Pengumpulan Data ... 31

3.7. Alur Penelitian ... 37

(6)

xii

3.9. Aspek Etik Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39

4.1. Hasil Penelitian ... 39

4.1.1. Analisis Univariat ... 39

4.1.1.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 39

4.1.1.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 40 4.1.1.3. Distribusi Frekuensi Persepsi Tentang Penggunaan Alat Ortodontik Cekat ... 41

4.1.1.4. Distribusi Frekuensi Minat Terhadap Perawatan Maloklusi ... 41

4.1.1.5. Distribusi Frekuensi Persepsi tentang Penggunaan Alat Ortodontik Cekat dan Minat Terhadap Perawatan Maloklusi ... 42

4.1.1.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi ... 44

4.1.1.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan Keadaan Gigi dan Mulut dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi ... 45

4.1.2. Analisis Bivariat ... 46

4.2. Pembahasan Penelitian ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51

(7)

xiii

5.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 56

(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Kisi-Kisi Kuisioner Persepsi Aspek Estetik ... 28

Tabel 3.2 Distribusi Kisi-Kisi Kuisioner Persepsi Aspek Fungsional ... 29

Tabel 3.3 Distribusi Kisi-Kisi Kuisioner Minat ... 30

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Persepsi (Aspek Fungsional)... 32

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Persepsi (Aspek Estetik) ... 33

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Minat ... 33

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Minat Persepsi (Aspek Estetik dan Aspek Fungsional) dan Minat ... 35

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 39

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi tentang Penggunaan Alat Ortodontik Cekat ... 41

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Minat Terhadap Perawatan Maloklusi ... 41

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi tentang Penggunaan Alat Ortodontik Cekat dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi ... 42

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi ... 44

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan Keadaan Gigi dan Mulut dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi ... 45

(9)

xv

DAFTAR GAMBAR

(10)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Persepsi tentang Penggunaan Alat

Ortodontik Cekat dan Minat terhadap Perawatan Maloklusi ... 43 Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

(11)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Etik ... 56

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Dilakukan Penelitian... 57

Lampiran 3 Lembar Alat Ukur Variabel ... 58

Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ... 63

Lampiran 5 Lembar Hasil Penelitian ... 69

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik. Penampilan fisik terutama dapat dilihat dari penampilan wajah, tidak terlepas dari penampilan gigi dan mulut.1 Remaja sangat menyadari bahwa kesan pertama mempunyai peran yang penting untuk membentuk citra diri. Remaja juga menyadari benar bahwa kesan pertama sangat dipengaruhi oleh penampilan.2 Pada masa pubertas yang merupakan penanda perubahan fisik pada remaja, remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka.3,4 Menurut Witherington, remaja usia 15-18 tahun paling banyak berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang merupakan saat eksplorasi diri dan minat sangat tinggi pada remaja.3,5

(13)

2

Pada masa sekolah, persepsi guru mengenai penampilan gigi dan mulut seorang individu dapat memengaruhi ekspektasi dan penilaian terhadap dirinya. Individu merasa lebih menarik, bukan hanya lebih diterima secara sosial, namun mereka juga lebih dipercaya untuk menjadi lebih rajin dan memiliki tingkat sosialisasi yang lebih baik.6 Individu yang dinilai menarik cenderung mendapatkan kehidupan yang lebih sukses dan juga mempunyai kepercayaan diri yang lebih baik daripada individu yang kurang menarik.8 Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 1980 oleh Shaw et al., disimpulkan bahwa individu cenderung menghina penampilan gigi yang buruk daripada penampilan yang lain, seperti pakaian, berat badan, telinga, dan lain-lain.9 Individu dengan susunan gigi yang ideal dinilai memiliki wajah yang menarik, lebih diinginkan untuk dijadikan teman, dan lebih rajin sedangkan individu yang mempunyai susunan gigi yang kurang baik dipercayai dapat membuat persepsi negatif bagi dirinya.6,8 Individu yang memilliki susunan gigi yang kurang baik memerlukan penggunaan alat ortodontik cekat sebagai perawatan terhadap maloklusi.10

(14)

3

Sebagian besar minat dilakukan perawatan maloklusi pada kalangan remaja didorong oleh kepedulian pribadi mengenai penampilan yaitu dari aspek estetik.12 Minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.13 Menurut Baldwin pada tahun 1980, sebanyak 80% individu yang menerima perawatan ortodontik ternyata mengabaikan pertimbangan dari aspek fungsional, namun perawatan ortodontik mempunyai tujuan lainnya seperti meningkatkan kesehatan dari aspek fungsional,14,15 maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi pelajar SMAK “X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi pelajar SMAK “X” Bandung.

1.3. Tujuan Penelitian

(15)

4

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun ilmiah:

1.4.1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi pada klinisi mengenai persepsi remaja terhadap penggunaan alat ortodontik cekat, apakah lebih ke arah estetik atau fungsional sehingga dapat dijadikan pedoman dalam menangani minat remaja maloklusi terhadap penggunaan alat ortodontik cekat.

1.4.2. Manfaat Ilmiah

Diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan terutama dalam bidang ortodontik dan menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

1.5. Kerangka Pemikiran

(16)

5

Maloklusi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidakteraturan gigi atau lengkung gigi yang tidak ideal atau kelainan yang dapat dihubungkan dengan fungsi estetik atau fungsional yang tidak memuaskan dan dapat disebabkan karena dua faktor utama yaitu faktor genetik ataupun faktor lingkungan.1,17 Maloklusi juga diklasifikasikan sebagai gangguan atau kelainan pada tumbuh kembang maksila dan mandibula selama masa anak dan remaja, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsional dan estetik.12 Untuk memperbaiki maloklusi dapat dilakukan perawatan maloklusi salah satunya penggunaan alat ortodontik cekat.10

(17)

6

dan dapat meningkatkan kepercayaan diri karena memiliki tampilan dental yang baik.1

Persepsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi minat,18 sehingga minat remaja terhadap perawatan maloklusi dipengaruhi oleh persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat. Remaja memiliki minat yang tinggi apabila remaja mempunyai perhatian yang kuat terhadap penggunaan alat ortodontik cekat dan disertai keinginan yang kuat untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut perawatan terhadap maloklusi. Remaja dengan minat sedang yaitu ketika remaja mempunyai cukup perhatian terhadap penggunaan alat ortodontik cekat dan disertai cukup keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut perawatan terhadap maloklusi. Minat yang rendah pada remaja yaitu ketika remaja kurang mempunyai perhatian terhadap penggunaan alat ortodontik cekat dan kurang memiliki keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut perawatan terhadap maloklusi.13

1.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hal-hal tersebut, didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat

(18)

7

H1 = Terdapat hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik

cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi pelajar SMAK “X” Bandung.

1.7. Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan cross-sectional sebagai rancangan penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

(19)

51 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Tidak terdapat hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi pada pelajar SMAK “X” Bandung.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dan minat terhadap perawatan maloklusi berdasarkan klasifikasi maloklusi menurut Angle.

(20)

52

DAFTAR PUSTAKA

1. Bishara SE. Textbook Of Orthodontics. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2001.

2. Hurlock EB. Adolescent Development. 5th ed. New York: Mcgraw-Hill Book Co; 1980.

3. Santrok JW. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga; 20

4. King L. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: McGraw Hill Education and Salemba Empat; 2010.

5. Sobur A. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia; 2013.

6. Ukra A, Bennani F, Farella M. Psychological Aspects of Orthodontics in Clinical Practice. Part two: General Psychological Wellbeing. Elsevier.

2012; 3: 69-77.

7. Khan M, Fida M. Assessment of Psychosocial Impact of Dental Aesthetics. Journal of The College of Physicians and Surgeons Pakistan. 2008; 18(9): 559-564.

8. Jeremiah HG, Bister D, Newton JT. Social Perceptions of Adults Wearing Orthodontic Appliances: a Cross-Sectional Study. European Journal of

(21)

53

9. Shaw WC, Meek SC, Jones DS. Nicknames, Teasing Harassment and The Salience of Dental Features Among School Children. British Journal of

Orthodontics; 1980: 7: 75-80.

10.Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2007.

11.Edwards DC. General Psychology. New York: The Macmillan Company; 1968.

12.Moura C, Cavalcanti AL, Gusmao ES, Soares RSC, Moura FTC, Santillo PMH. Negative Self-Perception of Smile Associated With Malocclusions Among Brazilian Adolescents. European Journal of Orthodontics. 2013;

35: 483-490.

13.Wicaksono HY. Kreativitas dalam Pembelajaran Musik. 2009; 28(1). 14.Livas C, Delli K. Subjective and Objective Perception of Orthodontic

Treatment Need: A Systematic Review. European Journal of Orthodontics.

2012; 1-7.

15.Fawzan AA. Reasons for seeking orthodontic treatment in Qassim region: a Pilot Study. International Dental Journal Of Students Research. 2013;

1(3): 58-62.

16.Oliveira PGSA, Tavares RR, Freitas JC. Assessment of motivation, expectations and satisfaction of adults patients submitted to orthodontic

treatment. Dental Press Journal of Orthodontics. 2013; 18(2).

(22)

54

18.Ardi M, Aryani L. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Organisasi Dengan Minat Berorganisasi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SUSKA. Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 153-163. 19.Marliany R. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia; 2014. 20.Sobur, Alex. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia; 2003.

21.Harry DR, Sandy J. Orthodontics. Part 1: Who Needs Orthodontics?. British Dental Journal. 2003; 195(8): 433-437.

22.Hassan R, Rahimah AK. Occlusion, malocclusion, and method of measurements-an overview. Archives of Orofacial Sciences. 2007; 2: 3-9.

23.Singh G. Textbook of Orthodontics 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brotthers Medical Publisher; 2007.

24.Boon E, Parr R, Samarawickrama D, Seymour K. Oxford Handbook of dental nursing. United Kingdom: Oxford University Press; 2012.

25.Gardiner JH, Leighton BC, Luffingham JK, Valiathan A. Orthodontic For Dental Student. Delhi: Oxford University Press; 1998.

26.Mitchell L. An Introduction to Orthodontics 2nd ed. Oxford University Press; 2001.

27.Crow & Crow, Alice. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur Cahaya; 1989.

(23)

55

29.Koleoso U, Utomi, Savage. Prevalence od malocclusion among 12 year-old school children in Lagos State. Journal of Community Medicine &

Primary Health Care. 2004; 16(2): 43-46.

30.Hassan R, Rahimah AK. Occlusion, malocclusion, and method of measurements-an overview. Archives of Orofacial Sciences. 2007; 2: 3-9.

31.Iyer BS. Orthodontics: The Art and Science. Edisi 3. New Delhi: Arya (Medi) Publishing House. 2003.

32.Sulaeman D. Psikologi Remaja Dimensi-Dimensi Perkembangan. Bandung: Penerbit Mandar Maju; 1995.

33.Xubair, Graber, Vanarsdall, Vig. Orthodontic Current Principal and Technique. Elsevier.

34.Davies, Gray, Sandler, Brien. Occlusion: Orthodontics and Occlusion. British Dental Journal. 2001; 191: 539-549.

Referensi

Dokumen terkait